- 1 -
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan Kinerja (LKj) adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) (ketentuan Pasal 1 angka 3 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah jo. Pasal 1 angka 11 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
LKj atau sebelumnya disebut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. LKj terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu LKj interim (laporan triwulanan) dan LKj tahunan. LKj interim disampaikan bersama dengan laporan keuangan triwulanan dan LKj tahunan disampaikan bersama dengan laporan keuangan tahunan.
LKj tahunan berisi ringkasan tentang keluaran dari kegiatan dan hasil yang dicapai dari program, yang paling sedikit mencakup:
a. pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; b. realisasi pencapaian target kinerja organisasi;
c. penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja; dan
d. pembandingan capaian kinerja kegiatan dan program sampai dengan tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan dalam Rencana Strategis organisasi.
Berdasarkan ketentuan Pasal 18 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, setiap Entitas Akuntablitas Kinerja (wajib) menyusun dan menyajikan Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang telah dialokasikan. Entitas Akuntabilitas Kinerja tersebut menyelenggarakan SAKIP
- 2 -
secara berjenjang, dengan tingkatan mulai dari entitas Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja, entitas Akuntabilitas Kinerja Unit Organisasi, hingga entitas Akuntabilitas Kinerja Kementerian/Lembaga.
Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan LKj adalah pengukuran kinerja dan evaluasi, serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Dengan adanya LKj, dapat diketahui tingkat capaian kinerja suatu unit organisasi dan hal lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsinya, terutama gambaran mengenai tingkat kesesuaian antara program dan kegiatan yang direncanakan dengan realisasinya. Laporan ini dapat juga digunakan sebagai acuan dalam menyusun rencana kinerja dan rencana anggaran di tahun mendatang.
Penyusunan LKj diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Format LKj pada dasarnya menyajikan informasi tentang uraian singkat organisasi; rencana dan target kinerja yang ditetapkan; pengukuran kinerja; dan evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasil program/kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud (termasuk analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya).
Sehubungan dengan ketentuan tersebut, maka disusun LKj tahunan Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika.
B. Gambaran Organisasi
Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum,
- 3 -
hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika. Hal ini diatur dalam ketentuan Pasal 25 Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012, yang merupakan rincian dari Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet,
Adapun fungsi Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika adalah:
a. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika; b. penyiapan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika; c. pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi
dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya;
d. pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika;
e. pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah,
lembaga-- 4 lembaga--
lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan
f. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Susunan organisasi Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika terdiri dari:
a) Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia; b) Bidang Aparatur Negara;
c) Bidang Komunikasi dan Informatika; dan d) Kelompok Jabatan Fungsional.
Bagan Struktur Organisasi
Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika
DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
Bistok Sim bolon, S.H., M.H.
ASDEP BIDANG HUKUM, HAM, APARATUR NERGARA, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA
( )
BIDANG HUKUM & HAK ASASI MANUSIA Purnom o Sucipto, S.H., LL.M.
SUBBIDANG HUKUM Erick Mario, S.H., M.H.
SUBBIDANG HAK ASASI MANUSIA Herm awan Susanto, S.H.
BIDANG APARATUR NERGARA
Hennie Am bar Susilowati, S.H.
SUBBIDANG KELEMBAGAAN Lusianna Elizabeth, S.H., M.H.
SUBBIDANG KEPEGAWAIAN Faisal Am ir Masduki, S.H., M.H.
BIDANG KOMUNIKASI & INFORMATIKA Agus Widiyanto, S.Sos.
SUBBIDANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Susilo Yanuardi, S.H., M.H. SUBBIDANG TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Abdul Fatah, S.Sos.
- 5 -
Sumber daya manusia yang dimiliki Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika berjumlah 12 (dua belas) orang, dengan komposisi sebagai berikut:
Tabel 1
Komposisi Sumber Daya Manusia
Pangkat Jabatan Pendidikan Jenis Kelamin
Gol. Jml Nama Jabatan Jml Tingkat Jml Jenis Jml
IV/a III/d III/c III/a II/c 3 1 4 3 1 Kepala Bidang Kepala Subbidang Kepala Subbidang Analis Pengolah Data 3 1 5 2 1 S2 S1 5 7 P L 3 9
Secara kuantitas sumber daya manusia yang dimiliki masih belum mencukupi karena masih ada Bidang yang belum memiliki pegawai analis sehingga tidak semua pekerjaan dapat ditangani dan diselesaikan secara maksimal. Namun secara kualitas, sumber daya manusia yang dimiliki sudah cukup memadai karena didukung dengan pendidikan formal dan informal yang sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Disamping itu, para pejabat dan pegawai pada Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika telah mengikuti pendidikan dan pelatihan manajerial sesuai dengan tingkat jabatannya dan dibekali dengan pelatihan keterampilan guna mendukung pelaksanaan tugasnya (small body big brain).
C. Gambaran Aspek Strategis
Aspek strategis (strategic issue) yang dihadapi Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika pada tahun 2014 adalah menyelesaikan permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika, guna terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program
- 6 -
pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika.
Program dan Indikator Kinerja secara keseluruhan yang digunakan dalam mengukur keberhasilan sasaran dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 2
Program dan Indikator Kinerja
Indikator Kinerja Target Program
1. Persentase laporan hasil analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu 2. Persentase laporan hasil analisis
atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti 3. Persentase laporan pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu
4. Persentase laporan pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti
5. Persentase laporan pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu 6. Persentase laporan pemantauan,
evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti
97% 97% 97% 97% 97% 97% Penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika
- 7 -
Keenam indikator tersebut merupakan Indikator Kinerja yang disesuaikan dengan rumusan tugas dan fungsi Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika sekaligus penyempurnaan dari Indikator Kinerja pada tahun sebelumnya, sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet.
Alasan menetapkan indikator tepat waktu dan ditindaklanjuti sebagai indikator sasaran adalah karena indikator tersebut menggambarkan keberhasilan, spesifik, relevan, dapat dicapai, dan dapat dikuantitaskan atau diukur. Indikator tepat waktu dan ditindaklanjuti ditetapkan dengan mempertimbangkan faktor pencapaian ketepatan waktu dan tindak lanjut pada tahun sebelumnya, kapasitas sumber daya manusia, ketersediaan dana, fasilitas pendukung kerja, dan perkiraan kondisi negara di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika.
Indikator Kinerja tersebut digunakan untuk mengukur tingkat kualitas perumusan dan analisis, pengamatan perkembangan, dan pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika. Semakin banyak pelaksanaan perumusan, pengamatan, dan pemantauan atas rencana dan kebijakan pemerintah yang tepat waktu dan ditindaklanjuti oleh stakeholders, maka semakin menunjukkan kualitas pencapaian kinerja.
Indikator persentase mencerminkan rata-rata persentase banyaknya berkas yang dikerjakan untuk penyelesaian laporan hasil perumusan dan analisis, pengamatan perkembangan, dan pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika.
Adapun metode penghitungan target indikator tepat waktu diterjemahkan dengan rumusan sebagai berikut:
(hasil analisis kebijakan1 + hasil analisis kebijakan2 + … )
∑
=100%
- 8 -
Sesuai Renstra Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika Tahun 2012-2014, maka target persentase penyelesaian laporan hasil perumusan dan analisis, pengamatan perkembangan, dan pemantauan, evaluasi, dan analisis rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika, ditetapkan meningkat selama kurun waktu 2010-2014, yaitu dengan melakukan pengurangan waktu (hari/jam) penyelesaian secara gradual setiap tahunnya.
Berdasarkan Keputusan Sekretaris Kabinet Nomor 51 Tahun 2012 tentang Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, maka target waktu penyelesaian laporan hasil perumusan dan analisis, pengamatan perkembangan, dan pemantauan, evaluasi, dan analisis rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika ditetapkan paling lama 7 hari. Rumusan Indikator Kinerja pada RKT 2014 tidak berbeda dengan Tahun 2013 karena Indikator Kinerja masih mencerminkan outcome dan menggambarkan keberhasilan, spesifik, relevan, dapat dicapai, dan dapat diukur karena menekankan pada ketepatan waktu penyelesaian analisis dan saran kebijakan.
Ketepatan waktu merupakan pengukuran jangka waktu penyelesaian suatu pekerjaan dalam satuan hari yang ditetapkan. Ketepatan diukur berdasarkan persentase dari jangka waktu penyelesaian laporan hasil perumusan dan analisis, pengamatan perkembangan, dan pemantauan atas rencana kebijakan dan program pemerintah yang disampaikan, yang selanjutnya ditindaklanjuti atau disetujui oleh stakeholders (Presiden dan/atau kementerian/lembaga) terkait. Dengan demikian, semakin sedikit hari satu pekerjaan dapat diselesaikan, semakin baik nilai pencapaian sasaran, maka pencapaian kinerja Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika semakin tinggi.
Adapun metode penghitungan target indikator ditindaklanjuti menggunakan rumus sebagai berikut:
Saran yang ditindaklanjuti
x 100% Saran yang disampaikan
- 9 -
Persentase target penyelesaian outcome di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika pada Tahun 2014 ditetapkan sebesar 97% atau meningkat dari RKT 2011 (93%), RKT 2012 (95%), dan RKT 2013 (96%). Kenaikan secara bertahap sebanyak satu persen dari tahun sebelumnya didasari pertimbangan bahwa kinerja Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika selama kurun waktu tahun 2010-2014 mengalami peningkatan.
- 10 -
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Gambaran Umum
Perencanaan kinerja mempunyai 3 (tiga) manfaat. Pertama, terdapat pedoman kinerja apa yang harus dilakukan. Kedua, terdapat ukuran untuk mengevaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. Ketiga, memenuhi prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Rencana suatu organisasi memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program, kegiatan, dan indikator kinerja yang diperlukan sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi tersebut.
Berikut ini diuraikan visi dan misi Sekretariat Kabinet yang selanjutnya dijabarkan dalam tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan Keasistendeputian.
1. Visi dan Misi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, Kementerian/Lembaga (K/L) dalam menyelenggarakan kegiatannya wajib menyusun Rencana Strategis (Renstra). Sekretariat Kabinet sebagai salah satu lembaga pemerintah senantiasa melaksanakan kewajiban peraturan perundang-undangan tersebut setiap tahunnya.
Sekretariat Kabinet memiliki Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014, yang merupakan penyempurnaan Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2005-2009. Hal tersebut merupakan wujud komitmen organisasi untuk melakukan upaya perbaikan terus-menerus dalam rangka meningkatkan capaian kinerja yang pada akhirnya dapat mengantisipasi tuntutan akan perubahan dan kebutuhan organisasi ke arah yang lebih baik.
Visi dan Misi Sekretariat Kabinet yang tercantum dalam Renstra Sekretariat Kabinet adalah:
- 11 - Visi
“Sekretariat Kabinet yang handal dalam memberikan dukungan saran kebijakan dan administrasi secara tepat dan tepat kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.”
Misi
“Meningkatkan kualitas dukungan teknis, analisis, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah serta dukungan administrasi kepada Presiden dan Wakil Presiden.”
2. Tujuan Strategis
Di dalam Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014 ditetapkan 2 (dua) Tujuan Strategis, yaitu:
a. Meningkatnya kualitas dukungan saran kebijakan dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah serta permasalahan hukum; dan
b. Meningkatnya kualitas penyelesaian rancangan peraturan presiden, keputusan presiden, dan instruksi presiden.
3. Sasaran Strategis
Sasaran yang akan dicapai Sekretariat Kabinet di bidang politik, hukum, dan keamanan adalah:
1) Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan pemberian saran dan kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan pemerintah;
2) Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan pemberian saran penyelesaian permasalahan hukum; dan
3) Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan penyelesaian rancangan peraturan presiden, rancangan keputusan presiden, dan rancangan instruksi presiden yang ditindaklanjuti.
- 12 -
4. Program
Pencapaian tujuan dan sasaran tersebut dilakukan melalui program “penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan”.
5. Kegiatan
Berdasarkan tujuan, sasaran, dan program Sekretariat Kabinet di atas, maka Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan 2014, meliputi:
1) Perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika;
2) Penyiapan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika;
3) Pengamatan perkembangan, pengumpulan, dan pengolahan data informasi dan penyiapan laporan pelaksanaan kebijakan pemerintahan di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika; 4) Pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika;
5) Pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika; dan
6) Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Renstra Sekretariat Kabinet menyatakan visi dan misi Sekretariat Kabinet, sebagai dasar bagi segenap jajaran Sekretariat Kabinet dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. Visi dan misi tersebut ditindaklanjuti oleh Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dan Keasistendeputian Bidang
- 13 -
Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika sesuai dengan tingkat hierarki, tugas, dan fungsi masing-masing.
Apabila disandingkan, visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Persandingan Visi Sekretariat Kabinet Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi, Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi,
dan Informatika
Menjadi Sekretariat Kabinet yang profesional dan handal dalam mendukung Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaaan pemerintahan
Menjadi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan yang profesional dan handal dalam membantu Sekretaris Kabinet
memberikan dukungan kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan.
Menjadi Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika yang profesional dan handal dalam membantu Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dengan memberikan dukungan perumusan, analisis, dan evaluasi atas rencana kebijakan dan program
pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika
Tabel 4 Persandingan Misi Sekretariat Kabinet Kedeputian Polhukam
Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi, Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi,
dan Informatika
Memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dengan memegang teguh pada prinsip tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance)
Meningkatkan kualitas dukungan analisis kebijakan dan program pemerintah serta penyelesaian peraturan presiden, keputusan presiden, dan instruksi presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan, dalam rangka membantu Sekretaris Kabinet memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden, dengan memegang teguh prinsip tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance)
Memberikan dukungan kepada Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dengan meningkatkan kualitas dukungan perumusan, analisis, dan evaluasi atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika, serta memegang teguh prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
- 14 -
Dalam Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014, Sekretariat Kabinet menetapkan tujuan:
“Memberikan dukungan teknis, administrasi, dan pemikiran yang prima dalam rangka mendukung Presiden dan Wakil Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan.”
Tujuan tersebut ditindaklanjuti Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dan Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika sesuai dengan tingkat hierarki, tugas, dan fungsi masing-masing.
Apabila disandingkan, tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Persandingan Tujuan Strategis Sekretariat Kabinet Deputi Bidang Polhukam
Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi, Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi,
dan Informatika
Memberikan dukungan teknis, administrasi, dan pemikiran yang prima dalam rangka mendukung Presiden dan Wakil Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan
Memberikan dukungan teknis, administrasi, dan pemikiran yang prima di bidang politik, hukum, dan keamanan kepada Sekretaris Kabinet dalam rangka mendukung Presiden dan Wakil Presiden
menjalankan kekuasaan pemerintahan
Memberikan dukungan teknis, administrasi, dan pemikiran yang prima di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika dalam rangka mendukung Kedeputian Bidang Polhukam membantu Sekretaris Kabinet melaksanakan tugas dan fungsinya
Guna mencapai tujuan, perlu dirumuskan Sasaran Strategis organisasi. Dalam Renstra Sekretariat Kabinet, ditetapkan 5 (lima) Sasaran Strategis Sekretariat Kabinet. Dari kelima sasaran dimaksud, sasaran yang terkait erat secara hirarkis-fungsional dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Kedeputian Bidang Politik. Hukum, dan Keamanan adalah “terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan” dan “terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian peraturan presiden, keputusan presiden, dan instruksi presiden”.
Mengacu pada kedua sasaran Sekretariat Kabinet tersebut, maka untuk mencapai tujuan dan misi serta mewujudkan visi organisasi, Kedeputian Bidang Politik. Hukum, dan Keamanan dan Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi
- 15 -
Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika telah menetapkan sasaran sesuai dengan tingkat hierarkis, tugas, dan fungsi masing-masing.
Apabila disandingkan, sasaran tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 6 Sasaran Strategis Sasaran Sekretariat Kabinet
terkait Kedeputian Polhukam
Sasaran Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Sasaran Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika
1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan
2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden
1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan 2. Terwujudnya peningkatan
kualitas penyelesaian Per-aturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan
Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika
Perumusan sasaran ini telah memenuhi formulasi SMART, yaitu Specific (spesifik), Measurable (dapat diukur), Achieveable (dapat dicapai), Relevant (relevan) dan Time-bound (memiliki jangka waktu tertentu). Selanjutnya, dalam rangka mencapai Tujuan dan Sasaran Strategis tersebut, Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika menetapkan program operasional, yaitu “penyelenggaraan pelayanan dukungan kebijakan di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika kepada Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan”.
- 16 -
Tabel 7
Sasaran, Program, dan Kegiatan Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika
Sasaran Program Kegiatan
Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara,
komunikasi, dan informatika
Penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku kepala Pemerintahan
1. Persentase laporan hasil analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu 2. Persentase analisis atas rencana
kebijakan dan program
pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti
3. Persentase laporan hasil
pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu 4. Persentase pengamatan
perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti
5. Persentase laporan hasil
pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu 6. Persentase pemantauan, evaluasi,
dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti
B. Ikhtisar Penetapan Kinerja
Penetapan Kinerja Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika merupakan ikhtisar kesepakatan
- 17 -
rencana kinerja yang akan dicapai pada Tahun 2014 oleh seluruh unit kerja di lingkungan Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika.
Uraian mengenai Penetapan Kinerja tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 8
Penetapan Kinerja Tahun 2014
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan
informatika
Output
Dokumen hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program
pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika
Outcome
1. Persentase laporan hasil analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu 2. Persentase analisis atas rencana
kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti
Output
Dokumen hasil pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika
Outcome
1. Persentase laporan hasil pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu
2. Persentase pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti Output 100% 97% 97% 100% 97% 97%
- 18 -
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Dokumen hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara,
komunikasi, dan informatika
Outcome
1. Persentase laporan hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu 2. Persentase pemantauan, evaluasi, dan
analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti
100%
97%
97%
C. Ikhtisar Indikator Kinerja Utama
Indikator Kinerja Utama Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika Tahun 2014 adalah sebagai berikut.
Tabel 9
Indikator Kinerja Utama Tahun 2014
No Uraian Alasan
1. a. Persentase laporan hasil analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi dan informatika secara tepat waktu
b. Persentase analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi dan informatika yang ditindaklanjuti
Ketepatan waktu penyelesaian analisis dan pendapat ditetapkan sebagai indikator kinerja utama karena menggambarkan keberhasilan, spesifik, relevan, dapat dicapai, dan dapat dikuantitaskan/diukur Tindak lanjut analisis dan pendapat ditetapkan sebagai indikator kinerja utama karena menggambarkan keberhasilan, spesifik, relevan, dapat dicapai, dan dapat
dikuantitaskan/diukur Keterangan:
ketepatan waktu adalah jangka waktu suatu pekerjaan dapat diselesaikan dalam satuan hari
- 19 -
No Uraian Alasan
c. Persentase laporan hasil pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan,
keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi dan informatika secara tepat waktu
d. Persentase pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kekuasaan
kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi dan informatika yang ditindaklanjuti
e. Persentase laporan hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan,
keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi dan informatika secara tepat waktu
f. Persentase pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian,
kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi dan informatika yang ditindaklanjuti
suatu hasil kerja (analisis/pendapat) sebagai bahan pengambilan
keputusan/kebijakan oleh pimpinan Persentase digunakan sebagai indikator karena sifat pekerjaan Sekretariat Kabinet tidak dapat diprediksi dan beban pekerjaan dalam setahun tidak dapat diperkirakan karena tidak atas prakarsa unit kerja Asdep-2 Polhukam, melainkan berasal dari instansi lain atau dari masyarakat (stakeholders)
Jumlah dan beban pekerjaan dalams satu tahun tergantung dari banyak faktor, seperti gaya kepemimpinan, kondisi politik, alokasi APBN, dan dinamika masyarakat
- 20 -
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika dilakukan dengan mengacu pada indikator kinerja setiap kegiatan yang terdiri dari input, output, dan outcome serta satuan masing-masing indikator kinerja yang bersangkutan.
Indikator kinerja beserta target masing-masing sasaran dan kegiatan yang tertuang dalam Rencana Kinerja Tahunan Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika Tahun 2014, berfungsi sebagai alat ukur untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.
Untuk melakukan pengukuran kinerja dalam LAKIP ini, digunakan 2 (dua) metode pengukuran, yaitu:
1. Metode Evaluasi Kinerja
Metode ini menggunakan formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK). PKK dilakukan dengan cara membandingkan antara rencana dan realisasi untuk masing-masing indikator kinerja kegiatan. Metode PKK dilakukan untuk mengevaluasi secara internal atas kelemahan yang terjadi pada organisasi dalam pelaksanaan suatu kegiatan.
2. Metode Pengukuran Pencapaian Sasaran
Metode ini menggunakan formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS). PPS dilakukan dengan cara membandingkan antara target sasaran dengan realisasinya. Dengan pembandingan ini akan diketahui ada atau tidaknya perbedaan capaian sasaran dengan target yang diharapkan. Apabila terjadi perbedaan, maka perbedaan tersebut dianalisis guna mengetahui penyebab ketidakberhasilan capaian kinerja yang kemudian digunakan untuk menetapkan strategi peningkatan kinerja yang bersangkutan di masa
- 21 -
mendatang. Metode ini bermanfaat untuk memberi gambaran tentang pelaksanaan misi organisasi.
Gambaran mengenai Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika Tahun 2014 adalah sebagaimana terlampir.
Pengukuran, evaluasi dan analisis capaian kinerja dalam laporan ini berbasis pada penilaian sendiri (self assessment) dengan menggunakan kategori capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 10
Kategori Capaian Kinerja
No. Rentang Capaian Kinerja Kategori Capaian Kinerja 1. 2. 3. 4. 5. > 100% 85% - 100% 70 % - 85% 55% - 70% < 55% Memuaskan Sangat Baik Baik Sedang Kurang Baik
Indikator kinerja merupakan media untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam pencapaian kinerja, yang terdiri atas masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) yang menggambarkan tingkat capaian suatu sasaran atau kegiatan telah tercapai atau sebaliknya.
Indikator Kinerja Input memberikan gambaran mengenai segala sesuatu yang diperlukan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output dan outcome; dimana indikator kinerja output adalah segala sesuatu berupa produk atau jasa (fisik dan/atau non-fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan input yang digunakan; dan indikator kinerja outcome memberikan gambaran mengenai berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah dan merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
- 22 -
Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika memiliki 3 (tiga) indikator kinerja output dan 6 (enam) indikator kinerja outcome, seperti berikut:
Tabel 11
Indikator Kinerja Output dan Indikator Kinerja Outcome
Indikator Kinerja Output Indikator Kinerja Outcome
Perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika
Persentase laporan hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu
Persentase perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti
Pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika
Persentase laporan hasil pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu
Persentase pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti
Pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika
Persentase laporan hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu
Persentase pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti
B. Analisis Capaian Kinerja
Berdasarkan Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia,
- 23 -
Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika Tahun 2014, analisis terhadap masing-masing indikator sasaran, program, dan kegiatan adalah sebagai berikut.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Sasaran Strategis Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika adalah terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis dan pendapat di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika.
Pada Tahun 2014, Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika menerima sebanyak 1.249 (seribu dua ratus empat puluh sembilan) berkas, baik yang berasal dari Deputi maupun dari luar unit kerja (berkas pekerjaan yang ditujukan langsung ke Asisten Deputi). Dari jumlah berkas tersebut, tercatat ada 205 (dua ratus lima) berkas yang ditindaklanjuti kepada Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Sedangkan sisanya sebanyak 1.015 (seribu lima belas) berkas tidak ditindaklanjuti karena berkas tersebut menurut sifat dan arahan atau disposisi Pimpinan tidak perlu dilaporkan (diklasifikasikan sebagai berkas file atau untuk diketahui) atau merupakan berkas dengan perihal yang sama (juncto). Secara umum, jumlah berkas yang dihasilkan meningkat dibandingkan dengan jumlah output berkas ditindaklanjuti pada Tahun 2013 yang berjumlah 226 berkas, seperti terlihat dalam diagram berikut.
Diagram Perbandingan Berkas Masuk, Ditindaklanjuti, dan Tidak Ditindaklanjuti
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Berkas Masuk Berkas
Ditindaklanjuti Berkas Tidak Ditindaklanjuti 1370 226 960 1249 205 1015 2013 2014
- 24 -
Di dalam POK/RAB Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika Tahun Anggaran 2014 telah ditentukan target dokumen sebanyak 75 (tujuh puluh lima) dokumen, yang setelah direvisi (karena penghematan) menjadi 73 (tujuh puluh tiga) dokumen. Jumlah tersebut hanya didasarkan pada kegiatan yang membutuhkan biaya atau anggaran saja, seperti perjalanan dinas, penyelenggaraan rapat/diskusi, belanja bahan, honorarium kegiatan, dan lain-lain.
Keasistendeputian telah melaksanakan hampir seluruh kegiatan yang direncanakan dan menghasilkan 70 (tujuh puluh) output dari target 73 (tujuh puluh tiga) output yang telah ditetapkan dalam POK 2014 DIPA Revisi ke-5. Tiga output lainnya dalam akun 5016.001.107 tidak dapat dihasilkan karena kegiatannya tidak dapat terlaksana akibat terjadi pemblokiran untuk penghematan sesuai Instruksi Presiden dan adanya perintah Deputi untuk melaksanakan pekerjaan yang sangat mendesak (top urgent).
Akan tetapi, di Tahun 2014 Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika faktanya telah menghasilkan output sebanyak 205 (dua ratus lima) dokumen. Jumlah output tersebut jauh lebih banyak dari target POK/RAB karena terdapat output berupa dokumen laporan analisis yang dalam pelaksanaannya tidak membutuhkan anggaran, seperti pekerjaan yang berasal dari laporan atau surat instansi K/L terkait, pengaduan masyarakat, permohonan kepada Presiden atau Sekretaris Kabinet, serta pekerjaan analisis atas perintah lisan Pimpinan.
Dengan kata lain, penghitungan realisasi dan capaian tidak hanya dilakukan dengan cara menghitung berdasarkan pada kegiatan dalam POK/RAB (73 dokumen), tetapi juga memperhitungkan berbagai macam penyelesaian berkas kegiatan di luar POK/RAB, yang masih termasuk ke dalam tugas dan fungsi Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika. Oleh karena itu, apabila target output dan realisasi output dibandingkan terlihat bahwa persentase realisasinya sangat jauh melampaui target yang telah ditetapkan.
Adapun analisis terhadap capaian kinerja pada masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
- 25 -
1. Indikator Perumusan dan Analisis atas Rencana Kebijakan dan Program Pemerintah di Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika
Indikator perumusan dan analisis memiliki 2 (dua) indikator kinerja outcome, yaitu:
a. Persentase laporan hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu; dan
b. Persentase perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti.
Pencapaian atas indikator tersebut adalah sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 12
Capaian Indikator I: Perumusan dan Analisis
Indikator Target Realisasi Capaian
% Dokumen % Dokumen
Persentase laporan hasil analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu
97% 130 78% 101 80%
Persentase analisis atas rencana kebijakan dan program
pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti
97% 130 81% 105 83%
Pada indikator ini, para pejabat dan pegawai di lingkungan Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika telah menyelesaikan laporan perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dengan tepat waktu. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan laporan tersebut ± 7 (tujuh) hari, lebih cepat dibandingkan batas waktu standar pelayanan yang telah ditetapkan, yakni 11 (sebelas) hari.
- 26 -
Berdasarkan data pada tabel di atas, jumlah realisasi dokumen perumusan dan analisis yang disampaikan dari Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika kepada Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan pada indikator persentase ditindaklanjuti adalah 105 (seratus lima) dokumen dengan persentase realisasi sebesar 81% dari target dokumen yang berjumlah 130 (seratus tiga puluh) dokumen. Adapun persentase capaiannya jika dibandingkan antara persentase realisasi dan persentase target adalah sebesar 83%.
Sementara itu, dari 105 (seratus lima) dokumen perumusan dan analisis yang ditindaklanjuti tersebut, terdapat 101 (seratus satu) dokumen diantaranya yang dapat diselesaikan secara tepat waktu dengan persentase realisasi sebesar 78%. Adapun persentase capaiannya jika dibandingkan antara persentase realisasi dan persentase target adalah sebesar 80%.
Beberapa dokumen yang terkait dengan kegiatan ini, antara lain:
- Rancangan Peraturan Presiden tentang Pembubaran 10 Lembaga Non
Struktural;
- Permohonan kepada Pemerintah untuk Membayar Biaya Penambahan
Bangunan di Nanggroe Aceh Darussalam-Nias Berdasarkan Putusan Pengadilan yang Telah Berkekuatan Hukum Tetap;
- Usulan DPD mengenai Perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
- Rancangan Instruksi Presiden tentang Peningkatan Efektivitas Kerja
Aparatur Negara;
- Rancangan Peraturan Presiden tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Kabinet;
- Permohonan Penetapan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Pembawaan Uang Tunai dan Instrumen Pembayaran Lain ke Dalam atau ke Luar Daerah Pabean Indonesia;
- Pencabutan Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1975 tentang Perlakuan
terhadap Mereka yang Terlibat G.30.S/PKI Golongan C sesuai Putusan Mahkamah Agung Nomor 33 P/HUM/2011;
- 27 -
- Tindak Lanjut terhadap Laporan Hasil Audiensi Staf Khusus Sekretaris
Kabinet dengan Yayasan Trisakti;
- Permohonan untuk Mengeluarkan Instruksi Presiden tentang Percepatan
Pelaksanaan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-X/2012 tentang Hutan Adat;
- Permohonan Izin Prakarsa Ratifikasi Persetujuan antara Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Kosta Rika mengenai Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik atau Dinas;
- Permohonan Izin BNPT untuk Melakukan Pengadaan Senjata Api;
- Permohonan Perlindungan Hukum dari PT Victoria Securities International
Corporation terhadap Upaya Kriminalisasi dalam Proses Penjualan Hak Tagih Piutang oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional;
- Permohonan Tindakan atas Lokasi yang Dikuasai Sdr. Sutikno yang Masuk
dalam Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo yang Melanggar Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
- Laporan Jaksa Agung mengenai Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
34/PUU-XI/2013;
- Pertimbangan Menteri Luar Negeri terhadap Permohonan Grasi Terpidana
Mati atas nama Daniel Enemuo alias Diarrasouba Mamadou;
- Pemberitahuan Rencana Pengajuan Gugatan melalui Arbitrase Internasional
kepada Pemerintah Republik Indonesia oleh Trafalgar House Construction (Jersey) Ltd.;
- Rancangan Peraturan Presiden tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2009 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet;
- Rancangan Peraturan Presiden tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di
Lingkungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;
- Usulan Calon Anggota Komisi Aparatur Sipil Negara;
- Peresmian Penggunaan Kawasan Pusat Kegiatan Pengembangan dan
Pembinaan Terpadu Sumber Daya Manusia Kejaksaan Republik Indonesia (Adhyaksa Loka);
- 28 -
- Penyempurnaan Rancangan Peraturan Presiden tentang Jabatan Fungsional
Tentara Nasional Indonesia;
- Permohonan kepada Pemerintah untuk Membayar Biaya Penambahan
Bangunan di Nanggroe Aceh Darussalam-Nias Berdasarkan Putusan Pengadilan yang Telah Berkekuatan Hukum Tetap;
- Penanganan Kasus Penangkapan 4 Kapal Ikan dan 61 Awak Kapal Motor
Papua Fishery-Vietnam;
- Permohonan Audiensi dari YLBHI kepada Sekretaris Kabinet terkait Potensi
Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Waduk Jatigede;
- Hasil Kajian Sementara Gugus Tugas mengenai Antisipasi Penolakan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota;
- dan lain-lain.
2. Indikator Pengamatan Perkembangan atas Pelaksanaan Kebijakan dan Program Pemerintah di Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika
Indikator pengamatan perkembangan memiliki 2 (dua) indikator kinerja outcome, yaitu:
a. Persentase laporan hasil pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu; dan
b. Persentase pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti.
Pencapaian atas indikator tersebut adalah sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 13
Capaian Indikator II: Pengamatan Perkembangan
Indikator Target Realisasi Capaian
% Dokumen % Dokumen
Persentase laporan hasil
- 29 - pelaksanaan kebijakan dan
program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu Persentase pengamatan
perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti
97% 90 96% 86 99%
Pada indikator ini, para pejabat dan pegawai di lingkungan Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika telah menyelesaikan laporan pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dengan tepat waktu. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan laporan tersebut ± 7 (tujuh) hari, lebih cepat dibandingkan batas waktu standar pelayanan yang telah ditetapkan, yakni 11 (sebelas) hari.
Berdasarkan data pada tabel di atas, jumlah realisasi dokumen pengamatan perkembangan yang disampaikan dari Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika kepada Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan pada indikator persentase ditindaklanjuti adalah 86 (delapan puluh enam) dokumen dengan persentase realisasi sebesar 96% dari target dokumen yang berjumlah 90 (sembilan puluh) dokumen. Adapun persentase capaiannya jika dibandingkan antara persentase realisasi dan persentase target adalah sebesar 99%.
Sementara itu, dari 86 (delapan puluh enam) dokumen pengamatan perkembangan yang ditindaklanjuti tersebut, terdapat 75 (tujuh puluh lima) dokumen diantaranya yang dapat diselesaikan secara tepat waktu dengan persentase realisasi sebesar 83%. Adapun persentase capaiannya jika dibandingkan antara persentase realisasi dan persentase target adalah sebesar 86%.
- 30 -
- Perkembangan Penanganan Gugatan Arbitrase Churchill Mining Plc. dan
Planet Mining Pty. Ltd. kepada Republik Indonesia di International Center for Settlement of Investment Dispute (ICSID);
- Catatan Staf mengenai Penyampaian Aspirasi Dosen Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya terhadap Pengunduran Diri Sementara Joko Widodo selaku Gubernur DKI Laporan Rapat Teknis Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT);
- Laporan Perkembangan Kasus Hukum dan Penyimpangan Pajak; - Laporan Perkembangan Penyelesaian Kasus Hukum Bank Century; - Laporan Rapat mengenai Arbitrase PT Newmont Nusa Tenggara;
- Tindak Lanjut Putusan Mahkamah Agung Nomor 33 P/HUM/2011 mengenai
Permohonan Hak Uji Materiil atas Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1975 tentang Perlakuan terhadap Mereka yang Terlibat G.30.S/PKI Golongan C;
- Laporan Tindak Lanjut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2011 Periode 8
November 2013 s.d. 17 Januari 2014;
- Laporan Kegiatan Tim Nasional Penanggulangan Hak Kekayaan Intelektual
Semester I Tahun 2013;
- Tindak Lanjut Putusan Mahkamah Konstitusi terkait Pengujian
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014;
- Putusan Hukuman Mati terhadap Para Anggota Ikhwanul Muslimin di Mesir; - Klarifikasi dan Penjelasan dari PPATK mengenai IMF Policy Paper yang
Menyatakan Kelemahan Indonesia dalam Pelaksanaan Anti Money-Laundering and Combating the Financing of Terrorism;
- Penyampaian Surat Panitera Mahkamah Agung Republik Indonesia mengenai
Permohonan Tanggapan/Penjelasan terhadap Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 898 K/Pid.Sus/2008;
- Catatan atas Putusan Mahkamah Konstitusi mengenai Pengujian
Konstitusionalitas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian;
- Penyampaian Partisipasi untuk Korban Bencana Kebakaran Rumah Tinggal; - Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-XI/2013;
- 31 -
- Laporan Capaian Kinerja Pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun
2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Periode Triwulan I Tahun 2014;
- Rekomendasi terhadap Saran Kebijakan Penanggulangan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang di Timur Tengah;
- Catatan mengenai Wacana Penerbitan Perppu terkait Pengisian Jabatan
Pimpinan KPK;
- Catatan mengenai Panitia Seleksi Hakim Konstitusi;
- Pembentukan Panitia Seleksi Pemilihan Anggota Komisi Yudisial;
- Penjelasan terkait Permasalahan Pemblokiran Anggaran LPP TVRI TA 2014; - Penyampaian Pandangan terkait Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat di
Masa Lalu;
- Salinan Permohonan Nomor 70/PUU-XII/2014 mengenai Pengujian
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
- Daftar Putusan Mahkamah Konstitusi yang Mengabulkan Pengujian
Undang-Undang;
- Resume Salinan Permohonan Nomor 57/PUU-XII/2014; - Resume Salinan Permohonan Nomor 77/PUU-XII/2014; - Resume Salinan Permohonan Nomor 78/PUU-XII/2014; - Resume Salinan Permohonan Nomor 79/PUU-XII/2014; - Resume Salinan Permohonan Nomor 83/PUU-XII/2014;
- Catatan atas Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 67/PUU-XI/2013; - Catatan atas Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 68/PUU-XI/2013; - Catatan atas Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 82/PUU-XII/2014; - Catatan atas Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 84/PUU-XI/2013; - Catatan atas Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 50/PUU-XI/2013; - dan lain-lain.
- 32 -
3. Indikator Pemantauan, Evaluasi, dan Analisis atas Pelaksanaan Kebijakan dan Program Pemerintah di Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika
Indikator pemantauan dan evaluasi memiliki 2 (dua) indikator kinerja outcome, yaitu:
a. Persentase laporan hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika secara tepat waktu; dan
b. Persentase pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti.
Pencapaian atas indikator tersebut adalah sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 14
Capaian Indikator III: Pemantauan, Evaluasi, dan Analisis
Indikator Target Realisasi Capaian
% Dokumen % Dokumen
Persentase laporan hasil
pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan
informatika secara tepat waktu
97% 30 47% 14 48%
Persentase pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika yang ditindaklanjuti
97% 30 47% 14 48%
Pada indikator ini, para pejabat dan pegawai di lingkungan Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika telah menyelesaikan laporan pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dengan tepat waktu. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan laporan tersebut ±
- 33 -
7 (tujuh) hari, lebih cepat dibandingkan batas waktu standar pelayanan yang telah ditetapkan, yakni 11 (sebelas) hari.
Berdasarkan data pada tabel di atas, jumlah realisasi dokumen pemantauan, evaluasi, dan analisis yang disampaikan dari Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika kepada Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan pada indikator persentase ditindaklanjuti adalah 14 (empat belas) dokumen dengan persentase realisasi sebesar 47% dari target dokumen yang berjumlah 30 (tiga puluh) dokumen. Adapun persentase capaiannya jika dibandingkan antara persentase realisasi dan persentase target adalah sebesar 48%.
Sementara itu, dari 14 (empat belas) dokumen pengamatan perkembangan yang ditindaklanjuti tersebut, seluruhnya dapat diselesaikan secara tepat waktu dengan persentase realisasi sebesar 47%. Adapun persentase capaiannya jika dibandingkan antara persentase realisasi dan persentase target adalah sebesar 48%.
Beberapa dokumen yang terkait dengan kegiatan ini, antara lain:
- Laporan Hasil Focus Group Discussion Pembahasan Penyelesaian Pelanggaran
Hak Asasi Manusia Berat pada Masa Lalu;
- Laporan Hasil Seminar tentang Kesiapan Sumber Daya Manusia Perencana
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam Menyongsong DIberlakukannya Undang-Undang tentang Aparatur Sipil Negara;
- Laporan Hasil Focus Group Discussion Pemetaan Supply Tenaga Kerja Luar
Negeri (TKLN) Sektor Formal;
- Laporan Hasil Konferensi Open Government Partnership (OGP) Tingkat
Kawasan Asia Pasifik;
- Laporan Hasil Focus Group Discussion Revitalisasi Lembaga Penyiaran Publik
TVRI sebagai Media Pemerintah;
- Laporan Hasil Focus Group Discussion tentang Harmonisasi Tugas dan Fungsi
Sekretariat Kabinet dengan Satuan Kerja Lainnya dalam Menjalankan Fungsi Manajemen Kabinet;
- Laporan Hasil Kegiatan Penelaahan Hukum atas Pelaksanaan Prison Reform
- 34 -
Unit Organisasi yang secara Struktural berada di bawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
- Laporan Hasil Focus Group Discussion mengenai Reformasi Lembaga
Pemasyarakatan (Prison Reform);
- Laporan Hasil Kunjungan Kerja ke International Energy Agency di Perancis,
International Criminal Court di Belanda, dan Energy Charter di Belgia;
- Laporan Hasil Rapat Evaluasi Pelaksanaan Pemilu Tahun 2014, Bandung 10
Oktober 2014;
- dan lain-lain.
Dengan demikian, seluruh dokumen (output substansi) yang dihasilkan oleh Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika sepanjang tahun 2014 berjumlah 205 (dua ratus lima) dokumen, atau 82% dari seluruh target output 250 (dua ratus lima puluh) dokumen, dengan perincian:
Kegiatan POK: 70 (tujuh puluh) dokumen atau 96% dari seluruh output berjumlah 73 (tujuh puluh tiga) dokumen yang ditargetkan dalam POK Tahun Anggaran 2014.
Kegiatan Non-POK: 205 (dua ratus lima puluh) dokumen berbentuk memorandum/laporan/ catatan, atau sekitar 82% dari seluruh output berjumlah 250 (dua ratus lima puluh) dokumen yang pengerjaannya tidak dianggarkan secara khusus dalam POK Tahun Anggaran 2014. Capaian berdasarkan kegiatan non-POK lebih banyak dari target karena dalam pelaksanaan kegiatannya terdapat output berupa dokumen laporan analisis yang tidak membutuhkan anggaran, seperti pekerjaan yang berasal dari laporan atau surat instansi K/L terkait, pengaduan masyarakat, permohonan kepada Presiden atau Sekretaris Kabinet, serta pekerjaan analisis atas perintah lisan pimpinan.
Selain ketiga jenis laporan kegiatan tersebut, masih terdapat kegiatan yang dilakukan Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara,
- 35 -
Komunikasi, dan Informatika sehubungan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, yaitu:
- Penyampaian Analisis terhadap Dugaan RRI Ditunggangi Kubu Tertentu; - Penyampaian Artikel “Bagaimana Melakukan Reviu Rancangan Peraturan
Perundang-undangan”;
- Bagan Alur Penyiapan Sikap Pemerintah terhadap Masalah yang Menjadi
Perhatian Masyarakat;
- Catatan terkait dengan Permasalahan LPP TVRI; - dan lain-lain.
- 36 -
C. Realisasi Anggaran
Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika mampu melaksanakan kegiatan dengan realisasi anggaran sebesar Rp568.968.424,00 (lima ratus enam puluh delapan juta sembilan ratus enam puluh delapan ribu empat ratus dua puluh empat rupiah) atau 70,93% dari pagu anggaran sebesar Rp802.075.000,00 (delapan ratus juta tujuh puluh lima ribu rupiah) setelah penghematan.
Tabel 15
Realisasi Anggaran Belanja
Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika Tahun 2014
PROGRAM/KEGIATAN PAGU ANGGARAN (REVISI) ANGGARAN REALISASI SISA ANGGARAN PERSENTASE
Perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan
informatika (106) Rp271.184.000 Rp225.092.900 Rp46.091.100 83,00%
Penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur
negara, komunikasi, dan informatika (107) Rp163.438.000 Rp66.890.800 Rp96.547.200 40,92%
Pengamatan perkembangan, pengumpulan, dan pengolahan data, informasi, dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika (108)
Rp97.701.000 Rp66.142.600 Rp31.558.400 67,69%
Pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia,
aparatur negara, komunikasi, dan informatika (109) Rp97.513.000 Rp76.188.400 Rp21.324.600 78,13%
Pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika, baik di dalam negeri
maupun di luar negeri (110) Rp172.239.000 Rp134.653.724 Rp37.585.276 78,17%
- 37 -
Pada Tahun 2014, anggaran yang dialokasikan pada Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika sebesarRp969.400.000,00(sembilan ratus enam puluh sembilan juta empat ratus ribu rupiah) yang rinciannya didasarkan pada Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). Untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2014 tentang Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014, anggaran tersebut direvisi untuk penghematan sebesar Rp167.325.000,00 (seratus enam puluh tujuh juta tiga ratus dua puluh lima ribu rupiah) sehingga anggaran Keasistendeputian menjadi Rp802.075.000,00 (delapan ratus dua juta tujuh puluh lima ribu rupiah).
Anggaran berkode 5016 tersebut dilaksanakan selama jangka waktu Januari s.d. Desember Tahun 2014 dalam rangka mewujudkan program penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika. Pada akhirnya program tersebut dilaksanakan untuk mewujudkan sasaran terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi, dan informatika.
Berdasarkan perhitungan, realisasi anggaran Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika pada tahun 2014 sebesar Rp568.968.424,00 (lima ratus enam puluh delapan juta sembilan ratus enam puluh delapan ribu empat ratus dua puluh empat rupiah) atau terserap 70,93% dari total anggaran yang diberikan setelah penghematan.
Dengan demikian, terdapat 29,07% anggaran tidak terserap. Sisa anggaran yang tidak terserap tersebut bukan karena Keasistendeputian tidak melaksanakan kegiatan, melainkan disebabkan oleh beberapa hal, seperti pelaksanaan dilakukan kegiatan dengan lebih efisien, terdapat perbedaan antara pagu anggaran dengan harga riil dalam pelaksanaan kegiatan, adanya penghematan dan pemblokiran anggaran berdasarkan Instruksi Presiden, dan adanya perintah Pimpinan untuk melaksanakan pekerjaan lain yang sangat mendesak sehingga tidak dapat melakukan perjalanan dinas.
- 38 -
Sisa anggaran yang tidak terserap merupakan efisiensi sebagai bentuk tindak lanjut atas Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2014 dan tidak dapat dianggap sebagai kesalahan dalam perencanaan ataupun kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan. Hal ini dapat dilihat dari data pelaksanaan kegiatan, dimana semua kegiatan yang telah direncanakan Keasistendeputian Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi, dan Informatika dapat terlaksana dengan baik.