MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS
KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Roni Erwanto
NIM : 081134195
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
MODEL
COOPERATIVE LEARNING
TEKNIK
JIGSAW
DALAM
MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS
KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Roni Erwanto NIM : 081134195
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
MODEL
COOPERATIVE LEARNING
TEKNIK
JIGSAW
DALAM
MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS
KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Oleh:
Roni Erwanto
NIM : 081134195
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Drs. Puji Purnomo, M.Si Tanggal 8 Juni 2010
Pembimbing II
iii
MODEL
COOPERATIVE LEARNING
TEKNIK
JIGSAW
DALAM
MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS
KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Roni Erwanto
NIM : 081134195
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 15 Juni 2010
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Drs. Puji Purnomo, M.Si ...
Sekretaris Rusmawan, S.Pd ...
Anggota Drs. Puji Purnomo, M.Si ...
Anggota Rusmawan, S.Pd ...
Anggota Drs. J. Sumedi ...
Yogyakarta, 15 Juni 2010
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv
PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini, aku persembahkan untuk:
“Bapak dan Ibuku”
tercinta
“Kakak dan keponakanku”
yang aku sayangi
Teman-temanku yang selalu memberi dukungan dan
v
MOTTO
Tidak ada keselamatan di dalam siapa
pun juga selain di dalam Dia, sebab di
bawah kolong langit ini tidak ada nama
lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 9 Juni 2010
Penulis
vii
Yang bertanda tangan di bawah, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Roni Erwanto
NIM : 081134195
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL
COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA
PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 9 Juni 2010
Yang menyatakan
viii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL
COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM
MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Roni Erwanto Universitas Sanata Dharma
2010
Penguasan materi pembelajaran IPS pada kompetensi dasar menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan di kelas V SD Kanisius Kembaran Bantul masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan IPS dibawah KKM yang telah ditetapakan, siswa mendapat nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 64 dan sudah dua tahun terakhir kejadian seperti ini terulang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model
cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kembaran Bantul dalam mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2009 / 2010.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I dilakukan model cooperative learning teknik jigsaw
dengan membagi kelompok dengan jumlah anggota 6 orang yang dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pada siklus II dilakukan model cooperative learning teknik jigsaw
dengan membagi kelompok dengan jumlah anggota 4 orang yang dilaksanakan dalam 2 pertemuan.
Peningkatan prestasi belajar siswa ditandai dengan nilai rata-rata ulangan kelas pada kondisi awal 59,6meningkat pada akhir siklus pertama yaitu 65,26 dan pada akhir siklus kedua mencapai 77,36. Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa model cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kembaran Bantul tahun pelajaran 2009 / 2010 dalam mata pelajaran IPS.
ix
OF COOPERATIVE LEARNING TECHNIQUE OF JIGSAW ON THE SUBJECT OF SOCIAL STUDY OF THE 5 GRADERS ON SD KANISIUS
KEMBARAN BANTUL IN THE SCHOOL YEAR 2009/2010 Roni Erwanto
The University of Sanata Dharma
2010
The mastery of social study teaching materials on basic compentencies appreciate the role and services of acharacter in the proclamation of independence in 5 graders students of SD Kanisius Kembaran Bantul still low. This can be seen from the average value of social study test was below to the predtermined KKM, the students receive grades below to the predetermined KKM such as 64 and it grades has been appear again in the last two years.
This study aims to determine whether the use of a model cooperive learning using jigsaw technique can improve the learning achievement of 5 graders student in the subject of social study on SD Kanisius Kembaran Bantul in 2009/2010 school year.
This research was conducted with a class-action by two cycles. In the first cycle is amodel coopertive learning technique of jigsaw by dividing the number of members of the group with 6 students who carried out within two meetings. On the second cycle was performed the model cooperative learning technique of jigsaw by divide the group by the number of 4 members which held intwo meetings.
Improved student achievement was marked by the average rating of grade of periodic test from the initial conditions 59,6 rose at the end of first cycle of 65,26 and at 77,36 reached the end of the second cycle. Conclution of research indicated that the jigsaw model of cooperative learning techniques can improve student achievement of 5 graders of SD Kanisius Kembaran Bantul in the school year 2009/2010 on the subject of social studies.
x
anugerah Tuhan, penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Peningkatan
Prestasi Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V SD Kanisius Kembaran Bantul Tahun Pelajaran
2009/2010”.
Tujuan penulis menyusun tugas akhir ini untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Studi S1, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyusun tugas akhir ini, penulis menyadari adanya bantuan dan dorongan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi PGSD dan dosen pembimbing I yang telah memberi dorongan dan mengoreksi skripsi ini hingga selesai.
2. Bapak Rusmawan, S.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan semangat dan mengoreksi skripsi ini hingga selesai.
3. Bapak Mujono, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Kembaran.
4. Seluruh tenaga pendidik dan karyawan SD Kanisius Kembaran yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen PGSD yang telah memberi bekal pengetahuan kepada penulis selama menyelesaikan studi.
6. Staf sekretariat PGSD yang telah memberi pelayanan yang baik kepada penulis selama menempuh studi.
7. Staf perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberi pelayanan kepada penulis dalam mendapat referensi.
8. Kedua Orang tuaku yang selalu memberi dukungan baik secara meterial dan spiritual.
9. Kedua kakak dan keponakanku yang selalu memberiku semangat dalam menyusun tugas akhir ini.
10.Teman-temanku yang telah membantu dan memberi dukungan,“ Mba Ari Trisnawati, Dwi Febrian Fajar Sodiq (Pongky), Agustinus Seno A.P (Agung), Aris, Taufik, Wayan”.
11.Kristiana Puspita Wulandari yang selalu menemaniku dan memberikan dukungan.
xi
Yogyakarta, 9 Juni 2010
xii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Perumusan Masalah ... 3
D. Batasan Pengertian ... 3
E. Pemecahan Masalah ... 4
F. Tujuan Penelitian ... 4
G. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Pengertian Belajar dan Prestasi Belajar ... 6
B. Pengertian Cooperative Learning ... 8
C. Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw ... 14
D. Hakikat IPS ... 17
F. Kurikulum Mata Pelajaran IPS Kelas V... 19
G. Kerangka Berfikir ... 25
H. Hipotesis ... 26
BAB III. METODE PENELITIAN... 27
A. Setting Penelitian ... 29
1. Subjek Penelitian ... 29
2. Objek Penelitian ... 29
3. Tempat Penelitian... 29
4. Waktu penelitian ... 30
B. Prosedur Penelitian ... 30
1. Persiapan ... 30
2. Perencanaan Tindakan ... 31
3. Alat Pengumpulan Data ... 36
xiii
A. Hasil Penelitian ... 42
1. Siklus I ... 42
a. Rencana Tindakan ... 42
b. Pelaksanaan ... 43
c. Pengamatan ... 43
d. Refleksi ... 45
2. Siklus II ... 46
a. Rencana Tindakan ... 46
b. Pelaksanaan ... 46
c. Pengamatan ... 47
d. Refleksi ... 49
B. Pembahasan... 49
BAB V. PENUTUP ... 55
A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 57
xiv
Tabel 3. Tabel Kualifikasi Reliabilitas... 40
Tabel 4. Tabel Indikator Keberhasilan ... 41
Tabel 5. Tabel Nilai Ulangan Siswa Siklus I ... 44
Tabel 6. Tabel Nilai Ulangan Siswa Siklus II ... 48
xv
xvi
Lampiran 3. LKS Siklus I Pertemuan 1 ... 64
Lampiran 4. RPP Siklus I Pertemuan 2 ... 65
Lampiran 5. LKS Siklus I Pertemuan 2 ... 68
Lampiran 6. RPP Siklus II Pertemuan 1 ... 69
Lampiran 7. LKS Siklus II Pertemuan 1 ... 72
Lampiran 8. RPP Siklus II Pertemuan 2 ... 73
Lampiran 9. LKS Siklus II Pertemuan 2 ... 76
Lampiran 10. Kisi – kisi soal ulangan siklus I ... . 77
Lampiran 11. Kisi-kisi soal ulangan siklus II ... 78
Lampiran 12. Soal evaluasi pembelajaran siklus I ... 79
Lampiran 13. Validitas butir soal siklus ... 86
Lampiran 14. Hasil uji Validitas soal siklus I menggunakan SPSS ... 87
Lampiran 15. Hasil perhitungan Reliabilitas soal siklus I ... 99
Lampiran 16. Soal evaluasi pembelajaran siklus II ... 101
Lampiran 17. Validitas butir soal siklus II ... 106
Lampiran 18. Hasil uji Validitas soal siklus II menggunakan SPSS ... 107
Lampiran 19. Hasil perhitungan Reliabilitas soal siklus II ... 119
Lampiran 20. Permohonan izin penelitian ... 121
Lampiran 21. Surat keterangan penelitian ... 122
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peranan pendidikan sangat penting untuk mempersiapkan anak didik
untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa. Pendidikan merupakan pondasi utama suatu bangsa untuk maju
sehingga kita perlu mempersiapkannya dengan baik. Pada saat ini, kita perlu
melihat kembali praktik-praktik pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah.
Banyak orang beranggapan bahwa pembelajaran di sekolah yaitu guru
mengajar dan menyodorkan informasi dan pengetahuan kepada siswa. Lebih
parah lagi, siswa di tuntut untuk memperoleh nilai-nilai yang tinggi.
Paradigma lama beranggapan bahwa pembelajaran adalah guru memberikan
pengetahuan kepada siswa yang pasif. Banyak guru menganggap paradigma
lama ini sebagai satu-satunya alternatif. Mereka mengajar dengan metode
ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, catat, dan hafal (3DCH)
serta mengadu siswa satu sama lain (Lie, 2007:3).
IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya.
Melalui pembelajaran IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan
tantangan-tantangannya. Untuk menilai keberhasilan pembelajaran
diketahui dari nilai di atas KKM. Kriteria ketuntasan minimal setiap sekolah
berbeda-beda sesuai dengan kemampuan siswa serta sarana dan prasarana
pembelajaran yang mendukung. Di SD Kanisius Kembaran KKM yang
ditetapkan adalah 64. Jadi, siswa dinyatakan tuntas dalam mempelajari IPS
jika sudah menguasai kompetensi 64. Namun, di SD Kanisius Kembaran
tingkat penguasaan materi IPS masih kurang yaitu 56% siswa pada tahun
pelajaran 2008/2009 kurang menguasai materi tersebut. Hal ini, dapat
dilihat dari nilai rata-rata kelas yaitu 59,6. Hal tersebut dikarenakan suasana
pembelajaran dan metode yang disampaikan kurang menarik. Penulis akan
mencoba menerapkan pembelajaran dan metode yang menarik sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Untuk
meningkatkan prestasi belajar IPS. Penulis akan menerapkan model
Cooperative Learning teknik Jigsaw. Penulis mengambil judul
”Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning
Teknik Jigsaw dalam Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Kanisius Kembaran
Tahun Pelajaran 2009/2010”. Penulis mengharapkan dengan model
Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini materi yang disampaikan adalah mata pelajaran
IPS terbatas pada materi Menghargai perjuangan para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan karena pada kompetensi dasar tersebut
KKM yang diharapkan belum tercapai.
C. Rumusan Masalah
Apakah dengan penerapan model Cooperative Learning teknik Jigsaw
dapat meningkatkan prestasi belajar IPS tentang menghargai perjuangan
para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan kelas V di SD Kanisius
Kembaran tahun pelajaran 2009/2010?
D. Batasan Pengertian
Supaya tidak terdapat kesalahan persepsi terhadap judul penelitian ini,
maka definisi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai seseorang yang dinyatakan
dalam bentuk nilai atau skor setelah mengikuti pembelajaran.
Model pembelajaran Cooperative Learning teknik jigsaw adalah
pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, siswa bekerja sama
dalam kegiatan belajar dengan teman dalam kelompok. Pada pembelajaran
tipe Jigsaw ini ada dua kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal
terdiri dari siswa yang telah dipilih secara heterogen, sedangkan kelompok
E. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah penerapan model Cooperative Learning teknik Jigsaw.
Diharapkan dengan penerapan model Cooperative Learning teknik Jigsaw
dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi pencapaian hasil
belajar IPS yang optimal.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah apakah dengan penerapan
model Cooperative Learning teknik Jigsaw prestasi belajar IPS tentang
menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
Siswa Kelas V SD Kanisius Kembaran Bantul tahun pelajaran 2009/2010
dapat meningkat?
G. Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman yang berharga dalam usaha
meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model Cooperative
Learning Teknik jigsaw di kelas V SD Kanisius Kembaran tahun
b. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model
Cooperative Learning Teknik Jigsaw di kelas V SD Kanisius Kembaran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Prestasi Belajar
1. Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tiap individu/tiap
orang yang menjadi tanggung jawabnya. Belajar dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan akan pengalaman yang didapat dari kehidupan
sehari-hari. Kegiatan belajar diarahkan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Menurut Hilgard dalam Wens Tanlain (2007:6) bahwa ”belajar
adalah suatu proses dan melalui proses itu terjadi pendidikan serta proses
ini terjadi dalam diri anak sejak ia lahir”. Sedangkan menurut Gage
dalam Dahar (1989:11) bahwa ”belajar adalah suatu proses di mana suatu
organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Ciri-ciri
belajar menurutBaharuddin (2002:15) sebagai berikut.
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingklah laku (change
behavior)
b. Perubahan tingkah laku relative permanent
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut
bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Menurut Soekamto dan Winataputra dalam Baharuddin (2002:16)
dalam proses belajar guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar
berikut:
a. Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang
lain.
b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
c. Siswa dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung
pada setiap langkah yang dapat dilakukan selama proses belajar.
d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa
akan membuat proses belajar lebih berarti.
e. Motivasi siswa akan lebih meningkat apabila diberi tanggung jawab
dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
2. Prestasi Belajar
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, prestasi berarti hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Menurut Winkel
(1991:162) “prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai”. Jadi
Prestasi Belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah seseorang
melakukan kegiatan tertentu. Menurut Arifin (1988:3) bahwa “prestasi
menyelesaikan suatu hal. Prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada
tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pada
manusia. Prestasi semakin terasa penting untuk dipermasalahkan,
menurut Arifin (1988:3) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi
utama sebagai berikut:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai anak didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya
adalah bahwa kurikulun yang digunakan relevan dengan kebutuhan
masyarakat anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi
rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat
kesuksesan anak didik di masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik
B. Pengertian Cooperative Learning
Lie (2007:28) mengatakan bahwa falsafah yang mendasari model
ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerja sama
merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup.
Tanpa kerja sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah.
Model pembelajaran Cooperative Learning atau gotong royong adalah
sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur. Dalam
pembelajaran Cooperative Learning siswa bisa juga mengajar dengan
sesama siswa yang lainnya. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai
fasilitator. Suasana belajar Cooperative Learning dapat menghasilkan
prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian
psikologi yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh persaingan
dan memisah-misahkan siswa menurut Johnson & johnson (dalam Lie,
2007:29)
Roger dan David Johnson (dalam Lie, 2007:31) mengatakan bahwa
”tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning”. Untuk
mencapai hasil yang maksimal, perlu diterapakan lima unsur pembelajaran
a. Saling Ketergantungan Positif
Dalam pembelajaran Cooperative Learning pengajar perlu
menciptakan suasana yang mendorong anak-anak merasa saling
membutuhkan satu sama lain. Pengajar dapat menciptakan kelompok kerja
yang efektif yaitu dengan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap
anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa
mencapai tujuan mereka.
Dalam pembelajaran Cooperative Learning siswa yang kurang
mampu tidak akan merasa minder terhadap rekan-rekan mereka karena
mereka juga memberi sumbangan. Justru mereka akan merasa terpacu untuk
meningkatkan usaha mereka dan dengan demikian menaikkan nilai mereka.
Sebaliknya siswa yang lebih pandai juga tidak akan merasa dirugikan karena
rekannya yang kurang mampu juga telah memberikan bagian sumbangan
mereka.
b. Tanggung Jawab Perorangan
Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang
terbaik, jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model
pembelajaran Cooperative Learning. Kunci keberhasilan metode kerja
Pengajaran yang efektif dalam model pembelajaran Cooperative
Learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa
sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung
jawabnya sendiri agar tuagas selanjutnya dalam kelompok dapat
dilaksanakan. Dalam teknik yang dikembangkan Aronson misalnya, bahan
bacaan dibagi menjadi empat bagian dan masing-masing siswa mendapat
dan membaca satu bagian. Dengan cara demikian, siswa yang tidak jelas
melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan jelas dan mudah.
Rekan-rekan dalam satu kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan tugas
agar tidak menghambat yang lain.
c. Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk saling bertatap
muka, sehingga mereka dapat saling berdiskusi. Interaksi semacam ini
memungkinkan anak-anak dapat saling menjadi sumber belajar. Anak anak
sering merasa lebih mudah belajar dengan teman sesamanya daripada
belajar dari guru. Interaksi tatap muka memungkinkan terciptanya sumber
belajar yang bervariasi, sehingga dapat mengoptimalkan pencapaian hasil
d. Komunikasi Antaranggota
Siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara.
Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya
untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka mengutarakan
pendapat mereka. Proses komunikasi antar kelompok merupakan proses
yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman
belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional anak
e. Evaluasi Proses Kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok
dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih
efektif. waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali kerja kelompok,
tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar
terlibat dalam kegiatan pembelajaran Cooperative Learning.
Pengelolaan kelas Cooperative Learning menggunakan
pengelompokan heterogenitas (kemacamragaman). Kelompok heterogenitas
dapat dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar
belakang agama, sosio ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis.
Dalam hal kemampuan akademis, kelompok terdiri dari orang
sangat baik diterapkan dalam pembelajaran karena memberi kesempatan
pada siswa untuk saling mengajar (peer teaching).
Kebebasan memilih teman sering menyebabkan kelompok belajar
menjadi homogen, sehingga tujuan belajar Cooperative Learning tidak
tercapai. Anggota setiap kelompok belajar hendaknya ditentukan secara
acak. Ada tiga macam teknik pengacakan menurutTriantoro dalam MUTU
(1998:33) yang dapat digunakan. Ketiga teknik tersebut dapat dikemukakan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan Sosiometri
Melalui metode ini guru dapat menentukan anak dari yang
tergolong paling disukai teman hingga paling tidak disukai oleh teman.
Berdasarkan metode ini guru dapat menyusun kelompok belajar yang
didalam tiap kelompok ada anak yang tergolong banyak teman, anak
biasa dan anak yang tidak memiliki teman.
2. Berdasarkan Kesamaan Nomor
Jika jumlah anak dalam kelas 20 dan ingin menciptakan 5
kelompok belajar yang masing-masing beranggotakan 4 anak misalnya,
guru dapat menghiting anak dari 1 sampai 4. Anak-anak yang bernomor
sama kemudian dikelompokan sehingga tercipta 5 kelompok yang
3. Menggunakan Teknik Acak Berstrata
Anak-anak dalam kelas terlebih dahulu dikelompokan secara
homogen. Setelah itu, secara acak anak diambil dari kelompok yang
homogen tersebut dan dimasukkan kedalam kelompok belajar
Cooperative Learning. Melalui teknik ini diharapkan dapat tercipata
kelompok yang anggotanya heterogen.
Dalam metode pembelajaran Cooperative Learning, penataan ruang
kelas perlu memperhatikan prinsip-prinsip tertentu. Bangku perlu ditata
sedemikian rupa sehingga semua siswa bisa melihat guru/papan tulis dengan
jelas, bisa melihat rekan-rekan kelompoknya dengan baik, dan berada dalam
jangkauan kelompoknya dengan merata. Kelompok bisa dekat satu sama
lain, tetapi tidak menggangu kelompok yang lain dan guru bisa
menyediakan sedikit ruang kosong di salah satu bagian kelas untuk kegiatan
lain (Lie, 2007:52).
C. Model Cooperative Learning teknik Jigsaw
Teknik Jigsaw merupakan salah satu teknik dalam Cooperative
learning yang bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,
mendengarkan, ataupun berbicara. Cooperative Learning Teknik Jigsaw juga
menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.
membantu siswa mengaktifkan latar belakang ini agar bahan pelajaran lebih
bermakna. Siswa dapat bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong
royong dan banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan
ketrampilan berkomunikasi. Cooperative Learning teknik Jigsaw merupakan
suatu tipe pembelajaran Cooperative Learning yang terdiri dari beberapa
anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan
bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada
anggota lain dalam kelompoknya.
Model Coperative Learning teknik Jigsaw merupakan model
kelompok dimana siswa belajar dalam kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa.
Siswa dibagi secara heterogen dan siswa saling bekerja sama yang positif dan
bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus
dipelajari.
Model Cooperative Learning teknik Jigsaw terdapat kelompok asal
dan kelompok ahli. Kelompok asal merupakan kelompok yang telah dipilih
secara heterogen, sedangkan kelompok ahli adalah kelompok siswa yang
terdiri dari kelompok asal yang memiliki materi pelajaran yang sama dan
saling bekerja sama dalam kelompok ahli.
Langkah-langkah dalam penerapan Cooperative Learning teknik
1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Kelompok
ini disebut dengan kelompok asal. Kelompok asal menyesuaikan
dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari.
Cooperative Learning teknik Jigsaw setiap siswa diberi tugas
mempelajari satu bagian materi pelajaran tersebut. Semua siswa yng
memiliki materi yang sama bekerja dalam kelompok yang disebut
kelompok ahli. Dalam kelompok ahli, siswa saling berdiskusi
mempelajari materi tersebut. Setelah siswa selesai berdiskusi alam
kelompok ahli kemudian siswa kembali ke kelompok asal. Dalam
kelompok asal siswa saling berbagi materi yang telah dipelajari dalam
kelompok ahli.
2. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok asal, kemudian salah satu
siswa mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompok asal tersebut.
Presentasi dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada
materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
D. Hakikat IPS
1. Pengertian IPS
IPS lahir dari keinginan para pakar pendidikan untuk “membekali”
para siswa supaya nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani
kekompleksitas kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang
secara tidak terduga. IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia
sekelilingnya. Yang menjadi pokok kajian IPS adalah tentang hubungan
antar manusia. IPS bukan hanya mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang berhubungan dengan manusia saja, melainkan juga
tentang tindakan-tindakan empatik yang melahirkan pengetahuan.
Melalui pengajaran IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan
tantangan-tantangannya. Selanjutnya siswa kelak diharapkan mampu
bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah sosial
yang dihadapinya. IPS memusatkan perhatiannya pada hubungan
antarmanusia dan pemahaman sosial. Dengan demikian IPS dapat
membangkitkan kesadaran bahwa kita akan berhadapan dengan kehidupan
penuh tantangan. Dapat dikatakan bahwa IPS mendorong kepekaan siswa
terhadap hidup dan kehidupan sosial menurut Depdikbud (dalam
Tujuan siswa mempelajari IPS adalah
a. Supaya para siswa dapat mensistematisasikan bahan, informasi, dan
kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya
menjadi lebih bermakna.
b. Supaya para siswa dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai
masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab.
c. Supaya para siswa dapat mempertinggi rasa toleransi dan
persaudaraan di lingkungan sendiri dan antarmanusia.
Pada hakikatnya IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya.
Manusia selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam hidupnya
manusia harus mampu mengatasi rintangan-rintangan yang mungkin
timbul dari sekelilingnya maupun dari akibat hidup bersama. IPS melihat
manusia dari berbagai sudut pandang. IPS melihat bagaimana manusia
hidup bersama dengan sesamanya di lingkungannya sendiri, denga
tetangganya, yang dekat sampai jauh. Jadi bahan belajar dalam IPS adalah
keseluruhan tentang manusia (Suradisastra, 1991:6).
2. Pengertian Pembelajaran IPS Terpadu
Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan
pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya
baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik
menurut Debdikbud (dalam Trianto, 2007:129). Salah satu cara yang
dilakukan dalam pembelajaran terpadu adalah memadukan Kompetensi
Dasar. Pembelajaran terpadu memberikan pengalaman langsung pada
siswa sehingga siswa dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang
dipelajari. Model pembelajaran terpadu melatih siswa untuk dapat
menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajarinya.
Pembelajaran terpadu disusun dari berbagai cabang ilmu dalam
rumpun ilmu sosial. Pada pembelajaran terpadu dapat mengambil suatu
topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas,
diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Tema
dapat diambil dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang.
Bisa membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari
berbagai disiplin atau sudut pandang.
E. Kurikulum Mata Pelajaran IPS Kelas V
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoma
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 ayat (1), Standar Nasional
Pendidikan terdiri atas:
1. Standar Isi
2. Standar proses
3. Standar kompetensi lulusan
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
5. Standar sarana dan prasarana
6. Standar pengelolaan
7. Standar pembiayaan
8. Standar penilaian pendidikan
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35
ayat (2), Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan
pengembangan:
1. Kurikulum
2. Tenaga kependidikan
3. Sarana dan Prasarana
4. Pengelolaan
5. Pembiayaan
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35
ayat (3), Pengembangan Standar Nasional Pendidikan serta pemantauan
badan standarisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan
(Badan Standar Nasional Pendidikan).
Gambar 1: Bagan Alur Penyusunan Kurikulum
Di Indonesia kurikulum yang dipergunakan adalah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur,
dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan,
dan silabus (BSNP, 2006: 5). Undang- Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional
Standar Kompetensi
Lulusan
SKL Jenjang
SKL-KMP
SKL-MP
Standar Isi
Kerangka Dasar
Stuktur
Beban Belajar
Kalender Pend- SK dan KD MP
PANDUAN
dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (PP
19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum
pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan
pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada
panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Gambar 2: Bagan Kompetensi
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
STANDAR KOMPETENSI KELOMPOK MATA
PELAJARAN
STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penelitian
dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar
kompetensi lulusan meliputi kompetensi seluruh mata pelajaran,
kompetensi kelompok mata pelajaran, dan kompetensi mata pelajaran atau
mata kuliah. Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk
seluruh mata pelajaran atau seluruh kelompok mata pelajaran. Standar
kompetensi kelompok mata pelajaran sendiri adalah kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang diharapkan dicapai pada setiap
tingkatdan atau semester untuk kelompok mata pelajaran tertentu.
Sedangkan standar kompetensi mata pelajaran adalah kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
sikap, pengetahuan dan katrampilan yang diharapkan dicapai pada setiap
tingkat dan atau semester untuk mata pelajaran tertentu.
Kompetensi Dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat
diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian.
Dari kompetensi dasar yang ada kemudian dikembangkan ke dalam
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat
belajar (BSNP, 2006: 14). Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Prinsip Pengembangan Silabus (BSNP, 2006: 14) :
1. Ilmiah
2. Relevan
3. Sistematis
4. Konsisten
5. Memadai
6. Aktual dan Kontekstual
7. Fleksibel
8. Menyeluruh
Standar kompetensi mata pelajaran IPS kelas V semester 2 adalah
menghargai peranan tokoh dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mata pelajaran IPS kelas V
yang akan dibahas adalah pada kompetensi dasar menghargai jasa dan
peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan.
F. Kerangka Berfikir
Berdasarkan pandangan hidup Pancasila dan semboyan Bhineka
Tunggal Ika, manusia adalah makluk yang berbeda-beda. Pandangan hidup
dan semboyan tersebut mengajarkan bahwa Tuhan menciptakan manusia
berbeda-beda (bhineka) secara vertikal dan horisontal agar dapat saling
membantu antara yang satu dengan yang lainnya
Dalam pendidikan banyak dijumpai perbedaan-perbedaan mulai dari
kaya-miskin, kuat-lemah, pintar-bodoh, agama, gender, ras, suku, dan
lain-lain. Dari karakter yang heterogen tersebut diharapkan siswa dapat saling
berinteraksi saling membutuhkan antar individu di dalam kelas.
Interaksi saling membutuhkan atau hubungan kerja sama antar
individu di dalam kelas inilah yang menghasilkan suasana belajar kooperatif.
Penciptan suasana belajar kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa karena semua siswa dalam kelompok belajar kooperatif memberikan
kontribusi bagi kemajuan kelompok. Setiap anak dalam kelompok harus
saling membantu, anak yang pandai harus membantu anak yang kurang
saling mendorong agar tumbuh motivasi belajar yang kuat sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
G. Hipotesis Tindakan
Dengan menggunakan model Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat
meningkatkan prestasi belajar IPS tentang menghargai perjuangan para tokoh
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Model penelitian Kemmis dan Mc
Taggart dalam Arikunto (2002:83) yakni perencanaan (planing), tindakan
(acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting).
Model penelitiannya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 3. Bagan Langkah-langkah Penelitian (Kasbolah, 2001:10)
Dalam penelitian tindakan kelas terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh seorang peneliti. Prinsip – prinsip yang harus diperhatikan
dalam melakukan penelitian tindakan kelas tersebut adalah : Rencana
Tindakan
refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan Tindakan
Pengamatan
Pelaksanaan Tindakan refleksi
Rencana Tindakan
27
a. Penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu tugas mengajar. Tujuan
guru dalam melakukan penelitian adalah memperbaiki kegiatan belajar
mengajar. Jadi bukan mengganggu kelancaran pembelajaran di kelas.
b. Proses pengumpulan data tidak boleh banyak menyita banyak waktu. Agar
tidak terlalu menyita banyak waktu maka peneliti seharusnya sudah
mempersiapkan teknik apa yang akan digunakan.
c. Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah yang
memang dia hadapi, menarik bagi peneliti dan merupakan masalah
pembelajaran yang bersifat faktual serta dimulai dengan hal – hal yang
sederhana dulu namun nyata.
d. Metodologi yang dipakai harus tepat dan terpercaya.
e. Penelitian tindakan kelas tidak boleh menyimpang dari prosedur etika di
lingkungan kerjanya.
f. Guru membuat jurnal pribadi di mana guru mencatat kemajuan, persoalan
yang dihadapi, dan refleksi tentang proses belajar siswa dan proses
pelaksanaan pendidikan.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Suhardjono antara lain adalah:
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan
pembelajaran secara berkelanjutan.
A. Setting
1. Subjek penelitian
Subjek yang akan penulis teliti adalah siswa kelas V SD Kanisius
Kembaran Bantul dengan jumlah 19 siswa.
2. Objek Penelitian
Objek Penelitian adalah peningkatan prestasi belajar IPS tentang
menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
dengan model Cooperative Learning teknik Jigsaw siswa kelas V SD
Kanisius Kembaran Bantul tahun pelajaran 2009/2010.
3. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Kanisius Kembaran, Tamantirto,
4. Waktu Penelitian:
Tabel 1. Jadwal Penelitian
No Uraian kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Penyusunan proposal √
2 Penyusunan Instrument √
3 Uji coba instrument √
4 Pengumpulan data √
5 Analisis data √
6 Penyusunan Laporan √ √
7 Pembuatan artikel penelitian √
8 Ujian skripsi √
B. Prosedur Penelitian
1. Persiapan:
a. Membuat instrument pembelajaran.
1) Menyusun RPP
2) Membuat LKS
b. Membuat instrument penilaian.
2. Rencana Tindakan Setiap siklus
a. Siklus 1
1) Kegiatan awal
a) Memberikan apersepai mengenai materi yang akan dipelajari
dengan Tanya jawab tentang menghargai perjuangan para tokoh
dalam mempertahankan kemerdekaan.
b) Guru memberikan pengarahan tentang Cooperative Learning
teknik jigsaw.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan inti
a) Guru membagi kelas menjadi kelompok heterogen, satu kelas
dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6 siswa
(setiap anggota kelompok mendapat nomor 1-6).
Kel 1 Kel 2 Kel 3
b) Siswa mendapatkan materi dari guru tentang teks bacaan dan soal.
c) Siswa dengan materi yang sama bergabung menjadi 1 kelompok
ahli(siswa dengan nomor yang sama bergabung membentuk
elompok ahli) Siswa
1 2 3
4 5 6
Siswa
1 2 3
4 5 6
Siswa
1 2 3 4
Kelompok ahli :
Kel Ahli 1 Kel Ahli 2 Kel Ahli 3
Kel Ahli 4 Kel Ahli 5 Kel Ahli 6
Keterangan:
Kelompok ahli 1 : Pertempuran 10 November 1945
Kelompok ahli 2 : Pertempuran Ambarawa
Kelompok ahli 3 : Pertempuran “Medan Area”
Kelompok ahli 4 : Bandung Lautan Api
Kelompok ahli 5 : Puputan Margarana
Kelompok ahli 6 : Pertempuran Lima Hari di Semarang
d) Setiap siswa kembali ke kelompoknya masing-masing.
e) Siswa melakukan diskusi di dalam kelompok asal.
f) Dengan diskusi dalam satu kelompok asal, siswa
mendapatkan jawaban soal yang telah dibagikan.
g) Siswa mempresentasikan hasil dari kelompok.
h) Siswa diberi penguatan dengan diberikan jawaban yang
benar. Siswa
1 1 1 1
Siswa
2 2 2
Siswa
3 3 3
Siswa
6 6 6 Siswa
4 4 4
Siswa
i) Siswa mendapatkan penghargaan yang dapat
menyelesaikan tepat waktu.
3) Penutup
Guru membuat rangkuman materi dan memberikan tes hasil
belajar siklus I
4) Observasi
Peneliti dibantu oleh satu orang guru yang bertindak sebagai
pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan
siswa selama proses pembelajaran dan mengisi lembar
pengamatan.
5) Refleksi
Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian
khusus selama proses pembelajaran.
b. Siklus II
1) Kegiatan awal
a) Memberikan apersepai mengenai materi yang akan
dipelajari dengan tanya jawab tentang menghargai
perjuangan para tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan.
b) Guru memberikan pengarahan tentang pelaksanaan
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan inti
a) Guru membagi kelas menjadi kelompok heterogen, satu kelas
dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4
siswa.
(Setiap siswa mendapatkan no yaitu nomor 1, 2, 3, 4)
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Kelompok 4 Kelompok 5
b) Siswa mendapatkan materi dari guru tentang teks bacaan dan
soal.
c) Siswa dengan materi yang sama bergabung menjadi 1
kelompok ahli (Siswa yang mendapat nomor sama
berkumpul membentuk kelompok ahli dengan materi yang
sama). Siswa
1 2 3 4
Siswa
1 2 3 4
Siswa
1 2 3 4
Siswa
1 2 3 4
Siswa
Kelompok ahli:
Kel Ahli 1 Kel Ahli 2 Kel Ahli 3
Kelompok Ahli 4
Kelompok Ahli 1 : Ir. Soekarno
Kelompok ahli 2 : Drs. Moh. Hatta
Kelompok ahli 3: S.S. Hamengku Buwono IX
Kelompok ahli 4 : Jendral Sudirman
d) Setiap siswa kembali ke kelompoknya masing-masing.
e) Siswa melakukan diskusi di dalam kelompok asal.
f) Dengan diskusi dalam satu kelompok asal, siswa
mendapatkan jawaban soal yang telah dibagikan.
g) Siswa mempresentasikan hasil dari kelompok.
h) Siswa diberi penguatan dengan diberikan jawaban yang benar.
i) Siswa mendapatkan penghargaan yang dapat menyelesaikan
tepat waktu. Siswa
1 1 1 1 1
Siswa
2 2 2 2 2
Siswa
3 3 3 3 3
Siswa
3) Penutup
Guru membuat rangkuman materi dan memberikan tes hasil
belajar siklus II
4) Observasi
Peneliti dibantu oleh satu orang guru yang bertindak sebagai
pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan
siswa selama proses pembelajaran dan mengisi lembar
pengamatan.
5) Refleksi
Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian
khusus selama proses pembelajaran.
C. Alat Pengumpulan Data
1. Peubah
Prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran
2. Indikator
Peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan Cooperative Learning teknik
Jigsaw dalam pembelajaran IPS.
3. Data
Nilai diperoleh darai nilai hasil ulangan siklus 1 dan 2
4. Pengumpulan Data
5. Instrumen
Dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis Instrumen yaitu:
a. Instrumen pembelajaran meliputi: silabus, RPP, LKS
b. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes tertulis.
Kualitas soal ulangan Siklus I dan Siklus II telah diuji coba yang
dilakukan pada siswa kelas VI pada mata pelajaran IPS tentang
menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
Untuk mencari validitas dan reabilitas dibutuhkan minimal 30 siswa. SD
Kanisius Kembaran tidak memenuhi syarat tersebut, sehingga uji validitas
dan reabilitas dilakukan di dua SD yaitu SD Kanisius Kembaran
sebanyak 23 siswa dan SD Kanisius Padokan sebanyak 11 siswa, karena
pada saat uji coba siswa kelas V SD Kanisius Kembaran belum menerima
materi tentang menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan
Kualitasnya dinyatakan dalam:
a) Validitas
Menurut Masidjo (1995:242), Validitas suatu tes adalah sampai
di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya
diukur. Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu
koofisien yang disebut koofesien validitas rxy. Validitas item
yang dihitung dengan menghitung korelasi skor item dengan
skor total, yaitu dihitung dengan rumus korelasi Product
Moment dan Pearson yaitu:
2 2
2
2 x N y y
x N
y x xy
N rxy
Keterangan: rxy=koefisien validitas, X= hasil pengukuran butir
tes yang ditentukan validitasnya, Y= skor total tes. Alat ukur
dapat dipakai bila valid dan memiliki kualifikasi validitas yang
cukup (Budi, 2008:5). Untuk menyatakan validitasnya, dapat
digunakan tabel berikut sebagai pedoman (Masidjo, 1995:243).
Koefisien Korelasi (X) Kualifikasi
± 0,91-1,00
± 0,71-0,90
± 0,41-0,70
± 0,21-0,40
± 0,00-0,20
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Koefisien Validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan
koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Karena siswa yang
mengerjakan soal ujicoba berjumlah 34 maka harga kritis untuk N= 34
pada taraf signifikasi 5% = 0,316 (dilihat dari tabel harga krtitis r
Product Moment) . Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa alat ukur
valid karena ada korelasi yang signifikan antara skor item dengan skor
total.
b) Reliabilitas
Menurut Masidjo (1995:209), yang dimaksud realibilitas suatu
tes adalah taraf di mana suatu tes mampu menunjukkan
konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf
ketetapan dan ketelitian hasil. Taraf reabilitas suatu tes
reliabilitas (rxy). Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu
bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00.
Tabel 3. Kualifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi (X) Kualifikasi
± 0,91-1,00
± 0,71-0,90
± 0,41-0,70
± 0,21-0,40
± 0,00-0,20
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Realibilitas tes, yang dihitung dengan rumus Kunder Richardson
(KR) –21, yaitu:
22
1St n
Mt n Mt nSt Rtt
Keterangan : n=
nibi,St=devisiasi standar skor tes; Mt=meanD. Indikator Keberhasilan
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) mata pelajaran IPS yang harus
dikuasai siswa kelas IV SD Kanisius Kembaran adalah 64. Indikator
keberhasilan yang digunakan pada akhir siklus I pada penelitian tindakan
kelas ini adalah nilai rata ulangan siswa sebesar 65, sedangkan nilai
rata-rata nilai ulangan pada akhir siklus II sebesar 75. Nilai ulangan siswa
diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh dari hasil tes.
Tabel 4. Target Keberhasilan Siswa
No Indikator Kondisi Awal Akhir Siklus
I
Akhir Siklus
II
1 Nilai rata-rata
ulangan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka rancangan penelitian
ini berupa siklus yang terdiri dari empat bagian yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
A. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas sehingga terbagi dalam
beberapa siklus yang terdiri dari empat bagian, yaitu rencana tindakan,
pengamatan dan refleksi.
1. Siklus I
a. Rencana Kegiatan
Pada tahap perencanaan kegiatan guru adalah merencanakan
pembelajaran dengan mempersiapkan perangkat yang digunakan dalam
pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media berupa
Lembar Kegiatan Siswa, gambar-gambar tentang pertempuran dalam
mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan lembar evaluasi untuk siswa.
Materi yang akan dibahas dalam Siklus pertama ini adalah mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
c. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus pertama dilaksanakan pada hari rabu
tanggal 9 maret 2010 di kelas V dengan jumlah siswa 19. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai guru. Proses pembelajaran mengacu pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dipersiapkan. Kegiatan pengamatan
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran oleh 1 orang guru
yang telah ditunjuk. Proses pembelajaran menggunakan model Cooperative
learning teknik Jigsaw. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 6-7 siswa. Pada akhir pertemuan diadakan ulangan untuk
mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diterima.
d. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan bantuan seorang guru yang telah
ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan
berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Adapun tugas guru sebagai pengamat
adalah mengamati berlangsungnya pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan akhir yang menghasilkan data apakah guru telah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Hal yang kurang dalam siklus ini adalah guru kurang
menjelaskan tentan kegiatan pembelajaran menggunakan Cooperative
diskusi kelompok. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran tetapi perlu ditingkatkan lagi. Pada
pertemuan siklus pertama dilaksanakan ulangan harian untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa setelah menerima pelajaran.
Hasil ulangan harian pada siklus pertama tersaji dalam tabel berikut ini:
Tabel 5. Nilai ulangan siswa akhir siklus I
No. Nama Siswa Nilai Ketuntasan
Ya Tidak
1 Firman Dianoro 60 √
2 A. Rika Anraini 65 √
3 Arkanjela Tevua Lestavi 70 √
4 Rohmadi 70 √
5 Ig. Satria Krisna 55 √
6 Asesius Kristian Tri 65 √
7 Noor Chandra 65 √
8 Yohanes Rangga 70 √
9 Hilaria Asri 80 √
10 Krismanto Antoro 90 √
11 Elya Arain 65 √
12 Widyana Febriyanti 70 √
13 Paulus Aprilia 65 √
14 Ida Suci Lestari 50 √
15 Putri Kristiana 60 √
16 Dyah Ayu Kenya P. 65 √
17 Noni Umiatun 60 √
18 Ririn Krismiyatiningsih 55 √
19 Klana Prila Gaphe 60 √
Jumlah 1240 12 7
Dari tabel ulangan siswa di atas diperoleh nilai rata-rata ulangan kelas
mencapai 65,26 meningkat dari nilai rata-rata kondisi awal yaitu 59,6. Karena
nilai ulangan rata-rata belum memenuhi indikator keberhasilan siklus kedua
yaitu 75 maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus kedua.
c. Refleksi
Hal-hal yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung antara lain:
Siswa kurang antusias dan bersemangat saat melaksanakan diskusi, dalam
kelompok besar siswa ada yang tekun mengerjakan tetapi ada juga siswa yang
bermain sendiri. Siswa masih bingung dalam menerapkan model Cooperative
Learning teknik Jigsaw. Pada siklus I jumlah siswa yang belum tuntas
belajarnya adalah 7 siswa atau 36,84%.
Kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam proses pembelajaran pada siklus
I ini akan diperbaiki pada siklus II agar dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Dalam siklus II yang akan dilakukan untuk lebih meningkatkan prestasi siswa
yang harus dilakukan adalah
1. Membagi kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.
2. Memberikan motivasi kepada siswa agar siswa lebih bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan Cooperative Learning teknik
2 Siklus II
a. Rencana Tindakan
Pada tahap perencanaan kegiatan guru adalah merencanakan
pembelajaran dengan mempersiapkan perangkat yang digunakan dalam
pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media berupa
Lembar Kegiatan Siswa, gambar-gambar tentang tokoh-tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan lembar evaluasi untuk siswa.
Materi yang akan dibahas adalah tokoh-tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus kedua dilaksanakan pada har rabu tanggal
17 Maret 2010 di kelas V dengan jumlah 19 siswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru. Proses pembelajaran mengacu pada rencana
pembelajaran yang telah disusun dengan memperhatikan revisi pada siklus
pertama. Pada siklus ini peneliti menggunakan model Cooperative Learning
teknik Jigsaw. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang anggotanya telah
ditentukan oleh guru, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa kemudian siswa
bekerja sesuai dengan model Cooperative Learning teknik Jigsaw. Pada akhir
mengikuti pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning teknik
Jigsaw.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan bantuan seorang guru yang telah
ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan
berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Adapun tugas guru sebagai pengamat
adalah mengamati berlangsungnya pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan akhir yang menghasilkan data apakah guru telah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Pada siklus kedua ini siswa lebih aktif dalam berdiskusi dan
lebih semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru telah
melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Pada pertemuan siklus pertama dilaksanakan ulangan harian
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima pelajaran.
Tabel 6. Nilai ulangan siswa akhir siklus II
No. Nama Siswa Nilai Ketuntasan
Ya Tidak
1 Firman Dianoro 65 √
2 A. Rika Anraini 60 √
3 Arkanjela Tevua Lestavi 90 √
4 Rohmadi 90 √
5 Ig. Satria Krisna 55 √
6 Asesius Kristian Tri 70 √
7 Noor Chandra 75 √
8 Yohanes Rangga 70 √
9 Hilaria Asri 100 √
10 Krismanto Antoro 100 √
11 Elya Arain 90 √
12 Widyana Febriyanti 85 √
13 Paulus Aprilia 65 √
14 Ida Suci Lestari 70 √
15 Putri Kristiana 80 √
16 Dyah Ayu Kenya P. 90 √
17 Noni Umiatun 70 √
18 Ririn Krismiyatiningsih 55 √
19 Klana Prila Gaphe 90 √
Jumlah 1470 16 3
Rata-rata 77.36842105
Dari tabel ulangan siswa di atas diperoleh nilai rata-rata kelas mencapai 77,36
meningkat dari nilai rata pada siklus pertama yaitu 65,26. Karena nilai
rata-rata ulangan kelas telah memenuhi indikator keberhasilan siklus kedua yaitu 75
maka penelitian sudah dikatakan berhasil. Oleh karena itu, penelitian tidak
d. Refleksi
Hal-hal yang ditemukan dalam Siklus kedua berlangsung adalah
1) Siswa aktif mengikuti diskusi dikelompok ahli maupun kelompok asal.
2) Siswa lebih berinteraksi dengan siswa lain dan lebih bertanggung jawab
menyampaikan hasil diskusi dari kelompok ahli ke kelompok asal.
3) Siswa aktif mencari dan menemukan data yang diperlukan untuk mengerjakan
tugas di kelompok ahli.
B. PEMBAHASAN
Peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penelitian sampai dengan
Tabel 7. Hasil Ulangan Siswa Kelas V Sebelum dan Sesudah Tindakan
No. Nama Sebelum
tindakan
Sesudah Tindakan Akhir
Siklus I
Ketuntasan Akhir Siklus
II
Ketuntasan
Ya Tidak Ya Tidak
1 Firman Dianoro
60 √ 65 √
2 A. Rika Anraini
65 √ 60 √
3 Arkanjela Tevua L
70 √ 90 √
4 Rohmadi
70 √ 90 √
5 Ig. Satria Krisna
55 √ 55 √
6 Asesius Kristian Tri
65 √ 70 √
7 Noor Chandra
65 √ 75 √
8 Yohanes Rangga
70 √ 70 √
9 Hilaria Asri
80 √ 100 √
10 Krismanto Antoro
90 √ 100 √
11 Elya Arain
65 √ 90 √
12 Widyana Febriyanti
70 √ 85 √
13 Paulus Aprilia
65 √ 65 √
14 Ida Suci Lestari
50 √ 70 √
15 Putri Kristiana
60 √ 80 √
16 Dyah Ayu Kenya P.
65 √ 90 √
17 Noni Umiatun
60 √ 70 √
18 Ririn Krismiyatiningsih
55 √ 55 √
19 Klana Prila Gaphe
60 √ 90 √
Jumlah 1240 12 7 1470 16 3
Berdasarkan analisis data pada tabel di atas terdapat kenaikan rata-rata nilai
ulangan sampai dengan akhir siklus II. Data awal sebelum tindakan nilai rata-rata
hasil ulangan siswa adalah 59,6 dan pada akhir siklus kedua nilai rata-rata hasil
ulangan siswa adalah 77,36. Dengan adanya peningkatan rata-rata nilai ulangan siswa
yang melebihi indikator keberhasilan pada penelitian ini maka dapat ditarik
kesimpilan bahwa peningkatan prestasi telah tercapai. Oleh karena itu, penelitian
tidak dilanjutkan.
Pada siklus I penelitian dilaksanakan dengan Pembelajaran Cooperative
Learning teknik Jigsaw dengan pembagian kelompok terdiri dari 6 siswa. Pada siklus
I siswa yang mendapat nilai 50 ada satu anak, dua anak mendapat nilai 55, empat
siswa mendapat nilai 60, enam siswa mendapat nilai 65, empat siswa mendapat nilai
70, satu siswa mendapat 80 dan satu siswa mendapat 90. Berdasarkan data pada tabel
di atas nilai rata-rata hasil ulangan pada siklus pertama adalah 65,26. Siswa yang
mendapat nilai ulangan di atas kriteria ketuntasan minimal pada akhir siklus I
sebanyak 12 siswa atau sekitar 63,15% dari 19 siswa. sebanyak 7 siswa masih
mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal atau 36,84%. dan pada siklus
pertama