• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Latar Belakang - DOCRPIJM cab3e07bc1 BAB IV06 BAB 4 Profil Wilayah Kabupaten Karimun (RPI2JM Karimun) FINAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "4.1. Latar Belakang - DOCRPIJM cab3e07bc1 BAB IV06 BAB 4 Profil Wilayah Kabupaten Karimun (RPI2JM Karimun) FINAL"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Latar Belakang

(2)

jumlah desa menjadi 52 desa. Berdasarkan luas wilayah, Kabupaten Karimun merupakan Daerah kepulauan yang mempunyai luas 7.984 Km2 yang terdiri dari wilayah daratan seluas 1.524 Km2 dan wilayah perairan seluas 6.460 Km2.

Adapun secara geografis Kabupaten Karimun terbentang antara 00º 24’ 36” LU sampai 01º 13’ 12” LU dan 103º 13’ 12” BT sampai 104º 00’ 36”

Tinggi (Kabupaten Bengkalis), Kecamatan Kuala Kampar. (Kabupaten Pelalawan).

• Sebelah Timur : Pulau Batam.

• Sebelah Selatan : Kecamatan Kateman (Kabupaten Indragiri Hilir).

Untuk lebih jelasnya mengenai wilayah administrasi di Kabupaten Karimun dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 berikut :

Tabel 4.1. : Jumlah Kecamatan dan Luas Wilayah Kabupaten Karimun

Wilayah

Kundur Utara Tanjung Berlian 29,5 509,15

Kundur Barat Sawang 21,7 267,12

Buru Buru 17,8 366,88

Meral Meral 80 515,41

Tebing Tebing 72 798,47

Jumlah 1.524 6.460

(3)
(4)

4.2. Demografi

Data Demografi Wilayah Kabupaten Karimun diperlukan sebagai dasar proyeksi demand infrastruktur dan proyeksi kebutuhan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada masa yang akan datang.

4.2.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Secara Keseluruhan

Berdasarkan data statistik Kabupaten Karimun tercatat bahwa jumlah penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2012 sebesar 280.949 jiwa, yang tersebar di 9 (sembilan) Kecamatan. Kecamatan Karimun merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yakni sebesar 63.612 jiwa atau 22,64 % dari total jumlah penduduk Kabupaten Karimun, jumlah penduduk terbesar kedua berada di Kecamatan Meral, dengan luas wilayah 8.000 Ha, jumlah penduduk di Kecamatan Meral pada tahun 2012 mencapai 59.509 jiwa. Hal ini dikarenakan Kecamatan Karimun merupakan pusat kegiatan perkotaan (perdagangan dan jasa) sedangkan Kecamatan Meral merupakan kawasan industri yang masuk dalam

kawasan perdangan bebas atau Free Trade Zone (FTZ). Sedangkan

jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Durai dengan jumlah penduduk sebesar 7.287 jiwa atau 2.59 %. Untuk lebih, dapat dilihat pada

Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2. : Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun, Tahun 2012

No. Kecamatan Jumlah

1 Moro 21.026

2 Durai 7.287

3 Kundur 44.092

4 Kundur Utara 21.852

5 Kundur Barat 19.625

6 Karimun 63.612

7 Buru 11.521

8 Meral 59.509

9 Tebing 32.425

Jumlah 280.949

(5)

4.2.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Karimun secara umum didominasi oleh Laki-Laki dengan jumlah 145.283 Jiwa dan Jumlah Perempuan berjumlah 135.666. Untuk lebih jelasnya mengenai Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Karimun Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Kabupaten Karimun Tahun 2012

No. Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah

Laki Laki Perempuan

1 Moro 10.877 10.149 21.026

2 Durai 3.773 3.514 7.287

3 Kundur 22.267 21.825 44.092

4 Kundur Utara 11.461 10.391 21.852

5 Kundur Barat 10.193 9.432 19.625

6 Karimun 32.703 30.910 63.612

7 Buru 5.977 5.544 11.521

8 Meral 31.231 28.278 59.509

9 Tebing 16.802 15.623 32.425

Jumlah 145.283 135.666 280.949

Sumber : Kabupaten Karrimun Dalam Angka Tahun 2013.

4.2.3. Jumlah Penduduk Miskin

Penduduk miskin merupakan penduduk yang pendapatannya lebih kecil dari pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup secara layak di wilayah tempat tinggalnya. Kebutuhan hidup layak diterjemahkan sebagai suatu jumlah rupiah yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi makanan setara 2100 kalori sehari.

(6)

Untuk lebih Jelasnya mengenai Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karimun dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 : Jumlah Penduduk Miskin Kab. Karimun, Tahun 2012

Tahun Presentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin

(Jiwa)

2012 6,37 17.896

2011 5,93 16.660

2010 7,21 20.256

2009 7,29 20.481

Sumber : Kabupaten Karimun Dalam Angka Tahun 2013.

4.2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun pada tahun 2012 berjumlah 280.949 jiwa, jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 7.964 Jiwa dari tahun sebelumnya. Dalam rentang waktu 5 (lima) tahun (2008-2012), laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karimun rata-rata sebesar 4,77%. Dari tahun 2008-2009 laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Karimun sebesar 3,48%, pada tahun 2009-2010 laju pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan sebesar 15%, dari tahun 2010-2011 laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karimun turun, persentase laju pertumbuhan penduduk pada tahun tersebut hanya 2,47%. Persentase Laju pertumbuhan penduduk pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2011-2012 meningkat sebesar 0,45% sehingga tahun 2011-2011-2012 persentase laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karimun mencapai angka 2,92%.

Gambar 4.2. : Grafik Laju Pertumbuhan Penduduk, Kabupaten Karimun Tahun 2008-2012

15

3,48

(7)

4.2.5. Persebaran Penduduk

Penduduk merupakan sekumpulan orang-orang yang telah lama menempati suatu daerah. Kepadatan penduduk dapat dihitung berdasarkan jumlah penduduk untuk setiap satu kilometer persegi. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan jumlah penduduk di suatu daerah dengan luas daerah yang ditempati.

Kabupaten Karimun memiliki Luas 1.524 Km2, sedangkan jumlah

penduduk Kabupaten Karimun pada tahun 2012 adalah 280.949 Jiwa, jika dianalisis , kepadatan penduduk di Kabupaten Karimun pada tahun 2012 adalah 184 jiwa/Km2 dengan sebaran kepadatan penduduk tertinggi

terdapat di Kecamatan Kundur dengan kepadatan 1.285 jiwa/Km2,

kemudian diikuti oleh Kecamatan Karimun dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 1.275 jiwa/Km2, sedangkan kepadatan terendah di

Kabupaten Karimun berada di Kecamatan Moro yaitu 18 jiwa/Km2. Untuk

Lebih Jelasnya Mengenai Persebaran Kepadatan Penduduk di Kabupaten Karimun dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan berikut :

Tabel 4.5. : Jumlah Persebaran Kepadatan Penduduk, Kabupaten Karimun Tahun 2012

No. Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan

(Jiwa/Km2)

1 Moro 1.166,8 21.026 18

2 Durai 52,0 7.287 140

3 Kundur 34,3 44.092 1285

4 Kundur Utara 29,5 21.852 741

5 Kundur Barat 21,7 19.625 904

6 Karimun 49,9 63.612 1275

7 Buru 17,8 11.521 647

8 Meral 80,0 59.509 744

9 Tebing 72,0 32.425 450

Jumlah 1.524 280.949 184

(8)

4.3. Topografi

Kemiringan lereng merupakan ukuran kemiringan lahan relative terhadap bidang datar yang secara umum dinyatakan dalam persen atau derajat. Kecuraman lereng, panjang lereng dan bentuk lereng semuanaya akan mempengaruhi besarnya erosi dan aliran permukaan.

Kabupaten Karimun berdasarkan pembagian kelas kemiringan lahan, mencirikan daerah tersebut berada pada kemiringan lahan yang kombinasi yaitu datar dan berbukit, ini dapat dilihat pada kemiringan lahan yang berada pada kelas kemiringan berbukit (15 – 30 %) sangat kecil, serta datar dan berombak (0 – 15 %) relatif banyak yang menempati daerah – daerah di hampir seluruh kepulauan baik pada lokasi permukiman maupun di sekitar tepi pantai. Luas kemiringan lereng yang berada pada kemiringan 0 - 30 % (klasifikasi lereng datar dan miring) mencapai 99,76 %, sedangkan untuk kemiringan > 30 % (klasifikasi lereng agak curam dan sangat curam) hanya mencapai 0,32 %. Jika diuraikan Jelasnya mengenai Kondisi Topogradi di Kabupaten Karimun dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.3.

Tabel 4.6 : Kondisi Topogafi di Kabupaten Karimun Tahun 2012

No Kecamatan Kemiringan Lereng (Km2) Jumlah

(9)
(10)

4.4 . Gambaran Kondisi Geohidrologi

Pulau Karimun merupakan pulau dengan catchment area yang bersifat optimal untuk menampung dan menyimpan air karena mempunyai daerah resapan yang baik dengan ukuran yang cukup besar. Kenampakan morfologi di sebelah Utara merupakan perbukitan yang berfungsi sebagai kawasan penyangga yang dapat menopang kawasan di bawahnya. Sumber daya air di Kabupaten Karimun berupa sumber air yang berada di permukaan tanah (air di dalam sistem sungai, sistem irigasi, sistem drainase, waduk, danau/kolong) maupun air tanah (air tanah/sumur, mata air) dimanfaatkan untuk bernagai keperluan domestik, irigasi atau pertanian, pelayaran, industri, wisata dan lain-lain.

A. Air Permukaan

Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Karimun dapat dibagi menjadi 2 yaitu sungai perennial dan sungai musiman (intermitten). Sungai perennial adalah sungai yang mengalir sepanjang tahun. Sungai musiman adalah sungai yang alirannya sangat dipengaruhi oleh keadaan musim, pada saat musim penghujan debit aliran akan meningkat sedangkan pada saat musim kemarau debit aliran akan surut atau bahkan mengering. Sungai perenial di Kabupaten Karimun meliputi Sungai Semamal, Sungai Bati, Sungai Lakam, Sungai Busung, dan Sungai Raya berada di Pulau Karimun Besar. Sungai Kundur, Sungai Sanglang, Sungai Sawang dan Sungai Layang berada di Pulau Kundur serta Sungai Sugi berada di Pulau Sugi.

(11)

berukuran beberapa ratus meter hingga puluhan hektar. Kedalaman kolong berkisar antara beberapa meter hingga sampai > 20 meter. Air kolong tersebut dimanfaatkan untuk budidaya ikan air tawar maupun sumber air minum yang dikelola oleh PDAM.

B. Air Tanah

Seperti halnya pada batuan granit di Kabupaten Karimun merupakan jenis batuan beku (massif) yang memiliki mineral kuarsa > 10 %, namun dengan adanya system kekar dan tingkat pelapukan maka jenis batuannya dapat bertindak sebagai akuifer. Beberapa lokasi yang ditambang yaitu pemboran batuan granit kemudian dibuat sumur, hasilnya air tanah dapat keluar. Zone akuifer batuan granit dari hasil penelitiannya PT. Yodha Karya (2003) dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Zone 1, berupa lapisan timbunan yang terdiri dari pecahan batu granit, material penyusun lapisan ini umumnya bersifat lepas sehingga membentuk rongga-rongga yang saling berhubungan. Jika di atas lapisan ini terdapat air, maka lapisan tersebut akan meresap ke dalam lapisan, selanjutnya mengalir melalui rongga dan butir dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Bila lapisan ini telah jenuh, maka air yang telah berada di atasnya tidak dapat meresap lagi, dan menyebabkan terjadinya genangan air atau aliran permukaan.

2. Zone 2, terdapat di lapisan bawah Zone 1, merupakan batuan granit yang memiliki rekahan. Meskipun rekahan-rekahan tersebut pada awalnya terbentuk secara alami, namun akibat adanya kegiatan peledakan menyebabkan makin bertambah besar dan bertambah banyak, sehingga air yang terdapat pada zone 1 mengalir ke zone 2 melalui rekahan-rekahan yang saling berhubungan dan terakumulasi pada suatu tempat. Keterdapatan air tanah di Kabupaten Karimun dapat di bedakan menjadi tiga jenis akuifer. Yaitu akuifer berproduksi sedang, akuifer produktivitas kecil dan akuifer air tanah langka (peta hidrogeologi).

(12)

l/detik. Persebaran jenis akuifer ini menempati sebagian besar Pulau Karimun Besar, Pulau Kundur, Pulau Gunung Papan, Pulau Belat, Pulau Parit dan bagian pantai Pulau Buru

• Akuifer dengan produktivitas kecil, muncul setempat, umumnya keterusan sangat rendah, air tanah dangkal setempat dalam jumlah yang terbatas dapat diperoleh pada zone pelapukan batuan padu atau di daerah dataran. Sebaran jenis akuifer ini di bagian Tengah Pulau Karimun Besar, Pulau Kundur, Pulau Belat, Pulau Parit, Pulau Buru dan pulau kecil lainnya.

• Daerah air tanah langka dengan akuifernya pasir dari lapukan granit, celahan atau rekahan granit itu sendiri dimana produktivitasnya sangat kecil terdapat di daerah perbukitan Pulau Karimun Besar, sebagian kecil Pulau Kundur, Pulau Gunung Papan dan Pulau Parit

C. Mata Air

Di sebelah Utara Pulau Karimun Besar terdapat Air Terjun Pongkar yang saat ini menjadi kawasan wisata. Mata air dengan debit yang besar menjadi potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan seperti air minum, irigasi, pertanian dan lain-lain. Mata air yang sudah di manfaatkan di Kabupaten Karimun antara lain berada di Pulau Karimun Besar dengan debit kurang lebih 2 liter/detik yaitu di Mata Air Terjun Pongkar yang berada di Desa Pongkar Kecamatan Tebing. Sumber mata air lainnya pada umumnya berada di hulu sungai atau di lereng kaki bukit seperti di hulu Sungai Kundur di Kecamatan Kundur Barat. Debit mata air-mata air lainnya mempunyai debit yang < 1 liter/detik.

4.5. Geologi

(13)

S.A. Ghazali dan S.J. Thompson, 1982, Kabupaten Karimun dibagi menjadi satuan-satuan batuan/formasi, antara lain : Formasi Berakit (Kompleks batuan Malihan), Formasi Semarung, Formasi Pancur, Formasi Durianglang, Formasi Malang (MPm), Granit, Kuarsir Porfir, Formasi Tanjung Kerontang, Endapan Permukaan Tua (Qp), Endapan permukaan Muda (Qp).

Secara struktur dan tektonik, Kabupaten karimun didominasi oleh aktivitas tektonik berumur mesozoikum dengan unsure struktur utama adalah lipatan dan sesar. Struktur tersebut terdapat di daerah pegunungan, umumnya membentuk punggungan-punggungan dan kelurusan. Lipatan, dijumpai pada batuan berumur kapur dengan karakteristik berarah Barat Laut-Tenggara, diperkirakan sangat berkorelasi dengan kompresi tektonik berarah Timur Laut-Barat Daya, lipatan yang terjadi mencerminan kelurusan regional dari Benua Asia/Semenanjung Malaya. Secara setempat kenampakan sesar diisi oleh retasretas batuan beku, khusus untuk Pulau Kundur dan Pulau Moro serta pulau disekitarnya, terdapat daerah-daerah perbukitan yang berisikan granit yang telah mengalami pengekaran, pelipatan dan pensesaran pada saat proses berlangsung cekungan. Transgresi secara global juga terjadi pada cekungan ini yang disusul dengan endapan-endapan sedimen sebagai sumber energi, minyak dan gas bumi, batubara dan gambut serta endapan mineral.

Tekstur tanah di Kabupaten Karimun dibedakan menjadi tekstur halus (liat), tekstur sedang (lempung) dan tekstur kasar. Berdasarkan jenis tanahnya, dapat dibedakan menjadi 5 macam jenis tanah yang terdiri dari organosol, glei humus, podsolik merah kuning, latosol dan aluvial.

• Tanah organosol Tanah ini tersebar di pulau-pulau kecil dan dijumpai di pesisir pantai.

• Glei humus mempunyai solum kurang dari 1 meter dengan warna umum kelabu kelam sampai hitam terutama sangat jelas sebagai ciri horizon A.

(14)

• Jenis tanah latosol Jenis tanah ini dijumpai di Pulau Karimun Besar, Pulau Kundur, dan beberapa pulau kecil sekitarnya dan sebagian besar gugus pulau yang ada di Kecamatan Moro.

• Jenis tanah aluvial Jenis tanah ini terdapat di Pulau Karimun Besar dan Pulau Kundur.

Jenis tanah di Kabupaten Karimun antara lain jenis tanah gabungan Enisol – Hislosol – Ulisol yang berada di Kabupaten Karimun karena faktor pembatas lereng maka semua jenis komoditi pertanian memerlukan input tinggi untuk dibudidayakan, terutama disekitar hutan . Adapun jenis tanah Entrosol yang paling luas dan umumnya dipakai sebagai permukiman cocok digunakan untuk kegiatan pertanian. Adapun mayoritas jenis tanah di Kabupaten Karimun cocok untuk digunakan sebagai tanaman pangan (padi sawah, gogo), jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, sayuran, kopi, coklat, kelapa dan karet.

Tabel 4.7 : Jenis Tanah di Kabupaten Karimun

No Jenis Tanah Luas ( ha ) %

1 Enisol ( aluvial , Ulosol ) 109,510 71,85

2 Hislosol ( organosol ) 36,760 24,12

3 Ulisol ( glei humus, podsolik merah kuning ) 6,130 4,03

Total 152,400 100

Sumber : Kaeimun Dalam Angka 2012

4.6 Klimatologi

(15)

Tabel 4.8 : Rata-rata Penyinaran Matahari, Curah Hujan dan Jumlah Hari Curah Hujan di Tanjung Balai Karimun Per Bulan, Tahun 2012

Bulan Curah Hujan Jumlah Hari

Curah Hujan Bulan basah Bulan Kering

Januari 30,7 13 0 1

Pebruari 76,2 8 0 1

Maret 128,1 18 1 -

April 330,4 21 1 -

Mei 152,0 21 1 -

Juni 141,5 17 1 -

Juli 180,3 17 1 -

Agustus 499,1 20 1 -

September 287,1 19 1 -

Oktober 509,3 19 1 -

Nopember 255,0 10 1 -

Desember 175,0 20 1 -

Sumber : Karimun Dalam Angka Tahun 2012

4.7. Kondisi Sosial Ekonomi

Dalam sub bab ini akan menjabarkan kondisi-kondisi sosial yang menonjol di Kabupaten Karimun, sedangkan gambaran ekonomi menjabarkan data dan informasi kondisi ekonomi daerah. Kondisi perekonomian daerah mencakup kondisi perkembangan PDRB, perkembangan penduduk miskin, potensi ekonomi daerah.

4.7.1. Kondisi Sosial

Kondisi sosial masyarakat Kabupaten Karimun yang akan dibahas disini meliputi kondisi adat istiadat, partisipasi masyarakat, pergeseran nilai dan norma serta Perkembangan Tingkat Pendidikan Masyarakat.

Kondisi Adat Istiadat

(16)

masing-masing sesuai dengan kondisi daerahnya. Macammacam corak adat yang ada meliputi corak Melayu, Jawa, Minang, Batak, dan Keturunan China. Kabupaten Karimun sebagian besar daerahnya merupakan daerah pesisir, dimana hal tersebut dapat dipahami bahwa Kabupaten Karimun merupakan daerah kepulauan. Di daerah pesisir terpengaruh oleh budaya bercorak Melayu, Islam dan China dengan sifatnya yang terbuka, jujur, dan dalam mata pencahariannya cenderung bergerak di bidang perdagangan dan jasa.

Hal ini sesuai dengan masuknya agama Islam di Indonesia dan Kepulauan Riau pada khususnya dimana pesisir dan pelabuhan merupakan pusat-pusat masuknya agama Islam dan juga sebagai salah satu pusat perdagangan yang dilakukan oleh orang-orang China. Karena banyaknya pendatang beragama Islam serta Pedagang China yang berlabuh serta menetap di pesisir tersebut telah memberikan warna corak tersendiri terhadap kebudayaan masyarakat Karimun. Ciri-ciri yang tampak pada masyarakat sekitar pesisir tersebut ditandai dengan pesatnya aktivitas perdagangan serta tumbuhnya pasar-pasar yang umumnya berkembang di daerah pesisir juga mata pencaharian mayoritas penduduknya ialah dalam bidang perdagangan dan jasa.

Dengan perkembangan Kabupaten Karimun yang sangat pesat khususnya dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus, tentunya akan membawa dampak yang komprehensif. Salah satu masalah yang timbul adalah meningkatnya arus urbanisasi penduduk dari wilayah sekitar akibat adanya lapangan kerja dengan berkembangnya Kawasan Ekonomi Khusus tersebut.

(17)

Prosentase komposisi penduduk jika dilihat dari keanekaragaman suku-suku yang ada di Kabupaten Karimun terdiri dari:

• Suku Melayu : 10 % • Suku Sumbawa : 1%

• Suku Jawa : 18% • Suku Palembang : 4%

• Suku Minang : 14% • Suku Madura : 1%

• Suku Batak : 14% • Suku Laut : 0,5%

• Suku Flores : 8% • Suku Bawean : 1%

• Suku Bugis : 2% • Suku Keturunan Cina : 14%

• Suku Menado : 2% • Suku Aceh : 2%

• Suku Buton : 1,5% • Suku Sunda : 4%

Dengan keanekaragaman suku-suku bangsa yang memiliki sifat, watak, budaya dan adat istiadat yang berbeda maka sangat berpotensi menimbulkan perselisihan atau persaingan antar kelompok dalam kepentingan tertentu. Konflik-konflik tersebut akan menjurus terhadap bahaya suku, agama, ras, dan antar golongan jika hal tersebut tidak diantisipasi sebelumnya. Oleh karena itu perlu adanya pembinaan hubungan antar kelompok masyarakat, salah satunya dengan dibentuknya forum bersama antar kelompok masyarakat dan diadakannya acara bersama (gathering) bila ada perayaan adat istiadat suatu kelompok masyarakat, sehingga diharapkan keharmonisan antar kelompok masyarakat dapat terjalin.

Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat menjadi penting dalam pelaksanaan pembangunan daerah, hal ini disebabkan konsep pembangunan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan selama ini cenderung top-down dengan kekuatan, kemampuan dan kemauan masyarakat masih belum sepenuhnya diperhitungkan. Perkembangan selanjutnya nampak pada usaha pemerintah, dengan segala daya upaya mengajak masyarakat untuk ikut andil secara langsung dalam rangka pemenuhan kebutuhannya, hal ini di tengarai dengan

bergulirnya program-program pembangunan dengan konsep

(18)

Secara bertahap berbagai keputusan tingkat desa yang langsung berhubungan dengan masyarakat setempat dapat ditangani oleh desa yang bersangkutan. Hal tersebut mengindikasikan sudah adanya usaha untuk memberdayakan masyarakat hingga sampai ke tingkat desa.

Pada tingkat desa perlu dibentuknya Badan Perwakilan Desa yang merupakan wadah wakil-wakil rakyat tingkat desa yang diharapkan dapat menyuarakan aspirasi rakyat desa tersebut hingga sampai ke tingkat yang lebih tinggi. Pembentukan Koperasi Usaha Bersama untuk pengadaan fasilitas dan utilitas lingkungan dan masih banyak lagi program-program pembangunan dengan partisipasi masyarakat yang dapat digulirkan oleh pemerintah. Dalam hal pemeliharaan lingkungan partisipasi penduduk juga dapat diwujudkan dengan adanya paguyuban kebersihan lingkungan di tiap RW yang menangani permasalahan sampah di lingkungannya dengan dukungan dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

Keberadaan kemampuan masyarakat Kabupaten Karimun dapat ditunjukkan dengan adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan secara langsung yang disusun, direncanakan dan dilaksanakan oleh masyarakat baik dana murni maupun campuran antara pelaku-pelaku pembangunan (stakeholders) yang ada. Visualisasinya adalah berupa pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang berupa tempat ibadah, fasilitas umum, prasarana jalan berupa perkerasan dan lainlain.

(19)

Pergeseran Nilai dan Norma

Salah satu fenomena yang timbul pada penduduk yang heterogen (dalam artian semakin beragam suku, ras dan agama) pada suatu wilayah, yaitu terjadinya persilangan budaya atau akulturasi kebudayaan. Akulturasi ini dapat dibedakan menjadi dua perspektif, yaitu:

1. Perspektif budaya Indonesia secara khusus dan Melayu serumpun secara umum

Mekanisme dan proses akulturasi ini berjalan secara perlahan dan alamiah, dimana efeknya tidak menimbulkan konflik sosial yang membuat keprihatinan. Kebudayaan daerah, pada umumnya memiliki nilai dan norma yang positif, dimana selaras dengan nilai dan norma agama. Sehingga dengan berakulturasinya antar kebudayaan daerah, akan memperkokoh masyarakat Kabupaten Karimun dari efek negative era globalisasi (kebudayaan barat yang negatif, seperti prilaku seks bebas).

2. Perspektif era globalisasi

Mekanisme dan proses akulturasi pada kategori ini terjadi secara cepat baik pada tingkat lokal, regional maupun nasional seiring dengan arus globalisasi. Pada era globalisasi ini arus informasi dan barang sangat cepat, sehingga termasuk perilaku seks bebas dan narkoba ikut di dalamnya. Hal tersebut dapat terlihat dari meningkatnya jumlah penderita HIV/ AIDS di Kabupaten Karimun. Dimana penyakit tersebut, pada umumnya ditularkan melalui hubungan seks dengan para penderita HIV/ AIDS ataupun penggunaan narkoba dengan pemakaian jarum suntik secara bergantian, dimana salah satu pemakainya adalah penderita HIV/ AIDS.

(20)

Perkembangan Tingkat Pendidikan Masyarakat

Salah satu indikator pokok kualitas sumber daya manusia adalah

pendidikan. Pendidikan merupakan komponen penting dalam

pengembangan wilayah yang bertumpu pada masyarakat lokal. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk suatu daerah, maka semakin baik pula kualitas sumber daya manusianya. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusianya, maka semakin terbuka untuk menerima inovasi dan perubahan yang tepat bagi pengembangan wilayahnya. Atau dapat juga dikatakan dengan tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan masyarakat mampu menangkap berbagai peluang perkembangan di sekitarnya dalam rangka perbaikan kualitas hidupnya.

Dengan demikian pendidikan memberikan peluang terjadinya mobilitas sosial bagi kelompok penduduk tertentu. Mengingat pentingnya pendidikan maka Pemerintah Kabupaten Karimun lebih memfokuskan pembangunannya melalui pembangunan sumberdaya manusia untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan mandiri di era perdagangan bebas dengan tetap memperhatikan budaya Melayu sebagai ciri khasnya.

Kondisi Pendidikan di Kabupaten Karimun dilihat berdasarkan tingkat pendidikan penduduk tahun 2012 menunjukkan sebanyak 44.951 jiwa belum tamat sd, 90.915 jiwa lulus SD, 56.189 lulus SMP/Sederajat, 75.294 jiwa lulus SMA/Sederajat, 12.108 jiwa lulus Diploma/Universitas. Untuk lebih jelasnya mengenai Partisipasi Sekolah di Kabuaten Bintan dapat dilihat pada tabelberikut ini.

Tabel 4.9 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tahun 2012

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Belum Tamat SD 44.951

2 Lulus SD 90.915

3 Lulus SMP/Sederajat 56.189

4 Lulus SMA/Sederajat 75.294

5 Lulus Diploma/Universitas 12.108

Jumlah 279.457

(21)

4.7.2. Kondisi Perekonomian

Struktur perekonomian Kabupaten Karimun dapat dilihat berdasarkan kontribusi yang disumbangkan oleh masing-masing sektor yang tercantum didalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

A. PDRB Kabupaten Karimun

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah semata-mata menyandarkan pada besaran PDRB atas dasar harga konstan. Dengan demikian terjadinya pertumbuhan ekonomi yang tinggi disuatu wilayah tidak selalu berarti terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggi juga didaerah tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi lebih berorientasi pada pendekatan kewilayahan, sedangkan kesejahteraan masyarakat berorientasi pada pelaku kegiatan ekonomi. Untuk itu perlu kehati-hatian dalam menginterpretasikan makna dari pertumbuhan ekonomi.

Tabel 4.10 : Distribusi Persentase PDRB Kab. Karimun Atas Dasar Harga Konstan, Tahun 2008-2012

No. Lapangan Usaha Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Pertanian, Peternakan,

Kehutanan dan Perikanan 5,33 4,59 4,34 4,29 4,21

2. Pertambangan dan

Penggalian -1,12 1,69 3,81 6,39 8,91

3. Industri Pengolahan 6,29 7,37 7,56 11,31 11,24

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,99 5,27 7,11 7,16 7,21

5. Bangunan 10,89 15,35 15,38 11,55 11,30

6. Perdagangan, Hotel dan

Restoran 6,81 6,11 7,12 7,75 8,10

7. Pengangkutan dan

Komunikasi 6,11 6,24 6,04 6,14 6,70

8. Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 6,76 8,04 6,29 6,88 7,08

9. Jasa-Jasa 6,40 7,23 6,60 5,99 5,42

PDRB 6,04 6,30 6,56 7,05 7,26

(22)

Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai sektor ekonomi. Hal ini berkaitan erat dengan kontribusi masing-masing sektor yang berpotensi besar maupun sektor sektor yang masih perlu mendapatkan perhatian lebih baik untuk dijadikan prioritas

pengembangan. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karimun

dipengaruhi oleh dua sektor dominan yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor pertanian (sub sektor perikanan).

Pada tahun 2012, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Karimun mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, yakni dari 7,05 persen pada tahun 2011 meningkat menjadi 7,26 persen pada tahun 2012 (angka sementara, BPS Karimun). Capaian ini didukung oleh adanya peningkatan pada sektor- sektor penyusunnya.

Dengan melihat pertumbuhan setiap sektor, potensi dapat dikenali sehingga prioritas pembangunan menjadi tepat dan akhirnya dapat memaksimalkan peranan tiap sektor. Pertumbuhan ekonomi Karimun pada masa yang akan datang diperkirakan akan terus mengalami peningkatan.

Pada tahun 2012, pertumbuhan nilai tambah tertinggi terjadi pada sektor Bangunan yakni sebesar 11,30 persen, lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya yang pertumbuhannya sebesar sebesar 11,55 persen. Terjadinya perlambatan ini diduga karena adanya ciri khas dari sektor bangunan itu sendiri, dimana pada suatu titik tertentu pembangunan akan mencapai titik puncak dan pertumbuhannya menjadi relatif stabil. Namun demikian, nilai pertumbuhan sektor ini masih tetap akan tinggi meskipun cenderung semakin menurun dari tahun ke tahun.

(23)

Sektor bangunan khususnya pembangunan jalan diharapkan dapat membuka keterisolasian pada wilayah terpencil, serta memperlancar distribusi barang dan mempermudah jangkauan ke tempat fasilitas umum. Dengan kata lain, pembangunan terutama infrastruktur adalah sesuatu yang mutlak untuk mewujudkan kondisi perekonomian yang dinamis. Apalagi wilayah geografis Karimun cukup sulit sehingga jika akses atau infrastruktur kurang memadai bisa menyebabkan high cost economy.

Pertumbuhan tertinggi kedua terjadi pada sektor Industri pengolahan sebesar 11,24 persen. Meskipun mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang pertumbuhannya sebesar 11,31 persen, nilai pertumbuhan sektor ini tetap tinggi. Pada tahun 2013, pertumbuhannya diperkirakan akan mengalami peningkatan postitif. Dilakukannya perbaikan terhadap infrastruktur, baik jalan maupun ketersediaan listrik akan mendorong pertumbuhan sektor ini kearah yang lebih baik. Dukungan pemerintah terhadap para pelaku industri, baik industri mikro dan kecil maupun industri besar sedang juga sangat diperlukan guna peningkatan produktivitas. Adanya investasi baru pada industri, baik berbasis perikanan maupun industri shipyard pada tahun mendatang diperkirakan akan lebih meningkatkan pertumbuhan sektor industri.

Tren pertumbuhan sektor industri pengolahan yang terjadi selama kurun waktu lima tahun terakhir mencerminkan adanya suatu fondasi yang kokoh bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini sangat bermanfaat mengingat sektor industri mempunyai keterkaitan hulu-hilir (backward-forward) terbesar. Selain itu peningkatan sektor industri akan menuntut penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar serta peningkatan kualitas SDM daerah. Namun sisi negatif berkembangnya industri adalah adanya kecenderungan bahwa gap ketidakmerataan pendapatan yang membesar.

(24)

signifikan ini didukung oleh adanya peningkatan produksi bahan tambang andalan Karimun, baik timah maupun granit, terutama karena adanya pertambahan beberapa perusahaan tambang yang beroperasi kembali salah satunya seperti PT Karimun Granit.

Permintaan yang tinggi terhadap granit. Kenaikan produksi tambang PT.Timah, serta ekspor, ikut mendukung meningkatnya laju pertumbuhan pada sektor ini. khususnya oleh negara tetangga seperti Singapura juga berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas sektor ini. Kondisi tersebut sangat erat kaitannya dengan perbaikan kondisi perekonomian secara global. Dengan membaiknya kondisi ekonomi di Singapura sebagai tujuan utama ekspor produk pertambangan dari karimun, maka berbagai proyek infrastruktur maupun industri pengolahan yang sempat berkurang pada akhir 2008 dan awal 2009, kini telah mulai bangkit.

Akibatnya permintaan terhadap produk bahan tambang dari Karimun seperti logam timah, granit, pasir, dan bauksit kembali meningkat. Ekspor granit kembali mengalami kenaikan dari 2,604 juta ton di tahun 2010 menjadi 4,494 juta ton ditahun 2011. Selain itu beroperasinya kembali PT. Karimun Granite menjadikan produksi granit semakin stabil. Namun perlu diwaspadai adanya beberapa ancaman terhadap perkembangan sektor pertambangan di Kabupaten Karimun. Ancaman tersebut berupa semakin menurunnya keunggulan kompetitif produk pertambangan dari Karimun. Keunggulan kompetitif yang dulunya berupa harga produk granit.

B. Potensi Ekonomi

(25)

alam dan sumberdaya manusia yang berkulitas dapat menimbulkan kemunduran yang sangat berarti dalam dinamika pembangunan ekonomi daerah. Pada Tabel 4.11 dapat dilihat potensi ekonomi Kabupaten Karimun dalam 9 sektor kegiatan ekonomi.

Tabel 4.11 : Perkembangan Perenan Ekonomi Sektoral Terhadap

PDRB Kabupaten Karimun Tahun 2009-2012

No. Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan &

Perikanan 608.263,30 634.658,08 661.862,32

2.. Pertambangan dan Penggalian 84.790,62 88.022,45 93.648,97

3. Industri Pengolahan 226.196,29 243.296,73 270.813,59

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 5.423,84 5.809,25 6.225,17

5. Bangunan 136.375,54 157.350,09 175.524,03

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 495.003,28 530.254,38 571.372,22

7. Pengangkutan dan Komunikasi 198.257,65 210.232,83 223.134,37

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 64.620,76 68.688,50 73.411,77

9 Jasa - Jasa 96.737,75 103.119,47 109.292,16

Jumlah 1.915.669,03 2.041.431,79 2.185.284,61

Sumber : PDRB Kabupaten Karimun, 2013

C. Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi suatu daerah diukur dari peran setiap sektor/lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB. Semakin besar nilai tambah yang tercipta oleh suatu sektor ekonomi, maka peranan sektor tersebut semakin penting. Pada jangka pendek struktur ekonomi berguna untuk menggambarkan corak perekonomian suatu daerah, apakah daerah tersebut didominasi oleh sektor primer (tipe agraris), sekunder (tipe industri), maupun tersier.

(26)

dalam proses produksi. Sektor perekonomian yang sangat mengandalkan peran sumber daya alam dalam proses produksi tersebut diantaranya sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian. Berdasarkan klasifikasi sembilan sektor ekonomi pada tabel 6.12 dibawah, terlihat bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir (2009-2012) struktur perekonomian Karimun masih didominasi oleh 3 (tiga) sektor, yaitu: sektor pertanian; sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sejak tahun 2011, dilanjutkan pada 2012 telah terjadi pergeseran sektor dominan dari sektor pertanian menjadi sektor perdagangan hotel dan restoran masing-masing sebesesar 26,45 persen 2011 dan 26,33 persen pada 2012.

Tabel 4.12 : Distribusi PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha

7. Pengangkutan dan Komunikasi 13,46 13,18 12,87 12,61

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 3,16 3,13 3,13 3,15

9. Jasa-Jasa 5,17 5,17 5,13 5,09

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : PDRB Kabupaten Bintan, 2013

(27)

Akan tetapi penurunan tersebut tidak berarti bahwa peranan sektor pertanian menjadi kurang berarti. Relatif rendahnya tingkat inflasi untuk produk pertanian dibanding produk lainnya juga menjadi salah satu penyebab turunnya kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB 2012 yaitu sebesar 25,02 persen, semakin rendah dibanding tahun 2011 tercatat 25,91 persen.

Sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB yaitu sebesar 25,02 persen terhadap PDRB atas dasar harga berlaku. Dijadikannya wilayah Pulau Karimun sebagai salah satu kawasan FTZ akan menjadikan pertumbuhan sektor perdagangan semakin signifikan terutama dari sisi ekspor. Sektor ini memiliki peluang untuk terus tumbuh, sejalan dengan iklim usaha yang semakin kondusif dengan didukung oleh sarana prasarana yang memadai.

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi masih menduduki urutan ketiga dan menyumbang sekitar 12,61 persen. Selama beberapa tahun terakhir, perkembangan sektor ini cukup stabil dengan besaran sumbangan rata-rata diatas 12 persen per tahunnya. Peranan sektor pengangkutan memiliki stabilitas yang cukup tinggi, dikarenakan sektor angkutan merupakan salah satu penunjang tumbuhnya sektor lain.

Sektor Bangunan menempati urutan keempat dalam memberikan kontribusinya terhadap PDRB, dengan nilai kontribusi terhadap NTB yang mencapai 10,44 persen. Peranan sektor bangunan juga mengalami peningkatan yang cukup berarti selama beberapa tahun terakhir. Perkembangan sektor bangunan ini merupakan multiplier efect dari berkembangnya industri di Karimun yaitu dengan adanya pembangunan persiapan lahan industri dan infrastruktur lain yang mendukung seperti jalan dan perumahan. Namun pada suatu saat pembangunan terutama pada sarana fisik berada pada titik puncak sehingga peranannya menjadi relatif stabil di masa yang akan datang.

(28)

Karimun sebagai Kawasan Ekonomi Khusus maka memiliki peluang masuknya investasi terutama di sektor industri. PT. Saipem salah satunya merupakan perusahaan minyak dan gas telah memasuki masa produksi dan mulai tahun 2011 diperkirakan akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang cukup penting dalam menghasilkan nilai tambah. Namun sektor ini menuntut pekerja dengan keahlian tertentu sehingga diharapkan ada peningkatan kualitas SDM masyarakat Kabupaten Karimun. Selanjutnya adalah sektor Pertambangan dan Penggalian yang menduduki urutan keenam, dengan sumbangan sebesar 7,30 persen. Sektor pertambangan dan penggalian cenderung tetap peranannya dari tahun ke tahun. Meskipun beberapa tahun yang lalu sempat mengalami penurunan peranan karena tutupnya beberapa perusahaan granit. Hal tersebut perlu diperhatikan, mengingat komoditas sektor pertambangan hanya mengandalkan sumber daya alam yang terbatas jumlahnya (unrenewable resource). Untuk itu Pemerintah Kabupaten Karimun perlu menggali sektor–sektor lain yang potensial, sebagai langkah antisipasi jika potensi tambang yang tersedia telah habis.

Sedangkan sektor lainnya memiliki peranan yang relatif kecil, kurang dari 5 persen. Secara umum pada tahun 2011-2012 tidak ada pergeseran peranan yang signifikan pada tiap sektor, namun terjadi beberapa perubahan dalam peringkatnya. Namun begitu, akan lebih baik jika tetap memperhatikan keterkaitan antar sektor. Sebagaimana diketahui, perekonomian Karimun masih ditopang oleh sektor agraris (primer). Jika terjalin simbiosis mutualisme (saling menguntungkan) antara sektor primer dengan sektor lain, artinya masing-masing sektor tidak berdiri sendiri, bukan tidak mungkin akan tercipta suatu sistem perekonomian yang berbasis kuat dan taraf hidup masyarakat khususnya tingkat bawah meningkat.

D. PDRB Perkapita

(29)

pertengahan tahun. Sementara pendapatan perkapita merupakan gambaran rata–rata pendapatan yang diterima oleh masing–masing penduduk karena andilnya dalam proses produksi.

Nilai pendapatan perkapita diperoleh dengan cara membagi pendapatan regional (nilai PDRB yang telah dikurangi dengan penyusutan dan pajak tak langsung) dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Kedua indikator ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah dalam periode tertentu. Walaupun nilai PDRB perkapita dapat dijadikan ukuran kemakmuran suatu daerah, akan tetapi dalam kenyataannya angka tersebut tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan, karena pada dasarnya pemilik pendapatan tersebut adalah mereka yang menguasai faktor produksi.

Selain itu nilai PDRB masih terdapat komponen-komponen yang tidak dapat dinikmati oleh masyarakat langsung seperti penyusutan, pajak tak langsung netto, dan faktor pendapatan netto (net factor income). Untuk itu dalam mengukur tingkat kesejahteraan perlu dibandingkan lagi dengan indikator lain seperti konsumsi masyarakat perkapita atau indikator lain yang relevan. Perkembangan PDRB perkapita baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 selama tahun 2008-2012 menunjukan adanya peningkatan cukup signifikan.

Tabel 4.13 : PDRB dan Pendapatan per Kapita (Juta Rupiah)

Rincian Tahun

2010 2011 2012

Atas Dasar Harga Berlaku 20,51 21,55 24,05

Atas Dasar Harga Konstan 9,77 9,78 10,36

Sumber : PDRB Kabupaten Bintan, 2013

(30)

Dengan adanya kenaikan PDRB perkapita tersebut diharapkan kemampuan daya beli masyarakat juga meningkat. Karena ukuran tingkat kemakmuran penduduk antara lain diukur dari tingkat daya beli masyarakat, maka dengan kondisi ini diharapkan kemakmuran penduduk Kabupaten Karimun juga meningkat.

Akan tetapi tingkat inflasi atau tingkat kenaikkan harga barang dan jasa yang terjadi di pasar sangat berpengaruh terhadap besaran indikator ini, sehingga secara riil sebenarnya peningkatan kemakmuran masyarakat bisa tidak sejalan dengan kenaikan pada indikator PDRB per kapita tersebut.

Apabila laju PDRB per kapita masyarakat dibandingkan dengan tingkat inflasi yang terjadi. Laju PDRB perkapita Kabupaten lebih tinggi dibandingkat tingkat inflasi yang harus ditanggung oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan biaya hidupnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa daya beli masyarakat Karimun mengalami kenaikan.

Bila ditinjau dari PDRB atas dasar harga konstan 2000 bahwa PDRB Per kapita Kabupaten Karimun tahun 2008 sebesar 8.785.563,39, kemudian tahun 2011 meningkat menjadi 9.782.067,83. Pada tahun 2012 meningkat lagi menjadi Rp. 10.377.596,75 atau terjadi peningkatan sebesar 1,85 persen dibandingkan dengan tahun 2011. Penghitungan PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh tingkat perubahan harga barang dan jasa (Inflasi/Deflasi) yang terjadi pada tahun berjalan, sehingga dengan demikian diperoleh nilai riil atau nilai sebenarnya atas terjadinya peningkatan/penurunan yang dapat secara lebih tepat menggambarkan tingkat produktivitas per kapita.

(31)

Dengan demikian, PDRB perkapita belum sepenuhnya dinikmati oleh warga masyarakat Karimun, untuk itu perlu kajian khusus oleh pemerintah Kabupaten Karimun untuk meneliti sejauh mana tingkat pendapatan riil masyarakat Kabupaten Karimun.

E. Investasi & peningkatan ekspor

Komoditas ekspor terbesar di Kabupaten Karimun berdasarkan nilai ekspornya adalah timah dengan nilai ekspor pada tahun 2009 mencapai US$ 49.138.560.

Karimun yang merupakan kawasan pengembangan industri

perdagangan (FTZ) hanya memiliki satu perusahaan Kegiatan investasi galangan kapal di FTZ Karimun yang masih dalam tahap konstruksi. Saat ini kegiatan investasi perikanan tangkap diatas 30 GT di wilayah pulau Moro mengalami penurunan dari 40 unit menjadi 16 unit. Hal ini terjadi dikarenakan ketersediaan sumberdaya ikan yang semakin berkurang. Hal ini tidak seperti yang terjadi terhadap pabrik tepung ikan Pulau Moro yang tutup akibat kekuarangan bahan baku produksi.

Di wilayah Pulau Murai Batu terdapat satu perusahaan kegiatan investasi budidaya laut yang sudah berjalan selama tujuh tahun. Saat ini kegiatan budidaya Kerapu tersebut berpindah ke budidaya Ikan Kakap setelah selama tujuh tahun beroperasi belum juga mencapai BEP.

(32)

Kondisi keamanan dan ketertiban dalam negeri mempengaruhi investasi dan kegiatan ekspor di Kabupaten Karimun. Hal lain yang berpengaruh nyata adalah rendahnya kepastian hukum, yang disebabkan antara lain karena banyaknya tumpang tindih kebijakan antara pusat dan daerah serta banyaknya kepentingan antar sektor

yang tidak selaras. Tidak adanya kepastian hukum juga

mempengaruhi kebijakan di bidang investasi yang bersifat sentralistik yang menghambat investor untuk menanamkan modalnya ke daerah.

Faktor perizinan yang berpengaruh adalah pendeknya jangka waktu perizinan usaha dan pengangkutan laut. Sistem perzinan investasi perikanan dan kelautan yang tidak kondusif dilihat dari prosedur yang rumit dan waktu yang sangat singkat, serta dukungan insfrastruktur yang sangat kurang seperti ketersediaan BBM.

Hambatan yang muncul dari produk ekspor antara lain lemahnya daya saing produk dengan produk serupa dari daerah atau negara lain dan kurangnya pengembangan produk dari segi kemasan, bentuk, dan lainnya.

Gambar

Tabel 4.1. : Jumlah Kecamatan dan Luas Wilayah Kabupaten Karimun
Tabel 4.2. :  Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun, Tahun 2012
Tabel 4.3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Kabupaten Karimun Tahun 2012
Tabel 4.4 : Jumlah Penduduk Miskin Kab. Karimun, Tahun 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila yang tersedia data hujan harian, untuk mendapatkan kedalaman hujan jam-jaman dari hujan rancangan dapat menggunakan model distribusi hujan, seperti distribusi

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana gambaran penyesuaian diri yang dialami oleh remaja akhir mantan anak jalanan di rumah singgah dan faktor-faktor apa saja

dengan AfL melalui penilaian teman sejawat, model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) atau model pembelajaran langsung, (2) mana yang memberikan prestasi belajar

Dengan adanya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.05/2010 tentang Pemberian dan Tata Cara Pembayaran Uang Makan Bagi Pegawai Negeri Sipil , diharapkan

Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (triwulan I tahun 2013) perekonomian Riau tanpa migas mengalami pertumbuhan sebesar 6,98 persen

Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian,

Pencari kerja atau penawaran tenaga kerja mencakup semua orang yang mempunyai peker- jaan dalam masyarakat, ditambah jumlah mereka yang secara aktif mencari pekerjaan dan jumlah

Laporan ini merupakan visualisasi dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Grobogan yang menggambarkan capaian hasil kinerja Pemerintah