• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VII

RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

7.1

Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP)

7.1.1

Kondisi Eksisting dan Isu Strategis Sektor PKP

Berbagai isu strategis nasional

yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini

adalah :

1.

Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi

terhadap perubahan iklim.

2.

Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga kumuh

perkotaan.

3.

Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua, dan Provinsi

Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.

4.

Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.

5.

Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang

bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.

6.

Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.

7.

Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan

permukiman.

8.

Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman.

Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia

serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di

bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

Tabel 7. 1 Isu Strategis Pengembangan Permukiman di Kota Depok

No. Isu Strategis

1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi yang didominasi oleh faktor migrasi akibat kedekatan lokasi dengan ibukota Negara.

2. Angka kekurangan rumah yang cukup tinggi yang diperkirakan mencapai 353.122 unit pada tahun 2030.

3. Dalam 20 tahun kedepan penduduk kota Depok 2 kali saat ini atau 3,8 juta jiwa (prediksi RTRW 2012 – 2032). Kebutuhan lahan perumahan tahun 2032 tidak akan tertampung, karena diperlukan 11.949 Ha sampai tahun 2032 sementara luas kota Depok 20.029 Ha. 4. Kecenderungan timbulnya permukiman padat dan kumuh pada kawasan yang lebih dulu

berkembang, serta munculnya permukiman illegal di bantaran sungai, situ, rel dan tegangan tinggi

5. Belum terpadunya infrastruktur antar kawasan permukiman, dan belum adanya sinkronisasi pengembangan kawasan baru dengan pengembangan infrastruktur kota 6. Perangkat daerah yang menangani masalah permukiman tidak sebanding dibandingkan

(2)

Pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan pada hakekatnya adalah untuk

mewujudkan kondisi perkotaan/perdesaan yang sehat dan layak huni (

liveble

), aman, nyaman, dan

berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakatnya. Perkembangan

permukiman di Kota Depok terkait erat dengan kedekatan geografis dengan DKI Jakarta, serta

pesatnya pembangunan dan perkembangan kota yang mengarah pada kegiatan perdagangan dan

jasa. Kondisi ini menjadi magnet yang menyebabkan tingginya pertumbuhan penduduk Kota Depok

yang mencapai 3,6 % per tahun. Dengan sendirinya kebutuhan akan perumahan pun meningkat.

Tingginya kebutuhan perumahan dan permukiman ini yang tidak sejalan dengan kemampuan

menyediakan kawasan-kawasan permukiman yang tertata dan penyediaan prasarana sarana

pendukung yang memadai dampak pada tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh,

terutama di pusat kota atau wilayah strategis lainnya.

Gambar 7. 1 Grafik Sebaran RTLH di Kecamatan se-Kota Depok

Berdasarkan pendataan kawasan kumuh perkotaan pada tahun 2014 yang melibatkan Badan

Keswadayaan Masyarakat (BKM), teridentifikasi lokasi permukiman kumuh perkotaan di 11

kelurahan dengan total luas sebesar 132,72 Ha.

Sebaran lokasi kawasan kumuh tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.2

.

Tabel 7. 2 Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan di Kota Depok

No Kecamatan Nama Kelurahan WIlayah (RW)

Luas (Ha)

Total Luas (Ha)

1 Sukmajaya Abadi Jaya

19 4,00

25,08 21 6,64

28 9,29

100 200 300 400 500 600

516

235

104 156

104

7 26 275

26 111

(3)

No Kecamatan Nama Kelurahan WIlayah (RW)

Luas (Ha)

Total Luas (Ha)

2 Pancoran Mas Depok

9 4,59

42,83 13 6,99

14 4,98 19 13,06 20 13,21

3 Pancoran Mas Depok Jaya 14 2,83 2,83

4 Beji Kemiri Muka 3 1,38 1,38

5 Beji Pondok Cina 1 2,02 3,35

5 1,33

6 Cinere Cinere

1 4,96

12,13 2 4,60

8 2,57

7 Cinere Gandul 3 1,59 3,55

5 1,96

8 Cipayung Bojong Pondok Terong

9 2,02

8,53 10 3,28

11 1,66 12 1,57

9 Cipayung Cipayung Jaya 6 5,46 8,45

8 2,99

10 Cimanggis Cisalak Pasar 6 3,08 3,08

11 Tapos Sukamaju Baru

2 3,48

21,51 3 8,66

4 9,38

TOTAL 132,72

Sumber : Hasil Analisis dan Survei Lapangan, 2014

Untuk merumuskan alternatif pemecahan dan rekomendasi penanganan yang tepat perlu dilakukan

identifikasi terhadap permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman. Tabel berikut

merangkum rumusan permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di Kota Depok .

Tabel 7. 3 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kota Depok

No. Aspek Pengembangan Permukiman

Permasalahan yang Dihadapi

Tantangan

Pengembangan Alternatif Solusi

1. Aspek Teknis Kebutuhan lahan perumahan tahun 2030 tidak akan tertampung, karena diperlukan 11.949 Ha sd tahun 2030 (luas kota Depok 20.029 Ha)

Belum

teridentifikasinya lokasi untuk

menunjang penyiapan perumahan secara vertikal

(4)

No. Aspek Pengembangan Permukiman

Permasalahan yang Dihadapi

Tantangan

Pengembangan Alternatif Solusi Masih terdapat kawasan

kumuh dan permukiman illegal (bantaran sungai, situ, rel dan tegangan tinggi)

Percepatan peningkatan penyediaan infrastruktur permukiman yang berkualitas untuk mengimbangi tingginya laju pertumbuhan penduduk akibat migrasi

Penanganan diutamakan di kawasan-kawasan prioritas

Berkembangnya perumahan cluster (town house) skala kecil dan sedang yang tidak didukung oleh sarpras lingkungan sekitar yang memadai

Menyediakan aturan yang lengkap untuk membatasi pembangunan atau dikeluarkannya ijin perumahan kluster

Pembatasan luas kavling efektif yang diijinkan untuk perumahan

Perumahan yang dibangun di lahan cekungan dan/atau melanggar sempadan

Sebagian besar perumahan telah berdiri pada saat Kota Depok terbentuk

Tidak menerbitkan ijin lokasi untuk pendirian perumahan di daerah cekungan Terjadinya percampuran

fungsi antara perumahan dan industri

Penegakan aturan sesuai arahan tata ruang

2. Aspek Kelembagaan Banyak kasus serah terima infrastruktur dan fasos fasum perumahan yang belum tuntas

Pengembang yang tidak mentaati aturan

Menginventarisir dan menyelesaikan kasus

Penanganan permukiman pada organisasi perangkat daerah tidak sebanding dengan persoalan yang dihadapi (ditangani di tingkat seksi)

Merubah struktur organisasi dan meningkatkan level organisasi yang menangani permukiman

3. Aspek Pembiayaan Keterbatasan anggaran pemerintah daerah untuk perbaikan infrastruktur permukiman

Pengembangan sumber pendanaan pengembangan permukiman yang layak huni

(5)

No. Aspek Pengembangan Permukiman

Permasalahan yang Dihadapi

Tantangan

Pengembangan Alternatif Solusi Masyarakat/Swasta kerjasama dengan

swasta

dan melakukan MOU dengan pengembang 5. Aspek Lingkungan

Permukiman

Infrastruktur di sebagian perumahan/permukiman belum memadai, dan banyak yang belum terintegrasi antar kawasan

Menyiapkan regulasi,

rekomendasi teknis, pengawasan dan pengendalian, serta pembinaan kepada pengembang

Penanganan kawasan kumuh menjadi salah satu program prioritas RPJMD Kota Depok sehingga

setiap tahunnya selalu dialokasikan anggaran untuk penanganannya. Meskipun demikian,

penanganan yang dilakukan belum mengintegrasikan seluruh aspek kekumuhan. Penanganan yang

dilakukan umumnya berupa peningkatan kualitas jalan lingkungan dan pembangunan drainase

lingkungan. Rehabilitasi rumah tidak layak huni, meskipun juga menjadi prioritas dalam RPJMD, tidak

dilakukan dalam konteks penanganan kumuh. Sedangkan penanganan sector air limbah dan air

minum belum menyentuh lokasi kawasan kumuh.

7.1.2

Sasaran Program

Matriks sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman Kota Depok dapat

dilihat pada Tabel 7.4.

Tabel 7. 4 Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

No Uraian Sasaran Program

Total Luas Kawasan

Sasaran Pogram

Ket 2015 2016 2017 2018 2019

1

Luasan Kawasan

Kumuh Perkotaan 132,72 Ha

131,34 Ha

129,96 Ha

122,97 Ha

113,22 Ha

103,47 Ha Persentase

berkurangnya luas permukiman kumuh perkotaan

2.72% 2.72% 2.52% 2.32% 2.12% RPJMD Kota Depok 2016-2020

Persentase Penurunan Luasan Kawasan Kumuh Perkotaan

100% 99% 98% 93% 8S% 78%

RAD 100-0-100 Kota Depok

Sumber : RPJMD Kota Depok, 2016

7.1.3

Usulan Kebutuhan Program

(6)

Tabel 7. 5 Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman

No Program/Kegiatan Vol Sat Biaya

(Rpx Juta) Lokasi

Kriteria Kesiapan 1 Penyusunan Dokumen

RP2KPKP 1 dokumen 800

Kota Depok Dok. SPPIP; SK Kumuh 2. Penyusunan DED Kawasan

Kumuh

8 kaw 1.000

Kel. Sukamaju Baru, Kel. Depok, Kel. Cipayung Jaya, Kel. Kemiri Muka, Kel. Pd Cina, Kel. Gandul, Kel. Cinere, Kel. Bj Pd Terong

Dok. SPPIP; SK Kumuh

3. Penanganan Kawasan Kumuh

2 kaw 7.800

Kel. Sukamaju Baru dan Kel. Cipayung Jaya

Dok. SPPIP; SK Kumuh

4. Pembangunan Rusunawa

untuk MBR 1 TB 15.000

Kel. Abadijaya Dok. SPPIP dan RPKPP 5 Penataan dan Peremajaan

Kawasan Situ Rawa Besar 1 kaw 8.600

Kel. Depok Dok. SPPIP; SK Kumuh 6. Perbaikan rumah tidak layak

huni 670 unit 13.400

Tersebar

Adapun untuk membiayai usulan program di atas diusulkan pembiayaan baik yang bersumber dari

APBD Kota Depok, APBD Provinsi Jawa Barat, APBN, maupun dari masyarakat. Usulan prioritas

kegiatan dan pembiayaan secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 7.6.

Tabel 7. 6 Usulan Pembiayaan Pembangunan Permukiman Kota Depok

No Kegiatan

1 Penyusunan Dokumen RP2KPKP

800 800

2. Penyusunan DED Kawasan Kumuh

1.000 1.000

3. Penanganan Kawasan Kumuh

7.000 800 7.800

4. Pembangunan Rusunawa untuk MBR

5.200 325 7.775 13.300

5. Penataan dan Peremajaan Kawasan Situ Rawa Besar

8.000 600 8.600

6. Perbaikan rumah tidak layak huni

5.000 4.000 4.400 13.400

Tabel 7. 7 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

(7)

Kawasan Permukiman Luas Kawasan

Rencana Program

Ket

2015 2016 2017 2018 2019

Kawasan Kumuh

Perkotaan 132,72 Ha

1.Ka wa san Kumuh Kel

Kemi ri Muka 1,38 Ha

2.Ka wa san Kumuh Kel.

Pondok Ci na 3,35 Ha

3.Ka wa san Kumuh Kel.

Ga ndul 3,55 Ha

4.Ka wa san Kumuh Kel

Ci nere 12,13 Ha

5.Ka wa san Kumuh Kel.

Ci pa yung Jaya 8,45 Ha

6. Ka wa san Kumuh Kel.

Bj Pd Terong 8,53 Ha

7. Ka wa san Kumuh Kel.

Suka maju Baru 21,51 Ha

8.Ka wa san Kumuh Kel.

(8)

NO SEKTOR / PROGRAM / URAIAN

KEGIATAN LOKASI

VOL

SAT

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-

T.A. APBN

APBD PROV.

APBD

KAB/KOTA BUMD

SWAST

A MASY CSR

Rp. MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

191,502,500 -

4,725,000

93,515,000

-

-

-

-

1 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

1.a. PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PRODUK PENGATURAN TENTANG KAWASAN

PERMUKIMAN KUMUH

Penyus unan Naskah Akademis Rencana Pengembangan dan Pembangunan Peruma han dan Ka wasan Permukiman (RP3KP)

Kota Depok 1 l a pora n

400,000 2016

1.b. FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Bi ntek SDM pengelola Rusunawa Kota Depok

5 org

2,500 2016

5 org

2,500 2017

5 org

2,500 2018

5 org

2,500 2019

5 org

2,500 2019

1.c. PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN

(9)

NO SEKTOR / PROGRAM / URAIAN

KEGIATAN LOKASI

VOL

SAT APBN APBD T.A.

PROV.

APBD

KAB/KOTA BUMD

SWAST

A MASY CSR

Rp. MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Ba ntek Penyusunan Rencana Kawasan

Permukiman Kumuh Perkotaan (RKPKP) Kota Depok 1 l a pora n

800,000 2016

Penyus unan Rencana Penataan

Permukiman Kumuh Prioritas Kota Depok 1 l a pora n

350,000 2016

Penyus unan Rencana Penataan

Permukiman Kumuh Kp. Lio

Kel . Depok, Kec.

Pa nma s 1 l a pora n

400,000 2016

Penyusunan DED Kawasan Kumuh Kel . Kemi ri Muka 1 pa ket

200,000 2015

Kel . Pondok Ci na 1 pa ket 200,000 2015

Kel . Ga ndul 1 pa ket 200,000 2016

Kel Cinere 1 pa ket 300,000 2016

Kel. Cipayung Jaya 1 pa ket 300,000 2017

Kel. Bj Pd Terong 1 pa ket 300,000 2018

Kel . Suka ma ju Ba ru 1 pa ket 400,000 2017

Kel . Depok da n Kel .

Depok Ja ya 1 pa ket 400,000 2017

1.d. PENGAWASAN DAN EVALUASI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

Penga wasan penanganan Ka wasan

Kumuh 1 l a pora n

100,000 2018

Penga wasan penanganan Ka wasan

Kumuh 1 l a pora n 100,000 2019

(10)

NO SEKTOR / PROGRAM / URAIAN

KEGIATAN LOKASI

VOL

SAT APBN APBD T.A.

PROV.

APBD

KAB/KOTA BUMD

SWAST

A MASY CSR

Rp. MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

2.a. PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

Pena nganan Ka wasan Kumuh Kota

Depok Ci pa yung 3 pa ket

1,000,000

200,000 2017

3,000,000

300,000 2018

Pena taan i nfrastruktur ka wasan kumuh

Kel . Bojong Pd Terong Kec.

Ci pa yung

1 pa ket

1,000,000 2016

1,132,500 2017

Kel . Kemi ri Muka

Kec. Beji 1 pa ket

345,000 2016

Kel . Pondok Ci na

Kec. Beji 1 pa ket

837,500 2016

Kel . Aba di ja ya Kec.

Sukma ja ya 1 pa ket

5,270,000

1,000,000 2018

Kp Li o Kel . Depok

Kec. Pa nma s 1 pa ket

9,707,500

1,000,000 2019

Kel . Depok Ja ya Kec.

Pa nma s 1 pa ket

707,500 2019

Kel . Ci nere

Kec.Ci nere 1 pa ket

3,032,500 2018

Kel . Ga ndul Kec.

Ci nere 1 pa ket

(11)

NO SEKTOR / PROGRAM / URAIAN

KEGIATAN LOKASI

VOL

SAT APBN APBD T.A.

PROV.

APBD

KAB/KOTA BUMD

SWAST

A MASY CSR

Rp. MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Kel . Ci pa yung Ja ya

Kec. Ci pa yung 1 pa ket

2,112,500 2017

Kel . Ci s a l a k Pa s a r

Kec, Ci ma nggi s 1 pa ket

770,000 2017

Kel . Suka ma ju Ba ru

Kec. Ta pos 1 pa ket

4,377,500

1,000,000 2018

Pena taan Jalan Li ngkungan Ka wasan Kumuh

Kel . Pondok Ci na

Kec. Beji 3 pa ket

900,000 2016

Kel . Kemi ri Muka

Kec. Beji

900,000 2016

P2WKSS Kel . Ci mpa eun Kec.

Ta pos 5 pa ket

1,250,000 2016

1,250,000 2017

1,250,000 2018

1,250,000 2019

1,250,000 2019

(12)

NO SEKTOR / PROGRAM / URAIAN

KEGIATAN LOKASI

VOL

SAT APBN APBD T.A.

PROV.

APBD

KAB/KOTA BUMD

SWAST

A MASY CSR

Rp. MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

3 RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA

3a. RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA

Pembebasan lahan Rusunawa Abadijaya Kel . Aba di ja ya 1 Ha

70,000,000

2017

DED pembangunan Rusunawa Abadijaya Kel . Aba di ja ya 1 pa ket

1,350,000

2018

Amda l pembangunan Rusunawa

Aba dijaya

Kel . Aba di ja ya 1 pa ket

450,000

2019

Pemba ngunan Rusunawa Abadijaya Kel . Aba di ja ya Kec.

Sukma ja ya

3 TB

45,000,000

2019

Ins talasi listrik

1 uni t

50,000 2019

Pra s a rana air limbah

1 uni t

300,000 2019

Pemba ngunan Instalasi Hydran

Rus unawa

1 uni t

200,000 2019

Pemba ngunan pos jaga Rusunawa

1 uni t

25,000 2019

Pena taan parkir

1,000 m2

250,000 2019

Ta ma n

300 m2

75,000 2019

Mes ji d 200 m2

400,000 2019

(13)

NO SEKTOR / PROGRAM / URAIAN

KEGIATAN LOKASI

VOL

SAT APBN APBD T.A.

PROV.

APBD

KAB/KOTA BUMD

SWAST

A MASY CSR

Rp. MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Pemba ngunan hidran Rusunawa

1 uni t

200,000 2018

Pemba ngunan pos jaga Rusunawa

2 uni t

50,000 2018

Reha bilitasi Rusunawa Kel . Ci l a ngka p, Kec.

Ta pos

1 TB

1,000,000 2017

4 KESWADAYAAN MASYARAKAT

4.a. KESWADAYAAN MASYARAKAT

Perba ikan Rumah Tidak Layak Huni 670 uni t

500,000

880,000 2016

3,000,000

1,000,000

880,000 2017

1,000,000

880,000 2018

2,000,000

1,500,000

880,000 2019

880,000 2019

Pena taan Li ngkungan Permukiman Kota Depok 5 pa ket

20,000,000 2016

20,000,000 2017

20,000,000 2018

20,000,000 2019

(14)

7.2

Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)

7.2.1

Kondisi Eksisting dan Isu Strategis Sektor PBL

Perumusan isu strategis Bidang PBL diperoleh dari dari Agenda Nasional dan Agenda

Internasional yang mempengaruhi sektor PBL. Untuk Agenda nasional adalah pemenuhan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, khususnya untuk sektor

PBL yang mengamanatkan terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB di kabupaten/kota dan

tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Gedung Negara (HSBGN) di kabupaten/kota.

Agenda internasional yang terkait diantaranya adalah pencapaian suistanable development

goals (SDGs), yang menyebutkan target

universal access

100-0-100 yaitu pemenuhan kebutuhan

infrastruktur permukiman yang layak bagi seluruh masyarakat. Agenda internasional lainnya adalah

isu Pemanasan Global (Global Warming). Pemanasan global yang disebabkan bertambahnya

karbondioksida (CO2) sebagai akibat konsumsi energi yang berlebihan mengakibatkan naiknya suhu

permukaan global hingga 6.4 °C antara tahun 1990 dan 2100, serta meningkatnnya tinggi muka laut

di seluruh dunia hingga mencapai 10-25 cm selama abad ke-20. Kondisi ini memberikan dampak bagi

kawasan-kawasan yang berada di pesisir pantai, yaitu munculnya bencana alam seperti banjir,

kebakaran serta dampak sosial lainnya. Agenda Habitat juga merupakan salah satu Agenda

Internasional yang juga mempengaruhi isu strategis sektor PBL. Konferensi Habitat I yang telah

diselenggarakan di Vancouver, Canada, pada 31 Mei -11 Juni 1976, sebagai dasar terbentuknya UN

Habitat pada tahun 1978, yaitu sebagai lembaga PBB yang mengurusi permasalahan perumahan dan

permukiman serta pembangunan perkotaan. Konferensi Habitat II yang dilaksanakan di lstanbul,

Turki, pada 3 - 14 Juni 1996 dengan dua tema pokok, yaitu

"Adequate Shelter for All"

dan

"Sustainable Human Settlements Development in an Urbanizing World"

, sebagai kerangka dalam

penyediaan perumahan dan permukiman yang layak bagi masyarakat.

Dari agenda-agenda tersebut maka isu strategis tingkat nasional untuk bidang PBL dapat dirumuskan

adalah sebagai berikut :

1.

Pembangunan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan

Melalui Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana

Menyediakan sarana dan prasarana yang berorientasi pada konsep hijau dan berketahanan antara

lain:

green open space

(Ruang Terbuka Hijau),

green waste

(pengelolaan sampah dan limbah),

green

water

(efisiensi pemanfaatan dan pengelolaan air permukaan),

green transportation

(transportasi

ramah lingkungan dan terbarukan),

green energy

(pemanfaatan sumber energi yang ramah

lingkungan dan terbarukan),

green economy

(pengembangan ekonomi yang berwawasan

lingkungan),

green building

(bangunan gedung hijau).

2.

Penataan Lingkungan Permukiman

a.

Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;

b.

PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan;

c.

Mengembangkan

ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen)

dari luas kawasan perkotaan.

d.

Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah

berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal;

(15)

b.

Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan

lingkungan.

3.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

a.

Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan,

kenyamanan dan kemudahan);

b.

Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung di

kab/kota;

c.

Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal dan mengacu

pada isu lingkungan/ berkelanjutan;

d.

Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah negara;

e.

Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah Negara.

Adapun Isu strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kota Depok selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 7.9.

Tabel 7. 9

Isu Strategis Sektor PBL Kota Depok

No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL

1. Penataan Lingkungan Permukiman a. Perwal RTBL masih sangat terbatas, dan perwal yang sudah ada belum digunakan sebagai sebagai alat pengendalian pengembangan bangunan gedung dan lingkungan di kawasan cepat tumbuh

b. Kawasan bersejarah yang ada belum ditangani secara khusus sebagai aset pariwisata

c. Ketersediaan ruang terbuka publik dan RTH masih sangat kurang, dan terbatasnya lahan kota ya ng diperebutkan untuk berbagai fungsi.

d. Penanganan permukiman kumuh mendapat perhatian bersama namun belum dpat menuntaskan kekumuhan di kawasan.

e. Permukiman illegal (squatter) belum mendapat perhatian dan penanganan

f. Peran serta masyarakat dan swasta dalam penataan bangunan dan lingkungan

2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

a. Penyediaan data bangunan secara lengkap berdasarkan fungsi dan kepemilikan ijin

b. Penertiban terhadap pelanggaran ijin (penegakan hukum)

c. Bangunan gedung dan rumah negara yang memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

Pertambahan jumlah penduduk Kota Depok yang relatif tinggi didominasi oleh pertambahan akibat

migrasi penduduk. Hal ini disebabkan Kota Depok yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta

sehingga Depok dijadikan alternatif tempat tinggal maupun sebagai tempat usaha.

(16)

lahan menjadi lahan terbangun perlu ditata agar lingkungan tetap layak untuk dihuni dan bangunan

terbangun merupakan bangunan yang aman dan andal.

Penataan bangunan dan lingkungan di Kota Depok saat ini belum cukup baik, karena di beberapa

lokasi masih terdapat pemukiman kumuh serta bangunan-bangunan liar/illegal khususnya di

sempadan sungai/saluran/situ, belum terpenuhinya kebutuhan ruang terbuka publik dan Ruang

Terbuka Hijau untuk konservasi lingkungan, belum dilaksanakannya pembangunan yang b erdasarkan

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan-kawasan cepat tumbuh, dan masih

kurangnya prasarana dan sarana pemadam kebakaran terutama untuk melayani permukiman padat.

Luas RTH eksisting Kota Depok dan rencana pengembangannya berdasarkan RTRW Kota Depok

2012-2032 dapat dilihat pada Tabel 7.10.

Tabel 7. 10 Luas RTH Eksisting Kota Depok dan Rencana Pengembangannya Berdasarkan RTRW Kota Depok 2012-2032

No Jenis Fasilitas RTH Eksisting

(Ha)

Prosentase (%)

Rencana (Ha)

Prosentase (%) A. RTH PUBLIK

1 RTH ta ma n 294,38 1,47 1280,85 6,39

2 RTH huta n kota 104,60 0,52 458,47 2,29

3 Ka wa san lindung lainnya 7,60 0,04 7,60 0,04

4 Ja l ur hijau jalan 56,39 0,28 68,49 0,34

5 Sempadan rel kereta 47,24 0,24 47,24 0,24

6 Sempadan situ 179,73 0,90 179,73 0,90

7 Sempadan sungai 484,77 2,42 484,77 2,42

8 Sempadan jalur pipa gas 57,00 0,28 57,00 0,28

9 Ja l ur hijau jaringan listrik

tega ngan ti nggi 338,83 1,69 338,83 1,69

10 La ha n pertanian pangan

berkelanjutan 0,00 0,00 217,17 1,08

11 RTH ta ma n pemakaman 175,48 0,88 429,02 2,14

12 RTH l a pangan olahraga

mi l ik pemerintah 38,62 0,19 247,43 1,24

13 RTH ha laman perkantoran

mi l ik pemerintah 230,89 1,15 243,09 1,21

LUAS RTH PUBLIK 2015,53 10,06 4059,69 20,27

B. RTH PRIVAT

14 Peka rangan rumah ti nggal 1132,89 5,66 2511,98 12,54

15 RTH ka wasan perdangan

da n jasa 45,36 0,23 111,56 0,56

16 RTH ka wasan perkantoran 0,74 0,00 12,03 0,06

17 RTH ka wasan industri 76,74 0,38 76,74 0,38

LUAS RTH PRIVAT 1255,73 6,27 2712,30 13,54

LUAS TOTAL RTH 3271,26 16,33 6771,99 33,81

(17)

Kawasan

heritage

di Kota Depok terdapat di Kawasan Depok Lama yang terletak di Kelurahan Depok,

Kecamatan Pancoran Mas. Kawasan heritage Depok Lama berada tidak jauh dari pusat kota. Di

kawasan ini dapat ditemui rumah hunian dan gereja bergaya arsitektur Indis (Indisch St ijl) yang

masih bertahan sampai sekarang. Selain di kawasan tersebut, beberapa bangunan kolonial lainnya

tersebar di beberapa lokasi seperti Gereja Immanuel dan jembatan Panus di Kec. Pancoran Mas,

bangunan bergaya arsitektur Belanda yang ada di depan Margo City, dan bekas rumah tuan tanah

Cimanggis. Meskipun demikian, keberadaan bangunan bersejarah ini belum dimanfaatkan untuk

pariwisata dan belum dilakukan penataan kawasan dan intervensi pemeliharaan terhadap

bangunan-bangunan tersebut.

Kota Depok hingga saat ini belum tersedia data rinci mengenai jumlah bangunan

berdasarkan fungsi, dan kepemilikan ijin IMB karena pendataan yang dilakukan selama ini masih

bersifat parsial. Berdasarkan laporan Dinas Tata Ruang Permukiman dalam LKPJ 2012 hanya 29,8%

bangunan yang ada di Kota Depok yang memiliki IMB. Penindakan terhadap pelanggaran izin baru

mulai digiatkan. Selain pelanggaran kepemilikian ijin, masih banyak pula pelanggaran terhadap garis

sempadan bangunan (GSB) sehingga mempengaruhi estetika kota. Penertiban dan pembongkaran

terhadap pelanggaran GSB mulai digalakkan pada tahun ini yang dimulai dari kawasan prioritas yaitu

di Jalan Margonda Raya. Sebagai petunjuk pelaksanaan bagi para penyelenggara dalam

melaksanakan pembangunan bangunan gedung dan rumah, seti ap tahunnya Kota Depok

mengeluarkan Standar Harga Satuan Bangunan bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan

umum. Di dalamnya diatur mengenai standar harga satuan per m2, dan kriteria spesifikasi untuk

bangunan gedung sederhana tidak bertingkat dan be rtingkat, dan klasifikasi tidak sederhana dan

tidak sederhana tidak bertingkat.

Kondisi penataan lingkungan permukiman Kota Depok dapat dilihat pada Tabel 7.11.

Tabel 7. 11 Penataan Lingkungan Permukiman Kota Depok

Kawasan Bersejarah RTH Pemenuhan SPM

Nama kawasan

Dukungan Infrastruktur

CK

Lokasi/ Nama RTH

Luas RTH

% Luas RTH

Ketersediaan pelayanan

IMB

%

IMB HSBGN

Ka wa s a n Depok La ma

Ja l a n l i ngkunga n

Ta ma n Hutan Ra ya , Kec. Pa ncora n Mas

7 Ha 0,035% Ters edi a Ters edia

Dra i na s e l i ngkunga n

Ta ma n Lemba h Gura me, Kel. Depok Ja ya

3,6 Ha

0,018%

Ta ma n Lemba h Ma wa r, Kel. Depok Ja ya

1,4 Ha

0,007%

Ta ma n Lemba h Leli, Kel . Depok Ja ya

0,6 Ha

0,003%

Ta ma n Jalur Prokl a masi,

0,8 Ha

(18)

Kawasan Bersejarah RTH Pemenuhan SPM

Lokasi/ Nama RTH

Kel .Mekarjaya da n Abadijaya Ta ma n Jalur Merdeka, Kel Meka rjaya dan Kel . Aba dijaya

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalah an dan

tantangan yang dihadapi. Permasalahan dan tantangan tersebut dirangkum dalam Tabel 7.12.

Tabel 7. 12 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

No.

Aspek Penataan Bangunan dan

Lingkungan

Permasalahan yang Dihadapi Tantangan

Pengembangan Alternatif Solusi

I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman 1. Aspek Teknis a) Masih kurangnya

ketersediaan penanggulangan

kebakaran terutama skala lingkungan untuk

melayani permukiman padat

b) Belum tersedianya sarpras hidran kebakaran di permukiman dan jalan c) Masih kurangnya

a) Belum adanya kesamaan pandangan antara Dinas Pemadam Kebakaran dan PDAM Kota Depok mengenai tanggung jawab penyediaan hidran kebakaran.

b) Revitalisasi kawasan bersejarah sulit dilakukan karena

a) Meningkatkan koordinasi b) PDAM menyiapkan

hidran kebakaran berdasarkan arahan RTBL dan usulan Dinas Damkar

c) Memperkuat sarpras untuk satlakar d) Menyusun RTBL dan

(19)

No.

Aspek Penataan Bangunan dan

Lingkungan

Permasalahan yang Dihadapi Tantangan

Pengembangan Alternatif Solusi

landasan hukum dan operasional berupa RTBL untuk pengembangan lingkungan

d) Belum ada dasar hukum untuk melakukan revitalisasi kawasan bersejarah

e) Keterbatasan lahan untuk pengembangan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau

terletak di pusat kota (kaw perdagangan dan jasa) dan bel um ada insentif dari Pemda c) Sumber daya lahan

terbatas dan diperebutkan untuk pembangunan berbagai sarpras

telah disusun e) Mengupayakan

pemanfaatan lahan secara efisien untuk beberapa fungsi f) Menyusun Perda RTH

dan Perwa rencana induk RTH

2. Aspek Kelembagaan

Belum adanya keterpaduan program dan kegiatan antar dinas dalam penanganan kawasan kumuh

Penetapan kawasan kumuh yang akan ditangani (SK Walikota) dilakukan setahun sebelum intervensi fisik dilakukan sehingga program terpadu yang berkelanjutan tidak dapat direncanakan dengan baik

Penetapan lokasi kawasan kumuh priori tas untuk penanganan selama 5 tahun melalui SK Walikota

3. Aspek Pembiayaan

a) Masih terbatasnya anggaran yang dialokasikan untuk penanganan kawasan kumuh.

b) Masih rendahnya

anggaran CSR swasta yang dialokasikan untuk sektor PBL.

Merumuskan program /kegiatan terpadu secara baik agar dapat

memanfaatkan anggaran yang tersedia secara efektif dan efisien

a) Mempersiapkan program/kegiatan yang dapat didanai dari non APBD dan CSR swasta b) Memanfaatkan lahan

fasum dan menata taman secara bertahap

4. Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta

Masih kurangnya kesadaran masyarakat/swasta untuk terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan

infrastruktur lingkungan

a) Mengoptimalkan peran BKM

b) Menggalakkan program CSR c) Meningkatkan

sosialisasi / pembinaan masyarakat

5. Aspek Lingkungan Permukiman

Masih ada lingkungan permukiman terletak di daerah cekungan dan sempadan sungai/situ Menyusutnya jumlah dan luas RTH privat di lingkungan permukiman

Lahan privat milik pribadi (masyarakat / swasta)

a) Memperketat aturan dan pengeluaran ijin khususnya di daerah cekungan dan

sempadan sungai/ situ b) Penerapan KDH dan

(20)

No.

Aspek Penataan Bangunan dan

Lingkungan

Permasalahan yang Dihadapi Tantangan

Pengembangan Alternatif Solusi

sebagai RTH II. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1. Aspek Teknis a) Belum berjalannya mekanisme kontrol terhadap pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan)

b) Masih kurang tertibnya pengadministrasian aset pemda

c) Belum adanya perangkat untuk monitoring (soft ware dan hard ware) d) Belum adanya

pengendalian alih fungsi lahan dan alih status, seperti bangunan rumah yang beralih fungsi menjadi pertokoan, atau perkantoran

Mensinkronkan peran berbagai OPD dalam menghasilkan

rekomendasi teknis terkait keselamatan, kesehatan dan kemudahan

2. Aspek Kelembagaan

Masih lemahnya koordinasi lintas instansi dalam penegakan aturan

Memperkuat koordinasi dan meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM

3. Aspek Pembiayaan

Masih sangat terbatasnya anggaran yang dialokasikan untuk penertiban bangunan

a) Mengutamakan upaya preventif untuk meminimalkan terjadinya pelanggaran. b) Memperkuat peran

serta aparat

kelurahan/ kecamatan / masyarakat

4. Aspek Peran Serta Masyarakat/ Swasta

Masih kurangnya kesadaran masyarakat/swasta dalam menaati aturan bangunan dan GSB.

Cepatnya pertumbuhan bangunan

Konsistensi dalam penegakan perda

5. Aspek Lingkungan Permukiman

Lokasi lahan fasos fasum yang diserahkan pengembang tidak strategis

Diperlukan lahan fasos fasum yang strategis agar dapat dimanfaatkan secara optimal

(21)

7.2.2

Sasaran Program

Matriks sasaran program sektor penataan bangunan dan lingkungan Kota Depok Tahun

2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 7.13.

Tabel 7. 13 Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Uraian Sasaran Program Sasaran

Penanganan

Rencana Program

Ket Tahun

2015

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Pena taan bangunan dan

l i ngkungan s trategis

1 ka wa s a n - - - 1 -

2 Revi talisasi kawasan tematik perkotaan

5 ka wa s a n 1 1 1 1 1

3 Pena mbahan Luas RTH

l i ngkungan perumahan

60 ha 2015 ha 2025 Ha 2035 Ha 2045 Ha 2055 Ha RPJMD

Kota Depok 2016-2020 4 Fa s ilitasi ruang terbuka

publik/edukasi dan partisipasi ma s yarakat

2 keca ma ta n - - - 1 1

7.2.3

Usulan Kebutuhan Program

Analisis kebutuhan penataan bangunan dan lingkungan Kota Depok mengacu pada program dan

capaian Renstra Nasional, RPJMD, dan SPM. Untuk lebih jelas mengenai kebutuhan sektor penataan

bangunan dan lingkungan Kota Depok dapat dilihat pada Tabel 7.14.

Tabel 7. 14 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No

Kegiatan Penataan Bangunan dan

Lingkungan

Satuan

Rencana Program

Ket Tahun

2015

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019 I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1 Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ha √ √ √ √ √

3 HSBGN Lap √ √ √ √ √

4 Penyusunan RTBL Lap √ √ √ √ √

5 Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan

Lap √ √ √ √ √

II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1 Bangunan Fungsi Khusus

Unit √

2 Bintek sosialisasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan dan lingkungan

org √ √ √ √ √

3 Pembinaan teknis pengawas bangunan gedung

(22)

No

Kegiatan Penataan Bangunan dan

Lingkungan

Satuan

Rencana Program

Ket Tahun

2015

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019 4 Fasilitasi pembentukan

tim ahli bangunan gedung

keg √

Usulan dan Prioritas Program dalam penataan bangunan dan lingkungan di Kota Depok

diprioritaskan pada kawasan perkotaan, baik melalui bantuan teknis maupun program

pemberdayaan masyarakat. Dukungan pembiayaan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi masih

dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas bangunan gedung dan lingkungan baik melalui bantuan

teknis maupun bimbingan teknis penataan bangunan dan lingkungan.

Di Kota Depok sektor Penataan Bangunan Lingkungan Permukiman (PBL) yang diprog ramkan 5

(lima) tahun kedepan adalah dengan membangun komponen-komponen sebagai berikut :

1.

Pembangunan dan Rehabilitasi Gedung Pemerintah

2.

Peningkatan Kawasan Ruang Terbuka Hijau Lingkungan Perumahan

3.

Legalisasi RTBL yang telah tersusun menjadi Peraturan Walikota

4.

Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

5.

Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan

6.

Peningkatan Kualitas Ruang Terbuka Hijau

(23)

NO SEKTOR / PROGRAM / URAIAN

KEGIATAN LOKASI VOL SAT

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-

T.A. APBN

APBD PROV.

APBD

KAB/KOTA BUMD SWASTA MASY CSR

Rp. MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

42,537,500 -

-

242,100,000

- - -

-

2 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG

2.a. PEMBINAAN PENGELOLAAN BANGUNAN GEDUNG

Pengelolaan Bangunan Gedung dan

Ruma h Negara Kota Depok 1 Pa ket

600,000 2015

Pembuatan Sistem Pendataan Bangunan

Gedung Kota Depok 1 Pa ket

500,000 2018

2.b. PEMBINAAN RUANG TERBUKA HIJAU

Veri fikasi Lahan Rencana Lokasi Taman Kota Depok 1 pa ket

50,000 2018

Revi ew Ma sterplan Pertamanan Kota Depok 1 pa ket

150,000 2017

Inventarisasi Pohon Pelindung La njutan Kota Depok 1 pa ket

50,000 2017

Perencanaan Sclupture Taman Kota Depok 1 pa ket

50,000 2019

Pembuatan Peraturan Walikota

Pemba ngunan RTH Kota Depok 1 pa ket

50,000 2017

Perencanaan Taman Tapal Batas Kota Depok 1 pa ket

50,000 2017

Perencanaan Elemen Dekorasi Taman

Kota Kota Depok 1 pa ket

50,000 2018

Perencanaan Penataan Ta man Kecamatan Kota Depok 1 pa ket

(24)

NO SEKTOR / PROGRAM / URAIAN

KEGIATAN LOKASI VOL SAT T.A.

APBN

APBD PROV.

APBD

KAB/KOTA BUMD SWASTA MASY CSR

Rp. MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Pel a tihan Teknis Lanscape Kota Depok 1 Kegi a t

a n

100,000

2017

Perencanaan Taman Eks Penertiban Kota Depok 1 Kegi a t

a n

500,000

2017 -2018

Perencanaan Taman Kota RRI Juanda Kota Depok 1 pa ket

150,000 2019

Perencanaan Taman Balaikota Kota Depok 1 pa ket

100,000 2019

Perencanaan Peraturan Walikota

Meka nisme Penebangan Pohon Pelindung Kota Depok 1 Kegi a t

a n

50,000

2017

2.c. PEMBINAAN PENATAAN KAWASAN

Penyus unan RTBL Jalan Ma rgonda Kec. Beji da n Kec.

Pa ncora n Ma s 1 l a p

500,000

2016

Penyus unan RTBL Ka wasan Depok La ma Kel . Depok Ja ya , Kec.

Pa nMa s 1 l a p

800,000

2016

Penyus unan RTBL Jalan Juanda

Kel . Meka rja ya Kec. Sukma ja ya , Kel . Kemi ri Muka Kec. Beji

1 l a p

(25)

NO SEKTOR / PROGRAM / URAIAN

KEGIATAN LOKASI VOL SAT T.A.

APBN

APBD PROV.

APBD

KAB/KOTA BUMD SWASTA MASY CSR

Rp. MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Penyus unan RTBL Jalan Ci nere Raya Kec. Ci nere 1 l a p

800,000

2018

Penyus unan RTBL Ka wasan Meruyung Kel . Meruyung Kec.

Li mo 1 l a p

1,000,000

2019

Penyus unan RTBL Ka wasan Bedahan Kel . Beda ha n Kec.

Bojongs a ri 1 l a p

800,000

2019

Penyus unan RTBL Ka wasan Hijau Kel .Aba di ja ya

Kec.Sukma ja ya 1 l a p

1,000,000

2017

2.d FASILITASI PENGUATAN PEMDA

Pel a tihan Teknis Tenaga Pendata Ba ngunan Gedung dan keselamatan Ba ngunan

Kota Depok 3 Ora ng

7,500

2016

3 Ora ng

7,500 2017

3 Ora ng

7,500 2018

3 Ora ng

7,500 2019

3 Ora ng

7,500 2019

3 PENYELENGGARAAN PENATAAN BANGUNAN

(26)

NO SEKTOR / PROGRAM / URAIAN

KEGIATAN LOKASI VOL SAT T.A.

APBN

APBD PROV.

APBD

KAB/KOTA BUMD SWASTA MASY CSR

Rp. MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Pena taan Bangunan KSK Ci vic Center

Kel . Ja ti ja ja r, Kel .Ci l a ngka p Kec.

Ta pos

1 pa ket

2019

5 PENYELENGGARAAN PENATAAN BANGUNAN KAWASAN KHUSUS

5.a. PENATAAN RTH

Pemba ngunan Ta man Kota Ja tijajar Kel . Ja ti ja ja r, Kec.

Ta pos 1 pa ket

1,600,000

1,300,000 2018

2,600,000

500,000 2019

Pemba ngunan Ta man Lembah Ma war Kel . Depok, Kec.

Pa ncora n Ma s 1 pa ket

5,000,000 2016

Pemba ngunan Ta man Lembah Leli Kel . Depok, Kec.

Pa ncora n Ma s 1 Ha

900,000 2016

1,100,000 2017

Pemba ngunan Ta man Nusantara Kel . Depok, Kec.

Pa ncora n Ma s 0.6 Ha

500,000 2016

2017

Pemba ngunan RTH Taman Hutan Raya

(TAHURA) Kec. Pa nma s 7 Ha

1,000,000 2017

Pemba ngunan RTH Kota dan Konservasi

Sempadan Situ Kec. Bojongs a ri 1 Ha

(27)

NO SEKTOR / PROGRAM / URAIAN

KEGIATAN LOKASI VOL SAT T.A.

APBN

APBD PROV.

APBD

KAB/KOTA BUMD SWASTA MASY CSR

Rp. MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Pemba ngunan RTH Kota dan Konservasi

Sempadan Situ Kec. Ta pos 1 Ha

1,600,000 2018

Pemba ngunan Al un-alun Kota Kec. Sukma ja ya 1.2 Ha

40,000,000

Pemba ngunan Ta man Kelurahan Terpadu Kota Depok 5 Lokasi

15,000,000 2017

7 Lokasi

21,000,000 2018

16 Lokasi

48,000,000 2019

11 Lokasi

33,000,000 2019

Pemba ngunan Ta man Kota di Tiap

Keca matan Kota Depok 11 Lokasi

11,000,000

2016 -2019

Pemba ngunan Ta man di Wilayah

Sempadan Kota Depok 5 Lokasi

5,000,000

2016 -2019

Pena taan Taman Wlayah Eks Penertiban Kota Depok 11 Lokasi

1,000,000

2016 -2019

Pemba ngunan Ta man Merdeka Kec. Sukma ja ya 1 Pa ket

5,000,000 2016

Pemba ngunan Ta man Proklamasi Kec. Sukma ja ya 1 Pa ket

5,000,000 2018

Pemba ngunan La han Pembibitan Kota Depok 1 pa ket

500,000 2019

(28)

NO SEKTOR / PROGRAM / URAIAN

KEGIATAN LOKASI VOL SAT T.A.

APBN

APBD PROV.

APBD

KAB/KOTA BUMD SWASTA MASY CSR

Rp. MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

45,000,000

-2019

Pemba ngunan Sarana Penunjang Laya nan

Ta ma n Kota Kota Depok 1 pa ket

2,000,000 2018

Pena taan Taman Balaikota Kota Depok 1 pa ket

2,000,000 2019

Pena taan Taman Kota RRI - Juanda Kota Depok 1 pa ket

(29)

7.3

Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

7.3.1

Kondisi Eksisting dan Isu Strategis Pengembangan SPAM

Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Indonesia untuk mencapai

target pembangunan di bidang air minum. Isu-isu strategis tersebut adalah :

1.

Peningkatan Akses Aman Air Minum

2.

Pengembangan Pendanaan

3.

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

4.

Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan

5.

Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum

6.

Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat

7.

Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan Penerapan

Inovasi Teknologi

Adapun isu strategis pengembangan SPAM Kota Depok meliputi :

Masih terbatasnya infrastruktur air minum perpipaan dan wilayah jangkauan layanan perpipaan

PDAM Kota Depok dan PDAM Kabupaten Bogor yang total saat ini baru dapat melayani 12.1%

penduduk kota Depok

Pengelolaan air minum perpipaan belum dilayani oleh 1 operator. Hingga saat ini sebagian

wilayah layanan perpipaan dilayani oleh PDAM Tirta Asasta Kota Depok, dan sebagian lagi oleh

PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor

Masih terdapat ketergantungan dengan PDAM Kabupaten Bogor karena Instalasi Pengolah Air

(IPA) Kota Depok masih dikelola oleh PDAM Kabupaten Bogor, dan PDAM Kota Depok masih

membeli air bersih dari PDAM Kabupaten Bogor

Laju peningkatan cakupan layanan perpipaan tidak dapat mengejar laju pertumbuhan penduduk

karena besarnya investasi yang diperlukan

Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk memelihara prasarana air minum non perpipaan

yang dibangun untuk umum

Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan sanitasi yang baik juga berdampak

pada kualitas sumber air baku

KONDISI EKSISTING

A.

Sistem Penyediaan Air Minum Jaringan Perpipaan

Luas Wilayah Kota Depok adalah 200,29 km

2

(30)

a. Sistem jaringan

Saat ini PDAM Tirta Asasta baru melayani pelanggan menggunakan air yang diproduksi dari IPA

Legong dan IPA Citayam. Dari kedua IPA tersebut wilayah yang dilayani PDAM Kota Depok

terbagi ke dalam 4 zona pelayanan yaitu :

Wilayah Pelayanan I, yang melayani kecamatan Pancoran Mas, Beji, Sawangan, dan

Bojongsari;

Wilayah Pelayanan II, yang melayani kecamatan Cilodong;

Wilayah Pelayanan III, yang melayani kecamatan Sukmajaya; dan

Wilayah Pelayanan IV, yang melayani kecamatan Cimanggis, Tapos.

b. Sumber air baku dan unit produksi

Aset instalasi pengolahan air bersih di Kota Depok terdiri dari aset milik PDAM Bogor dan aset

milik Pemda Depok yaitu sebagai berikut :

5 unit Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Lengkap,

3 unit Instalasi Sumur Dalam (

deep well

),

2 unit Instalasi

boaster pump

Berdasarkan hal tersebut, sumber air baku, unit produksi, dan daerah pelayanan eksisting

dapat dilihat pada Tabel 7.16.

Tabel 7.16 Sumber Air Baku, Unit Produksi, dan Daerah Pelayanan Eksisting

No. Sumber Air Baku Unit Produksi

Kapasitas Terpasang

Kapasitas

Produksi Daerah Pelayanan

L/detik L/detik

A. WP I (Kec. Pancoran Mas, Beji,

Sawangan, Bojongsari)

1 Sungai Ciliwung IPA Citayam 160 160

Kec. Pancoran Mas, Kec. Beji, Kec. Sawangan

2 Sungai Angke IPA Duren Mekar 10

Perumahan Bukit Sawangan Indah (Kel. Duren Mekar)

3 Air tanah dalam Deep Well

Cinangka 7

Perumahan Bappenas (Kel. Cinangka)

B. WP II (Kec. Cilodong, Sukmajaya)

1 Sungai Ciliwung IPA Legong 490 490

Kec. Sukmajaya, Cilodong, Perum Bukit Sawangan Indah (Kel. Duren Mekar)

C. WP III (Kec. Sukmajaya, Cimanggis)

1 Sungai Ciliwung IPA Legong 490 490 Kec. Sukmajaya, Cimanggis, Perum Bukit

Sawangan Indah (Kel. Duren Mekar) 2 Mata air Ciburial Booster pump

Sidomukti 100

D. WP IV (Kec. Cimanggis)

(31)

No. Sumber Air Baku Unit Produksi

Kapasitas Terpasang

Kapasitas

Produksi Daerah Pelayanan

L/detik L/detik

2 Air tanah dalam Deep Well Permata

Puri 8

Perum. Permata Puri I dan II (Kel. Mekarsari dan Cisalak Pasar)

3 Air tanah dalam Deep Well Laguna 8 Perum. Laguna (Kel. Mekarsari)

4

Mata air Ciburial Booster pump

Sidomukti 100 Kec. Cimanggis

Total 783

c.

Pipa transmisi

Jenis dan diameter pipa transmisi yang dikelola oleh PDAM Tirta Asasta Depok dapat dilihat

pada Tabel 7.17.

Tabel 7. 17 Jenis Pipa Transmisi dan Komposisi Diameter

No. Jenis Pipa

Diameter Pipa (mm)

Panjang Pipa (km) Keterangan

A.

Zona / Sub Sistem

Sawangan

1 Steel 400 Dipasang dari Jl. Kartini sampai Jl. Dewi Sartika, dibangun th 2000, kondisi pipa Bagus

Sub Total

B.

Zona / Sub Sistem

Cimanggis

1 Steel 400 Dipasang dari Jl. Legong sampai Jl. Juanda, dibangun th 2000, kondisi pipa Bagus

Sub Total

Total

d.

Reservoir

Reservoir yang digunakan dan dikelola oleh PDAM Depok dapat dilihat pada Tabel 7.18.

Tabel 7. 18 Kapasitas Reservoir dan Sistem Pengaliran

No. Lokasi Kapasitas (m3) Daerah Pelayanan Sistem Pengaliran Keterangan

A. Zona / Sub Sistem Sawangan

1 Res ervoir

Pa ncora n mas 100

Pa ncora n Mas,

Sa wa ngan Pemompaan

Sub Tota l 100

B. Zona / Sub Sistem Ci manggis

1

Res ervoir

Suka tani 500 Suka tani, Tapos Pemompaan

Sub Tota l 500

(32)
(33)

e.

Pipa distribusi

Pipa distribusi air minum PDAM Depok menggunakan pipa PVC dengan diameter (50

300)

mm, dan pipa HDPE dengan diameter (63

200) mm yang dipasang mulai tahun 2004 sampai

dengan 2009 yaitu untuk melayani sub sistem sawangan dan sub sistem cimanggis. Pipa

distribusi tersebut hingga saat ini masih dalam kondisi baik. Jenis pipa, diameter, dan panjang

pipa distribusi dapat dilihat pada Tabel 7.19

Tabel 7. 19 Jenis Pipa, Diameter, dan Panjang Pipa Distribusi

No. Jenis Pipa Diameter Pipa (mm)

Panjang Pipa

(km) Keterangan

A. Zona / Sub Sistem Sawangan

1 PVC 300 Dipasang dari Perempatan pasar Depok Lama sampai pertigaan tanah baru

2 PVC 250 Dipasang dari pertigaan Tanah Baru sampai pertigaan Arco sawangan PVC 200 643.60 Dipasang diperumahan Anggrek

3 PVC 150 2500 Dipasang di jl. Raya Pitara dan jl. Raya keadilan Arco

PVC 150 4597.60

Dipasang di perumahan Puri Depok,Poinmas,Hayati salam,Bumi pancoran mas,Maharaja,Mampang indah 2,Depok Jaya Agung, Grh Rangkapan Jaya,Villa santika, BDN, ARCO, Anggrek, Marinir, Puri pelita

4 PVC 100 5239.70

Dipasang di perumahan Puri Depok,Poinmas,Hayati salam,Bumi Pancoran Mas, Maharaja, Mampang Indah 2,Depok Jaya Agung, Grh Rangkapan Jaya, Villa Santika, BDN, ARCO, Anggrek, Marinir, Puri Pelita

5 PVC 75 11196.60

Dipasang di perumahan Puri Depok,Poinmas,Hayati salam,Bumi pancoran mas,Maharaja,Mampang indah 2,Depok Jaya Agung,Grh Rkp Jy,Villa santika,BDN,ARCO,Anggrek,Marinir,Puri pelita

6 PVC 50 43,277.80

Dipasang di perumahan Puri Depok,Poinmas,Hayati salam,Bumi pancoran mas,Maharaja,Mampang indah 2, Depok Jaya Agung, Grh Rangkapan Jaya,Villa Santika, BDN, ARCO, Anggrek, Marinir, Puri Pelita

7 HDPE 160 5,461.00

Dipasang disimpang kodim sampai perumahan villa mutiara cinere dan perumahan sawangan permai

(34)

No. Jenis Pipa Diameter Pipa (mm)

Panjang Pipa

(km) Keterangan

9 HDPE 90 2,484.00 Dipasang di perumahan Sawangan Permai dan Villa Mutiara Cinere

10 HDPE 63 18512.00 Dipasang di perumahan Sawangan Permai dan Villa Mutiara Cinere

Sub Total 97,882.30 B. Zona / Sub Sistem Cimanggis

1 PVC 300 Dipasang Di Jl.Pelni sampai dengan Jl. Radar Auri

2 PVC 200 Dipasang dari Jl.tiga berlian sampai JL. Gobel

3 PVC 200 4905.60 Dipasang dari JL Radar auri sampai Perumahan Sukatani

4 PVC 150 2193.30

Dipasang diperumahan

Jasindo,Mekarsari,Gobel, Koperasi, Pondok Cibubur, Deppen,Oma indah, pondok sukatani permai

5 PVC 100 4743.10

Dipasang diperumahan

Jasindo,Mekarsari,Gobel, Koperasi, Pondok Cibubur, Deppen,Oma indah,pondok sukatani permai

6 PVC 75 11222.50

Dipasang diperumahan

Jasindo,Mekarsari,Gobel, Koperasi, Pondok Cibubur, Deppen,Oma indah,pondok sukatani permai

7 PVC 50 49,785.90

Dipasang diperumahan

Jasindo,Mekarsari,Gobel, Koperasi, Pondok Cibubur, Deppen,Oma indah,pondok sukatani permai

8 HDPE 200 5619.10 Dipasang diperumahan pondok sukatani permai

9 HDPE 160 575.40 Dipasang diperumahan Oma indah,pondok sukatani permai

10 HDPE 110 1546.40 Dipasang diperumahan Oma indah,pondok sukatani permai

11 HDPE 90 1900.10 Dipasang diperumahan Oma indah, pondok sukatani permai

12 HDPE 63 10902.40 Dipasang diperumahan Oma indah,pondok sukatani permai

Sub Total 93,393.80

Total 191,276.10

(35)

f.

Jumlah pelanggan, pemakaian air, dan cakupan pelayanan

Pemakaian air rata-rata PDAM Tirta Asasta Kota Depok pada tahun 2013 yaitu sebesar 15,89

m

3

/pelanggan/bulan atau sekitar 105,92 l/orang/hari. Selebihnya masih dilayani oleh PDAM

Kota Bogor dengan pemakaian air rata-rata 26,077m

3

/pelanggan/bulan atau sekitar 173,85

l/orang/hari. Jumlah pelanggan dan volume pemakaian air PDAM Tirta Asasta Kota Depok dapat

dilihat pada Tabel 7.20.

Tabel 7. 20 Jumlah Pelanggan dan Volume Pemakai Air PDAM Tirta Asasta Kota Depok

No. Lokasi Jumlah Pelanggan (Unit) Pemakaian Air (m

3

/bulan)

2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013 A. Zona / Sub Sistem Cimanggis

I

Sosial

Umum 11 11 11 16 500 476 645 713

Khusus 3 3 5 22 2319 2439 2786 2831

Jumlah 14 14 16 38 2819 2915 3431 3544

II

Non Niaga

Rumah Tangga A

Rumah Tangga B 2756 3067 3525 4201 54375 60622 71350 72715

Rumah Tangga C 1 2 5 33 24 12 19 190

Jumlah 2757 3069 3530 4234 54399 60634 71369 72905 III

Pemerintahan 2 2 2 2 110 160 246 249

Jumlah 2 2 2 2 110 160 246 249

IV

Niaga

Niaga Kecil 4 4 11 12 124 148 210 236

Niaga Besar 1 1 2 68 81 95 139

Jumlah 4 5 12 14 192 229 305 375

Sub Total A 2777 3090 3560 4288 57520 63938 75351 77073 B. Zona / Sub Sistem Sawangan

I

Sosial

Umum 12 17 19 20 408 485 624 457

Khusus 1 2 3 4 42 273 182 184

Jumlah 13 19 22 24 450 758 806 641

II

Non Niaga

Rumah Tangga A

Rumah Tangga B 1773 2056 2368 2945 26,827 33,310 40,387 34,223

Rumah Tangga C 52 54 55 58 569 693 752 610

Jumlah 1825 2110 2423 3003 27,396 34,003 41,139 34,833 III

Pemerintahan 4 6 6 6 3,125 2,085 1,751 1,017

Jumlah 4 6 6 6 3,125 2,085 1,751 1,017

IV

Niaga

Niaga Kecil 8 10 23 45 98 126 247 272

Niaga Besar 0 1 5 5 1,357 2,439 4,146 4,367

Jumlah 8 11 28 50 1,455 2,565 4,393 4,639

Gambar

Tabel 7. 9 Isu Strategis Sektor PBL Kota Depok
Tabel 7. 10 Luas RTH Eksisting Kota Depok dan Rencana Pengembangannya  Berdasarkan RTRW Kota Depok 2012-2032
Tabel 7. 11 Penataan Lingkungan Permukiman Kota Depok
Tabel 7. 12 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

mempengaruhi seorang remaja pertengahan melakukan pencabulan di Surabaya. Subjek penelitian dibatasi pada usia 15-17 tahun, karena remaja pertengahan yang. terungkap

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BERBASIS.. CANGKANG DAN

Berdasarkan hasil analisis SWOT maka alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan

Hasil penelitian menunjukkan indeks kualitas visual dan fungsional pada vertisols (T0), varietas Seashore paspalum yang paling baik terdapat pada P4T0 (Siak)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan, dan petunjuk, sehingga penulis dapat

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Kategori Pertambangan dan Penggalian sebesar 15,26 persen dan dari sisi pengeluaran dicapai oleh Pengeluaran Konsumsi LNPRT

Profesionalisme adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keahlian (knowledge and skill) yang memadai dan senantiasa berupaya melakuan pengembangan sesuai dengan

Untuk megetahui pengaruh simultan Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Cash Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) variabel terhadap harga saham perusahaan makanan dan