• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAP AT PROSESPEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQOH BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISALAH RAP AT PROSESPEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQOH BIDANG ARSIP DAN MUSEUM"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

RISALAH RAP AT

PROSESPEMBAHASAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN

SHADAQOH

DEWAN PERW AKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA

• ..

(2)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

Masa Persidangan

Tahun Sidang

Jenis Rapat

Rapat Dengan

Sifat Rapat

Hari/tanggal

Waktu

Ketua Rapat

Sekretaris Rapat

Tempat

Acara

Hadir

RISALAH RAPAT

PROSES PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQOH KOMISI VIII DPR RI

: 2011-2012

: Rapat Panitia Kerja

: Panja Pemerintah

: Tertutup

: Kamis, :

·IR. ~~mi. 2011

: 10.t}O· WJ~ .,s/d se-lesai

: H. Ahmad Zaiinuddin, Le, MA

: Yanto Supriyanto, SH

: Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI

: Pambahasan DIM RUU tentang Pengelolaan Zakat, lnfaq, dan

Shadaqoh

:: - Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI

- Pejabat Eselon I Kementerian Agama RI beserta jajaran.

(3)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

1

KETUA RAPAT (H .. AHMAD ZAINUDDIN, Le, MA) :

Baik Assalamu'alaikum warahmatul/ahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, yang saya hormati anggota Panja RUU tentang Pengelolaan Zakat, lnfak, Sodaqoh dari Pemerintah dan yang saya hormati anggota Panja RUU tentang Pengelolaan Zakat, lnfak, Sodaqoh dari Komisi VIII DPR RI, hadirin yang berbahagia untuk mengawali Rapat Panja pada pagi hari ini marilah sama-sama kita berdo'a dengan sama-sama membaca Ummul Kitab al Fatihah ... Amin.

Mudah-mudahan dengan do'a dan bacaan al Fatihah kita Rapat Konsinyering Panja RUU tentang Pengelolaan Zakat, lnfak dan sodaqoh pada hari ini bisa lebih lancar dan hasil dari pembahasan ini bisa bermanfaat bagi Bangsa dan Negara kita, amin.

Bapak lbu sekalian Rapat Panja pada pagi hari ini saya nyatakan dibuka dan tertutup dari umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.10 WIB)

Sekarang pukul 10 kurang 10 menit, sebelumnya perlu kita sepakati pembahasan yang pagi ini sebelum istirahat, kita bahas sampai pukul setengah satu atau sebelumnya saya punya tawaran bahwa semalam disepakati bahwa yang mungkin bisa dibahas adalah RUU apa DIM yang tidak berkaitan langsung dengan judul karena judul belum disepakati dari semalam terakhir DIM 47 ya, jadi yang tidak terkait dengan judul itu 47, 49, 50, 53, 54, 55, 195, 201, 202, 219 dan 220 itu DIM-DIM yang tidak terkait dengan judul, kemudian DIM-DIM yang lain sangat terkait dengan judul hanya saja kalau kita mencoba ingin membahas yang lebih efektif barangkali, ya kita perlu mencoba mencari terobosan kira-kira bagaimana pembahasan masalah DIM-DIM ini bisa lebih efektif, bisa saja kita meneruskan pembahasan DIM yang memang tidak terkait dengan judul tapi kalau coba kita baca DIM dari DPR dan DIM dari Pemerintah sebenarnya ya tidak terlalu jauh karena kalau toh pemerintah tidak menyebutkan infak dan sodaqoh substansi aturan-aturan yang ada di dalamnya juga mengakomodir infak dan sodaqoh tapi mungkin menurut DPR kalau sudah substansi di dalamnya sudah mencakup infak dan sodaqoh kenapa tidak disebutkan saja, saya kira begitu, ya kira-kira bagaimana kalau bisa saja pagi ini kita mencoba membahas dulu DIM-DIM yang nggak terkait dengan judul kemudian saya usulkan setelah itu mungkin nanti bisa kita kasih waktu pembahasan DIM yang tidak terkait dengan judul ini sampai pukul 11 kira-kira satu jam kita mencoba meneruskan pembahasan itu kemudian pukul

(4)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

, I

I

2

11 kita gunakan untuk lobi di masing-masing Panja, Panja Pemerintah, Panja DPR untuk mencoba menyepakati teriebih dahulu hal-hal yang sangat substansial dalam Undang-Undang ini dan itu punya pengaruh terhadap DIM-DIM yang lain diantaranya adalah masalah judul ternyata yang tergantung judul ini banyak sekali, nah ini kelihatannya perlu ada kesepakatan di masing-masing mungkin kalau Pemerintah sudah sepakat tapi di fraksi-fraksi ini kelihatannya perlu coba, selain judul kedua adalah masalah kelembagaan karena substansi RUU Pengelolaan Zakat, lnfak dan Sodaqoh adalah pada managemennya, pengelolaannya kalau bagaimana zakat apa yang dizakatkan sebenarnya sudah ada patokan-patokan syar'i tinggal kita ambil mana saja yang mungkin perlu dituangkan dalam zakat ini saya ada tawaran seperti itu mungkin juga mungkin ada masalah-masalah lain yang substansial seperti masalah semalam zakat perusahaan sudah ya sudah dibahas ya tapi kalau masih ada bisa aja dibahas kemudian juga masalah zakat dan pajak barangkali, jadi kita sepakati substansi-substansi yang perlu kita lobikan karena dalam mekanisme pembahasan RUU ya ada Raker, ada Panja, ada timmus, ada timsing dan juga ada yang namanya lobi ya, saya tawarkan seperti itu jadi kita sampa1i jam 11 kita coba membahas DIM-DIM yang tidak terkait dengan judul kemudian setelah jam 11 kita manfaatkan waktu untuk lobi di masing-masing Panja, gimana setuju? (Setuju Pimpinan ... ) dari Pemerintah.

PEMERINTAH/SEKJEN KEMENAG :

Terima kasih, assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh. Bapak Pimpinan, Bapak lbu yang kami hormati, secara prinsip setuju dengan sedikit modifikasi pak, yang pertama barangkali kita tuntaskan pagi ini bab 2 tidak banyak lagi pasalnya saya kira juga saya lihat substansinya insya Allah mulus setelah itu sebelum nanti ada forum untuk loby internal maupun nanti antar Panja kalau diperkenankan izinkan saya menyampaikan apa yang kami tangkap dari kelembagaan dan yang terkait tentunya dengan judul versi Pemerintah dari kami dan versi Dewan akan kami sampaikan perbedaan-perbedaannya sehingga nanti bapak-bapak ketika loby internal menangkap juga seperti apa ujudnya, jadi hanya untuk memberikan gambaran tafsir kami terhadap RUU yang diusulkan Dewan dan usulan Pemerintah seperti apa sehingga mudah-mudahan itu memberikan gambaran apa yang dikehendaki dari sisi Pemerintah dan nanti ibu bapak b~sa lebih jernih melihatnya jadi kalau diperkenankan kita selesaikan bab 2 setelah itu izinkan Pemerintah menyampaikan seperti apa tafsir kami terhadap RUU Dewan dari

(5)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

3

kelembagaan kemudian kami mengusu1lkan seperti apa setelah itu nanti saya kira bisa dilakukan pembahasan internal Panja DPR dan kemudian bisa antar Panja saya kira itu Bapak Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Terima kasih, Pak Busro.

ANGGOTA F.PG (KH. HM. BUSRO):

Terima kasih Pak Ketua, assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh, bapak ibu yang sama-sama kita hormati saya sependapat dengan usulan Sekjen waktu yang terbatas pagi ini kita selesaikan bab 2 utamanya pasal 5 mengenai zakat mal sebagaimana yang dimaksud semalam itu ada banyak cerita Pak Sekjen tentang latar belakang kalimat "hasil" dan seterusnya itu yang mendorong kami untuk mencoba mengangkat Baznas atau PP ZIS nanti itu punya pundi-pundi yang besar, punya pundi-pundi yang kaya yang oleh salah seorang surveyor dikatakan sesungguhnya kalau zakat ini dikelola dengan kesungguhan itu tidak kurang dari 100 triliun lebih harta kekayaan yang bisa diambil untuk kemaslahatan fakir miskin ini yang selama ini kita masih mendengar baru sekitar 1 triliun, itu usul kami kalau bapak-bapak sepakat setelah itu kemudian pasal, pasal 5 yang ee pasal ya pasal 5 menurut DPR dan pasal 4 menurut Pemerintah tentang yang wajib dizakati itu kita bicarakan pelan-pelan supaya pada saatnya ekskutor dalam hal ini adalah Baznas sebagai pengambil pelaksanaan nanti bisa mengerti keinginan kami yang pada saatnya dan juga untuk kemaslahatan umat Islam khususnya dan kepada Bangsa dan Negara bagi saudara-saudara kita yang kebetulan belum mampu pendapatannya, demikian Ketua terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik jadi kita bahas dulu dan kita selesaikan Bab II ya? Setuju? (KETOK PALU).

Baik semalam kita sudah sampai pada DIM 48 ee 40 berapa? 43, 44 ya tentang logam mulia dan uang, baiklah Pimpinan Panja Pemerintah serta anggota Panja Pemerintah dan juga anggota Panja DPR RI tadi malam perlu saya sampaikan bahwa telah disepakati 2 DIM yaitu DIM 26 disepakati dengan catatan disesuaikan dengan judul RUU yaitu DIM 26 dan DIM 34

kemudian DIM 28 disepakati sesuai dengan usulan Pemerintah dengan

(6)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

4

rumusan redaksi amanah lalu ada beberapa DIM yang disepakati untuk dipending DIM 27, DIM 32, DIM 38, DIM 39, DIM 40, DIM 46 kemudian ada beberapa DIM yang diserahkan kepada Tim Perumus yaitu DIM 35, 36 dan 37 dan ada DIM yang disepakati dengan catatan ada penambahan yaitu DIM 43 ditambah menjadi emas, perak dan logam mulia lainnya, kemudian DIM 44 ditambah menjadi uang dan surat berharga lainnya, saya kira itu kesimpulan pembahasan tadi malam karenanya diskusi tadi malam memang belum selesai ada yang ada beberapa yang disepakati tetapi sampai situ sudah disepakati kemudian kita masuk kepada DIM 46 ya, perniagaan 45 sudah 46 dipending hanya bukan dipending bukan karena pembahasan selesai tetapi karena pembahasannya belum selesai, kecuali kalau kita sepakat kita pending dulu 46 gimana kita serahkan dulu kepada masing-masing fraksi jadi juru bicara masing-masing fraksi, kita teruskan dulu pembahasan tadi malam apakah tetap dengan konsep serupa yaitu ada kata hasil pertanian, hasil perkebunan dan hasil peril<anan atau mengikut Pemerintah atau mungkin ini kita pending saja kita lanjutkan 47, silahkan masing-masing fraksi.

PEMERINTAH/SEKJEN KEMENAG :

Bapak Pimpinan boleh menegask:an jadi pasal ee DIM 46 dan 40 yang pakai hasil itu 48 secara p1rinsip kan kami setuju sebenarnya pak hanya kami ingin memperluas makna saja, jadi nanti kita coba duduk untuk merumuskan supaya tidak menyempit ke individu saja gitu, jadi kita ingin lebih luas jadi bukan berarti tidak setuju sama Dewan, saya kira mungkin untuk menghemat kita serahkan nanti pada Tim dalam Singkronisasi kata "khusus" ini ee kata "hasil" ini tetapi solusinya apakah hasil dimunculkan penjelasan diperluas atau disini diperluas di dalamnya dispesifikan, jadi ini nanti pilihannya di Tim Perumus, jadi kalau disebut hasil pertanian kami mohon penjelasannya itu harus termasuk yang sifatnya tidak individu, corporate tapi kalau dengan kata "pertanian" di dalamnya kita perjelas yang termasuk adalah hasil apabila dikelola individu dan seterusnya berdasarkan hitungan masa panen dan seterusnya, apabila corporate perhitungannya akan begini, jadi ini pilihan yang nanti saya kira bisa dirumuskan kalau kami tawarkan perbedaan itu tidak ada tapi saya kira juga sepakat diperluas maknanya cuman nanti letaknya di, disini hatasilate atau di dalam penjelasan atau sebaliknya kami kira nanti mungkin bisa, bisa dicari dalam Tim Perumus Pak.

KETUA RAPAT:

Baik kalau begitu DIM 46, 47, 48 kita serahkan kepada Tim Perumus.

(7)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

5 ANGGOTA F.PG (KH. HM. BUSRO):

Sebentar Ketua, sebentar Ketua kami sependapat, sependapat ndak ada masalah tapi mungkin fikiran kami bisa dipahami, sependapat kami dengan pendapat Pemerintah tentang pertanian, perkebunan, perikanan dan pertambangan yang' 48 itu juga karena ada kata-kata "hasil" mungkin tanpa perumus bisa sehingga bunyinya sesuai dengan Pemerintah tapi masukan dalam hasil itu dalam penjelasan, begitu jadi tidak usah masuk Tim Perumus usulan Pemerintah kita terima yang dimaksud dengan pertanian adalah hasil dalam penjelasannya itu ini teman-teman staf ahli bisa, bisa lebih cepat, aa cuma begini kami ingin memberikan semacam latar belakang utamanya teman-teman di Baznas yang sekarang ini sebagai ekskutornya bahwa yang selama ini bahwa yang selama ini belum disentuh oleh Baznas sehingga dalam survey itu hanya sekitar 1 triliun maksimal sekarang ini oleh salah seorang surveyor dikatakan kalau ini maksimal pertanian, perkebunan, perikanan dan pertambangan ini dikelola dengan sungguh-sungguh bisa kaya sekali dan bisa mengentaskan kemiskinan di Indonesia ini, ini yang ingin kami, kami berikan latar belakang, sekali lagi kami sependapat dengan usulan Pemerintah menjadi pertanian dan seterusnya dengan menghilangkan kata "hasil" tapi dalam penjelasan dimasukan yang dimaksud dengan pertanian adalah hasilnya yang kena wajib zakat itu, semacam itu penjelasannya teman-teman tim ahli bisa, bisa me1rguraikan itu karena Pak Parman pasti sudah di ahlinya, ee pertambangan itu begini Pak Sekjen, selama ini pertambangan sama sekali belum disentuh padahal itu je~as maktub, jelas itu Haditsnya tidak bisa dibantah lagi tapi kenapa belum disentuh karena begini tambang itu baik tambang emas, batu bara, minyak bumi, gas, nikel, bouksit seluruh tambang menurut Undang-Undang Dasar yang kita baca adalah berbunyinya secara runtut saya lupa tapi intinya seluruh hasil tambang, seluruh hasil tanah bumi diberi, diberdayakan diberikan untuk kemaslahatan sebanyak-banyaknya bagi rakyat Indonesia. Selama ini yang kita dengar, yang kita dengar saja bahwa konsesi terhadap tambang-tambang itu lewat perusahaan-perusahaan luar negeri misalnya zaman Orde Baru itu tambang di Freeport itu sekian puluh tahun diberikan kepada Amerika nah bagaimana cara Baznas ini untuk mengambil manfaat dari hasil tambang ini, kalau kita mengambil hukum fiqih maka yang dimaksud dengan 2,5 % dari tambang ini adalah yang diterima oleh Pemerintah (baik) seb, sebentar pak mohon ini kami mohon ini didengar sebentar karena ini salah satu, salah satu diantara fikiran-fikiran kenapa kita revisi sebab kalau tidak direvisi nanti mandul juga, ya begitu-begitu saja zakat mal yang kita terima dari Baznas itu ya pas-pasan telah dari BUMN dari

(8)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

6

sekian-sekian ini kami ingin revisi ini ingin agar Baznas punya uang yang banyak untuk kepentingan rakyat terutama fakir miskin dan seterusnya itu, jadi latar belakang kenapa hasil tambang atau tambang ini kita angkat agar Baznas ini kita kepingin kaya untuk kemaslahatan banyak berani nggak setelah Undang-Undang ini kita undangkan Baznas ini bisa menggigit tambang yang ada di bawah satu, satu dengan SK Presiden bisa mengangkat untuk kemaslahatan Bangsa ini, itu saja Pak Ketua nanti dalam volume lebih mungkin kita bisa bicara banyak terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih, jadi nanti bicaranya kita bagi perfraksi saja, apakah DIM nomor 46, 47, 48 masih ada fraksi yang mau bicara kalau ini kita gilir saja, ada? Cukup? Baik kalau cukup coba kita simpulkan untuk DIM sebenarnya ada dua pilihan DIM 46, 47, 48 bisa menggunakan usulan DPR dengan catatan nanti di penjelasan diberi penjelasan agar perusahaan diberi ruang lingkup atau termasuk dalam ruang lingkup DIM 46, 47, 48 dan kalau menggunakan usulan Pemerintah tanpa kata "hasil" nanti di bawah dijelaskan bahwa termasuk di dalamnya adalah perusahaan, jadi masalah perusahaan dimasukan dalam norma bukan dalam penjelasan, begitu kita mau pilih yang man a?

PEMERINTAH/SEKJEN KEMENAG:

Jadi kalau kami tangkap Bapak Pimpinan yang Pak Busro sampaikan misalnya kalau diusulkan tanpa hasil kita beri penjelasan juga yang dimaksudkan adalah hasil pada tataran pertanian individu adalah hasil yang diperoleh pada setiap kali musim panen, misalnya itu secara eksplisit nanti kita rumuskan pak karena penghitungan, penghitungan zakatnyakan perkali penghasilan musim tetapi ketika dia dikenakan pada corporate perhitungannyakan akan tahunan, jadi,. jadi kami dua-duanya akan dibikin penjelasan pilihan manapun dan yang penting dua-duanya juga sepakat saya kira lbu Bapak tadi perluas biar lebih banyak mengepung termasuk tadi pertambangan itu, bukan pertambangan individu tetapi termasuk corporate itu, saya kira jiwanya sudah pak dan nanti serahkan saja ke ini kedalam Timmus pilihan yang Pak Busro Juga kalau mau ini tanpa hasil kita jelaskan di belakang supaya dikepung baik individu maupun corporate, jadi saya kira itu pak.

(9)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

7 KETUA RAPAT:

Baik saya usulkan L.mtuk disepakati DIM DPR saja nanti masalah cakupan terhadap perusahaan diberikan penjelasan dalam ee diberikan dalam penjelasan, setuju?

ANGGOTA F.PAN (DRS. H. ACHMAD RUBAIE, SH, MH) :

Rupanya tadi saya sependapat dengan Kyai Busro dan Kyai Busro nampaknya juga parallel dengan pandangan Pemerintah, jadi tadi Kyai Busro berpandangan bahwa DIM atau konsep yang disampaikan Pemerintah udah bagus tetapi di dalam terakhir nanti harus ada penjelasan terhadap pasal ini, yang menyatakan bahwa pertanian itu yang dimaksud hasil gitu, tetapi juga ditambah lagi diperluas juga corporatenya begitu, jadi pilihannyakan apakah pakai punyanya DPR atau konsepnya mereka, Kyai Busro tadi dan saya setuju itu pakai konsepnya Pemerintah dengan catatan harus ada penjelasan dan penjelasannya menurut saya benar-benar syar'i artinya disitu harus ada nisab, haul macam-macam apa putarannya itu karena ini harus, harus itu anunya jangan sampai apa namanya dibuat berdasarkan seperti pajak beda begitu maksud saya, begitu Pak Ketua jadi kalau kembali kepada pandangan forum ini nampaknya seperti yang disampaikan konsepnya seperti konsep Pemerintah, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih, baik kalau kita hubungkan kepada diskusi kita tadi malam kawan-kawan di DPR lebih cenderung menggunakan hasil karena memang yang dizakatkan hasilnya bukan tanahnya begitu, nah karenanya masalahnya apakah ketika disebutkan hasil di dalamnya masuk perusahaan atau tidak, nah itu saya kira kalau kita ambil usulan DPR maka di dalam penjelasan diberi penjelasan ya baik nanti hasil individu atau hasil perusahaan itu harus dijelaskan di dalam penjelasan begitu. Saya kira tidak ada masalah kita sepakati ya? DIM DPR dengan penjelasan tentang perusahaan dan juga siapa yang wajib melaku apa membayar zakat, setuju?

PEMERINTAH/SEKJEN KEMENAG:

Jadi saya, saya ingin kepastian pak kalau kami usulkan supaya luas tadi sekali lagi biarkan kata pertanian atau sejenisnya tapi penjelasannya termasuk tadi penghitungan yang individu bagi perusahaan tentu ada

(10)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

8

pengaturan sendiri (itu yang saya tangkap dari Pak Busro juga interupsi sebentar) jadi, jadi itu munigkin lebih soft daripada dimunculkan kalau memang setujunya hari ini hasil dullu baru diperluas itu jadi kesannya lebih baik luas, penjelasan luas itu apa, daripada nanti nyempit disini nanti di penjelasan kok dibuka luas. (lnterupsi sebentar Pimpinan).

KETUA RAPAT: Silahkan

ANGGOTA F.PKS (H. RAHMAN AMIN) :

Mohan izin, saya sih melihat dari apa yang disampaikan oleh Sekjen tadi apapun yang dimasukan baik hasil maupun tidak ada penjelasan kan begitu nah kemudiaan saya melihat dari apa yang disam, digambarkan oleh Pimpinan tadi bahwa kena.pa kita mengatakan ee ini pertamanya kita bentuk frame dulu bahwa kita ng1gak ada perbedaan tetap ada penjelasan bahwa hasil ini itu pribadi dan setiap musim itu diambil dan kemudian kalau dia bentuknya corporate maka nanti jatuhnya tahunan hitungannya berapa kali dia itu nanti diinikan nah sehingga dari gambaran seperti ini kita kembali kepada dasar semula bahwa hasil ini larinya kepada pribadi yang bapak sampaikan nah kemudian ketika corporate ada penjelasannya nah ini mungkin yang ingin digambarkan dari, dari DIM DPR nah sedangkan kalau bapak sendiri nggak usah masukan hasil tapi dijelaskan nanti di penjelasan terkait dengan penjelasan hasil itu sendiri nah sehingga saya melihat dari seperti ini kita tidak ada perbedaan tinggal mana yang dipakai, nah saya, kami di, di mungkin agak berbeda dengan ternan dari Golkar maupun dari Pak Din bahwa hasil disini adalah menjelaskan yang pribadi dalam tanda kutip, ya kemudian ada penjelasannya ketika nanti corporate, nah seperti itu, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Kalau corporate itu waj apa melakukan membayar zakat sesungguhnya yang dizakatkan juga adalah hasilnya iyakan hanya mungkin tidak mesti tahunan juga bisa jadi itu adalah setiap kali panen, saya kira itu ee ya tinggal terserah mau kita pilih yang usulan DPR atau usulan Pemerintah.

PEMERINTAH/PROF. NAZARUDDIN UMAR :

Maaf pak sebelum pak mendahului Sekjen, di dalam permainan Fiqhi inikan kita bahas Fiqh Zakah di dalam Usul Fiqh itu, di dalam batang tubuh hukum fiqh mutlaq yang dipasang disitu adalah mutlaq, kan ada mutlaq ada

(11)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

9

muqoyyad nah sekarang yang menjadi penjelas mubayyan itu adalah muqoyyadnya sedangkan yang substansi itu dimasukan sebagai mutlaqnya, yang di batang tubuhnya itu mutlaqnya penjelasannya itu muqoyyadnya nah kalau kita lihat disini hasil itu adalah muqoyyad ya jadi itu mestinya menjadi faktor penjelas dalam Ushul Fiqih loh pak nah yang mutlaq itu menjadi substansinya disitu yang di, dimuqoyyadkan, jadi ada mutlaq ada muqoyyad nah kalau misalnya pertanian itu mutlaqnya kalau hasil pertanian itu muqoyyadnya, nah Fiqhu Zakah al Mu'ashir yang modern itu memang cenderung lebih banyak Ulama Fiqh modern itu tidak menyebut perta ee hasil pertanian tapi pertanian, nah kenapa hasil pertanian itu dalam Fiqhu Syahwi memang hasil pak tetapi begini pada waktu Rasulullah SAW itu pada umumnya zakat itu personal corporate itu belum muncul tapi perekonomian yang modern sekarang ini itu lebih menonjol corporatenya nah kalau hasil itu lebih menonjol kepada personil tapi kalau pertaniannya itu corporate dan personil jadi pertanian itu adalah mutlaq, hasil itu muqoyyad, muqoyyad itu bisa satu, dua, tiga dan empat, nah kalau kita akan pasang mungkin kalau memenuhi urutan Ushul Fiqhi atau kaedah-kaedah perumusan Fiqhi itu mutlaq yang dicantumkan di dalam batang tubuh yang berfungsi muqoyyadnya nanti adalah hasilnya, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih tambahan penjellasannya tinggal kita pakai mutlaq muqoyyad atau khos dan 'am kita pilih yang ee kalau menurut penjelasan Pak Dirjen tadi dia lebih baik kita menerima pem apa usulan Pemerintah kemudian penjelasannya ada di ee apa di bagian penjelasan, ya setuju sama aja sebenarnya substansinya (tok).

Berarti 46, 47, 49 sudah selesai sekarang masuk 47, 48 ee 46, 47, 48 sekarang 49 silahkan pada Pemerintah.

PEMERINTAH/SEKJEN KEMENAG :

lya Bapak Pimpinan dan lbu Bapak Pemerintah mengusulkan tambahan saja yaitu kata "perindustrian" dimasukan memang ada peristilahan perindustrian yang mulai meluas kadang-kadang disebut industri pertanian tetapi ada perindustrian di luar yang disebut diatas tadi, jadi tidak salah kalau kita untuk mengepung sebanyak-banyak muzakki kita tambahkan perindustrian, ini kami mengusulkan tambahan mudah-mudahan ini menambah obyek muzakki itu, itu yang kami usulkan walaupun sekali lagi dalam bahasa sehari-hari kadang-kadang sekarang dicampur antara industri

(12)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

10

pertanian, sementara tadi yang 49 itu peternakan sudah di muncul di depan jadi tak ada masalah, jadi khusus perindustrian ini tambahan apabila Bapak lbu setuju kita tambahlah supaya cakupan muzakki meluas, terima kasih sudah pak.

KETUA RAPAT:

Terima kasih dari Pimpinan Panja Pemerintah jadi untuk peternakan tidak ada masalah setuju kemudian ada tambahan di DIM 50 yaitu perindustrian, sebelum masuk kesana waktu kita membahas masalah yang wajib zakat muzakki disana sudah dibahas tentang perusahaan apakah kesepakatan kita waktu itu sudah diperjelas bahwa perusahaan itu intinya adalah personnya atau lembaganya badan hukumnya nah ini masalah fiqih juga yang ya kalau sudah selesai perdebatan kita disana kesepakatannya apa apakah perusahaan itu adalah badan hukumnya lembaganya atau pemegang sahamnya sehingga nanti seseorang tidak dikenakan zakat dua kali, ya saya kira disitu yang harus disepakati karena memang kalau saya pahami dari ajaran tentang zakat itu yang diwajibkan zakat itu adalah orang perorang yang memiliki harta tertentu kalau dalam bentuk perusahaan kasus ee apa orang yang melak, bersyarikah memelihara ee apa itu onta yaitu karena tidak jelas kepemilikan seseorang itu bagian mananya seberapa maka bolehlah perusahaannya yang memberikan zakatnya, kalau kita sudah memiliki kesepakatan tertentu yang dimaksud perusahaan itu adalah tetap harta yang menyangkut pada orang perorang saya kira kita bisa lanjutkan kalau belum kita perlu menyepakati dulu masalah kewajiban zakat ini ya supaya nanti tidak terkena zakat dua kali kemudian juga yang memang perusahaan-perusahaan yang memang pemiliknya adalah orang-orang yang memang wajib zakat, saya kira silahkan.

PEMERINTAH/SEKJEN KEMENAG :

Jadi Bapak lbu di dalam ketentuan umum yang telah kita sepakati memang kita telah sepakat bahwa muzakki itu orang perorangan kan maupun juga badan usaha dan itu sudah kita sepakati nah terkait badan usaha ini Bapak Pimpinan dan lbu Bapak akan kemungkinannya tidak boleh juga hanya salah satu dibuka dua-dua bentuk, jadi ada yang corporatenya dikenakan karena mungkin entitas ini satu kesatuan kalau memang entitas ini menjadi satu kesatuan dikenakan disitu enggak apa-apa pak tapi kalau entitas ini nanti yang pertama komposisinya misalnya ada yang memasalahkan di dalam ada non muslim dan muslim tentu dia akan lebih dikenakan pada pemilik mana

(13)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

i

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

11

yang muslim tetapi juga selama ini dalam zakat dalam apapun menurut saya ada kewajiban zakat itu kalau saya punya perusahaan pak, itu biarkan dia dihitung dalam perusahaan itu pajak perusahaanya kalau saya memang mengambil deviden saya kena PPH-nya, jadi dua kali ini memang, memang ndak apa-apa pak yang satu dipotong dulu sebelum dibagi itu urusan corporatenya kalau nanti komposisi kom corporate ini menyetujui mereka harus bayar zakat itu tapi kalau saya mengambil deviden keuntungan tahun itu, itu adalah penghasilan itu pendapatan kenanya, jadi menurut saya tidak apa-apa pak urusan dia hanya nol satu itu tapi tidak ditutup karena kalau kita hanya mengambil kesini tidak terhitung juga yang corporate ada corporate yang memang tidak selalu orang ngambil hasilnya, jadi kalau kita lihat perusahaan-perusahaan besar itukan tidak diambil pak keuntungannya, dia kadang-kadang disimpang aja pemilik itu disitu, itu corporatenya kalu dia saya punya dengan mendirikan perusahaan A gitu, dua tahun saya tidak ambil keuntungannya terus aja disitu nah itu corporate aja biar kena tapi kalau saya mengambil deviden saya menurut saya biar kena juga pak jadi ini kita detilkan itu di PP tapi menurut kami dua-dua ini harus dibuka pak, jadi kalau kita selalu harus kepada pemegang saham diambil ke luar ada yang memang dia tidak ngambil pak, kan banyak orang kaya yang tidak, tidak harus diambil tapi kalau bapak punya saham dalam perusahaan yang besar 5% mungkin bapak ada yang diambil sebagian tapi ada yang berapa untuk invenstasi, jadi menurut kami itu nanti kita akan detilkan di PP tetapi ini nanti dua-duanya akan dibuka yang penting sebanyak-banyak muzakki dan itu memang kalau dipisah hanya sebagai individunya menjadi kehilangan ruh ketika corporate ini menjadi satu kesatuan dan dia tidak mengambil deviden tahunan dan ini banyak pak perusahaan-perusahaan ini tidak mengambil devidennya dan dia biarkan saja untuk usahanya berkembang nah kita kenakannya institusinya. (lnterupsi Pimpinan).

KETUA RAPAT:

Jadi kalau coba kiita simpulkan dari Pemerintah tadi corporate ad uangan, jangan pembahasan ini disimpulkan dulu pak ... ) ya untuk supaya gampang me (cernanya) ya meneruskannya pak, tig ee bisa ada dua, ada dua apa namanya kemungkinan jadi zakat yang memang dikenakan kepada perusahaan terutama deviden yang memang tidak dibagi kepada pemilik sahamnya, nah untuk deviden yang diibagi atau harta yang dibagi kepada pemilik saham ya dikenakan dari orang perorang begitu, saya kira begitu ee saya kira cukup jelas kita persilahkan masing-masing fraksi secara berurutan

(14)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

12

dari fraksi kecil, dari fraksii nomor 9, perfraksi aja pak, perfraksi, Fraksi Partai Hanura, tidak ada, Fraksi Gerindra ada tambahan DIM perindustrian, gimana silahkan Pak Lukman (tambahan lanjutkan saja) Fraksi Partai PPP.

ANGGOTA F.PPP (KH. ASEP AHMAD MAOSHUL AFFANDY) :

Ya duduk baiknya saya di Pemerintah aja masalahnya dia sudah terbiasa juga disitu begitu kami-kamikan baru aja, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Masalah perindustrian setuju ditambahkan (setuju) silahkan PPP, PAN silahkan.

ANGGOTA F.PAN (DRS. H. ACHMAD RUBAIE, SH, MH) :

Ya dalam literature saya kosakata "perindustrian" ini adalah sebuah aktifitas atau kegiatan, jadi karena ini aktifitas atau kegiatan sama dengan corporate gitu ya, yang di dalam catatan kita disini dimasukan di dalam perniagaan ya, saya masih belum apa namanya belum terlalu mantap ya, belum mantap terhadap memasukan salah satu unsur muzakki ya perindustrian itu karena pertimbangannya menurut saya supaya tidak overlap tidak tumpang tindih kecuali nanti memang ada argumentasi yang secara syar'i bisa dipertanggung jawabkan ya kami tidak keberatan tapi sampai saat ini tidak ada penjelasan kepada Fraksi Partai Amanat Nasional kepada kami sebagai anggota Panja yang cukup meyakinkan perindustrian itu diposisikan sebagai muzakki yang bisa ditarik ini penting supaya nanti orang membaca Undang-Undang itu seolah-olah semuanya akan dicakup karena sesungguhnya dalam literatur klasik k~ta disebutkan bahwa ada serta perdagangan kan begitu, dalam bahasa kita corporate, perindustrian itu juga menurut saya juga bisa corporate sehingga tidak dobel kosakata yang menurut saya, saya khawatir substansinya sama tapi penyebutannya beda, di satu tempat orang menyebut songkok di tempat lain menyebut kopiah, di tempat lain peci, mungkin ,di tempat lain ada bahasa yang lain, jadi songkok, peci, kopiah ternyata begitu ditunjukan satu, koplo ada empat, inikan kosakata ituloh, nah saya belum yakin entitas dari penyebutan perniagaan dan perindustrian itu entitasnya apa, saya khawatir begitu dikelukan sama gituloh, sekali lagi ada songkok, ada kopiah, ada koplo, ada pece empat sebutan kosakatanya tetapi entitasnya satu, saya khawatir ya, saya khawatir kata-kata "perniagaan" nomor c itu sudah masuk industri dengan penuh rasa hormat kepada Bapak Sekjen itu, saya menghargai apa namanya keinginan untuk

(15)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

13

apa tetapi ini karena menyangkut syari'at barangkali ini mungkin Profesor harus menjelaskan sehingga ketika memasukan nanti dibaca, ini nggak tumpang tindih Pak Ruba'i begitu saya kira begitu, ini semata-mata kami sampaikan pendapat saya semata-mata kan ini kita harus dipertanggung jawabkan baik dari segi apa namanya penataan penyusunan gitu ya maupun dari segi aspek-aspek yang apa namanya memang yang dikenakan ini, seperti itu saya memang menunggu diyakinkan saja bahwa perindustrian ini patut dimasukan kalau satu misalnya ragu menurut saya biar direvisinya sepuluh tahun yang akan datang Undang-Undang ini harus dimasukan kata-kata "perindustrian" begitu Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Ruba'i, berikutnya PKS silahkan. ANGGOTA F.PKS l[H. ISKAN QOLBA LUBIS, MA) :

Sebetulnya PKS setuju ya masukan perindustrian karena memang dengan, dengan asumsi pertanian ini walaupun sekarang kalau dibilang perindustrian bertentangan juga di undang perindustrian kalau dia besar tapi okelah supaya lebih jelas kita ajukan pertanyaan lain peindustrian ini memang lain pekerjaannya juga beda kalau kita lihat dalam sistim produk industri bruto kita dari unsur pertanian ada perdangan ada iyakan kemudian dari, dari perikanan ada bahkan mungkin kalau istilahnya dari segi konsumer tapi itu bisa masuk dari segi perniagaan itu, jadi sebetulnya kalau kita enggak masuk ke perindustrian ini bagi Negara-negara yang sudah mulai maju pemasukan dari produk domestik bruto itu besar dari perindustrian, kan dia kalau sudah mulai negaranya maju itu bisa mengalahkan dari Negara-negara pertanian, jadi saya tetap itu dimasukan dalam arti konsep zakat itukan khudz min amwalihim kalau sa:saran zakat itu adalah, adalah jadi ketika Doktor Yusuf Qordlowi datang ke Malaysia ada seorang petani prates, kenapa katanya : orang punya kelapa sawit Lima ribu tidak dizakati orang yang punya padi 80, 100 kaleng besar kalau di kampung itu dizakati. lni tidak, tidak adil, kata Doktor Qordlowi : Karena di Malaysia terlalu berpegang kepada Mazhab Syafi'i yang mengatakan, yang dizakati makanan yang mengenyangkan itu padahal dalam al Qur'an kan k.hudz min amwal, jadi obyek itu harta itu kekayaan itu kalau orang Arab fulusnya itu, jadi saya tetap setuju perda apa perindustrian masuk karena dia di dalam sistim pemasukan Negara kita itu jelas di angkanya itu sangat, sangat signifikan di perindustrian, terima kasih.

(16)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

14 KETUA RAPAT :

Kita persilahkan Fraksi POI.

ANGGOTA F.PDIP (ADANG RUCHIATNA PURADIREDJA):

Kami tidak pernah khawatir untuk memasukan perindustrian, jadi sepanjang penjelasan tidak dobel tadi, terus ya langsung bisa dimengerti apa yang dimaksud dengan perindustrian karena tujuannya juga tadi akan lebih banyak masukan saya kira kita setuju setuju aja, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Pak Adang, silahkan Partai Golkar, Partai Golkar. ANGGOTA F.PG (KH. HM. BUSRO) :

Siap Pak Ketua, sebelum kami mengemukakan pendapat dari Partai Golkar, kami mohon perkenan Bapak Ketua memberikan keleluasaan sebesar-besarnya kepada teman-teman anggota Panja untuk mengemukakan pendapat tanpa ada batasan fraksi ada, ada alasan (kalau anggota setuju kita setujui) ndak, ndak begini Pa.k Ketua ini masalah yang sangat dalam mungkin saya berbeda, semalam saja saya berbeda dengan Lutfi, sama-sama Golkar tuh, nah disini kami ada dua dengan Pak Humaedi, mungkin Pak Humaedi lebih luas pengalamannya lebih dalam pengetahuannya, jadi saya juga pingin bicara Pak Humaedi pingin bicara, tapi memperkaya pemahaman kita tentang apa yang ke depannya kita fikirkan, baru nanti setelah finalnya baru kita lapor ke masing-masing fraksi kami ada usul begini, itu pemahaman kami tentang keinginan kami semacam itu Pak Ketua, supaya kita walaupun saya sudah diatas 60 sudah hampir 65 tapi kepingin tambah-tambah ilmulah dari teman-teman yang luar biasa ini, itu pendapat saya.

Begini pak kami belum, saya Busro belum sependapat industri ini masuk dalam yang kena wajib zakat artinya mungkin setelah saya diyakinkan oleh pak, bapak-bapak dari Pemerintah atau oleh teman-teman yang sudah sependapat itu kami akan setuju tapi sekarang ini kami belum sependapat. Alasan pertama begini, alasan naqli bahwa industri itu tidak masuk dalam wajib zakat hanya dagang atau di niaga itu yang masuk, kalau memang ada dalil yang membolehkan industri-industrian yang ini masuk dalam wajib zakat saya tunjukan itu dulu baru saya yakin. ltu yang pertama jadi jangan sampai kita melanggar yang perinsip itu, memang ada pegangan banyak orang ahli

Ushul Fiqih yang sama-sama pernah kita dengar yaitu al hukmu yaduru 'ala

(17)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

15

illatih wujudan aw 'adaman artinya penetapan sesuatu hukum itu menurut para ahli Ushul Fiqih bisa berubah tergantung illat tergantung sebab ada atau tidak illat itu contohnya dulu orang melempar jumroh itu hanya zaman Nabi Rasulullah SAW itu hanya ya sebatas tonggak itu tapi sekarang dibuat lantai 6, lantai 5 karena memang ada illat ada sebab harus dibuat lantai 5, sah menurut para Alim Ulama karena qias, analog, kalau, kalau begitu boleh. Dulu orang, apa zaman Nabi orang shalat pakai gamis tapi yang bener nutup aurat kita pakai jari, pakai kemben yang penting nutup aurat sah, begitu semacam itu, jadi silahkan itu dimasukan tapi yakinkan dulu dengan kebolehannya itu supaya kita tidak melanggar-melanggar benerlah gitu, memang ke depan kita, kita perindustrian itu kemana wae tapi kalimah industri sendirikan bisa berkembang pak, perindustrian itu adalah usaha industri, industri mobil, industri pakaian jadi, industri makanan nah yang dimaksud dengan perindustrian bagaimana disini apa nggak masuk ke perdagangan atau niaga itu atau pendapatan atau jasa itu. Jadi saya berpendapat artinya belum, belum sependapat dengan fikiran Pemerintah untuk perindustrian ini masuk karena alasan qoth'i dan alasan yang saya baca selama ini, mungkin teman saya Pak Humaedi punya wawasan yang berbeda boleh saja ini supaya wawasan kita bertambah luas, sementara begitu Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Kyai, jadi Fraksi Golkar belum setuju perindustrian dimunculkan disini, Pak Busro ha .. ha .. (itu pendapat sendiri) jadi Pak Busro belum setuju kalau perindustrian dimasukan dalam poin harta yang wajib zakat kecuali apabila dia diqiaskan kepada salah satu diantara 6 harta yang pokok itu pada perniagaan, begitu Pak Busro ya? Jadi kalau perindustrian itu qiasnya ke perniagaan dia masuk ke kelompok perniagaan begitu, terima kasih Pak Busro. Untuk yang pertama tadi ya kita memang akan memberikan kesempatan untuk memberikan penjelasan seluas-luasnya selama dalam konteks yang kita bahas dan memang forum masih memerlukan penjelasan yang seluas-luasnya kalau cukup ya secukupnya enggak perlu selaus-luasnya. Kita persilahkan Fraksi Demokrat.

ANGGOTA F.PD (H. NURUL IMAN MUSTOPA, MA) :

Terima kasih Pimpinan, pada DIM 50 ataupun tambahan dari Pemerintah, ada kalimat perindustrian ya terus terang saja kalau nantinya saya disini bisa sedikit mengambil benang merah, jadi yang dikatakan llmu Fiqih itukan mengikuti artinya perkembangan, mengikuti zaman aa jadi terus

(18)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

16

terang saja artinya dalam kalimat perindustrian ini apa yang disampaikan oleh Pemerintah dan apa yang dimaksud saudara Sekjen itu jelas karena bagaimana kita bisa merangkul bagaimana kita bisa mengambil sepanjang tidak ada mukholafah bi/ qonun tidak ada yang artinya melanggar daripada aturan hukum yang ada apakah itu sifatnya terjadi apa timpang tindih bahasa karena kami juga disini ingin minta sebuah penjelasan pak apa perbedaan dengan perusahaan, dengan perindustrian, dengan perniagaan toh hasilnya kan muaranya itu-itu saja, jadi kalimat inilah yang artinya kita setuju karena dalam perkembangan ini seperti hanya ada bahasa sebelumnya itukan ada bahasa pertambangan, sebelum inikan kita pertambangan itu sangat luas terjadi disitu transaksi, terjadi disitu artinya ekspor impor nah ini hasilnya judulnya akan diambil kemana gitu, nah jadi supaya tidak melebar kemana-mana jadi kami ini setuju dengan apa yang Pemerintah tapi kita minta yang sejelas-jelasnya karena apa ini adalah sebuah Undang-Undang, ini adalah sebuah pedoman untuk masyara.kat supaya masyarakat itu juga membaca itu dengan sederhana nanti mungkin kita saja yang aktifis atau orang-orang yang dalam kapasitas mungkin ilmunya yang mengerti itu mungkin memahaminya mudah tapi mohon maaf masyarakat kitakan agak menengah ke bawah ya, notabenenya mereka juga bisa salah tafsir gitu, aa jadi dalam sebuah Undang-Undang ini bisa dijadikan dalam sebuah payung dan tentu bagaimana kita menyederhanakan kalimat-kalimat kosa-kosa dalam hal ini, itu saja Pimpinan terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih pak (Pimpinan saya mau melengkapi saja) satu putaran dulu kalau kita sepakat kita dua putaran. Jadi Demokrat tidak setuju sendiri berdiri sendiri. Baik masuk penjelasan ha .. ha .. Sebelum kita putar lagi kalau masih perlu ada disini ada yang setuju, ada yang tidak setuju, saya usul bagaimana kalau poin perindustrian itu dimasukan kategori perniagaan, jadi perniagaan dan perindustrian begitu, bagaimana kaitannya ini kalau kita kelompokan kemana konsekwensinya pada nisabnya yang beda-beda, tata aturannya beda-beda gitu, jadi harus ada merujuk ke 6 hal pokok yang diwajibkan zakat, silahkan dari Pemerintah.

PEMERINTAH/SEKJEN KEMENAG :

Terima kasih Bapak untuk memberi informasi tambahan yang pertama kita sudah sepakat yang disebut obyek atau muzakki atau entitas itu adalah individu dan corporate pak itu entitas namanya, kalau kita sudah nyepakati

(19)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

17

pakai yang lain tadi diluar pak diluar emas, perak, uang kita munculkan mulai dari perniagaan ini adalah trade incomes, ini beda dengan industry, pabrik sepatu dengan tokok sepatu itu dua yang berbeda pak, satu trade incomes satunya adalah industry masukin oleh kita tadi pertanian agliculture ini jenis kedua kita masukan lagi peternakan pak kita masukin lagi mining pertambangan kemudian kita mengusulkan industry dari hulu ke hilir seberapa potensi ini untuk nanti Pak Didin akan menambahkan dari kaedah fiqih illah yang menjadi dasar mengapa perindustrian juga harus dari survey Baznas pak dengan IPB yang dilakukan, yang Pak Busro pernah menyebutkan potensi zakat Indonesia mencapai 114 Triliun dan itu 22 triliun dari industri pengolahan dan tiga koma sekian triliun, dua koma sekian triliun atau tiga triliunan itu dari industri makanan jadi hampir seperenam pak dari industri ini, jadi dari sisi kami penjenisan ini sudah konsisten kita bedakan antara sekali lagi trade itu perniagaan dan industry itu lebih ke produksi kalau ini pabrik sepatu tidak kena pak yang besar, industry di bidang IT tidak kena dia tidak harus trade penjualnya orang iain pak bisa itu trade murni dia ini kena entitas trade, jadi bisa jadi ada orang yang punya dari industri sendiri dia punya bagian pemasaran Toyota bisa dia menyatu tapi banyak yang tidak pak, jadi menurut kami ada baiknya karena kita ingin memperluas dan kesetaraan hukumnya nanti Pak Dirjen bisa sampaikan menurut kami akan sangat baik kalau ini parallel dan itu potensi yang disurvey oleh IPB dan Baznas seperenam Pak Kyai, jadi kalau perniagaan kena industri tidak kena ini yang tadi Pak lskan sampaikan petani dengan hasil 1 O kwintal padi kena sementara pabrik sepatu di Tangerang tidak kena dia bisa ngelak kami tidak ada industri di Undang-Undang kenapa kami diwajibkan, jadi kalau dari Pemerintah melihat ini urgen untuk masuk pak karena itu alasannya dan dia tidak menyatu dengan trade tidak selalu industri itu trade ada yang kecil dia mungkin langsung pasarkan tapi banyak juga dia tradenya dengan orang lain dan itu menjadi bagian tersendiri, jadi produsen itu banyak yang sendiri pak dan ini kita kenakan, nah yang Kyai Busro sampaikan apakah nanti illahnya pak kekuatan menjadi penyebab ini diangkat lagi seperti juga pertambangan yang lainnya saya mohon Pak Dirjen menambahkan mungkin ada hal-hal yang bisa dari sisi hukumnya.

PEMERINTAH/PROF. NAZARUDDIN UMAR :

Baik Bismillahirrahma17irrahim, Bapak lbu sekalian kita disini membuat

hukum sebetulnya oleh karena itu saya mendukung Pimpinan sidang tadi kita membuka acara ini dengan membaca do'a memohon petunjuk bimbingan

(20)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

18

Allah SWT karena apa yang kita lakukan ini sesuatu yang sangat mendasar untuk umat kita dan jangan khawatir untuk salah pasti mendapat pahala satu minimal (ha .. ha .. ) ya itu fiqih kalau benar kita dapat pahala dua ya, yang penting (emangnya kita dapat dua pak) ijtihad itu pasti dapat penghargaan dari Allah SWT. Begini pak kalau kita membuat hukum yang belum ada ketegasannya dalam al Qur'an itu namanya istimbat hukum, teori istimbat hukum itu pertama kita harus melihat membedah persoalan apa yang muncul tidak ada hukumnya tadi masalah perindustrian itu pribadi of problemnya itu adalah perindustrian di dalam al Qur'an dan di dalam Hadits kita bisa temukan banyak dalil naqlinya pak, misalnya khudz min amwalihim shodaqoh itu al

amwa/ jamak itu bukan satu, al amwal itu dalam bahasa ee jamak itu dalam bahasa Arab itu lebih dari tiga kalau bahasa lnggris itu lebih dari dua, dalil lain

tu'khodz min aghniya'ihim wa turoddu ila fuqoro'ihim itu juga al aghniya jadi

Alhamdulillah dari kekayaan berbagai jenis kekayaan itu wa turoddu ila

fuqoro'ihim kita kembalikan kepada fakir miskin, ini jelas dalilnya nah masalah perindustrian itu yaitu adalah salah satu species yang muncul sebagai akibat perkembangan perekonomian modern saat ini, nah itu bisa kita temukan pembenaran hukumnya melalui Ushul Fiqih antara lain pintu Ushul Fiqhinya kita bisa membuka kembali apa yang disebut dalam kaedah itu teori saddu dzari'ah dan fathu dzari'ah, saya ingin memberikan sedikit penjelasan apa yang dimaksud saddu dzarri'ah, saddu dzari'ah itu adalah kita harus menutup pintu yang menyebabkan orang itu bisa celaka, bisa binasa seperti rokok kemarin itukan itu saddu dzari'ah dampaknya rokok itu banyak sekali tapi itu terpaksa diharamkan oleh Majelis Ulama karena itu mencegah resiko yang sangat besar itu saddu dzari'ah tapi ada lagi kebalikannya yaitu fathu dzari'ah kita harus membuka pintu lebar-lebar untuk datangnya maslahat yang lebih besar, nah ini bisa kita lewat di fathu dzari'ah ialah membuka peluang untuk tercapainya kemaslahatan dan yang kedua juga pembenaran untuk kita memberikan zakat industri ini itu juga membuk, menutup apa yang disebut dengan intuhilah orang-orang Arab itu suka melakukan he/ah tapi ternyata juga orang-orang non Arab sama he/ah itu begini contohnya besok jatuh tempo zakat saya ya oh saya panggil pembantu saya ini mbak saya hibahkan semua harta saya ini untuk anda tapi dikunci pintu semuanya jangan kabur ya untuk mencegah jatuh temponya zakat itu lusa sini emas yang saya kasih kemarin itu, jadi mulai lagi kepemilikan awal, jadi tidak masuk haqqu tam, tidak masuk milku tam iyakan karena belum masuk nisabnya sudah saya kasih kepada pembantu, jadi mengelabui Tuhan itu he/ah namanya, nah inikan bukan perdagangan ini adalc;ih industri itu bisa dijadikan he/ah, nah jadi kita

(21)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

19

kembali lagi bahwa pintu yang bisa kita lewati adalah fathu dzari'ah membuka suatu keperluan yang bisa mendatangkan kemaslahatan lebih baik, lebih banyak dengan mencantumkan industri yang kedua supaya jangan ada helah ini bukan perdagangan tapi ini adalah industri padahal itu ash pengayaannya lebih besar daripada perdagangan, misalnya pabrik sepatu, pabrik kosmetik jamu-jamuan itu nanti bisa berlindung pada he/ah itu, ini nggak ada dari dulunya ini tapi kalau kita jebak di dalam suatu ayat tu'khodz min aghniya'ihim,

khudz min amwalihim shodaqoh itukan semua bentuk jamak itu, seandainya

Rasulullah hidup pada saat sekarang ini saya kok sangat yakin pasti bahwa ini lebih penting daripada perdagangan, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik jadi kita menggunakan kaedah saddu dzari'ah ini pak ya, cuma saya Tanya kira-kira nanti dikelompokan yang mana karena nisobnya, haulnya kan perlu masing-masing beda-beda k:ira-kira masuk yang mana ini, kalau perniagaan nggak bisa atau pertanian atau yang mana atau rikaz atau apa ini perlu ada kejelasan dulu.

PEMERINTAH/PROF. NAZARUDDIN UMAR :

Jadi pada azasnya seluruh zakat itu haulnya adalah satu tahun kecuali yang disebutkan khusus, yang disebutkan kusus itu adalah pertanian individu, jadi pada azasnya seluruh zakat itu haulnya adalah satu tahun kecuali yang disebutkan khusus, yang disebutkan khusus itu adalah hasil pertanian, tadang hujan atau apa namanya pengairan kan musiman itu, ya rikaz nggak ada itu termasuk pengecualian, rikaz dengan madin itu tidak termasuk punya haul jadi termasuk barang temuan yang kita temukan di bawah tanah itu, itu langsung dikasih zakatnya, jadi itu termasuk takhsisnya, terima kasih. Nisabnya kan ada anu pembahasan nanti berikut itu ya, jadi nisob itu juga masuk kepada nisob yang, nisob 'am kecuali nanti nisob itu ada nisob khos seperti perbedaan tadang hujan dan pengairan itu, jadi kita berpedoman kepada azas umumnya kecuali ada dalil yang menunjuk secara khusus nanti, jadi al hikmatu ee bukan bukan itu, jadi saya kira itu cukup dulu.

KETUA RAPAT:

Baik kalau gitu kita putar sekali lagi ke fraksi-fraksi di mulai dari (dibuka aja pak, dibuka siapapun) supaya ini diputar saja, diputar kalau ada yang mau silahkan kalau nggak, silahkan dari besar, fraksi besar, dari Demokrat silahkan.

(22)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

,I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

20

ANGGOTA F.PD (DRS. H. AMRUN DAULAY, MM):

Ya inikan belum ada kata akhir dari fraksi kan? (Belum belum) saya sebagai anggota fraksi Demokrat. Kemarinkan, kemarinkan sudah tadi malamkan kita berdebat persoalan ini juga tetapi Pimpinan bilang bahwa DIM 17 nanti akan dijelaskan muzakki adalalh seorang muslim atau badan usaha yang berkewajiban menunaikan zakat, kan gitu ya? Nanti akan dijelaskan tetapi belum dijelaskan. ,.Jadi saya sih bagus juga kalau dirinci ini saya memang tidak bisa berdalil dengan pak Dirjen karena sudah mengupas hukum Islam apalagi lengkap dengan ayat-ayat sucinya saya enggak itu, cuma kalau sudah dirinci ini nanti, jadi saya terima itu penjelasan Sekjen bahwa industriwan atau industri dengan, dengan badan jasa usaha itu berbeda oke kita terima tetapi kalau bapak lihat nanti di DIM 53 zakat mal sebagaimana dimaksud meliputi harta yang dimiliki oleh muzakki perorangan atau badan usaha. Saya masih ingin forum ini lebih merinci kalimat ini nanti sehingga waktu di DIM 17· tadi mengenai badan usaha itu akan menjawab yang saya soalkan tadi malam ini meliputi harta yang dimiliki oleh muzakki perorangan atau badan usaha, apakah ini mencakup selurur1 warga Negara yang berbeda agama atau khusus untuk yang beragama Islam, kalau khusus yang beragama Islam ini dii DIM 53 ini disebutkan yang beragama Islam gitu, saya kira dengan demikian nanti tidak rebut persoalan ini, nah ini industri ada yang dimiliki seperti saya bilang semalann, bukan muslim aja, apakah zakat ini akan menjadikan semacam ketentuan Pemerintah seperti saya bilang itu Corporate Social Responsilbility yang tadi malam, iyakan kalau tidak oke itu urusan Pemerintah ini urusan Islam yang diundangkan oleh Pemerintah, nah oleh karena itu di DIM 53 harus tambahkan ini khusus untuk yang beragama Islam, nah dengan demikian yang diatasnya ini nanti sudah cocok kalau mau ditambah lagi rincian yang terlupa kita silahkan aja, saya kira demikian Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Arnrun, kita persilahkan tadi Pak Amrun lebih melihat bahwa masalah perusahaan ini perlu diperjelas dulu nanti di 53 ada lagi ya, dan juga di DIM sebelumnya di DIM 18 ya, DIM 18 supaya tidak menimbulkan apa konflik masalah nanti, tentang perindustrian masih mengacu kesana harus diperjelas itunya dulu ya DIM 17 ya, jadi ada perindustrian setuju, ya kita belum sampai DIM 53 pak tapi nggak apa-apa. Baik lkita persilahkan berikutnya Fraksi Golkar, nanti putaran ketiga kalau masih, sekarang ini Fraksi

(23)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

21

Golkar setuju dulu siapa Pak Busro atau Pak Humaedi (saya minta izin Pak Humaedi sebentar).

ANGGOTA F.PG (DRS. H. HUMAEDI) :

Terima kasih, assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh. Pimpinan dan dari Pemerintah saya selama ini fatsun kepada Pimpinan Fraksi tapi selama tidak diarahkan oleh Pimpinan Fraksi saya bisa berbicara karena kata Pak Busro tadi kami belum ada kesepakatan ini boleh saja kalaupun fatsun saya kepada fraksi memang betul harus diutarakan. Untuk itu kenyataan di lapangan industri-industri besar yang masih banyak harusnya partisipasi kepada masyarakat dan kita ingin sekalii menggali itu demi kemaslahatan umat dan masyarakat mengapa tidak, contoh kongkrit di Banten banyak puluhan industri besar bahkan terbesar, Krakatau Steel, kadang-kadang devidennya itu pertahun sampai pada 1 triliun pada akhir tahun, pernah ini, ini ilustrasi aja Bazda Provinsi dan Kabupaten kota datang kesana menyampaikan ini karena 2,5 % saja dari sekian triliun akan dimanfaatkan oleh masyarakat akhirnya didrop karena memang tidak ada payung hukum disana Krakatau Steel sebagian besar memang umat Islam, saham-sahamnya umat Islam bersama-sama, nah kare!na itu saya harapkan disini demi kemaslahatan umat dan kemaslahata.n fakir miskin minimal daerahnya mengapa tidak, toh sudah dibatasi oleh kita hanya muzakki itu adalah orang dan lembaga atau badan hukum yang perusahaan ini hanya mungkin perlu di batasi dalam penjelasannya nanti, industri yang mana, yang dikenakan itu, jadi untuk ini saya pribadi memandang perlu industri itu dimasukan kewajiban berzakat dengan batasan-batasan tertentu tadi karena memang banyak maslahat yang diharapkan dari zakat industri itu yang betul-betul dimanfaatkan umat daripacla sebesar-besar untuk kepentingan masyarakat. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Humaedi kita persilahkan dari PDIP. ANGGOTA F.PDIP (HJ. INA AMMANIA) :

Saya mewakili dari Partai PDI Perjuangan, kita tetap konsisten, tetap sesuai dengan usulan Pemerintah sesuai dengan hasil muzakki, terima kasih.

KETUA RAPAT: Fraksi PKS.

(24)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

22

ANGGOTA F.PKS (H. ISKAN QOLBA LUBIS, MA) :

Tetap tadi konsisten dengan apa untuk memasukan industri karena sebetulnyakan begini zakat itu kita lihat itu ada dari tiga sisi dia kenapa wajib zakat pertama dari subyeknya emas itu walaupun tidak dikenakan kita simpan saja di rumah itu kena zakat itu dari obyek, ada yang kedua dari hasilnya seperti pertanian kalau sawahnya itu tidak berhasil nggak tapi ada yang ketiga seperti zaman Umar itu yang dikenal al malul mustafad, jadi al malul mustafad orang-orang kalau sekarang itu mungkin mendekati semacam gaji profesilah ya, zakat profesi itu mungkin kita butuh fatwa MUl-lah supaya lebih kuat saya enggak masuk dalam tehnis nah saya lihat itu pertanian sebetulnya industri ini mendekati kepada malul mustafad itu, suatu proses, proses pekerjaan, jadi proses pekerjaan itu menghasilkan sesuatu iyakan memang dia akan dekat-dekat juga ke pertanian kan pak, dia waktu menghasilkan memang pertanian itukan berulang satu tahun bisa tiga kali maka dia dikenai juga tiga kali zakat karena dia prosesnya, cuma mungkin ini tadi pertanian itu dia ada kedekatan dengan, dengan pertanian tapi karena dia menghasilkan uang ada juga dia kedekatan dengan perdagangan gitu ya, aa jadi memang dia lebih, tapi dia menghasilkan karena ada sesuatu proses pekerjaan jadi masih bisa masih mendekati kepada konsep al malul mustafad yang dibuat oleh Umar Bin Khottob gitu ya, jadi kalau dari unsur tadi maqosidu syari'ah itu tentang maslahat kemudian untuk keadilan kemudian untuk lebih banyak hak orang miskin saya rasa ini harus kita masukan ya untuk lebih itu, terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak lskan, kita persilahkan Fraksi PAN.

ANGGOTA F.PAN (DRS. H. ACHMAD RUBAIE, AH, MH) :

Terima kasih Pimpinan, saya mengerti terhadap penjelasan Pemerintah, pertama diwakili Bapak Sekjen dan saya juga mengerti terhadap penjelasan Profesor Nazar terhadap masalah industri yak arena itu saya menerima bersyarat karena menyangkut kewajiban setelah nanti ini diputus bersama-sama, masing-masing ini mempunyai kewajiban kolektif kepada umat untuk menjelaskan sehingga saya menerima bersyarat apa syaratnya kewajiban kepada Pemerintah membuat naskah khusus soal ini sehingga yang dimaksud entitas oleh Pak Sekjen jelas oo ini entitasnya berbeda antara trade perdagangan dengan industri, jadi haulnya seperti ini, dan ini menjadi pegangan kami paling tidak kalau, kalau berhadapan dengan Kyai-Kyai di

(25)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

23

Madura pak kan gitu, karena orang Madura ngggak tahu industri itu, ndak ada pak industri itu pabrik ada (pabrik ada besi tua ada) ini penting makanya, ini penting jadi kitakan kalau disini paham oo itu diterangkan berdasarkan begini begitu oo paham saya, jadi maka dari itu tadikan sepanjang kami diyakinkan menerima tapi tentu bersyarat karena a·pa kami punya kewajiban, saya kira kewajiban Undang-Undang nanti kewajiban sosialisasi pertama, kita kewajiban sosialisasi dimana kalau sosialisasi ditanya oleh para indutriawan-industriawan itu sebab-sebab apa kami dikenakan zakat harus bisa menjelaskan perharfi dan itu kita harus memphoto copy penjelasannya Pak Sekjen dan beliau harus memphoto copy penjelasannya Profesor Nazar itu hanya bisa untuk ditulis dan itu menjadi syarat gitu, tentu nanti juga kami akan melakukan mediasi dalam rangka memperkuat ini tidak gampang khudz mengambil itu terhadap industriawan-industriawan itu ndak gampang, nanti mungkin harus diterangkan itu bagaimana mekanismenya itu, jangan sampai oo ini, ini didatangi gampang ada proses mekanismenya tentu nanti kita tentu akan mensupervisi misalnya, aa inikan juga kewajiban-kewajiban setelah diundang-undangkan inilah jadi penting1 dan kami tolong dibekali ya oleh tadi itu penjelasan itu dalam sebuah naskah, demikian Pak Ketua intinya kami setuju tinggal syaratnya yang harus di Penuhi oleh Pemerintah, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih, kita persilahkan PPP.

ANGGOTA F.PPP (KH. ASEP AHMAD MAOSHUL AFFANDY) :

Terima kasih, kalau saya berpendapat bahwa industri ini termasuk ke dalam perniagaan oleh karenanya ya masuk dong, itu aja terima kasih.

KETUA RAPAT :

Jadi harus masuk wae ya, ee Gerindra mau diwakilkan ke Pak Bagawi juga boleh ha .. ha ..

ANGGOTA F. GERINDRA (H. LUKMAN HAKIM) :

Dari Gerindra sepakat dengan Pemerintah, cuman menambahkan dari DIM 20 pas untuk hasil industri, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Hasil industri ya bukan pabriknya yang dizakati. Terima kasih dengan demikian putaran kedua selesai saya kira sudah bisa kita simpulkan, jadi

(26)

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

24

prinsipnya kawan-kawan di DPR bisa menerima perindustrian bagian dari harta yang harus dizakatkan (interupsi Pimpinan Sidang) silahkan, silahkan, silahkan atau saya simpulkan dulu nanti baru bicara Uangan pak, jangan mohon sekali biar anulah tambah) kita sepakat sampai jam 11, ini sudah jam

11 jadi disingkat aja pak.

ANGGOTA F.PG (KH. HM. BUSRO) :

Ya jangan begitu jangan, jangan batasi wawasan-wawasan ini, Pak Ketua pasti seorang yang alim, pasti jadi Komisi VIII punya kebanggaan wakil-wakil Ketua itu termasuk orang yang pinter, Wakil-wakil-wakil Ketua loh pak ya, nggak ini saya biasa beranu ngomong seadanya begitu wakil-wakil ketua kita ini orang-orang yang cerdas dan pinter, jadi nggak memberikan kesempatan kepada kami untuk berbicara begitu maksud saya begitu iya.

Pak Ketua pemahaman kita tentang fiqih adalah sesuatu yang berkembang, fiqih tidak mandeg sesuatu pandu hukum nanti berkembang menurut kondisi, kalau ini kita sepakati perindustrian ini masuk bagian dari yang wajib zakat memang perlu ada study pak boleh kita melihat Malaysia, boleh Brunai yang sepadan dengan kita atau kita bisa melihat Kuwait, Saudi atau apa yang memang bisa kita lihat pasti Pak Adang sependapat mantuk-mantuk ini kelihatannya manggut-manggut karena usulan cerdas nih ya, apa resikonya kalau ini kita masukan perniagaan menjadi bagian yang wajib dizakati tentu ada alasan syar'i yang1 memang mewajibkan ini, mereka Negara, Negara Islam yang sudah maju memasukan nggak nih begitu jadi kita belajar bagaimana kepastian hukum ini bagi Negara-negara yang sudah memasukan industri ini bagian daripada yang wajib zakat, bahwa kita sependapat, bahwa para Ulama... Salafus Sholihin sejak dulu memang berbeda pak itu. Kita ambil misalnya tentang ikhtilaf 'indal Ulama itu kepiting, saya dulu berpendapat dengan guru saya pemahaman kami kepiting itu haram karena saya baru membaca Hadits siapapun apapun binatang apapun yang hidup di dua alam itu haram tapi suatu saat kami dihadapkan dipresentasikan ada sekitar 110 kepitiing macam-macam yang habitatnya berbeda ada yang hanya lbisa hidup di air saja, ada yang hanya di lobang-lobang, ada yang memang bisa hidup di darat dan di laut spesiesnya berbeda saya diberikan contoh itu diatas papan semacam ini, ini kepiting, ini, ini, ini semuanya kepiting ada yang hitam, ada yang merah, ada yang hijau, ada yang kuning ada yang macam-macam :kepiting dulu saya berpegang kepada guru saya siapa binatang apapun yang hidup di dua alam haram hukumnya dimakan semacam itu kekhawatiran kami ndak nanti dulu Ustadz, ini nanti

Referensi

Dokumen terkait

Saya kira ini memang masih ada kaitan · dengan apa yang dibicaral&lt;an sebelumnya, kalau saya menangkap disini bahwa di daerah yang belum kompetisi itu bisa tidak ada

Sclanujutnya ada tau:!bahan scdikit dari kami, untuk membcrikan informasi kepada Ibu Astrid didalam ayat (2) pasal 9 ini, sebagaima.na dimaksud dalam ayat ( 1 )

Sebagai bagian pemerintah terendah, tentunya pemerintah desa memiliki tugas dan fungsi yang sangat kompleks yang harus dijalankan oleh perangkat desa, sehingga

Kegiatan menggambar pada anak dipercaya sebagai salah satu bentuk penyaluran emosia yang efektif dan kegiatan menggambar juga dapat sebagai bentuk terapi yang

Minggu berikutnya saya banyak belajar mengenai Fiber Optik secara fisik karena saat itu sedang mengalami gangguan sehingga harus melakukan troubleshooting dan saya diperbolehkan

Berdasarkan uji daya hambat 12 isolat bakteri endofit kulit batang tanaman terap memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri isolat klinik S.aureus

Karena kita harus menghormati kedaulatan pemerintah daerah di dalam hal- hal yang bukan listrik ya, dan listrik ini harus mengacu atau mematuhi peraturan- peraturan

Terima kasih pada. Beberapa perternuan terakhir kelihatan sudah banyak argumen sudah dibicarakan, saya ngajak untuk bagaimana kita melal&lt;ukan kesepakatan