• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017

No. 64/11/32/Th. XIX, 6 November 2017

Keadaan Ketenagakerjaan

Agustus 2017

BERITA

RESMI

STATISTIK

• Jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 1,32 juta orang. • Jumlah penduduk bekerja meningkat sebanyak 1,35 juta

orang.

• Jumlah penganggur turun sebanyak 34,43 ribu orang.

• Hampir semua sektor mengalami kenaikan penyerapan tenaga kerja, kecuali Sektor Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan turun sebanyak 72,00 ribu orang (2,28 persen). Kenaikan jumlah tenaga kerja terutama di Sektor Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi sebanyak 604,73 ribu orang (11,33 persen), Sektor industri sebanyak 300,83 ribu orang (7,74 persen), dan Sektor Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebanyak 206,32 ribu orang (6,26 persen).

• Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami

peningkatan sebesar 2,69 persen poin.

• TPT mengalami penurunan sebesar 0,67 persen poin.

Agustus 2017 :

Tingkat

Pengangguran

Terbuka (TPT)

Sebesar 8,22 Persen

(2)

1. Angkatan Kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Angkatan kerja mencerminkan jumlah penduduk yang secara aktual siap memberikan kontribusi terhadap produksi barang dan jasa di suatu wilayah/negara. Pada Agustus 2017, di Provinsi Jawa Barat terdapat 22,39 juta orang angkatan kerja, terdiri dari 20,55 juta orang penduduk bekerja dan 1,84 juta orang penganggur. Dibandingkan Agustus 2016, jumlah penduduk bekerja naik sebesar 1,35 juta orang dan jumlah penganggur turun sebesar 34,43 ribu orang, sehingga jumlah angkatan kerja naik sebanyak 1,32 juta orang.

Tabel 1

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan, 2015–2017

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menggambarkan persentase penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas) yang berpartisipasi aktif di pasar kerja. TPAK pada Agustus 2017 sebesar 63,34 persen diartikan bahwa dari 100 penduduk usia kerja terdapat sekitar 63 orang yang berpartisipasi aktif di pasar kerja. Partisipasi di pasar kerja masih menunjukkan adanya kesenjangan antara penduduk laki-laki dan perempuan. Pada Agustus 2017, TPAK laki-laki sebesar 82,40 persen sementara TPAK perempuan hanya sebesar 43,89 persen. Dibanding kondisi setahun yang lalu, TPAK laki-laki maupun perempuan mengalami meningkat masing-masing sebesar 1,78 persen poin dan 3,59 persen poin.

2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Tingkat Pengangguran Terbuka pada Agustus 2017 sebesar 8,22 persen yang berarti dari 100 angkatan kerja terdapat sekitar 8 hingga 9 orang pengangguran. Jika dibandingkan kondisi setahun yang lalu (Agustus 2016) TPT mengalami penurunan sebesar 0,67 persen poin.

Pola yang ada hingga saat ini, TPT perempuan dan laki-laki tidak bisa di bandingkan satu

Jenis Kegiatan Utama Satuan 2015 2016 2017

Agustus Februari Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Penduduk Berumur 15

Tahun ke Atas Juta Orang 34,12 34,42 34,74 35,05 35,35

1. Angkatan Kerja Juta orang 20,59 22,18 21,07 22,64 22,39

Bekerja Juta orang 18,79 20,28 19,20 20,72 20,55 Penganggur Juta orang 1,80 1,90 1,87 1,92 1,84

2. Bukan Angkatan Kerja Juta orang 13,53 12,24 13,67 12,41 12,96

Sekolah Juta orang 3,09 2,92 3,14 2,82 3,02 Mengurus Rumah

Tangga Juta orang 8,56 7,88 8,72 7,99 8,53 Lainnya Juta orang 1,89 1,44 1,81 1,60 1,41 3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 60,34 64,43 60,65 64,60 63,34 Laki-laki % 81,51 83,64 80,62 82,47 82,40 Perempuan % 38,74 44,83 49,30 46,39 43,89 4. Tingkat Pengangguran Terbuka % 8,72 8,57 8,89 8,49 8,22 Laki-Laki % 8,39 8,83 9,37 8,58 8,00 Perempuan % 9,42 8,07 7,92 8,31 8,62

(3)

Tabel 2

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (persen), 2015–2017

TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan menempati posisi tertinggi (16,80 persen), disusul oleh TPT Sekolah Menengah Atas (10,03 persen). Sementara TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 4,30 persen. Hal ini dikarenakan mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apapun, sementara mereka yang berpendidikan lebih tinggi cenderung memilih pekerjaan yang sesuai. Hal ini terlihat pada keadaan Agustus 2017, TPT yang mengalami penurunan pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas ke bawah, yaitu SD ke bawah sebesar 4,27 persen poin, Sekolah Menengah Pertama sebesar 0,84 persen poin dan Sekolah Menengah Atas sebesar 1,37 persen poin. Sedangkan pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan dan pendidikan Diploma I/II/III keatas, TPT mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu pada Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 0,29 persen poin, Diploma I/II/III sebesar 1,25 persen poin dan Universitas sebesar 0,87 persen poin.

3. Karakteristik Penduduk Bekerja

3.a. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Kualitas penduduk bekerja dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan. Pada Agustus 2017, penduduk bekerja paling banyak berpendidikan rendah (SMP ke bawah) yaitu mencapai 59,13 persen. Perbaikan kualitas penduduk bekerja ditunjukkan oleh cenderung menurunnya penduduk bekerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah) dan meningkatnya penduduk bekerja berpendidikan menengah (SMA dan SMK). Dalam setahun terakhir, persentase penduduk bekerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah) dan tinggi (Dipolma I/II/III dan Universitas) turun masing-masing sebesar 0,07 persen poin dan 1,05 persen poin. Sementara persentase penduduk bekerja berpendidikan menengah meningkat dari 27,6 persen pada Agustus 2016 menjadi 28,72 persen pada Agustus 2017.

Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan

2015 2016 2017

Agustus Februari Agustus Februari Agustus

(1) (3) (4) (5) (6) (7)

SD ke bawah 4,91 6,05 8,57 7,69 4,30 Sekolah Menengah Pertama 10,87 10,3 10,52 8,76 9,68

Sekolah Menengah Atas 12,21 8,91 11,40 8,48 10,03

Sekolah Menengah Kejuruan 16,80 14,3 16,51 13,17 16,80 Diploma I/II/III 7,59 8,33 8,26 5,28 9,51 Universitas 5,38 8,39 4,63 4,90 5,50

Jumlah 8,72 8,57 8,89 8,49 8,22

rendah dari laki-laki. Pada Agustus 2017, TPT laki-laki sebesar 8,00 persen dan TPT perempuan sebesar 8,62 persen. Dalam setahun terakhir, TPT laki-laki mengalami penurunan sebesar 1,37 persen poin dan TPT perempuan mengalami meningkat sebesar 0,60 persen poin (Tabel 1).

(4)

Grafik 1

Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2015–2017

3.b. Lapangan Pekerjaan

Kondisi ketenagakerjaan baik menyangkut tingkat pengangguran dan penduduk yang bekerja tidak terlepas dari kinerja sektor-sektor perekonomian yang ada. Jumlah penduduk yang bekerja pada tiap sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Agustus 2017, penduduk Provinsi Jawa Barat paling banyak bekerja pada sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi yaitu sebesar 5,94 juta orang (28,92 persen). Disusul oleh sektor Industri dan sektor Jasa masing-masing sebanyak 4,19 juta orang (20,37 persen) dan 3,5 juta orang (17,05 persen) (Grafik 2 dan Lampiran 1).

Struktur lapangan pekerjaan hingga Agustus 2017 tidak mengalami perubahan, Sektor Perdagangan, Sektor Industri, Sektor Jasa Kemasyarakatan dan Sektor Pertanian masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat.

Grafik 2

Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama (juta orang) Agustus 2016 dan Agustus 2017

(5)

Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2016, jumlah penduduk bekerja mengalami kenaikan pada hampir semua sektor, kecuali Sektor Pertanian. Peningkatan jumlah tenaga kerja terutama di Sektor Industri sebanyak 300,83 ribu orang (7,74 persen), Sektor Perdagangan sebanyak 604,73 ribu orang (11,33 persen), Sektor Jasa Kemasyarakatan sebanyak 206,32 ribu orang (6,26 persen), Sektor Konstruksi sebanyak 118,27 ribu orang (8,3 persen), Sektor Lembaga Keuangan sebanyak 28,84 ribu orang (3,54 persen), Sektor Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi sebanyak 122,69 ribu orang (11,03 persen), dan Sektor Lainnya sebanyak 39,86 ribu (22,83 persen). Sedangkan berkurangnya jumlah tenaga kerja di Sektor Pertanian sebanyak 72 ribu (2,28 persen).

3.c. Status Pekerjaan Utama

Dari seluruh penduduk bekerja pada Agustus 2017, jumlah penduduk bekerja terbesar dengan status pekerjaan utama sebagai Buruh/Karyawan/Pegawai, yaitu sebesar 9,59 juta orang (46,67 persen). Kemudian diikuti status berusaha sendiri sebesar 4,05 juta orang (19,72 persen), pekerja bebas sebesar 2,69 juta orang (13,08 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar sebesar 2,02 juta orang (9,84 persen), dan pekerja keluarga sebesar 1,47 juta orang (7,14 persen). Sementara penduduk yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap memiliki jumlah yang paling kecil yaitu sebesar 0,73 juta orang (3,55 persen).

Grafik 3

Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Agustus 2017

Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Pekerja formal mencakup status berusaha dengan dibantu buruh tetap dan buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Agustus 2017 sebesar 10,32 juta orang (50,22 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 10,23 juta orang (49,78 persen) bekerja pada kegiatan informal. Dibanding kondisi Agustus 2016 persentase pekerja formal turun sebesar 1,14 persen poin.

(6)

3.d. Pekerja Penuh/Tidak Penuh

Indikator lain yang lebih mendalam menyangkut angkatan kerja adalah jumlah pekerja tidak penuh yakni mereka yang berstatus bekerja tetapi memiliki jam kerja di bawah jam kerja normal (35 jam seminggu). Dikatakan lebih mendalam karena mampu mengungkap dibalik status bekerja ternyata tidak semua memiliki produktivitas yang tinggi sebagian dari mereka memiliki jam kerja rendah. Ada dua kelompok pekerja tidak penuh: setengah pengangguran dan paruh waktu.

Pada Agustus 2017, jumlah pekerja penuh dengan jam kerja lebih besar atau sama dengan 35 jam sebesar 16,11 juta orang (78,41 persen). Sisanya merupakan pekerja tidak penuh dengan jam kerja kurang dari 35 jam. Dibandingkan setahun yang lalu (Agustus 2016), jumlah pekerja penuh mengalami kenaikan sebesar 0,47 juta orang.

Grafik 4

Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kegiatan Formal/Informal 2015–2017

(7)

4. Penjelasan Teknis

a. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas.

b. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja (punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja) dan pengangguran.

c. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.

d. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.

e. Penganggur adalah penduduk yang tidak bekerja, kegiatannya terdiri dari:

• Sedang mencari pekerjaan.

• Sedang mempersiapkan usaha.

• Penduduk yang tidak mencari pekerjaan, karena alasan merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa).

• Sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

f. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah rasio jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja.

g. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio jumlah penganggur terbuka terhadap jumlah angkatan kerja.

Grafik 5

Jumlah Pekerja Penuh, Paruh waktu, dan Setengah Penganggur (juta orang) 2015–2017

(8)

h. Penduduk yang bekerja pada sektor informal adalah penduduk bekerja yang berstatus berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, pekerja bebas, dan pekerja keluarga. Sedangkan penduduk yang bekerja pada sektor formal adalah penduduk berstatus berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar dan buruh/karyawan/ pegawai.

i. Pekerja penuh adalah penduduk yang bekerja pada jam kerja normal ataupun melebihi jam kerja normal (≥ 35 jam) dan termasuk mereka yang sementara tidak bekerja. Sedangkan pekerja tidak penuh adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). Pekerja tidak penuh terdiri dari:

• Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan (dahulu disebut setengah pengangguran terpaksa).

• Pekerja paruh waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (dahulu disebut setengah pengangguran sukarela).

(9)

Karakteristik

Penduduk Bekerja Satuan

2015 2016 2017

Agustus Februari Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

SD ke Bawah Juta orang 8,28 8,72 7,97 8,15 8,44 Sekolah Menengah

Pertama Juta orang 3,32 3,68 3,39 3,83 3,72

Sekolah Menengah Atas Juta orang 3,06 3,40 3,23 3,36 3,38

Sekolah Menengah

Kejuruan Juta orang 1,97 2,31 2,07 2,69 2,54 Diploma I/II/III Juta orang 0,59 0,59 0,67 0,73 0,61 Universitas Juta orang 1,57 1,58 1,87 1,96 1,88

Jumlah Juta orang 18,79 20,28 19,20 20,72 20,55

Lapangan Pekerjaan Utama

Pertanian Juta orang 3,10 3,55 3,16 3,54 3,08 Pertambangan dan

Penggalian Juta Orang 0,14 0,13 0,11 0,13 0,14 Industri Juta orang 3,94 3,98 3,89 4,22 4,19

Listrik, Gas, dan Air

Minum Juta orang 0,07 0,11 0,06 0,07 0,08 Konstruksi Juta orang 1,69 1,41 1,42 1,36 1,54 Perdagangan Juta Orang 5,10 5,80 5,34 5,83 5,94 Transportasi,

Pergudangan, dan

Komunikasi Juta orang 1,04 1,01 1,11 1,16 1,24 Keuangan Juta orang 0,67 0,79 0,81 0,90 0,84 Jasa Kemasyarakatan Juta orang 3,04 3,50 3,30 3,51 3,50

Jumlah Juta orang 18,79 20,28 19,20 20,72 20,55

Status Pekerjaan Utama

Berusaha sendiri Juta orang 3,41 3,65 3,48 3,80 4,05 Berusaha dibantu buruh

tidak Tetap Juta Orang 1,97 2,56 19,83 2,59 2,02

Berusaha dibantu buruh

tetap Juta orang 0,63 0,64 0,77 0,86 0,73 Buruh/Karyawan/Pegawai Juta orang 8,69 9,28 9,09 9,45 9,59 Pekerja bebas Juta orang 2,75 2,63 2,65 2,53 2,69 Pekerja keluarga/tak

dibayar Juta orang 1,34 1,52 1,22 1,49 1,47

Jumlah Juta orang 18,79 20,28 19,20 20,72 20,55

Lampiran 1

Tabel Karakteristik Penduduk Bekerja 2015–2017

(10)

Karakteristik

Penduduk Bekerja Satuan

2015 2016 2017

Agustus Februari Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Jumlah Jam Kerja per Minggu

1–7 Juta orang 0,17 0,39 0,20 0,47 0,30 8–14 Juta orang 0,62 0,74 0,56 0,90 0,72 15–24 Juta orang 1,66 1,80 1,43 1,74 1,59 25–34 Juta orang 1,90 1,87 1,57 1,97 1,83 1–34 Juta orang 4,35 4,80 3,76 5,08 4,44 ≥ 35 1) Juta orang 14,44 15,48 15,44 15,64 16,11

Jumlah Juta orang 18,79 20,28 19,20 20,72 20,55

Catatan: 1) termasuk sementara tidak bekerja

Sumber: Diolah dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2015 – 2017

Lampiran 1 (Lanjutan)

Tabel Karakteristik Penduduk Bekerja 2015–2017

(11)

Lampiran 2

Tabel Tingkat Pengangguran (Persen) Terbuka Kabupaten/Kota, 2015 DAN 2017

Kabupaten/Kota 2015 2017 Agustus Agustus (1) (2) (3) Kab. Bogor 10,01 9,55 Kab. Sukabumi 10,05 7,66 Kab. Cianjur 10,06 10,10 Kab. Bandung 4,03 3,92 Kab. Garut 6,50 7,86 Kab. Tasikmalaya 8,51 6,61 Kab. Ciamis 6,99 5,17 Kab. Kuningan 7,49 7,94 Kab. Cirebon 10,51 9,61 Kab. Majalengka 4,01 5,02 Kab. Sumedang 9,00 7,15 Kab. Indramayu 8,51 8,64 Kab. Subang 10,04 8,74 Kab. Purwakarta 10,00 9,11 Kab. Karawang 11,51 9,55 Kab. Bekasi 10,03 10,97 Kab. Bandung Barat 10,01 9,33 Kab. Pangandaran 4,81 3,34 Kota Bogor 11,08 9,57 Kota Sukabumi 9,06 8,00 Kota Bandung 9,02 8,44 Kota Cirebon 11,28 9,29 Kota Bekasi 9,36 9,32 Kota Depok 7,48 7,00 Kota Cimahi 9,00 8,43 Kota Tasikmalaya 5,46 6,89 Kota Banjar 7,38 5,97

(12)

Diterbitkan oleh:

Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh

Undang-Undang, hak cipta melekat pada

Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan,

mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Jl. PHH Mustofa No. 43

Bandung 40124

Ir. Raden Gandari Adianti Aju fatimah, M.Si

Gambar

Tabel	Karakteristik	Penduduk	Bekerja	 2015–2017
Tabel	Karakteristik	Penduduk	Bekerja	 2015–2017

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel juga didapat nilai B luas lahan sebesar 9,053 yang artinya jika luas lahan naik sebesar didapat nilai B luas lahan sebesar 9,053 yang artinya jika luas lahan naik

Peneliti yang berjudul “Penamaan Kereta Api di Pulau Jawa: Kajian Linguistik Kebudayaan” merupakan sebuah penelitian yang membahas tentang klasifikasi kereta api di

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi dalam menyusun kebijakan ekonomi daerah dalam rangka menurunkan tingkat

Indeks mitosis dihitung dengan metode yang digunakan oleh Aihara M dkk., dimana sediaan tumor yang dilakukan pengecatan dengan Hematoxylin- Eosin dihitung jumlah

Abstrak ; Tujuan penelitian (1) menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis antara peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran simulasi berbasis Computer

Sehingga pengetahuan awal siswa (pretest) ditempatkan sebagai variabel kontrol atau kovarian. Sejalan dengan hasil penelitian Handayani [14], bahwa pengetahuan awal

5XPXVDQSROLWLNKXNXP0DKIXG0'GL DWDV PHPLOLNL SHUVDPDDQ VHFDUD VXEVWDQWLI GHQJDQ IRUPXODVL SROLWLN KXNXP \DQJ GLNHPXNDQ ROHK 3DGPR :DKMRQR \DQJ PHQJDWDNDQ EDKZD SROLWLN KXNXP

Terkait dengan pembagian warisan dimana laki-laki mendapat bagian lebih besar dibanding perempuan, mengenai jumlah bagian tersebut Muh}ammad H{usain Fadhulla>h