• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 2010"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS

KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Roni Erwanto

NIM : 081134195

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

MODEL

COOPERATIVE LEARNING

TEKNIK

JIGSAW

DALAM

MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS

KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Roni Erwanto NIM : 081134195

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

MODEL

COOPERATIVE LEARNING

TEKNIK

JIGSAW

DALAM

MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS

KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Oleh:

Roni Erwanto

NIM : 081134195

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. Puji Purnomo, M.Si Tanggal 8 Juni 2010

Pembimbing II

(4)

iii

MODEL

COOPERATIVE LEARNING

TEKNIK

JIGSAW

DALAM

MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS

KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Roni Erwanto

NIM : 081134195

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 15 Juni 2010

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Drs. Puji Purnomo, M.Si ...

Sekretaris Rusmawan, S.Pd ...

Anggota Drs. Puji Purnomo, M.Si ...

Anggota Rusmawan, S.Pd ...

Anggota Drs. J. Sumedi ...

Yogyakarta, 15 Juni 2010

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Karya kecilku ini, aku persembahkan untuk:

“Bapak dan Ibuku”

tercinta

“Kakak dan keponakanku”

yang aku sayangi

Teman-temanku yang selalu memberi dukungan dan

(6)

v

MOTTO

Tidak ada keselamatan di dalam siapa

pun juga selain di dalam Dia, sebab di

bawah kolong langit ini tidak ada nama

lain yang diberikan kepada manusia yang

olehnya kita dapat diselamatkan

(7)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Juni 2010

Penulis

(8)

vii

Yang bertanda tangan di bawah, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Roni Erwanto

NIM : 081134195

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA

PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 9 Juni 2010

Yang menyatakan

(9)

viii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM

MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Roni Erwanto Universitas Sanata Dharma

2010

Penguasan materi pembelajaran IPS pada kompetensi dasar menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan di kelas V SD Kanisius Kembaran Bantul masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan IPS dibawah KKM yang telah ditetapakan, siswa mendapat nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 64 dan sudah dua tahun terakhir kejadian seperti ini terulang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model

cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kembaran Bantul dalam mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2009 / 2010.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I dilakukan model cooperative learning teknik jigsaw

dengan membagi kelompok dengan jumlah anggota 6 orang yang dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pada siklus II dilakukan model cooperative learning teknik jigsaw

dengan membagi kelompok dengan jumlah anggota 4 orang yang dilaksanakan dalam 2 pertemuan.

Peningkatan prestasi belajar siswa ditandai dengan nilai rata-rata ulangan kelas pada kondisi awal 59,6meningkat pada akhir siklus pertama yaitu 65,26 dan pada akhir siklus kedua mencapai 77,36. Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa model cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kembaran Bantul tahun pelajaran 2009 / 2010 dalam mata pelajaran IPS.

(10)

ix

OF COOPERATIVE LEARNING TECHNIQUE OF JIGSAW ON THE SUBJECT OF SOCIAL STUDY OF THE 5 GRADERS ON SD KANISIUS

KEMBARAN BANTUL IN THE SCHOOL YEAR 2009/2010 Roni Erwanto

The University of Sanata Dharma

2010

The mastery of social study teaching materials on basic compentencies appreciate the role and services of acharacter in the proclamation of independence in 5 graders students of SD Kanisius Kembaran Bantul still low. This can be seen from the average value of social study test was below to the predtermined KKM, the students receive grades below to the predetermined KKM such as 64 and it grades has been appear again in the last two years.

This study aims to determine whether the use of a model cooperive learning using jigsaw technique can improve the learning achievement of 5 graders student in the subject of social study on SD Kanisius Kembaran Bantul in 2009/2010 school year.

This research was conducted with a class-action by two cycles. In the first cycle is amodel coopertive learning technique of jigsaw by dividing the number of members of the group with 6 students who carried out within two meetings. On the second cycle was performed the model cooperative learning technique of jigsaw by divide the group by the number of 4 members which held intwo meetings.

Improved student achievement was marked by the average rating of grade of periodic test from the initial conditions 59,6 rose at the end of first cycle of 65,26 and at 77,36 reached the end of the second cycle. Conclution of research indicated that the jigsaw model of cooperative learning techniques can improve student achievement of 5 graders of SD Kanisius Kembaran Bantul in the school year 2009/2010 on the subject of social studies.

(11)

x

anugerah Tuhan, penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Peningkatan

Prestasi Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V SD Kanisius Kembaran Bantul Tahun Pelajaran

2009/2010”.

Tujuan penulis menyusun tugas akhir ini untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Studi S1, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyusun tugas akhir ini, penulis menyadari adanya bantuan dan dorongan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi PGSD dan dosen pembimbing I yang telah memberi dorongan dan mengoreksi skripsi ini hingga selesai.

2. Bapak Rusmawan, S.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan semangat dan mengoreksi skripsi ini hingga selesai.

3. Bapak Mujono, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Kembaran.

4. Seluruh tenaga pendidik dan karyawan SD Kanisius Kembaran yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen PGSD yang telah memberi bekal pengetahuan kepada penulis selama menyelesaikan studi.

6. Staf sekretariat PGSD yang telah memberi pelayanan yang baik kepada penulis selama menempuh studi.

7. Staf perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberi pelayanan kepada penulis dalam mendapat referensi.

8. Kedua Orang tuaku yang selalu memberi dukungan baik secara meterial dan spiritual.

9. Kedua kakak dan keponakanku yang selalu memberiku semangat dalam menyusun tugas akhir ini.

10.Teman-temanku yang telah membantu dan memberi dukungan,“ Mba Ari Trisnawati, Dwi Febrian Fajar Sodiq (Pongky), Agustinus Seno A.P (Agung), Aris, Taufik, Wayan”.

11.Kristiana Puspita Wulandari yang selalu menemaniku dan memberikan dukungan.

(12)

xi

Yogyakarta, 9 Juni 2010

(13)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah ... 3

D. Batasan Pengertian ... 3

E. Pemecahan Masalah ... 4

F. Tujuan Penelitian ... 4

G. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian Belajar dan Prestasi Belajar ... 6

B. Pengertian Cooperative Learning ... 8

C. Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw ... 14

D. Hakikat IPS ... 17

F. Kurikulum Mata Pelajaran IPS Kelas V... 19

G. Kerangka Berfikir ... 25

H. Hipotesis ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN... 27

A. Setting Penelitian ... 29

1. Subjek Penelitian ... 29

2. Objek Penelitian ... 29

3. Tempat Penelitian... 29

4. Waktu penelitian ... 30

B. Prosedur Penelitian ... 30

1. Persiapan ... 30

2. Perencanaan Tindakan ... 31

3. Alat Pengumpulan Data ... 36

(14)

xiii

A. Hasil Penelitian ... 42

1. Siklus I ... 42

a. Rencana Tindakan ... 42

b. Pelaksanaan ... 43

c. Pengamatan ... 43

d. Refleksi ... 45

2. Siklus II ... 46

a. Rencana Tindakan ... 46

b. Pelaksanaan ... 46

c. Pengamatan ... 47

d. Refleksi ... 49

B. Pembahasan... 49

BAB V. PENUTUP ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(15)

xiv

Tabel 3. Tabel Kualifikasi Reliabilitas... 40

Tabel 4. Tabel Indikator Keberhasilan ... 41

Tabel 5. Tabel Nilai Ulangan Siswa Siklus I ... 44

Tabel 6. Tabel Nilai Ulangan Siswa Siklus II ... 48

(16)

xv

(17)

xvi

Lampiran 3. LKS Siklus I Pertemuan 1 ... 64

Lampiran 4. RPP Siklus I Pertemuan 2 ... 65

Lampiran 5. LKS Siklus I Pertemuan 2 ... 68

Lampiran 6. RPP Siklus II Pertemuan 1 ... 69

Lampiran 7. LKS Siklus II Pertemuan 1 ... 72

Lampiran 8. RPP Siklus II Pertemuan 2 ... 73

Lampiran 9. LKS Siklus II Pertemuan 2 ... 76

Lampiran 10. Kisi – kisi soal ulangan siklus I ... . 77

Lampiran 11. Kisi-kisi soal ulangan siklus II ... 78

Lampiran 12. Soal evaluasi pembelajaran siklus I ... 79

Lampiran 13. Validitas butir soal siklus ... 86

Lampiran 14. Hasil uji Validitas soal siklus I menggunakan SPSS ... 87

Lampiran 15. Hasil perhitungan Reliabilitas soal siklus I ... 99

Lampiran 16. Soal evaluasi pembelajaran siklus II ... 101

Lampiran 17. Validitas butir soal siklus II ... 106

Lampiran 18. Hasil uji Validitas soal siklus II menggunakan SPSS ... 107

Lampiran 19. Hasil perhitungan Reliabilitas soal siklus II ... 119

Lampiran 20. Permohonan izin penelitian ... 121

Lampiran 21. Surat keterangan penelitian ... 122

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peranan pendidikan sangat penting untuk mempersiapkan anak didik

untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat dan

berbangsa. Pendidikan merupakan pondasi utama suatu bangsa untuk maju

sehingga kita perlu mempersiapkannya dengan baik. Pada saat ini, kita perlu

melihat kembali praktik-praktik pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah.

Banyak orang beranggapan bahwa pembelajaran di sekolah yaitu guru

mengajar dan menyodorkan informasi dan pengetahuan kepada siswa. Lebih

parah lagi, siswa di tuntut untuk memperoleh nilai-nilai yang tinggi.

Paradigma lama beranggapan bahwa pembelajaran adalah guru memberikan

pengetahuan kepada siswa yang pasif. Banyak guru menganggap paradigma

lama ini sebagai satu-satunya alternatif. Mereka mengajar dengan metode

ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, catat, dan hafal (3DCH)

serta mengadu siswa satu sama lain (Lie, 2007:3).

IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya.

Melalui pembelajaran IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan,

ketrampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan

tantangan-tantangannya. Untuk menilai keberhasilan pembelajaran

(19)

diketahui dari nilai di atas KKM. Kriteria ketuntasan minimal setiap sekolah

berbeda-beda sesuai dengan kemampuan siswa serta sarana dan prasarana

pembelajaran yang mendukung. Di SD Kanisius Kembaran KKM yang

ditetapkan adalah 64. Jadi, siswa dinyatakan tuntas dalam mempelajari IPS

jika sudah menguasai kompetensi 64. Namun, di SD Kanisius Kembaran

tingkat penguasaan materi IPS masih kurang yaitu 56% siswa pada tahun

pelajaran 2008/2009 kurang menguasai materi tersebut. Hal ini, dapat

dilihat dari nilai rata-rata kelas yaitu 59,6. Hal tersebut dikarenakan suasana

pembelajaran dan metode yang disampaikan kurang menarik. Penulis akan

mencoba menerapkan pembelajaran dan metode yang menarik sehingga

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Untuk

meningkatkan prestasi belajar IPS. Penulis akan menerapkan model

Cooperative Learning teknik Jigsaw. Penulis mengambil judul

”Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning

Teknik Jigsaw dalam Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Kanisius Kembaran

Tahun Pelajaran 2009/2010”. Penulis mengharapkan dengan model

Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar

(20)

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini materi yang disampaikan adalah mata pelajaran

IPS terbatas pada materi Menghargai perjuangan para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan karena pada kompetensi dasar tersebut

KKM yang diharapkan belum tercapai.

C. Rumusan Masalah

Apakah dengan penerapan model Cooperative Learning teknik Jigsaw

dapat meningkatkan prestasi belajar IPS tentang menghargai perjuangan

para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan kelas V di SD Kanisius

Kembaran tahun pelajaran 2009/2010?

D. Batasan Pengertian

Supaya tidak terdapat kesalahan persepsi terhadap judul penelitian ini,

maka definisi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai seseorang yang dinyatakan

dalam bentuk nilai atau skor setelah mengikuti pembelajaran.

Model pembelajaran Cooperative Learning teknik jigsaw adalah

pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, siswa bekerja sama

dalam kegiatan belajar dengan teman dalam kelompok. Pada pembelajaran

tipe Jigsaw ini ada dua kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal

terdiri dari siswa yang telah dipilih secara heterogen, sedangkan kelompok

(21)

E. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian tindakan

kelas ini adalah penerapan model Cooperative Learning teknik Jigsaw.

Diharapkan dengan penerapan model Cooperative Learning teknik Jigsaw

dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi pencapaian hasil

belajar IPS yang optimal.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah apakah dengan penerapan

model Cooperative Learning teknik Jigsaw prestasi belajar IPS tentang

menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Siswa Kelas V SD Kanisius Kembaran Bantul tahun pelajaran 2009/2010

dapat meningkat?

G. Manfaat Penelitian

a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman yang berharga dalam usaha

meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model Cooperative

Learning Teknik jigsaw di kelas V SD Kanisius Kembaran tahun

(22)

b. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model

Cooperative Learning Teknik Jigsaw di kelas V SD Kanisius Kembaran

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Prestasi Belajar

1. Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tiap individu/tiap

orang yang menjadi tanggung jawabnya. Belajar dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan akan pengalaman yang didapat dari kehidupan

sehari-hari. Kegiatan belajar diarahkan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Menurut Hilgard dalam Wens Tanlain (2007:6) bahwa ”belajar

adalah suatu proses dan melalui proses itu terjadi pendidikan serta proses

ini terjadi dalam diri anak sejak ia lahir”. Sedangkan menurut Gage

dalam Dahar (1989:11) bahwa ”belajar adalah suatu proses di mana suatu

organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Ciri-ciri

belajar menurutBaharuddin (2002:15) sebagai berikut.

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingklah laku (change

behavior)

b. Perubahan tingkah laku relative permanent

c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat

proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut

bersifat potensial.

(24)

d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.

Menurut Soekamto dan Winataputra dalam Baharuddin (2002:16)

dalam proses belajar guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar

berikut:

a. Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang

lain.

b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

c. Siswa dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung

pada setiap langkah yang dapat dilakukan selama proses belajar.

d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa

akan membuat proses belajar lebih berarti.

e. Motivasi siswa akan lebih meningkat apabila diberi tanggung jawab

dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

2. Prestasi Belajar

Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, prestasi berarti hasil yang telah

dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Menurut Winkel

(1991:162) “prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai”. Jadi

Prestasi Belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah seseorang

melakukan kegiatan tertentu. Menurut Arifin (1988:3) bahwa “prestasi

(25)

menyelesaikan suatu hal. Prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada

tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pada

manusia. Prestasi semakin terasa penting untuk dipermasalahkan,

menurut Arifin (1988:3) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi

utama sebagai berikut:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai anak didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern suatu institusi

pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat

dijadikan tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya

adalah bahwa kurikulun yang digunakan relevan dengan kebutuhan

masyarakat anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi

rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat

kesuksesan anak didik di masyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik

B. Pengertian Cooperative Learning

Lie (2007:28) mengatakan bahwa falsafah yang mendasari model

(26)

ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerja sama

merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup.

Tanpa kerja sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah.

Model pembelajaran Cooperative Learning atau gotong royong adalah

sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk

bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur. Dalam

pembelajaran Cooperative Learning siswa bisa juga mengajar dengan

sesama siswa yang lainnya. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai

fasilitator. Suasana belajar Cooperative Learning dapat menghasilkan

prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian

psikologi yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh persaingan

dan memisah-misahkan siswa menurut Johnson & johnson (dalam Lie,

2007:29)

Roger dan David Johnson (dalam Lie, 2007:31) mengatakan bahwa

”tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning”. Untuk

mencapai hasil yang maksimal, perlu diterapakan lima unsur pembelajaran

(27)

a. Saling Ketergantungan Positif

Dalam pembelajaran Cooperative Learning pengajar perlu

menciptakan suasana yang mendorong anak-anak merasa saling

membutuhkan satu sama lain. Pengajar dapat menciptakan kelompok kerja

yang efektif yaitu dengan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap

anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa

mencapai tujuan mereka.

Dalam pembelajaran Cooperative Learning siswa yang kurang

mampu tidak akan merasa minder terhadap rekan-rekan mereka karena

mereka juga memberi sumbangan. Justru mereka akan merasa terpacu untuk

meningkatkan usaha mereka dan dengan demikian menaikkan nilai mereka.

Sebaliknya siswa yang lebih pandai juga tidak akan merasa dirugikan karena

rekannya yang kurang mampu juga telah memberikan bagian sumbangan

mereka.

b. Tanggung Jawab Perorangan

Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang

terbaik, jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model

pembelajaran Cooperative Learning. Kunci keberhasilan metode kerja

(28)

Pengajaran yang efektif dalam model pembelajaran Cooperative

Learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa

sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung

jawabnya sendiri agar tuagas selanjutnya dalam kelompok dapat

dilaksanakan. Dalam teknik yang dikembangkan Aronson misalnya, bahan

bacaan dibagi menjadi empat bagian dan masing-masing siswa mendapat

dan membaca satu bagian. Dengan cara demikian, siswa yang tidak jelas

melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan jelas dan mudah.

Rekan-rekan dalam satu kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan tugas

agar tidak menghambat yang lain.

c. Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk saling bertatap

muka, sehingga mereka dapat saling berdiskusi. Interaksi semacam ini

memungkinkan anak-anak dapat saling menjadi sumber belajar. Anak anak

sering merasa lebih mudah belajar dengan teman sesamanya daripada

belajar dari guru. Interaksi tatap muka memungkinkan terciptanya sumber

belajar yang bervariasi, sehingga dapat mengoptimalkan pencapaian hasil

(29)

d. Komunikasi Antaranggota

Siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara.

Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya

untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka mengutarakan

pendapat mereka. Proses komunikasi antar kelompok merupakan proses

yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman

belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional anak

e. Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok

dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih

efektif. waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali kerja kelompok,

tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar

terlibat dalam kegiatan pembelajaran Cooperative Learning.

Pengelolaan kelas Cooperative Learning menggunakan

pengelompokan heterogenitas (kemacamragaman). Kelompok heterogenitas

dapat dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar

belakang agama, sosio ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis.

Dalam hal kemampuan akademis, kelompok terdiri dari orang

(30)

sangat baik diterapkan dalam pembelajaran karena memberi kesempatan

pada siswa untuk saling mengajar (peer teaching).

Kebebasan memilih teman sering menyebabkan kelompok belajar

menjadi homogen, sehingga tujuan belajar Cooperative Learning tidak

tercapai. Anggota setiap kelompok belajar hendaknya ditentukan secara

acak. Ada tiga macam teknik pengacakan menurutTriantoro dalam MUTU

(1998:33) yang dapat digunakan. Ketiga teknik tersebut dapat dikemukakan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan Sosiometri

Melalui metode ini guru dapat menentukan anak dari yang

tergolong paling disukai teman hingga paling tidak disukai oleh teman.

Berdasarkan metode ini guru dapat menyusun kelompok belajar yang

didalam tiap kelompok ada anak yang tergolong banyak teman, anak

biasa dan anak yang tidak memiliki teman.

2. Berdasarkan Kesamaan Nomor

Jika jumlah anak dalam kelas 20 dan ingin menciptakan 5

kelompok belajar yang masing-masing beranggotakan 4 anak misalnya,

guru dapat menghiting anak dari 1 sampai 4. Anak-anak yang bernomor

sama kemudian dikelompokan sehingga tercipta 5 kelompok yang

(31)

3. Menggunakan Teknik Acak Berstrata

Anak-anak dalam kelas terlebih dahulu dikelompokan secara

homogen. Setelah itu, secara acak anak diambil dari kelompok yang

homogen tersebut dan dimasukkan kedalam kelompok belajar

Cooperative Learning. Melalui teknik ini diharapkan dapat tercipata

kelompok yang anggotanya heterogen.

Dalam metode pembelajaran Cooperative Learning, penataan ruang

kelas perlu memperhatikan prinsip-prinsip tertentu. Bangku perlu ditata

sedemikian rupa sehingga semua siswa bisa melihat guru/papan tulis dengan

jelas, bisa melihat rekan-rekan kelompoknya dengan baik, dan berada dalam

jangkauan kelompoknya dengan merata. Kelompok bisa dekat satu sama

lain, tetapi tidak menggangu kelompok yang lain dan guru bisa

menyediakan sedikit ruang kosong di salah satu bagian kelas untuk kegiatan

lain (Lie, 2007:52).

C. Model Cooperative Learning teknik Jigsaw

Teknik Jigsaw merupakan salah satu teknik dalam Cooperative

learning yang bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,

mendengarkan, ataupun berbicara. Cooperative Learning Teknik Jigsaw juga

menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.

(32)

membantu siswa mengaktifkan latar belakang ini agar bahan pelajaran lebih

bermakna. Siswa dapat bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong

royong dan banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan

ketrampilan berkomunikasi. Cooperative Learning teknik Jigsaw merupakan

suatu tipe pembelajaran Cooperative Learning yang terdiri dari beberapa

anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan

bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada

anggota lain dalam kelompoknya.

Model Coperative Learning teknik Jigsaw merupakan model

kelompok dimana siswa belajar dalam kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa.

Siswa dibagi secara heterogen dan siswa saling bekerja sama yang positif dan

bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus

dipelajari.

Model Cooperative Learning teknik Jigsaw terdapat kelompok asal

dan kelompok ahli. Kelompok asal merupakan kelompok yang telah dipilih

secara heterogen, sedangkan kelompok ahli adalah kelompok siswa yang

terdiri dari kelompok asal yang memiliki materi pelajaran yang sama dan

saling bekerja sama dalam kelompok ahli.

Langkah-langkah dalam penerapan Cooperative Learning teknik

(33)

1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Kelompok

ini disebut dengan kelompok asal. Kelompok asal menyesuaikan

dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari.

Cooperative Learning teknik Jigsaw setiap siswa diberi tugas

mempelajari satu bagian materi pelajaran tersebut. Semua siswa yng

memiliki materi yang sama bekerja dalam kelompok yang disebut

kelompok ahli. Dalam kelompok ahli, siswa saling berdiskusi

mempelajari materi tersebut. Setelah siswa selesai berdiskusi alam

kelompok ahli kemudian siswa kembali ke kelompok asal. Dalam

kelompok asal siswa saling berbagi materi yang telah dipelajari dalam

kelompok ahli.

2. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok asal, kemudian salah satu

siswa mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompok asal tersebut.

Presentasi dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada

materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

(34)

D. Hakikat IPS

1. Pengertian IPS

IPS lahir dari keinginan para pakar pendidikan untuk “membekali”

para siswa supaya nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani

kekompleksitas kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang

secara tidak terduga. IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia

sekelilingnya. Yang menjadi pokok kajian IPS adalah tentang hubungan

antar manusia. IPS bukan hanya mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan yang berhubungan dengan manusia saja, melainkan juga

tentang tindakan-tindakan empatik yang melahirkan pengetahuan.

Melalui pengajaran IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan,

ketrampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan

tantangan-tantangannya. Selanjutnya siswa kelak diharapkan mampu

bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah sosial

yang dihadapinya. IPS memusatkan perhatiannya pada hubungan

antarmanusia dan pemahaman sosial. Dengan demikian IPS dapat

membangkitkan kesadaran bahwa kita akan berhadapan dengan kehidupan

penuh tantangan. Dapat dikatakan bahwa IPS mendorong kepekaan siswa

terhadap hidup dan kehidupan sosial menurut Depdikbud (dalam

(35)

Tujuan siswa mempelajari IPS adalah

a. Supaya para siswa dapat mensistematisasikan bahan, informasi, dan

kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya

menjadi lebih bermakna.

b. Supaya para siswa dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai

masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab.

c. Supaya para siswa dapat mempertinggi rasa toleransi dan

persaudaraan di lingkungan sendiri dan antarmanusia.

Pada hakikatnya IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya.

Manusia selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam hidupnya

manusia harus mampu mengatasi rintangan-rintangan yang mungkin

timbul dari sekelilingnya maupun dari akibat hidup bersama. IPS melihat

manusia dari berbagai sudut pandang. IPS melihat bagaimana manusia

hidup bersama dengan sesamanya di lingkungannya sendiri, denga

tetangganya, yang dekat sampai jauh. Jadi bahan belajar dalam IPS adalah

keseluruhan tentang manusia (Suradisastra, 1991:6).

2. Pengertian Pembelajaran IPS Terpadu

Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan

pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya

(36)

baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan

menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik

menurut Debdikbud (dalam Trianto, 2007:129). Salah satu cara yang

dilakukan dalam pembelajaran terpadu adalah memadukan Kompetensi

Dasar. Pembelajaran terpadu memberikan pengalaman langsung pada

siswa sehingga siswa dapat menambah kekuatan untuk menerima,

menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang

dipelajari. Model pembelajaran terpadu melatih siswa untuk dapat

menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajarinya.

Pembelajaran terpadu disusun dari berbagai cabang ilmu dalam

rumpun ilmu sosial. Pada pembelajaran terpadu dapat mengambil suatu

topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas,

diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Tema

dapat diambil dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang.

Bisa membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari

berbagai disiplin atau sudut pandang.

E. Kurikulum Mata Pelajaran IPS Kelas V

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoma

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

(37)

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 ayat (1), Standar Nasional

Pendidikan terdiri atas:

1. Standar Isi

2. Standar proses

3. Standar kompetensi lulusan

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan

5. Standar sarana dan prasarana

6. Standar pengelolaan

7. Standar pembiayaan

8. Standar penilaian pendidikan

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35

ayat (2), Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan

pengembangan:

1. Kurikulum

2. Tenaga kependidikan

3. Sarana dan Prasarana

4. Pengelolaan

5. Pembiayaan

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35

ayat (3), Pengembangan Standar Nasional Pendidikan serta pemantauan

(38)

badan standarisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan

(Badan Standar Nasional Pendidikan).

Gambar 1: Bagan Alur Penyusunan Kurikulum

Di Indonesia kurikulum yang dipergunakan adalah Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional

yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur,

dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan,

dan silabus (BSNP, 2006: 5). Undang- Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional

Standar Kompetensi

Lulusan

 SKL Jenjang

 SKL-KMP

 SKL-MP

Standar Isi

 Kerangka Dasar

 Stuktur

 Beban Belajar

 Kalender Pend-  SK dan KD MP

PANDUAN

(39)

dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (PP

19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum

pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan

pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada

panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Gambar 2: Bagan Kompetensi

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

STANDAR KOMPETENSI KELOMPOK MATA

PELAJARAN

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR

MATERI POKOK

(40)

Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penelitian

dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar

kompetensi lulusan meliputi kompetensi seluruh mata pelajaran,

kompetensi kelompok mata pelajaran, dan kompetensi mata pelajaran atau

mata kuliah. Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk

seluruh mata pelajaran atau seluruh kelompok mata pelajaran. Standar

kompetensi kelompok mata pelajaran sendiri adalah kualifikasi

kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan

sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang diharapkan dicapai pada setiap

tingkatdan atau semester untuk kelompok mata pelajaran tertentu.

Sedangkan standar kompetensi mata pelajaran adalah kualifikasi

kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan

sikap, pengetahuan dan katrampilan yang diharapkan dicapai pada setiap

tingkat dan atau semester untuk mata pelajaran tertentu.

Kompetensi Dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai

peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan

indikator kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat

diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi

dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian.

Dari kompetensi dasar yang ada kemudian dikembangkan ke dalam

(41)

kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat

belajar (BSNP, 2006: 14). Silabus merupakan penjabaran standar

kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk

penilaian.

Prinsip Pengembangan Silabus (BSNP, 2006: 14) :

1. Ilmiah

2. Relevan

3. Sistematis

4. Konsisten

5. Memadai

6. Aktual dan Kontekstual

7. Fleksibel

8. Menyeluruh

Standar kompetensi mata pelajaran IPS kelas V semester 2 adalah

menghargai peranan tokoh dan masyarakat dalam mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mata pelajaran IPS kelas V

(42)

yang akan dibahas adalah pada kompetensi dasar menghargai jasa dan

peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan.

F. Kerangka Berfikir

Berdasarkan pandangan hidup Pancasila dan semboyan Bhineka

Tunggal Ika, manusia adalah makluk yang berbeda-beda. Pandangan hidup

dan semboyan tersebut mengajarkan bahwa Tuhan menciptakan manusia

berbeda-beda (bhineka) secara vertikal dan horisontal agar dapat saling

membantu antara yang satu dengan yang lainnya

Dalam pendidikan banyak dijumpai perbedaan-perbedaan mulai dari

kaya-miskin, kuat-lemah, pintar-bodoh, agama, gender, ras, suku, dan

lain-lain. Dari karakter yang heterogen tersebut diharapkan siswa dapat saling

berinteraksi saling membutuhkan antar individu di dalam kelas.

Interaksi saling membutuhkan atau hubungan kerja sama antar

individu di dalam kelas inilah yang menghasilkan suasana belajar kooperatif.

Penciptan suasana belajar kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa karena semua siswa dalam kelompok belajar kooperatif memberikan

kontribusi bagi kemajuan kelompok. Setiap anak dalam kelompok harus

saling membantu, anak yang pandai harus membantu anak yang kurang

(43)

saling mendorong agar tumbuh motivasi belajar yang kuat sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajarnya.

G. Hipotesis Tindakan

Dengan menggunakan model Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat

meningkatkan prestasi belajar IPS tentang menghargai perjuangan para tokoh

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Model penelitian Kemmis dan Mc

Taggart dalam Arikunto (2002:83) yakni perencanaan (planing), tindakan

(acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting).

Model penelitiannya dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 3. Bagan Langkah-langkah Penelitian (Kasbolah, 2001:10)

Dalam penelitian tindakan kelas terdapat beberapa prinsip yang harus

diperhatikan oleh seorang peneliti. Prinsip – prinsip yang harus diperhatikan

dalam melakukan penelitian tindakan kelas tersebut adalah : Rencana

Tindakan

refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan

Pelaksanaan Tindakan refleksi

Rencana Tindakan

27

(45)

a. Penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu tugas mengajar. Tujuan

guru dalam melakukan penelitian adalah memperbaiki kegiatan belajar

mengajar. Jadi bukan mengganggu kelancaran pembelajaran di kelas.

b. Proses pengumpulan data tidak boleh banyak menyita banyak waktu. Agar

tidak terlalu menyita banyak waktu maka peneliti seharusnya sudah

mempersiapkan teknik apa yang akan digunakan.

c. Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah yang

memang dia hadapi, menarik bagi peneliti dan merupakan masalah

pembelajaran yang bersifat faktual serta dimulai dengan hal – hal yang

sederhana dulu namun nyata.

d. Metodologi yang dipakai harus tepat dan terpercaya.

e. Penelitian tindakan kelas tidak boleh menyimpang dari prosedur etika di

lingkungan kerjanya.

f. Guru membuat jurnal pribadi di mana guru mencatat kemajuan, persoalan

yang dihadapi, dan refleksi tentang proses belajar siswa dan proses

pelaksanaan pendidikan.

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Suhardjono antara lain adalah:

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah

(46)

3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga

tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan

pembelajaran secara berkelanjutan.

A. Setting

1. Subjek penelitian

Subjek yang akan penulis teliti adalah siswa kelas V SD Kanisius

Kembaran Bantul dengan jumlah 19 siswa.

2. Objek Penelitian

Objek Penelitian adalah peningkatan prestasi belajar IPS tentang

menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

dengan model Cooperative Learning teknik Jigsaw siswa kelas V SD

Kanisius Kembaran Bantul tahun pelajaran 2009/2010.

3. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Kanisius Kembaran, Tamantirto,

(47)

4. Waktu Penelitian:

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Uraian kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Penyusunan proposal

2 Penyusunan Instrument

3 Uji coba instrument

4 Pengumpulan data

5 Analisis data

6 Penyusunan Laporan

7 Pembuatan artikel penelitian

8 Ujian skripsi

B. Prosedur Penelitian

1. Persiapan:

a. Membuat instrument pembelajaran.

1) Menyusun RPP

2) Membuat LKS

b. Membuat instrument penilaian.

(48)

2. Rencana Tindakan Setiap siklus

a. Siklus 1

1) Kegiatan awal

a) Memberikan apersepai mengenai materi yang akan dipelajari

dengan Tanya jawab tentang menghargai perjuangan para tokoh

dalam mempertahankan kemerdekaan.

b) Guru memberikan pengarahan tentang Cooperative Learning

teknik jigsaw.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan inti

a) Guru membagi kelas menjadi kelompok heterogen, satu kelas

dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6 siswa

(setiap anggota kelompok mendapat nomor 1-6).

Kel 1 Kel 2 Kel 3

b) Siswa mendapatkan materi dari guru tentang teks bacaan dan soal.

c) Siswa dengan materi yang sama bergabung menjadi 1 kelompok

ahli(siswa dengan nomor yang sama bergabung membentuk

elompok ahli) Siswa

1 2 3

4 5 6

Siswa

1 2 3

4 5 6

Siswa

1 2 3 4

(49)

Kelompok ahli :

Kel Ahli 1 Kel Ahli 2 Kel Ahli 3

Kel Ahli 4 Kel Ahli 5 Kel Ahli 6

Keterangan:

 Kelompok ahli 1 : Pertempuran 10 November 1945

 Kelompok ahli 2 : Pertempuran Ambarawa

 Kelompok ahli 3 : Pertempuran “Medan Area”

 Kelompok ahli 4 : Bandung Lautan Api

 Kelompok ahli 5 : Puputan Margarana

 Kelompok ahli 6 : Pertempuran Lima Hari di Semarang

d) Setiap siswa kembali ke kelompoknya masing-masing.

e) Siswa melakukan diskusi di dalam kelompok asal.

f) Dengan diskusi dalam satu kelompok asal, siswa

mendapatkan jawaban soal yang telah dibagikan.

g) Siswa mempresentasikan hasil dari kelompok.

h) Siswa diberi penguatan dengan diberikan jawaban yang

benar. Siswa

1 1 1 1

Siswa

2 2 2

Siswa

3 3 3

Siswa

6 6 6 Siswa

4 4 4

Siswa

(50)

i) Siswa mendapatkan penghargaan yang dapat

menyelesaikan tepat waktu.

3) Penutup

Guru membuat rangkuman materi dan memberikan tes hasil

belajar siklus I

4) Observasi

Peneliti dibantu oleh satu orang guru yang bertindak sebagai

pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan

siswa selama proses pembelajaran dan mengisi lembar

pengamatan.

5) Refleksi

Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian

khusus selama proses pembelajaran.

b. Siklus II

1) Kegiatan awal

a) Memberikan apersepai mengenai materi yang akan

dipelajari dengan tanya jawab tentang menghargai

perjuangan para tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan.

b) Guru memberikan pengarahan tentang pelaksanaan

(51)

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan inti

a) Guru membagi kelas menjadi kelompok heterogen, satu kelas

dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4

siswa.

(Setiap siswa mendapatkan no yaitu nomor 1, 2, 3, 4)

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Kelompok 4 Kelompok 5

b) Siswa mendapatkan materi dari guru tentang teks bacaan dan

soal.

c) Siswa dengan materi yang sama bergabung menjadi 1

kelompok ahli (Siswa yang mendapat nomor sama

berkumpul membentuk kelompok ahli dengan materi yang

sama). Siswa

1 2 3 4

Siswa

1 2 3 4

Siswa

1 2 3 4

Siswa

1 2 3 4

Siswa

(52)

Kelompok ahli:

Kel Ahli 1 Kel Ahli 2 Kel Ahli 3

Kelompok Ahli 4

 Kelompok Ahli 1 : Ir. Soekarno

 Kelompok ahli 2 : Drs. Moh. Hatta

 Kelompok ahli 3: S.S. Hamengku Buwono IX

 Kelompok ahli 4 : Jendral Sudirman

d) Setiap siswa kembali ke kelompoknya masing-masing.

e) Siswa melakukan diskusi di dalam kelompok asal.

f) Dengan diskusi dalam satu kelompok asal, siswa

mendapatkan jawaban soal yang telah dibagikan.

g) Siswa mempresentasikan hasil dari kelompok.

h) Siswa diberi penguatan dengan diberikan jawaban yang benar.

i) Siswa mendapatkan penghargaan yang dapat menyelesaikan

tepat waktu. Siswa

1 1 1 1 1

Siswa

2 2 2 2 2

Siswa

3 3 3 3 3

Siswa

(53)

3) Penutup

Guru membuat rangkuman materi dan memberikan tes hasil

belajar siklus II

4) Observasi

Peneliti dibantu oleh satu orang guru yang bertindak sebagai

pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan

siswa selama proses pembelajaran dan mengisi lembar

pengamatan.

5) Refleksi

Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian

khusus selama proses pembelajaran.

C. Alat Pengumpulan Data

1. Peubah

Prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran

2. Indikator

Peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan Cooperative Learning teknik

Jigsaw dalam pembelajaran IPS.

3. Data

Nilai diperoleh darai nilai hasil ulangan siklus 1 dan 2

4. Pengumpulan Data

(54)

5. Instrumen

Dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis Instrumen yaitu:

a. Instrumen pembelajaran meliputi: silabus, RPP, LKS

b. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes tertulis.

Kualitas soal ulangan Siklus I dan Siklus II telah diuji coba yang

dilakukan pada siswa kelas VI pada mata pelajaran IPS tentang

menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

Untuk mencari validitas dan reabilitas dibutuhkan minimal 30 siswa. SD

Kanisius Kembaran tidak memenuhi syarat tersebut, sehingga uji validitas

dan reabilitas dilakukan di dua SD yaitu SD Kanisius Kembaran

sebanyak 23 siswa dan SD Kanisius Padokan sebanyak 11 siswa, karena

pada saat uji coba siswa kelas V SD Kanisius Kembaran belum menerima

materi tentang menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan

(55)

Kualitasnya dinyatakan dalam:

a) Validitas

Menurut Masidjo (1995:242), Validitas suatu tes adalah sampai

di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya

diukur. Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu

koofisien yang disebut koofesien validitas rxy. Validitas item

yang dihitung dengan menghitung korelasi skor item dengan

skor total, yaitu dihitung dengan rumus korelasi Product

Moment dan Pearson yaitu:

  

 

 

 

2 2

2

2 x N y y

x N

y x xy

N rxy

Keterangan: rxy=koefisien validitas, X= hasil pengukuran butir

tes yang ditentukan validitasnya, Y= skor total tes. Alat ukur

dapat dipakai bila valid dan memiliki kualifikasi validitas yang

cukup (Budi, 2008:5). Untuk menyatakan validitasnya, dapat

digunakan tabel berikut sebagai pedoman (Masidjo, 1995:243).

(56)

Koefisien Korelasi (X) Kualifikasi

± 0,91-1,00

± 0,71-0,90

± 0,41-0,70

± 0,21-0,40

± 0,00-0,20

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

Koefisien Validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan

koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Karena siswa yang

mengerjakan soal ujicoba berjumlah 34 maka harga kritis untuk N= 34

pada taraf signifikasi 5% = 0,316 (dilihat dari tabel harga krtitis r

Product Moment) . Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa alat ukur

valid karena ada korelasi yang signifikan antara skor item dengan skor

total.

b) Reliabilitas

Menurut Masidjo (1995:209), yang dimaksud realibilitas suatu

tes adalah taraf di mana suatu tes mampu menunjukkan

konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf

ketetapan dan ketelitian hasil. Taraf reabilitas suatu tes

(57)

reliabilitas (rxy). Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu

bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00.

Tabel 3. Kualifikasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi (X) Kualifikasi

± 0,91-1,00

± 0,71-0,90

± 0,41-0,70

± 0,21-0,40

± 0,00-0,20

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

Realibilitas tes, yang dihitung dengan rumus Kunder Richardson

(KR) –21, yaitu:

2

2

1St n

Mt n Mt nSt Rtt

  

Keterangan : n=

nibi,St=devisiasi standar skor tes; Mt=mean
(58)

D. Indikator Keberhasilan

Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) mata pelajaran IPS yang harus

dikuasai siswa kelas IV SD Kanisius Kembaran adalah 64. Indikator

keberhasilan yang digunakan pada akhir siklus I pada penelitian tindakan

kelas ini adalah nilai rata ulangan siswa sebesar 65, sedangkan nilai

rata-rata nilai ulangan pada akhir siklus II sebesar 75. Nilai ulangan siswa

diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh dari hasil tes.

Tabel 4. Target Keberhasilan Siswa

No Indikator Kondisi Awal Akhir Siklus

I

Akhir Siklus

II

1 Nilai rata-rata

ulangan

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka rancangan penelitian

ini berupa siklus yang terdiri dari empat bagian yaitu perencanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai

berikut:

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas sehingga terbagi dalam

beberapa siklus yang terdiri dari empat bagian, yaitu rencana tindakan,

pengamatan dan refleksi.

1. Siklus I

a. Rencana Kegiatan

Pada tahap perencanaan kegiatan guru adalah merencanakan

pembelajaran dengan mempersiapkan perangkat yang digunakan dalam

pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media berupa

Lembar Kegiatan Siswa, gambar-gambar tentang pertempuran dalam

mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan lembar evaluasi untuk siswa.

Materi yang akan dibahas dalam Siklus pertama ini adalah mempertahankan

kemerdekaan Indonesia.

(60)

c. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus pertama dilaksanakan pada hari rabu

tanggal 9 maret 2010 di kelas V dengan jumlah siswa 19. Dalam hal ini

peneliti bertindak sebagai guru. Proses pembelajaran mengacu pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dipersiapkan. Kegiatan pengamatan

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran oleh 1 orang guru

yang telah ditunjuk. Proses pembelajaran menggunakan model Cooperative

learning teknik Jigsaw. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 6-7 siswa. Pada akhir pertemuan diadakan ulangan untuk

mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diterima.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan bantuan seorang guru yang telah

ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan

berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Adapun tugas guru sebagai pengamat

adalah mengamati berlangsungnya pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan

inti dan kegiatan akhir yang menghasilkan data apakah guru telah

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. Hal yang kurang dalam siklus ini adalah guru kurang

menjelaskan tentan kegiatan pembelajaran menggunakan Cooperative

(61)

diskusi kelompok. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran tetapi perlu ditingkatkan lagi. Pada

pertemuan siklus pertama dilaksanakan ulangan harian untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa setelah menerima pelajaran.

Hasil ulangan harian pada siklus pertama tersaji dalam tabel berikut ini:

Tabel 5. Nilai ulangan siswa akhir siklus I

No. Nama Siswa Nilai Ketuntasan

Ya Tidak

1 Firman Dianoro 60 √

2 A. Rika Anraini 65 √

3 Arkanjela Tevua Lestavi 70 √

4 Rohmadi 70 √

5 Ig. Satria Krisna 55 √

6 Asesius Kristian Tri 65 √

7 Noor Chandra 65 √

8 Yohanes Rangga 70 √

9 Hilaria Asri 80 √

10 Krismanto Antoro 90 √

11 Elya Arain 65 √

12 Widyana Febriyanti 70 √

13 Paulus Aprilia 65 √

14 Ida Suci Lestari 50 √

15 Putri Kristiana 60 √

16 Dyah Ayu Kenya P. 65 √

17 Noni Umiatun 60 √

18 Ririn Krismiyatiningsih 55 √

19 Klana Prila Gaphe 60 √

Jumlah 1240 12 7

(62)

Dari tabel ulangan siswa di atas diperoleh nilai rata-rata ulangan kelas

mencapai 65,26 meningkat dari nilai rata-rata kondisi awal yaitu 59,6. Karena

nilai ulangan rata-rata belum memenuhi indikator keberhasilan siklus kedua

yaitu 75 maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus kedua.

c. Refleksi

Hal-hal yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung antara lain:

Siswa kurang antusias dan bersemangat saat melaksanakan diskusi, dalam

kelompok besar siswa ada yang tekun mengerjakan tetapi ada juga siswa yang

bermain sendiri. Siswa masih bingung dalam menerapkan model Cooperative

Learning teknik Jigsaw. Pada siklus I jumlah siswa yang belum tuntas

belajarnya adalah 7 siswa atau 36,84%.

Kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam proses pembelajaran pada siklus

I ini akan diperbaiki pada siklus II agar dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Dalam siklus II yang akan dilakukan untuk lebih meningkatkan prestasi siswa

yang harus dilakukan adalah

1. Membagi kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.

2. Memberikan motivasi kepada siswa agar siswa lebih bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran menggunakan Cooperative Learning teknik

(63)

2 Siklus II

a. Rencana Tindakan

Pada tahap perencanaan kegiatan guru adalah merencanakan

pembelajaran dengan mempersiapkan perangkat yang digunakan dalam

pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media berupa

Lembar Kegiatan Siswa, gambar-gambar tentang tokoh-tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan lembar evaluasi untuk siswa.

Materi yang akan dibahas adalah tokoh-tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus kedua dilaksanakan pada har rabu tanggal

17 Maret 2010 di kelas V dengan jumlah 19 siswa. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai guru. Proses pembelajaran mengacu pada rencana

pembelajaran yang telah disusun dengan memperhatikan revisi pada siklus

pertama. Pada siklus ini peneliti menggunakan model Cooperative Learning

teknik Jigsaw. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang anggotanya telah

ditentukan oleh guru, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa kemudian siswa

bekerja sesuai dengan model Cooperative Learning teknik Jigsaw. Pada akhir

(64)

mengikuti pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning teknik

Jigsaw.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan bantuan seorang guru yang telah

ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan

berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Adapun tugas guru sebagai pengamat

adalah mengamati berlangsungnya pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan

inti dan kegiatan akhir yang menghasilkan data apakah guru telah

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. Pada siklus kedua ini siswa lebih aktif dalam berdiskusi dan

lebih semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru telah

melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran. Pada pertemuan siklus pertama dilaksanakan ulangan harian

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima pelajaran.

(65)

Tabel 6. Nilai ulangan siswa akhir siklus II

No. Nama Siswa Nilai Ketuntasan

Ya Tidak

1 Firman Dianoro 65 √

2 A. Rika Anraini 60 √

3 Arkanjela Tevua Lestavi 90 √

4 Rohmadi 90 √

5 Ig. Satria Krisna 55 √

6 Asesius Kristian Tri 70 √

7 Noor Chandra 75 √

8 Yohanes Rangga 70 √

9 Hilaria Asri 100 √

10 Krismanto Antoro 100 √

11 Elya Arain 90 √

12 Widyana Febriyanti 85 √

13 Paulus Aprilia 65 √

14 Ida Suci Lestari 70 √

15 Putri Kristiana 80 √

16 Dyah Ayu Kenya P. 90 √

17 Noni Umiatun 70 √

18 Ririn Krismiyatiningsih 55 √

19 Klana Prila Gaphe 90 √

Jumlah 1470 16 3

Rata-rata 77.36842105

Dari tabel ulangan siswa di atas diperoleh nilai rata-rata kelas mencapai 77,36

meningkat dari nilai rata pada siklus pertama yaitu 65,26. Karena nilai

rata-rata ulangan kelas telah memenuhi indikator keberhasilan siklus kedua yaitu 75

maka penelitian sudah dikatakan berhasil. Oleh karena itu, penelitian tidak

(66)

d. Refleksi

Hal-hal yang ditemukan dalam Siklus kedua berlangsung adalah

1) Siswa aktif mengikuti diskusi dikelompok ahli maupun kelompok asal.

2) Siswa lebih berinteraksi dengan siswa lain dan lebih bertanggung jawab

menyampaikan hasil diskusi dari kelompok ahli ke kelompok asal.

3) Siswa aktif mencari dan menemukan data yang diperlukan untuk mengerjakan

tugas di kelompok ahli.

B. PEMBAHASAN

Peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penelitian sampai dengan

(67)

Tabel 7. Hasil Ulangan Siswa Kelas V Sebelum dan Sesudah Tindakan

No. Nama Sebelum

tindakan

Sesudah Tindakan Akhir

Siklus I

Ketuntasan Akhir Siklus

II

Ketuntasan

Ya Tidak Ya Tidak

1 Firman Dianoro

60 √ 65 √

2 A. Rika Anraini

65 √ 60 √

3 Arkanjela Tevua L

70 √ 90 √

4 Rohmadi

70 √ 90 √

5 Ig. Satria Krisna

55 √ 55 √

6 Asesius Kristian Tri

65 √ 70 √

7 Noor Chandra

65 √ 75 √

8 Yohanes Rangga

70 √ 70 √

9 Hilaria Asri

80 √ 100 √

10 Krismanto Antoro

90 √ 100 √

11 Elya Arain

65 √ 90 √

12 Widyana Febriyanti

70 √ 85 √

13 Paulus Aprilia

65 √ 65 √

14 Ida Suci Lestari

50 √ 70 √

15 Putri Kristiana

60 √ 80 √

16 Dyah Ayu Kenya P.

65 √ 90 √

17 Noni Umiatun

60 √ 70 √

18 Ririn Krismiyatiningsih

55 √ 55 √

19 Klana Prila Gaphe

60 √ 90 √

Jumlah 1240 12 7 1470 16 3

(68)

Berdasarkan analisis data pada tabel di atas terdapat kenaikan rata-rata nilai

ulangan sampai dengan akhir siklus II. Data awal sebelum tindakan nilai rata-rata

hasil ulangan siswa adalah 59,6 dan pada akhir siklus kedua nilai rata-rata hasil

ulangan siswa adalah 77,36. Dengan adanya peningkatan rata-rata nilai ulangan siswa

yang melebihi indikator keberhasilan pada penelitian ini maka dapat ditarik

kesimpilan bahwa peningkatan prestasi telah tercapai. Oleh karena itu, penelitian

tidak dilanjutkan.

Pada siklus I penelitian dilaksanakan dengan Pembelajaran Cooperative

Learning teknik Jigsaw dengan pembagian kelompok terdiri dari 6 siswa. Pada siklus

I siswa yang mendapat nilai 50 ada satu anak, dua anak mendapat nilai 55, empat

siswa mendapat nilai 60, enam siswa mendapat nilai 65, empat siswa mendapat nilai

70, satu siswa mendapat 80 dan satu siswa mendapat 90. Berdasarkan data pada tabel

di atas nilai rata-rata hasil ulangan pada siklus pertama adalah 65,26. Siswa yang

mendapat nilai ulangan di atas kriteria ketuntasan minimal pada akhir siklus I

sebanyak 12 siswa atau sekitar 63,15% dari 19 siswa. sebanyak 7 siswa masih

mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal atau 36,84%. dan pada siklus

pertama

Gambar

Tabel 1. Tabel Jadwal Penelitian .................................................................
Gambar 1. Bagan Alur Penyusunan Kurikulum ..................................................
Gambar 1: Bagan Alur Penyusunan Kurikulum
Gambar 2: Bagan Kompetensi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara fungsi kognitif terhadap kepatuhan minum obat anti hipertensi pada pasien lanjut usia di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah

Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 Keberhasilan Koperasi (Y) Keberhasilan Koperasi Member

Pergerakan nyamuk dari tempat perindukan ke tempat mencari mangsa dan selanjutnya ke tempat untuk beristirahat ditentukan oleh kemampuan terbang nyamuk. Pada waktu

Sebagai alternative system tabung biokimia secara konvensional, bisa menggunakan 5 sistem biokimia komersial (API 20E, Enterotube II, Enterobacteriaceae II, MICRO-ID, atau Vitek

Kelas Users digunakan untuk menyimpan seluruh data users , kelas BiayaDokter akan menyimpan data biaya dokter, kelas KuotaJamkes akan menyimpan data kuota jaminan

Untuk pemanfaatan pekarangan yang letaknya berdekatan dengan rumah serta luas lahan yang relatif terbatas, maka jenis budidaya puyuh yang sesuai adalah

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja karyawan pada PT PLN (Persero) Area Malang sudah sangat baik yang berdampak pada motivasi kerja,

Berdasarkan kondisi tersebut, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Efektivitas Penggunaan Teknologi Sistem Informasi Akuntansi,