• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. teori-teori dasar yang berkaitan diantaranya :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. teori-teori dasar yang berkaitan diantaranya :"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

8

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

Dengan judul “ Strategi media relations dalam mengelola citra (Studi kegiatan media relations pada Mercure Hotel Jakarta Kota), maka digunakan teori-teori dasar yang berkaitan diantaranya :

2.1.1 Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi, Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. (Mulyana, 2007: 46)

Komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih. Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagai

(2)

pengalaman”. Setiap makhluk hidup dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman. (Mulyana, 2007: 46)

Menurut Everett M. Rogers dalam buku Ilmu Komunikasi, mengatakan bahwa komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (Mulyana, 2007: 69)

Komunikasi menurut Hoveland (Wiryanto, 2004:7) adalah sebagai berikut:

“The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli to modify the behaviour of other individu.( Proses dimana seorang individu (komunikator) mengirimkan rangsangan untuk mengubah prilaku individu lainnya)”

Dari banyaknya definisi komunikasi yang ada, kita dapat menyimpulkan, bahwa pada intinya definisi komunikasi memiliki arti yang sama, yaitu menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada khalayak luas untuk satu tujuan, yaitu mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku orang lain sehingga menjadi satu pemikiran dengan kita. Namun, mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada sekarang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa definisi komunikasi akan terus berkembang ke depannya.

(3)

2.1.2 Komunikasi Massa

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, telah dilahirkan berbagai alat canggih untuk memenuhi kebutuhan manusia. Termasuk dalam Ilmu Komunikasi, sekarang kegiatan komunikasi tidak hanya dapat dilakukan secara tatap muka (face to face) tetapi juga melalui berbagai media massa yang ada. Namun, tanpa kita sadari, hidup kita telah dipengaruhi oleh kehadiran media massa. Tentu saja kita tidak dapat memahami segala informasi dan berbagai fenomena yang terjadi di berbagai belahan dunia tanpa adanya bantuan dari media massa. Oleh sebab itu, dapat dikatakan media massa cukup memberikan peran penting dalam kehidupan manusia.

Menurut Mulyana (2007: 83-84), komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, dan selintas (khususnya media elektronik). Hal ini juga yang menjadikan media massa sebagai alat komunikasi yang selalu menjadi andalan manusia dalam kesehariannya. Media massa secara umum juga memiliki beberapa fungsi yang dirasakan umat manusia, yaitu untuk informasi, untuk mendidik, untuk hiburan, dan untuk mempengaruhi.

(4)

Mendukung pernyataan tersebut, (Nurudin 2007: 3-4) juga menyimpulkan, pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa apa? Media massa (atau saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media yang bukan media massa yakni media tradisional seperti kentongan, angklung, gamelan, dan lain-lain. Jadi, di sini jelas media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa.

Dari kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa baik komunikasi massa dan media massa saling berkaitan satu sama lain karena komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa sehingga komunikasi massa tidak akan terjadi apabila tidak ada media sebagai elemen terpentingnya. Sebaliknya media massa juga membutuhkan pesan atau informasi untuk dikomunikasikan kembali.

Secara tidak langsung, media massa ternyata mampu mempengaruhi perilaku dan membentuk suatu budaya dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk hidup yang tidak pernah puas akan apa yang telah dimiliki akan terus melakukan penelitian dan menghasilkan berbagai penemuan, termasuk juga dalam bidang komunikasi. Proses panjang revolusi komunikasi inilah yang mempengaruhi bentuk komunikasi yang dapat kita nikmati saat ini, termasuk dengan hadirnya media massa dalam komunikasi massa. Dapat dikatakan bahwa perkembangan komunikasi sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Dengan hadirnya media massa maka kegiatan

(5)

komunikasi manusia menjadi lebih efektif karena dilakukan secara cepat dan serentak kepada banyak orang di berbagai belahan dunia.

2.1.3 Komunikasi Antarpribadi

Dari sudut aktivitasnya, komunikasi antarmanusia itu melalui beberapa-tahap, yaitu tahap intrapribadi (intrapersonal communication), kemudian tahap komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), dan group communication.

Intrapersonal communication adalah komunikasi dengan dirinya sendiri. Ini merupakan cara di mana individu mengolah informasi atas dasar pengalaman hidup mereka sendiri. Oleh karena itu, komunikasi akan mengalami hambatan/kendala yang serius apabila yang melakukan komunikasi itu memiliki pengalaman hidup yang sangat berbeda. Ada yang mengatakan bahwa intrapersonal communication itu tidak lain adalah proses berpikir yang terjadi pada diri seseorang sebelum mengambil keputusan untuk menerima atau menolak stimulus yang dihadapinya. (Wiryanto, 2004:88)

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) sering dilakukan secara tatap muka (face to face) . Oleh karena itu, bahasa/kata-kata merupakan sarana utamanya. Sekalipun demikian, penggunaan secara kombinasi dan sekaligus antara berbagai simbol-simbol lainnya, seperti gerakan tangan, ekspresi wajah dan sebagainya tentulah lebih positif karena dapat lebih mempertegas makna informasi dalam komunikasi yang sedang dilakukan. (Wiryanto, 2004:90)

(6)

Dalam definisi komunikasi antarpribadi berdasarkan komponen, kita dapat melakukan identifikasi komponen-komponen utama dari komunikasi antarpribadi tersebut, sementara dalam definisi berdasarkan hubungan atau diadik, komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai komunikasi yang berlangsung antara 2 orang yang mempunyai hubungan yang jelas; dalam definisi berdasarkan pengembangan, komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai suatu perkembangan atau kemajuan dari komunikasi tak-pribadi pada satu ekstrem ke komunikasi pribadi di ekstrem yang lain.

Komunikasi antarpribadi dibedakan dari jenis komunikasi yang lain karena (1) prediksi lebih didasarkan atas data psikologis ketimbang data sosiologi; (2) prediksi didasarkan atas pengetahuan yang menjelaskan (explanatory knowledge) tentang satu sama lain; dan (3) perilaku didasarkan pada aturan-aturan yang ditetapkan secara pribadi. Hubungan antarpribadi terbina melalui tahap-tahap. Setidak-tidaknya ada lima tahap kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan, dan pemutusan. Sementara itu daya tarik antarpribadi bergantung pada sedikitnya lima faktor, yaitu: daya tarik (fisik dan kepribadian); kedekatan; pengukuhan; kesamaan; dan komplementaritas. (Wiryanto, 2004:101)

Komunikasi antarpribadi berlangsung pada saat PR Mercure Hotel berhadapan langsung (face to face) dengan para media. PR Mercure Hotel sangat sering bertemu langsung dengan media dalam menjalankan berbagai kegiatannya. Oleh karena itu, komunikasi antar pribadi sering terjadi diantara PR Mercure dan media yang bekerjasama dengan Mercure Hotel.

(7)

2.1.4 Public Relations

Dalam melakukan kegiatan komunikasi tidak hanya manusia secara individu, tetapi manusia secara berkelompok atau organisasi juga perlu untuk berkomunikasi. Mercure Hotel Jakarta Kota berkomunikasi untuk menyampaikan makna atau informasi kepada publik atau masyarakat. Makna yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman dan diharapkan dapat mempengaruhi konsumen atau tamu hotel untuk memilih Mercure Hotel Jakarta Kota sebagai hotel favorit untuk menginap.

Public Relations memiliki pengertian yang cukup luas dan didefinisikan berbeda oleh para ahli. Namun, penulis melihat ada beberapa persamaan definisi Public Relations yaitu mengacu sebagai pelaksana manajemen fungsi di suatu perusahaan, organisasi ataupun hotel. Definisi Public Relations sebagai pelaksana manajemen fungsi adalah Public Relation merupakan suatu bagian manajemen dalam suatu organisasi yang mengakomodir kepentingan suatu lembaga/organisasi dalam menjalin relasi/hubungan yang baik khalayak organisasi yang dilayani untuk mencapai tujuan organisasi yakni menciptakan dan menjaga image/citra yang positif (community relations) terhadap publiknya baik internal ataupun eksternal. (Iriantara,2005:6).

Sementara Dr. Rex F. Harlow dalam Nova (2011:44) memberi definisi PR sebagai fungsi manajemen khusus yang membantu pembentukan dan pemeliharaan garis komunikasi dua arah, saling pengertian, saling menerima dan bekerja sama antara satu organisasi atau perusahaan dan masyarakat yang melibatkan manajemen masalah, membantu manajemen untuk selalu mendapatkan informasi dan merespons pendapat umum,

(8)

mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen dalam melayani kepentingan masyarakat, membantu manajemen untuk mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berfungsi sebagai peringatan awal untuk yang masuk akal dan etis sebagai sarana utamanya.

Kesimpulannya Public Relations merupakan ujung tombak perusahaan di tengah-tengah era komunikasi saat ini. Fungsi manajemen dalam suatu perusahaan dan sebagai mediator yang mengatur segala kegiatan penyaluran atau penyampaian komunikasi perusahaan kepada publiknya dalam kegiatan pemberian informasi dan menampung segala kritik atau saran yang diberikan oleh publik sehingga menciptakan dukungan publik terhadap kelancaran berlangsungnya suatu perusahaan dan menciptakan hubungan yang harmonis diantara keduanya.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Media Relations

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tujuan yang ingin dicapai public relations dalam melakukan tugas operasionalnya adalah menjalin hubungan baik dengan publiknya sehingga dapat menjaga dan meningkatkan citranya di mata publiknya tersebut. Salah satu cara untuk menjaga dan meningkatkan citra tersebut adalah dengan melakukan kegiatan media relations. Saat ini, manusia hidup berdampingan dengan media massa. Dan hampir setiap hari, manusia menggunakan media massa sebagai sumber informasi maupun untuk hiburan. Kegiatan media relations dapat menjadi tolak ukur

(9)

keberhasilan PR dalam menciptakan opini publik terhadap perusahaannya.

Iriantara (2005: 32) menegaskan, media relations merupakan bagian dari PR eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komuniaksi antara organisasi dan publik-publiknya untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengertian media relation adalah kegiatan komunikasi public relation untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang (Wardhani, 2008:31).

Media massa menjadi penting bagi kegiatan dan program PR lantaran media massa memang memiliki kekuatan. Bukan sekadar mampu menyampaikan pesan kepada jutaan khalayak sekaligus. Tetapi lebih karena media menjalankan fungsi mendidik, mempengaruhi, menginformasikan, dan memiliki potensi untuk membangkitkan kesadaran; mengubah sikap; pendapat dan perilaku; mendorong tindakan; dan ada juga yang menyebutkan bahwa media massa bisa membantu kita merumuskan cara memandang dunia. Dengan menyadari dan mengetahui pentingnya posisi media dalam program dan kegiatan PR itu, maka menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan media massa menjadi keniscayaan. Tanpa jalinan hubungan yang baik dengan media, bisa jadi satu kegiatan PR tak akan mencapai tujuannya (Iriantara, 2005: 12-13).

(10)

2.2.1.1 Strategi Media Relations

Public Relations dan iklan adalah dua hal yang berbeda. Berkomunikasi sebagai kegiatan public relations seperti melalui siaran pers, tentu cuma-Cuma. Sedangkan iklan, diharuskan mengeluarkan biaya. Berita tentang organisasi atau produk dinilai lebih terpercaya dibandingkan iklan tentang organisasi atau produknya. Sehingga siaran pers itu meski secara teknis dibuat seperti berita namun tidak memiliki nilai berita. Hal tersebut merupakan “iklan dalam bentuk pemberitaan” (Iriantara,2005:78). Disinilah pentingnya kita memahami yang bisa diterapkan dalam menjalankan media relations. Beberapa strategi media relations :

1. Mengelola Relasi

Mengelola relasi yang baik dengan media menjadi sangat penting untuk menunjang kegiatan PR. Bahkan dibanyak organisasi didasarkan pada jumlah pemberitaan yang dikeluarkan atau disiarkan oleh media massa. Berita yang dimuat pada media cetak yang besar dan berpengaruh atau media nasional makan dipandang lebih bergengsi dibandingkan dengan dimuat pada media lokal yang kecil. Pandangan seperti ini jelas melupakan tujuan berkomunikasi yang dijalankan pada kegiatan public relations. Menjalin hubungan baik dengan institusi media massa diperlukan, hubungan pribadi yg lepas dari hubungan tugas seperti layaknya pertemanan. Contohnya menanyakan jumlah anak, dan masalah umum lainnya. Dengan demikian pada dasarnya menjalin

(11)

dan mengelola relasi dengan media massa bisa dibangun melalui dua bentuk relasi, yaitu relasi tugas dan relasi pribadi.

2. Mengembangkan strategi

Taktik-taktik yang digunakan dari strategi sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya meliputi:

a. Terus menerus mengembangkan materi PR untuk ,media massa

b. Menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan pesan kepada publik.

c. Membangun dan memelihara kontak dengan media massa, misalnya dengan wartawannya.

d. Memposisikan organisasi sebagai sumber informasi handal untuk media massa dalam bidang tertentu.

e. Selalu berkordinasi dengan bagian-bagian lain dalam perusahaan sehingga mendapat informasi yang mutakhir. 3. Mengembangkan Jaringan

Jaringan merupakan kata kunci dalam berbagai kegiatan. Daftar media merupakan daftar untuk mengembangkan jaringan relasi dan komunikasi dalam konteks media relations. Aglolia (2003) menguraikan pentingnya mengembangkan jaringan dengan para wartawan. Dia menguraikan, pada awalnya membuka relasi dengan para wartawan lokal lalu berkembang mengembangkan relasi dengan wartawan nasional. Relasi dengan wartawan itu membuka peluang bagi kita dijadikan sebagai sumber berita. Hal inilah yang pada gilirannya akan membuat kegiatan-kegiatan

(12)

dalam program media relations akhirnya mendapat perhatian media massa. ( Iriantara, 2005:78-97 )

2.2.1.2 Kegiatan Media Relations

Dalam upaya melaksanakan dan menjalin media relations, maka public relations harus melakukan berbagai kegiatan yang bersentuhan langsung dengan pers. Terdapat tujuh bentuk kegiatan Media relations (Soemirat dan Ardianto, 2010:128) yaitu:

1. Konferensi Pers

Adalah suatu jumpa pers yang diberikan secara simultan/ berbarengan oleh seorang pejabat pemerintahan atau swasta kepada sekelompok wartawan, bahkan bisa ratusan wartawan sekaligus. Syarat utama dari sebuah konferensi pers adalah berita yang disampaikan kepada wartawan sangat penting.

2. Press Briefing

Adalah diselenggarakan secara regular oleh pejabat PR. Dalam kegiatan ini disampaikan informasi-informasi mengenai kegiatan yang baru terjadi kepada pers, juga diadakan tanggapan atau pertanyaan bila wartawan belum puas dan menginginkan keterangan lebih rinci.

(13)

3. Press Tour

Adalah diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk mengunjungi daerah tertentu dan merekapun (pers) diajak menikmati objek wisata yang menarik.

4. Press Release

Adalah sebagai publisitas yaitu media yang banyak digunakan dalam kegiatan kehumasan karena dapat menyebarkan berita

5. Special Event

Adalah peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan PR yang penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan, mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera publik.

6. Pers Luncheon

Adalah pejabat public relations mengadakan jamuan makan siang bagi para wakil media massa/ wartawan, sehingga pada kesempatan ini pihak pers bisa bertemu dengan top manajemen perusahaan/ lembaga guna mendengarkan perkembangan perusahaan/ lembaga tersebut.

7. Wawancara Pers

Wawancara pers sifatnya lebih pribadi, lebih individual. PR atau top manajemen yang diwawancarai hanya berhadapan dengan wartawan yang bersangkutan.

(14)

2.2.1.3 Manfaat Media Relations

Melalui aktivitas media relations, maka hubungan antara organisasi dengan media yang diwakili oleh praktisi public relations dan wartawan diharapkan akan lebih baik dan positif. Dengan demikian manfaat media relations dapat dirasakan oleh kedua pihak.

Manfaat media relations antara lain (Nova, 2011:211)

1. Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dan media massa

2. Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati dan menghargai, serta kejujuran dan kepercayaan

3. Penyampaian atau perolehan informasi yang akurat, jujur dan mampu memberikan pencerahan bagi publik.

Dengan adanya manfaat media relations tersebut hendaknya dapat dirasakan oleh kedua belah pihak yaitu public relations dan media massa, diharapkan hubungan media dapat mempermudah kedua belah pihak saling memahami situasi dan kondisi kerja masing-masing. Selain itu, bisa saling mendiskusikan hal-hal terbaik untuk kerjasama antara kedua belah pihak.

(15)

2.2.2 Citra

2.2.2.1 Pengertian Citra

Citra bagi sebuah perusahaan merupakan hal yang berperan penting, karena citra merupakan salah satu tujuan utama yang hendak dicapai oleh Public Relations. Citra yang positif diharapkan dapat menciptakan ketertarikan seseorang pada organisasi atau perusahaan sehingga seseorang dapat memberikan dukungannya terhadap organisasi atau perusahaan tersebut.

Citra berkaitan dengan suatu penilaian, tanggapan, opini, kepercayaan publik, asosiasi atau simbol-simbol tertentu terhadap bentuk pelayanan, nama perusahaan dan merek suatu produk barang atau jasa dari pihak publik sebagai khalayak sasaran. Citra tersebut dapat bersifat positif atau negatif. (Ruslan, 2010: 71)

Citra merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap gambaran yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan dalam benak seseorang. Citra dapat diukur melalui pendapat, kesan atau respon seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam pikiran setiap individu mengenai suatu objek, bagaimana mereka memahaminya dan apa yang mereka sukai atau yang tidak disukai dari objek tersebut.

Suatu citra bisa sangat kaya makna atau sederhana saja. Citra dapat berjalan stabil dari waktu ke waktu atau sebaliknya bisa berubah dinamis, diperkaya oleh jutaan pengalaman dan berbagai jalan pikiran asosiatif. Setiap orang bisa melihat citra suatu objek berbeda-beda,

(16)

tergantung pada persepsi yang ada pada dirinya mengenai objek tersebut atau sebaliknya citra bisa diterima relatif sama pada setiap anggota masyarakat, ini yang biasa disebut opini publik.

Menurut Frank Jeffkins (Nova, 2011:298), bahwa secara umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.

Adapun menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Firsan Nova, citra (image) didefinisikan sebagai berikut:

a. Gambaran antara fisik yang menyerupai kenyataan seperti manusia, binatang atau benda sebagai hasil lukisan, perekaman oleh kamera foto, film, atau televisi;

b. Penampilan secara optis dari suatu objek seperti yang dipantulkan oleh sebuah cermin;

c. Perwakilan atau representasi secara mental dari sesuatu baik manusia benda atau lembaga yang mengandung kesan tertentu.

Dalam citra terdapat tiga hal penting, yaitu kesan objek, proses terbentuknya citra, dan sumber terpercaya. Objek meliputi individu maupun perusahaan yang terdiri dari sekelompok orang yang di dalamnya terjadi penerimaan informasi setiap waktu. Kepercayaan akan objek terhadap sumber informasi memberikan dasar akan penerimaan atau penolakan informasi. Sumber informasi dapat berasal dari perusahaan secara langsung maupun dari pihak-pihak lain secara tidak langsung. Citra dari perusahaan menunjukkan kesan mengenai objek

(17)

terhadap perusahaan dengan memproses informasi setiap waktu dari berbagai sumber yang dapat dipercaya.

2.2.2.2 Jenis – Jenis Citra

Beberapa jenis citra menurut Jefkins (Ardianto, 2010:100), yaitu : 1. Citra Bayangan (mirror image)

Citra bayangan adalah citra yang melekat pada orang dalam atau anggotaanggota organisasi mengenai anggapan pihak luar terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat. Bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat tidak memadai nya informasi, pengetahuan, ataupun pengalaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pandangan dan pendapat pihak-pihak luar. Melalui penelitian yang mendalam akan segera terungkap bahwa citra bayangan itu hampir tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya.

Citra bayangan tersebut seringkali tidak tepat, karena orang dalam atau organisasi menganggap orang luar atau orang lain memiliki pandangan yang sama dan berpendapat bahwa citranya sudah baik, padahal belum tentu orang luar juga beranggapan sama seperti apa yang kita bayangan. Citra bayangan diakibatkan kurangnya informasi, pengetahuan, dan pemahaman yang dimiliki organisasi tersebut mengenai pandangan atau pendapat pihak luar.

2. Citra yang Berlaku (current image)

Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang sesuai dengan kenyataan. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka

(18)

yang mempercayainya. Citra yang berlaku tidak harus selalu menyenangkan tetapi harus akurat dan didasarkan pada informasi yang benar mengenai sebuah perusahaan. Tugas Public Relations adalah berusaha menyampaikan informasi yang selengkap - lengkapnya mengenai perusahaan dan memastikan bahwa informasi tersebut sampai dan dapat dimengerti oleh publik sehingga akan tercipta current Image yang positif dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

3. Citra yang diharapkan (wish image)

Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada. Namun secara umum citra harapan adalah sesuatu yang berkonotasi lebih baik.

Wish image merupakan citra yang diharapkan oleh pihak manajemen. Pihak perusahaan melalui Public Relations melakukan kegiatan-kegiatan dan berupaya untuk selalu menjalin hubungan yang harmonis dengan para publiknya. Hal tersebut karena pihak perusahaan mengharapkan citra yang positif dimata publiknya. Jadi kegiatan - kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations diharapkan berperan dalam menciptakan citra positif seperti yang diharapkan oleh pihak manajemen.

4. Citra Perusahaan ( corporate image )

Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruham, bukan sekedar citra atas produk dan pelayannanya. Citra perusahaan terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas keuangan, kualitas

(19)

produk, hubungan yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, dan komitmen mengadakan riset.

5. Citra majemuk (multiple image).

Variasi citra harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan. Banyak cara untuk itu, antara lain adalah mewajibkan semua karyawan mengenakan pakaian seragam, menyamakan jenis dan warna mobil dinas simbol - simbol tertentu, dan sebagainya.

Multiple image sedapat mungkin harus dihindari oleh suatu perusahaan, karena dikawatirkan dapat menimbulkan kesalahpahaman dimata publik mengenai perusahaan kita. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah multiple image adalah keseragaman desain dan warna berbagai perlengkapan perusahaan yang disesuaikan dengan logo atau simbol dari perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk membentuk identitas perusahaan yang jelas, seragam dan konsisten. Usaha pencegahan multiple image ini sebenarnya sejalan dengan usaha untuk menciptakan citra perusahaan yang kuat dimata publik.

Dari kelima jenis citra diatas, penulis memilih citra perusahaan (corporate image) karena citra perusahaan merupakan citra organisasi secara keseluruhan, dilihat dari sejarah perusahaan serta hubungan yang baik dengan media. Penulis berpendapat bahwa mempertahankan citra yang baik tidaklah mudah dan melihat sejarah Mercure Hotel yang berdiri cukup lama pasti memiliki pengalaman yang baik dan buruk dalam mengelola citranya hingga saat ini.

(20)

2.2.2.3 Tujuan Citra

Citra positif mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan memiliki citra yang positif, suatu perusahaan akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari publiknya. Disamping itu dengan memiliki citra yang positif suatu perusahaan akan lebih mudah dalam menjalin kerja sama yang baik dan saling menguntungkan dengan berbagai pihak. Agar suatu perusahaan atau organisasi memperoleh citra yang baik maka Public Relations dapat mengupayakan dengan jalan menciptakan sesuatu yang baik untuk menunjang tercapainya tujuan.

Menurut Yulianita (2004: 115) tujuan citra adalah :

1. Menciptakan public understanding (pengertian publik). Dalam hal ini publik memahami organisasi/perusahaan apakah itu dalam hal produk/jasanya, aktifitas - aktifitasnya, reputasinya, perilaku manajemen, dan sebagainya.

2. Public Confidence (adanya kepercayaan publik terhadap organisasi atau perusahaan kita). Publik percaya bahwa hal - hal yang berkaitan dengan organisasi atau perusahaan adalah benar adanya.

3. Public Support (adanya unsur dukungan dari publik terhadap organisasi kita) baik dalam bentuk material (membeli produk kita) maupun spiritual (dalam bentuk pendapat/fikiran untuk menunjang keberhasilan perusahaan kita).

(21)

4. Public Cooperation (adanya kerjasama dari publik terhadap organisasi kita). Jika ketiga tahapan diatas dapat dapat terlalui maka akan mempermudah adanya kerjasama dari pubik yang berkepentingan terhadap organisasi kita guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama.

Dengan memiliki citra yang positif, sebuah organisasi atau perusahaan akan lebih mudah dalam mendapatkan pengertian, kepercayaan, serta dukungan dari publik. Jika pengertian, kepercayaan serta dukungan dari publik telah diperoleh maka organisasi atau perusahaan akan mudah juga dalam menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.

2.2.2.4 Manfaat Citra Bagi Perusahaan

Citra sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan, citra juga jarang disadari oleh perusahaan-perusahaan dalam jangka panjang akan memberi banyak manfaat bagi perusahan, seperti yang disebutkan oleh Sutojo (2004:3) dalam bukunya “Membangun citra Perusahaan”, yaitu :

a. Daya saing jangka menengah dan jangka panjang yang mantap (Mid and Long Term Sustainable Competitive Position).

b. Menjadi perisai selama krisis (An Insurance for Adversetimes). c. Menjadi daya tarik eksekutif handal (Attracting The Best

Executive Available).

d. Menyatakan efektifitas strategi pemasaran (Increasing the Effectiveness of Marketing Instruments).

(22)

Dengan demikian, diketahui bahwa citra perusahaan sangatlah penting diciptakan dan dibentuk, sehingga dapat menjadi indentitas tersendiri bagi perusahaan. Karena citra perusahaan merupakan hal yang sensitif dan sangat berperan, maka sangatlah perlu membentuk citra perusahaan yang positif, karena hal tersebut akan memiliki pengaruh jangka panjang untuk kepentingan perusahaan itu sendiri. Dan tentunya akan meningkatkan kepercayaan serta penilaian yang baik dari publik mengenai perusahaan.

2.3 Penelitian Terdahulu

a. Penulis : Aryanti Puspokusumo. Tahun : 2011. Volume 2 No. 1 Mei 2011: 202-215. Judul: Peranan Management Public Relations Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan Jasa Perhotelan: Studi Kualitatif Pada Re-Opening Hotel Mandarin Oriental, Jakarta. Peran Public Relations pada saat re-opening Hotel Mandarin Oriental Jakarta sangatlah penting. Mereka adalah jembatan penghubung antara pihak hotel dengan publiknya karena melalui mereka pihak perusahaan dapat menyampaikan pesannya kepada publik. Publik dapat mengetahui bahwa hotel ini telah melakukan re-opening melalui upaya yang dilakukan oleh Public Relations seperti penyelenggaraan acara Paket Valentine dan Acara Perayaan Imlek. Selain itu pemasangan iklan di media-media sangat berperan penting untuk promosi hotel ini. Pembuatan Press Release yang kemudian didistribusikan kepada para wartawan berguna sebagai informasi penting yang dapat disampaikan melalui media kepada masyarakat. Media Relations yang selama ini dilakukan dapat membina hubungan baik dengan wartawan

(23)

sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak. Upaya-upaya yang dilakukan di atas adalah usaha untuk membangun brand awareness terhadap publik jika pihak hotel ingin publik mengetahui bahwa hotel ini telah beroperasi kembali.

Berdasarkan penelitian di atas, kaitannya dengan penelitian yang dilakukan yaitu memiliki objek penelitian yang sama yaitu perhotelan. Selain itu keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk kepentingan citra perusahaan, dengan lebih mengedepankan peran dari public relations seperti menajlin hubungan yang baik dengan media dan menjalankan kegiatan seperti press release untuk diberikan kepada wartawan dan disebarkan ke masyarakat.

b. Penulis : Felicia Sina Sari. Tahun : 2011. Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun III/02/2011. Judul : Pengaruh Public Relations Terhadap Penciptaan Citra Merek Cafe Gran Via. Peran MPR Café Gran Via, maka secara keseluruhannya dapat disimpulkan PR dapat berperan dalam membantu manajemen, menumbuhkambangkan kesadaran konsumen terhadap produk yang diluncurkan melalui event food festival yang bertaraf internasional, Café Gran Via langsung mendatangkan chef dari negara yang sesuai dengan tema event , kemudian memperkenalkan produk makanan dan minuman baru melalui billboard dan artikel di koran, membagikan flyer yang informatif dan menatik kepada konsumen. Penanganan keluhan yang dilakukan PR yaitu dengan tanggap dalam menanggapi kritik dan saran yang diberikan pengunjung, dan sopan dalam menanggapi keluhan yang ada. membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk yang ada melalui

(24)

majalah, surat kabar, internet, dan bekerja sama dengan pihak eksternal dan mempertahankan citra Café Gran Via dari segi kualitas makanan, pelayanan dan penciptaan suasana yang kondusif bagi pengunjungnya.

Penelitian diatas memiliki kaitan dengan penelitian yang dilakukan penulis karena memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membentuk dan mengelola citra perusahaan dengan membuat berbagai kegiatan seperti menyebarkan flyer dan bekerja sama dengan media cetak maupun elektronik dalam memberikan informasi kepada masyarakat.

3 Penulis : Essienubong H. Ikpe. Tahun : 2010. J Communication, 1(2): 59-68 (2010). Judul : The Era of New Media Technologies and the Challenges of Media Relations Practise in Nigeria. Ketika menggunakan media baru, praktek media relasi akan lebih efektif dan efisien Media baru membantu meningkatkan efisiensi kerja dan kecepatan serta mengurangi biaya . Media baru memungkinkan praktisi media relations untuk berkomunikasi dengan media baru dengan cara yang kreatif dan menciptakan kepercayaan bukan hanya dengan media melainkan dengan publik juga. Beberapa contoh dari media baru seperti internet, mobile phones, video conferencing, email, chat rooms, online newspapers, online magazines dan media sosial.

Penelitian diatas memiliki kaitan dengan penelitian yang dilakukan karena penulis melihat bahwa Mercure Hotel Jakarta Kota belum sepenuhnya menggunakan media teknologi untuk menjalin hubungan dengan media, seperti belum menggunakan media sosial untuk memberikan informasi kepada publik.

(25)

2.4 Kerangka Teori 2.5 Kerangka Pikir Strategi Media Relations Citra Teori Umum Komunikasi Komunikasi Massa Teori Khusus Media Relations Strategi Media Relations Kegiatan Media Relations Citra

Kegiatan Media Relations a. Press release b. Special Event c. Pers Luncheon d. Wawancara Pers e. Media Visit Komunikasi Antar Pribadi Public Relations

(26)

Maksud dari kerangka pikir di atas yaitu Mercure Hotel melakukan media relations dimulai dari strateginya untuk mengelola relasi dengan media dan mengembangkan jaringan dengan para wartawan. Kemudian melakukan kegiatan media relations untuk menjalin hubungan yang baik dengan media. Disini Mercure Hotel menjalankan kegiatan media relations untuk membantu dalam mengelola citra. Media relations bertujuan untuk mendapatkan sajian berita yang dikemas secara positif, berisi mengenai informasi Mercure Hotel Jakarta Kota (promo atau event khusus) ataupun berita yang merupakan fakta yang tidak direkayasa. Media di mata khalayak dianggap sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya. Informasi atau berita yang disajikan dapat membantu dalam mengelola citra dan bisa menghasilkan citra yang baik bagi Mercure Hotel Jakarta Kota.

Referensi

Dokumen terkait

Uskup mempunyai kepenuhan sakramen tahbisan, maka ia menjadi “pengurus rahmat imamat tertinggi”, terutama dalam Ekaristi… Gereja Kristus sungguh hadir dalam jemaat beriman

Studi lapangan dilakukan di PDAM Jombang dan instansi-instansi terkait dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan air bersih penduduk, fasilitas sosial dan ekonomi dan

Target penerimaan perpajakan pada APBN tahun 2013 ditetapkan sebesar Rp1.193,0 triliun, terdiri atas pendapatan pajak dalam negeri sebesar Rp1.134,3 triliun

Skripsi adalah laporan akhir dari hasil tugas akhir yang harus dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan menjadi bahan evaluasi penting dalam tugas akhir.. Tujuan

79 Berdasarkan interpretasi picking horison yang terdiri dari lima horison, serta berdasarkan analisis stratigrafi maupun struktur pada data seismik (Gambar 6.10), dapat

merugikan secara material namun jika untuk pasien BPJS merugikan material.Jika pasien BPJS mendapatkan kamar yang tidak sesuai dengan kelas BPJS nya maka hal tersebut

Isolat bakteri penambat N non-simbiotik pada sampel tanah HTA1 memperlihatkan bentuk, tepian dan elevasi yang berbeda-beda dengan warna koloni yang didominasi oleh

[r]