Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
ANALISIS TENTANG FOOD QUALITY CONTROL DI
HOTEL GRAND ANTARES INDONESIA
KERTAS KARYA
Dikerjakan O
L E H
OLIVIA A. HUTABARAT NIM : 062204051
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR BIDANG KEAHLIAN PERHOTELAN MEDAN
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
ANALISIS TENTANG FOOD QUALITY CONTROL PADA
HOTEL GRAND ANTARES INDONESIA
KERTAS KARYA Dikerjakan
O L E H
OLIVIA A. HUTABARAT NIM : 062204051
Pembimbing,
Tengku Djohan Monel, HE
Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
Untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR BIDANG KEAHLIAN PERHOTELAN MEDAN
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
PENGESAHAN
Diterima oleh :
Panitia Ujian Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata
Pada : Tanggal : Hari :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEKAN
NIP. 132098531
Drs. Syaifuddin,M.A.,Ph.D
PANITIA UJIAN
1. Tengku Djohan Monel, HE (Dosen Pembimbing)
2. Drs. Parlaungan Ritonga (Dosen Pembaca)
3. Drs. Ridwan Azhar, M.Hum (Ketua Jurusan)
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
Disetujui Oleh :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Medan, Maret 2009
PROGRAM STUDI D III PARIWISATA KETUA,
NIP. 131124058
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
kasih dan berkatnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan kertas karya ini
yang berjudul “Analisis tentang Food Quality Control pada Hotel Grand
Antares Indonesia”.
Banyak pihak yang telah membantu penulis selama mengikuti perkuliahan
di program studi DIII Pariwisata USU dan selama menyusun kertas karya ini.
Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada
berbagai pihak, antara lain kepada :
1. Bapak Drs. Syafuddin, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Ridwan Azhar M.Hum selaku Ketua Program Studi D III
Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Mukhtar Majid, S.Sos, S.E.Par, M.A., selaku Sekretaris Jurusan
Program studi DIII Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Tengku Djohan Monel, HE., selaku dosen pembimbing yang telah
mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan kertas karya ini.
5. Bapak Drs. Parlaungan Ritonga, M. Hum selaku dosen pembaca, yang telah
banyak memberikan masukan dalam penulisan kertas karya ini.
6. Seluruh dosen pengajar dan staf administrasi di Program Studi D III Fakultas
Sastra Universitas Sumatera Utara.
7. Kepada bapak Seninton Pardede selaku HRD Manager Hotel Grand Antares
Indonesia, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan Observasi di Hotel Grand
Antares Indonesia.
8. Kepada bapak Muharnof, selaku Executive Chef pada Hotel Grand Antares
Indonesia beserta staf kitchen department yang telah banyak memberikan
masukan-masukan selama penulis menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL).
9. Kepada Ayahanda Drs. G. Hutabarat, M.Pd dan Ibunda Dra. J. Sibarani
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
saudara-saudara penulis yang sangat dikasihi k’Eka, k’Intan, B’Willy, Adekku
Marthin dan Basa yang tak pernah berhenti memberikan dorongan dan
semangat demi kesuksesan penulis.
10.Keluarga besar Marakas 32 dan anak-anak H’star (terimakasih telah menjadi
bagian hidupku, I Love U All…)
11.Buat sahabat-sahabat tercinta Esther, Ani, Siti, Decy, Citra, Risda, Yeli, Bita
(terimakasih telah menjadi inspirasi dalam hidupku) , P’Muhadi (buat
bukunya), dan teman-teman kampus D III Perhotelan dan Usaha Wisata
angkatan 2006 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
12.Seluruh rekan mahasiswa angkatan 2007 dan 2008.
13.Dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan motivasi dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
kertas karya ini (thanks 4 all…).
Akhir kata, penulis menyadari dalam penulisan kertas karya ini masih
terdapat kekurangan hingga diharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Semoga kertas karya ini berguna bagi semua.
Medan, Maret 2009
Penulis
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………...i
DAFTAR ISI...iii
ABSTRAK……..………....v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemiliham Judul………..….………..1
1.2 Batasan Masalah………..……….………..2
1.3 Tujuan Penulisan………...……….2
1.4 Metode dan Teknik Penulisan………...………….2
1.5 Sistematika Penulisan………...………..3
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Food and Beverage Division pada Hotel……….…..…5
2.1.1 Bagian Pembelian (Purchasing Department)...5
2.1.2 Bagian Penerimaan Barang (Receiving)…………...……….…….6
2.1.3 Bagian Penyimpanan Bahan (Storing)………..……….……6
2.1.4 Bagian Pengolahan (Producing)………..………..8
2.1.5 Bagian Penyajian dan Penjualan (Serving and Selling)……...…..9
2.1.6 Menangani Peralatan dan Perlengkapan (Stewarding)...10
2.2 Pengawasan Mutu……….…..………10
2.2.1 Pengawasan Mutu di Dalam Food and Beverage Department…10 2.2.2 Hal-hal yang Mempengaruhi Mutu/Kualitas Makanan………....11
2.2.3 Pengotoran Makanan………...……….12
2.2.4 Makanan Rusak………...……….12
2.2.5 Keracunan Makanan……….………13
BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI HOTEL GARAND ANTARES INDONESIA 3.1 Sejarah Berdirinya Hotel Grand Antares Indonesia……….18
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
3.3 Fasilitas Yang Disediakan Hotel Grand Antares Indonesia ……...…..20
3.3.1 Fasilitas Kamar………...………….………..………20
3.3.2 Fasilitas Food and Beverage………….……….…...………25
3.3.3 Fasilitas Lainnya……….………..28
3.4 Struktur Organisasi………...………...………....28
BAB IV ANALISIS TENTANG FOOD QUALITY CONTROL PADA HOTEL GRAND ANTARES INDONESIA 4.1 Pengawasan Pengadaan Barang (Purchasing)………..…….…………..31
4.2 Pengawasan Penerimaan Bahan (Receiving)………..……….32
4.3 Pengawasan Pergudangan (Storing)………..…….……….34
4.3.1 Daily Store………..……….35
4.3.2 Makanan Cepat Rusak/Layu (Perishable)………..…….35
4.3.3 Makanan Jenis Dairy Product…………..………...…36
4.3.4 Bahan Makanan Jenis Daging,Unggas,Ikan Laut ………...37
4.3.5 Makanan Jenis Sembako (Groceries)………..………37
4.3.6 Jenis Minuman (Beverage)………..………38
4.4 Pengawasan Pada Pengolahan (Producing)………...…………..39
4.5 Perlengkapan/ Peralatan Pengolahan………...…………42
4.6 Penyajian Makanan………..………42
BAB V PENUTUP/KESIMPULAN.………..………44 DAFTAR PUSTAKA
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Makan dan minum adalah suatu kegiatan yang tidak akan ada henti-hentinya. Manusia membutuhkan makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada masa sekarang sangat mudah sekali untuk memperoleh makanan dan minuman. Banyak jasa boga yang menyediakan berbagai macam makanan termasuk salah satunya adalah hotel. Tetapi permasalahannya adalah keracunan makanan dan penggunaan zat-zat aditif tidak pernah sirna. Sehingga menimbulkan kecemasan tersendiri pada saat mengonsumsi makanan tersebut.
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Dewasa ini perkembangan pariwisata sangat diperhatikan oleh seluruh
lapisan masyarakat di dunia. Dimana sektor pariwisata memberikan begitu banyak
peluang bagi siapa saja yang terlibat di dalamnya.
Hotel merupakan salah satu faktor pendukung pariwisata yang mempunyai
peranan yang sangat penting dalam mengembangkan sarana dan prasarana
pariwisata, dimana hotel sebagai salah satu jenis akomodasi yang terlibat secara
langsung dalam penyediaan jasa penginapan, makan dan minum serta fasilitas lain
yang diharapkan memberikan kepuasan bagi setiap orang yang memakai jasa
tersebut. Pada hotel banyak departemen-departemen yang mendukung kelancaran
operasional hotel, salah satu diantaranya adalah bagian Food & Beverage
Department yang bertanggung jawab penuh dalam pengolahan sampai pada saat
menyajikan makanan dan minuman. Karena kegiatan makan dan minum
merupakan kebutuhan setiap orang, maka penanganan kegiatan ini memiliki
resiko yang sangat tinggi, sehingga pengelolaan makanan dan minuman harus
ditangani secara profesional, agar dapat meningkatkan prestise hotel tersebut.
Akan tetapi saat ini banyak hotel yang tidak memenuhi standar dalam
pengolahan makanannya, ini dapat dilihat dari maraknya kasus-kasus keracunan
makanan disebabkan buruknya kualitas makanan yang ditawarkan oleh pihak
hotel. Oleh karena itu hotel tentu harus bisa mengembalikan kepercayaan orang
banyak, dengan cara melakukan usaha pengawasan kualitas makanan (food
quality control) sehingga setiap makanan yang diproduksi tidak hanya lezat tetapi
sehat, bersih, dan berkualitas tinggi.
Dengan alasan tersebut maka penulis memilih judul “Analisis tentang
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
1.2 Batasan Masalah
Begitu banyak tugas-tugas serta aktifitas lain yang harus dikerjakan oleh
Food and Beverage Department pada sebuah hotel. Sehingga pada penulisan
tugas akhir ini penulis melakukan pembatasan masalah yang akan dibahas.
Batasan masalah dalam penulisan kertas karya ini adalah dimulai dari cara
pengawasan pembelian bahan-bahan makanan sampai dengan cara penyajian
makanan yang diproduksi.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan kertas karya ini antara lain :
1. Untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan Diploma
III Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra USU.
2. Sebagai perbandingan antara teori-teori yang diperoleh di perkuliahan dengan
kenyataan yang ditemui di lapangan.
3. Sebagai informasi bagi khalayak ramai dalam menambah wawasan di bidang
memasak dan operasional dapur.
1.4 Metode dan Teknik Penulisan
Untuk membuktikan dan mempertanggungjawabkan suatu karya tulis,
diperlukan penelitian untuk memperoleh data-data aktual guna mendukung proses
penulisan karya tulis tersebut. Hal ini penting agar hasil yang didapat bersifat
objektif dan tidak diragukan kebenarannya. Dalam menyelesaikan kertas karya
ini, penulis memakai dua jenis penelitian, yaitu :
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Metode penelitian ini merupakan metode pengumpulan data-data dari
pengamatan langsung sepanjang dua bulan praktik dan juga dari wawancara
langsung dengan beberapa karyawan yang dianggap dapat mewakili seluruh
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Metode penelitian ini merupakan suatu usaha untuk mendapatkan data yang
diperoleh melalui buku-buku, majalah, brosur, internet serta bahan-bahan
perkulihan yang berhubungan dengan objek penelitian untuk melengkapi
kebenarannya.
Semuanya itu guna tercapainya keserasian antara teori dan praktek agar
dapat tersusun laporan akhir yang baik dan sesuai dengan pokok bahasan.
1.5 Sistematika Penulisan
Pokok-pokok pembahasan pada kertas karya ini dibagi ke dalam lima bab
yang saling berkaitan antara bab yang satu dengan bab yang lain. Adapun
pokok-pokok pembahasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut .
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang alasan pemilihan judul, batasan masalah,
tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II URAIAN TEORITIS
Bab ini berisikan penjelasan tentang Food and Beverage pada hotel,
pengertian pengawasan mutu (quality control), pengawasan mutu pada Food and
Beverage department, dan hal-hal yang mempengaruhi kualitas makan.
BAB III TINJAUAN UMUM HOTEL GRAND ANTARES INDONESIA
Bab ini berisikan tentang sejarah berdirinya Hotel Grand Antares
Indonesia, klasifikasi, fasilitas-fasilitas yang dimiliki, serta struktur organisasi
Hotel Grand Antares Indonesia.
BAB IV ANALISIS TENTANG FOOD QUALITY CONTROL DI HOTEL
GRAND ANTARES INDONESIA
Dalam bab ini dibahas tentang pengawasan mutu pada saat pengadaan
barang, penerimaan barang, pengawasan mutu pada saat pengolahan, pengawasan
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
BAB V PENUTUP/KESIMPULAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan tentang penelitian yang telah
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Food and Beverage Division pada Hotel
Food and Beverage division adalah bagian makanan dan minuman yang
bertanggung jawab atas produksi, penyajian dan penjualan makanan serta
minuman di dalam hotel. Sebagaimana layaknya suatu bagian hotel, maka
kegiatan-kegiatan operasional bagian ini berperan penting dalam mendatangkan
pendapatan hotel. Namun demikian keberhasilan usaha ini menuntut penerapan
sistem operasional yang relatif kompleks mengingat barang yang dijual kepada
tamu bersifat konsumsi habis.
Dalam penanganan makanan dan minuman, bagian Food and Beverage
juga menjalin kerja sama dengan accounting department yaitu dalam hal
pembelian dan penyimpanan bahan-bahan yang akan diolah. Ada enam bagian
pada hotel yang berperan penting dalam penanganan makanan dan minuman,
antara lain diuraikan berikut ini.
2.1.1 Bagian Pembelian (Purchasing Department)
Purchasing department merupakan salah satu departemen atau sub bagian
dari departemen akunting yang mendapat otoritas dari manajemen atau pemilik
hotel untuk melakukan transaksi pembelian segala jenis barang keperluan
operasional hotel termasuk pembelian bahan-bahan makanan dan minuman,
sehingga bagian pembelian ini sebagai pusat pembelian (purchase center) pada
perusahaan atau hotel yang bersangkutan.
Bagian pembelian pada sebuah hotel diaggap sebagai salah satu bagian
yang berperan penting dan ikut menentukan kelangsungan hidup hotel itu sendiri,
karena dengan menerapkan sistem dan prosedur yang dimiliki oleh pengelolah
atau staf bagian pembelian, akan berpengaruh besar pula terhadap keuntungan
(profit) yang akan diperoleh perusahaan atau hotel tersebut. Dengan keahlian
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
bahan berkualitas tinggi sehingga setelah bahan tersebut diolah maka akan
menghasilkan makanan yang berkualitas pula dan tentunya akan meningkatkan
prestise hotel tersebut.
2.1.2 Bagian Penerimaan Bahan (Receiving)
Bagian ini bertugas menerima semua jenis barang yang telah dipesan
sebelumnya oleh bagian purchasing, barang-barang tersebut dipusatkan pada satu
tempat yang disebut dengan area penerimaan barang atau lebih dikenal dengan
sebutan receiving area.
Sebagai tempat menerima segala jenis barang keperluan operasional hotel,
seorang penerima barang (receiving clerk) harus betul-betul menguasai
pekerjaannya terutama yang berhubungan dengan kualitas barang (quality), jenis
dan spesifikasi barang (specification) ukuran barang/bahan makanan tertentu
(size), berat dari bahan-bahan makanan tertentu (weigth), dan harga (price) dari
segala jenis barang yang akan diterimanya setiap hari.
Di area tempat penerimaan barang ini, staf bagian penerimaan barang
sudah harus mengetahui sebelumnya jenis barang apa saja yang akan datang atau
dikirim oleh para rekanan pada hari itu, karena dia sudah menerima lembar/copy
form purchase order dari bagian pembelian, beberapa hari sebelumnya.
Ada beberapa macam bukti pesanan barang yang diterima oleh receiving
clerk, antara lain purchase order untuk bahan makanan jenis groceries, purchase
order jenis minuman, purchase order untuk barang materials, lembar market list
untuk bahan makanan jenis perishable yang dibuat oleh bagian dapur (executive
cheff), sehari sebelumnya.
2.1.3 Bagian Penyimpanan Bahan (Storing)
Bagian ini berperan dalam penyimpanan segala jenis barang/bahan yang
akan digunakan pada waktu yang akan datang, untuk mempermudah
operasionalnya maka diperlukan sebuah gudang atau lebih dikenal dalam bahasa
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
Sebuah gudang (store) sangat diperlukan keberadaannya pada sebuah hotel
karena dengan adanya gudang tempat menyimpan barang persediaan, oleh
perusahaan akan dirasakan lebih mudah dalam kegiatan operasionalnya. Bagi
sebuah perusahaan atau hotel yang besar, dengan adanya barang persediaan
makanan, minuman, dan material lainnya di gudang, maka pihak perusahaan atau
hotel yang bersangkutan akan merasa lebih percaya diri dalam menawarkan
pelayanan, terutama pada jasa akomodasi dan jasa boga bagi pelanggan atau tamu
yang datang dan menginap di hotel.
Gudang atau ruangan gudang merupakan tempat menyimpan
barang-barang persediaan keperluan operasional perusahaan atau hotel. Barang
persediaan ini disimpan dan dirawat sedemikian rupa sehingga dapat
dipertanggungjwabkan keutuhannya oleh staf bagian gudang yang menjaganya.
Dalam bukunya yang berjudul Food & Beverage Management, Bernard Davis &
Sally Stone mengatakan bahwa : “ Tujuan utama diadakannya persediaan barang
(terutama persediaan bahan makanan) adalah untuk menambah keyakinan dalam
pelayanan jika ada permintaan yang bersifat segera/cepat akan bahan makanan
untuk keperluan operasional perusahaan itu sendiri, untuk itu barang persediaan
harus tetap tersedia setiap saat.”
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti hotel dan restoran
akan berfikir bahwa jika mereka tidak menyiapkan persediaan barang/bahan
makanan dan minuman, maka pada suatu saat nanti pasti akan terjadi suatu
keadaan dimana barang/bahan makanan dan minuman yang diperlukan tidak
tersedia di pasaran atau sulit untuk mendapatkannya, sehingga kesempatan bagi
perusahaan itu untuk meraih keuntungan yang seharusnya didapatkan akhirnya
hilang begitu saja. Atas dasar itulah maka perusahaan yang bergerak di bidang
perhotelan dan restoran selalu berusaha menyiapkan bahan makanan dan
minuman di dalam gudang sebagai barang persediaan, tentunya jumlah dan nilai
barang persediaan itu harus disesuaikan dan diperhitungkan dengan tingkat hunian
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
2.1.4 Bagian Pengolahan (Producing)
Dalam penanganan pengolahan makanan, bagian dapur sangat berperan
penting. Dapur berfungsi sebagai tempat untuk mengolah/memproduksi segala
jenis makanan yang ditawarkan oleh hotel. Oleh karena itu, dapur harus bersih
dan higienis. Menurut A. Rachman Arif dapur merupakan suatu tempat atau
ruangan yang memproduksi makanan dan memasak bahan-bahan makanan untuk
keperluan tamu hotel serta karyawan hotel keseluruhannya.
Kegiatan mengolah makanan demikian rumit sehingga bagian dapur hotel
harus dikelolah dengan menerapkan berbagai sistem yang tepat dan pembagian
seksi atau bagian-bagian yang jelas pula. Sehingga setiap seksi atau bagian
memahami fungsi dan tanggungjawabnya masing-masing. Struktur organisasi
dapur akan berbeda menurut besar kecilnya hotel serta jumlah unit penjualan
makanan yang disediakan. Semakin banyak unit penjualan makanan dan minuman
yang dibuka dalam suatu hotel, maka akan semakin besar atau semakin banyak
pula dapur yang harus dibuka. Hal ini menyebabkan organisasi dapur akan
semakin besar.
Pada dapur kecil biasanya dilakukan penggabungan beberapa posisi untuk
tujuan efisiensi tenaga kerja. Akan tetapi penggabungan tersebut harus dilakukan
dengan perhitungan yang matang agar tidak menimbulkan kendala dalam
mekanisme operasionalnya. Perhitungan yang cermat tersebut didasarkan pada
luas area dapur yang ada, jumlah kamar hotel, jumlah unit penjualan yang ada,
serta dikaitkan pula dengan asumsi jumlah tamu yang datang secara rata-rata
setiap harinnya.
Untuk menghasilkan makanan yang berkualitas dan sehat maka
dibutuhkan pula dapur yang sehat. Ada beberapa kriteria dapur yang sehat, yaitu :
1. Cukup ventilasi
Pertukaran udara sangat penting di dapur agar sisa pembakaran di dapur dapat
keluar dengan sempurna, sehingga keberadaan jendela/ventilasi maupun
corong asap di atas kompor sangat penting untuk mengeluarkan sisa
pembakaran. Selain untuk pertukaran udara, ventilasi juga berguna untuk
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
2. Cukup penerangan
Dapur harus memiliki penerangan yang cukup, karena dapur yang gelap dan
lembab akan menimbulkan bau, mempercepat kuman-kuman berkembang,
dan menjadi sarang binatang-binatang seperti kecoa, lalat, semut, dan tikus.
3. Lantai dan dinding
Lantai yang digunakan sebaiknya yang terbuat dari keramik dan tidak licin,
sehingga mudah dibersihkan dari kotoran dan lemak. Dinding sebaiknya
terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar. Dinding berwarna putih
sehingga memberi kesan bersih selain itu ruangan menjadi lebih terang, atau
warna hijau muda karena warna ini tidak disukai lalat.
Selain dapur harus sehat ruang dapur perlu perawatan setiap saat, agar
terhindar dari berbagai kuman dan kotoran. Untuk itu penggunaan dapur perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Setelah dipakai dapur harus dibersihkan secara teratur. Ini dapat dilakukan
dengan menyapu, mengepel lantai dengan karbol atau sejenisnya. Pada waktu
membersihakan perlu diperhatikan bagian sudut ruangan.
2. Bak cuci harus bebas dari segala jenis kotoran.
3. Saluran air didapur harus sering dibersihkan dan tidak boleh tergenang
4. Tempat sampah harus selalu tertutup, dan dikosongkan setiap hari.
2.1.5 Bagian Penyajian dan Penjualan (Serving and Selling)
Kegiatan menjual dan menyajikan dilaksanakan oleh selling outlet yang
dibuka secara khusus di dalam Food and Beverage department. Kegiatan yang
lazim disebut dengan tatahidangan ini juga menuntut keterampilan yang sangat
tinggi dari seluruh unsur pelaksananya. Pramusaji adalah orang yang bertugas
atau bekerja di bidang penyajian makanan dan minuman. Pramusaji merupakan
fungsi atau jabatan yang terdapat di berbagai bagian penjualan makanan dan
minuman seperti restaurant, room service, banquet dan bar.
Pramusaji merupakan ujung tombak dari sebuah kegiatan penyajian dan
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
yang akan menikmati makanan dan minuman yang dijual, sehingga sebagai ujung
tombak pelayanan yang diberikan harus bersifat cooperative dan consentious,
artinya selalu mengutamakan kerjasama serta memiliki sifat yang teliti.
2.1.6 Menangani Peralatan dan Perlengkapan (Stewarding)
Bagian ini menangani seluruh peralatan di semua outlet Food and
Beverage Department seperti penyimpanan, pencucian, perawatan dan
sebagainya. Dalam industri berskala besar menyangkut usaha makanan dan
minuman, pengusaha mengeluarkan biaya yang cukup besar sebagai modal kerja
untuk pengadaan peralatan yang dimaksud dengan harga relatif mahal. Dengan
biaya besar perlu jaminan agar masa pakai peralatan tersebut bisa relatif lama,
sehingga ditentukanlah sebuah bagian yang khusus bertugas untuk menangani
peralatan tersebut yang biasa disebut dengan stewarding.
2.2 Pengawasan Mutu (Quality Control)
Pengawasan mutu (quality control) adalah keseluruhan dari kesiapan, tata
cara, tekhnik atau program yang bahwasanya akan menjamin pemeliharaan dan
berlanjut secara terperinci yang menjadi standar dari sebuah produk sampai
menentukan batas dalam tingkat tertentu sewaktu menangani makanan, mengolah,
serta mengemasnya, dan berlanjut pada penyimpanan, persiapan dan sampai saat
mengkonsumsinya.
2.2.1 Pengawasan Mutu di Dalam Food and Beverage Department
Pengawasan mutu jika diaplikasikan ke dalam food and beverage
department, maka itu akan menjadi standar dalam setiap langkah pengoperasian
pada setiap section yang ada pada departemen ini. Pengawasan mutu memberikan
jaminan atas pemesanan makanan bahwasanya makanan yang disajikan
berkualitas, dan menjadi tugas bagi masing-masing individu untuk meningkatkan
mutu ke arah yang lebih luas, tidak hanya pada waktu menangani makanan
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
Untuk menunjang pengembangan pengawasan mutu makanan, perlu
dibuat suatu sistem yang benar-benar dengan perencanaan yang matang, karena
itu harus diikuti dengan tindakan pemeriksaan (inspection) pada waktu menangani
makanan berikut area dan peralatannya. Sistem pengawasan mutu makanan jika
terus ditindaklanjuti diyakini akan mengurangi masalah keracunan makanan yang
begitu kompleks dan dapat mencapai keuntungan yang maksimal, serta
mewujudkan cita-cita dan tujuan hotel yaitu “Guest Satisfaction”.
2.2.2 Hal-hal yang Mempengaruhi Mutu/Kualitas Makanan
Makanan yang dikonsumsi manusia harus bermanfaat dan berkualitas
baik, mengandung protein, vitamin, serta bermanfaat bagi tubuh manusia. Oleh
sebab itu makanan berkualitas harus memenuhi syarat-syarat antara lain :
1. Mengandung nilai gizi yang baik.
2. Tidak berbahaya bagi kesehatan, tidak mengandung kuman penyakit, tidak
beracun dan tidak busuk.
Banyak faktor yang mempengaruhi buruknya mutu makanan, antara lain
disebabkan kurangnya kebersihan pada saat menangani, penjamahan makanan,
peralatan yang tidak tejamin kebersihannya dan tidak hati-hati pada saat persiapan
memasak.
Makanan sebagai perantara penyebaran penyakit dapat berperan sebagai
penyebab, sebagai pembawa dan juga sebagai media. Makanan dapat berperan
sebagai penyebab terjadinya penyakit disebabkan bahan makanan tersebut secara
alamiah memang mengandung racun seperti jamur, ikan, singkong dan
sebagainya. Makanan dapat berperan sebagai pembawa penyakit disebabkan telah
dicemari oleh zat-zat yang membahayakan kesehatan seperti bahan-bahan kimia,
parasit, mikro organisme yang pathogen serta bahan-bahan radio aktif. Makanan
juga dapat menjadi media yang baik bagi berkembangnya kuman, misalnya pada
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
2.2.3 Pengotoran Makanan
Food borne diseases pada umumnya disebabkan pengotoran yang terjadi
terhadap makanan (food Contamination) baik melalui faktor-faktor yang terdapat
di dalam makanan itu sendiri maupun yang berasal dari luar makanan.
Faktor-faktor di luar lingkungan makanan yang dapat mengotori makanan antara lain
adalah :
1. Debu
2. Kemasan atau alat-alat memproses maupun untuk mengkonsumsi makanan
dalam keadaan yang kotor (kurang bersih).
3. Makanan diolah di lingkungan yang kotor, ditampung di tempat yang kotor,
serta penyimpanan yang tidak bersih.
4. Proses pengolahan tidak memenuhi ketentuan higiene sanitasi.
5. Mempergunakan peralatan yang kotor.
6. Penjamahan makanan (food handler) tidak sehat atau tidak bersih.
7. Terjadinya kesalahan dalam penjamahan makanan.
Pengotoran makanan disebabkan faktor internal makanan itu sendiri dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Pengotoran yang bersifat asli dari makanan antara lain seperti racun HCN
dalam singkong dan kentang atau asam jengkol yang terdapat pada jengkol,
dan
2. Pengotoran yang bukan asli dari makanan misalnya parasit/cacing pita yang
terdapat di dalam daging babi.
2.2.4 Makanan Rusak
Makanan dinyatakan mengalami kerusakan jika telah terjadi
perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki dari sifat asalnya. Kerusakan makanan dapat
terjadi karena kerusakan fisik, kimia, dan enzimitis. Berikut ini beberapa
tanda-tanda kerusakan makanan :
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
Kerusakan yang sering terjadi adalah karena benturan fisik, serangan serangga
dan serangan mikroorganisme. Buah dan sayuran yang rusak terlihat busuk,
berubah warna dan rasa, serta berlendir.
2. Daging dan Hasil olahannya
Daging mudah busuk karena kandungan nutrisi dan kadar airnya tinggi.
Kerusakan dapat dilihat dari perubahan warna pada daging, bau, dan berlendir.
3. Ikan dan Hasil olahannya
Kerusakan pada ikan ditandai dengan terjadinya perubahan warna, bau,
tekstur, dan terbentuknya lendir. Bakteri yang menyebabkan kerusakan ikan
dipengaruhi oleh suhu penyimpanan ikan.
4. Susu dan Hasil olahannya
Kerusakan pada susu ditandai dengan pembentukan gas, pengumpulan lendir,
tengik, dan perubahan rasa. Penggumpalan dan pembentukan lendir pada susu
disebabakan oleh bakteri dan juga terbentuknya asam pada susu.
5. Makanan kaleng
Kerusakan makanan kaleng akibat bakteri menjadikan makanan berbau busuk
dan berwarna hitam. Selain itu kerusakan makanan kaleng juga dapat terjadi
akibat clostridium, dimana kaleng menjadi kembung karena pembentukan gas.
2.2.5 Keracunan Makanan
Makanan yang dikotori oleh racun (toxin) adalah makanan beracun dan
dapat mengakibatkan keracunan makanan. Toxin atau racun yang membuat
makanan menjadi beracun berasal dari mikroorganisme yang hidup seperti
bakteri/basil, cacing dan racun dari benda mati (food intoxication), misalnya
bahan kimia, substansi radio aktif (radiasi).
Khusus mengenai keracunan terhadap makanan ada beberapa penyebab
yang bisa menimbulkan keracunan yaitu :
1. Karena bakteri : cholera, disentri, tiphus, abdomenalis.
2. Karena parasit : ascaris (cacing usus), taeniasis (cacing pita), vermicularis
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
3. Keracunan substansi radio aktif (radiasi).
4. Karena zat kimia : racun serangga (insectisida), racun hama (arsenic), zink
(aluminium), timah hitam (pipa air), zat-zat pengawet yang kadaluarsa, dan
lain sebagainya.
5. Karena tanaman beracun : tumbuhan jamur, racun singkong, asam jengkol
pada jengkol.
6. Binatang laut : ikan, udang, ubur-ubur, kepiting dan sebagainya.
Bakteri adalah single cell dengan dinding tipis serta berkembang biak,
makan dan menghasilkan toxin, dan perlu diingat bahwa tidak semua bakteri
menyebabkan penyakit. Ada beberapa bakteri yang justru sangat berguna bagi
kehidupan manusia seperti untuk pembuatan keju, susu asam, saucerkraut, tempe,
dan lain-lain. Bakteri ini disebut dengan beneficil bacteria.
Jenis-jenis bakteri antara lain :
• Natural bacteri, yaitu bakteri yang tidak berbahaya, tetapi juga tidak berguna.
• Helpful (beneficil bacteria), yaitu bakteri yang berguna untuk membantu
peragian dalam pembuatan tempe, keju, dan juga membuat obat-obatan.
• Undersirable, yaitu bakteri yang ada pada makanan kadaluarsa, atau makanan
yang sudah basi, sudah berubah rasa ataupun bau.
• Hermful bacteria, bakteri yang berbahaya yang membuat tubuh meriang,
muntah-muntah, TBC, liver, dan lain sebagainya.
• Virus, yaitu bakteri yang sangat kecil, yang bisa menyebabkan flu, hepatitis,
dan sebagainya.
• Yeast, yaitu bakteri yang membantu peragian, untuk membuat roti, tape,
anggur/wine.
• Molds/jamur, yaitu bakteri berbebtuk seperti rambut halus yang biasa tumbuh
pada roti/buah/barang yang sudah tersimpan lama. Jamur ini bisa berguna
tetapi bisa juga berbahaya. Molds berguna pada pembuatan tape, keju, dan
obat-obatan seperti penicillin.
Bakteri dapat mamasuki makanan dan minuman melalui perantara karena
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
merayap. Namun bakteri bisa mencapai atau sampai ke dalam makanan dan
minuman dengan cara-cara :
• Melalui tangan-tangan yang kotor dan kuku para penjamah yang kotor.
• Rambut yang terjatuh pada makanan ataupun minuman.
• Melalui bersin dan batuk yang tidak ditutupi.
• Menggunakan peralatan yang kotor.
• Lingkungan tempat bekerja yang kotor.
• Bakteri dibawa oleh tikus, lalat, kecoa, dan serangga ataupun binatang pengganggu lainnya.
• Melalui udara, yaitu debu, udara yang kotor, dan lain-lain.
Berikut ini beberapa jenis keracunan makanan dan penyebabnya :
1. Foodborne Infection
Foodborne infection merupakan infeksi yang terjadi akibat mengkonsumsi
makanan dan minuman yang di dalamnya banyak terdapat bakteri serta
tumbuh dan berkembang dengan subur. Bakteri sam-amonella merupakan
salah satu contoh bakteri yang terdapat pada telur, unggas, susu, daging babi,
ikan, udang dan lain-lain. Sekalipun tidak sampai menyebabkan kematian,
namun bakteri jenis ini sangat berbahaya terutama pada orang yang berusia
lanjut, anak-anak, atau orang yang sedang sakit. Bakteri sam-salmonella dapat
menyebabkan penderita sakit diare berkepanjangan, pusing, muntah-muntah,
ataupun kram pada perut. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara :
• Selalu memanaskan makanan di atas suhu 74 derajat selsius sebelum
dikonsumsi.
• Menggunakan bahan makanan yang pasteurized (dibersihkan dan
diperiksa).
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
• Makanan panas dihidangkan dalam keadaan panas sedangkan makanan
dingin dihidangkan dalam keadaan dingin.
• Menghindarkan kontak antara bahan-bahan makanan yang mentah dengan makanan yang matang.
• Menggunakan peralatan yang tepat dan bersih.
2. Foodborne Intoxitation
Foodborne Intoxitation adalah keracunan yang ditimbulkan oleh toxin yang
ditularkan melalui bakteri baik di dalam makanan maupun minuman.
Staphylococcus merupakan toxin yang umumnya terdapat pada foodborne
illness, namun demikian bakteri tersebut terdapat pula di permukaan kulit, di
dalam hidung serta tenggorokan orang yang sehat, serta dapat ditemukan pada
luka bakar. Penanggulangan bakteri ini dapat dilakukan dengan cara :
• Menghindari menjamah makanan yang telah siap untuk disajikan.
• Jangan bersin atau batuk di dekat makanan ataupun minuman yang akan disajikan.
• Para food handler harus mencuci tangan sesering mungkin, dan wajib mencuci tangan setiap akan keluar dari toilet/kamar mandi.
• Segera berobat jika sakit, dan jangan melakukan penanganan terhadap makanan dan minuman dalam keadaan sakit, flu dan luka terbuka.
• Makanan panas harus disajikan panas pada suhu 74 derajat selsius dan makanan dingin dengan kondisi dingin pada suhu 4 derajat selsius.
3. Chemical Food Poisoning
Penggunaan obat pembasmi hama, serangga, dapat mencemari makanan dan
minuman. Begitu pula penggunaan meja peracikan yang dilapisi oleh
aluminium (zinc), saluran air yang terbuat dari timah hitam dan sebagainya
dapat membuat makanan tercemar dengan bahan kimia. Pencegahan dapat
dilakukan dengan memedomani semua peraturan yang telah ditetapkan agar
makanan serta minuman tidak membahayakan kesehatan.
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
Zat aditif merupakan zat tambahan yang tidak memiliki nilai gizi seperti zat
pewarna, zat penyedap, zat pemanis, zat pengharum, dan zat pengawet.
Menggunakan zat aditif ini harus benar-benar mengikuti ketentuan yang
ditetapkan karena dapat menyebabkan keracunan dan membahayakan
kesehatan. Zat aditif yang telah kadaluarsa tetapi tetap digunakan pada
makanan bahkan dapat menyebabkan kematian.
• Zat pewarna yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (nabati) sebenarnya tidak menimbulkan efek sampingan seperti warna merah dari tomat,
kuning dari kunyit, orange dari wortel, hijau dari daun suji, coklat dari
caramel. Akan tetapi warna dari nabati kurang cemerlang serta mudah
memudar. Oleh sebab itu, penggunaan zat warna sintesis dilakukan secara
meluas.
Ada beberapa jenis zat warna yang dapat dikonsumsi manusia
sebagaimana ditetapkan badan Food and Drug Administration (FDA) di
Amerika Serikat yaitu: Merah (Allura merah, Erictrosin), biru (Brilian
FCF, Indigo karmin), Kuning (Sun Set, Tartrazin), hijau (Fast FCF), dan
ungu (Benzil violet)
• Zat pemanis/penyadap yang oleh masyarakat umum dikenal dengan istilah vetsin ini menggunakan Mono Sodium Glutamate (MSG) atau Natrium
Glutamate. Akan tetapi belakangan ini disinyalir MSG dapat
menimbulkan sesak nafas, sakit pada kepala dan mudah letih.
• Zat pengharum adalah zat untuk memberikan pengharum ataupun aroma pada makanan digunakan ester-ester yang memberikan aroma
buah-buahan seperti: Amil asetat (aroma/rasa pisang), Oktol asetat (aroma/rasa
jeruk), Amil valerat (aroma/rasa apel), Propil asetat (aroma/rasa pear),
Metil salisilat (aroma/rasa minyak gandapura).
• Zat pengawet, tujuan menggunakan zat pengawet adalah untuk
memperlambat oksidasi yang dapat merusak makanan. Pada umumnya
untuk mengawetkan makanan dalam kaleng yang digunakan adalah Na
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
(BHA). Penggunaan bahan-bahan pengawet yang sudah kadaluarsa dapat
menimbulkan penyakit yang berbahaya bagi manusia.
BAB III
TINJAUAN UMUM HOTEL GRAND ANTARES INDONESIA
3.1 Sejarah Berdirinya Hotel Grand Antres Indonesia
Hotel Grand Antares Indonesia mulai beroperasi pada tanggal 17
Desember 2007, dengan klasifikasi **** (bintang empat), ini berdasarkan
keputusan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar). Hotel Grand
Antares Indonesia dikelolah dan di bawah kepemilikan Dr. Hisar Manurung yang
juga pemilik hotel Antares Medan. Pada awal operasinya hotel Grand Antares
Indonesia memiliki kapasitas 143 kamar, dan beberapa function room.
Hotel Grand Antares Indonesia berlokasi strategis di pusat kota medan,
yang merupakan pusat bisnis, dekat dengan pusat perbelanjaan dan hiburan, dan
hanya 15 menit dari bandar udara Polonia Medan.
Dalam pengendaliannya dan melihat tantangan ke depannya, hingga saat
ini pimpinan hotel Grand Antares Indonesia masih mengadakan renovasi guna
melengkapi seluruh fasilitas hotel.
3.2 Klasifikasi Hotel
Klasifikasi hotel dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dengan
dasar-dasar perbedaan antara lain :
• berdasarkan tujuan penggunaan hotel,
• berdasarkan lokasi hotel,
• berdasarkan Hotel Plan Usage (daya jual dan rencana penjualan),
• berdasarkan besaran (size) hotel,
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
• berdasarkan kegiatan tamu selama menginap, dan
• berdasarkan golongan tamu yang menginap.
Melalui dasar-dasar perbedaan di atas maka dapat diuraikan bahwa
klasifikasi Hotel Grand Antares Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan Tujuan Penggunaan Hotel
Bila ditinjau berdasarkan tujuan pengguanaan hotel selama tamu menginap,
Hotel Grand Antares merupakan salah satu “Business hotel”, dimana hotel ini
banyak digunakan oleh kalangan bisnis atau usahawan, oleh karena itu
berbagai informasi yang berkaitan dengan bisnis disediakan oleh hotel.
2. Berdasarkan Lokasi Hotel
Bila ditinjau berdasarkan lokasi dimana hotel didirikan, maka Hotel Grand
Antares Indonesia diklasifikasikan ke dalam “City Hotel” karena terletak di
pusat kota Medan, dekat dengan pusat perbelanjaan maupun pusat bisnis.
Letaknya yang strategis ini juga ditunjang oleh fasilitas yang dimilikinya,
sehingga Hotel Grand Antares Indonesia dapat menjadi pilihan lengkap untuk
keperluan bisnis dan leisure.
3. Berdasarkan Hotel Plan Usage (daya jual dan rencana penjualan)
Bila ditinjau berdasarkan Hotel Plan Usage, Hotel Grand Antares Indonesia
menerapkan sistem harga kamar dengan sarapan untuk single maupun double.
Maka Hotel Grand Antares Indonesia diklasifikasikan ke dalam “Bermuda
Plan” yaitu harga kamar sudah termasuk sarapan pagi dengan standart
American Breakfast.
4. Berdasarkan Besaran (size) Hotel
Hotel Grand Antares Indonesia mempunyai jumlah kamar sebanyak 143
kamar. Bila ditinjau berdasarkan jumlah kamarnya maka Hotel Grand Antares
Indonesia diklasifikasikan sebagai “Small Hotel” yang terdiri dari kamar
superior, deluxe, executive room dan grand Suite.
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
Bila ditinjau berdasarkan lamanya tamu menginap, maka Hotel Grand Antares
Indonesia dapat diklasifikasikan ke dalam “Transient hotel”, dimana tamu
yang menginap relatif singkat , yaitu antara 1 atau 2 malam saja.
6. Berdasarkan Kegiatan Tamu Selama Menginap
Tamu yang tinggal sementara di hotel adakalanya memiliki kegiatan khusus
dan menginap disebabkan kegiatan khusus yang sedang diikutinya. Sehingga
berdasarkan kegiatan tamu selama menginap, Hotel Grand Antares Indonesia
dapat diklasifikasikan sebagai “Convention Hotel” yaitu menyediakan fasilitas
dan kemampuan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan konvensi.
7. Berdasarkan Golongan Tamu yang Menginap
Bila ditinjau berdasarkan golongan atau tipe tamu yang menginap, Hotel
Grand Antares Indonesia dapat diklasifikasikan ke dalam “Business Hotel”
karena pada umumnya tamu yang menginap di Hotel Grand Antares Indonesia
adalah tamu dengan tujuan bisnis (businessman). Hanya sebagian kecil yang
datang dengan tujuan berlibur. Hal ini sesuai dengan lokasi berdirinya hotel
yang terletak di pusat kota.
3.3 Fasilitas Yang Disediakan Hotel Grand Antares Indonesia
Sebagai hotel yang menyandang predikat **** (bintang empat), Hotel
Grand Antares Indonesia merupakan city hotel yang menyediakan berbagai
fasilitas untuk memudahkan dan memberikan kepuasan bagi tamu-tamu domestik
maupun mancanegara. Adapun fasilitas-fasilitas yang ada adalah sebagai berikut.
3.3.1 Fasilitas Kamar
Dalam menjalankan usahanya, Hotel Grand Antares Indonesia
menyediakan sebanyak 143 kamar, yaitu seperti yang tertera berikut ini.
Room Types Number Of Room
Superior 63
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
1. Superior Room
Fasilitas :
• TV LG 21 inch
• Telephone IDD
• Individual Air Conditioning in Rooms
• Hot Water
• Satellite Television
• Internet Access and WiFi at Lobby and Astro Coffee Shop
• Electronic Key Card Access to Room
• In Room Safety Deposit Box
• Coffee and Tea Making Facilities
• Mini Bar
• Soap and Shampoo
Executive Room 34
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
• Bath Gel
• Tooth Paste
• Free Mineral Bottle in Room
• Extra Bed (Upon request)
2. Deluxe Room
Fasilitas :
• TV LG 21 inch
• Telephone IDD
• Individual Air Conditioning in Rooms
• Hot Water
• Satellite Television
• Internet Access and WiFi at Lobby and Astro Coffee Shop
• Electronic Key Card Access to Room
• In Room Safety Deposit Box
• Coffee and Tea Making Facilities
• Mini Bar
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
• Bath Gel
• Tooth Paste
• Free Mineral Bottle in Room
• Extra Bed (Upon request)
3. Executive Room
Fasilitas :
• TV LG 21 inch
• Telephone IDD
• Individual Air Conditioning in Rooms
• Hot Water
• Satellite Television
• Internet Access and WiFi at Lobby and Astro Coffee Shop
• Electronic Key Card Access to Room
• In Room Safety Deposit Box
• Coffee and Tea Making Facilities
• Mini Bar
• Soap and Shampoo
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
• Tooth Paste
• Free Mineral Bottle in Room
• Extra Bed (Upon request)
4. Suite Room
Fasilitas :
• TV LG 29 inch and TV LG 21 inch
• Telephone IDD
• Individual Air Conditioning in Rooms
• Hot Water
• Satellite Television
• Internet Access and WiFi at Lobby and Astro Coffee Shop
• Electronic Key Card Access to Room
• In Room Safety Deposit Box
• Coffee and Tea Making Facilities
• Mini Kitchen
• Mini Bar
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
• Standing Shower
Fasilitas Food and Beverage Service
Untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum tamu yang menginap
ataupun tamu yang berasal dari luar hotel (tidak menginap), maka pihak hotel
menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut.
1. Astro Coffee Shop
Astro coffee shop berada di lantai dasar dan buka setiap hari selama 24 jam.
Restoran ini menyediakan dan melayani makanan spesial Indonesia dan juga
makanan dari menu western, yang diberikan dengan pelayanan yang terbaik
dan penuh cita rasa olahan chef yang berpengalaman.
2. Lobby Lounge
Merupakan tempat yang tepat bagi siapa saja yang ingin bersantai.
Menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman yang mengandung
alkohol maupun minuman yang yang tidak mengandung alkohol dan juga
exstra entertainment yang berupa hiburan live music. Adapun jam
operasionalnya mulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 00.00 WIB.
3. Room Service
Merupakan salah satu outlet penjualan makanan dan minuman yang khusus
diselenggarakan untuk pelayanan makanan dan minuman ke kamar-kamar
tamu. Outlet ini dibuka selama 24 jam setiap harinya.
4. Private Karaoke Room
Hiburan adalah salah satu alternatif untuk menenangkan diri dari segala
aktifitas sehari-hari. Oleh karena itu untuk menghibur tamu-tamunya maka
hotel Grand Antares Indonesia membuaka karaoke room dengan banyak
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
karena selain menyediakan hiburan pada outlet ini juga disediakan berbagai
macam snack pilihan. Letaknya ada di mezzanine floor. Ada beberapa ruangan
karaoke yang disediakan, yaitu :
KTV MAX CAPACITY
ARIES 5 Person
PISCES 10 Person
GEMINI 15 Person
AQUARIUS 15 Person
5. Venus Live Music
Selain karaoke Hotel Grand Antares Indonesia Juga Membuka sebuah outlet
agar tamu dapat menikmati hiburan musik secara langsung. Outlet ini juga
menyediakan berbagai snack pilihan dan juga berada di mezzanine floor.
6. Boutique Pattisserie
Berada di lantai dasar, menjual berbagai jenis kue dan roti yang berkualitas
tinggi.
7. Banquet, meeting, and function Room
Banquet, Meeting dan Function room adalah ruangan yang disewakan untuk
dipakai sebagai tempat pertemuan, rapat, seminar, maupun pesta dengan
sarana yang cukup memadai. Ada beberapa ruangan yang dimiliki oleh Hotel
Grand Antares Indonesia yaitu :
a. Aurora Ballroom dengan kapasitas :
Round Tables Style : 380 pax
Class Room Style : 300 pax
U Shape Style : 150 pax
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
Cocktail : 1000 pax
b. Mercury Room I dengan kapasitas :
Round tables Style : 40 pax
Class Room Style : 20 pax
U Shape Style : 15 pax
Theatre Style : 50 pax
Cocktail : 60 pax
c. Mercury Room II dengan kapasitas :
Round tables Style : 60 pax
Class Room Style : 30 pax
U Shape Style : 25 pax
Theatre Style : 100 pax
Cocktail : 120 pax
d. Saturnus I Room dengan kapasitas :
Round tables Style : 70 pax
Class Room Style : 40 pax
U Shape Style : 25 pax
Theatre Style : 110 pax
Cocktail : 150 pax
e. Saturnus II Room dengan kapasitas :
Round tables Style : 60 pax
Class Room Style : 35 pax
U Shape Style : 25 pax
Theatre Style : 100 pax
Cocktail : 150 pax
f. Mars Room dengan kapasitas :
Round tables Style : 100 pax
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
U Shape Style : 60 pax
Theatre Style : 180 pax
Cocktail : 250 pax
3.3.3 Fasilitas Lainnya 1. Drug Store
Menyediakan berbagai macam keperluan tamu seperti, obat, rokok, souvenir,
majalah, dan Koran.
2. Car Rental
Menyediakan fasilitas penyewaan mobil, bagi tamu yang membutuhkan
mobil.
3. Bussines Center
Melayani jasa fotocopy, fax, penerjemah, pengetikan dan penjilidan yang
berkaitan dengan kemudahan kegiatan bisnis.
4. Kids Swimming Pool
Hotel Grand Antares Indonesia memiliki kolam renang kecil, yang dibuka
bagi siapa saja, terutama bagi anak-anak.
5. WiFi Internet Access at Lobby and Restaurant
Untuk tamu-tamu hotel disediakan WiFi internet access di loby dan restoran.
6. Laundry and Dry Cleaning
Jasa pelayanan pencucian pakaian tamu dan linen hotel yang bias dihubungi
melalui telepon.
7. Airport Shuttle Service
8. Mushola
9. Doctor on Call
10.24 Hours Security System
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
Struktur organisasi Hotel Grand Antares Indonesia menganut pendekatan posisi atau jabatan yang merupakan bagian organisasi yang sering ditemui dalam
industri perhotelan di Indonesia.
Susunan organisasi Hotel Grand Antares Indonesia disusun dengan
berpedoman pada hal-hal sebagai berikut :
1. Menentukan aktifitas hotel secara rinci.
2. Menentukan tugas dan tanggungjawab setiap karyawan yang ada.
3. menentukan fungsi yang ada berdasarkan kegiatan-kegiatan setiap hari.
Dimana kegiatan-kegiatan tersebut mencakup :
• Kegiatan pemasaran produksi hotel.
• Kegiatan pengelolaan atau manajemen secara menyeluruh.
• Kegiatan keuangan.
• Kegiatan penjualan dan pelayanan produk hotel.
• Kegiatan personalia (HRD)
• Kegiatan pengolahan makanan.
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV
ANLISIS TENTANG FOOD QUALITY CONTROL PADA
HOTEL GRAND ANTARES INDONESIA
Pengawasan Pengadaan Barang (Purchasing)
Pada fase ini program pengawasan kualitas untuk pengolahan makanan
difokuskan pada bahan-bahan yang akan diolah. Dalam tugasnya sehari-hari,
bagian pembelian selalu berinteraksi dengan perusahaan-perusahaan lain di luar
hotel, sebagai pendukung dan mitra kerja terutama dalam hal memenuhi
kebutuhan pengadaan barang/bahan yang diperlukan oleh hotel dalam operasinya.
Adapun pihak luar atau perusahaan-perusahaan yang dimaksud adalah yang
disebut dengan istilah supplier atau vendor.
Dalam kegiatannya itu juga bagian pembelian bekerjasama dengan
beberapa bagian lain di lingkungan hotel yaitu dengan bagian pengendalian biaya
(cost control), dengan bagian gudang (store) dan dengan bagian dapur (kitchen).
Ada tiga hal pokok yang menjadi perhatian pada hotel ini agar prosedur
pembelian barang dapat berjalan dengan efektif, yaitu :
1. Dibutuhkan staf bagian pembelian yang memenuhui syarat (qualified), yaitu
staf yang jujur, adil terhadap semua supplier dari pihak manapun. Disamping
itu dia harus mengetahui tentang asal dari barang/bahan yang akan dibeli,
karakteristik dari bahan yang akan dibeli, cara penyimpanan bahan yang akan
dibeli, tau cara memilih atau menyeleksi bahan dan spesifikasi barang/bahan
yang akan dibeli.
2. Adanya pedoman yang dipakai oleh staf bagian pembelian dalam membeli
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
yang meliputi tentang : kualitas barang, ukuran, berat, dan lain sebagainya.
Dokumen standarad purchase specification terutama barang/bahan makanan
perlu disiapkan dan dimengerti betul untuk dipakai sebagai pegangan oleh staf
bagian pembelian, staf bagian penerima barang, dan tentu juga oleh pihak
supplier sebagai perusahaan pemasok barang/bahan.
3. penggunaan prosedur pembelian yang efektif, yaitu dalam proses pembelian
bahan makanan supaya diusahakan tidak terlalu banyak mempergunakan
formulir-formulir yang dapat menghambat kelancaran proses pembelian
barang itu sendiri.
Keikut sertaan seluruh karyawan dalam pengawasan mutu juga
diharapkan sehingga jaminan atas kualitas makanan tidak hanya menjadi tugas
seseorang saja, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh karyawan, sehingga
masing-masing personil ikut serta dalam peningkatan mutu makanan. Adpun
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengawasan mutu pada pengadaan bahan
(purchasing) adalah :
1. Bahan-bahan yang dibeli diharapkan bersumber dari instansi yang
kebersihannya telah terpercaya.
2. Pembelian bahan makanan harus mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat
merusak maupun mengotori bahan tesebut.
3. Memperhatikan faktor pengangkutan bahan makanan tersebut dan
mewaspadai terjadinya pencemaran, perusakan atau pengotoran terhadap
bahan yang dibeli.
4. Bahan-bahan yang dibeli harus sesuai dengan kuantitas maupun kualitasnya
dengan memeriksa pada label makanan. Karena banyak supplier yang
mempromosikan produk dengan cara yang memikat.
4.2 Pengawasan Penerimaan Bahan (Receiving)
Lokasi pada bagian penerimaan bahan-bahan memberi pengaruh terhadap
keefektifitasan dalam penanganannya sehari-hari. Idealnya lokasi bagian
penerimaan bahan berdekatan dengan jalur pelayanan dan gudang. Pengawasan
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
Adapun prosedur penerimaan (receiving) pada hotel Grand Antares
Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Kedatangan pengiriman bahan harus diketahui terlebih dahulu, perjanjian
harus dibuat dengan seksama sebelumnya. Alat pembeku dan pendingin telah
disediakan dan memberikan jarak waktu dengan bahan sebelumnya dengan
bahan/barang yang akan diterima dari supplier. Dengan menggunakan
prosedur FIFO (first in first out) untuk menjamin perputaran penyimpanan.
2. Mekanis yang digunakan harus bersih dan siap untuk digunakan.
3. bahan/barang yang diterima dari luar daerah dilakukan inspeksi untuk
menjaga kebersihannya, bebas dari bau, dan tidak terkontaminasi.
4. Bahan-bahan yang tidak sesuai harus segera diretour kepada pengirimnya.
5. bahan-bahan non perishable diperiksa pada receiving station dan dibawa ke
area store yang sesuai dengan suhu ruang. Tata cara pemeriksaan meliputi
pemeriksaan berat, harga per unit, tanggal kadaluarsa, dan kondisi
kemasannya.
Mengingat sebagian besar bahan yang digunakan merupakan bahan
makanan perishable (dairy product) atau bahan yang cepat rusak seperti sayur
mayur, ikan laut, buah-buahan, rempah-rempah segar, telur, keju, susu segar,
yoghurt, dan berbagai daging, maka memerlukan penanganan yang lebuh khusus
dibandingkan menerima barang jenis groceries atau tahan lama.
Berikut ini hal-hal yang selalu diperhatikan oleh staf bagian penerimaan
barang pada hotel Grand Antares Indonesia pada saat menerima bahan/barang
perishable :
1. Apabila staf bagian ini menerima bahan/barang jenis sayuran dan
buah-buahan, maka hal yang paling utama diteliti adalah kualitas dari sayur-sayuran
dan buah-buahan tersebut dengan jalan melihat kedaan fisik dari sayur-syuran
dan buah-buahan tersebut, apakah masih dalam keadaan segar atau kelihatan
sudah layu, dan lain sebagainya. Setelah itu bagian penerimaan barang
secepatnya memasukkan syuran dan buah tersebut ke dalam gudang atau ke
dalam chilled room yang bersuhu antara 10 derajat selsius sampai dengan 18
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
diharapkan umur bahan makanan jenis sayuran dan buah-buahan itu niscaya
akan bertahan lebih lama.
2. Khusus untuk barang/bahan makanan yang waktu penggunaannya sudah
ditentukan oleh pabrik biasanya tertera pada kemasan atau bungkusnya. Bahan
makanan yang sering atau lazim diberikan tanggal kadaluarsanya adalah
makanan yang dikenal dengan istilah dairy product (contohnya : fresh cream,
fresh milk, yoghurt, cheese, dan lain-lain). Staf bagian penerimaan barang
harus berhati-hati betul karena jika terjadi kesalahan dalam menerima bahan
makanan jenis ini akan dapat berakibat fatal yaitu kerugian bagi pihak hotel
(akhirnya barang itu dinyatakan menjadi barang old stock dan dapat
merugikan pihak tamu karena mengkonsumsi bahan makanan yang sudah
kadaluarsa (expired) yang biasa mengakibatkan keracunan, dan pada akhirnya
mendatangkan komplain dari tamu.
3. Sewaktu menerima bahan makanan dalam jumlah besar sepeti daging-daging
baik daging import maupun lokal, petugas receiving harus membuatkan
semacam kartu khusus untuk daging, yang disebut dengan meet tags.
Informasi lengkap yang tertulis pada lembar meet tags ini adalah mengenai ;
nama bahan, tanggal diterima, ukuran, berat, nama supplier, dan sebagainya.
Untuk bahan makanan goceries yang kita sudah ketahui sebelumnya
merupakan bahan makanan yang dapat bertahan lebih lama dibandingkan bahan
makanan jenis perishable, mka pengirimannya diatur sekali seminggu atau empat
kali dalam setiap bulan, tapi tergantung pula dari kesibukan atau tingkat hunian
kamar dari hotel Grand Antares Indonesia.
4.3 Pengawasan Pergudangan (Storing)
Pada Hotel Grand Antares Indonesia menggunakan dua jenis store yaitu :
1. Daily Store
2. General Store
Akan tetapi yang berhubungan erat dengan penanganan Food and Beverage
adalah daily store, dimana segala jenis bahan makanan disimpan ke dalam daily
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
4.3.1 Daily Store
Daily store merupakan gudang tempat menyimpan barang persediaan
berupa makanan dan minuman pada hotel Grand Antares Indonesia, dimana
tingkat kegiatan atau sktifitasnya setiap hari sangat sibuk, jauh lebih sibuk
dibandingkan gudang lainnya seperti gudang material (general store). Di gudang
ini, transaksi keluar masuk barang (turn over-nya) sangat tinggi dan terjadi setiap
hari, oleh karena itu disebut dengan daily store.
Di gudang ini, disimpan bahan-bahan makanan dan minuman seperti di
bawah ini ;
1. Makanan yang cepat rusak (perishable).
2. Makanan yang terbuat dari susu dan sejenisnya (dairy product).
3. Makanan jenis daging , ungas dan ikan laut (meat, poultry, fish, sea food).
4. Makanan jenis sembako (groceries).
5. Jenis minuman (beverages).
4.3.2 Makanan Cepat Rusak/Layu (Perishable)
Bahan makanan yang termasuk perishable adalah : sayur-sayuran,
buah-buahan, bumbu-bumbu segar (fresh herb) seperti : bawang merah, bawang putih,
cabai, green pepper, red pepper, onion, white cabbage, leeks, lettuce, tomato,
bayam, sayuran hijau, dan jenis sayuran lainnya yang mudah rusak.
Jenis bahan makanan perishable hanya bisa bertahan paling lama tiga hari,
sehingga dalam proses penyimpanannya memerlukan ruangan khusus yang
bersuhu antara 13 derajat sampai dengan 16 derajat selsius. Ruangan gudang
untuk menyimpan jenis makanan perishable ini disebut dengan chilled room.
Oleh karena itu, pembelian makanan jenis ini dilakukan setiap hari. Kendatipun
fasilitas kamar pendingin telah tersedia, namun penyimpanan seyuran dan buah
perlu penanganan yang benar, berikut ini adalah penanganan sayuran dan
buah-buahan yang benar :
1. Sebelum disimpan sayuran dan buah yang perlu pencucian harus dicuci
terlebih dahulu kemudian disimpan menggunakan tempat isian yang
Olivia Hutabarat : Analisis Tentang Food Quality Control Di Hotel Grand Antares Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
2. Jangan menyimpan sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang terlalu
banyak secara berhimpitan hingga udara tidak dapat bebas masuk.
3. Kecuali pisang dan bahan-bahan yang masih memerlukan proses kematangan
lebih lanjut dan harus disimpan dalam teperatur kamar, maka semua bahan
harus disimpan di ruangan pendingin.
4. Untuk sayuran seperti selada, seledry dan sebagainya perlu dibasahi terlebih
dahulu sebelum dimasukkan ke dalam ruangan pendingin. Karena dapat
memperpanjang daya tahan sayuran tersebut.
5. Sayuran tidak boleh terlalu lama direndam di dalam air karena dapat
menghilangkan tekstur, flavour serta menurunkan mutu.
4.3.3 Makanan Jenis Dairy Product
Yang termasuk bahan makanan jenis dairy product adalah: telur, susu dan
atau yang dibuat dari bahan susu misalnya ice cream, keju, yoghurt, fresh cream
dan lain sebagainya. Untuk bahan makanan jenis dairy product, umurnya juga
relatif pendek yaitu berkisar 1 sampai 2 minggu (sesuai dengan informasi yang
dicantumkan pada kemasan) sehingga dalam proses pembelian bahan makanan
ini, diperlukan ketelitian khusus dengan melihat tanggal kadalursa (expired date)
dari jenis makanan yang dibeli, pada bungkus atau kemasannya.
Bahan-bahan makanan jenis ini disimpan pada suhu/temperatur khusus,
sama seperti bahan makanan jenis perishable yaitu pada suhu 13 derajat sampai
dengan 16 derajat selsius (chilled room).
4.3.4 Bahan Makanan Jenis Daging,Unggas,Ikan Laut (Meat, Poultry, Fish and Seafood)
1. Penyimpanan Daging ataupun Unggas
• Daging yang dibeli harus dalam keadaan segar dan disimpan
menggunakan peralatan yang bersih.