• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN TEKNIK MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN TEKNIK MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

265

Titah Dita Pramesti, Albertus Djoko Lesmono, Maryani Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember

Email: titah_dita@yahoo.com

ABSTRACT

NHT (Numbered Heads Together) is one of the types of Cooperative Learning which the implementation includes the classification in giving-number system to each member of the groups. Meanwhile, the student who have an obligation to give a presentation based on the results of their work is the student who his/her number matches with the number that is mentioned randomly by the teacher. Mind Mapping is a technique in creatively taking notes which literally can be mapping the thoughts. This research implemented Cooperative Learning in the type of NHT with Mind Mapping technique. The purpose of this research was to investigate whether or not there was a different result of student’ achievement and the result of the motivation level (to get better) between the use of Cooperative Learning in the type of NHT with Mind Mapping technique and the use of conventional technique (lecturing method) which was implemented in the school, and the relation between the motivation level and the result of students’ achievement. The design of this research used randomized subjects post-test only control group design. The population in this research was the entire of the tenth grade students at SMA Negeri 1 Prajekan in the 2012/2013 academic year. Then the respondents was determined by using cluster random sampling which was firstly examined the level of their homogeneity. The data of this research were collected from the post-test, the result of the quisionnaire, and the result of the interview. Based on the result of the data analisys, it could be concluded that the final values were: (1) ttest> ttable(1,84 > 1,67) which means that the result of the

students’ achievement by using Cooperative Learning in the type of NHT with Mind Mapping technique was higher than using the conventional technique; (2) The level of students’ motivation in study by using Cooperative Learning in the type NHT with Mind Mapping technique (82,69%) was higher than by using conventional technique (73,15%); (3) There was a positive relation between the students motivation in study and the result of the students’ achievement.

Keyword: NHT (Numbered Heads Together), Mind Mapping.

PENDAHULUAN

Pada ujian nasional terdapat beberapa mata pelajaran yang diujikan, dan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional tingkat SMA ataupun sederajat adalah mata pelajaran fisika. Realitanya adalah bahwa nilai pada mata pelajaran fisika merupakan nilai terendah yang diperoleh oleh siswa dalam ujian nasional tersebut (Depdiknas Jatim, 2011). Realita tersebut berkaitan erat dengan

keadaan siswa yang bisa dikatakan tidak atau kurang tertarik pada pelajaran fisika, sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman materi pelajaran fisika yang mereka terima di kelas.

Fisika merupakan pelajaran tentang kejadian alam, yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang di dapat, penyajian secara matematis, dan berdasarkan

(2)

peraturan-peraturan umum (Druxes, 1986:3). Karakteristik pelajaran fisika yang dikategorikan sebagai pelajaran yang sulit serta kesalahan guru dalam mengajar dapat menyebabkan siswa cenderung pasif dalam pembelajaran, dan pada akhirnya semua itu juga akan berpengaruh pada nilai ujian nasional mereka. Permasalahan yang demikian dapat disebabkan oleh adanya ketidakcocokan model atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru yang bersangkutan. Pembelajaran yang sukses dilakukan di kelas dengan suasana kelas yang kondisional baik keadaan kelas, keadaan siswa, maupun hubungan diantara keduanya tersebut akan terwujud apabila perkembangan kognitif peserta didik di pertimbangkan sebagai dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Penerapan model pembelajaran yang sesuai dapat menarik siswa untuk bermotivasi dalam belajar sehingga diharapkan siswa yang tadinya tidak atau kurang tertarik terhadap pelajaran fisika menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran fisika, sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran fisika yang disampaikan oleh guru juga akan meningkat. Pertimbangan-pertimbangan yang demikian dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai akan dapat membawa pembaharuan-pebaharuan pendidikan. Pembaharuan dalam pendidikan antara lain ditandai dengan adanya pembaharuan dalam kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektifitas metode pembelajaran atau sering disebut sebagai inovasi pembelajaran (Hasanah, 2012:2).

Inovasi pembelajaran yang berupa pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan model pembelajaran memang diperlukan untuk mewujudkan pembelajaran yang tidak membosankan bagi siswa dan demi tercapainya tujuan utama pembelajaran yaitu peningkatan hasil belajar siswa. Model

Cooperative Learning tidak hanya unggul dalam membantu siswa untuk memahami konsep yang sulit, tetapi juga membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama, bertanggung jawab terhadap sesama teman kelompok untuk mencapai tujuan kelompok, berpikir kritis dan mengembangkan sikap sosial siswa (Slavin, 2006:262). Salah satu alternatif model

Cooperative Learningyang dapat digunakan

untuk meningkatkan dan menumbuhkan kemampuan siswa untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan kelompoknya adalah model

Cooperative Learningtipe Numbered Heads

Together(NHT).

Model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together (NHT) merupakan sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur, yakni saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerjasama dan proses kelompok dimana siswa menghabiskan sebagian besar waktunya di kelas dengan bekerja sama antara 4-5 orang dalam satu kelompok, serta menerima pengakuan, reward berdasarkan kinerja akademis kelompoknya (Lie, 2007:18). (Ibrahim, 2000:28) berpendapat bahwa model Cooperative Learning tipe

Numbered Heads Together (NHT) memiliki

sintakmatik sebagai berikut: Fase 1 : (Penomoran) Guru membagi siswa dalam kelompok beranggotakan 4-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5; Fase 2 : (Mengajukan pertanyaan) Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Dalam hal ini guru memberikan pertanyaan berupa lembar kerja siswa; Fase 3 : (Berpikir bersama) Siswa berpikir bersama menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan yang berupa LKS dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu; Fase 4 : (Menjawab) Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan di depan kelas.

Konsep Mind Mapping atau peta pikiran ditemukan oleh Tony Buzan. Menurutnya, Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, T, 2006:4). Budiman (2008:36) menyatakan bahwa teknik peta pikiran adalah teknik belajar yang dapat menfungsikan otak secara optimal.

Kombinasi model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan teknik Mind Mapping (Peta Pikiran) dalam pembelajaran fisika diharapkan agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran fisika, serta

(3)

siswa akan lebih terarah dalam membentuk konsep-konsep fisika yang dipahami, karena dalam hal ini siswa diajak berpikir nalar tentang konsep materi, sehingga siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran serta lebih cepat dalam memahami konsep fisika.

Rumusan masalah dalam kajian ini adalah apakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together (NHT) berteknik Mind Mapping(Peta Pikiran)lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah, apakah motivasi belajar siswa menggunakan model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together (NHT) berteknik Mind Mapping(Peta Pikiran) lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah, apakah terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.

. METODE

Tulisan ini berdasarkan kajian dari penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2010:86), penelitian eksperimental adalah jenis penelitian yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan yaitu adanya kelompok lain yang tidak dikenai eksperimen tetapi ikut mendapatkan pengamatan, yaitu biasa disebut kelas kontrol. Adapun desain dari kajian ini adalah menggunakanrandomized subjects post-test

only control group design. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam kajian ini adalah dokumentasi, wawancara, tes, dan angket (kuesioner).

Berdasarkan tujuan dari kajian ini, maka untuk mengkaji perbedaan mean hasil belajar siswa dengan tujuan untuk mengetahui yang mana yang lebih baik antara menggunakan model Cooperative

Learning Tipe Numbered Heads Together

(NHT) berteknik Mind Mapping (Peta Pikiran) dan menggunakan model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah, dapat dianalisis dengan menggunakan perhitungan T-Test dengan rumus sebagai berikut:

Sedangkan untuk menguji perbedaan tingkat motivasi belajar siswa dengan tujuan untuk mengetahui yang mana yang lebih baik antara menggunakan model

Cooperative Learning Tipe Numbered

Heads Together (NHT) berteknik Mind

Mapping (Peta Pikiran) dan menggunakan model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah dapat dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut:

Pa=

Serta untuk menguji hubungan antara motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa dapat dianalisismenggunakan perhitungan regresi linier sederhana dengan rumus sebagai berikut:

Y = a + bX

Subjek dalam kajian ini adalah siswa kelas X SMA N 1 Prajekan yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kajian ini berupa penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengkaji perbedaan (mana yang lebih baik) antara hasil belajar fisika siswa menggunakan model Cooperative Learning tipe Numbered

Heads Together (NHT) berteknik Mind

Mapping (Peta Pikiran) dengan model pembelajaran pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah (Direct Instruction), selain itu juga untuk mengkaji perbedaan (mana yang lebih baik) antara motivasi belajar siswa menggunakan model Cooperative Learningtipe Numbered Heads

Together (NHT) berteknik Mind Mapping

(Peta Pikiran) dengan model pembelajaran pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah (Direct Instruction), serta mengkaji hubungan antara motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, materi yang digunakan dalam pembelajaran adalah Perpindahan Kalor.

Sebelum melakukan kajian terlebih dahulu menentukan populasi, yaitu kelas X (sepuluh). Setelah menentukan populasi selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk

(4)

menentukan responden penelitian, setelah dilakukan uji homogenitas diperoleh nilai

Fhitung = 0,45. Kemudian nilai tersebut dikonsultasikan dengan tabel F, dengan nilai dbF adalah dbK, yaitu 5 dan dbd, yaitu 161, sehingga di dapat nilai Ftabel = 2,21 pada taraf signifikan 5%. Hal ini menunjukkan

Fhitung < Ftabel (0,45 < 2,21). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jika dikonsultasikan dengan kriteria homogenitas, hal ini berarti H0 (hipotesis nihil) yang diterima dan H1 (hipotesis alternatif) ditolak. Dengan kata lain, tingkat kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Prajekan sebelum diadakan penelitian ini adalah sama (homogen).

Berdasarkan populasi yang ada, kemudian digunakan metode Cluster Random Sampling dengan teknik undian terhadap enam kelas untuk diambil dua kelas sebagai sampel penelitian. Adapun kelas yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X-6 yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X-5 yang dijadikan sebagai kelas kontrol.

Untuk mengkaji perbedaan (mana yang lebih baik) antara hasil belajar fisika siswa menggunakan model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together

(NHT) berteknik Mind Mapping (Peta Pikiran) dengan model pembelajaran pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah (Direct Instruction), data yang diperoleh dari nilai post-test dianalisis menggunakan perhitungan T-Test. Adapun hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Ringkasan Perhitungan Uji T

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

∑X 1845 ∑Y 1661

∑X2 131275 ∑Y2 111539

Mx 68.33 MY 59.32

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 1, diperoleh nilai ttest = 1,84. Selanjutnya nilai ttest tersebut dikonsultasikan dengan nilai ttabel yang diperoleh dari nilai db = 53, pada taraf signifikansi 5%, yaitu bernilai 1,67. Dengan demikian, dapat dirincikan bahwa nilai ttest> ttabel (1,84 > 1,67), sehingga H0 (hipotesis nihil) ditolak dan H1 (hipotesis alternatif)

diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil belajar fisika siswa di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika siswa menggunakan model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together (NHT) berteknik Mind Mapping(Peta Pikiran) lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah.

Selanjutnya untuk mengkaji perbedaan (mana yang lebih baik) antara motivasi belajar siswa menggunakan

model Cooperative Learning tipe Numbered

Heads Together (NHT) berteknik Mind

Mapping (Peta Pikiran) dengan model pembelajaran pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah (Direct Instruction),

data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari angket yang kemudian dianalisis menggunakan perhitungan rumus aktivitas. Pada angket tersebut terdapat tiga aspek yang skornya akan diakumulasikan. Dalam perhitungannya, tiap siswa mendapatkan skor yang berbeda sesuai keadaan dirinya masing-masing yang untuk selanjutnya skor tersebut dianalisis lg dalam perhitungan rumus aktivitas untuk memperoleh nilai persentase tingkat motivasi belajar siswa tersebut serta di konsultasikan dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan. Nilai persentase masing-masing siswa tersebut selanjutnya di akumulasikan per kelas sehingga diperoleh rata-rata tingkat motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang untuk selanjutnya dibandingkan diantara keduanya mana yang lebih baik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini adalah ringkasan perhitungan tingkat motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas control

(5)

Tabel 2. Ringkasan Perhitungan Angket Tingkat Motivasi Belajar Siswa

Kelas Ketelitian Ketekunan Bertanggung Jawab Jumlah skor Persentase(%) Kriteria

Eksperimen 373 445 433 1251 82.69 Sangat

baik

Kontrol 340 415 392 1147 73.15 Baik

Berdasarkan perhitungan pada tabel 2, dapat disimpulkan bahwa nilai persentase tingkat motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan persentase tingkat motivasi belajar siswa kelas kontrol, yaitu sebesar 82,69% dengan kriteria “sangat baik” untuk kelas eksperimen dan 73,15% dengan kriteria “baik” untuk kelas kontrol.

Serta untuk mengkaji hubungan antara motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa, data yang digunakan adalah

data masing-masing variabel tersebut pada kelas eksperimen yang telah dianalisis sebelumnya sebagaimana telah dipaparkan di atas. Hubungan antara motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan perhitungan regresi linier sederhana. Berikut ini adalah ringkasan perhitungan regresi linier sederhana untuk mencari hubungan antara motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.

Tabel 3. Ringkasan Perhitungan Regresi Linier Sederhana Motivasi Belajar Siswa (X) Hasil Belajar Siswa (Y) X2 Y2 XY a b 1251 1845 58473 131275 85550 62,31 0.13

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3, diperoleh nilai a = 62,31 dan nilai b = 0,13. Dari nilai a dan b tersebut dapat diperoleh persamaan regresi linier sederhana, yaitu Y = a + bX adalah Y = 62,31 + 0,13X yang artinya adalah terdapat hubungan yang positif (+) antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa, yaitu setiap kenaikan skor motivasi belajar siswa sebesar 0,13 poin, maka hal tersebut akan menaikkan skor nilai hasil belajar siswa sebesar satu poin.

PEMBAHASAN

Jenis kajian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang menggunakan kelas eksperimen sebagai kelompok yang dikenai

treatment dan kelas kontrol sebagai

kelompok pembanding. Kajian ini memiliki tujuan untuk mengkaji perbedaan (mana yang lebih baik) antara hasil belajar fisika siswa menggunakan model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together

(NHT) berteknik Mind Mapping (Peta Pikiran) dengan model pembelajaran pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah (Direct Instruction), selain itu juga untuk mengkaji perbedaan (mana yang lebih baik) antara motivasi belajar siswa menggunakan model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together (NHT) berteknik Mind Mapping (Peta Pikiran)

dengan model pembelajaran pembelajaran yang biasa dilakukan di

sekolah (Direct Instruction), serta mengkaji hubungan antara motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.

Penerapan model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together

(NHT) berteknik Mind Mapping (Peta Pikiran) di kelas eksperimen, berupa pembelajaran berkelompok dengan sistem diskusi yang mana masing-masing siswa di tuntut harus bertanggung jawab dengan hasil kerja mereka. Selain itu dalam penerapannya, siswa juga dituntut untuk bisa berpikir nalar dalam merumuskan ringkasan dari konsep materi yang ada, yaitu sub bab

(6)

perpindahan kalor. Siswa juga akan terbantu dalam belajar, karena dalam teknik Mind

Mapping terdapat unsur permainan warna

yang membuat siswa lebih kreatif dan tidak jenuh ketika mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa dapat tertarik serta mudah dalam memahami konsep dari materi tersebut serta dapat memudahkan siswa saat mengulang belajar kembali di rumah.

Penyebab adanya perbedaan hasil belajar yang lebih baik pada kelas eksperimen yaitu karena model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together

(NHT) berteknik Mind Mapping (Peta Pikiran) mampu menarik perhatian siswa untuk lebih antusias dalam proses pembelajaran di kelas serta membuat siswa lebih kreatif dan tidak mudah jenuh dalam proses pembelajaran karena dalam penerapannya, model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together (NHT) berteknik Mind Mapping (Peta Pikiran) dapat menyeimbangkan sistem kerja otak kanan dan otak kiri siswa serta adanya proses diskusi antar siswa membuat siswa saling mengisi, saling bertukar pendapat dan saling berkomunikasi. Proses presentasi yang dilakukan dengan cara memilih siswa secara acak sesaat sebelum presentasi dapat melatih rasa tanggung jawab mereka dalam sebuah kelompok sehingga semua siswa merasa memiliki andil besar dalam kesuksesan kelompoknya. Serta dalam dalam proses menalarkan konsep dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep dari materi yang diajarkan, sehingga siswa tidak hanya dapat lebih mudah belajar saat proses pembelajaran di kelas, tetapi juga memudahkan siswa pada saat siswa mengulang belajar kembali di rumah.

Selain itu, pada motivasi belajar siswa, diperoleh hasil bahwa tingkat motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen yang lebih baik dibandingkan dengan tingkat motivasi belajar siswa pada kelas kontrol di karenakan oleh adanya beberapa faktor, diantaranya adalah karena pada kelas eksperimen di terapkan Cooperative Learningtipe Numbered Heads

Together (NHT) berteknik Mind Mapping

(peta pikiran) sehingga siswa lebih tertarik dan antusias dalam proses pembelajaran sehingga timbul keinginan dalam benak mereka untuk menjadi yang terbaik sehingga siswa bersungguh-sungguh dalam

mengerjakan soal secara teliti dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol yang sudah bosan dan jenuh terhadap proses pembelajaran sehingga mereka kurang termotivasi dalam mengerjakan soal dengan cukup teliti, demikian juga untuk tingkat ketekunan dalam memahami materi, siswa pada kelas eksperimen lebih tekun dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol yang dari awal pembelajaran sudah kurang tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga hal tersebut juga akan berpengaruh pada rasa tanggung jawab mereka pada saat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, siswa pada kelas ekperimen akan lebih bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dibandingkan siswa pada kelas kontrol.

Sedangkan hasil analisis hubungan, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa. Hal tersebut disebabkan oleh adanya nilai yang berkesinambungan diantara keduanya. Kesimpulan tersebut menggambarkan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi belajar siswa maka juga akan menaikkan tingkat hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa tersebut. Berdasarkan paparan tersebut maka jelaslah bahwa antara tingkat motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa saling berhubungan serta saling mempengaruhi. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat merekomendasikan untuk penelitian selanjutnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. a. Hasil belajar siswa dengan

menggunakan model Cooperative Learning tipe Numbered Heads

Together (NHT) dengan teknik Mind

Mapping (Peta Pikiran) lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah.

b. Motivasi belajar siswa menggunakan model Cooperative Learning tipe

Numbered Heads Together (NHT)

dengan teknik Mind Mapping (Peta Pikiran) lebih baik dibandingkan dengan

(7)

model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah.

c. Terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Basir, A. 1988. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Airlangga University Press.

Buzan, T. 2006. Buku Pintar Mind Mapp.

Jakarta: Gramedia.

Druxes, H. G. Born. 1986. Kompedium

Didaktif Fisika.Bandung: Remaja

Karya.

Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

Lie, A. 2007. Mempraktikkan Cooperatif Learning diruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Slavin. 2006. Educational Psychology Theory and Practice. United states of America.

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian

Pendidikan Kompetisi dan

Praktiknya. Cetakan X. Jakarta: Bumi Aksara.

Tugas Akhir

Hasanah, S. 2012. Pengaruh Penerapan

Model Experiental Learning

Terhadap Hasil Belajar IPA dan

Sikap Ilmiah siswa di SMP.

Skripsi tidak diterbitkan. Jember. FKIP Universitas Jember.

Gambar

Tabel 2. Ringkasan Perhitungan Angket Tingkat Motivasi Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Total panel (balanced) observations: 135 Instrument specification: C SIZE CR ROA ROE Constant added to instrument list. Variable Coefficient

Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Pengaruh Penerapan Pendekatan Problem Centered Learning (PCL) Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa SMP.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Bahwa pemberian ganti rugi oleh Pemerintah kepada bekas pemilik tanah kelebihan maksimum dan absentee/guntai yang dikuasai Negara, berdasarkan perhitungan pasal 6

[r]

Guru Taman Kanak-kanan dalam pembelajaran seni tari, disamping harus menguasai bentuk-bentuk tarian dan ketrampilan dalam

BERBAHAN MOCAF, BIT DAN KOLANG-KALING ” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan