BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Definisi Remaja
Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa akan mengalami suatu tahap yang disebut pubertas. Menurut World Health Organication (WHO, 1974) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun, sedangkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
Indonesia (SKRRI) tahun 2007, remaja adalah laki-laki dan perempuan yang belum kawin dengan batasan usia meliputi 15-24 tahun. Pada masa perkembangan pubertas remaja putri, ditandai dengan kematangan
organ-organ seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Ciri perkembangan seks primer yaitu adanya perkembangan rahim, vagina dan ovarium (indung
telur secara cepat). Pada masa ini terjadi menstruasi pertama atau yang biasa disebut dengan menarche yang menandakan kematangan reproduksi wanita. Menarche akan mengalami pengeluaran darah, lendir,
dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Pada perkembangan seks sekunder ditandai
dengan tumbuhnya rambut pubis disekitar kemaluan dan ketiak, bertambahnya ukuran buah dada, pinggul yang membesar, kulit menjadi
ditandai oleh adanya perubaha fisik, emosi dan psikis dimana usianya yakni antara 10-19 tahun dan masa ini adalah suatu periode pematangan
organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas (Widiastuti,
Rahmawati, Purnamaningrum, 2009)
Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika
anak-anak berubah dari mahluk aseksual menjadi mahluk seksual. Kata pubertas berasal dari kata latin yang berarti usia kedewasaan, kata ini lebbih menunjuk pada perubahan fisik daripada perilaku yang terjadi
pada saat individu secara seksual menjadi matang dan mampu memberikan keturunan (Hurlock, 2007)
2. Pembatasan Usia Remaja
Masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir pada saat ia mencapai usia matang secara
hukum. Menurut WHO disebut remaja apabila anak telah mencapai usia 10-18 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum kawin (Widiastuti Rahmawati, Purnamaningrum, 2009). Undang-undang
No.4 tahun 1978 remaja adalah individu yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Namun menurut undang-undang perburuhan,
anak dianggap remaja apabila anak telah mencapai usia 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal. Menurut undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila
3. Ciri-ciri Remaja
Ciri-ciri menurut Hurlock (2003) adalah :
a. Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi, maka pada masa itu
perubahan emosi semakin menonjol disebabkan karena remaja berada dibawah tekanan sosial dalam menghadapi kondisi baru.
b. Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok
sosial.
c. Dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga
berubah, apa yang dianggap pada masa kanak-kanak dianggap tidak penting.
d. Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan,
mereka menginginkan kebebasan, tapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatya.
Ciri-ciri remaja menurut Mappiare (2000) adalah : a. Kestabilan keadaan perasaan dan emosi
Pada masa ini fungsi perasaan berkembang sangat peka, remaja
mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya. Keadaan masa ini disebut juga sebagai “storm and stres”.
b. Hal sikap dan moral terutama menjelang akhir remaja awal
Orga-organ sekunder yang telah matang menyebabkan remaja
c. Hal kecerdasan atau kemampuan mental
Kemampuan mental atau kemampuan berfikir sudah mulai
sempurna.
d. Status remaja awal yang sulit ditentukan
e. Remaja awal yang sangat sulit dihadapi
Remaja awal, merupakan individu yang banyak mengalami masalah. Masalah yang dihadapinya adalah sifat emosiaonal dari remaja.
Kemampuan berfikirnya lebih dikuasai oleh emosionalitasnya, sehingga kurang mampu mengadakan consensus dengan pendapat
orang lain yang bertentangan dengan pendapat dirinya. f. Masa remaja awal adalah masa yang kritis
Masa ini dipengaruhi karena perkembangan kognitifnya mulai
meningkat, sehingga kemampuan pengamatan, berfikir dan analisisnya mulai tajam dan kemampuan dalam menyelesaikan
masalahnya mulai bervariatif.
4. Perkembangan Fisik pada Masa Remaja
Perkembangan fisik yang menyangkut perkembangan seksual
adalah pertumbuhan organ-organ genital yang ada baik didalam maupun diluar badan sangat menetukan bagi perkembangan tingkah laku selanjutnya. Istilah tanda-tanda kelamin primer menunjukan pada organ
badan yang langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Pada anak perempuan hal ini adalah rahim dan saluran telur, vagina, bibir kemaluan
mekanisme reproduksi pada anak perempuan menjadi matang adalah datangnya haid atau menarche. Ini adalah permulaan dari serangkaian
pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari sampai menopause.
Periode haid umumnya terjadi pada jangka waktu yang tidak teratur dan lamanya berbeda-beda pada tahun-tahun pertama. Periode ini dikenal sebagai tahap kemandulan remaja (Hurlock, 2007).
Tanda-tanda kelamin sekunder adalah tanda-tanda jasmaniyah yang tidak langsung berhubungan dengan proses reproduksi, namun
merupakan tanda-tanda yang khas perempuan dan khas laki-laki. Pertama kali yaitu rambut kemaluan, pada anak perempuan merupakan gambar segitiga dengan basis keatas. Kemudian tanda kelamin sekunder yang
paling penting pada wanita adalah tumbuhnya payudara yang sedikit mencuatnya bagian puting susu. Hal ini terjadi pada usia antara 8-13
tahun. Baru pada stadium kemudian sebentar menjelang menarche maka jaringan pengikat disekitarnya mulai umbuh hingga payudara mulai memperoleh bentuk yang dewasa (Monks & Knoers, 2002).
Wiknjosastro (2005) menyatakan berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, remaja akan melewati tahapan berikut :
a. Masa remaja awal/dini (early adolence) umur 11-13 tahun
Remaja awal dimulai kurang lebih antara usia 11-13 tahun
sekolah menengah pertama dan mencangkup semua perubahan pubertas (Santrock, 2003).
b. Masa remaja pertengahan (middle adolence) umur 14-16 tahun
Minat pada karir, berpacaran dan eksplorasi identitas seringkali lebih
nyata dalam masa remaja akhir (Santrock, 2003). Terdapat pergerakan pasti menjauh dari keluarga. Hubungan seusia (peer group) mendominsi diatas keluarga (Wiknjosastro, 2005).
c. Masa remaja lanjut (late adolence) umur 17-20 tahun
Remaja akhir merupakan fase kematangan fisik. Kebanyakan remaja
akhir mencapai body image yang stabil. Remaja akhir menjadi seseorang yang mandiri penuh sebagai warga negara yang produktif (Bopak, 2004).
B. Menstruasi
1. Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus yang disertai pelepasan (deskamasi) endometrium (Proverawati & Misaroh, 2009). Menurut Josep dan Nugroho (2010), menstruasi atau
haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Hal ini terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai monopause.
Haid atau menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari rahim disertai pengeluaran (deskuamasi) endometrium (Taufan,
A. Haid normal dapat dicirikan sebagi berikut :
a. Siklus haid dipengaruhi 3 unsur :
d. SSP : koteks serebri, hipothalamus, hipofise
e. Ovarium : perkembangan folikel, esterogen, progesteron
f. Endometrium/uterus : fase proliferasi, fase sekresi,
menstruasi
b. Siklus haid normal : 21-35 hari c. Lama haid : 3-7 hari
d. Jumlah darah : 35-50 cc
Dysfungsional Uterine Bleeding (DUB) adalah perdarahan uterus abnormal (jumlah, frekuensi dan lamanya) yang terjadi baik didalam maupun diluar siklus haid yang semata-mata disebabkan oleh gangguan
fungsional poros hipothalamus-hipofise, ovarium-endometrium (Nugroho, T., 2012). Gangguan Haid meliputi :
A. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya haid (hipermenore
atau menorghia, hipomenore)
B. Kelainan siklus haid (polimenore, oligomenore, amenore) C. Perdarahan diluar haid (metroraghia)
D. Gangguan haid yang ada hubungannya dengan haid (ketegangan
Beberapa pengertian dari gangguan haid, yaitu : A. Hipermenorea
1. Haid banyak (6-7 pembalut/hari dan setiap pembalut
basah semua)
2. Penyebab dari hipermenorea:
a. Kelainan uterus : mioma uteri, hipoplasia, infeksi
b. Kelainan darah c. Gangguan hormonal
3. Diagnosis yang mungkin muncul : a. Pengertiannya adalah haid banyak b. > 35 tahun : kuretase
4. Pengobatan :
a. Progesteron : 16-25 siklus haid
b. Kombinasi E dan P : 16-25 siklus haid
c. Pil KB yang mengandung progesteron yang tinggi B. Hipomenorea
1. Darah sedikit, ganti pembalut 1-2 kali/hari, lama 1-2 hari 2. Penyebab : kekurangan esterogen dan progesteron
3. Pengobatan : kombinasi E dan P hari ke 16-25 siklus hari C. Menoraghia
Ialah perdarahan haid yang banyak dari normal atau lebih
2. Astenia
3. Selama atau sesudah menderita penyakit
4. Pertumbuhan di rahim seperti mioma uteri, polip dan
endometrium 5. Infeksi rahim
Jika pengobatannya meliputi : 1. Uterotonika
2. Operasi
3. Antibiotik D. Amenore
1. Ialah tidak adanya haid selama 3 bulan atau lebih
2. Jenisnya :
a. Amenore primer : bila seorang wanita belum pernah
mendapatkan menstruasi pada usia 18 tahun atau lebih. b. Amenore sekunder : hilangnya setelah pernah haid.
c. Amenore fisiologis : pada keadaan sebelum pubertas,
dalam kehamilan, masa laktasi, menopause. 3. Penyebabnya adalah :
a. Kelainan kelenjar diotak b. Kelainan indung telur
c. Kerusakan selaput lendir rahim
4. Pengobatan : tergantung penyebab seperti secara umum
hormonal dan perbaikan kesehatan E. Pseudoamenore
1. Pada keadaan ini haid ada, tetapi darah haid tidak keluar
karena tertutupnya saluran alat kelamin. 2. Gejala :
a. Nyeri siklik tanpa haid
b. Terlihat tonjolan diselaput darah yang tertutup berwarna
kebiruan karena darah yang terkumpul dibelakangnya 3. Pengobatan : insisi
F. Metroraghia
1. Ialah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada
hubungannya dengan haid 2. Pembagian :
1. Metroraghia yang disebabkan oleh adanya kehamilan
seperti abortus, kehamilan diluar kandungan 2. Metroraghia diluar kehamilan, disebabkan oleh :
1) Karena luka yang tidak sembuh : Ca rahim (pada waktu
monopause, lebih sering pada wanita yang tidak punya
anak, Ca leher rahim (pada wanita yang banyak anak, peradangan kontak/senggama, erosi dan polip.
3. Pengobatan : tergantung penyebabnya seperti operasi,
penyinaran (radiasi) dan hormonal. G. Dismenore
1. Ialah nyeri sebelum, sewaktu atau sesudah haid
2. Pembagian :
a. Dismenore primer : sejak pertama haid, biasanya
tidak ada kelainan alat kandungannya.
1) Sebab : psikogen, penyakit kronis, penyempitan
leher rahim dan hormonal
2) Pengobatan : psikoterapi, analgetik, hormonal b. Dismenore sekunder : terjadi kemudian, biasanya
ada kelainan
1) Sebab : infeksi, mioma uteri dan polip,
endometriosis
2) Terapi : tergantung penyebab antibiotik
(Muhammad, 2012)
Menurut pengertian bahasa, menstruasi atau haid berarti sesuatu
yang mengalir. Dan menurut istilah, haid adalah darah yang keluar dari farji perempuan dalam keadaan sehat, bukan karena melahirkan anak
atau pecahnya selaput darah (Kustono, 2011)
Kebanyakan ulama berpendapat bahwa haid tak akan terjadi
usia 9 tahun dapat dipastikan itu adalah darah istihadhoh (penyakit). (Kustono, 2011)
Haid adalah darah yang keluar dari kemaluan seorang perempuan setelah umur 9 tahun, dengan sehat (tidak karena sakit), tetapi memang
watak/kodrat wanita, dan tidak setelah melahirkan anak (Ardani, 2011)
2. Umur Menstruasi
Seorang wanita mungkin melakukan haid jika sudah berumur 9
tahun (taqriban) yakni tidak harus sempurna 9 tahun, tetapi boleh kurang, asal kurangnya tidak sampai 16 hari. Jadi kalau mengeluarkan darah sudah termasuk haid apabila darah tersebut memenuhi 3 syarat bagi
darah haid, yaitu :
a. Tidak kurang dari 24 jam
b. Tidak lebih dari 15 hari c. Bertempat pada waktu haid
Adapun jika mengeluarkan darah sebelum umur tersebut maka itu
bukan darah haid tetapi darah istihadhoh. Jadi bila masih umur 9 tahun kurang 16 hari atau lebih sudah mengeluarkan darah maka itu jelas darah
istihadhoh (Ardani, 2011)
3. Masa Menstruasi
Darah haid paling sedikit keluar selama tiga hari tiga malam,
hentinya. Tetapi bila setelah darah keluar kemudian reda dan kemudian keluar kembali, maka semuanya hari-hari tersebut dianggap haid
(Kustono, 2011)
Darah haid itu paling sedikit sehari semalam, yakni 24 jam falakiyah (istiwa’) baik 24 jam terus menerus (ittisal mu’tad) ataupun
putus-putus (‘adamul ittisal mu’tad). Jadi 24 jam itu boleh tidak keluar mulai awal sampai 24 jam. Tetapi kumpulan dan darah yang puus-putus
dalam beberapa hari. Asal tidak lebih dari 15 hari (Ardani, 2011)
4. Siklus Menstruasi
Menurut Misaroh dan Proverawati (2009), menstruasi mempunyai
kisaran waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu :
a. Fase Menstruasi
Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek,
b. Fase Proliferasi atau Fase Folikuler
Fase proliferasi ditandai dengan menurunnya progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH (folikel stimulating hormone) dan merangang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormon esterogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graff yang masak dan menghasilkan hormon esterogen yang merangsang keluarnya LH (leutining hormone) dari hipofisis. Esterogen dapat menghambat sekresi FSH (folikel stimulating hormone) tetapi dapat memperbaiki dinding
endometrium yang robek. c. Fase Ovulasi atau Fase Luteal
Fase ovulasi ditandai dengan sekresi LH (leutining hormone) yang
memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah menstrusi. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan
mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
d. Fase paska ovulasi atau Fase Sekresi
hormone) dan LH (leutining hormone). Sekresi progesteron yang terhenti menyebabkan penebalan dinding endometrium akan terhenti
sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek, maka terjadi fase perdarahan atau menstruasi.
5. Kelainan-kelainan Menstruasi
Kelainan-kelainan siklus menstruasi antara lain adalah :
a. Tidak menstruasi (amenorea) yaitu keterlambatan menstruasi lebih
dari 3 bulan berturut-turut, menstruasi wanita teratur setelah mencapai usia 18 tahun (Manuaba, 2009)
b. Nyeri menstruasi (dismenore) yaitu nyeri selama haid yang dirasakan
diperut bawah atau di pinggang, bersifat seperti mulas-mulas, ngilu, dan seperti ditusuk-tusuk. Dismenore menyebabkan nyeri pada daerah
panggul akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin
c. Menorrhagia atau hipermenorea yaitu pada bentuk gangguan siklus
menstruasi tetap teratur dan jumlah darah yang dikeluarkan cukup
banyak, penyebab kemungkinan terdapat mioma uteri atau pembesaran rahim (Manuaba, 2009)
d. Ketegangan sebelum masa menstruasi (pre menstruasi tention), terjadi
karena keluhan yang dimulai sekitar semiggu sebelum dan sesudah haid. Terjadi karena ketidakseimbangan esterogen dan progesteron
6. Sifat Darah Menstruasi
Menurut Ardani (2011) warna darah haid ada 5 macam, antara lain: a. Hitam (warna ini paling kuat)
b. Merah
c. Abu-abu (antara merah dan kuning) d. Kuning
e. Keruh (antara kuning dan putih)
Sedangkan sifat-sifat darah (selain warna) ada 4 macam : a. Kental
b. Berbau
c. Kental sekaligus berbau d. Tidak kental dan tidak berbau
7. Lama Menstruasi lebih dari normal (Metroraghia)
Metroraghia Ialah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Pembagian :
a. Metroraghia yang disebabkan oleh adanya kehamilan seperti
abortus, kehamilan diluar kandungan
b. Metroraghia diluar kehamilan, disebabkan oleh :
1) Karena luka yang tidak sembuh : Ca rahim (pada waktu
Ca leher rahim (pada wanita yang banyak anak, peradangan kontak/senggama, erosi dan polip.
2) Peradangan 3) Hormonal
4) Pengobatan : tergantung penyebabnya seperti operasi,
penyinaran (radiasi) dan hormonal.
Istihadhah secara bahasa adalah mengalir, adapun pengertian secara syar’i adalah darah yag keluar dari farji wanita selain haid dan
nifas (Muhammad, 2002)
Istihadhoh adalah darah selain haid dan nifas, yaitu darah yang tidak memenuhi syarat-syarat darah haid dan nifas (Ardani, 2011)
Menurut Muhammad (2002) sebagian darah memiliki sifat yang
mendorong ke arah kuat, dan sebagian lagi juga memiliki sifat yang juga mnedorong ke arah lemah. Maka yang dihukumi darah kuat adalah darah
yang lebih banyak sifat-sifatnya yang mendorong kearah kuat, seperti berikut ini :
1. Darah hitam, kental dan berbau busuk itu lebih kuat daripada darah
hitam, kental, tidak berbau
2. Darah hitam cair berbau busuk lebih kuat daripada darah merah,
kental dan berbau busuk
3. Darah merah, kental, berbau busuk lebih kuat daripada darah hitam
4. Darah merah, kental, tidak berbau lebih kuat daripada darah merah,
cair dan berbau busuk
Menurut Ardani (2011) macam-macam orang istihadhoh itu ada 7 sebab orang istihadhoh itu ada kalanya baru sekali mengeluarkan
darah/belum pernah haid dan suci langsung melebihi 15 hari (mubtada’ah) atau sudah pernah haid dan suci (mu’tadah) dan ada kala
darahnya dua warna atau lebih/kuat dan lemah serta dapat membedakan
(ghoiru mumayyizah)dan adakalanya ia ingat akan kebiasaannya (dzakiratun li’adatiha), atau lupa pada kebiasaannya (nasiyatun
li’adatiha)
Tujuh macam orang istihadhoh :
1. Mubtada’ah Mumayyizah yaitu orang yang mengeluarkan darah
melebihi 15 hari yang sebelumnya belum pernah haid, serta mengerti bahwa darahnya dua macam (darah kuat dan darah lemah) atau
melebihi dua macam.
2. Mubtada’ah Ghoiru Mumayyizah yaitu orang yang belum pernah
haid serta darahnya hanya satu macam, misalnya : hanya darah hitam
atau hanya darah merah saja.
3. Mu’tadah Mumayyizah yaitu orang yang pernah haid dan suci serta
mengerti bahwa dirinya mengeluarkan darah dua macam atau lebih. 4. Mu’tadah Ghoiru Mumayyizah Dzakiroh Li’adatiha Qodron Wa
macam, serta wanita yang bersangkutan ingat akan ukuran dan waktu haid dan suci yang menjadi kebiasaannya.
5. Mu’tadah Ghoiru Mumayyizah Nasiyah Li’adatiha Qodron Wa
Waqtan yaitu orang yang pernah haid dan suci, darahnya satu macam
dan ia tidak mengerti akan ukuran serta waktu kebiasaan haidnya yang pernah ia jalankan.
6. Mu’tadah Ghoiru Mumayyizah Dzakiroh Li’adatiha Qodron La
Waqtan yaitu orang yang pernah haid dan suci, darahnya hanya 1 macam dan ia hanya ingat pada banyak sedikitnya haid yang menjadi
kebiasaannya tadi, namun tidak ingat akan waktunya.
7. Mu’tadah Goiru Mumayyizah Dzakiroh Li’adatiha Waqtan La
Qodron yaitu orang yang pernah haid dan suci, warna darahnya hanya
satu/tidak bisa membedakan darah, dan ia ingat akan waktu haid kebiasaannya, tetapi tidak ingat pada banyak sedikitnya.
B. Stres
1. Pengertian
Stres adalah reaksi/respon tubuh terhadap stresor psikososial
(tekanan mental/beban kehidupan). Stres dewasa ini digunakan secara bergantian untuk menjelaskan berbagai stumulus dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respon fisiologis, perilaku dan
Hawari (2001) dalam Sriati (2008) mengatakan bahwa stres menurut Hans Selye merupakan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap
setiap tuntutan beban atasnya. Stresor psikososial adalah setiap keadaan/peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan
seseorang, sehingga seseorang itu terpaksa mengadakan adaptasi/penyesuaian diri untuk menanggulanginya. Namun, tidak semua mampu melakukan adaptasi dan mengatasi stresor tersebut, sehingga
timbulah keluhan-keluhan antara lain stres (Sriati, 2008)
2. Gejala Stres
Berikut ini adalah gejala-gelaja psikologis stres : kecemasan,
ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung, perasaan frustasi, rasa marah, dan dendam (kebencian), sensitif dan hyperactivity, memendam perasaan, penarikan diri depresi, komunikasi yang tidak efektif, perasaan terkucil dan terasing, kebosenan dan ketidakpuasan kerja, kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi,
kehilangan spontanitas, dan kreativitas serta menurunnya rasa percaya diri. Gejala-gejala perilaku dari stres adalah : menunda, menghindari
pekerjaan, dan absen dari pekerjaan, menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas, meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan, perilaku makan yang tidak normal, mengarah ke obesitas, perilaku
makan yang tidak normal sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengan
seperti menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi, meningkatnya agresifitas, vandalisme, dan kriminalitas, menurunnya kualitas hubungan
interpersonal dengan keluarga dan teman serta kecenderunga untuk melakuakan bunuh diri.
3. Sumber Stres (Stresor)
Stresor adalah semua kondisi stimulasi yang berbahaya dan menghasilkan reaksi stres, misalnya jumlah semua respon fisiologis
nonspesifik yang menyebabkan kerusakan dalam sistem biologis. Stres reaction acute (reaksi stres akut) adalah gangguan sementara yang muncul pada seorang individu tanpa adanya gangguan mental lain yang jelas,
terjadi akibat stres fisik dan atau mental yang sangat berat, biasanya mereda dalam beberapa jam atau hari (Hidayah, 2007)
Kerentanan dan kemampuan koping (coping capacity) seseorang memainkan peranan dalam terjadinya reaksi stres akut dan keparahannya. Jenis stresor meliputi fisik, psikologis, dan sosial. Stresor fisik berasal dari
luar diri individu, seperti suara, polusi, radiasi, suhu udara, makanan, zat kimia, trauma, dan latian fisik yang terpaksa (Hidayah, 2007)
Pada stres psikologis tekanan dari dalam diri individu biasanya yang bersifat negatif yang menimbulkan frustasi, kecemasan, rasa bersalah, khawatir berlebihan, marah, benci, sedih, cemburu, rasa kasihan pada diri
kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, pensiunan, perceraian, masalah keuangan, pindah rumah, dan lain-lain (Hawari, 2001)
Papero (1997) dalam Sriati (2008) menyatakan ada empat variabel psikologik yang dianggap mempengaruhi mekanisme respon stres :
a. Kontrol : keyakinan bahwa seseorang memiliki kontrol terhadap stresor
yang mengurasi intensitas respon stres.
b. Prediktabilitas : stresor yang dapat diprediksi menimbulkan respon
stres yang tidak begitu berat dibandingkan stresor yang tidak dapat diprediksi.
c. Persepsi : pandangan individu tentang dunia dan persepsi stresor saat
ini dapat meningkatkan atau menurunkan intensitas respon stres.
d. Respon koping : ketersediaan dan efektivitas mekanisme mengikat
ansietas dapat menambah atau mengurangi respon stres (Sriati, 2008)
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi stres
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut
stresor. Meskipun stres dapat diakibatkan oleh hanya satu stresor, biasanya karyawan mengalami stres karena kombinasi stresor.
Menurut Robbins (2001) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stres pada keluarga tahap remaja yaitu :
a. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak
yang dapat menimbulkan stres bagi keluarga yaitu ekonomi, teman sebaya dan teknologi.
b. Faktor Organisasi
Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat
menimbulkan stres yaitu role demands, interpersonal demands, organizational structure dan organizational leadership.
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah
sebagai berikut : 1) Role Demands
Robbins (2001) mengatakan peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan orang tua untuk memberikan hasil akhir
yang ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi didalam keluarga.
2) Interpersonal Demands
Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh keluarga lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak sehat
akan dapat menyebabkan komunikasi yang tidak sehat. Sehigga pemenuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan
3) Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana
keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidakjelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat
mempengaruhi anak remaja dalam organisasi. 4) Organizational Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang
pimpinan atau ayah dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan grup Robbins (2001) dibagi dua
yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang secara langsung antara pemimpin keluarga dengan anggota keluarga serta karakteristik
pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.
Empat faktor organisasi diatas juga akan menjadi batasan dalm mengukur tingginya tingkat stres. Pengertian dari tingkat stres itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu keluarga atau
masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau
permintaan-permintaan dimana semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai suatu yang tidak pasti tetapi
c. Faktor Individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari
alam keluarga, masalah pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antar keluarga yang kurang baik akan
menimbulkan kurang harmonis akibat tersebut dapat terbawa dalam lingkungan tempat anak remaja bergaul. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi individu yang dapat menimbulkan stres terletak pada
watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stres yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur
dengan benar dalam kepribadian seseorang.
5. Stres pada Remaja
Menurut Windle & Mason (2004) ada empat faktor yang dapat
membuat remaja menjadi stres, yaitu penggunaan obat-obat terlarang, kenakalan remaja, pengaruh negatif dan masalah akademis.
Garfinkel (dalam Walker, 2002) mengatakan secara umum penyebab
stres pada remaja adalah : a. Putus dengan pacar
b. Perbedaan pendapat dengan orang tua
c. Bertengkar dengan saudara perempuan atau laki-laki
d. Perubahan status ekonomi pada orang tua e. Sakit yang diderita oleh anggota keluarga
Menurut Wolker (2002) ada tiga faktor yang dapat menyebabkan remaja menjadi stres, yaitu :
a. Faktor Psikologis, yaitu :
1) Sejarah depresi dan bunuh diri dalam keluarga
2) Penggunaan alcohol dan obat-obat dalam keluarga 3) Siksaan secara seksual dan fisik didalam keluarga
4) Penyakit yang serius yang diderita remaja atau anggota keluarga 5) Sejarah individu atau keluarga dari kelainan psikiatris seperti
kelainan makanan, skizoprenia, manik depresif, gangguan perilaku
dan kejahatan
6) Kematian salah satu anggota keluarga
7) Ketidakmampuan belajar atau ketidakmampuan mental atau fisik 8) Perceraian orang tua
9) Konflik dalam keluarga b. Faktor Kepribadian, yaitu :
1) Tingkah laku implusive, obsesif, dan ketakutan yang tidak nyata
2) Tingkah laku agresif dan antisosal
3) Penggunaan dan ketergantungan obat terlarang
4) Hubungan sosial yang buruk dengan orang lain, menyalahkan diri
c. Faktor Psikologis dan Sosial, yaitu :
1) Kehilangan orang yang dicintai, seperti kematian teman atau
anggota keluarga, putus cinta, kepindahan teman dekat atau keluarga
2) Tidak dapat memenuhi harapan orang tua seperti kegagalan dalam
mencapai tujuan, tinggal kelas, dan penolakan sosial
3) Tidak dapat menyelesaikan konflik dengan anggota keluarga,
teman sebaya, guru, pelatih, yang dapat mengakibatkan kemarahan, frustasi dan penolakan
4) Pengalaman yang dapat membuatnya merasa rendah diri dapat
mengakibatkan remaja kehilangan arga diri atau penolakan 5) Pengalaman buruk seperti hamil atau masalah keuangan
6. Tingkat Perkembangan
Pada tingkat perkembangan tertentu terdapat jumlah dan intensitas stresor yang berbeda sehingga resiko terjadi stres pada tingkat
perkembangan akan berbeda.
Dibawah ini adalah daftar stres yang berhubungan dengan tahap
perkembangan, perkembangan pada anak sangat dipengaruhi oleh bagaimana peran orang tua sebagai lingkungan eksternal pertama bagi anak terhadap setiap tahapan pada usia perkembangan jiwanya, apakah
hingga dewasa, merupakan ciri atau karakter seseorang yang dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut (Rasmun, 2009)
Tabel 2.1 Tahap perkembangan masa anak sampai lansia
No
Tahap
Perkembangan Stresor
1. Anak Menyelesaikan konflik antara mandiri dan ketergantungan
Mulai sekolah
Membina hubungan dan menyesuaikan diri dengan teman sebaya
Koping terhadap kompetisi dengan teman 2. Remaja Menerima perubahan tubuh
Menghubungkan hubungan heteroseksual dan orang lain
Mandiri
Memilih karir untuk masa depan 3. Dewasa muda Menikah
Meninggalkan rumah
Mengelola rumah tangga sendiri Mulai bekerja
Melanjutkan pendidikan Membesarkan anak 4. Dewasa pertengahan Menerima proses menua
Mempertahankan status sosial dan standar kehidupan
Membantu remaja menjadi mandiri Menyesuaikan diri menjadi nenek/kakek
5. Dewasa tua (lansia) Menerima penurunan kemampuan dan kesehatan fisik
Menerima perubahan tempat tinggal
Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan penurunan pendapatan
Peneyesuaian diri kematian pasangan dan teman
7. Respon Individu Terhadap Stres
berbeda-beda untuk setiap orang. Respon yang berbeda tersebut dikarenakan mekanisme koping yang digunakan oleh individu degan
sumber dan kemampuan yag berbeda dan kemampuan individu dalam mengatasi stres berbeda pula, sehingga stres yang sama akan mempunyai
dampak dan reaksi yang berbeda, namun demikian gambaran dibawah ini dapat digunakan untuk menganalisa kondisi stres dengan keadaan sakit (Rasmun, 2009)
Hubungan stadium perkembangan sakit dengan stres, Potter & Perry 1989 (dalam Rasmun, 2009) telah membagi hubungan tingkat stres
dengan kejadian sakit :
Stres Ringan (tidak ada
resiko sakit)
Stres
Sedang
Primer
Stres Berat
Tanda
Klinis Gejala-gejala
nampak
Penyakit dan
tidak mampu Kematian
Sehat Sakit Meninggal
Pencegahan Primer Pelayanan dan Pengobatan
Stres Ringan : biasanya tidak merusak aspek fisiologis, sebaliknya stres sedang dan berat mempunyai resiko terjadinya penyakit, stres ringan
umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya : lupa ketiduran, kemacetan, dikritik. Situasi seperti ini biasanya berakhir dalam beberapa
menit atau beberapa jam. Situasi seperti ini nampaknya tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.
Stres Sedang : terjadi lebih lama beberapa jam sampai beberapa
hari contohnya kesepakatan yang belum sesuai, beban kerja yang berlebih, mengharapan pekerjaan baru, anggota keluarga pergi dalam waktu yang
lama, situasi seperti ini dapat bermakna bagi individu yang mempunyai faktor predisposisi suatu penyakit koroner.
Stres Berat : adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu
sampai beberapa tahun, misalnya hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik yang lama.
8. Teknik Pengukuran Tingkat Stres pada Remaja
Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya stres
tidak hanya untuk mengukur secara konvensional mengenai status emosional, secara signifikan biasanya digambarkan sebagai stres. DASS
dapat digunakan baik itu oleh kelompok individu untuk tujuan penelitian. DASS adalah kuesioner 42 item yang mencakup tiga laporan diri
skala dirancang untuk mengukur keadaan emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. Masing-masing tiga skala berisi 14 item, dibagi menjadi 3 sub-skala dari 2-5 item dengan penilaian setara konten. Skala
Depresi menilai dysphoria, putus asa, devaluasi hidup, sikap meremehkan diri, kurangnya minat/keterlibatan, anhedonia dan inersia. Skala
kecemasan menilai gairah otonom, efek otot rangka, kecemasan situasional dan subjektif pengalaman mempengaruhi cemas. Skala stres yang sensitif terhadap terhadap tingkat kronis non spesifik gairah. Ini menilai kesulitan
santai, gairah saraf, dan yang mudah marah, mudah tersinggung dan tidak sabar. Responden yang diminta untuk menggunakan 4 point
keparahan/frekuensi untuk menilai sejauh mana mereka memiliki mengalami setiap negara selama seminggu terakhir.
Skor untuk masing-masing responden selama masing-masing sub
skala, kemudian dievaluasi sesuai keparahan rating indeks dibawah ini : a. Normal : 0-14
b. Stres ringan : 15-18 c. Stres sedang : 19-25
(Lovibond & Lovibond, 2003)
Selain itu, ada juga skala-skala lain yang bisa digunakan seperti
Perceived Stres Scale (PSS) atau Profile Mood States (POMS). Alat-alat ini digunakan sebagai instrumen untuk mendeteksi stres dan tahap stres
dan bukanya sebagai alat untuk mendiagnosa (Yessy, 2012)
C. Kerangka Teori
Gambar 2.2 kerangka teori
Stres a. Haid lebih dari 15 hari
b. Suci kurang dari 15 hari
c. Usia belum mencapai 9 tahun 16 hari
d. Haid kurang dari 24 jam
Istihadhoh
Sumber stres (Stresor) : a. Kontrol
b. Prediktabilitas c. Persepsi d. Respon koping
Faktor yang dapat menyebabkan remaja menjadi stres : Faktor psikologis Faktor kepribadian
Faktor psikologis dan sosial
Faktor yang dapat mempengaruhi stres :
D. Kerangka Konsep
Gambar 2.3 kerangka konsep
E. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atau pertanyaan peneliti yang harus diuji validitasnya secara empiris. Dengan melihat
rumusan masalah yang telah dibuat, maka dapat ditetapkan hipotesis penelitian ini adalah bagaimana gambaran stres remaja putri yang mengalami istihadhoh dengan yang tidak mengalami istihadhoh di pondok pesantren
Darussalam.