ii Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
PROSIDING
SEMINAR
NASIONAL
PG PAUD
UNTIRTA
2019
Penasihat: Dr. H. Aceng Hasani, M.Pd. Ketua: Atin Fatimah, M.Pd. Sekretaris:dr. Tricahyani E.Y., M.PH., Sp.EM. Bendara:
Laily Rosidah, M.Pd. Narasumber Seminar: Dr. Cepi Riyana, M.Pd.
(Universitas Pendidikan Indonesia) Dr. Hapidin, M.Pd.
(Universitas Negeri Jakarta) Tim Prosiding: Ratih Kusumawardani, M.Pd. Kristiana Maryani, M.Pd. Reviewer: Ila Rosmilawati, Ph.D Yuli Kurniawati, Ph.D Kesekretariatan: 1. Dr. Luluk Asmawati, M.Pd. 2. Rr. Dina Kusuma Wardani, M.Pd. Cover dan Tata Letak:
Desma Yuliadi Saputra, S.Pd.
JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
PERMAINAN
TRADISIONAL
VS
iii
Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
Kata
Pengantar
S
alah satu misi pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi anak bangsa sejak usia dini. Misi ini memberikan pandangan bahwa pendidikan harus mampu membentuk manusia seutuhnya sebagai manusia yang berkarakteristik personal dan mampu memahami dinamika psikososial dan lingkungan kulturalnya. Maka proses pendidikan harus mencakup (1) Penumbuhkembangan keimanan dan ketakwaan, (2) Pengembangan wawasan kebangsaan, kenegaraan, demokrasi, dan kepribadian, (3)Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, (4) Pengem-bangan penghayatan, apresiasi, dan ekspresi seni, serta (5) Pembentukan manusia yang sehat jasmani dan rohani.Tujuan paling utama program PAUD adalah untuk meningkatkan kapasitas anak dalam berkembang dan belajar. Kegiatan PAUD, baik dalam program pengajaran, penelitian, maupun pengabdian diarahkan untuk mendukung dan memberikan layanan pada praktisi, akademisi, maupun anak-anak agar dapat mengembangkan kapasitasnya dan menggunakan komunikasi massa untuk meningkatkan penge-tahuan dan kemampuan praktikal.
Berdasarkan hasil curah pendapat dalam seminar nasional PGPAUD yang diselenggarakan kedua kalinya oleh Jurusan PGPAUD di Serang pada bulan Agustus 2019 dengan bertajuk “Permainan Tradisional Vs Digital” disepakati bahwa stimulasi untuk peningkatan kapasitas anak dalam berkembang dan belajar dapat ditempuh melalui multi metode dengan tidak menanggalkan identitas budaya setempat sebagai bagian dari upaya filtrasi budaya. Demi tujuan dan komitmen tersebut, maka Jurusan S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa memandang perlu meng-adakan kegiatan seminar nasional di mana dalam momentum ini berkumpul semua pihak terkait pendidikan anak usia dini, mulai dari akademisi, praktisi (para penge-lola lembaga PAUD dan pendidik anak usia dini, baik guru, pengasuh, maupun orang tua) untuk mendapatkan hasil dari desiminasi penelitian guna menuju profesionalitas dalam pendidikan anak usia dini.
iv Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
Seminar ini telah diikuti oleh berbagai unsur yang semuanya memiliki komitmen yang sama yakni profesionalisme dalam penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini yang kelak akan tampil di masa yang akan datang sebagai generasi penerus pemimpin-pemimpin bangsa yang akan mengukir prestasi bagi Bangsa Indonesia.
Seminar nasional ini dapat berlangsung berkat dukungan dari berbagai pihak. Kami ucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan seluruh panitia yang telah mendukung acara ini. Terkhusus kepada seluruh penulis yang telah berkontribusi pada prosiding ini, kami ucapkan terima kasih. Semoga prosiding seminar nasional 2 PGPAUD 2019 dengan tajuk “Permainan Tradisional Vs Digital” ini dapat bermanfaat bagi penelitian dan pengembangan pendidikan anak usia dini di masa yang akan datang.
Ketua Jurusan PG PAUD FKIP Untirta
v
Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
63
73
21
31
41
51
PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSIDI PAUD BINA BANGSA ISLAMIC SCHOOL KOTA SERANG Aas Asmawati PENGARUH MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN TERHADAP KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN Amalia Sahara, Cucu Atikah, dan Reza Mauldy Raharja MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR Aninda Kusuma Wardhany MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK MELALUI KEGIATAN SENAM IRAMA Anisa Qurotul Aeni, Alis Triena Permanasari, dan Siti Khosiah PERAN GURU DALAM MENGOPTIMALKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA 4-5 TAHUN Anna Karina PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN BERMAIN SAINS
Annisa Nabila MENINGKATKAN KONSENTRASI ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN BERBAGAI MEDIA
Asry Pratiwi MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN OLAH TUBUH Dea Elma Pavitta MENGEMBANGKAN ALAT PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD MUTIARA HATI TAHUN AJARAN 2017/2018 Dwi Istati Rahayu, Nurhasanah, dan Baiq Nunike Resti Aulia
DAFTAR
ISI
1
9
vi Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL WEBBED PADA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK
Eem Khujaemah
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI MEDIA CLAY PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Elma Tresia
KREATIVITAS SENI RUPA ANAK DALAM KEGIATAN MOZAIK DI TK AL HUSNA BURING KOTA MALANG
Emmalia Marta Hapsari dan Wuri Astuti
MODEL BIMBINGAN MELALUI PERMAINAN SOSIODRAMA UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU PROSOSIAL ANAK Evi Afiati
EFEKTIVITAS PARENTING DALAM PENINGKATAN PROSES STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK DI PAUD/TK KOTA MATARAM TAHUN 2017
Fahruddin, Muazar Habibi, Nurhasanah, dan Ika Rahmayani PENGARUH GIZI SEIMBANG TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 4-5 TAHUN
Fida Fitria Ahadiyani
MENINGKATKAN KEMAMPUAN EMOSIONAL
ANAK USIA 4-5 TAHUN ME-LALUI BERMAIN KONTUKTIF Fitri Haryati
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK USIA 5-6 TAHUN Gita Kurniawati
PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK USIA DINI Kristiana Maryani
MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI UPACARA BENDERA
Kristina Uli
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS
MELALUI KEGIATAN ME-WARNAI DENGAN TEKNIK GRADASI Misshita Dwita
95
103
113
119
133
147
161
173
181
189
199
vii
Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B Nani Yulia PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI ANAK USIA 4-6 TAHUN Nia Prasetyaningsih MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Nina Rakhmawati, Luluk Asmawati, dan Laily Rosidah PENINGKATAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE BERCERITA Nopiana PENERAPAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI TAMAN PENITIPAN ANAK Noviyana Furyanti PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA KARTU GAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD SMART KECAMATAN SERANG, KOTA SERANG-BANTEN Nunu Astuti MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE PROYEK DI PAUD AL-HUDA KOTA SERANG Nurul Ashila Tri Utami PEMBELAJARAN ENTREPRENEURSHIP ANAK USIA DINI DI TK KHALIFAH 2 SERANG Nurul Fathia KREATIVITAS GURU DALAM MENCIPTAKAN PERMAINAN KREATIF UNTUK ANAK USIA DINI Nuryati MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK KELOMPOK B MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL Ridha Indah Fajarwati MENINGKATKAN KOSAKATA MELALUI MEDIA GAMBAR Rifkiyanti Azizah
219
229
239
251
263
275
283
293
305
315
207
viii Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
SMARTPHONE: ANAK ATAU ORANGTUA YANG SESUNGGUHNYA TIDAK DAPAT
TERLEPAS DARINYA? Rina Windiarti
PENGARUH METODE BERNYANYI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA 4 – 5 TAHUN
Riska Novianti
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN PENGOLAHAN BAHAN BEKAS
Siska Fahrunisa Aulia
PENGARUH PERMAINAN PUZZLE
TERHADAP KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA Siti Maprudoh
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA PERMULAAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK Siti Marifah
PENGARUH PENDEKATAN BCCT (BEYOND CENTRE AND CIRCLE TIME) TERHADAP KREATIVITAS GURU DI KECAMATAN CIBEBER
KOTA CILEGON BANTEN Siti Nur Asiyah
MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN FUN COOKING
Siti Nuraeni dan Tricahyani Endah Yuniarti
PENGUASAAN BAHASA LISAN ANAK USIA 4 TAHUN Siti Nurhayati
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK
Siti Nurlaeli
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL INDONESIA Siti Restu Utami Fatmawati
PENGARUH MODEL ACTIVE LEARNING TERHADAP PENGEMBANGAN ENTREPRENEURSHIP ANAK USIA DINI Siti Rokimah dan Fadlullah
345
355
363
377
385
393
401
409
417
325
335
ix
Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK DI SENTRA BALOK Sri Purwatih dan Fahmi MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN KLASIFIKASI Sri Wahyuningsih dan Isti Rusdiyani MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SAINS ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN BERMAIN KREATIF Sulastina dan Ratih Kusumawardani MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI BERMAIN LEGO PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK TUNAS MERAK PANDEGLANG Upiah dan Atin Fatimah PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 0-24 BULAN Wiwin Supriatin PENTINGNYA KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS Yonia Ilma Insyira MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PEMBIASAAN DI TK ISLAM TIRTAYASA Yoyoh Khumaeroh MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MEDIA LEGO HURUF Zahrotul Uyun dan Tri Sayekti
453
459
467
477
485
427
435
443
207
Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
MENINGKATKAN KREATIVITAS
MELALUI METODE BERMAIN PERAN
PADA ANAK KELOMPOK B
Nani Yulia
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa [email protected]
ABSTRACT
The objective of this research are: (1) to know the process of applying role playing method in improving the creativity children of kindergarten B in TK PGRI Cilegon Banten; and (2) to know the improvement of creativity children of kindergarten B in TK PGRI Cilegon Banten through role playing method. Creativity is the ability to generate new ideas, or combine what is already there with their own ideas. Role playing is a mock play, where the child is required to play a character or play an object in order to develop imagination and appreciation of the activities undertaken. Subjects in this research were kindergarten B in TK PGRI Cilegon Banten, which amounted to 13 childrens. The method used in this research is action research methods designed in two cycles. In cycle I there are 8 actions and in cycle II there are 4 actions, with success criteria for the action amount 60%. The data obtained from the observations, interviews, field notes, and documentation which analyzed quantitatively and qualitatively. The result of this showed that: (1) the process of applying the role playing method includes several stages, there are: preparation, implementation, core activities, and closing activities; and (2) role playing method has been successfully improving creativity, it can be seen from the average creativity of 13 children from kindergarten B on the initial assessment is 32%, then increased to 49% at the cycle I and at the end of cycle II increased to 68%. It was show that the creativity of kindergarten B in TK PGRI Cilegon Banten according to predetermined success criteria after giving action on role playing method.
208 Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui proses penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan kreativitas anak kelompok B di TK PGRI Cilegon Banten; dan (2) mengetahui peningkatan kreativitas anak kelompok B di TK PGRI Cilegon Banten melalui metode bermain peran. Kreativitas merupakan kemampuan menghasilkan gagasan yang baru, atau mengombinasikan apa yang sudah ada sebelumnya dengan gagasannya sendiri. Bermain peran merupakan bermain pura-pura, di mana anak dituntut untuk memerankan suatu tokoh atau memainkan suatu benda guna mengem-bangkan daya khayal dan penghayatan terhadap kegiatan yang dilakukan. Subjek pada penelitian ini adalah anak kelompok B di TK PGRI Cilegon Banten, yang berjumlah 13 anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tin-dakan yang dirancang dalam dua siklus. Pada siklus I sebanyak 8 tintin-dakan dan siklus II sebanyak 4 tindakan, dengan kriteria keberhasilan tindakan sebesar 60%. Data di-peroleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi yang dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) proses penerapan metode bermain peran meliputi beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup; dan (2) metode bermain peran yang diterapkan berhasil meningkatkan kreativitas, hal ini terlihat dari rata-rata kreativitas 13 anak kelompok B pada asesmen awal sebesar 32%, kemudian siklus I meningkat menjadi 49% dan pada akhir siklus II meningkat mencapai 68%. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas anak kelompok B di TK PGRI Cilegon Banten mengalami peningkatan sesuai kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditentukan setelah diberikan tindakan berupa metode bermain peran.
Kata Kunci: Kreativitas, Metode Bermain Peran, Anak Kelompok B.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Anak usia dini adalah individu yang ber-usia 0-8 tahun yang sedang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang menyebut masa ini dengan masa keemasan atau “Golden Age”, karena pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Melalui stimulasi yang diberikan anak belajar untuk memahami dunia sekeliling mereka. Anak pada masa ini penting sekali diberikan rangsangan guna meningkatkan berbagai kemampuan salah satunya yaitu kreativitas. Kreativitas merupakan salah satu po-tensi yang dimiliki setiap anak sejak lahir. Pengembangan kreativitas sangat penting dilakukan sejak usia dini agar tidak meng-hambat tugas-tugas perkembangan anak selanjutnya. Anak yang kreatif akan lebih mudah dalam mengembangkan
aspek-aspek perkembangan lainnya seperti agama dan moral, motorik kasar dan motorik halus, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Krea-tivitas merupakan kemampuan menghasil-kan gagasan yang baru, atau mengombinasi-kan apa yang sudah ada sebelumnya dengan gagasannya sendiri. Kreativitas sangat di-perlukan dalam rangka membekali anak untuk menjalani kehidupan yang akan da-tang guna meningkatkan kualitas hidupnya. Banyak manfaat yang bisa dirasakan baik oleh anak maupun orangtua apabila kreativitas anak dikembangkan sejak dini. Pertama, anak tidak bergantung sepenuh-nya kepada orang lain karena percaya pada kemampuannya sendiri. Kedua, berman-faat dalam pemecahan masalah. Ketiga, anak akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya karena memiliki sifat yang fleksibel.
Kreativitas pada anak tidaklah sama dengan orang dewasa. Pada usia anak-anak kreativitas mengarah pada keaktifan anak
209
Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
dalam hal bermain, karena sebagian besar waktu anak digunakan untuk bermain. Saat bermain, mereka mampu berinteraksi dengan teman, mengeksplorasi benda, me-nyanyi, melakukan koordinasi gerakan, ber-cerita, bahkan sampai anak mampu meme-cahkan masalah merupakan hal kreatif anak. Anak kreatif cirinya yaitu memiliki rasa ingin tahu yang besar, tertarik pada tan-tangan, tidak mudah putus asa, dan meng-hargai setiap karya maupun gagasan dari diri sendiri maupun orang lain.
Kenyataan yang ada di TK PGRI Cilegon Banten dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 22 September 2016, tepatnya dalam proses pembelajaran di TK PGRI Ci-legon Banten yang terdiri dari 13 anak pada kelompok B menunjukkan bahwa kreativi-tas anak masih rendah. Belum maksimalnya kreativitas anak terlihat dengan adanya 9 anak yang rasa ingin tahunya rendah, tidak tertarik pada kegiatan atau tugas yang me-nantang, mudah putus asa dan cepat bosan terhadap setiap kegiatan, dan belum mampu menghargai diri sendiri dan orang lain. Hal ini disebabkan karena guru meng-ajar secara monoton dan media pembel-ajaran yang digunakan untuk meningkatkan kreativitas kurang bervariasi, serta dalam kegiatan pembelajaran masih ada anak yang harus dibantu oleh guru. Metode pembelajaran yang digunakan umumnya hanya metode ceramah dan demonstrasi.
Dengan bermain peran diharapkan bisa menarik perhatian dan minat anak serta dapat meningkatkan kreativitas anak, ka-rena bermain peran merupakan salah satu kegiatan bermain aktif, dapat diamati, dan mampu memunculkan rasa percaya diri. Media yang bisa digunakan dalam kegiatan bermain peran beragam, misalnya ketika anak berpura-pura menjadi dokter, media yang dapat digunakan dan sesuai dengan anak-anak diantaranya menggunakan sun-tikan mainan yang tidak memiliki jarum yang tajam, permen sebagai obat-obatan,
stetoskop mainan, dan kasur yang sesuai dengan ukuran tubuh anak.
Bermain peran merupakan bermain pura-pura, di mana anak dituntut untuk memerankan suatu tokoh atau memainkan suatu benda guna mengembangkan daya khayal dan penghayatan terhadap kegiatan yang dilakukan. Ketika bermain peran anak dapat belajar untuk berkompromi dengan perasaannya, berinteraksi dengan orang lain, belajar menyelesaikan masalah, dan kesemuanya dapat dilaksanakan dengan mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak. Dengan bermain peran, anak akan belajar tentang aturan-aturan atau perilaku apa yang bisa diterima maupun tidak bisa diterima oleh orang lain. Anak juga belajar untuk memandang suatu masalah dari banyak sudut pandang sehingga diharapkan dapat membantu mengembangkan krea-tivitas berpikir anak.
Kegiatan bermain peran harus mem-perhatikan aturan-aturan dan tujuan dari permainan tersebut. Media yang digunakan dalam kegiatan bermain peran harus sesuai dengan anak, yaitu menggunakan media dengan ukuran yang sesuai dengan tubuh anak, tidak berbahaya, dan mampu merang-sang daya khayal (imajinasi) anak. Pelak-sanaan kegiatan bermain peran dimulai dengan menentukan jenis dan tema per-mainan, menyiapkan media, memilih pe-main peran, melakukan kegiatan berpe-main peran, dan terakhir evaluasi atau pemba-hasan tentang permainan peran yang telah dilakukan. Tujuan dari kegiatan bermain peran di antaranya dapat meningkatkan rasa percaya diri, mengasah keberanian, dan mengembangkan kreativitas anak.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian pada 13 anak kelompok B di TK PGRI Cilegon Banten, maka peneliti dan guru ingin menyelesaikan permasalahan kreativi-tas anak melalui metode bermain peran. Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil
210 Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
judul “Meningkatkan Kreativitas Melalui Metode Bermain Peran pada Anak Kelom-pok B di TK PGRI Cilegon Banten.”
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana proses penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan kreativitas anak kelompok B di TK PGRI Cilegon Banten?
b. Apakah kreativitas anak kelompok B di TK PGRI Cilegon Banten dapat diting-katkan melalui metode bermain peran?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
a. Mengetahui proses penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan kreativitas anak kelompok B di TK PGRI Cilegon Banten.
b. Mengetahui peningkatan kreativitas anak kelompok B di TK PGRI Cilegon Banten melalui metode bermain peran.
KAJIAN TEORITIS 1. Kreativitas
Munandar (1999: 50), mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas) dan originalitas dalam ber-pikir, serta kemampuan untuk mengelabo-rasi (mengembangkan, memperkaya, mem-perinci) suatu gagasan.
Semiawan dalam Racmawati (2012: 14), mengemukakan bahwa kreativitas merupa-kan kemampuan untuk memberimerupa-kan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.Supriadi dalam Rach-mawati (2012: 13), mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang ada.
Berdasarkan beberapa definisi krea-tivitas di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan anak dalam menghasilkan sesuatu yang baru, baik berupa karya maupun gagasan. Sese-orang dapat dikatakan kreatif apabila mampu menggabungkan apa yang sudah ada dengan gagasannya sendiri, yang nantinya akan menghasilkan sesuatu yang berbeda dan orisinal atau tidak ada sebelumnya. Kreativi-tas tumbuh melalui proses berpikir yang bertahap dan berkelanjutan, serta fleksibel di setiap situasi dan kondisi yang ada.
2. Karakteristik Kreativitas
Menurut Sumanto (2005: 39), anak yang kreatif cirinya yaitu: (1) punya kemampuan berpikir kritis, (2) ingin tahu, (3) tertarik pada kegiatan atau tugas yang dirasakan sebagai tantangan, (4) berani mengambil risiko, (5) tidak mudah putus asa, (6) meng-hargai keindahan, (7) mampu berbuat atau berkarya, dan (8) menghargai diri sendiri dan orang lain.
Munandar (2012: 36), memaparkan ciri-ciri pribadi kreatif yang diperoleh dari ke-lompok pakar psikologi (30 orang) adalah sebagai berikut: (1) Imajinatif, (2) mem-punyai prakarsa, (3) memmem-punyai minat luas, (4) mandiri dalam berpikir, (5) metlit (ingin tahu), (6) senang berpetualang, (7) penuh energi, (8) percaya diri, (9) bersedia meng-ambil risiko, serta (10) berani dalam pen-dirian dan keyakinan.
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa karak-teristik kreativitas anak usia 5-6 tahun sangat beragam, dimulai dari ketertarikan anak pada kegiatan-kegiatan kreatif, rasa ingin tahu yang besar terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, berani mencoba, fleksibel pada setiap situasi, dan percaya diri dengan kemampuannya. Jika semua ciri-ciri tersebut ada pada diri anak, maka terciptalah kepri-badian yang kreatif.
211
Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
3. Metode Bermain Peran
Moeslichatoen (2004: 38), berpendapat bahwa bermain pura-pura adalah bermain yang menggunakan daya khayal yaitu dengan memakai bahasa atau berpura-pura bertingkah laku seperti benda tertentu, situasi tertentu, atau orang tertentu, dan binatang tertentu, yang dalam dunia nyata tidak dilakukan.
Bermain peran yaitu memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan ter-hadap bahan kegiatan yang dilaksanakan (Fatimah, 2014: 33).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bermain peran merupakan salah satu metode pem-belajaran di Taman Kanak-Kanak yang di-gunakan oleh pendidik dalam mengem-bangkan imajinasi anak, di mana anak di-tuntut untuk aktif dalam permainan, pura-pura menjadi orang lain, dan ber-tingkah laku seperti tokoh yang diperankan-nya. Bermain peran penting bagi perkem-bangan anak khususnya mengembangkan imajinasi, menggali kreativitas, perasaan dan penghayatan, serta memunculkan rasa percaya diri anak.
4. Manfaat Bermain Peran
Sujiono (2009: 152), mengemukakan bahwa pentingnya bermain imajinasi adalah untuk: (1) membantu anak untuk mengem-bangkan kemampuan berpikir dan bahasa, (2) membantu anak untuk memahami orang lain, (3) membantu anak untuk mengem-bangkan kreativitasnya, serta (4) membantu anak untuk mengenali dirinya sendiri.
Uno (2011: 26), berpendapat bahwa bermain peran sebagai suatu model pem-belajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui ber-main peran siswa belajar menggunakan
konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan peri-laku dirinya dan periperi-laku orang lain. Proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa untuk: (1) meng-gali perasaannya, (2) memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terha-dap sikap, nilai, dan persepsinya, (3) me-ngembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah, dan (4) mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara. Berdasarkan uraian tentang kegunaan metode bermain peran di atas, dapat di-simpulkan bahwa manfaat dari kegiatan bermain peran di antaranya memberikan pemahaman pada anak tentang pentingnya bersosialisasi, belajar mengerti diri sendiri dan orang lain, memunculkan rasa percaya diri dengan berani mengekspresikan pe-rasaannya, mengembangkan kreativitas berpikir, dan belajar melihat serta menye-lesaikan masalah dari sudut pandang yang luas.
5. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang berhubungan dengan kreativitas anak terdapat dalam jurnal Pen-didikan Usia Dini Vol.9 No.1, yaitu peneliti-an ypeneliti-ang dilakukpeneliti-an oleh Ratih Kusumawar-dani pada tahun 2013 dari Universitas Sul-tan Ageng Tirtayasa yaitu penelitian tindak-an ytindak-ang berjudul “Peningkattindak-an Kreativitas Melalui Pendekatan Brain Based Learning di Kelompok A PAUD Izzati Baros Serang Banten”. Terdapat peningkatan kreativitas anak melalui pendekatan brain based
learn-ing menggunakan tindakan, mulai dari siklus
I sampai dengan siklus II. Pada siklus I dilaku-kan tindadilaku-kan sebanyak 7 kali dan kreativitas anak meningkat 25,3%, sedangkan pada siklus II dilakukan tindakan sebanyak 5 kali dan terdapat peningkatan kreativitas anak sebesar 36,61%. Hasil penelitian mengata-kan bahwa kreativitas anak melalui pen-dekatan brain based learning dapat
di-212 Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
tingkatkan.
Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh pene-liti yaitu: (1) bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak, dan (2) menggunakan jenis penelitian tindakan. Perbedaan penelitian di atas yaitu: (1) melalui pendekatan brain
based leaning, dan (2) dilakukan pada anak
kelompok A di PAUD Izzati Baros Serang Banten. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah kreativitas melalui metode bermain peran pada kelompok B di TK PGRI Cilegon Banten.
Penelitian yang berhubungan dengan metode bermain peran salah satunya terdapat dalam jurnal Psikologi Indonesia Vol.4 No.1, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nurul Aida pada tahun 2015 dari Uni-versitas 17 Agustus 1945 yaitu penelitian kuantitatif yang berjudul “Penerapan Metode Bermain Peran untuk Meningkat-kan Kemampuan Bersosialisasi pada Pen-didikan Anak Usia Dini”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh dari penerapan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi pada anak usia dini.
Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh pene-liti yaitu: (1) bertujuan untuk melihat pe-ngaruh dari penerapan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi, (2) dilakukan pada anak usia 4-5 tahun di TK Permata Kecamatan Rung-kut Surabaya, dan (3) menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Persamaan peneliti-an di atas yaitu: (1) melalui metode bermain peran. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah kreativitas melalui metode bermain peran pada kelompok B di TK PGRI Cilegon Banten.
METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini, peneliti mengguna-kan metode penelitian tindamengguna-kan (action
research) dengan dua siklus, pada siklus I
terdiri dari 8 tindakan dan siklus II terdiri dari 4 tindakan dengan kriteria keberhasilan tin-dakan sebesar 60%. Mengacu pada model Kemmis dan Taggart, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Wiriaatmadja, 2012: 66). Subjek penelitian berjumlah 13 orang anak. Tempat dan waktu penelitian di TK PGRI Cilegon Banten. Pene-litian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2017.
Teknik pengumpulan data mengguna-kan pedoman observasi, wawancara, catat-an lapcatat-angcatat-an, dcatat-an dokumentasi. Teknik catat- ana-lisis data menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Penelitian
Sebelum melakukan tindakan pada siklus I dan II, peneliti melakukan persiapan terlebih dahulu dengan melakukan per-siapan pra tindakan, yaitu mencari dan me-ngumpulkan data-data anak yang akan di-teliti melalui observasi langsung dan wa-wancara dengan guru kelas dalam 1 kali per-temuan pada tanggal 26 April 2017.
Diagram Hasil Observasi Pra Tindakan
Data yang diperoleh dari 13 anak pada kelompok B saat pra tindakan menunjukkan bahwa kreativitas 13 anak dalam kelas ter-sebut belum berkembang dengan persen-tase 32%, ini menunjukkan bahwa kreativi-tas anak masih rendah.
a. Hasil Penelitian Siklus I
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindak-an pada siklus I maka didapat hasil
213
Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
tase peningkatan kreativitas anak kelom-pok B melalui metode bermain peran seba-gai berikut:
Diagram Hasil Pemberian Tindakan Siklus I
Setelah diberikan tindakan sebanyak 8 kali tindakan pada siklus I, terlihat adanya peningkatan kreativitas yang berbeda pada setiap anak. Hasil perhitungan menunjuk-kan persentase rata-rata kreativitas kelas pada siklus I mencapai 49%.
b. Hasil Penelitian Siklus II
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindak-an pada siklus II maka didapatktindak-an hasil per-sentase kenaikan perkembangan krea-tivitas anak kelompok B melalui metode bermain peran adalah sebagai berikut:
Diagram Hasil Pemberian Tindakan Siklus II
Setelah diberikan tindakan sebanyak 4 kali tindakan pada siklus II, terlihat adanya peningkatan kreativitas yang berbeda pada setiap anak. Hasil perhitungan menunjuk-kan persentase rata-rata kreativitas kelas pada siklus II mencapai 68%.
Diagram Perbandingan Hasil Pra Tindakan ke Siklus I dan Siklus II
2. Pembahasan
a. Proses Penerapan Metode Bermain Peran
Proses pembelajaran dengan meng-gunakan metode bermain peran pada ke-lompok B di TK PGRI Cilegon Banten berlang-sung dengan baik karena dalam proses pem-belajaran ini guru dan peneliti mempersiap-kan kegiatan yang amempersiap-kan dilaksanamempersiap-kan melalui Rencana Kegiatan Harian (RKH) dan dalam proses pembelajaran guru memberikan arahan dalam menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran anak. Metode bermain peran yang
diterap-214 Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
kan dengan menggunakan berbagai alat dan media ini diberikan kepada anak untuk me-ngembangkan kreativitas anak. Seperti yang dikemukan oleh Huda (2014: 209), bahwa bermain peran adalah suatu cara penguasa-an bahpenguasa-an-bahpenguasa-an pelajarpenguasa-an melalui pengem-bangan imajinasi dan penghayatan siswa.
Proses pembelajaran dengan meng-gunakan metode bermain peran di TK PGRI Cilegon Banten dapat terlaksana dan ber-jalan dengan lancar sesuai dengan harapan yang diinginkan, anak senang mengikuti kegiatan bermain peran karena sebelum-nya metode bermain peran jarang diguna-kan di sekolah tersebut. Tahapan pelak-sanaan penelitian dibagi ke dalam empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pe-ngamatan, dan refleksi. Pada tahap peren-canaan peneliti dan guru mendiskusikan RKH (Rencana Kegiatan Harian) sesuai tema, menyusun pedoman observasi, dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan untuk pelaksanaan kegiat-an bermain perkegiat-an. Selkegiat-anjutnya peneliti dkegiat-an guru melakukan tindakan berupa kegiatan bermain peran yang menyenangkan untuk anak, dan sekaligus melakukan pengamat-an mengenai sikap, perilaku, dpengamat-an kemam-puan anak saat melaksanakan kegiatan ber-main peran, dan terakhir refleksi atau menganalisis data yang diperoleh dari hasil pengamatan saat dilakukannya tindakan. Tujuan adanya refleksi di antaranya untuk mengevaluasi hasil tindakan yang dilaku-kan, kemudian mencari jalan keluar terha-dap masalah-masalah yang mungkin timbul dalam proses pelaksanaan tindakan, supaya dapat dilakukan perbaikan untuk kegiatan bermain peran selanjutnya.
Tahapan kegiatan bermain peran di antaranya: tahap pertama, peneliti dan guru memberitahu dan menjelaskan ke-giatan bermain peran yang akan dilakukan kepada anak yaitu dengan menjelaskan tema terlebih dahulu, kemudian menanya-kan apa yang anak ketahui tentang tema
tersebut, misalnya saat tema rekreasi ke pantai terlebih dahulu peneliti dan guru bertanya pada anak mengenai apa yang biasa dilakukan di pantai, ada apa saja di pantai, dan bagaimana seharusnya ketika pergi rekresi ke pantai; tahap kedua, pe-neliti dan guru menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan seperti tas ransel, pakaian renang, kotak bekal, makanan dan minuman, kertas karton, spidol, terpal, uang, meja, kursi, kayu bakar, sweter, ran-tang, ember kecil, pasir, pensil warna, Crayon, kertas krap, kertas origami, lidi, gunting, lem, pot, tanah, bunga, polybag, bibit tanaman, sendok semen, buah-buah-an, keranjang buah, dan timbangan; tahap ketiga, peneliti dan guru meminta anak untuk memilih sendiri perannya atau me-milih anak untuk memerankan peran ter-tentu sesuai dengan tema bermain peran, kemudian anak melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang dijelaskan guru seperti membuat, menyiapkan dan kemudian me-laksanakan kegiatan bermain peran dengan berpura-pura sedang melakukan rekreasi ke kolam renang, berkemah, rekreasi ke pantai, rekreasi ke kebun binatang, rekreasi ke taman bunga, berkebun, dan rekreasi ke taman buah. Kegiatan bermain peran di-lakukan tanpa ada skenario tertulis, peneliti dan guru memberi kebebasan pada anak untuk bermain peran sesuai pengalaman-nya atau apa yang anak ketahui tentang peran-peran tertentu, namun tetap dengan memberi arahan supaya kegiatan bermain peran dapat terlaksana dengan baik. Sete-lah kegiatan bermain peran selesai dilak-sanakan, peneliti dan guru mengevaluasi dan menanyakan perasaan anak saat ber-main peran.
Seperti yang paparkan oleh Shoimin (2014: 161), langkah pokok role playing (ber-main peran) antara lain: (1) Memilih situasi bermain peran, (2) mempersiapkan kegiat-an bermain perkegiat-an, (3) memilih peserta atau pemain peran, (4) mempersiapkan
215
Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
ton, (5) memainkan peran (melaksanakan kegiatan bermain peran), serta (6) mendis-kusikan dan mengevaluasi kegiatan ber-main peran.
Sujiono (2009: 152), menjelaskan bahwa pentingnya bermain imajinasi adalah untuk: membantu anak untuk mengembangkan ke-mampuan berpikir dan bahasa, membantu anak untuk memahami orang lain, mem-bantu anak untuk mengembangkan krea-tivitasnya, serta membantu anak untuk menggali dirinya sendiri.
Metode bermain peran merupakan salah satu cara yang dapat membantu anak meningkatkan kreativitasnya. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan kreativitas anak.
b. Peningkatan Kreativitas Anak Kelom-pok B di TK PGRI Cilegon Banten
Setelah melakukan berbagai kegiatan dari asesmen awal sampai dengan diberikan tindakan pada siklus I dan siklus II, maka di-peroleh data dari hasil observasi kreativitas anak. Hasil tersebut kemudian dianalisis data secara kuantitatif sebagai bentuk pe-nguji hipotesa tindakan dengan mengguna-kan persentase kenaimengguna-kan untuk melihat pengaruh metode bermain peran terhadap kreativitas anak kelompok B di TK PGRI Cilegon Banten.
Setelah melakukan berbagai kegiatan, mulai dari pra tindakan sampai diberikan tindakan siklus I dan siklus II, maka hasil yang dicapai yaitu: pra tindakan 32%, siklus I 49%, siklus II mencapai 68%, dan pening-katan pada siklus I 17% sedangkan siklus II 19%. Penelitian tindakan dikatakan berhasil apabila di akhir siklus persentase rata-rata kreativitas kelas sebesar 60% yang sudah ditetapkan bersama kolaborator.
Berdasarkan hasil yang didapat, semua anak mengalami peningkatan kreativitas melalui metode bermain peran walaupun belum terlalu tinggi peningkatannya. Hal ini terjadi karena anak mulai menyukai dan
mulai mengikuti dengan baik kegiatan ber-main peran.
PENUTUP 1. Simpulan
Setelah menguraikan dan mengana-lisis perkembangan kreativitas anak kelom-pok B di TK PGRI Cilegon Banten, peneliti menyimpulkan sebagai berikut:
a. Dalam menerapkan metode bermain peran ada tahapan yang perlu dilaku-kan seperti: (1) tahap persiapan me-tode bermain peran; (2) tahap pelak-sanaan metode bermain peran; (3) tahap kegiatan inti metode bermain peran; dan (4) tahap kegiatan penutup metode bermain peran. Tahap persiap-an metode bermain perpersiap-an dilakukpersiap-an untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung berjalannya kegiatan pembelajaran dengan meto-de bermain peran, seperti menyusun RKM dan RKH serta menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan. Tahap pelaksanaan metode bermain peran, dalam tahap ini peneliti dan guru meminta anak untuk memilih sen-diri perannya atau memilih anak untuk memainkan peran tertentu yang sesuai tema bermain peran. Tahap kegiatan inti, guru dan anak melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran. Guru memberi kesempatan kepada anak untuk me-mainkan perannya masing-masing yang sebelumnya sudah ditentukan bersama. Guru juga memberikan ke-sempatan kepada anak untuk ber-eksplorasi dan menuangkan apa yang ada dalam daya khayal anak pada saat kegiatan berlangsung. Tahap kegiatan penutup, guru melakukan evaluasi dan refleksi tentang kegiatan pembelajar-an dengpembelajar-an menggunakpembelajar-an metode ber-main peran yang telah dilakukan. Guru mengajak anak untuk menyebutkan
216 Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
kembali peran-peran yang ada saat ke-giatan berlangsung dan mengajak anak untuk menceritakan pengalamannya saat bermain peran. Guru juga mena-nyakan perasaan anak saat bermain peran.
b. Berdasarkan hasil analisis data yang di-peroleh, dapat dikatakan bahwa pene-litian yang dilakukan oleh peneliti se-lama penelitian berlangsung mening-kat, yang didasarkan pada data kondisi awal dalam pra tindakan sebelum di-berikan tindakan diperoleh persentase rata-rata kelas pada kondisi awal 32%. Kemudian pada siklus I meningkat menjadi 49%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang cukup baik pada siklus I yaitu sebesar 17%. Pada siklus II mengalami peningkatan men-capai 68% dengan kenaikan sebesar 19%, ini melebihi batas minimum yang telah ditentukan. Penelitian tindakan dikatakan berhasil apabila di akhir siklus persentase rata-rata kreativitas kelas sebesar 60% yang sudah ditetap-kan bersama kolaborator. Keberhasilan meningkatkan kreativitas melalui metode bermain peran ditandai dalam lembar observasi.
Dari uraian di atas maka dapat disimpul-kan bahwa melalui metode bermain peran dapat meningkatkan kreativitas anak kelompok B di TK PGRI Cilegon Banten.
2. Saran
Dalam melakukan penelitian ini, pene-liti mencoba memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Guru
Sebagai bahan masukan dalam proses pembelajaran yang tepat bagi anak ter-utama dalam meningkatkan kreativitas, yaitu agar guru lebih kreatif dan ino-vatif dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran seperti metode bermain peran. Selain itu guru
hendak-nya memilih dan menggunakan media yang menarik dan sesuai dengan usia anak.
b. Orangtua
Melalui penelitian ini diharapkan orang tua menjadi tempat dan sumber belajar anak yang pertama dan utama, harus dengan memperhatikan semua aspek perkembangan anak, bukan hanya ber-patok pada kemampuan kognitif saja. diharapkan orang tua memiliki waktu khusus untuk melatih kreativitas anak. c. Peneliti Selanjutnya
Agar dapat mengembangkan aspek-aspek yang diteliti, sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal dari pening-katan kreativitas anak kelompok B melalui metode bermain peran.
DAFTAR PUSTAKA
Aida, Nurul. 2015. Penerapan Metode Ber-main Peran untuk Meningkatkan Ke-mampuan Bersosialisasi pada Pendi-dikan Anak Usia Dini. Psikologi
Indone-sia. Vol. 4 (01): 13 halaman
Fatimah, Atin. 2014. Bermain dan
Permain-an Anak (BahPermain-an Ajar 2014). SerPermain-ang:
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Huda, Miftahul. 2014. Model-Model
Peng-ajaran dan PembelPeng-ajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Kusumawardani, Ratih. Peningkatan Krea-tivitas Melalui Pendekatan Brain Based Learning. Pendidikan Usia Dini. Vol. 9 (1): 20 halaman
Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran
di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka
Cipta
Munandar, Utami. 2012. Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta
Munandar, S. C. Utami. 1999.
Mengembang-kan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: Grasindo
Rachmawati, Yeni. 2012. Strategi
217
Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019
Taman Kanak-kanak. Jakarta: Prenada
Media
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran
Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogya-karta: Arr-Ruzz Media
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks
Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas
Seni Rupa Anak TK. Jakarta: Depdiknas
Uno, B. Hamzah. 2011. Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi
Aksara
Wiriaatmadja, Rochiati. 2012. Metode
Pe-nelitian T indakan Kelas. Bandung: