• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

61 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dan pengembangan dilaksanakan di MA Tahfidzul Quran Isy Karima Karangpandan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/2015, yang secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Tahap persiapan, meliputi: pengajuan judul penelitian, permohonan pembimbing, pembuatan proposal, survei ke sekolah yang digunakan untuk penelitian, permohonan ijin penelitian, dan penyusunan instrumen penelitian.

b. Tahap penelitian dan pengembangan, meliputi: pengembangan perangkat pembelajaran dan diujicobakan di semua kegiatan yang berlangsung di lapangan, uji coba instrumen, dan pelaksanaan pengambilan data respon siswa dan guru.

c. Tahap penyelesaian, meliputi: analisis data, pembahasan dan penyusunan laporan penelitian.

Dalam pelaksanaan tahap-tahap tersebut penelitian dan pengembangan ini mengacu pada langkah-langkah yang disesuaikan dengan langkah Borg dan Gall. Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai Juli 2015.

B. Subjek dan Sampel Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X MA Tahfidzul Qur’an Isy Karima Karangpandan yang sedang menempuh semester 2 tahun ajaran 2014/2015 dengan subjek penelitian adalah guru mata pelajaran fisika.

(2)

2. Sampel Penelitian

Penelitian ini diawali dengan tahapan penelitian pendahuluan yang melibatkan siswa Sekolah Menengah Atas dan guru Fisika SMA dengan mendapatkan data studi pendahuluan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap pengembangan. Dalam tahap pengembangan ini melibatkan para pakar untuk menilai dan memberi masukan terhadap desain produk yang dikembangkan. Pakar-pakar yang dilibatkan sebagai sampel dalam tahapan desain produk adalah dosen pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret Surakarta. Setiap pakar memiliki latar belakang pendidikan doktor pada bidang ilmu Fisika dan pendidikan Fisika. Validasi pakar ini untuk mengetahui kualitas media pembelajaran berbasis ICT untuk diterapkan dipembelajaran SMA.

C. Metode Penelitian dan Pengembangan

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian pengembangan (Research and Development). “Penelitian pengembangan digunakan untuk

mendesain produk atau prosedur baru yang teruji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dikembangkan sedemikian sehingga memenuhi kriteria efektivitas, kualitas atau kemiripan dengan suatu standar” (Borg dan Gall, 2007:569).

Pada penelitian pengembangan ini akan dikembangkan media pembelajaran berbasis ICT dengan pendekatan scientific yang memenuhi kriteria baik dan dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran di SMA.

Gambar 3.1 Langkah-langkah R&D Borg & Gall (Eny, 2012: 24)

1. Reasearch and information collecting 2. Planning 3. Develop preliminary form of product. 4. preliminary field testing. 5. Main product revision 6. Main field testing 7. Operational product revision 8. Operational field testing 9. Final product revision 10. Disseminati on and implementat ion.

(3)

Borg & Gall (1983:772) menyatakan bahwa pendekatan penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam penelitian. Borg & Gall (1983) cit. Nusa Putra (2012) menyarankan sepuluh langkah dalam research and development (R&D) sesuai pada Gambar 3.1. adalah:

(1)Research and informationcollecting (melakukan pengumpulan

informasi, termasuk kajian pustaka, pengamatan kelas, membuat kerangka kerja penelitian); (2)Planning(melakukan perancangan, merumuskan tujuan penelitian, memperkirakan dana dan waktu yang diperlukan, prosedur kerja penelitian); (3) Develop preliminary form of product

(mengembangkan bentuk produk awal atau perancangan draf awal produk dan memvalidasi produk); (4)Preliminaryfield testing (melakukan uji coba lapangan permulaan); (5)Main product revision(melakukan revisi terhadapproduk utama); (6)Main field testing (melakukan uji coba lapangan utama); (7) Operational product revision (melakukan revisi terhadap uji lapangan utama); (8)Operational fieldtesting(melakukan uji lapangan operasional); (9) Final product revision(melakukan revisi terhadap produk akhir); dan (10) Dissemination and implementasion

(mendeseminasikan dan mengimplementasikan produk).

Berdasarkan Gambar 3.1. secara umum tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan dengan secara langsung dengan aktivitas “revisi”. Menurut Ibrahim (2003) pengembangan perangkat pembelajaran dapat dimulai dari titik manapun dalam siklus karena kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia berorientasi pada tujuan, maka proses pengembangan dimulai dari tujuan. Oleh karena itu dalam aktivitas revisi tetap mengacu pada koridor tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan sistem pendidikan. Menurut Sudjana (2001:92), untuk melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran diperlukan model-model pengembangan sesuai dengan sistem pendidikan. Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan Borg & Gall (2007:594) dalam bukunya menyebutkan:

“If you decided to carry out educational R&D for a Masters and doctoral you and your advisor will need to consider the appropriate scope of the

(4)

proposed R&D product or program and also which steps of the R&D cycle you need to complete for the effort to constituate an acceptable study to thruthfully represent the R&D process your project school. If you re considering an R&D project for your Thesis or dissertation study, ou should give careful consideration to the time required to plan and carry out such aproject. The considerable time required for R&D project is worth while. If you are interested in making a controbution that will lead to an immediate tangible improvement in educational practice"

Berdasarkan penjelasan Borg&Gall tersebut maka dalam pelaksanaan penelitian pengembangan dapat membatasi langkah penelitian pengembangan tanpa mengurangi esensi dari penelitian pengembangan tersebut yaitu menghasilkan suatu produk yang divalidasi dan diujicoba dengan mempertimbangkan waktu yang tersedia sehingga menambah kontribusi proses pendidikan.

Menurut Sugiyono (2010:427) metode penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sehingga menghasilkan suatu produk baru dan selanjutnya menguji kefektifan produk tersebut. Hal ini diperkuat oleh Dick & Carry (1990) yang menyebutkan bahwa dalam pengembangan pembelajaran terdapat beberapa komponen yang akan dilewati dalam proses pengembangan yang berupa urutan langkah. Urutan langkah ini tidak bersifat kaku sebagaimana telah banyak pengembangan perangkat pembelajaran yang berhasil dan efektif dengan tanpa harus mengikuti urutan secara tetap. Oleh karena itu pada penelitian pengembangan ini dilakukan langkah Borg &Golldari langkah satu sampai dengan tujuh yaitu dari (1) Research and information collecting (melakukan pengumpulan informasi, termasuk kajian pustaka, pengamatan kelas, membuat kerangka kerja penelitian); (2) Planning

(melakukan perancangan, merumuskan tujuan penelitian, memperkirakan dana dan waktu yang diperlukan,prosedur kerja penelitian); (3)Develop preliminary form of product(mengembangkan bentuk produk awal atau perancangan draf awal produk dan memvalidasi produk); (4) Preliminary field testing(melakukan uji coba lapangan permulaan); (5) Main productrevision (melakukan revisi terhadap

(5)

produk utama); (6)Main field testing (melakukan uji coba lapangan utama); dan (7)Operational product revision (melakukan revisi terhadap uji lapangan utama) untuk menghasilkan produk baru yang teruji sampai di uji yang lebih luas. Pada penelitian dan pengembangan ini telah dikembangkan media pembelajaran berbasis ICT dengan pendekatan scientific untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa.

D. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh dalam membuat produk. Prosedur memaparkan komponen rancangan produk yang dikembangkan. Dalam prosedur, disebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan dalam pengembangan, dijelaskan secara analitis fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk, dan dijelaskan hubungan antar komponen dalam sistem.

Untuk memperoleh media pembelajaran berupa media pembelajaran yang memenuhi unsur kriteria baik, maka dilakukan penelitian pengembangan dengan menggunakan langkah-langkah yang masih umum dan akan dijabarkan menjadi lebih jelas sehingga diperoleh alur penelitian seperti pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Bagan Alur Prosedur Pengembangan Studi Pendahuluan 1. Studi pustaka 2. Survei lapangan dan analisis kebutuhan Perencanaan 1. Spesifikasi produk media pembelajaran. 2. Struktur isi produk media pembelajaran

Penyusunan Produk Awal

Penyusunan produk awal berupa media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific pada matarei Alat Optik di SMA

Validasi Produk

Validasi produk oleh dosen ahli

Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas dilakukan kepada 8 respondensiswa

Uji Coba Besar

Uji coba besar dilakukan di kelas X MA Tahfidzul Quran Isy Karima

Produk Akhir

Produk akhir berupa media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific pada matarei Alat Optik di SMA yang sudah valid

Revisi III Revisi II Revisi I

(6)

Berikut secara lebih terperinci langkah-langkah pengembangan media pembelajaran dalam bentuk media pembelajaran:

1. Studi Pendahuluan a. Survei Lapangan

Pada tahap survei lapangan dilakukan observasi ke sekolah yang akan digunakan untuk penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan dari tempat yang akan digunakan.

b. Analisis kebutuhan

Pada tahap analisis kebutuhan dan masalah dilakukan studi literatur dan survei untuk mendapatkan masalah serta kebutuhan pengembangan produk untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Masalah dikhususkan yang berkaitan dengan penggunaan internet dalam proses pembelajaran di kalangan siswa SMA.

2. Perencanaan

Pada tahap pengumpulan data dilakukan analisis materi, pengkajian perangkat pembuat media, dan penggunaan media yang akan dikembangkan. Isi dari materi yang akan disampaikan dalam media harus relevan dan sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Sehingga harus dilakukan pengkajian terhadap KI dan KD yang sesuai. Proses pengkajian yang meliputi analisis KI/KD, analisis sumber belajar, pemilihan materi, dan penentuan pengguna (user) dilakukan secara bersamaan karena saling berkaitan dan tidak bisa berdiri sendiri. Materi yang dipilih dalam penelitian adalah alat optik untuk siswa SMA. Sehingga materinya disesuaikan dengan mata pelajaran Fisika SMA. Dalam tahap juga dilakukan pengumpulan data-data yang berkaitan erat dengan materi, perangkat pembuat media, dan penggunaan media.

3. Pembuatan dan Validasi Produk Awal a. Pembuatan Produk Awal

Tahapan pembuatan desain media menentukan konsep dari media pembelajaran yang akan dibangun. Desain yang baik dan terencana akan mempermudah pembuatan media selanjutnya. Sebelum membuat desain pada

(7)

media yang digunakan, perlu dipersiapkan rancangan awal dari program yang akan dibuat. Pada tahapan tersebut dianalisa tujuan dari pembuatan media pembelajaran. Tujuan ditentukan berdasarkan materi ajar beserta silabus materi yang akan diajarkan, selanjutnya mengumpulkan objek multimedia, materi flash pembelajaran, materi-materi yang akan digunakan. Tahapan pengumpulan komponen yang akan digunakan berdasarkan konsep dan rancangan. Pada tahapan pembuatan desain media pengumpulan objek dapat dilakukan berupa:

a. Pengumpulan materi yang akan disampaikan. b. Pengumpulan gambar, animasi, dan video. c. Soal evaluasi pembelajaran.

Desain konsep awal yang disusun berisi kompetensi inti, kompetensi dasar, judul materi ajar dan sub-sub materi ajar didiskusikan dengan tim ahli yang menguasai pengembangan media pembelajaran khususnya dalam hal media. Hasil revisi/ masukan terhadap desain konsep awal sebagai kontain media, digunakan sebagai acuan dalam tahap pengembangan media pembelajaran.

ambar 3.3. Desain Alur Media Pembelajaran

Dalam mengembangkan media pembelajaran yang berupa media pembelajaran secara umum harus membuat domain, web hosting, CMS, materi, video pembelajaran, animasi pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat dapat diakses oleh siswa secara online sehingga siswa dapat membukanya kapanpun dan dimanapun asalkan ada koneksi internet. Hal-hal yang perlu dikembangkan dalam media media meliputi materi, tampilan media, contain

media. Pembuatan kontain media harus dibuat berdasarkan kompetensi inti, Courses

Materi Pembelajaran Home Page

(8)

kompetensi dasar dan indikator yang digunakan di sekolah. Tampilan visual, materi dan multimedia yang disajikan dalam media harus disusun sebaik mungkin sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Hal tersebut merupakan bagian dari penilaian yang menentukan baik tidaknya media yang dibuat sehingga menentukan kelayakan media yang dibuat. Pada tahap pembuatan media dituntut kreativitas dan keahlian programmer. Kemudian dilakukan proses pembuatan domain. Setelah membuat domain langkah selanjutnya memasukan CMS Moodle dalam hosting domain tersebut. Kemudian dilakukan proses finishing dengan memasukkan materi, animasi pembelajaran, dan multimedia sehingga dihasilkan media pembelajaran yang dapat diakses siswa secara online.

b. Validasi Produk Awal

Pada tahapan validasi akan dilakukan validasi media pembelajaran materi alat optik yang terdiri dari:

a. Validasi materi oleh ahli materi Fisika. b. Validasi media oleh ahli media pembelajaran.

Ahli diminta mengisi angket penilaian dan memberikan komentar, kritrik serta saran untuk perbaikan program.

Gambar 3.4. Alur Desain Validasi Media Pembelajaran ICT c. Revisi Produk Awal

Revisi dilakukan ketika pengembangan media yang dibuat masih terdapat kekurangan. Revisi mengacu pada hasil validasi oleh ahli dan juga

Validasi Ahli Media Validasi Ahli Materi

Media Memenuhi Kriteria Baik

Revisi Produk Awal

(9)

hasil uji coba produk. Jika dirasa tidak perlu, maka pengembangan produk dinyatakan selesai.

4. Uji Coba Produk Awal

Uji coba kelompok kecil dengan kelompok kecil yang terdiri atas 8 siswa yang dipilih secara acak. Uji coba dilakukan dengan cara mengakses media pembelajaran dan memberi penjelasan tentang media pembelajaran yang sedang dikembangkan kepada responden, meminta responden mencoba sendiri media pembelajaran tersebut, setelah itu dilakukan wawancara. Berdasarkan hasil wawancara, media pembelajaran tersebut kemudian dievaluasi dan direvisi.

5. Revisi Produk Utama

Setelah melakukan uji coba produk awal revisi dilakukan ketika masih terdapat kekurangan. Revisi tersebut mengacu pada hasil angket respon siswa dan wawancara yang telah dilakukan.

6. Uji Coba Produk Utama

Uji coba kelompok besar dilakukan pada siswa MA Tahfidzul Qur’an Isy Karima Karangpandan kelas X yang dipilih sebanyak 1 kelas. Uji coba dilakukan dengan cara menampilkan media pembelajaran pada responden dan memberi penjelasan tentang media pembelajaran yang sedang dikembangkan, meminta responden mengakses sendiri media pembelajaran tersebut, kemudian diberi angket tanggapan terhadap media pembelajaran oleh responden, setelah itu dilakukan wawancara. Berdasarkan hasil analisis angket serta masukan-masukan dari responden, media pembelajaran tersebut kemudian dievaluasi dan direvisi. Pada tahap kelompok besar dilakukan analisis Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk menentukan peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.

7. Revisi Produk Oprasional

Setelah melakukan uji coba produk Utama revisi dilakukan ketika masih terdapat kekurangan. Revisi tersebut mengacu pada hasil angket respon siswa dan wawancara yang telah dilakukan.

(10)

E. Jenis Data

Data yang dikumpulkan dari hasil lembar observasi dan angket ahli media, ahli materi, dan siswa yang merupakan data kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif yaitu data tentang evaluasi terhadap kelayakan isi/ materi dan media.

F. Instrumen Pengambilan Data

Pengambilan data dalam penelitian dilakukan dengan beberapa teknik sebagai berikut:

1. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan selama tahap penelitian dari tahap analisis potensi dan masalah hingga produk selesai dikembangkan.

2. Lembar Observasi Motivasi Siswa

Lembar observasi ini dikembangkan berdasarkan beberapa indikator yang meliputi adanya rasa senang, perhatian, rasa tertarik, rasa ingin tahu, dan kemauan dari siswa dalam mengikuti pelajaran.

3. Teknik Angket (Quesioner)

Teknik angket untuk mengukur kelayakan isi/ materi dan media dalam media pembelajaran. Angket diberikan kepada ahli materi, ahli media, dan siswa sesuai kebutuhan dan tujuannya. Instrumen angket dijelaskan lebih lanjut dalam lampiran 5.

4. Teknik Wawancara

Dilakukan terhadap para narasumber yaitu ahli materi dan media dalam bentuk tanya jawab. Teknik wawancara dilakukan selama proses validasi media media pembelajaran.Wawancara juga dilakukan kepada siswa-siswa kelas X MA Tahfidzul Qur’an Isy Karima Karangpandan. Bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur dengan kisi-kisinya dapat dilihat pada lampiran 7.

5. Tes

Tes digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep fisika. Tes diberikan dua kali tiap siklus pembelajaran sebagai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Sebelum dan Sesudah menggunakan media.

(11)

a. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Sebelum

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebelum diberikan media didapatkan dari hasil belajaran siswa pada materi dinamika gerak. b. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Sesudah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sesudah diberikan media didapatkan dari hasil belajaran siswa pada materi alat optik.

Instrumen dalam penelitian berupa angket, yaitu suatu daftar pernyataan yang harus ditanggapi oleh responden sendiri dengan memilih alternatif jawaban yang sudah ada.

1. Kisi-kisi angket

Kisi-kisi dibuat disesuaikan dengan tujuan dan sasaran angket. Sehingga angket untuk ahli materi, ahli media, dan siswa akan berbeda. Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Konsep alat ukur media berupa kisi-kisi angket. Konsep tersebut dijabarkan ke dalam variabel dan indikator yang dijadikan pedoman dalam menyusun item-item angket sebagai instrumen pengukuran.

2. Butir angket

Penyusunan butir-butir angket sebagai alat ukur disasarkan pada kisi-kisi yang telah dibuat. Setelah indikator ditetapkan, kemudian dibuat butir-butirnya.

3. Prosedur penyusunan angket

Prosedur yang ditempuh dalam penyusunan angket adalah sebagai berikut: a. Menetapkan tujuan

Untuk menentukan bahwa media yang dibuat telah memenuhi kriteria baik. b. Menetapkan aspek yang ingin diungkap

Untuk memperjelas aspek yang diungkap maka digunakan kisi-kisi angket. c. Menentukan jenis dan bentuk angket

Dalam penelitian angket yang digunakan adalah angket tertutup. d. Menyusun angket

(12)

Angket tersusun atas item-item terdiri dari pertanyaan atau pernyataan yang dibuat dengan mengacu pada kisi-kisi angket.

e. Menentukan skor

Angket menggunakan format respon empat poin dari skala Likert, dimana alternatif responnya adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kemungkinan-kemungkinan skor 4 bagi Sangat Setuju (SS), skor 3 bagi Setuju (S), skor 2 bagi Tidak Setuju (TS), dan skor 1 bagi Sangat Tidak Setuju (STS). Penilaian dilakukan dengan memberi tanda check (v) pada kolom yang paling sesuai dengan penilaian responden. Penilaian/ skor tampak seperti pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Komponen Angket Media

No KOMPONEN SS ST TS STS

1. 1 2. 2 3. 3

Sugiyono (2010:136) G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai data yang bersifat kualitatif. Sebelum dianalisis, dilakukan proses kuantifikasi data dari kuesioner selanjutnya data tersebut dianalisis secara kualitatif. Untuk data hasil wawancara dan dokumentasi dianalisis dengan analisis kualitatif.

1. Data Observasi Motivasi Belajar Siswa

Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dilakukan uji gain untuk data hasil observasi sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dengan pendekatan scientific. Gain

ternormalisasi yaitu dengan mengukur gain hasil observasi siswa sebelum dan setelah menggunakan media dengan persamaan gain ternormalisasi Hake sebagai berikut:

< 𝑔 > = < sf > −< si> 100−< si >

(13)

dengan: g = gain

Sf = nilai rata-rata hasil observasi kelas akhir Si = nilai rata-rata kelas hasil observasi mula-mula Keputusan uji:

g dikategorikan tinggi jika (<g>) ≥ 0.7; g dikategorikan sedang jika 0.7 > (<g>) ≥ 0.3;

g dikategorikan rendah jika (<g>) < 0.3. (Hake,1999) Indikator keberhasilan penelitian pengembangan adalah peningkatan perolehan gain hasil analaisis hasil observasi sekurang-kurangnya sedang (medium). Berarti apabila gain yang diperoleh lebih dari 0,3 maka penelitian pengembangan dikatakan berhasil. Jika tidak demikian maka penelitian pengembangan dikatakan belum berhasil

2. Data Angket

Data berdasarkan angket perlu dilakukan perhitungan agar dapat disajikan secara kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

a. Angket yang telah diisi responden, diperiksa kelengkapan jawabannya, kemudian disusun sesuai dengan kode responden.

b. Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberikan skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya.

c. Membuat tabulasi data.

d. Menghitung persentase dari komponen angket dengan rumus sebagai berikut: P (k) = S/N x 100% Keterangan: P (v) = persentase komponen

S = jumlah skor komponen hasil penelitian N = jumlah skor maksimum

(14)

e. Dari persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam interval seprti pada Gambar 3.5 agar pembacaan hasil penelitian menjadi mudah karena data akan diubah menjadi data kualitatif.

Gambar. 3.5. Interval Kriteria Penilaian.

Sugiyono (2010:144)

3. Data Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa dilakukan analisis Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dengan pendekatan scientific.

Menentukan persentase siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan cara menghitung sebagai berikut:

P

(k) = S/N x 100%

Keterangan: P

(v) = persentase komponen

S = jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) N = jumlah siswa seluruhnya

Dari data didapatkan persentase siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran dari data tersebut dianalisis apakah ada peningkatan persentase siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Apabila ada peningkatan persentasi ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka media pembelajaran berbasis ICT dengan pendekatan scientific ini dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa.

Kurang Baik Cukup Baik Baik Tidak Baik

25%

0% 50% 75% 100%

Gambar

Gambar 3.1 Langkah-langkah R&amp;D Borg &amp; Gall (Eny, 2012: 24) 1. Reasearch and information collecting 2
Gambar 3.2 Bagan Alur Prosedur Pengembangan
Gambar 3.4. Alur Desain Validasi Media Pembelajaran ICT c.  Revisi Produk Awal
Tabel 3.1 Komponen Angket Media

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan koefisien regresi variabel X1 (tugas yang tinggi) bernilai positif 1,785 menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan instruksi dengan tugas yang tinggi pada

1) Indikator kinerja Persentase tingkat keamanan dan ketertiban dalam masyarakat pada Tahun 2017 terealisasi sebesar 83,33% dari 100% target yang ditetapkan, dengan capaian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi dan Laba

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, dengan ketua GAMAIS ITB yang biasa di panggil kang Reka bahwasanya mahasiswa muslim ITB yang mengikuti

Peningkatan sintesis protein secara perlahan akan menyebabkan hipertropi otot yang pada akhirnya akan berpengaruh pada komposisi tubuh (Phillip et al, 2005). Penelitian

Penghargaan yang mendalam penulis sampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bima yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dana bagi penulis untuk mengikuti pendidikan

Buka file Peta format JPG hasil registrasi, dengan Global Mapper, maka akan muncul tampilan seperti berikut :... Simpan dengan nama file yang sama dengan nama file

Saya lebih senang menerima auditor yang berkenan merubah atau Mengganti prosedur dalam suatu penugasan jika:. Hasil Audit terdahulu tidak terkait dengan adanya masalah klien