• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI DESA KARANGTENGAH PRANDON KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI DESA KARANGTENGAH PRANDON KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI DESA KARANGTENGAH PRANDON

KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

SKRIPSI

Oleh :

Nadhia Hayyu Hemasdika H 0813121

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI DESA KARANGTENGAH PRANDON

KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

Oleh :

Nadhia Hayyu Hemasdika H 0813121

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2017

(3)

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE DI DESA KARANGTENGAH PRANDON

KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

Yang diajukan dan disusun oleh : Nadhia Hayyu Hemasdika

H0813121

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji: Pada Tanggal: Juli 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Nuning Setyowati, S.P.,M.Sc. Setyowati, S.P.,M.P. Dr.Agr.Sc.Ernoiz Antriyandarti, S.P.,M.P.,M.Ec. NIP. 198203252005012001 NIP. 197103221996012001 NIP. 198010242009122003

Surakarta, Juli 2017 Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar. Skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Industri Keripik Tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi” ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pelaksanaan penelitian serta proses penyelesaian skripsi ini dapat terlaksana dengan lancar berkat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Nuning Setyowati, S.P., M.Sc. selaku Kepala Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, arahan, nasihat, dan petunjuk selama proses belajar dan skripsi di Fakultas Pertanian.

3. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti, M.S. selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Setyowati, S.P., M.P. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Pendamping yang telah mendampingi danmemberikan bimbingan, arahan, nasihat, dan petunjuk selama proses belajar di Fakultas Pertanian dan penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr.Agr.Sc.Ernoiz Antriyandarti, S.P.,M.P.,M.Ec. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, nasihat, dan petunjuk selama proses belajar dan skripsi di Fakultas Pertanian.

6. Bapak dan Ibu Dosen, serta seluruh staff dan karyawan Fakultas Pertanian, khususnya Program Studi Agribisnis.

7. Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Ngawi yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

(5)

8. Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Tenaga Kerja Ngawi, Badan Pusat Statistik Ngawi, dan Kepala Desa Karangtengah Prandon Ngawi yang telah memberikan izin, informasi, dan bantuan kepada penulis dalam pengumpulan data penelitian.

9. Ibu Sri Wiyanti, A.P., M.Si, Ibu Endang, Bapak Rustamaji, dan Bapak Prabowo yang telah membantu penulis memberikan serta menyediakan data-data yang dibutuhkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

10.Orang Tua tercinta, Ibu Any Sugiarti, S.E. dan Ayah, Bapak Drs. Heri Suprapto, M.M. dan adikku Destasya Hayyu Qorirah Pragian, yang telah memberikan doa, dorongan, motivasi, kasih sayang, pengorbanan, dan dukungan yang begitu besar dan tiada hentinya.

11.Muhammad Aulia Arizal Asmi yang telah memberikan doa, dorongan, motivasi, dan setia membantu selama proses penelitian.

12.Keluarga besar dan orang terdekat yang telah memberikan semangat dan doa. 13.Sahabat-sahabatku Mifta, Maya, Nawang, Deasy, dan Anna yang telah

memberikan semangat, bantuan, dan doa.

14.Sahabatku KKN Sari, Ari, Hafidh, Haryo, dan Agum yang telah memberikan canda tawa, kenangan, semangat, bantuan, dan doa.

15.Teman-teman seperjuanganku Agribisnis 2013 yang tidak bisa disebutkan satupersatu. Terima kasih atas kebersamaan, bantuan, dan motivasi selama kuliah ini.

16.Teman-teman satu kos Griya Dicma. Terima kasih atas kebersamaan, bantuan, dan motivasi selama kos di Solo.

17.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tak luput dari kesalahan sehingga segala kritik maupun saran yang membangun sangat penulis harapkan.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.Aamiin.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

RINGKASAN ... xi

SUMMARY ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 7

II. LANDASAN TEORI ... 9

A. Penelitian Terdahulu ... 9

B. Tinjauan Pustaka ... 14

1. Kedelai ... 14

2. Keripik Tempe ... 15

3. Industri Mikro dan Kecil ... 16

4. Perumusan Strategi ... 17

5. Analisis SWOT ... 18

a. Analisis Situasi Internal ... 19

b. Analisis Situasi Eksternal ... 19

6. Matriks SWOT ... 20

7. QSPM... 21

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 21

D. Pembatasan Masalah ... 24

E. Definisi Operasional ... 25

III. METODE PENELITIAN ... 29

A. Metode Dasar Penelitian ... 29

B. Metode Pengumpulan Data ... 29

1. Penentuan Daerah Sampel ... 29

2. Metode Pengambilan Sampel ... 31

C. Jenis dan Sumber Data ... 32

1. Data Primer ... 32

2. Data Sekunder ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

(7)

1. Observasi ... 33

2. Wawancara ... 33

3. Pencatatan ... 34

E. Metode Analisis Data ... 34

1. Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal ... 34

2. Alternatif Strategi ... 35

3. Prioritas Strategi ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Keadaan Umum Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi ... 39

1. Keadaan Alam ... 39

a. Kondisi Geografis ... 39

b. Keadaan Topografi Wilayah ... 40

c. Keadaan Iklim ... 41

2. Keadaan Penduduk ... 41

a. Karakteristik Penduduk Menurut Umur ... 41

b. Karakteristik Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 43

c. Karakteristik Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 44

d. Karakteristik Penduduk Menurut Pendidikan ... 45

3. Keadaan Pertanian... 46

a. Tata Guna Lahan ... 46

b. Luas Panen dan Produksi Tanaman Komoditas Pertanian ... 47

4. Keadaan Industri ... 48

B. Perumusan Strategi Pengembangan Industri Keripik Tempe ... 48

1. Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal ... 48

2. Alternatif Strategi ... 60

3. Prioritas Strategi ... 69

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), dan Usaha

Besar Tahun 2013... 1 Tabel 2. Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja Industri Unggulan di

Kabupaten Ngawi Tahun 2015 ... 3 Tabel 3. Jumlah Industri atau Kerajinan di Desa Karangtengah Prandon

Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Tahun 2016 ... 3 Tabel 4. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan

Penelitian Strategi Pengembangan Industri Keripik Tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten

Ngawi ... 13 Tabel 5. Data Penyebaran Unit Usaha Keripik Tempe Atau Tempe di

Ngawi Tahun 2009 ... 30 Tabel 6. Jumlah Pengusaha Keripik Tempe Desa Karangtengah Prandon

Ngawi Tahun 2016 ... 30 Tabel 7. Matrik SWOT ... 35 Tabel 8. Matriks QSP ... 36 Tabel 9. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan

Ngawi Kabupaten Ngawi Tahun 2015 ... 42 Tabel 10. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa

Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi

Tahun 2015 ... 43 Tabel 11. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa

Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi

Tahun 2015 ... 44 Tabel 12. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa

Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi

Tahun 2015 ... 45 Tabel 13. Penggunaan Lahan di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan

Ngawi Kabupaten Ngawi Tahun 2015 ... 46 Tabel 14. Luas Panen dan Produksi Komoditas Pertanian di Desa

Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi

Tahun 2015 ... 47 Tabel 15. Jumlah Industri Kecil dan Kerajinan Rakyat Menurut

Klasifikasinya Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi

Kabupaten Ngawi Tahun 2015 ... 48

(9)

Tabel 16. Identifikasi Faktor Internal dalam Pengembangan Industri Keripik Tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan

Ngawi Kabupaten Ngawi ... 49 Tabel 17. Identifikasi Faktor Eksternal dalam Pengembangan Industri

Keripik Tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan

Ngawi Kabupaten Ngawi ... 54 Tabel 18. Matriks SWOT ... 61 Tabel 19. Quantitative Strategic Planning Matrix(QSPM) Pengembangan

Industri Keripik Tempe Desa Karangtengah Prandon Kecamatan

Ngawi Kabupaten Ngawi ... 70

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 24

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Dokumentasi... 79

Lampiran 2. Peta Kabupaten Ngawi ... 81

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian... 82

Lampiran 4. Kuesioner Penelitian ... 84

Lampiran 5. Tabulasi Jawaban untuk Penentuan Bobot ... 109

Lampiran 6. Tabulasi Jawaban untuk Penentuan AS ... 110

(12)

RINGKASAN

Nadhia Hayyu Hemasdika. H0813121. 2013. “Strategi Pengembangan Industri Keripik Tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi

Kabupaten Ngawi”. Dibimbing oleh Nuning Setyowati, S.P., M.Sc. dan

Setyowati, S.P.,M.P. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal, merumuskan alternatif strategi pengembangan, dan merumuskan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi.Metode penelitian ini adalah deskriptif. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitudi Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi. Alat analisis data menggunakan Analisis SWOT, Matriks SWOT, dan QSPM.

Hasil penelitian diketahui bahwa faktor internal yang menjadi kekuatan utama dari industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi adalah kualitas produk yang baik, kontinuitas produksi yang berjalan sesuai dengan permintaan konsumen, dan tenaga kerja mencukupi. Faktor internal yang menjadi kelemahan utama adalah kurangnya promosi dan lemahnya permodalan. Faktor eksternal yang menjadi peluang utama adalah keripik tempe sebagai makanan khas daerah dari Ngawi, perhatian Pemerintah Daerah terhadap industri keripik tempe, ketersediaan bahan baku yang mencukupi, dan hubungan kerjasama yang baik dengan supplier. Faktor eksternal yang menjadi ancaman utama adalah banyaknya pesaing yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi online. Berdasarkan hasil analisis SWOT maka alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi yaitu: (1) memperbaiki manajemen keuangan (2) memperbaiki kemasan untuk meningkatkan daya tarik konsumen (3) meningkatkan variasi produk dari segi rasa, dan (4) memperluas jaringan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi online. Hasil matriks QSPM menunjukkan bahwa prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi yaitu memperluas jaringan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi online dengan total nilai daya tarik strategi (TAS) sebesar 6,186. Saran yang dapat diberikan yaitu memperbaiki manajemen keuangan dengan melakukan pembukuan keuangan sebagai salah satu syarat peminjaman modal di lembaga keuangan, memperbaiki kemasan dengan melakukan penggunaan kemasan plastik yang memiliki tebal 1 mm agar produk lebih awet, sedangkan untuk kemasan kardus pemilihan desain warna terang, meningkatkan variasi produk dari segi rasa seperti pedas barbeque, rumput laut atau sesuai dengan permintaan konsumen, memperluas jaringan pemasaran dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi online melalui pembuatan akun media sosial seperti Instagram, Facebook, Website.

(13)

SUMMARY

Nadhia Hayyu Hemasdika. H0813121. 2013. "Development Strategy of Industry Tempeh Chips in Karangtengah Prandon Village Ngawi Subdistrict Ngawi Regency". Under supervision of Nuning Setyowati, S.P., M.Sc. and Setyowati, S.P., M.P. Faculty of Agriculture. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

This research aims to identify internal and external factors, formulate alternative development strategies, and formulate strategies priority that can be applied to development of Industry Tempeh Chips in Karangtengah Prandon Village Ngawi Subdistrict Ngawi Regency. The method of this research is descriptive. Research locations selected intentionally (purposive) in Karangtengah Prandon Village Ngawi Subdistrict Ngawi Regency. SWOT Analysis, SWOT Matrix, and QSPM are applied to analyze the obtained data.

(14)

1

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. UMKM memiliki proporsi sebesar 99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 57.895.721 juta unit di tahun 2013 (Kementerian Koperasi dan UMKM, 2016). Menurut Supriyanto (2006) usaha kecil dan informal (usaha yang tidak berbadan hukum atau belum memiliki izin usaha) merupakan sektor usaha yang telah terbukti berperan strategis atau penting dalam mengatasi akibat dan dampak dari krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia di tahun 1997. Mayoritas usaha berskala kecil tidak terlalu tergantung pada modal besar atau pinjaman dari luar dalam mata uang asing. Tidak seperti halnya, perusahaan berskala besar yang secara umum selalu berurusan dengan mata uang asing ketika ada fluktuasi nilai tukar, sehingga berpotensi mengalami imbas krisis. Di sisi lain, sektor usaha kecil dan informal juga telah mampu memberikan kontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini. Kedudukan yang strategis dari sektor usaha kecil dan informal tersebut karena sektor ini mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan usaha besar dan menengah. Keunggulan-keunggulan sektor ini antara lain kemampuan menyerap tenaga kerja dan usahanya relatif bersifat fleksibel. Berikut ini tabel Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), dan Usaha Besar tahun 2013:

Tabel 1. Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), dan Usaha Besar Tahun 2013

Indikator Jumlah (Unit) Pangsa (%)

Unit Usaha (A+B) 57.900.787 100,00

A. UMKM 57.895.721 99,99

Usaha Mikro 57.189.393 98,77

Usaha Kecil 654.222 1,13

Usaha Menengah 52.106 0,09

B. Usaha Besar 5.066 0,01

Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM, 2016.

Menurut Soleh (2003) pengembangan industri pengolahan pangan didukung oleh sumber daya alam pertanian, baik nabati maupun hewani yang

(15)

2

mampu menghasilkan berbagai produk olahan yang dapat dibuat dan dikembangkan dari sumber daya alam lokal maupun impor. Saat ini Indonesia memiliki banyak produk pangan yang diangkat dari jenis pangan lokal maupun impor dan diolah secara tradisional. Jumlah dan jenis produk pangan menjadi semakin beragam dengan berkembangnya produk lokal.

Tempe merupakan produk olahan kedelai hasil fermentasi jamur Rhizopus sp. yang bernilai gizi tinggi dan disukai cita rasanya. Cita rasa langu

yang secara alami terdapat pada biji kedelai dapat dieliminasi selama proses pengolahan tempe. Sejauh ini, bahan baku tempe sebagian besar masih menggunakan kedelai impor yang dianggap memiliki kualitas fisik lebih baik dibandingkan kedelai lokal. Di samping itu, kalangan pengrajin tempe cenderung memilih kedelai impor sebagai bahan baku dibanding kedelai lokal karena pasokan bahan bakunya terjamin, kualitas biji dan tempe lebih baik (lebih bersih dan lebih mekar) (Ginting et al, 2009). Menurut Krisdiana dalam Ginting et al (2009) sekitar 93% pengrajin tempe menyukai kedelai yang berkulit kuning, berbiji besar, dan padat karena menghasilkan tempe yang warnanya cerah dan volumenya besar. Jenis tersebut banyak tersedia di pasaran, yakni kedelai impor. Pengolahan kedelai yang awalnya berupa tempe sayur berkembang menjadi keripik tempe. Keripik tempe adalah salah satu jenis olahan makanan dari bahan baku tempe kedelai yang digoreng tipis dan dicampur dengan bumbu rempah serta adonan tepung. Salah satu kota penghasil keripik tempe di Indonesia adalah Ngawi.

(16)

3

Tabel 2. Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja Industri Unggulan di Kabupaten Ngawi Tahun 2015

No. NamaProduk Pengusaha Tenaga Kerja

1 Tempe/Keripik Tempe 1171 3621

2 Kayu Unik 89 945

3 Tas Plastik 2584 2715

4 Konveksi 13 47

5 Batik Tulis 18 195

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi, 2016.

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa industri keripik tempe ini menjadi industri unggulan pertama di Kabupaten Ngawi pada tahun 2015. Di Kabupaten Ngawi terdapat industri unggulan yang bergerak di bidang industri pengolahan makanan. Salah satunya adalah industri keripik tempe. Banyaknya pengusaha keripik tempe di Kabupaten Ngawi mampu menyerap tenaga kerja dengan jumlah 3621 orang seperti terlihat dalam Tabel 2.

Lokasi industri keripik tempe ini mengelompok pada satu desa sehingga membentuk suatu sentra industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi. Persaingan yang kompetitif pun terjadi dikarenakan produk yang dihasilkan bersifat sejenis (homogen). Pengusaha yang tidak bisa mempertahankan kualitas produksinya maka akan mengalami kemunduran. Di Desa Karangtengah Prandon ini terdapat 88 pengusaha keripik tempe, 154 pengusaha tempe, dan 135 pengusaha lainnya seperti pengusaha tahu, batik, dan industri pengolahan makanan atau minuman. Jumlah industri atau kerajinan di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Tahun 2016, disajikan pada Tabel 3:

Tabel 3. Jumlah Industri atau Kerajinan di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Tahun 2016

No Nama Produk Pengusaha

1 Keripik Tempe 88

2 Tempe 154

3 Lainnya 135

Jumlah 377

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016.

(17)

4

modal ataupun bantuan, dan kurangnya promosi. Kendala dalam hal pemasaran dikarenakan rata-rata pengusaha kripik tempe memasarkan produknya melalui perantara atau dijual ke pengepul guna mendapatkan kepastian produksi dan modal yang dikeluarkan bisa cepat kembali. Lokasi industri keripik tempe yang mengelompok di satu desa dapat menyebabkan ketidakmerataan bantuan ataupun modal karena keterbatasan dana. Kurangnya promosi terlihat dari mayoritas pengusaha keripik tempe menjual produk di lingkup lokal.

Selain itu, juga keinginan tetap mempertahankan dan mengembangkan produk unggulan Kabupaten Ngawi yaitu keripik tempe itulah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Produk unggulan keripik tempe ini diharapkan selalu menjadi makanan (oleh-oleh) khas dari Kabupaten Ngawi karena hal ini merupakan sebuah image yang dapat membantu untuk mempromosikan suatu pemerintah daerah juga sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat daerah setempat. Kenyataan inilah yang mendorong peneliti mengadakan penelitian mengenai strategi pengembangan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi. B.Rumusan Masalah

Industri keripik tempe ini merupakan industri unggulan di Kabupaten Ngawi. Di Kabupaten Ngawi terdapat 1171 pengusaha industri keripik tempe dan tempe. Banyaknya industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi menjadikan iklim usaha industri yang kompetitif. Jumlah pengusaha keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon sendiri sebanyak 88 pengusaha keripik tempe, sehingga dapat menyerap tenaga kerja cukup banyak, serta industri ini harus lebih dikembangkan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu strategi yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif maupun komparatif dalam menghadapi persaingan yang ketat dan memasuki pasar yang lebih luas.

(18)

5

menjalankan usaha. Pengusaha keripik tempe yang masih dalam skala industri mikro dan kecil mengalami kekurangan modal karena keterbatasan modal yang dimiliki (modal sendiri) dan ketidakmerataan bantuan akses permodalan dari pemerintah akibat lokasi industri keripik tempe yang mengelompok di Desa Karangtengah Prandon Ngawi.

Sistem pemasaran keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Ngawi ini ada yang melalui pengepul, dijual sendiri, atau dititipkan di toko. Sistem pemasaran melalui pengepul memiliki kelebihan yaitu produk keripik sudah pasti terjual ke pengepul dan pengusaha keripik tempe mendapatkan modal yang cepat kembali. Kelemahan sistem pemasaran melalui pengepul bahwa jika keripik tempe dijual ke pengepul maka harga jualnya lebih rendah sehingga keuntungannya tidak terlalu tinggi.

Pemasaran dengan sistem dijual sendiri memiliki kelebihan yaitu pengusaha keripik tempe dapat mematok harga sesuai keinginannya sehingga mendapatkan keuntungan sesuai yang diharapkan. Kelemahan pemasaran dengan sistem dijual sendiri adalah pengusaha harus terjun langsung ke sasaran pasar berusaha mencari pelanggan sendiri sehingga hal ini akan membutuhkan waktu, biaya, dan hanya dapat menjangkau sedikit konsumen potensial apabila tidak diiringi dengan perencanaan sistem pemasaran yang baik.

Pengusaha keripik tempe yang menjual keripik tempe dengan sistem dititipkan di toko memiliki kelebihan yaitu harga jualnya lumayan tinggi karena toko yang dititipi mayoritas adalah toko pusat oleh-oleh yang dikunjungi masyarakat. Kelemahan dari menjual keripik tempe yang dititipkan di toko adalah apabila keripik tempe tidak terjual habis dan kadaluarsa maka produk keripik tempe akan dikembalikan lagi ke pengusaha keripik tempe sehingga hal ini akan mengurangi pendapatan.

(19)

6

Prandon Ngawi menimbulkan persaingan yang tidak sehat antar pengusaha, yang menyebabkan pengusaha mendapatkan untung kurang maksimal.

Permasalahan lain yang muncul yaitu kurangnya inovasi produk. Seiiring dengan perkembangan zaman dan mengikuti selera konsumen diperlukan inovasi produk, misalnya dengan mengembangkan aneka rasa dan bentuk potongan keripik tempe sehingga tidak hanya rasa original saja dengan bentuk kotak. Tanpa mengubah kekhasan citarasa kreasinya yang asli dan meningkatkan kualitas mutunya dengan mempertahankan harga. Adanya pembinaan dari pihak pemerintah maupun pihak yang pernah mengadakan pembinaan dan pelatihan di industri keripik tempe yang tidak mengalami keberlanjutan. Pembinaan dari mahasiswa KKN tentang suatu inovasi produk keripik tempe yang diperkenalkannya tidak diadopsi oleh pengusaha keripik tempe setempat sehingga setelah pelatihan selesai sudah tidak ada keberlanjutan dari inovasi produk tersebut. Hal tersebut dapat terjadi karena ketidakmerataan dan kurangnya pengawasan dari pemerintah serta kurangnya motivasi pengusaha keripik tempe dalam menerima suatu pembinaan.

Lemahnya peran kelembagaan di sekitar industri keripik tempe. Ini terlihat dari adanya koperasi yang dibubarkan. Koperasi ini dibubarkan disebabkan oleh banyaknya pengusaha keripik tempe yang lebih memilih melakukan penjualan langsung maupun ke pengepul daripada harus lewat koperasi. Dikarenakan produk keripik tempe dititipkan atau ditampung terlebih dahulu di koperasi untuk waktu yang cukup lama sedangkan pembayaran dibayar di akhir. Dimana pengusaha keripik tempe kesulitan untuk mendapatkan modal yang cepat kembali. Hal-hal tersebut menuntut pengusaha untuk membuat strategi pengembangan yang mampu membawa industri keripik tempe tetap eksis dan mampu menghadapi persaingan. Kekuatan dan peluang yang dimiliki harus mampu mengatasi kelemahan serta ancaman yang ada pada industri keripik tempe ini.

(20)

7

1. Apa saja faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi?

2. Alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi?

3. Prioritas strategi apa yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap

pengembangan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi.

2. Merumuskan alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi.

3. Merumuskan prioritas strategi apa yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri keripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi.

D.Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi banyak pihak. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

(21)

8

3. Bagi Pemerintah Daerah Ngawi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan terutama dalam pengembangan usaha industri keripik tempe. 4. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

Gambar

Tabel 1. Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), dan Usaha Besar                  Tahun 2013
Tabel 3. Jumlah Industri atau Kerajinan di Desa Karangtengah Prandon

Referensi

Dokumen terkait

Itulah sebabnya kata tanda (semeion) diayat 11 adalah tanda yang seharusnya bermakna dalam hubungannya dengan percaya. Tanda menjadi tanda yang tanpa makna ketika tidak mampu

Sama halnya dengan aquades, titik didih larutan diketahui dengan mengukur suhu setiap setengah menit, dimana pada menit ke-52 hingga seterusnya suhu tetap pada 90..

Oleh karena hasil penelitian menunjukkan efek penghambatan pertumbuhan yang cenderung lebih tinggi terhadap bakteri probiotik daripada bakteri patogen, maka perlu

Selain itu kepala sekolah juga memberikan pembinaan apabila menemukan guru yang masih kurang dalam melaksanakan pembelajarannya dan akan diperbaiki langsung kesalahan

Diharapkan masukan yang diberikan dapat menjadi pertimbangan pengambilan kebijakan ataupun keputusan oleh pihak manajemen, dalam pemberian kompensasi, motivasi dan

menandakan nilai maksimal efektivitas pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan dari ketersediaan total aset cendrung kurang optimal, sehingga ketersediaan aset

Pernyataan dari wartawan dan redaktur di Harian Serambi Indonesia yang mengungkapkan bahwa mereka senantiasa mengenalkan identitas diri kepada narasumber, menanyakan

Secara umum, kegiatan pelatihan budaya lokal dan wisatawan berjalan dengan lancar, motivasi peserta dalam pemahaman budaya lokal dan wisatawan dapat ditingkatkan, peserta