• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan pengujian perangkat lunak dengan metode black box : studi kasus BRS online Universitas Sanata Dharma - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis dan pengujian perangkat lunak dengan metode black box : studi kasus BRS online Universitas Sanata Dharma - USD Repository"

Copied!
213
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS DAN PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK DENGAN METODE

BLACK BOX, STUDI KASUS BRS ONLINE

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

I Komang Widya Purnama Yasa

085314027

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

ANALYSIS AND SOFTWARE TESTING WITH BLACK BOX METHOD,

STUDY CASE BRS ONLINE

SANATA DHARMA UNIVERSITY.

THESIS

Presented as a Partial Fulfillment of the Requirements

to Obtain Sarjana Computer Degree

In Informatics Engineering

By :

I Komang Widya Purnama Yasa

085314027

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai

kebanggaan Ayah, Ibu dan kakak-kakakku atas kerja keras selama penulis

menempuh studi. Kepada Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan

segudang ilmu kepada penulis sehingga mampu memperkaya diri guna masa

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 19 Januari 2013

Penulis,

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : I Komang Widya Purnama Yasa

Nomor Mahasiswa : 085314027

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Analisis Dan Pengujian Perangkat Lunak

Dengan Metode Black Box, Studi Kasus BRS Online

Universitas Sanata Dharma.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 19 Januari 2013

(8)

viii

HALAMAN MOTO

Masalah ada ketika kita melakukan suatu proses ...

Suatu kesuksesan itu bukan hal yang mustahil kita bisa peroleh,

karena kesuksesan tersebut sebenarnya telah tertanam di dalam diri

seseorang. Temukan kunci kesuksesan tersebut melalui kerja keras,

berlapang dada dan berdoa pada setiap proses yang terjadi dalam

hidup kita maka tidak mustahil lagi kesuksesan menjadi milik kita.

(9)

ix ABSTRAK

Pengujian Black Box merupakan salah satu metode pengujian suatu perangkat lunak di mana pengujiannya hanya terbatas pada suatu interface yang tersaji tanpa pengujian lebih detail ke dalam struktur program perangkat lunak. Pengujian

black box ini menggunakan tiga langkah dalam melakukan analisa yaitu graph-based, partisi ekuivalensi dan analisa nilai batas. Pengujian ini akan melakukan analisa setiap fungsi pada modul-modul yang tersedia di perangkat lunak apakah telah sesuai dengan yang diharapakan atau tidak. Hal tersebut bertujuan untuk menemukan kesalahan-kesalahan yaitu Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja atau performansi serta inisialisasi dan kesalahan terminasi. Dalam proses pengujian maupun analisa suatu sistem, terbagi atas modul-modul utama hal ini bertujuan untuk membagi berdasarkan fungsi yang diberikan dan melihat pengaruh dari fungsi tersebut.

Sistem Informasi Akademik (SIA) merupakan suatu perangkat lunak yang menangani masalah yang berkaitan dengan aktifitas akademik. Salah satu produk dari Sistem Informasi Akademik (SIA) yaitu BRS Online. BRS Online merupakan suatu sistem berbasis intranet yang dikembangkan oleh BAPSI untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pelayanan kepada mahasiswa di Universitas Sanata Dharma. Sistem ini mampu melayani pengambilan rencana studi mahasiswa, transkrip nilai, jadwal kuliah, pengelolaan sistem poin melalui kegiatan keorganisasian maupun asistensi dan sebagainya melalui akses intranet. dalam pengujiannya sistem ini terbagi atas 3 jenis sistem pengguna dengan jumlah modul yaitu SIA Mahasiswa dengan jumlah modul 22, SIA Dosen Pembimbing Akademik dengan jumlah modul 17, SIA Kepala Program Studi dengan jumlah modul 14.

Pengumpulan data pengujian SIA dilakukan dengan cara menyebarkan cek list dalam bentuk kuesioner kepada mahasiswa, dosen pembimbing akademik, kepala program studi Universitas Sanata Dharma yang memanfaatkan Sistem Informasi Akademik dalam proses BRS Online. Analisa dan pengujian graph-based, partisi ekuivalensi dan analisa nilai batas dilakukan secara pribadi oleh penulis dengan proses percobaan yang dibantu oleh pihak lain. Hasil analisa menunjukkan bahwa dari ketiga modul pengguna tersebut dinyatakan sesuai dalam memenuhi kebutuhan pengguna dengan perolehan derajat nilai modul pengguna lebih besar sama dengan dari 0.80 (80%) atau masih di atas rata-rata standar keberhasilan sistem. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa metode pengujian black box dapat menentukan tingkat keberhasilan Sistem Informasi Akademik (SIA) serta dapat menemukan kesalahan yang ada di dalam sistem.

(10)

x ABSTRACT

The Black Box testing is one of the software testing methods where the testing is limited only to an interface presented without detailed testing toward the

software’s structure. The Black Box testing employs three phases in conducting

the analysis namely graph-based, equivalence partition, and analysis of value limitation. The testing will conduct an analysis toward each function in the modules available in the software in order to find out whether the software has been under the expectation or not. The objective of the analysis is to find the errors such as inappropriate or missing functions, interface errors, structure of data or access of external database errors, performance errors, and initialization or termination errors. Within the testing process or the analysis of an item, the phases are divided into the main modules in order to make a category based on the given function and to see the effect of the given function.

Sistem Informasi Akademik (SIA) is software that handles problems related to the academic activities. One of the products provided by Sistem Informasi Akademik (SIA) is BRS Online. BRS Online is an intranet-based system developed by BAPSI in order to increase the effectiveness and the quality of service toward the students in Sanata Dharma University. The system is able to serve the setting

of students’ study plan, score transcripts, course timetable, management of point

system through the organizational activities, and even assistency or any other activity by means of intranet access. Within the testing, the system is divided into 3 types of user system with the following numbers of modules: SIA Mahasiswa

with 22 units, SIA Dosen Pembimbing with 17 unit, and SIA Kepala Program Studi with 14 units.

The data gathering of SIA testing was conducted by delivering checklists in the forms of questionnaires to the students, the academic supervisors, and the heads of study programs who benefit Sistem Informasi Akademik in the process of

BRS Online. The analysis and the testing of graph based, equivalence partition, and analysis of limitation value are conducted in private manner by means of third-party assistance. The results of the analysis showed that the three modules of users have been appropate in meeting the users’ demand with the degree of score attainment for 0.80 (80%) or still above the standard of system success. Based on the result, the researcher conclude that the Black Box testing method is able to determine the level of Sistem Informasi Akademik (SIA) success and is able to find the errors within a system.

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis tujukkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya

dengan segala berkat dan limpah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis dan Pengujian Perangkat Lunak dengan Metode Black Box,

Studi Kasus BRS Online Universitas Sanata Dharma” dengan baik.

Momen ini penulis gunakan untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah turut membantu dan melancarkan terselesainya skripsi ini :

1. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

2. Kaprodi Teknik Informatika Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. dan

Wakaprodi Teknik Informatika Ibu Sri Hartati Wijono, S.Si., M.Kom. atas

semangat dan motivasinya.

3. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing

utama yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing

penulis sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

4. Kepada bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi., S.T., M.T. serta Eko Hari

Parmadi, S.Si., M.Kom. selaku dosen penguji yang telah memberikan

bantuan bimbingan serta masukan yang membangun dalam penelitian ini.

5. Kepada Drs. Stephanus Hari Suparwito, S.J.M.App.IT. selaku Kepala BAPSI

serta staf yang senantiasa memberikan masukan dan data untuk

menyelesaikan penelitian ini.

6. Drs. I Ketut Sukasana dan Ni Luh Subadri, Ayah dan Ibu yang tidak

(12)

xii

bersekolah sampai lulus dari Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma.

Kakak-kakakku, I Putu Suputra Utama dan Ni Made Putri Utami, yang turut

memberikan dukungan moril dan materil untuk menyelesaikan penelitian ini.

7. Kepada I Gusti Nyoman Sedana, Heribertus Adi Wibowo, Raymundus

Nonnatus, Chandra, Agus oki, Eduardus yang telah memberikan motivasi dan

bantuan dalam pengambilan data.

8. Semua teman di Teknik Informatika. Persahabatan yang telah terjalin selama

kuliah di Universitas Sanata Dharma, mungkin dilain waktu dan kesempatan

pertemanan tersebut dapat berlanjut dengan membangun kerja sama bisnis.

9. Terakhir untuk saudara-saudara di Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma

(KMHD) Swastika Taruna terima kasih atas doanya, ini sekaligus motivasi

buat kalian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,

sehingga segala bentuk kritik dan saran berbagai pihak yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan demi mencapai perbaikan yang lebih baik kedepannya.

Akhirnya dengan segala kekurangan yang ada, penulis berharap skripsi ini

bermanfaat dalam meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Teknik

Informatika.

Yogyakarta, 19 Januari 2013

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL (ENGLISH) ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH... vii

HALAMAN MOTO ...viii

1.6. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Perangkat Lunak ... 8

2.1.1. Definisi Perangkat Lunak ... 8

2.1.2. Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak ... 9

2.1.3. Karakteristik perangkat lunak ... 10

2.1.4. Aplikasi Perangkat Lunak ... 12

2.1.5. Jenis kerusakan dalam perangakat lunak ... 13

2.2. Sistem Informasi Akademik (SIA) ... 14

2.2.1. Penjelasan Sistem Informasi Akademik (SIA) ... 15

2.2.2. Penjelasan BRS Online ... 15

2.3. Pengujian Perangkat Lunak ... 16

2.3.1. Definisi Pengujian Perangkat Lunak ... 17

2.3.2. Sasaran Pengujian ... 17

2.3.3. Verifikasi dan Validasi ... 18

2.3.4. Strategi Pengujian ... 20

2.3.5. Testabilitas ... 21

2.3.6. Tujuan Pengujian ... 23

2.4. Black Box ... 24

2.4.1. Pengujian Black Box ... 24

2.4.2. Graph Based Testing... 25

2.4.3. Equivalence Partitioning (Partisi Ekuivalensi)... 28

2.4.4. Boundary Value Analysis (Analisis Nilai Batas) ... 30

BAB III RANCANG BANGUN PENELITIAN ... 32

3.1. Jenis Penelitian ... 32

3.2. Obyek Penelitian ... 33

3.3. Identifikasi Resiko Perangkat Lunak ... 33

3.4. Efektifitas Pengujian ... 35

3.5. Identifikasi Fungsi Utama Produk... 35

3.6. Tahap Pengujian Perangkat Lunak ... 36

(14)

xiv

3.6.2. Tahap Pengujian Fungsional ... 37

3.6.3. Tahap Pengujian Graph-Based ... 38

3.6.4. Tahap Pengujian Equivalence Partitioning ... 39

3.6.5. Tahap Pengujian Boundary Value Analysis ... 39

3.7. Modul Pengujian Perangkat Lunak ... 42

3.7.1. Modul Pengujian Mahasiswa ... 43

3.7.2. Modul Pengujian Dosen Pembimbing Akademik (DPA) ... 46

3.7.3. Modul Pengujian Kepala Program Studi (Kaprodi) ... 48

3.8. Perolehan Data ... 49

3.9. Kebutuhan perangkat lunak pendukung pengujian. ... 51

3.10. Metode analisis data ... 51

3.11. Estimasi Waktu Pengujian dan Keterlibatan Pengguna. ... 54

3.11.1. Estimasi Waktu Pengujian ... 54

3.11.2. Keterlibatan Pengguna ... 55

BAB IV HASIL DAN ANALISA... 56

4.1. Proses Pengujian ... 56

4.2. Demografi responden ... 58

4.2.1. Karakteristik Responden Pada Program Studi ... 58

4.3. Hasil Pengujian ... 61

4.3.1. Tahap perencanaan dan penentuan kasus pengujian ... 62

4.3.2. Tahap pengujian fungsional ... 62

4.3.3. Tahap pengujian graph-based, equivalence partitioning serta boundary value analysis. 63 4.3.3.1. Fungsi – fungsi yang tidak benar atau hilang ... 63

4.3.3.2. Kesalahan interface ... 64

4.3.3.3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal ... 65

4.3.3.4. Kesalahan kinerja atau performansi ... 66

4.3.3.5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi... 66

4.3.4. Tahap pengujian test case (cek list) ... 67

4.3.4.1.Persentase Nilai Modul Pengguna ... 67

4.3.4.2.Standar Deviasi ... 69

4.3.4.3. Nilai Persentase SIA Berdasarkan Pembagian Persentase Yang Sama Setiap Pernyataan 72 4.3.4.4. Perbandingan Persentase Antara Nilai Modul Pengguna Tanpa Bobot dengan Nilai Persentase Modul Pengguna dengan Bobot ... 73

4.3.5.2. Persentase nilai modul pengguna ... 85

4.4. Kendala Pengujian ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

5.1. Kesimpulan ... 90

5.2. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pencapaian kualitas perangkat lunak... 18

Gambar 2.2. Strategi Pengujian ... 21

Gambar 2.3. (a) notasi grafik; (b) contoh sederhana ... 26

Gambar 3.1. Tahapan Pengujian Perangkat Lunak ... 40

Gambar 4.1. Diagram Derajat Nilai Modul ... 68

Gambar 4.2. Diagram Standar Deviasi – SIA Kemahasiswaan ... 69

Gambar 4.3. Diagram Standar Deviasi – SIA DPA ... 70

Gambar 4.4. Diagram Standar Deviasi – SIA Pejabat ... 71

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel Jumlah Modul Pengujian ... 41

Tabel 3.2. Tabel Pengujian Mahasiswa... 42

Tabel 3.3. Tabel Pengujian Dosen Pembimbing Akademik (DPA)... 45

Tabel 3.4. Tabel Pengujian Kepala Program Studi (Kaprodi) ... 47

Tabel 3.5. Estimasi Waktu Pengujian ... 54

Tabel 3.6. Keterlibatan Pengguna ... 55

Tabel 4.1.Tabel karakteristik Responden Sistem Informasi Akademik (SIA) Kemahasiswaan ... 59

Tabel 4.2. Tabel karakteristik Responden Sistem Informasi Akademik (SIA) DPA ... 60

Tabel 4.3. Tabel karakteristik Responden Sistem Informasi Akademik (SIA) Pejabat ... 61

Tabel 4.4. Fungsi – fungsi yang tidak benar atau hilang ... 64

Tabel 4.5. Kesalahan interface ... 65

Tabel 4.6. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal... 65

Tabel 4.7. Kesalahan kinerja atau performansi ... 66

Tabel 4.8. Inisialisasi dan kesalahan terminasi ... 66

Tabel 4.9. Hasil Perbandingan Persentase Nilai Modul Pengguna SIA Kemahasiswaan ... 73

Tabel 4.10. Hasil Perbandingan Persentase Nilai Modul Pengguna SIA DPA .... 74

(17)

xvii

Tabel 4.12. Analisa Hasil Pengujian Modul Mahasiswa ... 77

Tabel 4.13. Analisa Hasil Pengujian Modul Dosen Pembimbing Akademik

(DPA) ... 81

Tabel 4.14. Analisa Hasil Pengujian Modul Kepala Program Studi (Kaprodi) .... 83

Tabel 4.15. Analisa Hasil Persentase nilai modul pengguna – Mahasiswa ... 85

Tabel 4.16. Analisa Hasil Persentase nilai modul pengguna – Dosen Pembimbing

Akademik (DPA) ... 86

Tabel 4.17. Analisa Hasil Persentase nilai modul pengguna – Kepala Program

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Surat Penelitian ... 95

Lampiran II. Item-item Kuesioner. ... 99

Lampiran III. Data Penelitian. ... 138

Lampiran IV. Hasil Analisa dan Pengujian... 153

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aktifitas manusia dalam melakukan pekerjaan telah berubah pesat

dengan adanya dukungan suatu perangkat lunak. Hal ini disebabkan

perangkat lunak mampu memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi

penggunanya. Oleh sebab itu telah banyak dikembangkan berbagai jenis

perangkat lunak yang mampu mendukung aktifitas manusia. Perangkat

lunak banyak dijumpai di sekolah, perusahaan, instansi-instansi

pemerintah serta usaha-usaha lainnya sesuai dengan fungsi dan kegunaan

dari perangkat lunak yang digunakan. Akan tetapi tidak sedikit perangkat

lunak yang tidak sesuai dengan keinginan penggunanya. Seperti halnya

tampilan perangkat lunak (interface) yang tidak sesuai, penggunaan fungsi-fungsi dan input-output yang salah dan sebagainya. Hal ini

dipengaruhi karena kurang adanya pengujian perangkat lunak untuk

mengukur sejauh mana keberhasilan perangkat lunak yang dikeluarkan.

Berbagai macam pengujian terhadap perangkat lunak telah

diciptakan dan dirancang oleh para peneliti teknologi. Salah satu metode

pengujian yang dihasilkan adalah pengujian black box. Pengujian black box merupakan salah satu metode pengujian perangkat lunak yang terbatas

pada suatu interface yang tersaji tanpa pengujian lebih detail ke dalam

(20)

fungsional perangkat lunak, sehingga memungkinkan perekayasa

perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya

menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program.

Pengujian black box cenderung untuk menemukan kesalahan-kesalahan

fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan

dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja atau

performansi, serta inisialisasi dan kesalahan terminasi. Dalam pengujian

black box ini ada 4 hal yang perlu diukur yaitu : Pengujian Graph-based,

Equivalence Partitioning (Partisi Ekuivalensi), Boundary Value Analysis

(Analisis Nilai Batas) serta Comparison Testing (Pressman, 2005).

Metode pengujian black box ini telah banyak menghasilkan analisa yang menyatakan bahwa perangkat lunak tidak secara keseluruhan

menghasilkan produk yang sesuai dengan persyaratan fungsional. Hal

tersebut telah dilakukan oleh Setiawan (2011) dalam pengujiannya

terhadap perangkat lunak EXELSA dan berhasil menemukan

kesalahan-kesalahan yang terjadi pada perangakat lunak tersebut. Menindaklanjuti

keberhasilan yang telah dilakukan oleh Setiawan (2011), metode

pengujian black box akan digunakan pula pada perangkat lunak BRS Online.

BRS Online merupakan salah satu produk perangkat lunak yang

ada di Universitas Sanata Dharma yang memiliki fungsi untuk melayani

pengambilan rencana studi mahasiswa melalui akses intranet. BRS Online

(21)

pengembangan sistem menjadi lebih terstruktur dan modern dalam hal

desain maupun implementasinya. Selain bisa melakukan perencanaan

studi, mahasiswa juga mampu melihat transkrip nilai, jumlah SKS dan

mata kuliah yang telah ditempuh selama menjadi mahasiswa Universitas

Sanata Dharma. Meskipun pengembangan sistem telah dilakukan, masih

banyak dijumpai ketidaksesuaian baik input-output maupun fungsi-fungsi

yang terdapat pada perangkat lunak tersebut. Oleh karena itu perlu

dilakukan pengujian yang mampu mengungkap kesalahan yang ada. Salah

satu metode pengujian yang dapat digunakan adalah metode pengujian

black box.

Dari permasalahan-permasalahan perangkat lunak serta teori

analisis yang telah dijabarkan, maka penulis akan membahas tentang

Analisis dan Pengujian Perangkat Lunak dengan Metode Black Box,

Studi Kasus BRS Online Universitas Sanata Dharma. Pertimbangan

dipilihnya perangkat lunak BRS Online di Universitas Sanata Dharma

dikarenakan perangkat lunak tersebut selalu digunakan oleh segenap

mahasiswa dan fakultas dalam mengisi KRS setiap semesternya. Hasil

akhir penelitian ini adalah sejauh mana metode black box mampu diuji untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam perangkat lunak BRS

Online. Hasil tersebut dapat digunakan oleh BAPSI untuk melakukan

(22)

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, studi ini

akan menjawab masalah berikut :

1. Seberapa efektif metode black box dapat digunakan untuk menguji

perangkat lunak BRS Online ?

2. Sejauh mana metode black box mampu mengetahui

kesalahan-kesalahan perangkat lunak BRS Online Universitas Sanata Dharma?

1.3. Tujuan

Beberapa tujuan pengujian sistem perangkat lunak adalah sebagai

berikut (Perry, 1995) :

1. Menilai apakah perangkat lunak yang dikembangkan telah memenuhi

kebutuhan pemakai.

2. Menilai apakah tahap pengembangan perangkat lunak telah sesuai

dengan metodologi yang digunakan.

3. Membuat dokumentasi hasil pengujian yang menginformasikan

kesesuaian perangkat lunak yang diuji dengan spesifikasi yang telah

ditentukan.

Selain itu, tujuan dari pengujian sistem dengan menggunakan metode

Black Box pada BRS Online di Universitas Sanata Dharma untuk menemukan kesalahan berupa :

a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang

(23)

c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

d. Kesalahan kinerja atau performansi

e. Inisialisasi dan kesalahan terminasi

1.4. Manfaat

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini dibagi menjadi 2

(dua) yaitu :

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi apakah

fungsi-fungsi atau obyek-obyek sesuai dengan keluaran yang diharapkan atau

tidak dalam sistem BRS Online di Universitas Sanata Dharma.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat digunakan oleh BAPSI untuk mengetahui

kesalahan-kesalahan yang tertera pada sistem mengenai fungsi-fungsi

atau obyek-obyek yang digunakan dalam sistem BRS Online, sehingga

BAPSI dapat melakukan pembenahan terhadap perangkat lunak ini.

1.5. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran

permasalahan yang sangat luas. Namun menyadari keterbatasan waktu dan

kemampuan, maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah

(24)

1. Pengujian dilakukan berdasarkan fungsional yang terdapat pada Sistem

BRS Online tanpa mengetahui langkah program di dalamnya.

2. Para responden dalam pengujian ini adalah mahasiswa, Dosen

Pembimbing Akademik (DPA) serta Kepala Program Studi Universitas

Sanata Dharma.

3. Pengujian menggunakan metode Black Box pada perangkat lunak ini terbatas pada 3 (tiga) hal, yaitu :

a. Pengujian graph-based

b. Equivalence Partitioning (Partisi Ekuivalensi)

c. Boundary Value Analysis (Analisis Nilai Batas)

Penggunaan metode pengujian tersebut disesuaikan dengan hasil

perencanaan dan perancangan terhadap perangkat lunak.

1.6. Sistematika Penulisan

I Pendahuluan

Bagian ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,

manfaat, tujuan, batasan masalah, serta sistematika penulisan

proyek akhir.

II Tinjauan Pustaka

Bagian ini menguraikan landasan teori yang telah ada dan

berkembang untuk digunakan pada penelitian sebagai

pengembangan hipotesis dan mampu menjelaskan permasalahan

(25)

III Rancangan Bangun Penelitian

Bagian ini menguraikan tentang data yang akan digunakan dalam

pengujian atau penelitian yang akan dilakukan.

IV Hasil dan Analisa

Bagian ini menguraikan tentang hasil dan analisa dari penelitian

atau pengujian hipotesis menggunakan data yang diolah sesuai

dengan model empiris yang sudah diterapkan.

V Penutup

Bagian ini berisi tentang ringkasan, kesimpulan, keterbatasan serta

saran – saran perbaikan yang akan dikembangkan untuk

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian tentang landasan penelitian ini, yang secara

garis besarnya tentang perangkat lunak, Sistem Informasi Akademik

(SIA), Definisi pengujian perangkat lunak serta Black Box.

2.1 Perangkat Lunak

Penggunaan perangkat lunak sampai saat ini telah banyak kita

jumpai dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Hal tersebut

dikarenakan perangkat lunak mampu mendukung aktifitas manusia itu

sendiri. Sekolah, instansi-instansi pemerintahan, swalayan dan perusahaan

pun menggunakan perangkat lunak untuk memudahkan suatu pekerjaan.

Agar dapat mengetahui lebih jelas tentang suatu perangkat lunak itu

sendiri serta karakteristik aplikasi perangkat lunak yang tersedia maka

akan dibahas pada bagian ini.

2.1.1. Definisi Perangkat Lunak

Para ilmuwan mengartikan perangkat lunak dari berbagai sudut

pandang yang berbeda, salah satunya adalah Pressman (2005) berpendapat

bahwa :

a) Perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi

(27)

b) Struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi

secara proporsional.

c) Dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan dari suatu

program.

2.1.2. Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak

Beberapa pengertian perangkat lunak menurut para ahli rekayasa

adalah sebagai berikut:

Menurut Stephen R. Schach (1990) : Rekayasa perangkat lunak adalah

sebuah disiplin untuk menghasilkan perangkat lunak yang bebas dari

kesalahan dan pengolahan data yang tepat serta memuaskan keinginan

pemakai.

Menurut Fritz Bauer (1968) : Rekayasa perangkat lunak adalah

pengembangan dan penggunaan prinsip rekayasa dalam rangka

memperoleh perangkat lunak yang dapat dipercaya dan dapat bekerja serta

efisien pada mesin nyata.

Menurut IEEE 610.12 (1990) : Rekayasa perangkat lunak adalah sebuah

studi dan aplikasi dari sebuah pendekatan kuantifiabel, disiplin, dan

sistematis untuk pengembangan, operasi dan pemeliharaan perangkat

lunak yang kesemuanya itu merupakan aplikasi rekayasa yang berkaitan

dengan perangkat lunak.

Kristianto (2004) di dalam bukunya mengemukakan bahwa dari

pengertian tersebut, arti yang diberikan Fritz Bauer (1968) sangat sesuai

(28)

Stephen R. Schach (1990) terbatas pada menanggulangi kekurangan yang

terjadi jika tidak menerapkan rekayasa perangkat lunak. IEEE 610.12

memberikan pengertian yang paling baik dalam menyampaikan wujud dari

rekayasa perangkat lunak.

Perangkat lunak merupakan ilmu yang penting untuk diperdalam

karena teknologi ini memberikan stabilitas, kontrol, dan organisasi

aktifitas. Beberapa tujuan yang dilakukan rekayasa perangkat lunak antara

lain (Kristianto, 2004) :

1. Dapat membangun software yang benar (right software) dan software

yang tepat (correct).

2. Menciptakan sistem pengelolaan dan pemeliharaan software yang

sesuai.

2.1.3. Karakteristik perangkat lunak

Perangkat lunak lebih merupakan elemen logika dan bukan

merupakan elemen sistem fisik. Dengan demikian, perangkat lunak

memiliki ciri yang berbeda dari perangkat keras (Pressman, 2005) :

1. Perangkat lunak dibangun dan dikembangkan serta tidak dibuat dalam

bentuk yang klasik.

Banyak kesamaan di antara pabrik perangkat keras dan perangkat

lunak, tetapi aktivitas keduanya secara mendasar sangat berbeda.

Dalam kedua aktivitas tersebut, kualitas yang tinggi dicapai melalui

perancangan yang baik tetapi di dalam fase pembuatan perangkat

(29)

disesuaikan dengan perangkat lunak. Kedua aktivitas tersebut

tergantung pada manusia, tetapi hubungan antara penerapan yang

dilakukan manusia dengan usaha yang diperoleh sangat berbeda.

Kedua aktivitas tersebut membutuhkan konstruksi sebuah produk,

tetapi pendekatan yang digunakan berbeda.

Dibangunnya perangkat lunak ini tidak menyatakan bahwa adanya

perkembangan perangkat lunak dan pembuatan perangkat keras itu

ekivalen. Terlebih lagi, perusahaan perangkat lunak mengijinkan

pemakaian alat-alat yang diotomatisasi untuk pengembangan

perangkat lunak.

2. Perangkat lunak tidak pernah usang.

Perangkat lunak tidak rentan terhadap pengaruh lingkungan yang

merusak sehingga menyebabkan perangkat lunak menjadi usang.

Kesalahan-kesalahan yang tidak dapat ditemukan akan menyebabkan

tingkat kegagalan menjadi sangat tinggi pada awal hidup program.

Tetapi hal tersebut dapat diperbaiki dan diharapkan tidak lagi

ditemukan kesalahan yang lain.

Aspek lain dari keusangan menunjukkan perbedaan antara perangkat

keras dan perangkat lunak. Bila komponen suatu perangkat telah

usang, komponen dapat diganti dengan suku cadangnya. Namun tidak

ada suku cadang bagi perangkat lunak. Setiap kegagalan perangkat

(30)

mana rancangan diterjemahkan ke dalam kode mesin yang dapat

dieksekusi.

3. Sebagian besar perangkat lunak dibuat secara costum-built, serta tidak dapat dirakit dari komponen yang sudah ada.

Para perancang perangkat lunak tidak diberi fasilitas seperti halnya

perangkat keras. Dengan sedikit pengecualian, tidak ada katalog

komponen dalam perangkat lunak. Memang memungkinkan untuk

memesan perangkat lunak secara terpisah, tetapi tetap merupakan satu

kesatuan yang lengkap, bukan sebagai komponen yang dapat

dipasangkan ke dalam program-program baru. Jika adanya pemesanan

perangkat yang terpisah-pisah memungkinkan adanya penggunaan

yang tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga hanya

menambahkan permasalahan yang ada.

2.1.4. Aplikasi Perangkat Lunak

Perangkat lunak dapat diaplikasikan ke berbagai situasi di mana

serangkaian langkah prosedural (seperti algoritma) telah didefinisikan

(pengecualian yang didapat pada aturan ini adalah sistem pakar dan

perangkat lunak jaringan syaraf cerdas buatan). Cukup sulit untuk

menentukan kategori umum dalam aplikasi perangkat lunak. Ketika

kompleksitas perangkat lunak mulai muncul, maka penggolongan yang

rapi menjadi hilang. Area perangkat lunak berikut ini menunjukkan

(31)

a. Perangkat lunak Sistem

b. Perangkat lunak Real-Time

c. Perangkat lunak Bisnis

d. Perangkat lunak Teknik dan Ilmu Pengetahuan

e. Embedded software

f. Perangkat lunak Komputer Personal

g. Perangkat lunak Kecerdasan Buatan

2.1.5. Jenis kerusakan dalam perangakat lunak

Perry (1995) mengemukakan berbagai macam kerusakan yang

dapat ditemukan di dalam perangkat lunak saat melakukan pengujian.

Kerusakan tersebut berdasarkan pada :

1. Kerusakan (defect), berasal dari spesifikasi produk yang berarti bahwa di dalam proses pembuatan perangkat lunak terjadi kesalahan

pelaksanaan lapangan yang tidak memahami hasil pekerjaan para

analis.

2. Variasi, berasal dari keinginan costumer atau user yang berarti bahwa

di dalam proses perencanaan perangkat lunak, terdapat keinginan

costumer yang tidak dimasukkan ke dalam dokumen SRS atau

walaupun keinginan costumer tersebut tercantum di dalam SRS, namun terabaikan karena kesalahan dalam mengimplementasikan

(32)

Jenis – jenis kerusakan (defect) yang terdapat di dalam perangkat lunak : 1. Mistake (Kekeliruan) : suatu aksi manusia yang menyebabkan

hasil keluaran yang tidak benar.

2. Faults (kekurangan) : suatu salah langkah, baik proses atau

definisi data dalam program komputer.

3. Failure (kegagalan) : suatu hasil keluaran yang salah akibat dari

fault (contoh : crash)

4. Error (kesalahan) : suatu hasil keluaran yang tidak dapat di eksekusi.

5. Wrong (ketidakbenaran) : spesifikasi telah diimplementasikan secara salah (variances form user).

6. Missing (kehilangan) : suatu kebutuhan tertentu yang tidak

dimasukkan ke dalam produk (Variance form product evaluation) atau terdapat kebutuhan yang baru ada ketika produk selesai dibuat.

2.2. Sistem Informasi Akademik (SIA)

Sistem Informasi Akademik merupakan salah satu sarana penunjang

dalam melaksanakan studi mahasiswa. Selain itu, Sistem Informasi

Akademik ini memiliki peran penting dalam memajukan suatu lembaga

pendidikan khususnya Universitas Sanata Dharma. Hal mengenai Sistem

(33)

2.2.1. Penjelasan Sistem Informasi Akademik (SIA)

Sistem Informasi Akademik atau yang lebih dikenal dengan SIA

merupakan suatu perangkat lunak yang menangani masalah yang berkaitan

dengan aktifitas akademik universitas seperti halnya pengambilan rencana

studi, administrasi, jadwal kuliah, beasiswa, transkrip nilai semester.

Abdul Kadir (2003) menyatakan bahwa sistem layanan akademis berbasis

Web dapat memungkinkan mahasiswa memperoleh data-data akademis

atau bahkan dapat mendaftarkan mata kuliah yang diambil pada semester

baru. SIA ini dikelola oleh BAPSI yaitu Biro Administrasi Perencanaan

dan Sistem Informasi. Untuk membangun SIA ini BAPSI tidak bekerja

sendiri namun saling berkoordinasi dengan biro-biro lainnya seperti BAA,

sekertariat masing- masing fakultas dan jurusan serta para dosen.

Sistem Informasi Akademik (SIA) ini dibangun untuk

memudahkan mahasiswa dalam mengakses layanan yang tersedia

sehingga mahasiswa cepat dalam memperoleh informasi-informasi

ter-update yang telah tersedia. Dengan demikian SIA mampu membantu para karyawan untuk bekerja secara optimal tanpa proses yang lama untuk

melayani mahasiswa dalam perolehan informasi atau apapun yang

berkaitan dengan nilai akademik.

2.2.2. Penjelasan BRS Online

BRS Online merupakan salah satu bagian dari Sistem Informasi

(34)

mahasiswa melalui akses intranet. BRS Online telah didirikan sekitar

tahun 1999 dan telah mengalami regenerasi pengembangan sistem menjadi

lebih terstruktur dan modern dalam hal desain maupun implementasinya.

Selain bisa melakukan rencana studi, mahasiswa juga mampu melihat

transkrip nilai, jumlah SKS dan mata kuliah yang telah ditempuh selama

menjadi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

BRS Online memudahkan dalam penyusunan rencana studi

mahasiswa, sehingga waktu yang dibutuhkan dalam penyusunan studi

mahasiswa menjadi lebih cepat. Secara tidak langsung BRS Online juga

menjadikan mahasiswa mampu menggunakan fasilitas teknologi yang

dimiliki oleh universitas.

2.3. Pengujian Perangkat Lunak

Pada dasarnya pengujian suatu perangkat lunak harus dilakukan

untuk mengetahui mutu dan kualitas suatu perangkat lunak tersebut saat

sebelum ataupun sesudah digunakan oleh user. Pengujian dimaksudkan

untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan produk (perangkat

lunak) dihasilkan, apakah terdapat kesalahan atau tidak pada input-output

perangkat lunak dan lain sebagainya. Berkaitan tentang penjelasan di atas

terlebih dahulu akan diuraikan penjabaran tentang suatu pengujian

(35)

2.3.1. Definisi Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan

kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari

spesifikasi, desain dan pengkodean (Pressman, 2005). Menurut Setiawan

(2011) definisi pengujian perangkat lunak adalah proses untuk mencari

kesalahan pada setiap item perangkat lunak, mencatat hasilnya,

mengevaluasi setiap aspek pada setiap komponen sistem dan mengevaluasi

semua fasilitas dari perangkat lunak yang dikembangkan. Pada intinya

proses pengujian bersifat untuk menemukan kerusakan (defect) yang

terdapat di dalam suatu perangkat lunak agar dapat ditindak lanjuti

menjadi lebih baik.

2.3.2. Sasaran Pengujian

Beberapa aturan yang dapat digunakan sebagai langkah pendukung

dalam pengujian perangkat lunak adalah sebagai berikut (Myers, 2010) :

1. Pengujian adalah proses menjalankan suatu program dengan maksud

menemukan kesalahan.

2. Test case yang baik adalah test case yang memiliki kemungkinan

tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum pernah ditemukan

sebelumnya.

3. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua

kesalahan yg belum pernah ditemukan sebelumnya.

Perry (1995) menyimpulkan bahwa suatu pengujian yang baik

(36)

tetapi juga untuk dapat menemukan data uji yang dapat menemukan

kesalahan secara lebih teliti

2.3.3. Verifikasi dan Validasi

Pengujian perangkat lunak adalah satu elemen dari topik yang lebih

luas yang sering diacu sebagai verifikasi dan validasi (V&V). Memahami

hal tersebut Pressman (2005) menjabarkan bahwa :

1. Verifikasi mengacu pada suatu rangkaian aktivitas yang memastikan

bahwa perangkat lunak secara tepat mengimplementasikan suatu

fungsi tertentu.

2. Validasi mengacu pada serangkaian aktivitas yang berbeda yang

memastikan bahwa perangkat lunak yang dibangun dapat ditelusuri ke

persyaratan user.

Definisi dari verifikasi dan validasi meliputi berbagai aktivitas yang

kita rujuk sebagai jaminan kualitas perangkat lunak (SQA). Berikut

merupakan serangkaian komponen untuk mencapai suatu kualitas

(Pressman, 2005).

(37)

Software Quality Assurance (SQA) dimulai dengan sekumpulan alat dan metode teknis yang membantu analis untuk mendapatkan

spesifikasi yang berkualitas tinggi dan bagi perancang untuk merancang

dengan kualitas tinggi pula. Setelah spesifikasi dan desain dibuat,

ditetapkan kualitasnya dengan melakukan review teknis formal. Pengujian

perangkat lunak mengkombinasikan langkah-langkah strategi dengan

metode rancangan test-case yang dapat menjamin pendeteksian kesalahan

secara efektif. Jika terdapat standar yang formal, berarti harus dapat

dijamin bahwa standar tersebut diikuti. Pengontrolan perubahan dilakukan

selama pembuatan perangkat lunak dan pada tahap pemeliharaan. Setiap

perubahan dapat menyebabkan kesalahan dan efek lain yang akan

menyebabkan kesalahan juga. Pengukuran terhadap perangkat lunak

mencakup pengukuran secara manajemen dan teknis. Penyimpanan hasil

dari review, audit, pengontrolan perubahan, pengujian dan lain-lain

sebagai bagian dari record historis untuk suatu proyek dan

didesiminasikan kepada para staf pengembang sebagai dasar untuk ketahui

dan ditindaklanjuti.

Miller (1981) menghubungkan pengujian perangkat lunak dengan

jaminan kualitas menyatakan bahwa motivasi yang mendasari pengujian

program adalah untuk menentukan kualitas perangkat lunak dengan

metode-metode yang dapat secara ekonomis dan efektif diaplikasikan pada

(38)

Pada umumnya proses verifikasi dan validasi mempunyai 2 (dua)

sasaran utama (Perry, 1995) yaitu :

1. Menemukan kekurangan dalam sebuah sistem.

2. Memperkirakan apakah sistem berguna dan dapat digunakan atau

tidak dalam situasi operasional.

3. Verifikasi dan validasi harus memberikan kepastian bahwa software

sesuai dengan tujuannya.

Verifikasi memiliki 2 (dua) kegiatan yang dapat dilakukan dalam

pengujian perangkat lunak (Perry, 1995) yaitu :

1. Verifikasi Statik, yaitu berhubungan dengan analisis representasi

sistematik untuk menemukan masalah, biasa disebut Software inspection.

2. Verifikasi Dinamis, yaitu berhubungan dengan pelaksanaan dan

memperhatikan perilaku produk, biasa disebut Software testing.

2.3.4. Strategi Pengujian

Strategi pengujian perlu dilakukan untuk merancang suatu

tahapan-tahapan dalam perencanaan pengujian yang akan dilakukan. Proses ini

juga dimaksudkan untuk memperhitungkan estimasi waktu, upaya dan

sumber daya yang diperlukan sehingga perencanaan dapat dilakukan

dengan baik.

Strategi pengujian perangkat lunak dapat digambarkan sebagai proses

(39)

Gambar 2.2. Strategi Pengujian

Konteks spiral di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Tes unit dilakukan pada saat diimplementasikannya sebuah perangkat

lunak di dalam kode sumber.

b. Tes integrasi fokusnya terletak pada desain dan konstruksi arsitektur

perangkat lunak.

c. Tes validasi dilakukan sebagai persyaratan dibangunnya perangkat

lunak dan kemudian dianalisis validasinya terhadap perangkat lunak

yang telah dikonstuksi.

d. Tes sistem dilakukan terhadap perangkat lunak dan elemen sistem

yang lain diuji secara keseluruhan.

Dalam pengujian suatu perangkat lunak, proses berjalan sepanjang

streamline yang memperluas ruang lingkup pengujian lewat

masing-masing urutan proses.

2.3.5. Testabilitas

Menurut James Bach (1994), testabilitas perangkat lunak secara

sederhana adalah seberapa mudah sebuah program komputer dapat diuji.

(40)

penguji untuk membuatnya menjadi mudah. Lakukan proses pendataan

mengenai masalah-masalah desain yang ada, fungsi-fungsi sebagai

input-output dan lain sebagainya untuk membantu dalam proses pengujian.

Beberapa karakteristik suatu perangkat lunak yang dapat diuji (James

Bach, 1994) yaitu :

1. Operabilitas, semakin baik perangkat lunak bekerja, akan membuat

perangkat lunak dites dengan lebih efisien.

2. Observabilitas, apa yang anda lihat adalah apa yang anda uji.

3. Kontrolabilitas, semakin baik kita dapat mengontrol perangkat lunak

semakin banyak pengujian yang dapat diotomatisasi dan dioptimalkan.

4. Dekomposabilitas, dengan mengontrol ruang lingkup pengujian kita

dapat lebih cepat mengisolasi masalah dan melakukan pengujian ulang

yang lebih baik.

5. Kesederhanaan, semakin sedikit yang diuji semakin cepat kita

melakukannya.

6. Stabilitas, semakin sedikit perubahan semakin sedikit gangguan

pengujian.

7. Kemampuan dipahami, semakin banyak informasi yang dimiliki,

kita akan dapat melakukan tes yang lebih baik.

Menurut Falk, dkk (2003) atribut-atribut dari pengujian yang baik

adalah sebagai berikut :

1. Pengujian yang baik memiliki probabilitas yang tinggi untuk

(41)

2. Pengujian yang baik tidak redundan.

3. Pengujian yang baik tidak boleh terlalu sederhana atau terlalu

kompleks.

2.3.6. Tujuan Pengujian

Penentuan tujuan dari suatu pengujian perlu dilakukan untuk

menentukan sasaran apa yang ingin dicapai dari suatu proses pengujian

tersebut. Beberapa tujuan dilakukannya pengujian suatu perangkat lunak

adalah sebagai berikut (Perry, 1995) :

1. Menilai apakah perangkat lunak yang dikembangkan telah memenuhi

kebutuhan pemakai.

2. Menilai apakah tahap pengembangan perangkat lunak telah sesuai

dengan metodologi yang digunakan.

3. Membuat dokumentasi hasil pengujian yang menginformasikan

kesesuaian perangkat lunak yang diuji dengan spesifikasi yang telah

ditentukan.

Setelah mengetahui tujuan yang akan dicapai dari pengujian suatu

perangkat lunak, maka dapat dijabarkan hal-hal yang perlu dilakukan saat

pengujian yaitu (Perry, 1995) :

1. Mengidentifikasi dan menemukan beberapa kesalahan yang mungkin

ada dalam perangkat lunak yang diuji.

2. Setelah perangkat lunak diperbaiki, identifikasi ulang kesalahan dan

(42)

3. Membentuk tes yang efisien dan efektif dengan anggaran dan jadwal

terbatas.

4. Mengumpulkan daftar kesalahan untuk digunakan dalam daftar

pencegahan kesalahan (tindakan corrective dan preventive).

2.4. Black Box

Hasil teknologi khususnya perangkat lunak telah mengalami

tingkat kemajuan yang sangat signifikan penggunaannya dan digunakan

dalam berbagai lingkup apapun baik perusahan maupun sekolah. Namun

tidak terlepas dari hal itu suatu perangkat lunak haruslah sesuai dengan

desain yang telah ditentukan sehingga perlu dilakukan pengujian sebelum

perangkat lunak tersebut digunakan. Salah satu metode pengujian

perangkat lunak adalah Black Box. Berkaitan tentang gambaran umum

black box akan diuraikan pada bagian ini.

2.4.1. Pengujian Black Box

Pengujian Black Box merupakan salah satu metode pengujian

suatu perangkat lunak di mana pengujiannya hanya terbatas pada suatu

interface yang tersaji tanpa pengujian lebih detail ke dalam struktur

program perangkat lunak. Pengujian ini berfokus pada persyaratan

fungsional perangkat lunak, sehingga memungkinkan perekayasa

perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya

(43)

Pengujian black box bukanlah solusi alternatif dari pengujian white box. Akan tetapi pengujian ini merupakan pendekatan komplementer yang

kemungkinan besar mampu mengungkap kesalahan daripada metode

pengujian white box (Pressman, 2005).

Dalam pengujian black box akan dilakukan eksekusi terhadap

fungsi-fungsi yang tersedia pada perangkat lunak dan diamati hasil keluaran

yang diperoleh kemudian akan dicek apakah hasil tersebut telah sesuai

dengan yang diharapakan atau tidak. Pengujian black box bertujuan untuk menemukan kesalahan berikut (Perry, 1995) :

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.

2. Kesalahan interface.

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

4. Kesalahan kinerja atau performansi.

5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

Dalam melakukan pengujian black box dapat dilakukan 3 hal yang

terdiri dari (Laurie, 2006) :

1. Pengujian graph-based.

2. Equivalence Partitioning (Partisi Ekuivalensi). 3. Boundary Value Analysis (Analisis Nilai Batas).

2.4.2. Graph Based Testing

(44)

diuji. Langkah pertama dalam pengujian Black Box adalah memahami obyek yang dimodelkan dalam perangkat lunak dan menentukan hubungan

di antara obyek-obyek tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

membuat suatu grafik dari obyek-obyek yang penting. Langkah selanjutnya

menentukan sederetan pengujian yang membuktikan bahwa semua obyek

tersebut memiliki hubungan yang sesuai satu dengan yang lainnya. Jika

diamati melalui grafik obyek-obyek yang telah dibuat maka kesalahan dapat

ditemukan (Smirnov, 2002).

(a)

(b)

(45)

Langkah gambar 2.3 memudahkan perekayasa dalam

merepresentasikan obyek-obyek, link yang merepresentasikan hubungan

antar obyek, node weight yang menggambarkan properti dari suatu simpul (nilai data atau tingkah laku keadaan), link weight yang menggambarkan

karakteristik link, link paralel yang menggambarkan hubungan yang berbeda yang dibangun antar simpul, serta link simetris yang menggambarkan hubungan dua arah antara dua obyek.

Pada link weight terdapat jenis tiga pola, yaitu :

1. Transitivitas, yaitu hubungan antara tiga obyek atau lebih yang

menentukan bagaimana pengaruh hubungan tersebut menyebar pada

obyek yang ditentukan.

2. Simetris, yaitu hubungan antara dua obyek secara dua arah.

3. Refleksif, yaitu hubungan yang mengarah pada node itu sendiri atau

loop null.

Beizer (1990), menggambarkan sejumlah metode pengujian

behavioral yang dapat menggunakan grafik :

1. Transaction Flow Modeling (Pemodelan Aliran Transaksi), metode ini

menggunakan node sebagai representasi langkah pada transaksi, dan

link sebagai representasi hubungan logika antara langkah-langkah

tersebut.

(46)

representasi transisi. Statechart atau state transition diagram dapat digunakan untuk membuat graph.

3. Data Flow Modeling (Pemodelan Aliran Data), metode ini menggunakan node sebagai representasi obyek data dan link sebagai

transformasi dari satu obyek data ke obyek data yang lain.

4. Timing Modeling (Pemodelan Pemilihan Waktu), metode ini menggunakan node sebagai representasi obyek program dan link

sebagai hubungan sekuensial antara obyek.

2.4.3. Equivalence Partitioning (Partisi Ekuivalensi)

Equivalence partioning merupakan metode ujicoba black box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data.

Equivalence partioning berusaha untuk mendefinisikan kasus pengujian yang menemukan sejumlah jenis kesalahan, dan mengurangi jumlah kasus

pengujian yang harus dibuat. Kasus pengujian yang didesain untuk

Equivalence partioning berdasarkan pada evaluasi dari ekuivalensi jenis atau class untuk kondisi input. class-class yang ekuivalen

merepresentasikan sekumpulan keadaan valid dan invalid untuk kondisi

input. Suatu kondisi input dapat berupa harga numeris, rentan harga,

serangkaian harga khusus, atau kondisi boolean (Perry, 1995).

Kelas ekivalensi dapat ditentukan sesuai dengan pedoman sebagai

(47)

1. Bila kondisi input menentukan suatu range, maka satu kelas ekivalensi valid dan dua invalid ditentukan.

2. Bila suatu kondisi input membutuhkan suatu harga khusus, maka satu

kelas ekivalensi valid dan dua yang invalid ditentukan.

3. Bila suatu kondisi input menentukan anggota suatu himpunan, maka

satu kelas ekivalensi valid dan dua yang invalid ditentukan.

4. Bila suatu kondisi input adalah boolean, maka satu kelas ekivalensi

valid dan satu yang invalid ditentukan.

Sebagai kasus (Pressman, 2005), perhatikan data yang dijaga

sebagai bagian dari suatu aplikasi perbankan otomatis. Perangkat lunak

yang dipasok untuk aplikasi perbankan menerima data dalam bentuk :

Kode area – kosong atau tiga nomor digit

Prefiks– tiga nomor digit tidak dimulai dengan 1 atau 0

Sufik– empat nomor digit

Password– enam nilai alfanumeris digit

Perintah – cek, deposit, bayar pajak dan lain sebagainya.

Kondisi input yang sesuai dengan masing-masing elemen data untuk

aplikasi perbankan dapat ditentukan sebagai :

Kode area : kondisi input, boolean - kode area mungkin atau

mungkin tidak ada kondisi Input, range - nilai yang ditentukan antara 200 dan 999, dengan pengecualian

khusus

(48)

dengan tanpa digit 0.

Sufiks : kondisi input, boolean - password dapat ada atau tidak

ada kondisi input harga - antrian enam karakter.

Perintah : kondisi input, himpunan - berisi perintah yang sudah

ditulis di atas

2.4.4. Boundary Value Analysis (Analisis Nilai Batas)

Boundary Value Analysis merupakan teknik desain proses yang melengkapi Equivalence Partitioning. Boundary Value Analysis lebih

mengarah kepada pemilihan test case pada edge dari kelas bukan pada kondisi input.

Dalam banyak hal, pedoman untuk Boundary Value Analysis sama

dengan yang diberikan untuk Equivalence Partitioning (Pressman, 2005) yaitu :

1. Bila suatu kondisi input mengkhususkan suatu range dibatasi oleh nilai a dan b, maka test case harus didesain dengan nilai a dan b, persis di atas dan di bawah a dan b, secara bersesuaian.

2. Bila suatu input mengkhususkan sejumlah nilai, maka test case harus dikembangkan dengan menggunakan jumlah minimum dan

maksimum. Nilai tepat di atas dan di bawah minimum dan maksimum

(49)

3. Pedoman 1 dan 2 diaplikasikan ke kondisi output, output harus menghasilkan jumlah minimum (dan maksimum) dari entri tabel yg

diijinkan.

4. Bila struktur data program telah memesan suatu batasan, maka

(50)

BAB III

RANCANG BANGUN PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang rancang bangun yang menjadi proses

tahapan penelitian, yang berupa jenis penelitian, obyek penelitian,

identifikasi resiko perangkat lunak, tahap pengujian, modul pengujian,

perolehan data, pendukung pengujian, metode analisa serta estimasi waktu

dan keterlibatan pengguna..

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi kesalahan yang

terdapat pada perangkat lunak. Pengujian ini berfokus pada persyaratan

fungsional perangkat lunak, yang memungkinkan perekayasa perangkat

lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya

menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Melalui

kondisi-kondisi yang ada maka akan dianalisa proses apa saja yang terjadi

dan apakah sesuai dengan hasil yang diinginkan.

Penelitian ini mencoba untuk mengetahui kriteria-kriteria

kesalahan (Perry,1995) : 1) Fungsi – fungsi yang tidak benar atau hilang,

2) Kesalahan interface, 3) Kesalahan dalam struktur data atau akses

database eksternal, 4) Kesalahan kinerja atau performansi, 5) Inisialisasi

dan kesalahan terminasi, semua hal tersebut diuji dalam satu perangkat

lunak BRS Online. Dalam membantu menemukan kesalahan-kesalahan

(51)

(Pressman, 2005) : 1) Pengujian graph-based, 2) Equivalence Partitioning

(Partisi Ekuivalensi), 3) Boundary Value Analysis (Analisis Nilai Batas).

3.2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari

seseorang, terhadap suatu kegiatan yang di mana mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Obyek penelitian ditentukan

berdasarkan permasalahan yang ditimbulkan oleh suatu sistem yang akan

dianalisa.

Obyek penelitian ini adalah seluruh komponen pembangkit yang

terdapat didalam sistem perangkat lunak BRS Online Universitas Sanata

Dharma. Komponen-komponen tersebut mulai dari interface, tools-tools, database, performansi perangkat lunak, desain dokumentasi. Semua hal

tersebut merupakan suatu rangkaian pengujian dan penelitian apakah

sesuai dengan konsep desain awal sampai perancangan akhir dari

perangkat lunak ini. setiap komponen diuji dan dinilai berdasarkan

persyaratan fungsional suatu perangkat lunak yaitu nilai input dan output

yang diberikan.

3.3. Identifikasi Resiko Perangkat Lunak

Dalam melakukan proses identifikasi resiko saat melakukan

(52)

Tujuan dari strategi resiko adalah menciptakan skenario pengujian yang

mampu mengatasi resiko-resiko yang dimiliki oleh perangkat lunak

tersebut. Strategi resiko tidak hanya mengatasi namun menilai dan

mengevaluasi tingkat resiko perangkat lunak yang telah dibangun dan

dikembangkan. Semakin tinggi resiko yang ada maka akan semakin sulit

tingkat pembuatan skenario pengujian serta kasus pengujiannya. Pada

umumnya strategi resiko pengujian dibagi menjadi tiga yaitu (Perry,

1995):

1. Resiko terstruktur (Structural risks) : Resiko-resiko yang berhubungan

dengan aplikasi dan metode yang digunakan untuk pengembangan

sistem. Pada kasus BRS Online, resiko ini berkaitan tentang proses

input-output dan fungsi-fungsi pada perangkat lunak. Metode

pengembangan lebih tertuju pada proses-proses pembuatan BRS

Online (baik pada desain perancangan, desain antarmuka, dan lain

sebagainya).

2. Resiko teknisi (Technical risks) : Resiko-resiko yang berhubungan dengan teknologi yang digunakan untuk membangun dan

mengoperasikan sistem yang dikembangkan. Pada kasus BRS Online,

resiko ini berkaitan tentang kemampuan perangkat pendukung (misal :

komputer, daya listrik) yang membantu dalam proses penggunaan

perangkat lunak.

3. Resiko terukur (Size risks) : Resiko-resiko yang berhubungan dengan

(53)

BRS Online,resiko ini berkaitan tentang banyaknya jumlah pengguna

yang dapat mengakses perangkat lunak (batas maksimum rata-rata

penggunaan perangkat lunak).

3.4. Efektifitas Pengujian

Suatu pengujian dikatakan efektif jika metode yang telah

dikembangkan tersebut mampu menemukan permasalahan yang terdapat

di dalam topik yang dibahas serta mampu menemukan solusi-solusi dari

permasalahan tersebut. Namun untuk pengukuran efektifitas secara

langsung terbilang cukup sulit dikarenakan berkaitan dengan faktor dari

pemakainya itu sendiri, sehingga dibutuhkan proses-proses yang menjadi

indikator dalam pengukuran tersebut. Proses-proses itulah yang akan

diperhitungkan dan dibahas sehingga mampu mengungkap bahwa metode

yang digunakan efektif dalam memecahkan permasalahan yang ada.

Dalam kasus ini kita akan mengetahui apakah efektif metode black box

dalam pengujian perangkat lunak SIA-BRS Online terhadap modul-modul

fungsi yang ada dengan perhitungan dari modul-modul tersebut.

3.5. Identifikasi Fungsi Utama Produk

Pada pengujian black box yang akan dilakukan pada perangkat lunak SIA BRS Online baik pada pengguna SIA Kemahasiswaan, SIA

DPA dan SIA Kaprodi terdapat fungsi-fungsi utama yang merupakan

fokus dari diadakannya penelitian ini. Pada SIA Kemahasiswaan terdapat

(54)

mahasiswa, jadwal dosen mengajar, kartu rencana studi (KRS), transkrip

nilai, nilai per semester, prediksi matakuliah yang bisa diambil serta

pengelolaan sistem poin mahasiswa, namun selain itu terdapat

fungsi-fungsi tambahan yang akan diuji yaitu login, home, bioadata, daftar

pembayaran, lihat judul tugas akhir, pengecekan matakuliah, daftar tarif

kuliah, history peminjaman buku, pesan, kontribusi, bantuan serta logout.

Pada SIA DPA terdapat fungsi-fungsi utama pokok permasalahan

yaitu jadwal dosen, daftar mahasiswa bimbingan, pengelolaan sistem poin

mahasiswa serta BRS Online. Selain itu terdapat pula fungsi tambahan

yaitu login, home, ganti password, logout mahasiswa, kontribusi, bantuan

serta logout. Pada SIA Kaprodi terdapat fungsi-fungsi utama pokok

permasalahan yaitu daftar dosen, kapasitas kelas matakuliah serta

pengelolaan sistem poin mahasiswa. Untuk fungsi tambahan SIA Kaprodi

yaitu login, home, ganti password, kontribusi, bantuan serta logout.

Dari dua jenis fungsi tersebut (utama dan tambahan) akan

ditentukan kritis dan tidak kritisnya fungsi tersebut terhadap fungsi-fungsi

yang lainnya. Hal tersebut berguna agar dapat mempermudah analis dalam

memperhitungkan nilai-nilai persentase nantinya.

3.6. Tahap Pengujian Perangkat Lunak

Proses pengujian perangkat lunak BRS Online memerlukan

tahapan-tahapan sehingga diperoleh hasil dari adanya pengujian yang

(55)

3.6.1. Tahap Perencanaan dan Penentuan Kasus Pengujian

Dalam tahap perencanaan dan penentuan kasus pengujian

dilakukan penelusuran terhadap seluruh modul-modul yang terdapat di

dalam perangkat lunak oleh analis. Di dalam tahap perencanaan dan

penentuan ini keluaran yang diperoleh yaitu banyaknya modul-modul yang

akan diuji serta deskripsi pada setiap modul tersebut. Modul tersebut

kemudian akan disusun dan dikelompokkan berdasarkan kriteria pengguna

yang mengakses perangkat lunak ini. Setelah pengelompokan selesai maka

pengujian black box dapat dilakukan dengan menggunakan 3 bagian

pengujian.

3.6.2. Tahap Pengujian Fungsional

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap seluruh fungsi-fungsi

yang tersedia pada perangkat lunak BRS Online yang sebelumnya telah

dilakukan analisa terhadap modul dan objek yang ada. Pengujian ini

dilakukan oleh analis beserta tim yang dibentuk analis untuk membantu

menentukan validitas dari kesalahan yang ditemukan. Dari tahap

pengujian fungsional ini diharapkan dapat menemukan dan menentukan

kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam perangkat lunak untuk dapat

di analisa ke dalam tahap pengujian berikutnya. Dalam tahap pengujian

fungsional hal-hal yang dilakukan adalah :

1. Melakukan interface checking dan GUI modul yang diuji, apakah

(56)

2. Mencari fungsi-fungsi yang tidak benar dan hilang pada modul yang

diuji.

3. Mencari kesalahan kinerja, inisialisasi dan terminasi dengan

melakukan pengecekan seluruh fungi-fungsi yang ada dalam modul

yang diuji.

3.6.3. Tahap Pengujian Graph-Based

Tahap pengujian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas

objek-objek yang ada dalam modul yang diuji. Pada tahap pengujian graph based ini keluaran yang akan dihasilkan berupa graph aktifitas

objek-objek yang ada di dalam modul. Dalam tahap pengujian graph-based hal-hal yang dilakukan adalah :

1. Membuat daftar test case berdasarkan objek-objek yang ada dalam

modul yang diuji. Daftar test case berisi tentang objek-objek pada modul yang hendak diuji. Daftar test case akan digunakan dalam

pengujian selanjutnya oleh para responden (tester).

2. Membuat graph test berdasarkan daftar test case yang telah dibuat.

Graph test berkaitan tentang hubungan setiap objek dengan objek

lainnya pada modul tersebut, apakah setiap objek memiliki pengaruh

terhadap objek lain atau tidak (lihat gambar 3).

(57)

3.6.4. Tahap Pengujian Equivalence Partitioning

Tahap pengujian ini bertujuan untuk menentukan keadaan valid

atau invalid terhadap kondisi input perangkat lunak. Pengujian ini

berusaha menentukan sebuah test case yang mampu mengungkap

kelas-kelas kesalahan, sehingga mengurangi jumlah total test case yang harus dikembangkan. Dalam tahap pengujian equivalence partitioning hal-hal yang dilakukan adalah :

1. Membuat daftar test case berdasarkan fungsi-fungsi yang ada dalam modul yang diuji. Daftar test case berisi tentang objek-objek pada

modul yang hendak diuji. Daftar test case akan digunakan dalam pengujian selanjutnya oleh para responden (tester).

2. Membuat model komponen pengujian yang merupakan partisi dari

nilai input dan output berdasarkan spesifikasi fungsi dan objek modul

yang diuji.

3. Melakukan pengujian berdasarkan model partisi yang dibuat.

3.6.5. Tahap Pengujian Boundary Value Analysis

Tahap pengujian ini bertujuan untuk menguji kemampuan program

dalam menangani data pada batas yang dapat diterima perangkat lunak.

Pengujian boundary value analysis merupakan komplemen dari teknik pengujian equivalence partitioning namun lebih pada memilih

Gambar

Gambar 2.2. Strategi Pengujian ...........................................................................
Tabel 4.14. Analisa Hasil Pengujian Modul Kepala Program Studi (Kaprodi) .... 83
Gambar 2.1. Pencapaian kualitas perangkat lunak
Gambar 2.2. Strategi Pengujian
+7

Referensi

Dokumen terkait

(1) Pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d dilakukan dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah yang dilaksanakan di TPS/TPST clan cli

(2) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui, Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan mengenai

berisi tentang Pemaparan Data Praktek Kegiatan Saprah Amal di Mendawai Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah, dan Reaktualisasi Praktek Kegiatan Saprah

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan penarikan kesimpulan melalui analisis statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah

Seperti dalam kegiatan gotong-royong menjaga kebersihan, setelah ada ekowisata masyarakat semakin kompak karena adanya kesadaran yang lebih untuk menjaga kebersihan,

untuk perbandingan hasil digitalisasi SU secara keseluruhan Kelurahan Genuksari masih lebih baik dibanding Kelurahan Karangroto dalam hal kesesuaian luas, lokasi pada citra,

Sedangkan sebagai warga masyar- akat, kita wajib untuk mendukung program pembuatan e-KTP sehing- ga pemerintah pada akhirnya memi- liki sistem data base kependudukan yang

Proses mewarnai dengan teknik pointilis telah cukup dipahami oleh siswa di kelas X MIA 3 SMA NEG 9 GOWA baik dari sisi penempatan gambar stilasi yang tepat atau pun