• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Umi Fulanah BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Umi Fulanah BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara

alamiah. Proses ini akan membuktikan masalah fisik mental, sosial, ekonomi,

dan psikologi. Perubahan fisik akan mempengaruhi berbagai sistem tubuh,

salah satunya adalah sistem kardiovaskuler. Masalah kesehatan akibat dari

proses penuaan dan sering terjadi pada sistem kardiovaskuler yang

merupakan proses degeneratif, diantaranya yaitu penyakit hipertensi

(Herlinah, 2013).

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

banyak di Indonesia. Hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh

penderitanya melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain yang

tergolong kelas berat atau mematikan. Hipertensi yang terjadi terus-menerus

bisa memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan

penyebab utama gagal ginjal kronik (Wahdah, 2011). Seseorang dinyatakan

hipertensi bila tekanan sistolnya mencapai diatas 140 mmHg dan tekanan

diastolik diatas 90 mmHg. Faktor-faktor yang berperan penting sebagai

penyebab hipertensi antara lain perubahan gaya hidup seperti merokok,

minum alkohol, pola makan tidak seimbang dan kurangnya aktifitas fisik

(2)

Banyaknya penderita hipertensi di Indonesia diperkirakan 15 juta orang

tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol (Armilawaty et al,

2007). Data lain menunjukan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia

mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Jumlah itu

menujnukan, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Prevalensi

hipertensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari

sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi

hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor

risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial (Marliani, 2007). Penderita

hipertensi di Indonesia menunjukan 60% tatalaksana terapi menggunakan

obat-obatan, 30% menggunakan terapi herbal dan 10% terapi fisik (Kusmara,

2006).

Selain data diatas, Riset Kesehatan Dasar Nasional (2007) yang

dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI menunjukan prevalensi Nasional

Hipertensi pada penduduk umur >18 tahun adalah sebesar 29,8% (Soendoro,

2007). Penderita hipertensi di Propinsi Jawa Tengah menduduki peringkat

ketiga setelah Propinsi Riau dan Propinsi Bangka Belitung.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Purbalingga (2015), bahwa orang

yang menderita penyakit hipertensi sebanyak 893 laki-laki dan 1.311

perempuan dengan jumlah keseluruhan 2.204 orang, dalam presentase yaitu

sebanyak 2,44%. Sedangkan data dari Puskesmas Karangmoncol (2015)

sebanyak 428 penderita hipertensi atau 17,83% penderita. Data dari Desa

(3)

yang mengalami hipertensi rata-rata belum pernah menggunakan pengobatan

dengan simplisia alpukat.

Terapi hipertensi secara umum ada 2 yaitu dapat dilakukan secara

farmakologi dan non farmakologi. Penatalaksanaan non farmakologi

merupakan pengobatan tanpa obat-obatan yang diterapkan pada hipertensi,

dengan cara ini penurunan tekanan darah diupayakan melalui pencegahan

dengan menjalani pola hidup sehat. Lansia penderita hipertensi yang

mengalami obesitas maka dapat dilakukan upaya untuk menurunkan berat

badan dengan cara mengurangi makanan berlemak, penggunaan garam

berlebih, hidup dengan pola makan yang sehat, istirahat yang cukup (Susilo &

Wulandari, 2011 ; dalam Irmawati, 2013).

Salah satu terapi yang dilakukan dan terbukti dapat menurunkan

tekanan darah yaitu dengan cara terapi herbal. Berbagai macam jenis terapi

herbal yang ada simplisia alpukat terbukti dapat menurunkan tekanan darah.

Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas dan mortalitasnya yang

tinggi. Sebagian besar penyakit yang mereka derita, mereka hanya akan

mengobati apabila sudah timbul gejala seperti pusing, pandangan kabur, serta

nyeri pada tengkuk dan leher. Daun alpukat merupakan salah satu tanaman

herbal yang memiliki sifat anti hipertensi dan memiliki rasa pahit. Hasil

penelitian yang telah dilakukan Maryati et al, (2007) bahwa penapisan

fitokimia daun alpukat (Persea americana Mill) menunjukan adanya

golongan senyawa flavonoid, tannin katekat, kuinon, saponin, dan

(4)

Daun alpukat dapat dibuat berbagai macam pengobatan non

farmakologi, diantaranya yaitu dibuat simplisia alpukat. Keuntungan

simplisia alpukat yaitu mudah di dapat, bisa dikonsumsi jangka waktu yang

lama.

Menurut Margowati (2016), mengungkapkan bahwa daun alpukat

mampu menurunkan tekanan darah pada pria dan wanita. Cara menggunakan

daun alpukat sebagai terapi hipertensi yaitu cuci daun alpukat sebanyak 4-5

lembar, rebus segelas air mineral sampai mendidih kemudian masukan daun

alpukat tunggu sampai 3 menit dan direbus dengan 3 gelas air hingga tinggal

2 gelas, jika sudah tuangkan ke dalam gelas dan dikonsumsi sebanyak 2 kali

sehari.

Adanya permasalahan diatas, peneliti melakukan penelitian untuk

mengetahui efektivitas simplisia alpukat terhadap penurunan tekanan darah

pada lansia penderita hipertensi.

B. Rumusan Masalah

Tekanan darah tinggi dianggap sebagai resiko utama bagi

berkembangnya penyakit jantung dan berbagai penyakit kardiovaskuler.

Penyakit hipertensi masuk dalam urutan pertama dari semua jenis penyakit

yang tidak menular, yaitu sebanyak 428 penderita hipertensi atau 17,83%

penderita di Puskesmas Karangmoncol. Sedangkan di Desa Pekiringan lansia

yang mengalami hipertensi sekitar 45 orang. Penanganan masalah

peningkatan tekanan darah dapat dilakukan menggunakan metode

(5)

Daun alpukat merupakan salah satu tanaman yang biasa digunakan

untuk pengobatan non farmakologi dengan cara merebus daun alpukat dengan

air, kemudian daun alpukat juga dapat di inovasikan menjadi simplisia

alpukat.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dapat

dirumuskan masalah penelitian yaitu “ Adakah pengaruh simplisia alpukat

terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa

Pekiringan “.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektivitas simplisia alpukat terhadap penurunan

tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa Pekiringan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden di Desa Pekiringan.

b. Untuk mengetahui rerata tekanan darah sebelum dilakukan pemberian

simplisia alpukat.

c. Untuk mengetahui rerata tekanan darah sesudah dilakukan pemberian

simplisia alpukat.

d. Untuk mengetahui perbedaan rerata tekanan darah sebelum dan sesudah

mengkonsumsi simplisia alpukat terhadap penurunan tekanan darah

(6)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

memperdalam pengalaman penelitian tentang riset keperawatan serta

penambahan wawasan tentang terapi non farmakologi untuk menurunkan

tekanan darah dengan simplisia alpukat.

2. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pengetahuan dan bahan pertimbangan untuk memilih cara terapi herbal

dalam menurunkan tekanan darah dengan simplisia alpukat.

3. Bagi Instansi Terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi

mengenai penurunan tekanan darah khususnya di Desa Pekiringan, dan

dapat disosialisasikan sebagai terapi non farmakologi untuk menurunkan

tekanan darah.

4. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi

mahasiswa yang membutuhkan dan sebagai tambahan kepustakaan di

(7)

E. Penelitian Terkait

1. Penelitian yang dilakukan Made Pande Lilik Lestari et, al (2015) tentang

pengaruh pemberian air rebusan daun alpukat terhadap tekanan darah

pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan

menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah sistolik dan

diastolik. Desain eksperimen kuasi, pretest-posttest dengan kelompok

control yang dilaksanakan pada 30 sampel yang telah dipilih dengan

metode purposive sampling. Pengumpulan data telah dilakukan dengan

mewawancarai responden tentang karakteristik dan mengukur tekanan

darah mereka dengan spygmomanometer digital. Hasilnya adalah itu

berhasil menemukan nilai p = 0,000 pada tekanan darah sistolik dan

diastolik, itu berarti ada penurunan yang signifikan dari tekanan darah

sistolik dan diastolik responden. 15 sampel lainnya pada kelompok kontrol

memiliki nilai p = 0,027, artinya ada perbedaan pada tekanan darah sistolik

pretest dan posttest yang dipengaruhi oleh gaya hidup responden selama

penelitian. Tapi, tekanan darah diastolik memiliki nilai p = 0.571 yang

berarti tidak ada perbedaan selama pretest atau posttest dari kelompok

kontrol. Menurut percobaan Sample T-test Independent, ada nilai p =

0,000 yang berarti bahwa direbus Alpukat daun-air dipengaruhi tekanan

darah pasien hipertensi. Persamaan terletak pada tema atau variable

dependent, variabel independent dan metode penelitian. Perbedaan tempat

(8)

2. Penelitian yang dilakukan oleh Mathew Folaranmi Olaniyan (2014)

tentang Pengaruh Ekstrak Cair Pear Alpukat Daun (Persea americana)

pada Tingkat Plasma aminotransferases, Kolesterol dan Total Asam

empedu pada pasien hipertensi di Nigeria menyimpulkan terdapat

perubahan yang signifikan dalam tingkat plasma dari ALT, AST, LDL dan

total kolesterol setelah pemberian ekstrak daun alpukat. Desain penelitian

menggunakan eksperimental, pretest-posttest dengan kelompok control

yang dilaksanakan pada 50 sampel yang terdiri dari 25 perempuan dan 25

laki-laki. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan nilai rata-rata

secara signifikan lebih tinggi dari plasma total dan Low Density

Lipoprotein Kolesterol sebelum pemberian ekstrak cair daun alpukat dari

nilai yang diperoleh pasca-perlakuan dengan p <0,01. Namun ada nilai

rata-rata secara signifikan lebih rendah dari ALT plasma dan AST sebelum

pemberian ekstrak daun alpukat dari nilai yang diperoleh setelah

pemberian dengan p <0,01. Yang berarti ekstrak daun alpukat memiliki

pengaruh bagi penderita hipertensi. Persamaan terletak pada variable

independent dan desain penelitian. Perbedaan variabel dependent tempat

penelitian, waktu penelitian, sample yang diteliti.

3. Penelitian yang dilakukan Andi Setiawan (2014) tentang pengaruh

seduhan daun alpukat terhadap tekanan darah di Desa Sedati Kecamatan

Ngoro Kabupaten Mojokerto menyimpulkan bahwa adanya pengaruh daun

alpukat terhadap tekanan darah. Desain penelitian ini adalah

(9)

dengan sampel 42 responden menggunakan simple random sampling.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tekanan darah pada kelompok

perlakuan setelah pemberian seduhan daun alpukat terjadi penurunan

menjadi ringan yaitu 12 orang (57,1%), hampir setengah mengalami

penurunan menjadi sedang yaitu 6 orang (28,6%) dan sebagian kecil yang

mengalami penurunan menjadi normal yaitu 3 orang (14,3%) Sedangkan

pada kelompok kontrol tekanan darah hampir keseluruhan masih tetap

mengalami hipertensi sedang yaitu 17 orang (81,0%) dan sebagian kecil

tetap dengan hipertensi buruk yaitu 4 orang (19,0%). Hasil uji wilcoxon

signed rank test dengan bantuan SPSS Versi 16 pada kelompok perlakuan,

didapatkan p= 0,000<0,05 (α) sehingga H0 ditolak artinya ada pengaruh

pemberian seduhan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah tinggi

pada pasien hipertensi di Desa Sedati Kecamatan Ngoro Kabupaten

Mojokerto. Persamaan terletak pada tema atau variable dependent, variabel

independent dan metode penelitian. Perbedaan tempat penelitian, waktu

penelitian, sample yang diteliti dan cara perlakuan.

4. Penelitian yang dilakukan Nur Rohmah (2012) tentang pengaruh

pemberian seduhan daun alpukat terhadap perubahan tekanan darah pada

lansia hipertensi di Posyandu Lansia Dusun Jetak Mutihan Gantiwarno

Klaten menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara sesudah dan

sebelum mengkonsumsi seduhan daun alpukat. Desain penelitian yang

digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan One Group Pretest posttest.

(10)

hipertensi sebanyak 10 respondens dengan total sampling. Hasil uji

statistik dengan paired t-test menunjukkan nilai p (value) tekanan darah

sistolik sebelum dan setelah diberikan daun alpukat didapatkan p value

0.001 dan tekanan darah diastolik sebelum dan setelah diberikan daun

alpukat didapatkan p value 0.003 dengan taraf signifikasi 0,05

(p<0,05). Persamaan terletak pada variable dependent, variabel

independent dan metode penelitian. Perbedaan tempat penelitian, waktu

penelitian, sample yang diteliti dan cara perlakuan.

5. Penelitian yang dilakukan Paul Desire Djomeni Dzeuliet et, al (2014)

tentang Potensi antihipertensi dari ekstrak air yang menggabungkan daun

Persea americana Mill. (Lauraceae), batang dan daun serai (D.C) Stapf.

(Poaceae), buah-buahan dari Citrus medis L. (Rutaceae) serta madu dalam

etanol dan model eksperimental sukrosa menyimpulkan bahwa ekstrak air

yang digunakan dalam penelitian ini memiliki aktivitas antihipertensi

terhadap etanol dan sukrosa hipertensi yang diinduksi pada tikus dengan

perbaikan status biokimia dan oksidatif. Desain penelitian yang digunakan

adalah Quasi Eksperimen dengan two groups, pretest posttest. Subyek

penelitian adalah 6 tikus per kelompok. Hasil penelitian konsumsi

bersamaan etanol dan sukrosa secara signifikan (p <0,001) meningkatkan

tekanan darah dan denyut jantung dibandingkan dengan air suling

diperlakukan-tikus. Persamaan terletak pada variable independent dan

metode penelitian. Perbedaan variabel dependent, tempat penelitian, waktu

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan motorik kasar merupakan perkembangan dari kegiatan – kegiatan seperti menjangkau, merenggut, menggenggam, merangkak dan berjalan.berpindah. Pada usia 3 tahun

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK &amp; MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Penghapusan data di akhir adalah proses menghapus simpul terakhir (yang ditunjuk oleh variabel pointer Akhir), sehingga variabel pointer Akhir akan berpindah ke simpul

Emisi surat utang korporasi di pasar domestik selama Januari 2018 mencapai Rp7,67 triliun atau naik 2,84 kali dibandingkan dengan Januari 2018, berdasarkan data oleh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual dalam mengembangkan kemampuan menyimak anak usia 5- 6 tahun di TK Mutiara Hati

[r]