• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTES"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTES

A. KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Ross (1979) dalam Widarjo (2011). Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang dari pada pihak luar (investor, kreditor). Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi kinerja keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al., 2000).

Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Dengan mengungkapkan modal intelektual memungkinkan investor dan stakeholders lainnya untuk lebih baik dalam menilai kemampuan perusahaan dimasa depan, melakukan penilaian yang tepat terhadap perusahan, dan mengurangi persepsi resiko mereka (Williams, 2001; Miller dan Whiting, 2005).

(2)

B. Suku Bunga

a. Definisi Suku Bunga

Suku Bunga adalah pendapatan (bagi kreditur) atau beban (bagi debitur) yang diterima atau dibayarkan oleh kreditur atau debitur” (Madura,2003). Dalam kamus lengkap ekonomi (2003:693), suku bunga adalah :

“kompensasi yang dibayar peminjam dana kepada yang meminjamkan. Bagi peminjam , suku bunga merupakan tingkat pertukaran dari konsumsi sekarang untuk konsumsi masa mendatang. Biasanya di ekpresikan sebagai persentase pertahun yang dibebankan atas uang yang pinjam atau dipinjamkan”.

Selain itu Menurut Kasmir:(2014) bunga bank diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya . Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah ( yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada pihak bank( nasabah yang memperoleh pinjaman). Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang di berikan kepada nasabah yaitu sebagai berikut :

1) Bunga Simpanan

Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh : bunga tabungan, bunga deposito, jasa giro.

(3)

Bunga yang diberikan kepada peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Contoh : bunga kredit.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa para peminjam bersedia membayar sejumlah tingkat bunga kepada pemilik uang , karena dengan uang pinjaman tersebut dapat menciptakan pendapatan. Dengan adanya bunga yang diberikan oleh bank terhadap kreditur, diharapkan masyarakat akan tertarik untuk mempercayakan dananya untuk dikelola oleh bank.

b. Teori- teori mengenai suku bunga 1) Teori Suku Bunga Klasik

Menurut kaum klasik , suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian yang menyebabkan tabungan yang tercipta pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama yang dilakukan oleh pengusaha. Beranjak dari teori ekonomi mikro, teori klasik mengatakan bahwa tingkat suku bunga merupakan nilai balas jasa dari modal. Dalam teori klasik , stok barang modal dicampur-adukan dengan uang dan keduanya dianggap mempunyai hubungan substitusif. “Semakin langka modal, semakin tinggi suku bunga. Sebaliknya , semakin banyak modal semakin rendah tingkat suku bunga”(Nasution,2001).

(4)

2) Teori Suku Bunga Keynes

Keynes mempunyai pandangan yang berbeda dengan klasik. Tingkat suku bunga itu merupakan suatu fenomena moneter. Artinya, tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang(ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi, sepanjang uang ini mempengaruhi tingkat suku bunga. Perubahan tingkat suku bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi dengan demikian akan mempengaruhi Gross National Product (Nopirin,1992).

3) Teori Suku Bunga Hicks

Hicks mengemukakan teorinya bahwa tingkat suku bunga berada dalam kesimbangan pada suatu perekonomian bila tingkat suku bunga ini memenuhi keseimbangan sektor moneter dan sektor rill. Pandangan ini merupakan gabungan dari pendapat klasik dan keynes, dimana mashab klasik mengatakan bahwa suku bunga timbul karena uang adalah produktif artinya bila seseorang memiliki dana maka mereka dapat menambah alat produksinya agar keutungan yang diperoleh meningkat. Jadi uang dapat meningkatkan produktivitas sehingga orang ingin membayar bunga. Sedangkan menurut Keynes bahwa uang bisa produktif dengan metode spekulasi dipasar uang dengan kemungkinan

(5)

memperoleh keuntungan, dan keuntungan inilah sehingga orang ingin membayar bunga.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi suku bunga

Menurut Kasmir:(2014) faktor –faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga secara garis besar sebagai berikut.

1) Kebutuhan Dana

Apabila bank kekurangan dana (simpanan sedikit), sementara pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Dengan meningkatnya suku bunga simpanan akan menarik nasabah untuk menyimpan uang di bank. Dengan demikian kebutuhan dana dapat dipenuhi. Sebaliknya jika bank kelebihan dana, dimana simpanan banyak, akan tetapi permohonan kredit sedikit, maka bank akan menurunkan bungan simpanan, sehingga mengurangi minat nasabah untuk menyimpan. Atau dengan cara menurunkan juga bunga kredit, sehingga permohonan kredit meningkat.

2) Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% pertahun, maka jika hendak membutuhkan dana

(6)

cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikan diatas bunga pesaing misalnya 17% pertahun. Namun sbaliknya untuk bunga pinajaman kita harus berada dibawah bunga pesaing.

3) Kebijakan Pemerintah

Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan batas minimal atau maksimal bunga simpanan maupun bungan pinjaman bank tidak boleh melebihi batas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

4) Target Laba yang diinginkan

Merupakan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh bank.Jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, pihak bank harus berhati-hati dalam menentukan persentase laba atau keuntungan yang diinginkan

5) Jangka Waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika pinjaman berjangka pendek maka bunganya relatif lebih rendah.

(7)

6) Kualitas Jaminan

Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh dengan jaminan sertifikat deposito bunga pinjaman akan lebih rendah jika dibandingkan dengan jaminan sertifikat tanah. 7) Reputasi Perusahaan

Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. 8) Produk yang Kompetitif

Maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit tersebut laku dipasaran. untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.. Hal ini disebabkan tingkat pengembalian kredit terjamin, karena produk yang dibiayai laku dipasaran.

9) Hubungan baik

Biasanya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua, yaitu nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank.

(8)

10) Jaminan pihak ketiga

Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung segala resiko yang dibebankan kepada penerima kredit.Biasanya pihak yang memberikan jaminan bonafit, baik segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, sehingga bunga yang dibebankanpun berbeda. d. Fungsi Suku Bunga

1) Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan

2) Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkat sektor lain. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berati, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian. (Sunariyah,2004:81)

C. Inflasi

Dalam ilmu ekonomi , inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Inflasi juga sering

(9)

dikaitkan dengan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.(id.wikipedia.org).

Ismail:(2012) teori inflasi menganggap adanya kecendrungan penurunan nilai uang di masa datang. Maka menurut paham ini mengambil tambahan dari uang yang dipinjam merupakan sesuatu yang logis sebagai kompensasi penurunan nilai uang selama dipinjamkan.

Thamrin Abdullah dan Francis Tantri:(2012) Inflasi secara sederhana dapat diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. kenaikan dari satu atau dua jenis barang saja dan tidak bisa disebut inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas (mengakibatkan kenaikan harga ) pada barang lain.

Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter yang menunjukan suatu kecendrungan akan naiknya harga barang-barang secara umum, yang berarti terjadinya penurunan nilai uang (Rimsky,2005:16).

Pengertian-pengertian tersebut sangatlah sejalan dengan pengertian inflasi yang sebutkan oleh bank indonesia. BI mendefenisikan inflasi adalah kecendrungan harga- harga yang meningkat secara umum dan terus menerus (www.bi.go.id)

Berdasarkan pengertian –pengertian diatas, terdapat kesamaan persepsi mengenai inflasi, bahwa yang disebut dengan inflasi adalah suatu

(10)

kenaikan harga-harga yang terjadi secara umum, artinya terjadi pada jenis barang dan juga terjadi secara meluas yang mana harga-harga tersebut tidak hanya terjadi disuatu daerah saja tetapi berdampak pada seluruh daerah yang ada diseluruh wilayah negara tersebut.

1. Sebab Terjadinya Inflasi

Inflasi bisa terjadi karena beberapa sebab. Penyebab inflasi tersebut adalah :

a. Inflasi Tarikan Permintaan

Inflasi ini terjadi pada masa perekonomianberkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa sehingga menimbulkan inflasi (Sadono,2008:333).

b. Inflasi Desakan Biaya

Inflasi desakan biaya terjadi dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran adalah sangat rendah (Sadono,2008:334).

c. Inflasi Diimpor

Inflasi diimpor atau Imported Inflation merupakan kenaikan yang sangat dipengaruhi oleh tingkat harga-harga yang terjadi pada barang-barang tersebut akan sangat berdampak terhadap kenaikan harga barang –barang di dalam negeri (Sadono,2008:336).

(11)

2. Pengaruh Tingkat suku Bunga Terhadap Inflasi

Suku bunga memang memegang peranan yang penting dalam pengendalian inflasi. Hal ini disebabkan karena tingkat konsumsi masyarakat yang cenderung konsumtif terutama pada saat –saat tertentu seperti saat lebaran, natal, dan tahun baru. Pada saat ini biasanya sering terjadi kenaikan barang dan jasa yang diakibatkan karena tingkat permintaan barang dan jasa meningkat melebihi penawaran barang dan jasa tersebut.

Hubungan antara tingkat suku bunga dapat dilihat dari kesamaan Fisher (Fisher Equation) yang menunjukan bahwa tingkat suku bunga dapat berubah karena dua alasan yaitu tingkat bunga rill yang berubah atau tingkat inflasi yang berubah (mankiw,2008). Jika terjadi inflasi maka akan menurunkan suku bunga rill yang mengindikasikan adanya hubungan antara inflasi dan suku bunga rill. Artinya ketika terjadi kenaikan inflasi tingkat suku bunga akan menurun dan sebaliknya ketika penurunan inflasi maka tingkat suku bunga akan meningkat.

D. Kredit Mikro

1. Defenisi Kredit

Dalam kehidupan sehari-hari kata kedit bukan merupakan kata yang asing bagi masyarakat kita. Perkataan kredit tidak saja dikenal oleh masyarakat di kota- kota besar, tetapi sampai ke pedesaan kata kredit tersebut sudah sanagat populer.

(12)

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan (truth atau faith), Oleh karena itu, dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) pada masa yang akan datang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. . (Thamrin Abdullah dan Francis Tantri,2012:162)

Menurut Raymond P.Kent (1972) mengatakan bahwa: Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang.

Pengertian pinjaman (kredit) menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 7 tahun 1992 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Pengertian Kredit Mikro menurut Grameen Banking (2003) dan Ramadhini (2008) mendefinisikan kredit mikro sebagai pengembangan pinjaman dalam jumlah kecil kepada pengusaha yang terlalu rendah kualifikasinya untuk dapat mengakses pada pinjaman dari bank tradisional.

Calmeadow (1999) mengartikan kredit mikro sebagai arisan pinjaman modal untuk mendukung pengusaha kecil dalam

(13)

beraktivitas, umumnya dengan alternatif jaminan kolateral dan sistem monitoring pengembalian. Pinjaman diberikan utnuk melayani modal kerja sehari-hari, sebagai modal awal untuk memulai usaha, atau sebagai modal investasi untuk membeli asset tidak bergerak.

Dari pengertian tersebut kredit mikro sangat terkait dengan pengertian usaha mikro. Dengan demikian kredit mikro adalah Program atau kegiatan memberikan pinjaman kepada masyarakat golongan kelas menengah ke bawah untuk kegiatan usaha meningkatkan pendapatan, pemberian pinjaman yang tujuannya untuk menigkatkan taraf hidup dan mengembangkan usaha masyarakat. 2. Unsur – unsur Kredit

Adapun unsur- unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Thamrin Abdullah dan Francis Tantri,2012:165):

a. Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang, atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, diman sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern.

b. Kesepakatan; meliputi kesepakatan antara pemberi kredit dan penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu

(14)

perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.

c. Jangka waktu; setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencangkup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, menengah, atau jangka panjang.

d. Resiko; adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.

e. Balas jasa; merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau fase tersebut yang dikenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

3. Tujuan dan Fungsi Kredit

Adapun tujuan utama pemberian kredit antara lain (Thamrin Abdullah dan Francis Tantri,2012:166) :

a. Mencari keuntungan yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut hasilnya terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

(15)

b. Membantu usaha nasabah; tujuan lain dari pemberian kredit adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

c. Membantu pemerintah; bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka semakin baik, mengingat semakin banayk kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

E. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat masalah pengaruh suku bunga,inflasi terhadap permintaan kredit mikro yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu Peneliti, Tahun

Penelitian, dan Judul Penelitian

Variabel Metode

Analisis Hasil Penelitian Raimond Tandris

dkk (2014) “ Suku Bunga, Inflasi dan Nilai tukar pengaruhnya terhadap permintaan kredit perbankan di kota Manado” suku bunga, inflasi, nilai tukar, dan permintaan kredit analisis regresi

linear berganda Suku berpengaruh negatif bunga namun signifikan terhadap permintaan kredit pada perbankan di Kota Manado. Inflasi tidak berpengaruh terhadap terhadap permintaan kredit dan nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan

(16)

kredit. Irma Anindita

(2011) “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Car, Npl Dan Ldr Terhadap Penyaluran Kredit UMKM” Tingkat Suku Bunga, CAR, NPL, LDR, Penyaluran Kredit UMKM analisis regresi

linear berganda CAR, tingkat suku bunga NPL dan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM sedangkan variabel LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM. Yoda Ditria dkk (2008) “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah Dan Jumlah Ekspor Terhadap Tingkat Kredit Perbankan” tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, ekspor, bank, kredit, kredit modal kerja, kredit investasi, kredit konsumsi analisis statistik dalam bentuk korelasi sederhana serta analisis regresi linier berganda. variabel-variabel makro ekonomi berpengaruh terhadap jumlah kredit maupun ketiga jenis kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, dimana kredit investasi memiliki pengaruh terbesar terhadap perubahan tingkat suku bunga. Resma Iqlima (2010) “Analisa Pengaruh Inflasi, DPK Dan Tingkat Suku Bunga Kredit Modal Kerja Terhadap Posisi Modal Kerja (Studi

Kasus Pada Bank Persero)” PDRB, Inflasi, Dana Pihak Ketiga, Pertumbuhan Kredit. observasi nonparticipant dan teknik analisis yang digunakan analisis jalur. PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPK, Inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DPK. DPK berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Kredit, PDRB berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Kredit, dan yang terakhir inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap Pertumbuhan Kredit. Harera Angga tingkat analisis regresi tidak terdapat

(17)

Kusuma (2014) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Periode (2009 – 2011)” inflasi, suku bunga bank, pertumbuhan ekonomi, NPL, CAR, Kredit Usaha Rakyat.

linear berganda pengaruh signifikan antara Inflasi terhadap

KUR, SBI berpengaruh negatif terhadap penyaluran KUR, PDB berpengaruh negatif terhadap terhadap KUR, NPL tidak berpengaruh terhadap KUR, dan CAR tidak berpengaruh terhadap KUR. B. KERANGKA PEMIKIRAN H1 H2 Gambar 2.1 Model Konseptual

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas penulis ingin menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dari variabel X1 (Tingkat suku

bunga) dan X2(Inflasi) Terhadap Y (Permintaan kredit mikro).

Tingkat Suku Bunga

Permintaan Kredit Mikro

(18)

C. HIPOTESIS

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris.

1. Pengaruh Tingkat suku Bunga Terhadap Kredit

Menurut Kasmir:(2014) bunga bank diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya . Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah ( yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada pihak bank( nasabah yang memperoleh pinjaman).

Suku bunga merupakan rangsangan dari bank agar masyarakat mau menanamkan dananya pada bank. Semakin tinggi suku bunga simpanan, maka masyarakat akan semakin giat untuk menanamkan dananya pada bank, dikarenakan harapan mereka untuk memperoleh keuntungan. Dan begitu sebaliknya, semakin rendah suku bunga simpanan, maka minat masyarakat dalam menabung akan berkurang sebab masyarakat berpandangan tingkat keuntungan yang akan mereka peroleh di masa yang akan datang dari bunga adalah kecil.

Berbeda halnya dengan suku bunga simpanan. Suku bunga kredit ini dikenakan kepada masyarakat yang ingin meminjam dana pada bank. Suku bunga kredit ini sangat bergantung dari jenis kredit yang diinginkan. Semakin tinggi bank mengenakan suku bunga kredit, minat masyarakat untuk meminjam kredit semakin berkurang, sebab mereka

(19)

dihadapkan dengan jumlah pembayaran kredit ditambah bunga yang tinggi. Dan ini memberatkan masyarakat yang bersangkutan dalam meminjam kredit, dan melunasi kreditnya di masa yang akan datang. Namun sebaliknya, apabila bank mengenakan suku bunga kredit (pinjaman) yang rendah maka minat masyarakat dalam meminjam kredit bertambah besar, khususnya kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan semakin rendahnya suku bunga kredit, khususnya kredit untuk UMKM, maka akan memicu pertumbuhan, dan perkembangan jumlah UMKM, yang berarti dapat mengurangi jumlah pengangguran. Sebab bagaimanapun juga UMKM selama ini dikenal sebagai penopang jumlah tenaga kerja di Indonesia yang semakin melimpah.

2. Pengaruh Inflasi Terhadap Kredit

Ketika jumlah uang beredar di masyarakat berkurang pertumbuhan inflasi memang akan tertekan. Namun disisi lain juga beresiko menekan pertumbuhan ekonomi. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian yang lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung, dan mengadakan investasi. sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah , yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali , keadaan perekenomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.

(20)

Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh ini pernah iungkapkan oleh Salah satu contoh penelitian terdahulu yang berjudul “ Suku Bunga, Inflasi dan Nilai tukar pengaruhnya terhadap permintaan kredit perbankan di kota Manado”(2014), menjelaskan secara bersama suku bunga, inflasi dan nilai tukar berpengaruh terhadap permintaan kredit. Suku bunga berpengaruh negatif namun signifikan terhadap permintaan kredit pada dunia perbankan. Sedangkan Inflasi tidak berpengaruh terhadap permintaan kredit dan nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan kredit.

Dari uraian di atas maka hipotesis yang penulis kemukakan adalah:

H1 : Tingkat Suku Bunga berpengaruh terhadap Permintaan Kredit

Mikro Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Jakarta Fakhrudin.

H2 : Inflasi berpengaruh terhadap Permintaan Kredit Mikro Pada PT.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang bekerjasama dengan Pimpinan Universitas, telah memfasilitasi peneliti untuk

Untuk menganalisis faktor – faktor yang diduga kuat mempengaruhi proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang akan

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi serta kebijakan yang telah dijelaskan sebelumnya, disusun program-program pembangunan sesuai dengan bidang urusan

Berdasarkan pada tabel diatas menunjukan bahwa data tersebut terbebas dari heterokedatisitas karena nilai probabilitas untuk stock selection dan market timing sebesar

Kulit bayi masih sangat sensitif, hal inilah yang membuat orang tua harus memilih pakaian dengan bahan yang benar-benar nyaman untuk si kecil. Bahan pakaian yang nyaman juga

Chart 1 portrays the per-volume costs for managed storage of “text” according to several factors: format (microfilm, print, ASCII, or 600 dpi 1-bit page images with Group 4

Tahapan kesimpulan membahas hasil evaluasi dari seluruh kegiatan yang dilakukan dalam melakukan penelitian terhadap pembuatan aplikasi pencarian alamat menggunakan

Setelah penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa metode seminar Socrates dan carousel brainstorming merupakan sebuah metode pembelajaran berkelompok yang