• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Wonosobo terletak antara 7o 11’ dan 7o 36’ Lintang Selatan, serta 109’ 04’ Bujur Timur, terletak di ketinggaan

antara 270 meter sampai 2.250 meter dari permukaan laut. Kabupaten Wonosobo berjarak 120 Km dari Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah (Semarang) dan 520 Km dari Ibu Kota Negara (Jakarta). Letak Kabupaten Wonosobo cukup strategis, ke Timur menuju Ibukota Provinsi (Semarang), Temanggung dan Magelang. Ke Selatan Wonosobo, Purworejo, Kebumen, Banyumas dan Cilacap atau Purworejo menuju Yogjakarta. Ke Barat Wonosobo, Banjarnegara, Purbolinggo, Banyumas Tegal dan Brebes. Ke Utara Wonosobo menuju Kabupaten Batang dan Kendal. Secara administratif Kabupaten Wonosobo termasuk ke dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah bagian tengah yang berbatasan dengan beberapa kabupaten tetangga yaitu: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang dan Kabupaten Banjarnegara. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Purworejo. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Kebumen.

Dilihat dari sejarahnya Kabupaten Wonosobo pada mulanya berasal dari penggabungan tiga wilayah pemukiman yaitu Daerah Dataran Tinggi Dieng yang dirintis oleh Kyai Kolodete, Daerah Kalibeber oleh Kyai Karim dan sekitar Kota Wonosobo oleh Kyai Walik. Tiga wilayah pemukiman tersebut terus berkembang, apalagi dengan berkembangnya agama Islam yang dipimpin oleh para Kyai, khususnya Kyai Asmarasufi, yang dikemudian hari menjadi tokoh yang menurunkan ulama-ulama yang ada di Wonosobo. Pada masa perang Diponegoro melawan Belanda, masyarakat Wonosobo menjadi pendukung utamanya, dibawah pimpinan beberapa ulama khususnya Ki Muhammad Ngarpah, berjuang bersama Pangeran Diponegoro melawan kolonial Belanda. Atas keberhasilannya dalam perang melawan Belanda, maka Muhammad Ngarpah diberi gelar Tumenggung Setjonegoro dan dijadikan penguasa di wilayah Ledok atau Wonosobo saat ini. Bupati Setjonegoro inilah yang memindahkan pusat pemerintahan dari Selomerto ke kawasan Kota Wonosobo sekarang ini. Berdasar kesepakatan para Tokoh di Kabupaten Wonosobo dan Tim Peneliti Hari

(2)

2 Jadi Wonosobo, momentum kemenangan pertempuran di Legorok yang dipimpin oleh Muhammad Ngarpah atau Tumenggung Setjonegoro ditetapkan sebagai hari jadi Wonosobo yaitu tanggal 24 Juli 1825.

Secara administratif pembentukan daerah Kabupaten Wonosobo berdasar pada:

a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950, tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950, tentang Penjelasan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 (Lembaran Negara Tahun 1950).

c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844).

d. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

e. Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000, tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah. (Lembaga Negara Tahun 2000, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4036).

f. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 126/ 2742/Sj, Tanggal 27 Nopember 2002 Tentang Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Daerah. g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006, tentang Pedoman

Penegasan Batas Daerah.

Semenjak terbentuknya hingga saat ini penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo beserta segenap komponen masyarakat Wonosobo telah diupayakan guna peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian sumber daya serta lingkungan hidup dalam kerangka NKRI. Selama ini telah dikenal beberapa rencana pembangunan yang disusun untuk memberikan arah pembangunan Daerah. Rencana pembangunan ada yang berdimensi waktu jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Semua rencana

(3)

3 pembangunan tersebut telah disusun dan diaplikasikan hingga memberikan hasil yang cukup signifikan bagi perkembangan dan kemajuan Daerah.

Rencana pembangunan Daerah sangat diperlukan untuk mengantisipasi pengaruh dinamika perubahan terhadap perkembangan pembangunan Daerah. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis multidimensi pada Tahun 1998 memberikan pengalaman tentang pentingnya langkah-langkah antisipatif yang tertuang dalam rencana pembangunan Daerah.

Pemilihan Kepala Daerah secara langsung setiap periode lima tahunan menjadi pertimbangan utama pentingnya penyusunan rencana pembangunan Daerah yang berkesinambungan. Mengingat akan pentingnya rencana pembangunan dalam dimensi jangka panjang, seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Kabupaten Wonosobo menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk kurun waktu 20 tahun (2005-2025).

B. PENGERTIAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Wonosobo adalah dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Wonosobo yang merupakan jabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Kabupaten Wonosobo dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan Daerah untuk masa 20 tahun ke depan yang mencakup kurun waktu mulai Tahun 2005 sampai Tahun 2025.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan Daerah periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak Tahun 2005 sampai Tahun 2025, ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan Daerah (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan Daerah yang integral dengan tujuan nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang telah disepakati bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh segenap komponen pelaku pembangunan akan menjadi lebih efektif, efisien, terpadu, berkesinambungan, dan saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak. Adapun tujuan penyusunan RPJPD ini adalah untuk memberikan pedoman bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat Visi, Misi, Arah, dan Program

(4)

4 Kepala Daerah terpilih.

D. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Sistem Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

(5)

5 Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 19. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,

(6)

6 20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2003 tentang Rencana Strategis Propinsi Jawa Tengah Tahun 2003-2008 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 Nomor 109);

21. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 21 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah Tahun 2003);

22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 Nomor 8 Seri E Nomor E );

23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 1 Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo (Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 1997 Nomor 6 Seri D Nomor 4 ) ;

25. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 1 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Wonosobo 2006-2010;

26. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Wonosobo;

27. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ. Tanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah.

E. HUBUNGAN RPJPD KABUPATEN WONOSOBO DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA

1. Perencanaan pembangunan Kabupaten Wonosobo tidak terlepas dari hierarki perencanaan pembangunan nasional dan provinsi, dengan merujuk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam Undang-Undang tersebut Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten atau Kota, diamanatkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan untuk kurun waktu 20 (dua puluh) tahun. Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan tersebut, penyusunan RPJPD Kabupaten Wonosobo Tahun 2005-2025 mengacu pada arah pembangunan RPJP Nasional Tahun 2005-2025 dan RPJP Provinsi

(7)

7 Jawa Tengah Tahun 2005-2025.

2. RPJPD Kabupaten Wonosobo Tahun 2005-2025, akan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wonosobo pada setiap jangka waktu 5 (lima) tahunan.

3. RPJPD Kabupaten Wonosobo merupakan perencanaan yang bersifat makro yang memuat visi, misi, arah, tantangan, dan prioritas pembangunan jangka panjang Daerah. Dalam proses penyusunannya dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan, serta mempedomani Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo.

4. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 1 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Wonosobo 2006-2010 masih tetap berlaku, RPJM tersebut dipakai sebagai dasar penyusunan RKPD dan RAPBD Kabupaten Wonosobo Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 serta secara substansial menjadi bagian dari RPJPD Kabupaten Wonosobo Tahun 2005-2025.

F. TATA URUT

RPJPD Kabupaten Wonosobo Tahun 2005-2025 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V : : : : : Pendahuluan Kondisi Umum

Visi dan Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2005-2025

Arah, Tahapan, dan Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2005-2025

Penutup.

Referensi

Dokumen terkait

Penyulam-penyulam ini kebiasanya mempunyai motif sebagai lambang identiti masing-masing untuk mencerminkan hasil karya mereka tetapi tidak mengubah motif yang terdahulu iaitu

“ Dalam membina akhlak yang baik kepada para santri bukanlah hal yang mudah mbak, harus pelan namun pasti yang pertama ya melalui pendekatan dengan santri, guru

Dengan segenap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada materi mekanisme katup yaitu peserta didik mampu mengidentifikasi jenis-jenis mekanisme katup dengan benar.. Peserta didik

Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini menggunakan luas pengungkapan sukarela perusahaan yang terdapat pada laporan tahunan, yang diukur dengan indeks pengungkapan sukarela

pakai yang lain tadi diluar pak diluar emas, perak, uang kita munculkan mulai dari perniagaan ini adalah trade incomes, ini beda dengan industry, pabrik sepatu

kualitas lulusan SMK yang masih rendah terhadap kebutuhan SDM di dunia kerja dan kurangnya kompetensi lulusan untuk menjadi tenaga kerja siap pakai, maka penelitian ini