• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Mochamad Ikbal BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Mochamad Ikbal BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawatan kesehatan masyarakat, keluarga sebagai unit utama yang

menjadi sasaran pelayanan. Apabila salah satu di antara anggota keluarga

mempunyai masalah keperawatan atau kesehatan, maka akan mempengaruhi

anggota-anggota keluarga lain (Effendi, 2009). Salah satu penyakit yang ada

dalam keluarga yang masih banyak ditemukan adalah hipertensi. Hipertensi

masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

di Asia pada tahun 2000 tercatat 38,4 juta penderita dan diprediksi akan

menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Penderita hipertensi tidak hanya

pasien dengan usia lanjut, banyak juga penderita hipertensi yang usia

muda(Muhammadun, 2010).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2011, bahwa 50% penderita hipertensi yang di ketahui hanya 25% yang mendapat

pengobatan, dan hanya 12,5% yang di obati dengan baik (adequately treatedcases). Hipertensi menyebabkan 8 juta kematian per tahun di seluruh dunia dan 1,5 juta kematian per tahun di wilayah Asia Tenggara

(Nuarima, 2012).

Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada

umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%),

diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa

(2)

kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis

tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi, ada 0,1

persen yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah

normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7 persen. Jadi

prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8%+0,7

%)(Riskesdas. 2013).

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan

pembunuh gelap (silent killer) karena termasuk dalam penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai

peringatan bagi korbannya (Muwarni, 2011).

Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius dan cenderung

meningkat pada masa yang akan datang karena tingkat ke ganasannya yang

tinggi berupa kecacatan dan dapat menyebabkan kematian mendadak.

Kehadiran hipertensi dapat membebani perekonomian keluarga, karena biaya

pengobatannya yang mahal dan membutuhkan waktu yang panjang bahkan

sampai seumur hidup untuk penyembuhannya (Yulianti & Sitanggang, 2006).

Beberapa faktor risiko penderita hipertensi adalah keturunan, faktor usia

(lansia lebih sering terkena hipertensi), obesitas, stres lingkungan. Gaya hidup

juga mempengaruhi faktor resiko terjadinya hipertensi seperti gemar

mengkonsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi (Faqih, 2007).

Lanjut usia merupakan seseorang yang telah mencapai usia enam puluh

tahun ke atas (Bandiyah, 2009). Menua atau aging adalah suatu proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang

saling berinteraksi satu sama lain seperti menghilangnya perlahan-lahan

(3)

mempertahankan struktur, dan fungsi normalnya. Keadaan itu cenderung

berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan berbagai macam penyakit

pada lansia secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lanjut

usia (Sudiarto, 2007).

Penyakit pada usia lanjut seringkali disebabkan karena adanya penurunan

organ dan sistem pada tubuh. Hal ini dapat dilihat dari beberapa penyakit yang

menyerang pada lansia diantaranya diabetes melitus (17,4%), rematik

(39,6%), asma (32,6%) dan pada sistem kardiovaskuler yang biasanya diikuti

penyakit hipertensi (42,9%), stroke dan serangan jantung (10,7%). Hipertensi

merupakan masalah yang sering dijumpai pada lansia dan merupakan salah

satu faktor pemicu yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler

maupun penyakit syaraf lainnya. Hipertensi merupakan tekanan darah dimana

sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama

atau lebih besar dari 90 mmHg (Sudoyo dkk, 2010).

Hipertensi pada lansia disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya

gangguan pembuluh darah, elastisitas dinding aorta menurun, katub jantung

menebal dan menjadi kaku, yang kemungkinan secara bersama-sama

mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Disamping itu pada lansia juga

terjadi penurunan semua fungsi organ. Hal ini dapat memperparah kondisi

penderita sehingga dapat menimbulkan bermacam-macam komplikasi (Huda,

2013). Akibat adanya perubahan fungsi yang sangat mendasar pada proses

menua yang meliputi seluruh organ tubuh, sehingga asuhan keperawatan pada

lansia khususnya, ditekankan diproses pengkajian. Dalam melakukan

pengkajian harus dilakukan terhadap fungsi semua sistem, status gizi, dan

(4)

Masalah kesehatan lanjut usia tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui

proses kemunduran yang panjang. Ketika kemunduran fisik dan mental terjadi

secara perlahan dan bertahap dan pada waktu kompensasi terhadap penurunan

ini dapat dilakukan, dikenal sebagai “senescence”, yaitu masa proses menjadi

tua. Penyebab fisik dari kemunduran ini merupakan suatu perubahan pada

sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus, tetapi karena proses menua (Hurlock,

2008).

Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain perawatan fisik,

perawatan psikologis, perawatan sosial dan perawatan spiritual. Perawatan

lanjut usia di rumah bertujuan memberikan perawatan sebaik mungkin tanpa

mengganggu atau mengurangi kemandirian lanjut usia. Kemandirian dalam

melakukan aktivitas sehari-hari harus diupayakan, walaupun dalam beberapa

aktivitas tentu perlu dibantu (Nugroho, 2008).

Perawatan pada lansia, akan sering timbul permasalahan pada keluarga

yang tinggal bersama dengan lansia yang mengalami masalah kesehatan.

Keluarga memiliki tanggung jawab untuk merawat, namun dalam

pelaksanaannya menyebabkan beban bagi keluarga. Beban keluarga adalah

tingkat pengalaman yang tidak menyenangkan dalam keluarga sebagai efek

dari kondisi anggota keluarganya. Kondisi ini dapat menyebabkan

meningkatnya stres emosional dan ekonomi dari keluarga serta tingkat

pengalaman distress keluarga sebagai efek dari kondisi anggota keluarganya

(Fontaine, 2009).

Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

I Baturraden berupa wawancara singkat kepada 10 keluarga yang mempunyai

anggota keluarga lansia menderita hipertensi bahwa sebagian besar keluarga

(5)

sering rawat ulangakan memerlukan biaya untuk pengobatan misalnya harus

membeli obat-obatan yang diluar tanggungan biaya dari BPJS. Peneliti

menanyakan pada 4 keluarga tentang beban keluarga yang dirasakan adalah

keluarga merasakan sedih, bosan, stres dalam merawat anggota keluarga yang

menderita hipertensi karena kondisi lansia secara fisik mengalami

kemunduran. Sedangkan 6 keluarga yang lain merasa terbebani secara

finansial merawat lansia yang menderita hipertensi, dan ada diantara keluarga

yang tidak dapat lagi bekerja, sehingga dapat berpengaruh terhadap kondisi

perekonomian keluarga.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran beban keluarga

dalam merawat lanjut usia yang menderita hipertensidi Wilayah Kerja

Puskesmas I Baturraden”.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana beban keluarga dalam

merawat lanjut usia yang menderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas I

Baturraden?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui beban keluarga dalam merawat lanjut usia yang

(6)

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik beban keluarga dalam merawat lanjut

usia yang menderita hipertensi berdasarkan umur dan lama merawat

hipertensi.

b. Mendeskripsikan beban keluarga dalam merawat lanjut usia yang

menderita hipertensi berdasarkan pekerjaan responden.

c. Mendeskripsikan beban keluarga dalam merawat lanjut usia yang

menderita hipertensi berdasarkan tingkat pendapatan responden.

d. Mendeskripsikan beban keluarga dalam merawat lanjut usia yang

menderita hipertensi berdasarkan pengetahuan responden.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi institusi

pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas I Baturradendalam

meningkatkan program keperawatan keluarga khususnya tentang

keperawatan hipertensi pada lanjut usia.

2. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan keluarga dapat mengetahui atau bisa

menilai beban yang dirasakan.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data

tambahan bagi penelitian keperawatan selanjutnya yang ingin melakukan

penelitian keperawatan yang terkait dengan peran keluarga dalam

(7)

E. Penelitian Terkait

1. Widyastuti (2012), judul penelitian “Gambaran Beban Keluarga Dalam

Merawat Lansia Dengan Demensia Di Kelurahan Pancoran Mas, Depok,

Jawa Barat: Studi Fenomenologi”. Desain penelitian menggunakan

fenomenologi deskriptif dengan wawancara mendalam untuk proses

pengumpulan data. Analisa data menggunakan metode Collaizi. Hasil

penelitian ini teridentifikasi 4 tema yaitu: 1) beban fisik; 2) beban

psikologik; 3); beban ekonomi dan 4) beban sosial. Dapat disimpulkan

beban keluarga merawat lansia dengan demensia sangat beragam dan

mengakibatkan respon yang berbeda, sehingga perlu dicermati oleh

pemberi asuhan lansia.

2. Nuraenah (2012), judul penelitian “Hubungan Dukungan Keluarga dan

Beban Keluarga dalam Merawat Anggota dengan Riwayat Perilaku

Kekerasan di RS. Jiwa Islam Klender Jakarta Timur 2012”. Desain

penelitian kuantitatif berupa descriptive correlational dengan rancangan

cross sectional. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara dukungan keluarga (dukungan informasi, emosional, instrumental dan

penilaian) dan beban keluarga dalam merawat anggota dengan riwayat

perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur.

3. Mukhtaruddin (2014), judul penelitian “Gambaran Pelaksanaan Tugas

Kesehatan Keluarga yang memiliki lansia dengan Penyakit Hipertensi”.

(8)

implementasi fungsi kesehatan keluarga yang memiliki lansia wiht

hipertensi tinggi. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk pusat

layanan kesehatan masyarakat dalam rangka meningkatkan informasi

kepada masyarakat, terutama keluarga yang memiliki orang tua dengan

hipertensi.

4. Susriyanti (2014), judul penelitian “Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Perilaku Perawatan Hipertensi pada Lansia di Gamping Sleman

Yogyakarta”. Metode penelitian menggunakan desain penelitian

korelasional dan pendekatan Cross Sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dan kejadian

hipertensi pada lansia (p = 0,000, r = 0,702). Diketahuai kejadian

hipertensi pada lansia di RT 06 dan RT 07 Niten adalah sebesar 58,82%

(sebanyak 30 orang dari 51 populasi lansia). Tingkat dukungan keluarga

pada lansia di Padukuhan Karang Tengah Gamping Sleman termasuk

dalam kategori tinggi dan perilaku perawatan hipertensi yang dilakukan

lansia di Padukuhan Karang Tengah Gamping Sleman termasuk dalam

kategori cukup dan baik.

5. Mehta (2012), judul penelitian “Stress among Family Caregivers of Older

Persons in Singapore”. Metode penelitian menggunakan observasional studi. Hasil penelitian menunjukkan hubungan terbalik yang signifikan

antara tingkat stressdialami oleh pengasuh dan ADL dan ketergantungan

ADL instrumental pasien. Pengasuh menjaga pasien yang menderita

(9)

dari pada yang merawat orang dengan stroke, depresi, dan penyakit

lainnya.

6. Lai (2012), judul penelitian “Effect of Financial Costs on Caregiving

Burden of Family Caregivers of Older Adults”. Metode penelitian menggunakan observasional studi. Hasil penelitian menunjukkan ada

hubungan yang signifikan biaya keuangan yang terkait dengan pengasuhan

keluarga lansia, bahkan ketika dikendalikan untuk sebagian besar

karakteristik demografi pengasuh, dan demografi, kesehatan, dan

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

[r]

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū

informasi tentang jenis dan berbagai motif batik store nusantara, dapat melakukan pemesanan batik secara online dengan mendaftarkan data diri pelanggan dan mengisi form

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Berangkat dari masalah yang ditemukan, penulis mengadakan penelitian dengan metode studi pustaka, observasi, perancangan, instalasi, uji coba serta implementasi untuk menemukan

Fungsi speaker ini adalah mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara.proses pengubahan gelombag listrik/electromagnet menjadi gelombang suara terjadi karna