• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEGAWAI DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEGAWAI DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

 

TESIS

Diajukan oleh :

TRI OKTAVIA MARJANI

NIM 142202634

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2016

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(2)

   

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Dalam mencapai derajat Sarjana S2 / gelar Magister

pada Program Magister Manajemen

STIE WIDYA WIWAHA

Diajukan oleh :

TRI OKTAVIA MARJANI

NIM 142202634

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

2016

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

viii 

HALAM AN PERNYATAAN………... iv

KATA PENGANTAR………. v

DAFTAR ISI………... viii

DAFTAR TABEL………... xi

DAFTAR GAM BAR………... xii

DAFTAR LAM PIRAN………... xiii

ABSTRAKSI……… Xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Rumusan M asalah……… 9

C. Pertany aan Penelitian……….. 9

D. Tujuan Penelitian………. 10

E. M anfaat Penelitian………... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori……… 11

1. Pendidikan dan Pelatihan…………..…………... 11

2. Komp etensi ………...………... 15

B. Kerangka Penelitian……… 17

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(4)

ix   

C. Pop ulasi dan Samp el………... 22

1. Obyek Penelitian………. 22

2. Suby ek Penelitian……… 22

D. Instrumen Penelitian……… 23

E. Pengump ulan Data……….. 25

1. Jenis Data, Sumber Data, dan Alat Pengump ul Data……… 25

2. M etode Pengump ulan Data………... 26

F. M etode Analisis Data……… 28

G. M atrik SWOT……… 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN……... 35

A. Gambaran Lokasi Penelitian……… 35

B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bap p eda Kota Yogy akarta……….. 35

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan……… 41

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

xi   

Tabel 4.2 M atrik Faktor Strategi Eksternal Imp lementasi Diklat dalam Peningkatan Kualitas PNS Bap p eda

Kota Yogyakarta………. 56 Tabel 4.3 M atrik Faktor Strategi Internal Imp lementasi

Diklat dalam Peningkatan Kualitas PNS Bap p eda

Kota Yogyakarta……….. 57 Tabel 4.4 M atrik SWOT Pengembangan SDM Ap aratur

Bapp eda Kota Yogy akarta………. 59 Tabel 4.5 Jumlah PNS Bap peda Kota Yogyakarta yang

telah mengikuti Diklat Tahun 2015 – 2016……… 66

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(7)

xii 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

xiii   

Lamp iran 3 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan

Lamp iran 4 Peraturan Daerah Kota Yogy akarta Nomor 9 Tahun 2008 tentang

Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah

Lamp iran 5 Peraturan Walikota Yogy akarta Nomor 9 Tahun 2010

Tentang Fungsi, Rincian Tugas dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogy akarta

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

xiv  tawaran dan kesemp atan y ang diberikan oleh instansi p enyelenggara atau Badan Kepegawaian Daerah serta belum mendasarkan p ada p erencanaan kebutuhan diklat.

Pokok p ermasalahan y ang dijadikan fokus dalam p enelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah implementasi p endidikan dan p elatihan Pegawai Negeri Sipil p ada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogy akarta dalam meningkatkan komp etensi PNS ?; (2) Bagaimanakah peningkatan komp etensi PNS Bap p eda Kota Yogy akarta setelah p engembangan kompetensi melalui Diklat ?

Penelitian ini menggunakan metode p enelitian deskriptif kualitatif. Pengump ulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, dengan p enentuan informan y ang dip ilih dari internal Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogy akarta y aitu Pejabat dan PNS di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogy akarta dan eksternal y aitu Pejabat dan PNS Bidang Diklat Badan Kep egawaian Daerah Kota Yogy akarta; Data kualitatif yang dikump ulkan, didukung dengan analisis deskrip tif selanjutnya diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data SWOT.

Hasil y ang dip eroleh dalam penelitian ini adalah: Secara umum dap at dikatakan bahwa Imp lementasi pendidikan dan p elatihan Pegawai Negeri Sipil p ada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogy akarta sudah dilaksanakan dengan baik berdasarkan p ermintaan dari instansi peny elenggara diklat, bersifat teknis y aitu berkaitan langsung dengan tugas pokok pekerjaan y ang dilakukan oleh PNS y ang bersangkutan sehari-hari dan belum berdasarkan p ada p erencanaan kebutuhan diklat. Identifikasi strategi dalam p eningkatan komp etensi PNS Bap p eda di antaranya melalui (1) Pemberian kesemp atan PNS untuk meningkatkan kualitas PNS melalui p engiriman PNS dalam diklat gelar maupun non gelar, (2) Penyusunan rencana Pengembangan Komp etensi PNS, (3) Pemilihan Peserta Diklat y ang berkomp eten dan selektif, serta (4) Pemanfaatan PNS pasca Diklat.

Kata kunci: Pendidikan dan Pelatihan, Pegawai Negeri Sipil

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(10)

xv   

agency or the organizer or the Regional Personnel Board, and not based on training needs p lanning.

The subject matter which is being focused on in this study were: (1) How is the imp lementation of the education and training of Civil Servants at the Regional Develop ment Planning Board of Yogyakarta in enhancing the competence of civil servants?; (2) How was the imp rovement of the comp etence of civil servants of Regional Develop ment Planning Board of Yogyakarta City after following Education and Training.

This study used the descrip tive qualitative research methodology . Informants were chosen such as Civil Servants in Regional Develop ment Planning Board and Regional Personnel Board of Yogyakarta City . Data were collected using observation, interview, and documentation technique. Qualitative data were collected then sup ported by descrip tive analy sis subsequently which were p rocessed and analy zed using SWOT data analysis techniques.

The interesting finding are: (1) In general it can be said that the implementation of the education and training of Civil Servants in the Regional Planning Board of Yogy akarta has been imp lemented well, even it is only based on offering of agencies organizing training, which substantively related to the main tasks of the work done by civil servants and not yet based on the p lanning of training needs. Identification of strategies to increase the comp etence of civil servants BAPPEDA through (1) sending civil servants to get opp ortunities enhancing his/ her comp etencies through education and training such formal education which has a degree or without degree education and training, (2) formulating the comp etency develop ment p lanning; (3) Selecting the candidate of the education and training objectively based on his comp etency and (4) , utilizing post-training civil servants.

Keywords: Education and Training, Civil Servants

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini membawa

perubahan yang sangat pesat dalam segala bidang. Perubahan yang terjadi ini, ada

yang membawa dampak positif dan ada juga yang membawa dampak negatif bagi

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu perubahan yang terjadi

akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan adalah perubahan dalam pengembangan

sumber daya manusia.

Pengembangan sumber daya manusia menempati prioritas utama dalam

mencapai tujuan organisasi. Banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan

membutuhkan sumber daya manusia berkualitas yang memiliki pola pikir global,

dan belajar serta membina diri sehingga dapat bekerja dalam kelompok secara

efektif. Pada dasarnya untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

dalam suatu organisasi diperlukan peranan pimpinan dalam mengembangkan

potensi-potensi yang ada pada karyawannya, seperti pelaksanaan kegiatan

pengembangan karyawan yang bertujuan untuk memperbaiki produktifitas kerja

karyawan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam suatu lembaga baik itu dalam perkantoran, perusahaan ataupun

organisasi untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai haruslah mempunyai dan memiliki sumber daya manusia yang

mampu mengemban tugas pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai dengan jenis

pekerjaannya. Berhasil atau tidaknya suatu bidang usaha tidak terlepas dari peran

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

serta karyawan atau pegawai yang ditunjuk untuk menjalankan pekerjaan itu

sendiri, apabila karyawan atau pegawai tersebut mempunyai keterampilan dan

keahlian yang cukup memadai maka tingkat keberhasilannya akan lebih tinggi.

Pegawai atau karyawan merupakan sumber daya yang dimiliki organisasi,

mereka harus dipekerjakan secara efektif, dan efisien. Dalam perkembangannya,

organisasi akan menghadapi permasalahan tenaga kerja yang semakin kompleks.

Oleh karenanya pengelolaan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia ( SDM )

harus dilakukan secara professional oleh organisasi itu sendiri.

Sehubungan dengan perlu adanya kualitas Sumber Daya M anusia dalam

penyelenggaraan Pemerintahan yang baik, terlebih lagi semangat Undang –

undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara sangat berbeda

dengan Undang-undang kepegawaian sebelumnya dimana Pengembangan

Kompetensi merupakan hak PNS, sehingga tuntutan terhadap peningkatan

kualitas PNS melalui Diklat semestinya sangat mungkin untuk direalisasikan.

Dalam suatu organisasi, pengembangan Sumber Daya M anusia (SDM )

merupakan prioritas utama yang harus diperhatikan oleh pimpinan, karenanya

kualitas SDM dari setiap personil/pegawai mempunyai hubungan yang signifikan

terhadap pencapaian tujuan organisasi. M aka pegawai dituntut untuk mempunyai

skill, knowledge, ability, (keterampilan, Pengetahuan, dan Kemampuan) serta

dedikasi terhadap pekerjaan yang baik harus dapat diwujudkan.

Dalam konteks pengembangan karir pegawai negeri sipil, unsur–unsur

diatas merupakan esensi dari tujuan pengembangan karir pegawai itu sendiri.

Pengembangan karir pegawai menyandang dua kepentingan, yakni : kepentingnan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

organisasi dan kepentingan pegawai. Dari segi kepentingan organisasi rencana

pengembangan karir menunjukkan adanya kaderisasi dalam kerangka

mempersiapkan pegawai – pegawai yang bermutu disetiap tingkat jabatan.

Sebaliknya dari segi kepentingan pegawai pengembangan karir menunjukkan

adanya kepastian hari depan yang dapat menggugah semangat pengabdiannya dan

prestasi kerja.

Secara Global permasalahan PNS dalam birokrasi pemerintah adalah

berkenaan dengan SDM .SDM yang dimaksud adalah pegawai negeri sipil yang

ditempatkan dan bekerja dilingkungan birokrasi, untuk menjalankan fungsi dan

tugas pokok yang telah ditetapkan.Permasalahan tersebut antara lain, besarnya

jumlah PNS, rendahnya kualitas dan ketidaksesuaian kompetensi yang dimiliki,

kesalahan penempatan dan ketidak jelasan jalur karier yang dapat ditempuh.

Berkenaan dengan permasalahan tersebut muncul pertanyaaan awal yang harus

dijawab oleh pemerintah terkait, permasalahan manakah yang harus diatasi dan

menjadi prioritas, sesungguhnya permasalahan tersebut sebaiknya mendapat

respon secara menyeluruh, dan tidak diselesaikan secara partial, karena

permasalahan tersebut saling terkait antara satu dengan yang lainnya.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Kota Yogyakarta

mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam menyelenggarakan

Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan dibidang perencanaan dan

statistik. Adapun tugas pokok Bappeda Kota Yogyakarta antara lain :

1. M erumuskan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

2. M enyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),

Rencana Pembangunan Jangka M enengah Daerah (RPJM D) dan Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

3. M ensinkronkan Rencana Program Kegiatan Pembangunan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) dibawah koordinasi Sekretaris Daerah Kota

Yogyakarta

4. M engkoordinasikan tugas Pemerintahan dalam bidang penyusunan Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Yogyakarta.

5. M elakukan koordinasi penyusunan Rencana Pembangunan Ekonomi, Sosial

Budaya, Sarana dan Prasarana dalam rangka pengembangan wilayah dengan

instansi terkait.

6. M enyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

7. M elakukan Penyusunan Rencana Aanggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (RAPBD) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)

dibawah koordinasi Sekretaris Daerah.

8. M elakukan Pengumpulan dan Analisa data untuk keperluan perencanaan

Pembangunan Daerah.

9. M elakukan pengendalian pelaksanaan pembangunan daerah dan melakukan

evaluasi rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) sebagai bahan penyusunan Rencana

Pembangunan Daerah untuk periode berikutnya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

10. M elakukan pengelolaan administrasi umum yang meliputi ketatalaksanaan

kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan Organisasi.

11. M elakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai

dengan bidang tugasnya.

Pada hakikatnya peranan pendidikan dan latihan ini sangat diperlukan selain

meningkatkan mutu sumber daya pegawai itu sendiri disamping itu juga sangat

berpengaruh terhadap pengembangan karir pegawai tersebut.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta (kondisi bulan April

2016) memiliki jumlah Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) sebanyak 45 orang, dengan

4 Bidang dan 1 Sekretariat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

Tabel 1.1 : Daftar Tingkat Pendidikan Pegawai di BAPPEDA Kota Yogyakarta

No. Jenis Jabatan Jumlah Pegawai

Tingkat Pendidikan

S 2 S 1 D3 S LTA S LTP SD Jumlah

1. Jabatan Pimpinan Tinggi (Eselon II)

S umber: Bappeda Kota Yogyakarta, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pegawai pada Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta yaitu berjumlah 45 orang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

yang terbagi atas 4 tingkatan pendidikan yang terdiri dari tingkat pendidikan S2

berjumlah 10 orang, tingkat pendidikan S1 berjumlah 23 orang, tingkat

pendidikan D3 berjumlah 4 orang, dan tingkat pendidikan SLTA berjumlah 8

orang. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan terbanyak pada S1 yaitu

berjumlah 23 orang, namun tingkatan pendidikan yang lain tidak begitu saja kita

lupakan agar pelaksanaan pengembangan karir dapat berjalan dengan baik dan

optimal. Sumber : Bappeda Kota Yogyakarta.

Dari gambaran data pendidikan PNS Bappeda Kota Yogyakarta tersebut di

atas, walaupun kesenjangan syarat jabatan pendidikan tidak tergambar (karena

sebagian besar sudah S.1) namun demikian dengan tuntutan globalisasi dan

perkembangan teknologi serta perkembangan lingkungan eksternal tentunya

diperlukan penguatan kapasitas melalui pengiriman PNS dalam diklat formal

(diklat gelar) untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dari latar belakang

pendidikan yang dimiliki. Terlebih lagi terbuka kesempatan bagi PNS untuk

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi mengingat banyaknya tawaran dan

kesempatan mendapatkan beasiswa (tugas belajar) baik dari Pemerintah Pusat

seperti Pusbindiklatren Bappenas, dan Kementerian lainnya serta Pemerintah Luar

Negeri (Jepang, Australia, Belanda, Inggris, AS dan sebagainya).

Disamping itu untuk melaksanakan ketugasan dan fungsinya tentunya

Bappeda Kota Yogyakarta tidak hanya dibutuhkan syarat pendidikan saja namun

juga syarat diklat kepemimpinan dan diklat teknis yang dibutuhkan setiap jenis

dan jenjang jabatan sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan yang diampu PNS.

Oleh karenanya pemberian kesempatan dan pengiriman PNS untuk mengikuti

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(17)

diklat yang dipersyaratkan setiap jabatan menjadi satu hal yang tidak bisa

dikesampingkan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 tentang

Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pasal 27 disebutkan bahwa:

“Pejabat Pembina Kepegawaian melakukan : a. Identifikasi kebutuhan diklat

untuk menentukan jenis diklat dengan kebutuhan instansinya; b. Evaluasi

penyelenggaraan dan kesesuaian diklat dengan kompetensi jabatan serta

melaporkan hasilnya kepada Instansi Pembina”.

Hal ini senada dengan teori Gomes (2003: 204), terdapat tiga tahap utama dalam

program pelatihan, yaitu:

 Penentuan kebutuhan pelatihan, tujuan tahap ini adalah mengumpulkan

sebanyak mungkin informasi guna mengetahui dan menentukan apakah

pelatihan perlu diadakan atau tidak.

 Desain program pelatihan, bertujuan untuk menentukan ruang lingkup

pelatihan dan metode yang tepat dalam pemberian pelatihan.

 Evaluasi program pelatihan, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah

pelatihan yang diadakan efektif di dalam mencapai sasaran-sasaran yang

telah ditetapkan.

Berdasarkan normatif maupun teoritis dapat dilihat bahwa program diklat

harus didasarkan perencanaan yang matang berdasarkan kebutuhan organisasi

sehingga diharapkan:

1. Dapat diketahui diklat apa yang dibutuhkan pada organisasi dalam satu

tahun anggaran.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

2. Diharapkan terdapat adanya “link and match” antara jumlah “jabatan” yang

ada dengan output diklat.

Dalam impelementasi diklat di Bappeda Kota Yogyakarta sangat tergantung

pada tawaran dan kesempatan yang diberikan oleh instansi penyelenggara diklat

dan itupun masih harus mendapatkan persetujuan dari Badan Kepegawaian

Daerah Kota Yogyakarta, sehingga masih banyak diklat yang dikirimkan kadang

tidak sesuai dengan kebutuhan Bappeda karena hanya berdasarkan tawaran dan

kesempatan yang diberikan saja. Hal ini terdapat suatu permasalahan, karena

terdapat kesenjangan dengan hal yang diharapkan yaitu:

1. Bahwa suatu implementasi program diklat hendaknya didasarkan pada

kebutuhan instansi.

2. Terdapat adanya “link and match”, antara jumlah “jabatan” yang ada

dengan output diklat.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam implementasi program diklat di

Bappeda Kota Yogyakarta masih belum mendasarkan pada kebutuhan dan belum

adanya link and match antara PNS yang dikirimkan dengan syarat atau kebutuhan

kompetensi yang disyaratan dalam jabatan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, menurut penulis ada beberapa alasan penting

yang menjadikan penelitian ini perlu dilakukan antara lain:

1. Dalam suatu organisasi peranan diklat adalah sangat penting karena adanya

diklat yang baik diharapkan akan meningkatkan kualitas sumber daya

manusia dan menghasilkan orang-orang dengan beragam spesifikasi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

keahlian yang dibutuhkan organisasi dan hasil akhirnya akan menunjang

keberhasilan dari tujuan organisasi.

2. Pengembangan kompetensi melalui diklat menurut UU Nomor 5 Tahun

2014 bukan lagi sebagai bentuk penghargaan bagi PNS namun merupakan

hak, yang tentunya mengandung arti bahwa setiap PNS berhak untuk

mendapatkan kesempatan dalam pengembangan kompetensi melalui diklat.

3. Implementasi diklat seharusnya dilakukan dengan suatu perencanaan yang

matang berdasarkan pada analisa kebutuhan diklat maupun hasil evaluasi

penyelenggaraan diklat.

4. Penelitian berkenaan dengan implementasi diklat pada suatu instansi teknis

masih kurang, menurut penelitian sejenis hanya banyak dilakukan di Badan

Kepegawaian Daerah dan atau Badan Diklat saja.

B. PERUMUS AN MAS ALAH

Dalam Pengiriman diklat PNS di Badan Perencanaan Pembangunan Kota

Yogyakarta masih hanya berdasarkan tawaran dan kesempatan yang diberikan

oleh instansi penyelenggara atau Badan Kepegawaian Daerah serta belum

mendasarkan pada perencanaan kebutuhan diklat.

C. PERTANYAAN PENELITIAN

1. Bagaimanakah implementasi pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri

Sipil di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta untuk

meningkatkan kompetensi PNS ?.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

2. Bagaimanakah kompetensi PNS Bappeda Kota Yogyakarta setelah

mengembangkan kompetensi melalui diklat ?

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri

Sipil di Badan Perencanaan Pembanguan Daerah Kota Yogyakarta untuk

meningkatkan kompetensi PNS.

2. Untuk mengetahui peningkatan kompetensi PNS Bappeda Kota Yogyakarta

setelah mengembangkan kompetensi melalui diklat.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Sebagai bahan masukan dan informasi pengembangan ilmu khususnya bagi

pihak – pihak yang memerlukan pemahaman sebagai landasan dalam hal

pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pegawai.

2. Bagi peneliti, penelitian ini berguna bagi penerapan ilmu pengetahuan yang

telah diperoleh selama dibangku perkuliahan dan aplikasinya dilapangan.

3. Dapat menjadi sumber informasi bagi pengembangan penelitian lanjutan.

             

   

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

BAB II

LANDAS AN TEORI

A. LANDAS AN TEORI

1. Pendidikan dan Pelatihan

M enurut Soekidjo Notoadmodjo (1992:27) mengatakan bahwa

pendidikan (formal) di dalam suatu organisasi merupakan suatu proses

pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi bersangkutan.

Sedangkan pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang

tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan khusus seseorang

atau sekelompok orang.

Pendidikan dan pelatihan pegawai adalah suatu bagian yang tidak

terpisahkan didalam pengembangan sumber daya manusia secara komperehensif,

dimana M artoyo Susilo (1999:341) berpendapat pendidikan adalah proses

pemberian tambahan pengetahuan yang dilakukan oleh sebuah organisasi

terhadap pegawainya. Sedangkan pelatihan merupakan suatu proses pendidikan

yang diarahkan kepada nilai-nilai keterampilan dan keahlian pegawai sesuai

dengan jabatan atau pekerjaan yang diemban pegawai tersebut.

Sondang P. Siagian (1983:180) memberikan pengertian terhadap kedua

istilah itu : Pendidikan adalah keseluruhan proses, teknik dan metode mengajar

dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang

yang lain dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan pelatihan

adalah juga proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik dan metode

tertentu.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

Pendidikan dan pelatihan dipandang sebagai bentuk investasi jangka

panjang bagi setiap organisasi, oleh karenannya setiap organisasi yang

berkembang melakukan atau memfasilitasi proses pendidikan dan pelatihan bagi

pegawainya dengan memberikan perhatian yang sangat besar terhadap proses

tersebut. Sehingga meningkatnya kemampuan atau keterampilan para pegawai,

maka secara otomatis akan meningkat pula kinerja para pegawainya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000 tentang Pendidikan

dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, maka pendidikan dan pelatihan atau

yang disebut dengan diklat bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap

untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesioanal dengan

dilandasi kepribadian dan etika pegawai negeri sipil sesuai dengan

kebutuhan instansi.

2. M enciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan

perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

3. M emantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada

pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat.

M enurut Smith (2000:2) training is a planned process to modify attitude,

knowledge, skill behavior through learning experience to achieve effective

performance in activity or range of activities. Pelatihan adalah proses terencana

untuk mengubah sikap/prilaku, pengetahuan dan keterampilan melalui

pengalaman belajar untuk mencapai kinerja yang efektif dalam sebuah kegiatan

atau sejumlah kegiatan. Simanjuntak (1985:58) pelatihan dimaksudkan untuk

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

meningkatkan keterampilan pegawai baik secara horizontal maupun vertical.

Secara horizontal berarti memperluas keterampilan jenis pekerjaan yang

diketahui, sedangkan vertical memperdalam satu bidang tertentu.

Pendidikan dan pelatihan pegawai memberi kontribusi pada peningkatan

produktivitas, efektitas dan efisiensi organisasi. Pendidikan dan pelatihan bagi

pegawai harus diberikan secara berkala agar setiap pegawai terpelihara

kompetensinya untuk peningkatan kinerja organisasi. Oleh karena ini program

pelatihan harus mendapat perhatian melalui perencanaan kebutuhan diklat bagi

pegawai setiap pegawai. Rivai (2009:213) menyatakan pelatihan biasanya

terfokus usaha peningkatan kinerja pegawai melalui penyediaan pembelajaran

keahlian-keahlian khusus atau membantu mereka mengoreksi kelemahan–

kelemahan dalam kinerja mereka. Dalam pelatihan diberikan instruksi untuk

mengembangkan keahlian yang dapat langsung terpakai pada pekerjaan. M elalui

pelatihan dilakukan segenap upaya dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai

pada pekerjaaan yang didudukinya sekarang. Pelatihan diarahkan untuk

meningkatkan kompetensi pegawai dalam melaksanakan tugas mereka saat ini

secara lebih baik. Thoha (2005) mengemukakan:

“Dasar pertimbangan instansi dalam melaksanakan diklat untuk para pegawainya adalah pembinaan dan pengembangan karir pegawai yang bersangkutan, kepentingan promosi, tersedianya anggaran dan syarat-syarat pegawai yang mengikuti diklat. Untuk pemilihan pegawai yang diikutsertakan dalam diklat didasarkan pada kebutuhan organisasi, alasan peningkatan kinerja, kemampuan dan keterampilan pegawai, kepangkatan…”

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

Schuler dan Jackson (1997:325) pelatihan dimaksudkan untuk

menghilangkan kekurangan baik yang ada sekarang maupun yang akan datang

yang meyebabkan pegawai bekerja dibawah standar yang diinginkan. Pendidikan

dan pelatihan mempunyai fokus peningkatan kompetensi pegawai berupa keahlian

yang bakal memberikan manfaat bagi organisasi secara cepat. M anfaat-manfaat

pendidikan dan pelatihan bagi organisasi pada umumnya dapat dirasakan dengan

segera setelah pegawai terbut kembali bertugas.

Donalson dan Scannnel (1993) menyatakan bahwa pelatihan efektif bukan

sekedar mengatakan atau menunjukkan kepada seseorang bagaimana melakukan

sebuah tugas tetapi upaya untuk mentransfer keterampilan dan pengetahuan

sehingga peserta pelatihan menerima dan melakukan latihan tersebut pada saat

melakukan pekerjaannya. Pelatihan harus mempelajari keterampilan atau

teknik-teknik khusus yang dapat didemonstrasikan dan diobservasi di tempat tugasnya.

Penekanan pelatihan adalah pada peningkatan kemampuan dalam melaksanakan

tugas saat ini.

Tanggung jawab pendidikan dan pelatihan dalam organisasi berada pada

seluruh komponen organisasi pimpinan organisasi memiliki tanggung jawab atas

penyampaian-penyampaian kebijakan umum dan prosedur-prosedur yang

dibutuhkan dalam menerapkan program-program pelatihan, melakukan

pengendalian administrative terhadap pelaksanaan program pelatihan. Bagian

kepegawaian atau personalia pada intinya memberikan dukungan staf. Bagian ini

membantu manajemen lini dalam pelatihan dan pengembangan dengan

menyediakan sumber daya dalam program pelatihan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

2. Kompetensi

Salah satu bentuk program peningkatan kompetensi pegawai dilakukan

melalui program pendidikan dan pelatihan.

Kompetensi menurut Spencer Dan Spencer dalam Palan (2007) adalah sebagai

karakteristik dasar yang dimiliki oleh seorang individu yang berhubungan secara

kausal dalam memenuhi kriteria yang diperlukan dalam menduduki suatu jabatan.

Kompetensi terdiri dari 5 tipe karakteristik, yaitu motif (kemauan konsisten

sekaligus menjadi sebab dari tindakan), faktor bawaan (karakter dan respon yang

konsisten), konsep diri (gambaran diri), pengetahuan (informasi dalam bidang

tertentu) dan keterampilan (kemampuan untuk melaksanakan tugas).

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

mengatur tentang pengembangan kompetensi pegawai melalui pendidikan dan

pelatihan. Pada pasal 70 disebutkan bahwa setiap pegawai Aparatur Sipil Negara

(ASN) memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.

Pengembangan kompetensi tersebut diantaranya melalui pendidikan dan

pelatihan. Pada masa orientasi atau percobaan Pegawai Negeri Sipil, proses

pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral dan

kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter

kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat

profesionalisme serta kompetensi bidang. Untuk mengembangan kompetensi ASN

setiap instansi pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi

dalam rencana kerja anggaran tahunan dalam rangka pengembangan karir

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

khususnya PNS. Pengembangan karier PNS nantinya harus mempertimbangkan

kompetensi:

1. Kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan,

pelatihan teknis fungsional dan pengalaman bekerja sebcara teknis.

2. Kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan

struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpianan.

3. Kompetensi social cultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan

dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga

memiliki wawasan kebangsaan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

B. KERANGKA PENELITIAN

Gambar I.1 Kerangka Penelitian

     

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan/Desain Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan data tentang bagaimana

implementasi diklat untuk meningkatkan kompetensi PNS di Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta. Data yang diungkap sesuai dengan

temuan yang ada di lapangan dengan masalah dan tujuan dari penelitian ini. Hal

ini sesuai pendapat Sekaran dalam Raco (2010:5) menjelaskan bahwa “Penelitian

adalah suatu kegiatan yang terorganisir, sistematis, berdasarkan data, dilakukan

secara kritis, objektif, ilmiah untuk mendapatkan jawaban atau pemahaman yang

lebih mendalam atas suatu masalah”.

Definisi metodologi penelitian menurut J. R. Raco (2010:5) adalah sebagai

berikut:

M etodologi penelitian adalah kegiatan ilmiah yang terencana, terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan tertentu baik praktis maupun teoritis, dikatakan sebagai kegiatan ilmiah karena penelitian dengan aspek ilmu pengetahuan dan teori, terencana karena penelitian harus direncanakan dengan memperhatikan waktu, dana dan aksesibilitas terhadap tempat dan data.

Berdasarkan kecenderungan yang didapat dari studi di lapangan dan

kesesuaian dengan tujuan penelitian, maka metode yang tepat digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif. M etode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah meode deskriptif yang berusaha memberikan dengan sistematis dan

cermat fakta-fakta aktual.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

Peneliti menggunakan metode deskriptif karena dalam penelitian ini peneliti

ingin mengetahui gambaran secara khusus mengenai implementasi pendidikan

dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi PNS. Oleh karena itu, peneliti

berupaya menggali informasi berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada dengan

berinteraksi langsung dengan sasaran penelitian.

Arikunto (2010:3) mengemukakan bahwa: “metode deskriptif adalah

metode yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,

kegiatan, dan lain-lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan

penelitian”.

Dalam penelitian deskriptif biasanya hanya melibatkan variabel tunggal,

tidak mengungkapkan hubungan antar variabel. Sehingga penelitian deskriptif

tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Sementara Jalaludin Rakhmat dikutip

M ukhlis (2001:42) menambahkan bahwa penelitian deskriptif tidak mencari atau

menguji hipotesis atau membuat prediksi. Ciri yang sangat menonjol dalam

penelitian ini adalah titik berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis

setting) dimana peneliti terjun ke lapangan dan tidak berusaha untuk

memanipulasi variabel. Peneliti bertindak sebagai pengamat dan hanya membuat

kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasinya.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Fokusnya adalah

penggambaran secara menyeluruh tentang implementasi pendidikan dan pelatihan

untuk meningkatkan kompetensi PNS di Badan Perencanaan dan Pembangunan

Daerah Kota Yogyakarta. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor

(1975) dalam M oleong (2002:3) yang menyatakan metodologi kualitatif sebagai

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini disebut

penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan

perhitungan.

B. Definisi Konsep dan Operasional

1. Defenisi Konsep

Konsep menurut (Singarimbun,1995:33) adalah merupakan defenisi

yang digunakan untuk menggambarkan secar aabstrak kejadian, keadaan

atau kelompok dalam individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

M elalui konsep penelit i diharapkan akan dapat menyederhanakan

pemikirannya dengan menggunakan satu ist ilah untuk beberapa kejadian

(events) yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Untuk mendapatkan

batasan yang jelas dari variable yang akan ditelit i, maka penulis

mengungkapkan defenisi konsep sebagai berikut:

1.1. Pendidikan dan Pelatihan

Adalah proses perencanaan dan pengiriman PNS dalam pendidikan

dan pelatihan yang merupakan usaha sadar dan terencana, yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan,

keterampilan serta keahlian baik yang diselenggarakan di dalam

maupun di luar organisasi.

1.2. Kompetensi PNS

Adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh PNS, berupa

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam

pelaksanaan tugas jabatannya.

2. Defenisi Operasional

Berdasarkan pendapat Singarimbun (1995:46) definisi operasional

adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur

suatu variabel. Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang

sudah dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan

operasionalisasi dari suatu penelitian. Definisi operasional dalam penelitian

adalah:

2.1. Pendidikan dan Pelatihan

a. Pemberian Kesempatan pengembangan kompetensi PNS ASN

melalui pelatihan, seminar, kursus dan penataran.

b. Ketersediaan rencana pengembangan kompetensi atau diklat

tahunan.

c. M ekanisme pengiriman diklat:

1) Berdasarkan tawaran diklat.

2) Kesesuaian dengan perencanaan kebutuhan diklat lembaga.

3) Proporsional dalam pengiriman diklat.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

22   

dengan Renstra Kota Yogy akarta.

e. Penday agunaan PNS p asca diklat

1) M anfaat diklat bagi p eserta

2) M anfaat diklat bagi organisasi

2.2. Peningkatan Kompetensi PNS

a. Kesesuaian p engetahuan p egawai terhadap p ekerjaan

b. Kesesuaian keteramp ilan p egawai terhadap pekerjaa

c. Kemampuan memahami tanggung jawab p ekerjaannya

d. Adany a p eningkatan performance/kinerja

C. Populasi dan S ampel

1. Obyek Penelitian

Oby ek dalam p enelitian ini adalah imp lementasi p endidikan dan pelatihan

untuk meningkatkan kompetensi PNS di Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kota Yogy akarta.

2. S ubyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kota Yogy akarta. M enurut Djam’an Satori dan Aan Komariah (2012: 45)

bahwa: “p ada p enelitian kualitatif konsep p op ulasi dan samp el disebut sebagai

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(33)

23   

ap a dan siapa y ang diteliti.

Samp el dalam p enelitian kualitatif bukan dinamakan resp onden, tetapi

narasumber, atau p artisipan, informan, teman, guru atau konsultan dalam

p enelitian (Djam’an dan Aan Komariah, 2012:48). Sampel dalam p enelitian ini

ditentukan dengan menggunakan teknik p urp osive sampling. Menurut

Sugiyono (2013:218-219) purposive sampling adalah teknik p engambilan

sampel sumber data dengan p ertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini,

misalny a orang tersebut yang dianggap p aling tahu tentang ap a y ang kita

harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan

p eneliti menjelajahi oby ek atau situasi sosial y ang diteliti.

Dalam p enelitian ini p eneliti memilih beberap a informan antara lain:

1. Pejabat di Badan Kep egawaian Daerah Kota Yogy akarta;

2. Pejabat dan PNS di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kota Yogy akarta.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat ukur dalam p enelitian kualitatif, p eneliti akan lebih bany ak

menjadi instrument karena dalam p enelitian kualitatif p eneliti merup akan key

instrumen. Penelitian menggunakan p edoman wawancara dengan p ertany aan terbuka

sebagai alat bantu p enelitian, sedangkan untuk memandu dalam wawancara, p eneliti

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

24   

Panduan ini untuk memudahkan p eneliti dalam mengarahkan p embicaraan atau

wawancara. Namun demikian, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa wawancara

tersebut semakin berkembang sesuai kondisi di lap angan sep erti bola salju ( snow ball

). Alat bantu y ang digunakan dalam metode wawancara ini adalah recorder / camera

dan catatan –catatan wawancara.

Validitas adalah suatu ukuran y ang menunjukkan tingkat– tingkat kevaliditasan

atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid ap abila mamp u

mengukur ap a y ang diinginkan, dap at mengungkap data dan variabel y ang diteliti

secara tep at (Arikunto, 2000).

Validitas data dalam p enelitian ini menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah

teknik p emeriksaan data y ang memanfaatkan sesuatu y ang lain diluar data ini

(Moleong 2000:178). Proses p emeriksaan data dalam p enelitian ini dilakukan dengan

mengecek dan membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi

dan data p elengkap lainnya.

M enurut Patton dalam Moleong, triangulasi dengan sumber dap at ditemp uh

dengan jalan sebagai berikut:

1. M embandingkan data hasil p engamatan dengan data hasil wawancara;

2. M embandingkan dengan ap a y ang dikatakan orang didep an umum dengan ap a

y ang dikatakan secara p ribadi;

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

25   

sepanjang waktu;

4. M embandingkan keadaan dan p ersp ektif seseorang dengan berbagai

p andangan orang sep erti orang y ang berpendidikan;

5. M embandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

(Moleong, 2000:178).

E. Pengumpulan data

1. Jenis Data, S umber Data, dan Alat Pengumpul Data

a. Data Primer

Data primer menurut Umi Narimawati (2008: 98) y aitu data y ang berasal

dari sumber asli atau p ertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkomp ilasi

ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau

informan, yaitu orang y ang dijadikan oby ek atau orang y ang kita jadikan

sebagai sarana mendap atkan informasi ataup un data.

Data primer dalam penelitian ini dikump ulkan melalui metode wawancara

dan observasi. Wawancara dilakukan dengan mendalam atas dasar p ertany aan

y ang telah dibuat dengan mempertimbangkan kelay akan orang y ang akan

diwawancarai (informan). Observasi dilakukan peneliti selama 3 (tiga) minggu

untuk mengamati imp lementasi p endidikan dan pelatihan untuk meningkatkan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

26   

Yogyakarta.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data y ang tidak langsung

memberikan data kep ada pengump ul data. Data sekunder ini merup akan data

y ang sifatnya mendukung kep erluan data p rimer sep erti: buku-buku, literature,

dan bacaan yang berkaitan dengan oby ek penelitian (Sugiy ono, 2008: 402).

Data sekunder dalam p enelitian ini dikump ulkan melalui inventarisasi

data. Data sekunder y ang dikump ulkan berup a data-data imp lementasi

p endidikan dan p elatihan di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Kota Yogy akarta, dokumen p rofil Bap p eda, dokumen p erundangan y ang terkait

dengan p enelitian.

2. Metode Pengumpulan Data

M etode p engump ulan data y ang digunakan untuk mengump ulkan data dalam

p enelitian kualitatif p ada umumny a menggunakan teknik observasi, wawancara, dan

studi dokumenter, atas dasar konsep tersebut, maka ketiga teknik p engump ulan data

diatas digunakan dalam penelitian ini.

a. Observasi

Dalam p enelitian ini teknik observasi digunakan untuk memp erkuat data,

terutama dalam p elaksanaan diklat untuk meningkatkan komp etensi PNS.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

27   

y ang telah terkumpul melalui wawancara dengan keny ataan y ang sebenarny a.

Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung

tentang implementasi diklat untuk meningkatkan komp etensi PNS di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogy akarta.

b. Wawancara

Wawancara y ang dilakukan dengan dua bentuk, y aitu wawancara terstruktur

(dilakukan melalui p ertanyaan-p ertany aan y ang telah disiap kan sesuai dengan

p ermasalahan y ang akan diteliti). Sedang wawancara tak terstruktur

(wawancara dilakukan ap abila adany a jawaban berkembang diluar p ertany

aan-p ertany aan terstruktur namun tidak terleaan-p as dari aan-p ermasalahan aan-p enelitian)

(Nasution, 2006: 72). Dalam p enelitian ini wawancara dip ergunakan untuk

mengadakan komunikasi dengan pihak-p ihak terkait atau subjek p enelitian.

c. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengump ulkan data y ang bersumber dari

arsip dan dokumen baik y ang berada di Badan Kep egawaian Daerah dan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogy akarta, yang ada hubunganny a

dengan p enelitian tersebut. M enurut Arikunto (2006: 132), teknik dokumentasi

y aitu “mencari data mengenai hal atau variabel yang berup a catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, p rasasti, notulen rap at, agenda dan sebagainya”.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

28   

masalah pengadaan p egawai, p eraturan p erundang-undangan, y aitu

Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000, dan

dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan masalah y ang diteliti.

F. Metode Analisis Data

Analisa data dilakukan untuk meny usun data y ang dip eroleh secara sistematis.

Teknik analisis data y ang digunakan berasal dari hasil observasi dan wawancara y ang

p eneliti amati selama p enelitian dilaksanakan. Analisa data kualitatif adalah analisa

data y ang digunakan oleh p enulis dalam p enelitian ini. Peneliti p ada p enelitian ini

menggunakan teknis analisa data model M iles dan Huberman. Analisa dilakukan

p ada saat p engump ulan data berlangsung dan setelah selesai p engump ulan data

p eriode tertentu. Selanjutny a melakukan teknik analisa data guna mencari, menata

dan merumuskan kesimpulan secara sistematis dari catatan hasil wawancara serta

observasi langsung.

Analisa data kualitatif merup akan bentuk analisis y ang tidak menggunakan

matematik, statistik dan ekonomi ataupun bentuk-bentuk lainny a. Analisa data y ang

dilakukan terbatas p ada teknik p engolahan datany a y ang kemudian p eneliti

melakukan uraian dan p enafsiran.

M enurut Bogdan dan Biklen (M oleong, 2006:248) mengemukakan bahwa:

“Analisis data kualitatif adalah up ay a y ang dilakukan dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahny a menjadi satuan y ang dap at

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

29   

diceritakan kep ada orang lain”.

Berdasarkan p enjelasan di atas, analisa data merup akan tahap selanjutny a y ang

diilakukan p eneliti guna mencari, menata dan merumuskan hipotesis rumusan secara

sistematis dari observasi langsung dan lain-lain untuk meningkatkan p emahaman

p eneliti tentang kasus y ang ditelitiny a.

M iles and Huberman (1992:21) mengemukakan hal-hal y ang terdap at dalam

analisa kualitatif. Analisa tersebut terdiri dari tiga alur kegiatan y ang terjadi secara

bersamaan, y aitu reduksi data, peny ajian data, dan p enarikan kesimpulan/verifikasi.

Langkah-langkah tersebut digambarkan sebagai berikut:

1. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data diartikan sebagai p roses p emilihan, p emusatan perhatian

p ada p eny ederhanaan, p engabstrakan, dan transformasi data kasar y ang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lap angan. Reduksi data merup akan

suatu bentuk analisis y ang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak p erlu, dan mengorganisasi data dengan cara

sedemikian rup a hingga kesimp ulan-kesimp ulan finalny a dap at ditarik

dan diverifikasi.

2. Peny ajian Data (data display)

Peny ajian data adalah sekump ulan informasi tersusun y ang memberi

kemungkinan adany a p enarikan kesimp ulan dan p engambilan tindakan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

30   

dan bagan. Dengan melihat p eny ajian-p eny ajian kita akan dap at

memahami apa y ang sedang terjadi dan apa y ang harus dilakukan lebih

jauh menganalisis ataukan mengambil tindakan berdasarkan atas

p emahaman yang didap at dari p eny ajian-p eny ajian tersebut.

3. Kesimp ulan (conclusion)/verifikasi

Kesimp ulan-kesimp ulan final mungkin tidak akan muncul samp ai

p engump ulan data berakhir, tergantung besarnya kumpulan-kump ulan

catatan lap angan. Kesimpulan-kesimp ulan juga diverifikasi selama

p enelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat p emikiran

kembali y ang melintas dalam p ikiran p enganalisis selama ia menulis,

suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan serta tukar p ikiran.

Untuk menetap kan keabsahan data dip erlukan teknik p emeriksaan. Moleong

(2005, 324-343) mengungkap kan uji keabsahan data dalam p enelitian kualitatif

melip uti: derajat kep ercay aan (credibility), keteralihan (transferability),

kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability).

1. Derajat Kep ercay aan (credidibility)

Kriteria ini berfungsi: p ertama melaksanakan inkuiri sedemikian rup a

sehingga tingkat kep ercayaan penemuanny a dap at dicap ai, kedua

mempertunjukkan derajat kep ercayaan hasil-hasil p enemuan dengan jalan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

31   

ini mencakup:

a. Perp anjangan keikutsertaan. Peneliti dalam p enelitian kualitatif

adalah instrument itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat

menentukan dalam p engump ulan data. Keikutsertaan tersebut tidak

hany a dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan

perp anjangan keikutsertaan p eneliti p ada latar p enelitian.

b. Ketekunan/keajegan pengamatan. Hal ini bermaksud menemukan

ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi y ang sangat relevan dengan

persoalan atau isu y ang sedang dicari dan kemudian memusatkan

diri p ada hal-hal tersebut secara rinci.

c. Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data y ang

memanfaatkan sesuatu y ang lain di luar data itu untuk kep erluan

pengecekan atau sebagai p embanding terhadap data itu.

M enurut Moleong (2005:330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data y ang memanfaatkan y ang lain. Peneliti meny impulkan bahwa dalam meneliti

dibutuhkan keabsahan agar p enelitian tersebut dapat dip ercay a kredibilitasny a.

M enurut Sugiy ono (2007:274) triangulasi teknis adalah menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kep ada sumber yang sama dengan teknik y ang

berbeda. Dimana p eneliti menggunakan wawancara lalu dicek dengan observasi, atau

dokumenter.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

32   

macam teknik triangulasi, y aitu: triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi

waktu. Kredibilitas p ada p enelitian kualitatif dapat menentukan p roses dan hasil akhir

sehingga dap at diterima dan dip ercay a.

Terdap at dua macam teknik triangulasi y ang digunakan oleh p eneliti dalam

p enelitian ini, y aitu:

1. Triangulasi dengan Sumber

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan menilai balik

derajat kep ercay aan suatu informasi y ang dip eroleh. Langkah-langkah

triangulasi dengan sumber, adalah:

a. Membandingkan ap a yang dikatakan orang di dep an umum dengan

ap a y ang dikatakan secara p ribadi.

b. Membandingkan ap a y ang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan ap a yang dikatakanny a sepanjang penelitian.

c. Membandingkan keadaan dan p ersp ektif seseorang dengan berbagai

pendap at dan pandangan orang dari berbagai kalangan sep erti orang

biasa, orang berp endidikan menengah atau tinggi, orang berada dan

orang p emerintahan.

2. Triangulasi dengan metode

Pada triangulasi dengan metode terdap at 2 strategi, y aitu:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

33   

beberapa teknik p engump ulan data.

b. Pengecekan derajat kep ercayaan beberap a sumber data dengan

metode y ang sama.

Dengan kata lain triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan

p erbedaan-p erbedaan konstruksi kenyataan y ang ada dalam suatu studi saat

mengump ulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai

p andangan. Dengan triangulasi peneliti dap at melihat hasil temuannya dengan jalan

membandingkannya. Untuk itu peneliti melakukanny a, dengan jalan:

a. M engajukan berbagai macam variasi p ertany aan.

b. M elihat dengan berbagai sumber data.

c. M emanfaatkan berbagai metode agar p roses pengecekann kep ercay aan data

dap at dilakukan.

Analisa data adalah p roses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam

p ola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dap at dirumuskan hip otesis kerja

seperti y ang disarankan oleh data. (M oleong, 2002 : 103). Untuk menjawab

p ermasalahan p enelitian dilakukan melalui metode analisis dokumen dan wawancara

serta melalui metode SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities and Threats).

Data kualitatif yang dikump ulkan, didukung dengan analisis deskrip tif

selanjutny a diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data SWOT.

Dalam p roses p erencanaan untuk menjawab suatu masalah, analisis data SWOT

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

34   

p eranan faktor kekuatan dan p emanfaatan peluang, sehingga sekaligus berp eran

sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdap at dalam tubuh organisasi

dan menekan damp ak ancaman yang timbul. (Siagian, 1995 : 172).

G. Matrik S WOT

Analisis SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana p eluang dan ancaman

eksternal yang dihadap i organisasi/p erusahaan dap at disesuaikan dengan kekuatan

dan kelemahan y ang dimilikiny a. Analisa ini dap at menghasilkan emp at

kemungkinan alternatif strategis (Rangkuti, 2000:19-31) sep erti tergambar p ada

M atrik SWOT berikut ini:

IFAS faktor kelemahan Internal

OPPORTUNITIES

Tentukan 5-10 Faktor-faktor

p eluang Eksternal

Strategi SO

Cip takan strategi yang menggunakan kekuatan utk memanfaatkan p eluang

Strategi WO

Cip takan strategi yang meminimalkan kelemah-

Cip takan strategi y g menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

(45)

35   

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS AN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Visi Bappeda Kota Yogyakarta

“M enjadi Perencana Pembangunan Daerah y ang p rofesional, kredibel,

dan proaktif untuk mendukung p encap aian tujuan p embangunan daerah”.

2. Misi Bappeda Kota Yogyakarta

a. M elakukan koordinasi y ang efektif dalam p elaksanaan tugas-tugas

Bap p eda;

b. M enyusun rencana pembangunan daerah y ang berkualitas;

c. M elakukan p engendalian dan evaluasi p elaksanaan p embangunan daerah;

d. M ewujudkan data y ang lengkap , akurat dan mutakhir;

e. M elaksanakan p enelitian dan p engembangan y ang imp lementatif

B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda Kota Yogyakarta

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merup akan unsur Perencanaan

Pembangunan Daerah, Data dan Statistik. Bapp eda dip imp in oleh seorang Kep ala

Badan y ang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kep ada Walikota melalui

Sekretaris Daerah.

Bap peda Kota Yogy akarta memp uny ai tugas p okok memimp in, merumuskan,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

36   

memp ertanggungjawabkan kebijakan teknis p eny usunan dan p elaksanaan kebijakan

daerah di bidang perencanaan p embangunan daerah, data dan statistik.

Dalam melaksanakan tugas, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

meny elenggarakan fungsi :

a. p erumusan kebijakan teknis di bidang p erencanaan p embangunan,

b. mengkoordinasikan peny usunan p erencanaan p embangunan,

c. p embinaan dan p elaksanaan tugas di bidang p erencanaan p embangunan

daerah,

d. p elaksanaan tugas lain y ang diberikan oleh kep ala daerah sesuai tugas

dan fungsiny a.

1. S truktur Organisasi

Struktur Organisasi Bap p eda Kota Yogy akarta bisa diliat p ada lamp iran Bagan

1.

2. Data Pegawai Bappeda Kota Yogyakarta

Data Pegawai Bap peda Kota Yogyakarta dap at dilihat p ada lampiran Tabel 4.1

berikut ini :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(47)

37   

Data Pegawai Bap p eda Kota Yogy akarta

No

.

Nama Jabatan Pendidikan

1. Ir. Edy M uhammad Kepala S1 Arsitektur

2. Dra. Sri Adiy anti Sekretaris S1 Fisip ol

3. Ir. Eka Arnawati, M T Ka.Bid.Penelitian&Pengem

bangan

S2 Teknik SIp il

4. Dra. Sup rantini Ka.Bid.Data & Statistik S1 Sosp ol

5. Drs. Purnama HS, M T Ka.Bid.Pengendalian &

Ka.Sub.Bid Pengendalian &

Evaluasi Sarp ras

Program Sarp ras Tata

(48)

38   

Pengembangan Ekososbud

11. M uh. Muslim, S.Pt Ka.Sub.Bag. Administrasi

Data dan Pelap oran

S1 Peternakan

12. Tri Oktavia M arjani,

S.IP

Ka.Sub.Bag. Keungan S1 Pemerintahan

13. M ustika Partiwi, S.Si Ka.Sub.Bid. Analisa Data

& Statistik

S1 Biologi

14. Sumitro, S.IP Ka.Sub.Bid. Pengump ul

dan Pengolah Data

S1 Pemerintahan

15. Siti Nursanti Irianti,

ST, M .Eng

16. Risty awati, ST, M .Eng Ka.Sub.Bid. Perencanaan

Program Ekososbud

S2 Teknik SIp il

17. Agung Gunawan, SE Analis Perencana, Evaluasi

dan Peny usunan Lap oran

S1 Ekonomi

18. Budhi Santoso, ST Penatalaksana

(49)

39 

22. Jati Putranto Bendahara dan Kasir D3 Sosiatri

23. Kushadi Yudi Atmoko Caraka SLTA

24. Purwanta Pengkaji Penelitian dan

Pengambangan Sarp ras

Taru

SLTA

25. LH. Hari Wardana Bendahara Gaji dan

Penyiap Dokumen

S1 Fisip ol

26. Riy antini, SE Analis Perencana, Evaluasi

dan Peny usunan Lap oran

S1 Ekonomi

27. Prilia Astuti, SE Fungsional Perencana

Pertama

S1 Ekonomi

28. Itmam Fadlan, S.Si Pengkaji Penelitian dan

Pengambangan Ekososbud

S1 M ip a

29. Agustin Wijay anti,

(50)

40   

No. Nama Jabatan Pendidikan

31. Dwi Sulisty owati,

Pengendali Program Sarp ras

Taru

S1 Teknik Sip il

33. M aria Herdwi W,

ST

Perencana Program sarp ras

Taru

S1 Teknik Sip il

34. Diena Kurniasih,

ST, M .Sc

Perencana Non Fungsional S2 Teknik

35. Yohanasani W, ST,

M M

Perencana Non Fungsional S2 M anajemen

36. Zusri Kusuma W,

SE

Fungsional Perencana Pertama S1 Ekonomi

37. Karjono, A.M d Perencana Program

Ekososbud

D3 Teknik Sip il

38. M okhammad

Yanuar CS, SE

Bendahara Pengeluaran S1 Ekonomi

39. M urtijo Pengadministrasi Umum SLTA

40. Sury ana Pengurus Barang SLTA

(51)

41   

42. Purwati, B.Sc Verifikator SPJ D3 M anajemen

43. Heru Kuswiratno B Pramu Kantor dan Petugas

Kebersihan

SLTP

44. Dewi Hernawati,

S.Psi

Perencana Pertama S1 Psikologi

45. Eni Kusrini, S.Si Perencana Pertama S1 M atematika

46. Drajad Ap rilianto N Naban SLTA

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta, 2016

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS AN

Pembahasan hasil penelitian ini dibagi sesuai dengan lokasi p enelitian dengan

hasil sebagai berikut :

1. Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman implementasi

diklat untuk meningkatkan kompetensi pegawai di Bappeda Kota

Yogyakarta

a. Kekuatan

Kekuatan y ang dap at diidentifikasi dalam imp lementasi diklat untuk

meningkatkan kompetensi p egawai di Bapp eda Kota Yogy akarta adalah :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(52)

42   

2) Tersediany a anggaran p engembangan SDM

3) Tersediany a data base kep egawaian

4) Tingginy a minat dari p egawai untuk mengikuti p endidikan dan latihan

b. Kelemahan

Adapun kelemahan dalam imp lementasi diklat untuk meningkatkan komp etensi

p egawai di Bap p eda Kota Yogy akarta adalah :

1) M asih rendahny a tingkat ketramp ilan y ang dimiliki p ara p egawai dalam

mendukung p elaksanaan tugas (sep erti: p engop erasian komp uter,

p embuatan Term of reference/ TOR, p eny usunan Rencana Anggaran

Belanja, p engop erasian ap likasi-aplikasi program keuangan, SIM PEG,

Local Area Network/ LAN, internet dan sebagainy a);

2) M asih belum matchingnya pelaksanaan p endidikan dan pelatihan dengan

kebutuhan p endidikan dan p elatihan bagi p egawai;

3) Pemanfaatan p asca pendidikan dan p elatihan belum dilaksanakan secara

op timal;

4) Pemilihan p eserta p endidikan dan p elatihan belum dilaksanakan secara

op timal;

c. Peluang

Peluang y ang dap at diidentifikasi dalam imp lementasi diklat untuk

meningkatkan kompetensi p egawai di Bapp eda Kota Yogy akarta adalah :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(53)

43   

2) Tuntutan masy arakat agar PNS lebih meningkatkan p rofesionalismeny a

3) Bany akny a tawaran diklat gelar maup un non gelar bagi PNS

4) Perkembangan teknologi

d. Ancaman

Adapun ancaman yang dap at diidentifikasi dalam implementasi diklat untuk

meningkatkan kompetensi p egawai di Bapp eda Kota Yogy akarta adalah :

1) Tuntutan sistem merit y ang memberikan konsekuensi PNS ASN harus

certified dan berstandar Internasional

2) Koordinasi dengan unit-unit terkait p engembangan pegawai belum

op timal.

3) Karakteristik masy arakat y ang beraneka ragam

2. Analisis lingkungan strategis implementasi diklat untuk meningkatkan

kompetensi pegawai di Kota Yogyakarta

Dalam analisis ini digunakan analisis SWOT y ang mengkaji asp ek lingkungan

eksternal yaitu peluang dan ancaman serta lingkungan internal y aitu kekuatan dan

kelemahan.

a. Analisis Peluang Eksternal

1) Komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas

aparatur

Salah satu kewenangan y ang kemudian oleh pemerintah diserahkan

kep ada daerah adalah kewenangan di bidang kep egawaian (desentralisasi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(54)

44   

daerah memiliki kewenangan untuk mengatur sistem kep egawaian

sendiri dalam rangka p emenuhan akan tuntutan masy arakat.

Oleh karenany a dip erlukan langkah strategi adalah p engaturan regulasi

y ang mendukung pengembangan kualitas PNS, sehingga terdap at

keselarasan ketika pemerintah meny erahkan sebagian kewenanganny a,

kemudian daerah menindaklanjuti dengan regulasi y ang disesuaikan

dengan tuntutan p elay anan masy arakat.

2) Tuntutan masyarakat agar PNS lebih meningkatkan

profesionalismenya

Pembinaan dan p engembangan p rofesionalitas sumber day a manusia

menjadi salah satu up ay a yang tepat untuk menghadap i dan meresp on

segala tantangan y ang berkaitan dengan perubahan lingkungan strategis.

Sebagai up aya untuk mewujudkan tuntutan profesionalitas Pegawai

Negeri Sip il, Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN telah

menetap kan beberapa p erubahan dalam manajemen Pegawai Negeri Sip il.

Perubahan tersebut membawa konsekuensi bahwa setiap organisasi

p emerintah baik p usat maup un daerah harus memiliki Sumber Day a

M anusia Pegawai Negeri Sipil (SDM -PNS) y ang memenuhi p ersy aratan

baik secara kuantitas maup un kualitas, sehingga dap at melaksanakan

tugas dan fungsiny a secara profesional.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(55)

45   

adalah masalah kualitas SDM -PNS, maka p ersoalan y ang harus segera

dicermati dan ditelusuri adalah tentang komp etensi dan p rofesionalitas

SDM -PNS dalam organisasi.

3) Banyaknya tawaran diklat gelar maupun non gelar bagi PNS

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogy akarta setiap tahun

menerima tawaran diklat baik gelar maupun non gelar bagi PNS baik

y ang berasal dari internal melalui Badan Kep egawaian Daerah Kota

Yogy akarta maup un eksternal mulai dari Pusbindiklatren ataup un

lembaga p enyelenggara diklat lainny a baik dalam maupun luar negeri

y ang menjadikan bany ak peluang bagi PNS Bapp eda Kota Yogy akarta

untuk mendap atkan informasi dan memilih untuk mengembangkan

kualitas diri melalui pendidikan dan p elatihan.

4) Perkembangan teknologi

Di era globalisasi, teknologi dan informasi memiliki p eran y ang sangat

p enting. Dengan menguasai teknologi dan informasi, kita memiliki modal

y ang cukup untuk menjadi pemenang dalam p ersaingan global.

Sebalikny a, jika tidak menguasai teknologi dan informasi identik dengan

buta huruf. Kemampuan IT dan multimedia dalam meny amp aikan p esan

dinilai sangat besar.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

Gambar  3.1.  Matrik SWOT
Tabel 4.1.
Tabel 4.2. Matrik Faktor Strategi Eksternal Implementasi Diklat untuk Meningkatkan Kompetensi Pegawai di Bappeda Kota Yogyakarta
Tabel 4.3. Matrik Faktor Strategi Internal Implementasi Diklat untuk Meningkatkan Kompetensi Pegawai di Bappeda Kota Yogyakarta
+3

Referensi

Dokumen terkait

ϑ Dalam penilaian terhadap bahan pangan, sifat pertama kali yang menentukan diterima atau ditolaknya bahan tersebut oleh konsumen adalah sifat-sifat inderawi yang

Telah dilakukan evaluasi fluks neutron thermal dan epithermal di fasilitas iradiasi rabbit system dengan metode aktivasi keping emas baik yang dibungkus Cd maupun tidak.. Keping

〔民集未登載最高裁民訴事例研究四〇〕補助参加を許可する旨の原々決定を即時抗告の相手方に

Menurut Mankiw (2003:38) infrastruktur merupakan “wujud dari public capital (modal publik) yang dibentuk dari inverstasi yang dilakukan pemerintah, infrastruktur dalam

3HQJDWXUDQ3HUOLQGXQJDQ +XNXPGDQ3HQJDNXDQ 7HUKDGDS0DV\DUDNDW$GDW 7HUNDLW5HVLVWHQVL 3HPEDQJXQDQ6WXGL.DVXV

Berdasarkan perhitungan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1, posisi keuangan pada tanggal 31 Desember tahun 2003

yang sudah disediakan, maka tombol untuk mengontrol gambar, bagian perhitungan suara, dan tombol suara pada bagian pengambilan suara akan muncul sesuai dengan