70
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN REMEDIAL MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR
SISWA
Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang, Surabaya SMA Negeri 1 Kraksaan, Probolinggo
ABSTRACT
This research is aimed to know the implementation of direct learning by remedial trough the peer teaching to the teacher activity, student activity, learning comprehensiveness The subject of this research is the XI Social 1 class in SMA Negeri 1 Kraksaan year 2011/2012. This study applies the class action research that done in two cycles.
The study shows that the teacher activity is increased based on the acquired average score which is increased form the first cycle to the second cycle, that is 3,6 (fair); and 4,23 (good). Whereas the student activity shows 3,38 (fair) and 4,00 (good) in the second cycle. The classical comprehensiveness result in the first cycle is 93,94% and 100% in the second cycle. In other words, the classical comprehensiveness is reached and increased. The student’s positively response the model, it is proved by the number of agreed student dealt with the method applied is 84,84%.
Key words: direct Instruction model, remedial peer teaching, learning comprehensiveness.
71 Perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan perubahan berbagai aspek kehidupan yang senantiasa menuntut kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Penguasaan ilmu pengetahuan, memiliki moral yang tangguh dan kokoh untuk mempersiapkan sumber daya manusia sangat diperlukan dalam proses pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dilaksanakan melalui jalur pendidikan.
Pendidikan tidak lepas dari proses mengajar. Dalam proses belajar-mengajar diperlukan peranan aktif guru yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan efisien, sehingga proses belajar-mengajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Salah satu cara untuk untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajran yaitu dengan melihat hasil belajar, jika hasil belajar tersebut telah menunjukkan hasil yang baik maka tujuan dari pembelajaran diharapkan dapat mencapai ketuntasan belajar.
Namun dalam kenyataannya setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Materi pelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi, tetapi siswa yang memiliki kemampuan rendah akan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam memahami materi pelajaran. Siswa yang lambat belajar umumnya mengalami kesulitan belajar dan mendapatkan nilai dibawah rata-rata setelah diadakan suatu tes atau ulangan.
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran akuntansi SMA Negeri 1 Kraksaan diperoleh data bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS 1 masih rendah, Hal ini terlihat dari hasil ulangan kelas XI IPS 1 yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 69,70%. Berdasarkan teori tuntas belajar keberhasilan kelas dapat dilihat dari jumlah siswa yang tuntas sekurang-kurangnya sebesar 85% dari jumlah siswa
yang ada di kelas tersebut (Trianto: 2009: 241).
Sejalan dengan keyataan tersebut diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan hasil belajar agar tercapai ketuntasan belajar yang telah ditentukan. Oleh karena itu salah satu solusi yang dapat dilakukan guru adalah dengan memilih model pembelajaran yang tepat sehingga dapat membantu kesulitan siswa serta mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan. Salah satunya adalah model pembelajaran langsung.
Model pembelajaran langsung dipilih karena dalam pelajaran akuntansi materinya berupa suatu proses yang berkelanjutan dan sulit dimengerti oleh siswa sehingga perlu dipelajari secara bertahap (selangkah demi selangkah). Arends (dalam Trianto,2009:41) yang menyebutkan bahwa Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Selain menggunakan model pembelajaran yang inovatif, untuk mencapai ketuntasan belajar siswa, guru juga harus mengadakan perbaikan (kegiatan remedial). Kegiatan remedial adalah usaha pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik atau mencapai ketuntasan belajar. Ada beberapa metode yang biasa digunakan dalam kegiatan remedial salah satunya adalah metode tutor sebaya.
Metode tutor sebaya merupakan metode penyajian pelajaran dimana siswa yang ditunjuk sebagai tutor membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Siswa yang memiliki prestasi baik, punya hubungan sosial baik dan cukup disenangi oleh temannya sebagai tutornya untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, dengan kegiatan tutor
72 sebaya dapat terjalin hubungan yang lebih dekat dan akrab antar siswa sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif.
Dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung diharapkan siswa dapat mencapai ketuntasan belajar. Selain itu dengan remedial melalui tutor sebaya diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi akuntansi.
Berdasarkan latar belakang diatas perlu dilakukan penelitian ”Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Remedial Melalui Tutor Sebaya Untuk Mencapai ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Di SMA Negeri 1 Kraksaan”.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana aktivitas guru selama menerapkan Model Pembelajaran Langsung dengan remedial melalui tutor sebaya pada kompetensi menyusun laporan keuangan kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kraksaan?.(2) Bagaimana aktivitas siswa selama Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan remedial melalui tutor sebaya pada kompetensi meyusun laporan keuangan kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kraksaan?. (3) Bagaimana ketuntasan belajar siswa setelah diterapkan Model Pembelajaran Langsung dengan remedial melaui tutor sebaya pada kompetensi menyusun laporan keuangan kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kraksaan?. (4) Bagaimana Respon siswa terhadap Model Pembelajaran Langsung dengan remedial melalui tutor sebaya pada kompetensi menyusun laporan keuangan kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kraksaan?
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Slameto (2003:2),“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Muhibbin Syah (2006:122) mengemukakan jenis-jenis belajar sebagai
berikut : (1) belajar abstrak, yaitu belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata, (2) belajar keterampilan, yaitu belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot/neoromuscular. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu, (3) belajar sosial, pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan, (4) belajar pemecahan masalah, pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas, (5) belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep, (6) belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kepbiasaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (konstektual), (7) belajar apresiasi, adalah belajar mempertimbangkan (judgment) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa
(affective skills) yang dalam hal ini
kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya
73 apresiasi sastra, apresiasi musik dan sebagainya, (8) belajar pengetahuan (studi) ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat-alat laboraturium dan penelitian lapangan.
Menurut Syah (2006:132), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah pertama Faktor Internal Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri, meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dimana kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). Faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.
Kedua faktor eksternal adalah faktor dari luar siswa, meliputi dua macam yaitu: (1) faktor lingkungan sosial, dimana lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Sedangkan lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Disamping faktor sosial ada juga faktor lingkungan nonsosial, faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial seperti gedung sekolah dan letaknya, alat-alat belajar dan keadaaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Ketiga faktor pendekatan belajar, dimana pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengatahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah.
Ciri-ciri model pembelajaran langsung (dalam Kardi & Nur, 2000:3) adalah sebagai berikut : (1) adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar, (2) sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
Sintaks model pembelajaran langsung disajikan dalam 5 (lima) tahap, seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Sintaks Pembelajaran Langsung
Fase Peran Guru
Fase 1 Meyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar Fase 2 Mendemonstrasika n pengetahuan dan keterampilan Guru mendemonstrasika n keterampilan dengan benar, atau menyajikan
74
Fase Peran Guru
informasi tahap demi tahap Fase 3 Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Mengecek apakah siswa berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari
Selanjutnya menurut Kardi dan Nur (2000:27-43), langkah-langkah pembelajaran langsung meliputi tahapan berikut ini : (1) menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa, tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan serta dalam pelajaran itu. (2) menyampaikan tujuan, siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang dapat mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu. (3) menyiapkan siswa, kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa, memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan
yang akan dipelajari. (4) presentasi dan demonstrasi, kunci untuk berhasil ialah mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif. (5) mencapai kejelasan, hasil-hasil penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa kemampuan guru untuk memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa mempunyai dampak yang positif terhadap proses belajar siswa. (6) melakukan demonstrasi, agar dapat mendemostrasikan suatu konsep atau keterampilan dengan berhasil, guru perlu dengan sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi untuk menguasai komponen-komponennya. (7) mencapai pemahaman dan penguasaan, untuk menjamin agar siswa akan mengamati tingkah laku yang benar, guru perlu benar-benar memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi ini, bahwa jika guru menghendaki agar siswa-siswanya dapat melakukan sesuatu yang benar, guru berupaya agar segala sesuatu yang didemonstrasikan juga benar. (8) Berlatih, agar dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar diperlukan latihan yang intensif, dan memperhatikan aspek-aspek penting dari keterampilan atau konsep yang didemonstrasikan. (9) memberikan latihan terbimbing, salah satu tahap penting dalam pembelajaran langsung ialah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing.” Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan pada situasi yang baru. (10) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, tahap ini kadang-kadang disebut juga dengan tahap resitasi, yaitu guru memberikan beberapa pertanyaan lisan atau tertulis kepada siswa dan guru memberikan respons terhadap jawaban siswa. Kegiatan ini merupakan aspek
75 penting dalam pembelajaran langsung, karena tanpa mengetahui hasilnya, latihan tidak banyak manfaatnya bagi siswa. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik, contoh: umpan balik secara lisan, tes, dan komentar tertulis. Tanpa umpan balik spesifik, siswa tidak mungkin dapat memperbaiki kekurangannya, dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan keterampilan yang mantap. (11) memberikan kesempatan latihan mandiri, pada tahap ini, guru memberikan tugas kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang baru saja diperoleh secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan oleh siswa secara pribadi yang dilakukan di rumah atau di luar jam pelajaran.
Menurut Fakihuddin (2007:12), ”Pembelajaran remedial adalah suatu bentuk pembelajaran (sebagai upaya guru)
yang bersifat
menyembuhkan,membetulkan,membuat menjadi lebih baik sistem pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang optimal sebagaiman diharapkan.”
Menurut Djamarah dan Zain (2006:108) menjelaskan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam pembelajaran remedial yaitu: (1) mengulang pokok bahasan berikutnya, (2) mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai, (3) memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama-sama, (4) memberikan tugas-tugas khusus.
Menurut Abu ahmadi (2004 :154) tujuan kegiatan remedial adalah (1) agar siswa dapat memahami dirinya,khususnya prestasi belajarnya. (2) dapat memperbaiki/mengubah cara belajar siswa ke arah yang lebih baik. (3) dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat. (4) dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang jauh lebih baik. (5) dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa
Menurut Ahmadi (2004:184) Tutor adalah siswa yang sebaya yang ditunjuk/ditugaskan membantu temannya
yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antar teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru siswa.
Menurut Ahmadi (2004:184), “Pemilihan tutor ini didasarkan atas prestasi, punya hubungan sosial baik dan cukup disenangi oleh teman-temannya”. Dengan tutor ada kebaikannya, yaitu: (1) adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab, (2) tutor sendiri kegiatannya merupakan pengayaan dan menambah motivasi belajar, (3) dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri
Menurut Mustaqim dan abdul wahib (2003:113) menjelaskan ”Belajar tuntas berarti bahwa setiap anak dalam kelas yang anda hadapi akan secara tuntas menguasai pelajaran yang disajikan terlebih dahulu barulah dapat berpindah pada pelajaran berikutnya .”
Caroll (Fakihuddin,2007: 53) menjelaskan bahwa ketuntasan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: (1) waktu yang tersedia untuk menyelesaikan suatu bahan (scope) yang telah ditentukan, misalnya satu semester, (2) usaha yang dilakukan individu untuk menguasai bahan tersebut, (3) bakat seseorang yang sifatnya sangat indidual, (4) kualitas pembelajaran/pembelajaran atau tingkat kejelasan pembelajaran, misalnya: strategi, penjelasan yang diterima, pengaturan waktu dan materi pembelajaran, (5) kemampuan siswa untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari keseluruhan proses belajar mengajar yang dihadapainya.
Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu dari jurnal yang relevan dengan penelitian ini adalah :
Titik nur afifah (2010) dalam penelitiannya berjudul Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction dengan Media LCD Proyektor Dalam Upaya meningkatkatkan Hasil Belajar Siswa Mata pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1 Di SMA Negeri Rengel Tuban. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Kegiatan belajar
76 mengajar untuk model pembelajaran langsung dikatakan berhasil, sehingga dapat dijadikan acuan untuk kegiatan belajar mengajar selanjutnya dengan menerapkan model pembelajaran langsung. (2009)
Penelitian oleh Alfiyatul khasanah yang berjudul Pelaksanaan remedial melalui Tutor sebaya ntuk Meningkatkan Ketuntasan belajar Siswa Mata pelajaran Ekonomi Pada Siswa kelas XI IPS 1 SMAN 1 Taman. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Melalui tutor sebaya dapat mencapai ketuntasan belajar siswa.
Kerangka Berfikir
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research). Menurut Wina sanjaya
(2009:26), “Penelitian Tindakan Kelas diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memeecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut”. Penelitian ini akan meneliti tentang Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan remedial melalui tutor sebaya untuk mencapai ketuntasan belajar siswa pada kompetensi menyusun laporan keuangan kelas XI IPS 1 Di SMA Negeri 1 Kraksaan.
Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah di SMA Negeri 1 Kraksaan, yang terletak di Jl
Imam Bonjol no 13, Kraksaan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 di kelas XI IPS 1 Mata Pelajaran Akuntansi tahun ajaran 2011/2012. Fokus penelitian ini di kelas XI IPS 1 dengan jumlah peserta didik 33 siswa dengan siswa laki-laki berjumlah 19 dan siswa perempuan berjumlah 14 siswa.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS tahun ajaran 2011-2012 di SMA Negeri 1 Kraksaan yang terdiri atas 2 kelas yaitu kelas XI IPS 1 dan IPS 2 yang masing-masing kelas terdiri dari 33 siswa. Dipilihnya subjek penelitian ini karena kelas tersebut tingkat ketuntasan belajarnya masih rendah.
Objek penelitian adalah pembelajaran akuntansi dan ketuntasan belajar akuntansi.
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali putaran karena untuk menambah tingkat kepercayaan bahwa penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan remedial melalui tutor sebaya dapat menuntaskan hasil belajar siswa khususnya pada kompetensi menyusun laporan keuangan. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru dan pengamatan dilakukan oleh guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kraksaan dan mahasiswa Kanjuruan Malang jurusan pendidikan akuntansi 2008.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan pada gambar berikut ini:
Perencanaan SIKLUS I Tindakan Refleksi Pengamatan n Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Tindakan
Pengamatan Fakta :
ketuntasan belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi
rendah
Harapan: Siswa lebih mudah
memahami materi pembelajaran sehingga aktivitas dan ketuntasan
belajar tercapai
Masalah :
Ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS1 di
SMA Negeri 1 Kraksaan masih rendah
Solusi :
penerapan pembelajaran yang cocok (model pembelajaran langsung dengan remedial melalui
tutor sebaya)
Ketuntasan belajar akuntansi siswa tercapai
77 Gambar 3.1: Alur Penelitian Tindakan
Kelas
Sumber: Arikunto, Suharsimi (2009 : 16) Gambar diatas menjelaskan bahwa dalam tiap siklus terdapat empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi serta revisi. Hasil revisi yang berupa evaluasi merupakan acuan untuk pelaksanaan pada putaran berikutnya. Tahapannya dapat dijelaaskan sebagai berikut:
Tahap perencanan
Tahap ini peneliti menentukan dan merencanakan hal-hal yang nantinya akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang berupa perangkat pembelajaran yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap ini juga disiapkan instrument penelitian berupa lembar pengamatan,tes dan angket respon siswa terhadap penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan remedial melalui tutor sebaya.
Pelaksanaan
Tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan atau tindakan pokok dalam siklus Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya perubahan menuju arah perbaikan. Guru menerapkan model pembelajaran langsung dengan dilakukan pengamatan dampak dari pembelajaran tersebut, serta diakhir pelajaran guru memberikan tes tertulis berupa post test.
Pengamatan
Tahap pengamatan ini dilakukan analisis data untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan sehingga diketahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh dua pengamat. Data diperoleh dari lembar aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa, data yang berupa tes hasil belajar dan data respon siswa dari angket.
Refleksi
Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran, peneliti melakukan
refleksi rancangan untuk tindakan perbaikan untuk dilaksanakan pada putaran berikutnya.
Posedur penelitian dilakukan dengan langkah langkah berupa perencanan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi pada siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah prosedur penelitian yang digunakan pada tiap siklusnya: Tahap perencanaan pada siklus I, peneliti menyusun instrument pembelajaran terdiri dari RPP, silabus dan instrument penelitian yang terdiri dari lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa, dan soal post test I. Sedangkan tahap perencanaan pada siklus II, peneliti menyusun instrument pembelajaran terdiri dari RPP, silabus dan instrument penelitian yang terdiri dari lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa, dan soal post test II dan angket respon siswa. Selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan pada siklus I, peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar dikelas melalui penerapan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya pada kompetensi menyusun laporan keuangan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Kegiatan Awal
Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa
Memotivasi siswa dengan bertanya “menurut kalian apakah yang dimaksud laporan keuangan? (Fase -1 MPL)
Menyampaikan kompetensi dan indicator yang hendak dicapai serta tujuan pembelajaran. (Fase-1 MPL)
Kegiatan inti
Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan menjelasakan tentang pengertian laporan keuangan, macam-macam laporan keuangan,fungsi dan tujuan laporan keuangan, pengertian laporan laba rugi, isi laporan laba rugi, bentuk laporan laba rugi dan menyusun laporan laba rugi. (Fase-2 MPL)
Guru memberikan latihan soal kepada siswa (Fase-3 MPL)
78 Guru membimbing siswa mengerjakan latihan soal (Fase-3 MPL)
Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara memberikan soal post test
dan memberikan umpan balik (Fase-4 MPL)
Guru memberikan soal kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebagai media belajar dengan bimbingan tutor sebaya (Fase-5)
Guru memberikan soal remedi kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar (Fase-5)
Kegiatan Akhir
Guru memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Guru menyampaikan bahan ajar untuk materi berikutnya.
Tahap pelaksanaan pada siklus II yaitu:
Kegiatan Awal
Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa
Memotivasi siswa dengan bertanya “menurut kalian apakah yang dimaksud laporan perubahan modal? (Fase -1 MPL)
Menyampaikan kompetensi dan indikator yang hendak dicapai serta tujuan pembelajaran. (Fase-1 MPL) Kegiatan inti
Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan menjelasakan tentang pengertian laporan perubahan modal, isi laporan perubahan modal, menyusun laporan perubahan modal, menjelaskan pengertian laporan neraca, isi laporan neraca,bentuk laporan neraca dan menyusun laporan neraca. (Fase-2 MPL)
Guru memberikan latihan soal kepada siswa (Fase-3 MPL)
Guru membimbing siswa mengerjakan latihan soal (Fase-3 MPL)
Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara memberikan soal post test
dan memberikan umpan balik (Fase-4 MPL)
Guru memberikan soal kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan
belajar sebagai media belajar dengan bimbingan tutor sebaya (Fase-5)
Guru memberikan soal remedi kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar (Fase-5)
Kegiatan Akhir
Guru memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Guru menyampaikan bahan ajar untuk materi berikutnya.
Selanjutnya adalah tahap pengamatan pada siklus I dan II yang dibantu oleh guru mata pelajaran akuntansi dan rekan mahasiswa universitas kanjuruan malang sebagai pengamat untuk mengisi lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa. Tahap selanjutnya adalah refleksi, refleksi merupakan ulasan dari hasil tindakan dan observasi, dari refleksi di ungkapkan kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar. Kekurangan yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar akan menjadi acuan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada putaran selanjutnya.
Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini digunakan untuk membantu dan memudahkan kegiatan belajar dan memberikan variasi pengalaman belajar kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument pembelajaran yang terdiri dari silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Silabus
Rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran yang mencakup standard kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran yang digunakan oleh guru setiap kali pertemuan atau tatap muka
79 Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Lembar Observasi aktivitas guru
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya yaitu berupa lembar pengamatan yang di isi oleh dua pengamat (Guru akuntansi sebagai pengamat 1 dan rekan mahasiswa universitas kanjuruan malang sebagai pengamat 2).
Lembar observasi aktivitas siswa
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya yaitu berupa lembar pengamatan yang di isi oleh dua pengamat (Guru akuntansi sebagai pengamat 1 dan rekan mahasiswa universitas kanjuruan malang sebagai pengamat 2).
Lembar angket respon siswa
Lembar angket respon siswa berupa sejumlah pertanyaan tertulus untuk memperoleh informasi atau tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran langsung melalui tutor sebaya.
Soal post test
Alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam penelitian ini adalah tes. Tes dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung untuk mengadakan evaluasi hasil belajar siswa, sehingga dapat mengetahui sejauh mana ketuntasan belajar siswa dapat dicapai.
Soal tes ini disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tahap Penyusunan Tes
Bentuk tes hasil belajar adalah tes obyektif
Tahap Uji Coba Tes
Uji coba tes hasil belajar dilakukan oleh siswa
Tahap Analisis Butir Soal.
Tujuan analisis butir soal adalah untuk memperoleh informasi tentang validitas,
daya pembeda, tinkat kesukaran,dan reliabilitas.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari metode observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya. Pengamat aktivitas guru dan siswa terdiri dari 2 orang yaitu guru mata pelajaran akuntansi dan mahasiswa akuntansi Universitas kanjuruan Malang dengan mengisi lembar pengamatan, metode tes untuk mengetahui hasil ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kraksaandan metode angket untuk mengetahui hasil respon siswa terhadap pelaksanaan penerapan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya yang diberikan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kraksaan. Dari hasil respon siswa dapat diperoleh gambaran tentang berhasil atau tidaknya penerapan model pembelajaran langsung. Dengan remedial melalui tutor sebaya.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis aktivitas guru dan aktivitas siswa pada penerapan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya.
Digunakan ketentuan sebagai berikut: 1 = Buruk Sekali 2 = Buruk 3 = Sedang 4 = Baik 5 = Baik Sekali (Riduwan, 2010:13)
Analisis ketuntasan belajar siswa dihitung dengan cara sebagai berikut: (a) Untuk menilai ulangan atau tes formatif, Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang berasal dari perolehan nilai secara individual, berdasarkan skor yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh rata-rata kelas diambil dari penjumlahan nilai seluruh siswa yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut sehingga
80 diperoleh rata-rata tes formatif yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dengan :
: Nilai rata-rata
: Jumlah semua nilai siswa
: Jumlah siswa
(b) Untuk ketuntasan belajar, Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan secara kasikal.Siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan Individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65 %, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Trianto,2009:241). Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Kraksaan siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai skor minimal 76%. Hal ini merupakan ketentuan Kurikulum di SMA Negeri 1 Kraksaan
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: (1) Ketuntasan Individu (Trianto, 2009:241) Dimana: KB = Ketuntasan belajar
T = jumlah skor yang diperoleh siswa
Tt = jumlah skor total (2) Ketuntasan klasikal
%Ketuntasan = banyak siswa tuntas
Klasikal Jumlah siswa
Analisis respon siswa
Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan kegiatan remedial dengan metode tutor sebaya pada kompetensi menyusun laporan keuangan, maka data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Perhitungan persentase jawaban responden atas pernyataan dalam angket digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase Respon Siswa = x 100 %
(Trianto, 2009:243) Keterangan :
A : Proporsi siswa yang memilih B : Jumlah siswa (responden)
Kriteria persentase respon siswa adalah sebagai berikut :
0% - 20% : buruk sekali 21% - 40% : Buruk 41% - 60% : sedang 61% - 80% : baik 81% - 100% : baik sekali PEMBAHASAN Aktivitas Guru
Hasil analisis lembar pengamatan aktivitas guru selama menerapkan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya yang telah di isi oleh 2 pengamat yaitu Tasron, S.Pd. M.Pd. selaku guru akuntansi dan Narjus salam rekan mahasiswa jurusan akuntansi universitas kanjuruan malang selama 2 siklus. Hasil penilaian aktivitas guru dapat disajikan sebagai berikut:
Gambar Diagram 4.1 Rata-rata Penilaian Aktivitas
81 Berdasarkan diagram 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa hasilpengamatan aktivitas guru selama modelpembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya pada tiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I aktivitas guru mendapat nilai rata-rata sebesar 3,6 dengan kriteria sedang. Sedangkan pada kegiatan pembelajaran siklus II aktivitas guru mendapatkan nilai rata-rata sebesar 4,23 dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah melakukan perbaikan atas kekurangan-kekurangan pada siklus I.
Aktivitas Siswa
Hasil Penilaian aktivitas siswa dapat disajikan sebagai berikut:
Gambar Diagram 4.2 Rata-rata Penilaian Aktivitas Siswa
Tiap Siklus
Berdasarkan diagram 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor
sebaya padatiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I aktivitas siswa mendapat rata-rata nilai sebesar 3,38 yang termasuk dalam criteria sedang. Sedangkan pada siklus II aktivitas siswa mendapata rata-rata nilai sebesar 4 yang termasuk dalam criteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa setelah guru lebih memperhatikan aktivitasnya, yaitu dengan lebih meningkatkan untuk memotivasi sisawa, siswa yang semula malu menjadi lebih aktif bertanya.
Ketuntasan Belajar Siswa
Pada tiap siklus dapat diketahui bahwa siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kraksaan telah mencapai ketuntasan belajar setelah diterapkan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya dan mengalami peningkatan dimana pada siklus I rata rata nilai sebesar 79,54 dan pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I menjadi 83,48. Hal ini menunjukkan penerapan model pembelajaran langsung dengan remedial melaui tutor sebaya efektif dapat mencapai ketuntasan belajar siswa. Selanjutnya dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Hal ini terlihat pada siklus I ketuntasan klasikal sebesar 93,94%, sedangkan pada siklus II ketuntasan klasikal mengalami peningkatan menjadi 100%. Dari keseluruhan nilai yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada tiap siklus siswa mampu mencapai ketuntasan belajar.
Respon siswa
Dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran langsung dengan remedial melaui tutor sebaya diperoleh dari instrument angket sebesar 84,84%. Sebagian besar siswa setuju bahwa dengan menggunakan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya dapat membantu siswa mencapai ketuntasan belajar. Pertanyaan tersebut
82 mendapat persentase sebesar 84,84%. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya pada kompetensi menyusun laporan keuangan mendapatkan respon positif dari siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kraksaan. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan penyajian data dan pembahasan tentang penerapan model pembelajaran langsung dengan remedialmelalui tutor sebaya pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Aktivitas guru selama menerapkan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya pada setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I aktivitas guru mendapatkan nilai rata-rata 3,6 dengan kriteria sedang, sedangkan pada kegiatan pembelajaran siklus II aktivitas guru mendapatkan nilai rata-rata 4,23 dengan kriteria baik. (2) Aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya pada setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I aktivitas siswa mendapatkan nilai rata-rata 3,38 dengan kriteria sedang, sedangkan pada kegiatan pembelajaran siklus II aktivitas siswa mendapatkan nilai rata-rata 4 dengan kriteria baik. (3) Penerapan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya dapat meningkakan ketuntasan belahjar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa. Pada siklus I ketuntasan klasikal sebesar 93,94% sedangkan pada siklus II ketuntasan klasikal mengalami peningkatan yaitu sebesar 100%, (4) Penerapan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya mendapatkan respon yang positif dari siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kraksaan. Untuk respon yang terbesar menjawab setuju yaitu pada butir pertanyaan no.8 yaitu sebagian besar siswa setuju bahwa dengan menggunakan
model pembelajaran langsung dapat membantu siswa mencapai ketuntasan belajar dengan persentase sebesar 84,84%. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat saran dari peneliti, antara lain sebagai berikut : (1) Penerapan model pembelajaran langsung dengan remedial melalui tutor sebaya hendaknya dijadikan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran akuntansi pada kompetensi dasar yang lainnya. (2) Siswa diharapkan mempersiapkan terlebih dahulu segala sesuatunya sebelum pelaksanaan kegiatan belajar di kelas, sehingga akan memudahkan guru dalam memulai pelajaran dan pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004.Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor
yang mempengaruhi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Trianto. 2010. Mendesain Model
83
Konsep, Landasan dan
Implementasinya Pada kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Kharisma putra utama. Fakihuddin. 2007. Pembelajaran Remedial
dan Pengayaan. Malang:
Bayumedia Publishing Mustaqim dan Abdul wahid. 2003.
Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Nur afifah, Titik. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction dengan Media LCD Proyektor Dalam Upaya meningkatkatkan Hasil Belajar Siswa Mata
pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1
Di SMA Negeri Rengel Tuban.
Surabaya: UNESA
Chasanah, Alfiyaul. 2009. Pelaksanaan Remedial Melalui tutor sebaya Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMAN
1Taman. Surabaya: UNESA
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarata: Kencana prenada
media group.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran
Variabel-Variabel Penelitian.