BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Keadaan Umum Lokasi
a. Letak GeografisKota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis
mempunyai luas 79,03 km2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi Gorontalo. Kota Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 Kelurahan. Kecamatan dengan
luas terbesar adalah Kecamatan Kota Barat. Secara astronomis Kota Gorontalo
terletak antara 00028’17” – 00035’56” Lintang Utara dan antara 1220 59’44” – 1230 05’59” Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Gorontalo memiliki batas-batas :
Utara : Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango.
Selatan : Teluk Tomini.
Barat : Kecamatan Telaga dan Batudaaa Kabupaten Gorontalo.
Timur : Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.
Luas wilayah menurut Kecamatan yang berada di Kota Gorontalo dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2011
No Kecamatan Luas
Berdasarkan Tabel 1. Menunjukan bahwa Kecamatan yang memiliki luas
wilayah terbesar yaitu Kota Barat 20,08 km2 sedangkan Kecamatan Dungingi merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil yaitu 4,67 km2.
1. Keadaan Penduduk
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2011, jumlah penduduk Kota
Gorontalo adalah 196.897 orang, dan masing-masing di setiap Kecamatan yang
berada di Kota Gorontalo terdapat pada tabel 2.
Tabel 2. Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2011
No Kecamatan Penduduk
Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2011
Berdasarkan Tabel 2. Menunjukan bahwa Kecamatan Kota Tengah, Kota
Timur, dan Dungingi merupakan tiga Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak,
yaitu masing-masing 27.911 orang, 27.191 orang, dan 24.533 orang. Sedangkan
Kecamatan dengan penduduk paling sedikit adalah Hulonthalangi yaitu 16.902 orang.
2. Pemerintahan
Sejak akhir tahun 2010, kota Gorontalo terdiri atas Sembilan Kecamatan, yaitu
Kecamatan Kota Barat, Kecamatan Dungingi, Kecamatan Kota Selatan, Kecamatan
Kota Timur, Kecamatan Hulonthalangi, Kecamatan Dumbo Raya, Kecamatan Kota
Utara, Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Sipatana. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 3. Kelurahan, Lingkungan, RW, dan RT menurut Kecamatan di Kota
Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2011
Berdasarkan Tabel 3. Menunjukan bahwa Kecamatan Kota Barat merupakan
Kecamatan terbanyak yang memiliki 7 Kelurahan, 30 Lingkungan, 34 RW, dan 122
RT, sedangkan yang paling sedikit terdapat pada Kecamatan Sipatana yaitu sebanyak
5 Kelurahan, 14 Lingkungan, 12 RW, dan 27 RT.
B. Deskripsi UPTD TPI-PPI Tenda Kota Gorontalo
UPTD TPI-PPI adalah salah satu lembaga pelaksana teknis dinas dibawah garis
komando Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota
Gorontalo. Sebagai sarana transaksi hasil-hasil usaha perikanan terbesar di Provinsi
Gorontalo bahkan Teluk Tomini dan sekitarnya, PPI Kota Gorontalo dari tahun
ketahun terus berbenah diri. Dari segi manajemen dan penataan, selalu membuka
setiap pelaku maupun pembeli yang ingin menggunakan kawasan transaksi agar
selalu tersedia bahan baku ikan untuk menunjang kebutuhan konsumen yang datang
langsung ke kawasan transaksi UPTD TPI-PPI atau konsumen yang menggunakan
jasa pedagang besar, pedagang kecil dan pedagang keliling dengan menggunakan
sepeda motor ikan yang diantar langsung kelokasi/perumahan calon pembeli.
Rekapitulasi Potensi Pengguna Kawasan Di UPTD TPI-PPI Pangkalan Pendaratan
Tabel 4. Rekapitulasi Potensi Pengguna Kawasan Di UPTD TPI-PPI Pangkalan Pendaratan Ikan Kota Gorontalo, dapat di lihat pada Tabel dibawah ini
No Bulan Data potensi
Pedagang besar Pedagang kecil Pedagang keliling
1. Januari 42 Orang 40 Orang 50 Orang
2. Februari 42 Orang 40 Orang 50 Orang
3. Maret 42 Orang 40 Orang 50 Orang
4. April 42 Orang 40 Orang 50 Orang
5. Mei 42 Orang 40 Orang 50 Orang
6. Juni 42 Orang 40 Orang 50 Orang
7. Juli 42 Orang 40 Orang 50 Orang
8. Agustus 42 Orang 40 Orang 50 Orang
9. September 42 Orang 40 Orang 50 Orang
10. Oktober 42 Orang 40 Orang 50 Orang
11. November 42 Orang 40 Orang 50 Orang
12. Desember 42 Orang 40 Orang 50 Orang
Jumlah 504 Orang 480 Orang 600 Orang
Total 42 Orang 40 Orang 50 Orang
Sumber: UPTD TPI-PPI Kota Gorontalo, 2012.
Berdasarkan Tabel 4. Menunjukan bahwa jumlah pedagang di UPTD TPI-PPI
Kota Gorontalo terdapat tiga model pedagang antara lain pedagang besar, pedagang
kecil, dan pedagang keliling. Dari tiga pedagang yang berada di UPTD TPI-PPI
jumlah pedagang terbanyak terdapat pada pedagang keliling dengan jumlah 50 orang,
Tabel 5. Jenis-Jenis Ikan Yang Didaratkan Di PPI Tenda Kota Gorontalo, 2012.
No. Jenis Ikan Alat Tangkap
1 Ekor Kuning Pukat Cincin
2 Kodi-Kodi Pukat Cincin
3 Cakalang Pukat Cincin
4 Tongkol/Deho Pukat Cincin
5 Layang Pukat Cincin
16 Ikan Batu/Ikan Dasar Pancing
17 Nike Pukat Nike
Sumber : Rekapitulasi Data Statistik Perjenis Ikan Perhari UPTD-TPI PPI Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 5 diatas menunjukan jenis ikan yang paling banyak
didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo yaitu ikan yang
sebagian besar ditangkap oleh alat tangkap purse seine, hal ini menunjukan sebagian
kapal yang melakukan pendaratan ikan di PPI Kota Gorontalo adalah kapal yang
menggunakan alat tangkap purse seine kapal dengan kapasitas yang berbeda-beda.
Kegiatan pendaratan ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo
pada intinya dapat dilakukan dan bisa berlangsung kapan saja. hal ini disebabkan
waktu kedatangan perahu dan kapal yang tidak menentu, namun sebagian besar
nelayan mendaratkan ikan hasil tangkapannya pada waktu pagi hari. Informasi yang
diperoleh dari nelayan setempat menyebutkan bahwa kegiatan pendaratan ikan
biasanya dimulai dari pukul 04.30 sampai pukul 09.00, pada jam tersebut pengunjung
sangat ramai melakukan transaksi jual beli ikan. Pendaratan ikan diluar jam tersebut
ikan yang dijual di luar jam tersebut adalah ikan yang didatangkan dari luar
gorontalo.
1. Ikan Lokal
ikan lokal adalah merupakan salah satu ikan yang di peroleh nelayan dan armada
kapal yang melakukan proses penangkapannya di sekitaran Kota Gorontalo serta
yang mendaratkan hasil tangkapannya di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda
Kota Gorontalo.
2. Ikan Non Lokal
Ikan non lokal merupakan salah satu ikan yang di peroleh dari armada kapal yang
berada dari luar Kota Gorontalo atau Provinsi Gorontalo, dan untuk memperolah
maka dengan menggunkan via Mobil agar bisa mendatangkan ikan-ikan tersebut
dalam bentuk cool box.
C. Karakteristik Nelayan
Karakteristik responden dalam penelitian ini berupa umur, pendidikan dan
pengalaman berusaha. Adapun penjelasan karakteristik responden nelayan yang
mengisi kuesioner penelitian sebagai berikut :
1. Umur
Umur responden nelayan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat kemampuan nelayan dalam mengelola usaha. Selain itu juga bila ditinjau dari
segi fisik, umur merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan
produktivitas. Adapun umur responden nelayan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 6 di bawah ini :
Tabel 6. Karakteristik Responden Nelayan Berdasarkan Tingkat Umur Di Kota Gorontalo, 2013.
No Umur Jumlah Responden Presentase (%)
1 0 < 15 - -
2 15 > 60 9 90
3 > 60 1 10
Jumlah 10 100
Berdasarkan Tabel 6. Menunjukan bahwa umur responden yang produktif pada
kategori 15 > 60 tahun berjumlah 9 orang atau 90%, pada umur ini nelayan mampu
bekerja sedangkan responden nelayan yang tidak produktif pada kategorai > 60 tahun
berjumlah 1 orang atau 10%. Hal ini menunjukan nelayan yang memiliki umur yang
sudah tidak produktif kemampuan fisik nelayan sangat kecil, sehingga sangat sulit
untuk menunjang peningkatkan produktifitas usaha.
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan
formal yang pernah ditempuh oleh nelayan sampel yaitu mulai dari tingkat sekolah
dasar sampai sekolah menengah umum. Tingkat pendidikan menggambarkan daya
pikir nelayan dalam mengelola usaha, sehingga tingkat pendidikan nelayan sampel
juga merupakan salah satu variabel yang perlu diperhatikan, hal ini dapat dilihat pada
Tabel 7 berikut :
Tabel 7. Karakteristik Responden Nelayan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kota Gorontalo, 2013.
No Pendidikan Jumlah (Org) Persentase (%)
1 SD 8 80
2 SMP 2 20
3 SMA - -
Jumlah 10 100
Sumber: Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 7. Menunjukan bahwa tingkat pendidikan nelayan rata-rata
umumnya tamat SD sebanyak 8 atau 80%, SMP sebanyak 2 orang atau 20% dan
SMA berjumlah 0 orang atau 0%. Tingkat pendidikan ini merupakan salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan dalam mengelola usaha. Hal tersebut menunjukan
bahwa tingkat pendidikan nelayan responden masih rendah, minimal nelayan dapat
3. Jumlah Tanggungan Keluarga
Tanggungan keluarga adalah orang-orang yang biaya hidupnya di tanggung oleh
respoden nelayan. Adapun banyaknya tanggungan keluarga responden nelayan di
panggkalan pendaratan ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 7
di bawah :
Tabel 8. Karakteristik Responden Nelayan berdasarkan Jumlah Tanggungan Kota Gorontalo 2013 .
No Jumlah Tanggungan (Org) Jumlah Responden (Org) Persentase (%)
1 0 – 3 1 10
2 4 – 6 8 80
3 > 6 1 10
Jumlah 10 100
Sumber: Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 8. Menunjukan bahwa sebagian besar responden nelayan
memiliki jumlah tanggungan keluarga yang cukup besar, jumlah responden yang
memiliki tanggungan keluarga > 6 orang berjumlah 1 orang atau 10%, sedangkan
responden yang memiliki jumlah tanggungan 4 - 6 berjumlah 8 orang atau 80%, dan
untuk responden yang memiliki jumlah tanggungan 0-3 berjumlah 1 orang atau 10%.
Hal ini menunjukan semakin besar jumlah tanggungan maka akan semakin besar
biaya yang akan dikeluarkan.
4. Pengalaman Nelayan
Pengalaman nelayan merupakan faktor penentu dalam keberhasilan nelayan.
Semakin lama usaha yang dilakukan maka semakin banyak pula pengalaman yang
diperoleh. Semakin banyak pengalaman maka nelayan semakin banyak memiliki
kemampuan dalam mengelola usaha. Pengalaman nelayan di Kota Gorontalo dapat
Tabel 9. Karakteristik Responden Nelayan Berdasarkan Pengalaman Kota
Sumber: Data yang di olah, 2013
Berdasarkan Tabel 9. Menunjukan bahwa pengalaman yang dimiliki nelayan
yaitu kisaran kurang dari sepuluh tahun sebanyak 1 orang atau 10%, sedangkan lama
berusaha kisaran 10-20 tahun mencapai 6 orang atau 60%, dan kisaran lebih dari 20
tahun sebanyak 3 orang atau 30%. Hal ini menunjukan semakin lama pengalaman
berusaha maka semakin banyak pula pengalaman yang di dapat dalam mengelola
usahanya.
D. Karakteristik Responden Pedagang Besar
1. Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan
pedagang dalam mengelola usahanya. Umumnya Pedagang yang masih muda dan
sehat relatif lebih mudah menerima serapan teknologi dan mudah menanggung resiko
serta memiliki kemampuan fisik yang kuat dan berenergik untuk bekerja
dibandingkan pedagang yang sudah lanjut usia. Persentase jumlah pedagang
responden berdasarkan tingkat umur disajikan pada Tabel 10 di bawah ini :
Tabel 10. Karakteristik Responden Pedagang Besar Berdasarkan Tingkat Umur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.
Berdasarkan Tabel 10. Menunjukan bahwa ada 3 tingkatan umur pedagang.
Pertama, pedagang besar dari 0 < 15 tahun berjumlah 0 orang atau 0%, Kedua,
pedagang yang memiliki kisaran umur 15 > 60 tahun berjumlah 8 orang atau 80%,
sedangkan yang Ketiga, pedagang yang berumur lebih dari 60 tahun berjumlah 2
orang atau 20%, hal ini menunjukan bahwa umur merupakan salah satu faktor yang
sangat berpengaruh besar terhadap usaha berdagang, semakin muda umur dari
pedagang maka akan samakin baik pedagang mengelola usaha sehingga sangat
menunjang dalam meningkatan produktifitas berdagang, karena umur yang sudah
lanjut usia kemampuan fisiknya sangat lemah dan sangatlah berpengaruh terhadap
produktifitas berdagang.
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah suatu jenjang pendidikan formal yang pernah di jalani
oleh pedagang responden mulai dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah
atas. Tingkat pendidikan pedagang responden menggambarkan daya pikir dalam
mengelola usahanya. Sehingga tingkat pendidikan pedagang responden merupakan
salah satu variabel yang perlu diperhatikan dalam suatu usaha. Gambaran tingkat
pendidikan pedagang di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo
dapat disajikan melalui Tabel 11 berikut :
Tabel 11. Karakteristik Responden Pedagang Besar Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.
No Pendidikan Jumlah (Org) Presentase (%)
1 SD 6 60
2 SMP 2 20
3 SMA 2 20
Jumlah 10 100
Sumber : Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 11. Menunjukan bahwa tingkat pendidikan pedagang
responden rata-rata umumnya tamat SD atau sebanyak 6 orang atau 60%, untuk
sebanyak 2 orang atau 20%. Hal ini menunjukan tingkat pendidikan merupakan salah
satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam berdagang.
3. Pengalaman Berdagang
Pengalaman lebih berhati-hati dalam menerima suatu teknologi, karena
mengandalkan kemampuan yang dimilikinya. Pengalaman dari pedagang responden
ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengalaman pedagang yang kurang dari 5
tahun dan pengalaman pedagang yang lebih dari 5 tahun. Karakteristik pedagang
responden berdasarkan pengalaman dalam berdagang ikan laut dapat disajikan pada
Tabel 12 berikut:
Tabel 12. Karakteristik Responden Pedagang Besar Berdasarkan Pengalaman Berdagang Ikan, di Pangkalan Pendaratan Ikan Kota Gorontalo, 2013.
No Pengalaman Berdagang Jumlah Responden Presentase
(Tahun) (Orang) (%)
1 < 5 1 10
2 5 – 10 7 70
3 > 10 2 20
Jumlah 10 100
Sumber: Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 12. Menunjukan bahwa pengalaman berdagang yang dimiliki
responden pedagang besar sudah cukup lama karena rata-rata pedagang besar telah
memiliki pengalaman berdagang lebih dari 5 tahun berjumlah 7 orang atau 70%,
sedangkan pedagang yang memiliki pengalaman kurang dari 5 tahun berjumlah 1
orang atau 10%. Sedangkan sisanya responden pedagang besar yang sudah tidak
produktif lagi berjumlah 2 orang atau 20%. Hal ini menunjukan pada umumnya
pedagang besar memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai berdagang ikan
E. Karakteristik responden Pedagang Pengecer
1. Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kemampuan
pedagang dalam mengelola usahanya. Bila dilihat dari segi fisik, umur merupakan
salah satu faktor yang penting dalam mengelola usahanya. Persentase jumlah
pedagang responden berdasarkan tingkat umur dapat disajikan pada Tabel 13
dibawah ini:
Tabel 13. Karakteristik Responden Pedagang Pengecer Berdasarkan Tingkat Umur DiPangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.
No Umur Jumlah Responden Presentase (%)
1 0 <15 - -
Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo rata-rata umurnya sudah produktif atau
kemampuan fisiknya bisa melakukan usaha berdagang.
2. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan, diharapkan pola pikir semakin rasional untuk
menerima inovasi atau teknologi baru dalam pengembangan usahanya. Dengan
tingkat pendidikan tersebut pedagang menjadi lebih dinamis dan berani mengambil
resiko dengan pertimbangan yang matang. Persentase jumlah responden berdasarkan
Tabel 14. Karakteristik Responden Pedagang Pengecer berdasarkan Tingkat Pendidikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.
No Pendidikan Jumlah (Org) Presentase (%)
1 SD 7 70
2 SMP 1 10
3 SMA 2 20
Jumlah 10 100
Sumber : Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 14. Menunjukan bahwa sebagian besar pedagang pengecer
memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah. Hal ini terlihat dari pedagang kecil
responden sebagian besar duduk di bangku sekolah dasar (SD), sebanyak 7 orang atau
70%. Sedangkan di tingkat sekolah menengah pertama (SMP), sebanyak 1 orang
atau 10% dan yang melanjutkan ke tingkat sekolah menengah atas (SMA), hanya
berjumlah 2 orang atau 20%. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat pendidikan
pedagang responden merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan,
meskipun dengan pendidikan rendah minimal pedagang telah dapat mengetahui
pentingnya suatu usaha dalam berdagang.
3. Pengalaman Berdagang
Pengalaman pedagang adalah tolak ukur untuk dapat lebih meningkatkan
usahanya. Pengalaman pedagang yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda
Kota Gorontalo memiliki pengalaman yang di bagi menjadi dua kelompok yaitu
pengalaman kurang dari 5 tahun dan pengalaman pedagang lebih dari 5 tahun keatas.
Karakteristik pedagang responden berdasarkan pengalaman dalam berdagang ikan
Tabel 15. Karakteristik Responden Pedagang Pengecer Berdasarkan Pengalaman Berdagang Ikan, di Pangkalan Pendaratan Ikan Kota Gorontalo, 2013.
No Pengalaman Berdagang Jumlah Responden Presentase
(Tahun) (Orang) (%)
Berdasarkan Tabel 15, menunjukan bahwa pengalaman berdagang yang dimiliki
pedagang pengecer responden rata-rata lebih dari 5 tahun sebesar 4 orang atau 40%,
dan pedagang yang memiliki pengalaman kurang dari 5 tahun sebesar 6 orang atau
60%. Sedangkan responden pedagang yang memiliki pengalaman > 10 tahun
sebanayak 0 atau 0%. Hal ini menunjukan pada umumnya pedagang kecil
memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam berdagang ikan secara turun
temurun.
F. Karakteristik Responden Pedagang Keliling
1. Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingkat
kemampuan para pedagang dalam mengelola usahanya. Pada umumnya pedagang
yang masih muda dan sehat relatif lebih mudah menerima serapan teknologi dan
mudah menanggung resiko serta memiliki kemampuan fisik yang kuat dan berenergik
untuk bekerja dibandingkan pedagang yang sudah lanjut usia. Persentase jumlah
pedagang responden berdasarkan tingkat umur disajikan pada Tabel 16 berikut:
Tabel 16. Karakteristik Responden Pedagang Keliling Berdasarkan Tingkat Umur Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.
No Umur Jumlah Responden Presentase (%)
1 0 < 15 - -
2 15 > 60 9 90
3 > 60 1 10
Jumlah 10 100
Berdasarkan Tabel 16. Menunjukan bahwa ada 3 tingkatan umur pedagang.
Pertama, pedagang keliling dari 0 < 15 tahun berjumlah 0 orang atau 0%, dan Kedua,
pedagang yang memiliki kisaran umur 15 > 60 tahun berjumlah 90 orang atau 90%,
Ketiga, sedangkan pedagang yang berumur lebih dari 60 tahun berjumlah 1 orang
atau 10%. Hal ini menunjukan bahwa pedagang yang umurnya terbilang muda akan
bekerja lebih produktif, karena di usia yang masih terbilang muda kemampuan fisik
pedagang sangat kuat dan berenergik, sehingga sangat menunjang dalam
meningkatkan produktifitas berdagang. Dan usia yang tidak produktif lagi sangatlah
berpengaruh terhadap usaha berdagang karena umur yang sudah lanjut usia
kemampuan fisiknya terbilang sangat lemah.
2. Pendidikan
Semakin tingginya tingkat pendidikan, maka diharapkan pola fikir semakin
rasional untuk menerima inovasi atau teknologi baru dalam pengembangan usahanya.
Dengan tingkat pendidikan tersebut pedagang menjadi lebih dinamis dan berani
mengambil resiko dengan pertimbangan yang matang. Persentase jumlah responden
berdasarkan tingkat pendidikan di Kota Gorontalo, dapat disajikan pada Tabel 17
berikut :
Tabel 17. Karakteristik Responden Pedagang Keliling berdasarkan Tingkat Pendidikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.
No Pendidikan Jumlah (Org) Presentase (%)
1 SD 8 80
2 SMP 2 20
3 SMA - -
Jumlah 10 100
Sumber : Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 17. Menunjukan bahwa sebagian besar pedagang keliling
memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah. Hal ini terlihat dari umumnya
pedagang keliling responden sebagian besar duduk di bangku sekolah dasar (SD),
sebanyak 2 orang atau 20% dan yang melanjutkan ke tingkat sekolah menengah atas
(SMA), hanya berjumlah 0 orang atau 0%. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat
pendidikan pedagang responden merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan, meskipun dengan pendidikan rendah minimal pedagang telah dapat
mengetahui pentingnya suatu usaha dalam berdagang.
3. Pengalaman Berdagang
Pedagang keliling yang berpengalaman akan lebih berhati-hati dalam menerima
suatu teknologi, karena mengandalkan kemampuan yang dimilikinya. Pengalaman
dari pedagang responden ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengalaman
pedagang keliling yang kurang dari 5 tahun dan pengalaman pedagang yang lebih
dari 5 tahun. Karakteristik pedagang responden berdasarkan pengalaman dalam
berdagang ikan laut dapat disajikan pada Tabel 18 berikut:
Tabel 18. Karakteristik Responden Pedagang Keliling Berdasarkan Pengalaman Berdagang Ikan, di Pangkalan Pendaratan Ikan Kota Gorontalo, 2013.
No Pengalaman Berdagang Jumlah Responden Presentase
(Tahun) (Orang) (%)
Berdasarkan Tabel 18, menunjukan bahwa pengalaman berdagang yang dimiliki
pedagang keliling responden belum lama karena rata-rata pedagang keliling telah
memiliki pengalaman berdagang lebih dari 5 tahun sebesar 6 orang atau 60%,
pedagang yang memiliki pengalaman kurang dari 5 tahun sebesar 4 orang atau 40%.
Sedangkan sisanya pedagang keliling responden yang sudah tidak produktif lagi
sebanyak 0 orang atau 0%. Hal ini menunjukan semakin lama pedagang mengelola
usahanya maka akan semakin banyak pengalaman yang di dapat oleh pedagang,
namun pada umumnya pedagang kecil memperoleh pengalaman dan pengetahuan
G. Deskripsi Pedagang Besar
Pedagang besar merupakan orang yang memperjual belikan hasil produk yang di
miliki, salah satunya menjual ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan. ikan di jual dengan
bermacam-macam harga dari Rp.10.600/kg sampai Rp.12.300/kg, karena tergantung
kualitas yang di jual. Adapun ikan yang diperjual belikan oleh pedagang besar selain
ikan laut lokal dan ikan laut non lokal ada juga ikan danau yang didatangkan dari
berbagai daerah dari dalam atau dari luar Provinsi Gorontalo. Pedagang besar yang
ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo berasal dari berbagai
tempat tinggal di Kota Gorontalo. pedagang besar yang menjual ikan berjumlah 10
orang sebagian yang menjual kaum pria dan wanita . Keberhasilan dalam berdagang
merupakan strategi yang di lakukan oleh setiap pedagang, untuk merpertimbangkan
harga yang akan di tetapkan dalam penjualan. Dalam menjual harus menyesuaikan
setiap keuntungan yang di peroleh para pedagang.
Ketersediaanya sarana dan transportasi dalam melakukan usaha berdagang
merupakan salah satu penghambat setiap pedagang dalam mempertimbangkan
kondisi fluktuasi harga ikan yang mereka temui. Setiap ikan diperjual belikan di
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo merupakan ikan yang
mereka beli dari nelayan/armada kappal dari berbagai daerah. Harga yang diperoleh
dari para nelayan/armada kapal berkisar Rp.10.600/kg sampai Rp.12.300/kg
tergantung pembelian dan tergantung kualitas yang akan di jual. Dalam satu hari
permintaan berkisar 1-3 ton / hari .
H. Deskripsi Pedagang Pengecer
Pedagang pengecer merupakan orang yang memperjual belikan hasil produk
yang di miliki, adapun ikan yang dijual adalah semua jenis ikan yang didaratkan di
Pangkalan Pendaratan Ikan tersebut. ikan di jual bermacam-macam harga dari
Rp.12.300/kg sampai Rp.13.700/kg, karena tergantung kualitas yang di jual. Pedagang
kecil yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo berasal dari
berjumlah 10 orang . Keberhasilan dalam berdagang merupakan strategi yang di
lakukan oleh setiap pedagang, untuk merpertimbangkan harga yang akan di tetapkan
dalam penjualan. Dalam menjual harus menyesuaikan setiap keuntungan yang di
peroleh para pedagang.
Keterbatasan sarana dan transportasi dalam melakukan usaha berdagang
merupakan salah satu penghambat setiap pedagang untuk mempertimbangkan
fluktuasi harga ikan. Setiap ikan diperjual belikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Tenda Kota Gorontalo merupakan ikan yang mereka beli dari nelayan/armada kapal
dari berbagai daerah atau pada pedagang besar yang ada di Pangkalan Pendaratan
Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo. Adapun harga yang diperoleh dari para
nelayan/armada kapal atau pedagang besar berkisar Rp.12.300/kg sampai
Rp.13.700/kg tergantung pembelian dan tergantung kualitas yang akan di jual. dalam
satu hari permintaan berkisar 100-200 Kg / hari.
I. Deskripsi Pedagang Keliling/pengecer
Pedagang keliling/pengecer adalah orang yang memperjual belikan hasil produk
yang di miliki, ikan di jual dengan bermacam-macam harga dari Rp.12.700/kg sampai
Rp.25.000/kg, pedagang keliling biasanya hanya menjual ikan dengan kebutuhan
konsumen seperti ikan Lajang, Oci dan Teri/Ikan Putih. Dan pedagang keliling yang
ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo berasal dari berbagai
tempat tinggal di Kota Gorontalo. Pedagang keliling menjual ikannya langsung
ketempat pemukiman, pedagang keliling yang menjual ikan berjumlah 10 orang
semuanya adalah kaum pria. Keberhasilan dalam berdagang merupakan strategi yang
dilakukan setiap pedagang, untuk merpertimbangkan harga yang akan ditetapkan
dalam penjualan. Para pedagang menjual hasil produknya harus menyesuaikan
dengan keuntungan yang di peroleh.
Dengan ketersediaan sarana dan transportasi dalam melakukan usaha berdagang
merupakan salah satu penghambat setiap pedagang dalam mempertimbangkan
Tenda Kota Gorontalo merupakan ikan yang mereka beli dari pedagang besar yang
ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo. Harga yang diperoleh
dari para pedagang besar berkisar Rp.12.700/kg, dalam satu hari permintaan berkisar
25-50 Kg / hari.
J. Lembaga Pemasaran
Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran ikan di Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo yaitu :
1. Nelayan
Nelayan merupakan orang yang menangkap ikan dan menjual ikan kepada
pedagang dan konsumen. Rata-rata umur nelayan yang ada di Pangkalan Pendaratan
Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo ini berumur lebih dari 15 tahun ke atas dengan
pengalaman berusaha lebih dari 1 tahun. Nelayan menjual ikan dengan bermacam-
macam harga yaitu sebesar Rp.10.600/kg, sampai Rp.15.000/kg tergantung banyak
sedikitnya ikan tersebut.
2. Pedagang Besar
Pedagang besar yaitu pedagang yang membeli ikan langsung dari
nelayan/armada kapal, Rata-rata usia pedagang besar yaitu lebih dari 15 tahun dengan
pengalaman berusaha lebih dari 5 tahun. Pedagang besar menjual ikan pada pedagang
kecil dan pedagang keliling yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota
Gorontalo. Pedagang besar membeli ikan dari nelayan/armada kapal dengan rata rata
harga sebesar Rp.10.600/ kg kemudian menjual kembali ke konsumen dengan harga
Rp.12.100 per kg. Setiap hari pedagang mampu menjual ikan sampai 1 - 3 ton per
hari.
3. Pedagang Pengecer
Pedagang pengecer adalah pedagang yang membeli ikan dari nelayan/armada
kapal dan pedagang besar, setelah itu langsung menjual kepada konsumen dengan
cara menjajakan daganganya ke konsumen yang datang di Pangkalan Pendaratan Ikan
25 tahun dengan pengalaman beusaha lebih dari 5 tahun. Pedagang kecil membeli
ikan dari nelayan atau pedagang besar dengan rata-rata harga sebesar Rp.12.300/kg
dan menjual kembali konsumen dengan harga sebesar Rp.13.700/kg. pedagang
pengecer mampu menjual ikan sampai 250 kg per hari.
4. Pedagang Pengecer/keliling
Pedagang pengecer/keliling adalah pedagang yang membeli ikan dari pedagang
besar dan langsung menjual ikan kepada konsumen dengan cara menjual
dagangannya langsung ke tempat tinggal konsumen. Rata-tata umur pedagang
keliling yaitu berumur lebih dari 20 tahun dengan pengalaman berusaha lebih dari 5
tahun. Pedagang keliling membeli ikan dari pedagang besar dengan rata-rata harga
sebesar Rp. 13.700 per kilo gram dan menjual kembali ke konsumen dengan harga
Rp.25.000 per kilo gram. Pedagang keliling mampu menjual ikan sampai 50 kg per
hari.
5. Konsumen akhir
Konsumen yaitu orang yang membeli ikan dari nelayan/armada kapal maupun
dari pedagang. Konsumen membeli ikan melalui nelayan, pedagang besar, pedagang
pengecer yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo atau
langsung membeli ke pedagang keliling yang tersebar di Kota Gorontalo. konsumen
biasanya membeli ikan dengan harga berkisar Rp.10.000-Rp.20.000/kg tergantung
pembeliannya.
K. Saluran Pemasaran Ikan
Saluran pemasaran merupakan serangkaian lembaga pemasaran yang mengambil
alih hak, atau membantu dalam pengalihan hak dalam hal ini pedagang membantu
penyaluran komoditi ikan dari nelayan/armada kapal hingga konsumen. Saluran
pemasaran komoditi ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo
melibatkan beberapa lembaga pemasaran, diantaranya: saluran I yaitu dari
konsumen akhir. Untuk itu dapat dilihat pada Gambar 2 diberikut tentang saluran
pemasaran ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo.
Gambar 2. Model Saluran Pemasaran Ikan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.
Saluran pemasaran dapat menggambarkan proses penyaluran ikan dari produsen
ke konsumen, saluran pemasaran ini diawali dari nelayan. pada Gambar 2. Dapat di
jelaskan bahwa saluran pemasaran ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda
Kota Gorontalo yaitu nelayan/armada kapal menjual ikan dalam keadaan segar ke
pedagang besar setelah itu pedagang besar menjual ikan tersebut ke pedagang
pengecer, pedagang keliling dan konsumen.
1. Saluran Pemasaran 1.
Adapun saluran pemasaran I dapat lihat pada Gambar 3 dibawah ini:
Gambar 3. Saluran Pemasaran I Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013
Pada saluran I terdiri dari nelayan dan armada kapal, pedagang besar, pedagang
pengecer, pedagang keliling, dan konsumen. Sistim pemasaran pada saluran ini tidak
armada kapal bersandar, dan kemudian pedagang besar menjual ke pedagang
pengecer, pedagang keliling yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda
Kota Gorontalo, setelah itu menjual ke konsumen.
2. Saluran Pemasaran 2
Adapun saluran pemasaran II dapat lihat pada Gambar 4 dibawah ini:
Gambar 4. Saluran Pemasaran II Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.
Pada saluran II terdiri dari nelayan dan armada kapal, pedagang pedagang besar
dan konsumen. Seperti pada saluran pertama nelayan dan armada kapal menjual ikan
ke pedagang besar dengan cara pedagang datang langsung ke tempat kapal nelayan
atau armada kapal bersandar. Setelah itu pedagang besar membawa ke pangkalan
pendaratan ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, dan kemudian di jual ke konsumen.
3. Saluran Pemasaran 3
Adapun saluran pemasaran III dapat lihat pada Gambar 5 dibawah ini :
Gambar 5. Saluran Pemasaran III Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.
Pada saluran pemasaran III terdiri dari nelayan dan armada kapal dan konsumen.
Pada saluran ini merupakan saluran langsung yaitu nelayan menjual langsung ke Nelayan
Pedagang Besar Konsumen
Nelayan
Konsumen Armada
Kapal
konsumen tanpa adanya perantara dimana nelayan dan armada kapal menjual ikan
langsung ke konsumen dengan cara konsumen datang langsung ke nelayan atau
armada kapal dengan pembicaraan terlebih dahulu. konsumen membeli ikan langsung
ke nelayan/armada kapal hanya konsumen tertentu.
Berdasarkan hasil analisis data maka hipotesis 1, bahwa saluran pemasaran ikan
laut lokal dan ikan laut non lokal di Kota Gorontalo lebih dari satu pemasaran
terbukti yaitu saluran pemasan ikan laut tidak langsung dimana nelayan dan armada
kapal menjual hasil tangkapan ikan ke pedagang-pedagang yang ada di Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI), sedangkan berdasarkan saluran pemasaran III yang ada di
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo adalah saluran pemasaran
langsung yang artinya nelayan/armada kapal menjual langsung ke konsumen.
L. Margin Pemasaran Ikan
Margin Pemasaran merupakan perbedaan harga atau selisih harga yang di bayar
konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh nelayan. Dalam hal ini margin
pemasaran pada pedagang besar adalah perbedaan harga yang di bayarkan ke nelayan
dengan harga jual kepada pedagang pengecer, pedagang keliling, dan konsumen
dalam saluran pemasaran dengan komiditi yang sama.
Sebaran margin pemasaran pada setiap pola saluran pemasaran berbeda. Margin
pemasaran pada pedagang pengecer dihitung berdasarkan harga yang di peroleh
pedagang besar dari nelayan dengan selisih harga penjualan pedagang besar kepada
pedagang pengecer, pedagang keliling dan konsumen pada saluran pemasaran.
Margin pemasaran dapat diperoleh dari harga per kilo ikan yaitu sebagai berikut.
1. Marjin Pemasaran
Margin merupakan perbedaan harga atau selisih harga yang dibayar konsumen
akhir dengan harga yang diterima oleh nelayan/armada kapal. Dalam hal ini margin
pemasaran pada pedagang besar adalah perbedaan harga yang dibayarkan kepada
nelayan/armada kapal dengan harga jual kepada pedagang pengecer, pedagang
Analisis margin digunakan untuk mengetahui faktor pembentukan margin
pemasaran yang terbesar, Sebaran margin pada setiap pola saluran pemasaran
berbeda. Margin pemasaran pada pedagang ikan dihitung berdasarkan harga yang
diperoleh pedagang besar dari nelayan/armada kapal dengan selisih harga penjualan
pedagang besar kepada pedagang pengecer dan konsumen pada saluran pemasaran.
Margin pemasaran ikan yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota
Gorontalo pada saluran I, dapat dilihat pada Tabel 19 diberikut ini.
Tabel 19. Margin Pemasaran Ikan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota
Biaya Transportasi 961,11 6,67
Sewa Tempat 37,03 0,25
Biaya Transportasi 58,37 0,40
Sewa Pengangkutan 94,59 0,65
Sewa Kebersihan 10,81 0,07
c. Keuntungan 1236,23 8,590
d. Harga Jual 13.700
4. Pedagang Pengecer/Keliling
a. Harga Beli 13.700
b. Biaya Pemasaran
Biaya Transportasi 388,74 2,70
Sewa Kebersihan 52.35 0,41
c. Keuntungan 10858,91 75,40
d. Harga Jual 25.000
5. Konsumen Akhir
a. Harga Beli 25.000
6. Margin Pemasaran 14.400
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2013.
Pada Tabel 19. Menunjukan bahwa saluran pemasaran I terdiri dari
nelayan/armada kapal, pedagang besar, pedagang pengecer, pedagang
pengecer/keliling dan konsumen. Total margin sebesar Rp.14.400,- per kilogram
biaya pedagang besar adalah sebesar Rp.1021,84,- untuk biaya pemasaran dengan
perhitungan biaya transportasi sebesar Rp. 961,11,- per kilo gram, biaya sewa tempat
sebesar Rp. 37,03,- kilo gram, biaya sewa bea/mobil sebesar Rp.22,22,- per kilo
gram, dan biaya kebersihan Rp.1,48. Untuk pedagang pengecer komponen biaya
pemasaran yaitu sebesar Rp.163,77,- dengan perhitungan biaya transportasi sebesar
Rp.58,37,- per kilo gram, biaya angkutan 94,59,- kilo gram dan biaya kebersihan
sebesar Rp. 10,81,- per kilo gram.sedangkan untuk pedagang pengecer/keliling
komponen biaya pemasaran yaitu sebesar Rp.441,09- dengan perhitungan biaya
transportasi Rp. 388,74,- per kilo gram. Biaya kebersihan Rp.52,35- per kilo gram.
Pada saluran ini memiliki margin dalam jumlah yang besar karena nelayan menjual
ikan dari pedagang besar ke pedagang pengecer, lalu ke pedagang keliling dan setelah
Tabel 20. Marjin Pemasaran Pada Saluran II Di Pangakalan Pendaratan Ikan (PPI)
Biaya Transportasi 961,11 56,55
Sewa Tempat 37,03 2,17
Sumber : Data primer setelah diolah, 2013.
Pada Tabel 20. Menunjukan bahwa saluran pemasaran II terdiri dari
nelayan/armada kapal, pedagang besar dan konsumen. Total margin sebesar
Rp.1.700,- per kilogram dengan total biaya pemasaran sebesar Rp.1021,84,- per
kilogram. Komponen untuk biaya pedagang besar adalah sebesar Rp.1021,84,- untuk
biaya pemasaran dengan perhitungan biaya transportasi sebesar Rp. 961,11,- per kilo
gram, biaya sewa tempat sebesar Rp. 37,03,- kilo gram, biaya sewa bea/mobil sebesar
Rp.22,22,- per kilo gram, dan biaya kebersihan sebesar Rp. 1,48,- per kilo gram. Pada
saluran ini memiliki margin tapi lebih kecil dari saluran pertama karena hanya
melalui satu lembaga pemasaran yaitu lembaga pemasaran yang terdiri dari
Tabel 21. Harga Rata-Rata, Margin Pemasaran Ikan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.
No. Unsur Margin Pemasaran
Saluran 3 Nilai
(Rp/Kg)
Presentase (%) A. Nelayan / Armada Kapal
Harga Jual 10.600 100
B. Konsumen Akhir
Harga Pembelian 10.600 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013.
Pada Tabel 21. Menunjukan bahwa saluran pemasaran III terdiri dari
nelayan/armada kapal langsung menjual ke konsumen. pada saluran ini tidak
memiliki margin karena nelayan/armada kapal langsung menjual kepada konsumen,
nelayan/armada kapal juga tidak perlu mengeluarkan biaya pemasaran karena
konsumen sendiri yang datang langsung ke nelayan/armada kapal.
Perbedaan biaya pemasaran pedagang besar yang menjual ke pedagang dengan
yang menjual langsung ke konsumen di pengaruhi oleh biaya yang di keluarkan dan
kuanlitas ikan yang dijual per harinya. Total margin yang di peroleh pada saluran II
dan III lebih kecil dibandingkan dengan saluran I, hal tersebut karena hanya satu
lembaga pemasaran yang terlibat yaitu nelayan/armada kapal.
Berdasarkan Tabel sebaran margin pemasaran pada nelayan/armada kapal,
pedagang besar, pedagang pengecer dan pedagang keliling di atas dapat dilihat
perbedaan pada saluran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, adalah
lembaga yang terlibat, dan besarnya biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh suatu
Tabel 22. Margin Pemasaran Ikan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo Pada Saluran I, II, Dan III.
Saluran Pemasaran Jumlah Margin
(Rp)
I 14.400
II 1.700
III -
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013.
Dari Tabel 22 di atas menunjukan bahwa pada saluran I memiliki margin sebesar
Rp. 14.400 yang artinya pemasaran ini melalui banyak saluran pemasaran sehingga
margin yang di dapat nilainya besar dan keuntungan yang di dapat oleh nelayan
sedikit. Pada saluran II memiliki margin sebesar Rp.1.700 pada saluran ini jumlah
margin yang di peroleh lebih kecil di bandingkan pada saluran I. Pada saluran III
tidak mempunyai jumlah margin karena nelayan langsung menjual ke konsumen dan
keuntungan yang akan di peroleh nelayan akan lebih besar.
Pada intinya saluran II memiliki margin pemasaran lebih kecil di bandingkan
dengan saluran I karena saluran II hanya menggunakan satu lembaga pemasaran dan
biaya pemasaran sedikit. Sedangkan saluran III tidak memiliki margin karena tidak
menggunakan lembaga pemasaran artinya produsen langsung menjual ke konsumen.
Dengan hasil analisis data di peroleh margin pemasaran yang memberikan
keuntungan pada Tabel margin ke tiga, dengan demikian hipotesis dua terbukti bahwa
saluran pemasaran ikan lokal dan ikan non lokal di Kota Gorontalo adalah saluran