• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi - Analisis Saluran Pemasaran Ikan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo - Tugas Akhir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi - Analisis Saluran Pemasaran Ikan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo - Tugas Akhir"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Keadaan Umum Lokasi

a. Letak Geografis

Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis

mempunyai luas 79,03 km2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi Gorontalo. Kota Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 Kelurahan. Kecamatan dengan

luas terbesar adalah Kecamatan Kota Barat. Secara astronomis Kota Gorontalo

terletak antara 00028’17” – 00035’56” Lintang Utara dan antara 1220 59’44” – 1230 05’59” Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Gorontalo memiliki batas-batas :

Utara : Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango.

Selatan : Teluk Tomini.

Barat : Kecamatan Telaga dan Batudaaa Kabupaten Gorontalo.

Timur : Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

Luas wilayah menurut Kecamatan yang berada di Kota Gorontalo dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2011

No Kecamatan Luas

(2)

Berdasarkan Tabel 1. Menunjukan bahwa Kecamatan yang memiliki luas

wilayah terbesar yaitu Kota Barat 20,08 km2 sedangkan Kecamatan Dungingi merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil yaitu 4,67 km2.

1. Keadaan Penduduk

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2011, jumlah penduduk Kota

Gorontalo adalah 196.897 orang, dan masing-masing di setiap Kecamatan yang

berada di Kota Gorontalo terdapat pada tabel 2.

Tabel 2. Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2011

No Kecamatan Penduduk

Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2011

Berdasarkan Tabel 2. Menunjukan bahwa Kecamatan Kota Tengah, Kota

Timur, dan Dungingi merupakan tiga Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak,

yaitu masing-masing 27.911 orang, 27.191 orang, dan 24.533 orang. Sedangkan

Kecamatan dengan penduduk paling sedikit adalah Hulonthalangi yaitu 16.902 orang.

2. Pemerintahan

Sejak akhir tahun 2010, kota Gorontalo terdiri atas Sembilan Kecamatan, yaitu

Kecamatan Kota Barat, Kecamatan Dungingi, Kecamatan Kota Selatan, Kecamatan

Kota Timur, Kecamatan Hulonthalangi, Kecamatan Dumbo Raya, Kecamatan Kota

Utara, Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Sipatana. Hal ini dapat dilihat pada

(3)

Tabel 3. Kelurahan, Lingkungan, RW, dan RT menurut Kecamatan di Kota

Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2011

Berdasarkan Tabel 3. Menunjukan bahwa Kecamatan Kota Barat merupakan

Kecamatan terbanyak yang memiliki 7 Kelurahan, 30 Lingkungan, 34 RW, dan 122

RT, sedangkan yang paling sedikit terdapat pada Kecamatan Sipatana yaitu sebanyak

5 Kelurahan, 14 Lingkungan, 12 RW, dan 27 RT.

B. Deskripsi UPTD TPI-PPI Tenda Kota Gorontalo

UPTD TPI-PPI adalah salah satu lembaga pelaksana teknis dinas dibawah garis

komando Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Gorontalo. Sebagai sarana transaksi hasil-hasil usaha perikanan terbesar di Provinsi

Gorontalo bahkan Teluk Tomini dan sekitarnya, PPI Kota Gorontalo dari tahun

ketahun terus berbenah diri. Dari segi manajemen dan penataan, selalu membuka

setiap pelaku maupun pembeli yang ingin menggunakan kawasan transaksi agar

selalu tersedia bahan baku ikan untuk menunjang kebutuhan konsumen yang datang

langsung ke kawasan transaksi UPTD TPI-PPI atau konsumen yang menggunakan

jasa pedagang besar, pedagang kecil dan pedagang keliling dengan menggunakan

sepeda motor ikan yang diantar langsung kelokasi/perumahan calon pembeli.

Rekapitulasi Potensi Pengguna Kawasan Di UPTD TPI-PPI Pangkalan Pendaratan

(4)

Tabel 4. Rekapitulasi Potensi Pengguna Kawasan Di UPTD TPI-PPI Pangkalan Pendaratan Ikan Kota Gorontalo, dapat di lihat pada Tabel dibawah ini

No Bulan Data potensi

Pedagang besar Pedagang kecil Pedagang keliling

1. Januari 42 Orang 40 Orang 50 Orang

2. Februari 42 Orang 40 Orang 50 Orang

3. Maret 42 Orang 40 Orang 50 Orang

4. April 42 Orang 40 Orang 50 Orang

5. Mei 42 Orang 40 Orang 50 Orang

6. Juni 42 Orang 40 Orang 50 Orang

7. Juli 42 Orang 40 Orang 50 Orang

8. Agustus 42 Orang 40 Orang 50 Orang

9. September 42 Orang 40 Orang 50 Orang

10. Oktober 42 Orang 40 Orang 50 Orang

11. November 42 Orang 40 Orang 50 Orang

12. Desember 42 Orang 40 Orang 50 Orang

Jumlah 504 Orang 480 Orang 600 Orang

Total 42 Orang 40 Orang 50 Orang

Sumber: UPTD TPI-PPI Kota Gorontalo, 2012.

Berdasarkan Tabel 4. Menunjukan bahwa jumlah pedagang di UPTD TPI-PPI

Kota Gorontalo terdapat tiga model pedagang antara lain pedagang besar, pedagang

kecil, dan pedagang keliling. Dari tiga pedagang yang berada di UPTD TPI-PPI

jumlah pedagang terbanyak terdapat pada pedagang keliling dengan jumlah 50 orang,

(5)

Tabel 5. Jenis-Jenis Ikan Yang Didaratkan Di PPI Tenda Kota Gorontalo, 2012.

No. Jenis Ikan Alat Tangkap

1 Ekor Kuning Pukat Cincin

2 Kodi-Kodi Pukat Cincin

3 Cakalang Pukat Cincin

4 Tongkol/Deho Pukat Cincin

5 Layang Pukat Cincin

16 Ikan Batu/Ikan Dasar Pancing

17 Nike Pukat Nike

Sumber : Rekapitulasi Data Statistik Perjenis Ikan Perhari UPTD-TPI PPI Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5 diatas menunjukan jenis ikan yang paling banyak

didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo yaitu ikan yang

sebagian besar ditangkap oleh alat tangkap purse seine, hal ini menunjukan sebagian

kapal yang melakukan pendaratan ikan di PPI Kota Gorontalo adalah kapal yang

menggunakan alat tangkap purse seine kapal dengan kapasitas yang berbeda-beda.

Kegiatan pendaratan ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo

pada intinya dapat dilakukan dan bisa berlangsung kapan saja. hal ini disebabkan

waktu kedatangan perahu dan kapal yang tidak menentu, namun sebagian besar

nelayan mendaratkan ikan hasil tangkapannya pada waktu pagi hari. Informasi yang

diperoleh dari nelayan setempat menyebutkan bahwa kegiatan pendaratan ikan

biasanya dimulai dari pukul 04.30 sampai pukul 09.00, pada jam tersebut pengunjung

sangat ramai melakukan transaksi jual beli ikan. Pendaratan ikan diluar jam tersebut

(6)

ikan yang dijual di luar jam tersebut adalah ikan yang didatangkan dari luar

gorontalo.

1. Ikan Lokal

ikan lokal adalah merupakan salah satu ikan yang di peroleh nelayan dan armada

kapal yang melakukan proses penangkapannya di sekitaran Kota Gorontalo serta

yang mendaratkan hasil tangkapannya di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda

Kota Gorontalo.

2. Ikan Non Lokal

Ikan non lokal merupakan salah satu ikan yang di peroleh dari armada kapal yang

berada dari luar Kota Gorontalo atau Provinsi Gorontalo, dan untuk memperolah

maka dengan menggunkan via Mobil agar bisa mendatangkan ikan-ikan tersebut

dalam bentuk cool box.

C. Karakteristik Nelayan

Karakteristik responden dalam penelitian ini berupa umur, pendidikan dan

pengalaman berusaha. Adapun penjelasan karakteristik responden nelayan yang

mengisi kuesioner penelitian sebagai berikut :

1. Umur

Umur responden nelayan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

tingkat kemampuan nelayan dalam mengelola usaha. Selain itu juga bila ditinjau dari

segi fisik, umur merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan

produktivitas. Adapun umur responden nelayan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 6 di bawah ini :

Tabel 6. Karakteristik Responden Nelayan Berdasarkan Tingkat Umur Di Kota Gorontalo, 2013.

No Umur Jumlah Responden Presentase (%)

1 0 < 15 - -

2 15 > 60 9 90

3 > 60 1 10

Jumlah 10 100

(7)

Berdasarkan Tabel 6. Menunjukan bahwa umur responden yang produktif pada

kategori 15 > 60 tahun berjumlah 9 orang atau 90%, pada umur ini nelayan mampu

bekerja sedangkan responden nelayan yang tidak produktif pada kategorai > 60 tahun

berjumlah 1 orang atau 10%. Hal ini menunjukan nelayan yang memiliki umur yang

sudah tidak produktif kemampuan fisik nelayan sangat kecil, sehingga sangat sulit

untuk menunjang peningkatkan produktifitas usaha.

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan

formal yang pernah ditempuh oleh nelayan sampel yaitu mulai dari tingkat sekolah

dasar sampai sekolah menengah umum. Tingkat pendidikan menggambarkan daya

pikir nelayan dalam mengelola usaha, sehingga tingkat pendidikan nelayan sampel

juga merupakan salah satu variabel yang perlu diperhatikan, hal ini dapat dilihat pada

Tabel 7 berikut :

Tabel 7. Karakteristik Responden Nelayan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kota Gorontalo, 2013.

No Pendidikan Jumlah (Org) Persentase (%)

1 SD 8 80

2 SMP 2 20

3 SMA - -

Jumlah 10 100

Sumber: Data diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 7. Menunjukan bahwa tingkat pendidikan nelayan rata-rata

umumnya tamat SD sebanyak 8 atau 80%, SMP sebanyak 2 orang atau 20% dan

SMA berjumlah 0 orang atau 0%. Tingkat pendidikan ini merupakan salah satu faktor

yang menentukan keberhasilan dalam mengelola usaha. Hal tersebut menunjukan

bahwa tingkat pendidikan nelayan responden masih rendah, minimal nelayan dapat

(8)

3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga adalah orang-orang yang biaya hidupnya di tanggung oleh

respoden nelayan. Adapun banyaknya tanggungan keluarga responden nelayan di

panggkalan pendaratan ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 7

di bawah :

Tabel 8. Karakteristik Responden Nelayan berdasarkan Jumlah Tanggungan Kota Gorontalo 2013 .

No Jumlah Tanggungan (Org) Jumlah Responden (Org) Persentase (%)

1 0 – 3 1 10

2 4 – 6 8 80

3 > 6 1 10

Jumlah 10 100

Sumber: Data diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 8. Menunjukan bahwa sebagian besar responden nelayan

memiliki jumlah tanggungan keluarga yang cukup besar, jumlah responden yang

memiliki tanggungan keluarga > 6 orang berjumlah 1 orang atau 10%, sedangkan

responden yang memiliki jumlah tanggungan 4 - 6 berjumlah 8 orang atau 80%, dan

untuk responden yang memiliki jumlah tanggungan 0-3 berjumlah 1 orang atau 10%.

Hal ini menunjukan semakin besar jumlah tanggungan maka akan semakin besar

biaya yang akan dikeluarkan.

4. Pengalaman Nelayan

Pengalaman nelayan merupakan faktor penentu dalam keberhasilan nelayan.

Semakin lama usaha yang dilakukan maka semakin banyak pula pengalaman yang

diperoleh. Semakin banyak pengalaman maka nelayan semakin banyak memiliki

kemampuan dalam mengelola usaha. Pengalaman nelayan di Kota Gorontalo dapat

(9)

Tabel 9. Karakteristik Responden Nelayan Berdasarkan Pengalaman Kota

Sumber: Data yang di olah, 2013

Berdasarkan Tabel 9. Menunjukan bahwa pengalaman yang dimiliki nelayan

yaitu kisaran kurang dari sepuluh tahun sebanyak 1 orang atau 10%, sedangkan lama

berusaha kisaran 10-20 tahun mencapai 6 orang atau 60%, dan kisaran lebih dari 20

tahun sebanyak 3 orang atau 30%. Hal ini menunjukan semakin lama pengalaman

berusaha maka semakin banyak pula pengalaman yang di dapat dalam mengelola

usahanya.

D. Karakteristik Responden Pedagang Besar

1. Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan

pedagang dalam mengelola usahanya. Umumnya Pedagang yang masih muda dan

sehat relatif lebih mudah menerima serapan teknologi dan mudah menanggung resiko

serta memiliki kemampuan fisik yang kuat dan berenergik untuk bekerja

dibandingkan pedagang yang sudah lanjut usia. Persentase jumlah pedagang

responden berdasarkan tingkat umur disajikan pada Tabel 10 di bawah ini :

Tabel 10. Karakteristik Responden Pedagang Besar Berdasarkan Tingkat Umur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.

(10)

Berdasarkan Tabel 10. Menunjukan bahwa ada 3 tingkatan umur pedagang.

Pertama, pedagang besar dari 0 < 15 tahun berjumlah 0 orang atau 0%, Kedua,

pedagang yang memiliki kisaran umur 15 > 60 tahun berjumlah 8 orang atau 80%,

sedangkan yang Ketiga, pedagang yang berumur lebih dari 60 tahun berjumlah 2

orang atau 20%, hal ini menunjukan bahwa umur merupakan salah satu faktor yang

sangat berpengaruh besar terhadap usaha berdagang, semakin muda umur dari

pedagang maka akan samakin baik pedagang mengelola usaha sehingga sangat

menunjang dalam meningkatan produktifitas berdagang, karena umur yang sudah

lanjut usia kemampuan fisiknya sangat lemah dan sangatlah berpengaruh terhadap

produktifitas berdagang.

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah suatu jenjang pendidikan formal yang pernah di jalani

oleh pedagang responden mulai dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah

atas. Tingkat pendidikan pedagang responden menggambarkan daya pikir dalam

mengelola usahanya. Sehingga tingkat pendidikan pedagang responden merupakan

salah satu variabel yang perlu diperhatikan dalam suatu usaha. Gambaran tingkat

pendidikan pedagang di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo

dapat disajikan melalui Tabel 11 berikut :

Tabel 11. Karakteristik Responden Pedagang Besar Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.

No Pendidikan Jumlah (Org) Presentase (%)

1 SD 6 60

2 SMP 2 20

3 SMA 2 20

Jumlah 10 100

Sumber : Data diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 11. Menunjukan bahwa tingkat pendidikan pedagang

responden rata-rata umumnya tamat SD atau sebanyak 6 orang atau 60%, untuk

(11)

sebanyak 2 orang atau 20%. Hal ini menunjukan tingkat pendidikan merupakan salah

satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam berdagang.

3. Pengalaman Berdagang

Pengalaman lebih berhati-hati dalam menerima suatu teknologi, karena

mengandalkan kemampuan yang dimilikinya. Pengalaman dari pedagang responden

ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengalaman pedagang yang kurang dari 5

tahun dan pengalaman pedagang yang lebih dari 5 tahun. Karakteristik pedagang

responden berdasarkan pengalaman dalam berdagang ikan laut dapat disajikan pada

Tabel 12 berikut:

Tabel 12. Karakteristik Responden Pedagang Besar Berdasarkan Pengalaman Berdagang Ikan, di Pangkalan Pendaratan Ikan Kota Gorontalo, 2013.

No Pengalaman Berdagang Jumlah Responden Presentase

(Tahun) (Orang) (%)

1 < 5 1 10

2 5 – 10 7 70

3 > 10 2 20

Jumlah 10 100

Sumber: Data diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 12. Menunjukan bahwa pengalaman berdagang yang dimiliki

responden pedagang besar sudah cukup lama karena rata-rata pedagang besar telah

memiliki pengalaman berdagang lebih dari 5 tahun berjumlah 7 orang atau 70%,

sedangkan pedagang yang memiliki pengalaman kurang dari 5 tahun berjumlah 1

orang atau 10%. Sedangkan sisanya responden pedagang besar yang sudah tidak

produktif lagi berjumlah 2 orang atau 20%. Hal ini menunjukan pada umumnya

pedagang besar memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai berdagang ikan

(12)

E. Karakteristik responden Pedagang Pengecer

1. Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kemampuan

pedagang dalam mengelola usahanya. Bila dilihat dari segi fisik, umur merupakan

salah satu faktor yang penting dalam mengelola usahanya. Persentase jumlah

pedagang responden berdasarkan tingkat umur dapat disajikan pada Tabel 13

dibawah ini:

Tabel 13. Karakteristik Responden Pedagang Pengecer Berdasarkan Tingkat Umur DiPangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.

No Umur Jumlah Responden Presentase (%)

1 0 <15 - -

Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo rata-rata umurnya sudah produktif atau

kemampuan fisiknya bisa melakukan usaha berdagang.

2. Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan, diharapkan pola pikir semakin rasional untuk

menerima inovasi atau teknologi baru dalam pengembangan usahanya. Dengan

tingkat pendidikan tersebut pedagang menjadi lebih dinamis dan berani mengambil

resiko dengan pertimbangan yang matang. Persentase jumlah responden berdasarkan

(13)

Tabel 14. Karakteristik Responden Pedagang Pengecer berdasarkan Tingkat Pendidikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.

No Pendidikan Jumlah (Org) Presentase (%)

1 SD 7 70

2 SMP 1 10

3 SMA 2 20

Jumlah 10 100

Sumber : Data diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 14. Menunjukan bahwa sebagian besar pedagang pengecer

memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah. Hal ini terlihat dari pedagang kecil

responden sebagian besar duduk di bangku sekolah dasar (SD), sebanyak 7 orang atau

70%. Sedangkan di tingkat sekolah menengah pertama (SMP), sebanyak 1 orang

atau 10% dan yang melanjutkan ke tingkat sekolah menengah atas (SMA), hanya

berjumlah 2 orang atau 20%. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat pendidikan

pedagang responden merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan,

meskipun dengan pendidikan rendah minimal pedagang telah dapat mengetahui

pentingnya suatu usaha dalam berdagang.

3. Pengalaman Berdagang

Pengalaman pedagang adalah tolak ukur untuk dapat lebih meningkatkan

usahanya. Pengalaman pedagang yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda

Kota Gorontalo memiliki pengalaman yang di bagi menjadi dua kelompok yaitu

pengalaman kurang dari 5 tahun dan pengalaman pedagang lebih dari 5 tahun keatas.

Karakteristik pedagang responden berdasarkan pengalaman dalam berdagang ikan

(14)

Tabel 15. Karakteristik Responden Pedagang Pengecer Berdasarkan Pengalaman Berdagang Ikan, di Pangkalan Pendaratan Ikan Kota Gorontalo, 2013.

No Pengalaman Berdagang Jumlah Responden Presentase

(Tahun) (Orang) (%)

Berdasarkan Tabel 15, menunjukan bahwa pengalaman berdagang yang dimiliki

pedagang pengecer responden rata-rata lebih dari 5 tahun sebesar 4 orang atau 40%,

dan pedagang yang memiliki pengalaman kurang dari 5 tahun sebesar 6 orang atau

60%. Sedangkan responden pedagang yang memiliki pengalaman > 10 tahun

sebanayak 0 atau 0%. Hal ini menunjukan pada umumnya pedagang kecil

memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam berdagang ikan secara turun

temurun.

F. Karakteristik Responden Pedagang Keliling

1. Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingkat

kemampuan para pedagang dalam mengelola usahanya. Pada umumnya pedagang

yang masih muda dan sehat relatif lebih mudah menerima serapan teknologi dan

mudah menanggung resiko serta memiliki kemampuan fisik yang kuat dan berenergik

untuk bekerja dibandingkan pedagang yang sudah lanjut usia. Persentase jumlah

pedagang responden berdasarkan tingkat umur disajikan pada Tabel 16 berikut:

Tabel 16. Karakteristik Responden Pedagang Keliling Berdasarkan Tingkat Umur Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.

No Umur Jumlah Responden Presentase (%)

1 0 < 15 - -

2 15 > 60 9 90

3 > 60 1 10

Jumlah 10 100

(15)

Berdasarkan Tabel 16. Menunjukan bahwa ada 3 tingkatan umur pedagang.

Pertama, pedagang keliling dari 0 < 15 tahun berjumlah 0 orang atau 0%, dan Kedua,

pedagang yang memiliki kisaran umur 15 > 60 tahun berjumlah 90 orang atau 90%,

Ketiga, sedangkan pedagang yang berumur lebih dari 60 tahun berjumlah 1 orang

atau 10%. Hal ini menunjukan bahwa pedagang yang umurnya terbilang muda akan

bekerja lebih produktif, karena di usia yang masih terbilang muda kemampuan fisik

pedagang sangat kuat dan berenergik, sehingga sangat menunjang dalam

meningkatkan produktifitas berdagang. Dan usia yang tidak produktif lagi sangatlah

berpengaruh terhadap usaha berdagang karena umur yang sudah lanjut usia

kemampuan fisiknya terbilang sangat lemah.

2. Pendidikan

Semakin tingginya tingkat pendidikan, maka diharapkan pola fikir semakin

rasional untuk menerima inovasi atau teknologi baru dalam pengembangan usahanya.

Dengan tingkat pendidikan tersebut pedagang menjadi lebih dinamis dan berani

mengambil resiko dengan pertimbangan yang matang. Persentase jumlah responden

berdasarkan tingkat pendidikan di Kota Gorontalo, dapat disajikan pada Tabel 17

berikut :

Tabel 17. Karakteristik Responden Pedagang Keliling berdasarkan Tingkat Pendidikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.

No Pendidikan Jumlah (Org) Presentase (%)

1 SD 8 80

2 SMP 2 20

3 SMA - -

Jumlah 10 100

Sumber : Data diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 17. Menunjukan bahwa sebagian besar pedagang keliling

memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah. Hal ini terlihat dari umumnya

pedagang keliling responden sebagian besar duduk di bangku sekolah dasar (SD),

(16)

sebanyak 2 orang atau 20% dan yang melanjutkan ke tingkat sekolah menengah atas

(SMA), hanya berjumlah 0 orang atau 0%. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat

pendidikan pedagang responden merupakan salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan, meskipun dengan pendidikan rendah minimal pedagang telah dapat

mengetahui pentingnya suatu usaha dalam berdagang.

3. Pengalaman Berdagang

Pedagang keliling yang berpengalaman akan lebih berhati-hati dalam menerima

suatu teknologi, karena mengandalkan kemampuan yang dimilikinya. Pengalaman

dari pedagang responden ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengalaman

pedagang keliling yang kurang dari 5 tahun dan pengalaman pedagang yang lebih

dari 5 tahun. Karakteristik pedagang responden berdasarkan pengalaman dalam

berdagang ikan laut dapat disajikan pada Tabel 18 berikut:

Tabel 18. Karakteristik Responden Pedagang Keliling Berdasarkan Pengalaman Berdagang Ikan, di Pangkalan Pendaratan Ikan Kota Gorontalo, 2013.

No Pengalaman Berdagang Jumlah Responden Presentase

(Tahun) (Orang) (%)

Berdasarkan Tabel 18, menunjukan bahwa pengalaman berdagang yang dimiliki

pedagang keliling responden belum lama karena rata-rata pedagang keliling telah

memiliki pengalaman berdagang lebih dari 5 tahun sebesar 6 orang atau 60%,

pedagang yang memiliki pengalaman kurang dari 5 tahun sebesar 4 orang atau 40%.

Sedangkan sisanya pedagang keliling responden yang sudah tidak produktif lagi

sebanyak 0 orang atau 0%. Hal ini menunjukan semakin lama pedagang mengelola

usahanya maka akan semakin banyak pengalaman yang di dapat oleh pedagang,

namun pada umumnya pedagang kecil memperoleh pengalaman dan pengetahuan

(17)

G. Deskripsi Pedagang Besar

Pedagang besar merupakan orang yang memperjual belikan hasil produk yang di

miliki, salah satunya menjual ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan. ikan di jual dengan

bermacam-macam harga dari Rp.10.600/kg sampai Rp.12.300/kg, karena tergantung

kualitas yang di jual. Adapun ikan yang diperjual belikan oleh pedagang besar selain

ikan laut lokal dan ikan laut non lokal ada juga ikan danau yang didatangkan dari

berbagai daerah dari dalam atau dari luar Provinsi Gorontalo. Pedagang besar yang

ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo berasal dari berbagai

tempat tinggal di Kota Gorontalo. pedagang besar yang menjual ikan berjumlah 10

orang sebagian yang menjual kaum pria dan wanita . Keberhasilan dalam berdagang

merupakan strategi yang di lakukan oleh setiap pedagang, untuk merpertimbangkan

harga yang akan di tetapkan dalam penjualan. Dalam menjual harus menyesuaikan

setiap keuntungan yang di peroleh para pedagang.

Ketersediaanya sarana dan transportasi dalam melakukan usaha berdagang

merupakan salah satu penghambat setiap pedagang dalam mempertimbangkan

kondisi fluktuasi harga ikan yang mereka temui. Setiap ikan diperjual belikan di

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo merupakan ikan yang

mereka beli dari nelayan/armada kappal dari berbagai daerah. Harga yang diperoleh

dari para nelayan/armada kapal berkisar Rp.10.600/kg sampai Rp.12.300/kg

tergantung pembelian dan tergantung kualitas yang akan di jual. Dalam satu hari

permintaan berkisar 1-3 ton / hari .

H. Deskripsi Pedagang Pengecer

Pedagang pengecer merupakan orang yang memperjual belikan hasil produk

yang di miliki, adapun ikan yang dijual adalah semua jenis ikan yang didaratkan di

Pangkalan Pendaratan Ikan tersebut. ikan di jual bermacam-macam harga dari

Rp.12.300/kg sampai Rp.13.700/kg, karena tergantung kualitas yang di jual. Pedagang

kecil yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo berasal dari

(18)

berjumlah 10 orang . Keberhasilan dalam berdagang merupakan strategi yang di

lakukan oleh setiap pedagang, untuk merpertimbangkan harga yang akan di tetapkan

dalam penjualan. Dalam menjual harus menyesuaikan setiap keuntungan yang di

peroleh para pedagang.

Keterbatasan sarana dan transportasi dalam melakukan usaha berdagang

merupakan salah satu penghambat setiap pedagang untuk mempertimbangkan

fluktuasi harga ikan. Setiap ikan diperjual belikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Tenda Kota Gorontalo merupakan ikan yang mereka beli dari nelayan/armada kapal

dari berbagai daerah atau pada pedagang besar yang ada di Pangkalan Pendaratan

Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo. Adapun harga yang diperoleh dari para

nelayan/armada kapal atau pedagang besar berkisar Rp.12.300/kg sampai

Rp.13.700/kg tergantung pembelian dan tergantung kualitas yang akan di jual. dalam

satu hari permintaan berkisar 100-200 Kg / hari.

I. Deskripsi Pedagang Keliling/pengecer

Pedagang keliling/pengecer adalah orang yang memperjual belikan hasil produk

yang di miliki, ikan di jual dengan bermacam-macam harga dari Rp.12.700/kg sampai

Rp.25.000/kg, pedagang keliling biasanya hanya menjual ikan dengan kebutuhan

konsumen seperti ikan Lajang, Oci dan Teri/Ikan Putih. Dan pedagang keliling yang

ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo berasal dari berbagai

tempat tinggal di Kota Gorontalo. Pedagang keliling menjual ikannya langsung

ketempat pemukiman, pedagang keliling yang menjual ikan berjumlah 10 orang

semuanya adalah kaum pria. Keberhasilan dalam berdagang merupakan strategi yang

dilakukan setiap pedagang, untuk merpertimbangkan harga yang akan ditetapkan

dalam penjualan. Para pedagang menjual hasil produknya harus menyesuaikan

dengan keuntungan yang di peroleh.

Dengan ketersediaan sarana dan transportasi dalam melakukan usaha berdagang

merupakan salah satu penghambat setiap pedagang dalam mempertimbangkan

(19)

Tenda Kota Gorontalo merupakan ikan yang mereka beli dari pedagang besar yang

ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo. Harga yang diperoleh

dari para pedagang besar berkisar Rp.12.700/kg, dalam satu hari permintaan berkisar

25-50 Kg / hari.

J. Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran ikan di Pangkalan

Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo yaitu :

1. Nelayan

Nelayan merupakan orang yang menangkap ikan dan menjual ikan kepada

pedagang dan konsumen. Rata-rata umur nelayan yang ada di Pangkalan Pendaratan

Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo ini berumur lebih dari 15 tahun ke atas dengan

pengalaman berusaha lebih dari 1 tahun. Nelayan menjual ikan dengan bermacam-

macam harga yaitu sebesar Rp.10.600/kg, sampai Rp.15.000/kg tergantung banyak

sedikitnya ikan tersebut.

2. Pedagang Besar

Pedagang besar yaitu pedagang yang membeli ikan langsung dari

nelayan/armada kapal, Rata-rata usia pedagang besar yaitu lebih dari 15 tahun dengan

pengalaman berusaha lebih dari 5 tahun. Pedagang besar menjual ikan pada pedagang

kecil dan pedagang keliling yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota

Gorontalo. Pedagang besar membeli ikan dari nelayan/armada kapal dengan rata rata

harga sebesar Rp.10.600/ kg kemudian menjual kembali ke konsumen dengan harga

Rp.12.100 per kg. Setiap hari pedagang mampu menjual ikan sampai 1 - 3 ton per

hari.

3. Pedagang Pengecer

Pedagang pengecer adalah pedagang yang membeli ikan dari nelayan/armada

kapal dan pedagang besar, setelah itu langsung menjual kepada konsumen dengan

cara menjajakan daganganya ke konsumen yang datang di Pangkalan Pendaratan Ikan

(20)

25 tahun dengan pengalaman beusaha lebih dari 5 tahun. Pedagang kecil membeli

ikan dari nelayan atau pedagang besar dengan rata-rata harga sebesar Rp.12.300/kg

dan menjual kembali konsumen dengan harga sebesar Rp.13.700/kg. pedagang

pengecer mampu menjual ikan sampai 250 kg per hari.

4. Pedagang Pengecer/keliling

Pedagang pengecer/keliling adalah pedagang yang membeli ikan dari pedagang

besar dan langsung menjual ikan kepada konsumen dengan cara menjual

dagangannya langsung ke tempat tinggal konsumen. Rata-tata umur pedagang

keliling yaitu berumur lebih dari 20 tahun dengan pengalaman berusaha lebih dari 5

tahun. Pedagang keliling membeli ikan dari pedagang besar dengan rata-rata harga

sebesar Rp. 13.700 per kilo gram dan menjual kembali ke konsumen dengan harga

Rp.25.000 per kilo gram. Pedagang keliling mampu menjual ikan sampai 50 kg per

hari.

5. Konsumen akhir

Konsumen yaitu orang yang membeli ikan dari nelayan/armada kapal maupun

dari pedagang. Konsumen membeli ikan melalui nelayan, pedagang besar, pedagang

pengecer yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo atau

langsung membeli ke pedagang keliling yang tersebar di Kota Gorontalo. konsumen

biasanya membeli ikan dengan harga berkisar Rp.10.000-Rp.20.000/kg tergantung

pembeliannya.

K. Saluran Pemasaran Ikan

Saluran pemasaran merupakan serangkaian lembaga pemasaran yang mengambil

alih hak, atau membantu dalam pengalihan hak dalam hal ini pedagang membantu

penyaluran komoditi ikan dari nelayan/armada kapal hingga konsumen. Saluran

pemasaran komoditi ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo

melibatkan beberapa lembaga pemasaran, diantaranya: saluran I yaitu dari

(21)

konsumen akhir. Untuk itu dapat dilihat pada Gambar 2 diberikut tentang saluran

pemasaran ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo.

Gambar 2. Model Saluran Pemasaran Ikan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.

Saluran pemasaran dapat menggambarkan proses penyaluran ikan dari produsen

ke konsumen, saluran pemasaran ini diawali dari nelayan. pada Gambar 2. Dapat di

jelaskan bahwa saluran pemasaran ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda

Kota Gorontalo yaitu nelayan/armada kapal menjual ikan dalam keadaan segar ke

pedagang besar setelah itu pedagang besar menjual ikan tersebut ke pedagang

pengecer, pedagang keliling dan konsumen.

1. Saluran Pemasaran 1.

Adapun saluran pemasaran I dapat lihat pada Gambar 3 dibawah ini:

Gambar 3. Saluran Pemasaran I Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013

Pada saluran I terdiri dari nelayan dan armada kapal, pedagang besar, pedagang

pengecer, pedagang keliling, dan konsumen. Sistim pemasaran pada saluran ini tidak

(22)

armada kapal bersandar, dan kemudian pedagang besar menjual ke pedagang

pengecer, pedagang keliling yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda

Kota Gorontalo, setelah itu menjual ke konsumen.

2. Saluran Pemasaran 2

Adapun saluran pemasaran II dapat lihat pada Gambar 4 dibawah ini:

Gambar 4. Saluran Pemasaran II Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.

Pada saluran II terdiri dari nelayan dan armada kapal, pedagang pedagang besar

dan konsumen. Seperti pada saluran pertama nelayan dan armada kapal menjual ikan

ke pedagang besar dengan cara pedagang datang langsung ke tempat kapal nelayan

atau armada kapal bersandar. Setelah itu pedagang besar membawa ke pangkalan

pendaratan ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, dan kemudian di jual ke konsumen.

3. Saluran Pemasaran 3

Adapun saluran pemasaran III dapat lihat pada Gambar 5 dibawah ini :

Gambar 5. Saluran Pemasaran III Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.

Pada saluran pemasaran III terdiri dari nelayan dan armada kapal dan konsumen.

Pada saluran ini merupakan saluran langsung yaitu nelayan menjual langsung ke Nelayan

Pedagang Besar Konsumen

Nelayan

Konsumen Armada

Kapal

(23)

konsumen tanpa adanya perantara dimana nelayan dan armada kapal menjual ikan

langsung ke konsumen dengan cara konsumen datang langsung ke nelayan atau

armada kapal dengan pembicaraan terlebih dahulu. konsumen membeli ikan langsung

ke nelayan/armada kapal hanya konsumen tertentu.

Berdasarkan hasil analisis data maka hipotesis 1, bahwa saluran pemasaran ikan

laut lokal dan ikan laut non lokal di Kota Gorontalo lebih dari satu pemasaran

terbukti yaitu saluran pemasan ikan laut tidak langsung dimana nelayan dan armada

kapal menjual hasil tangkapan ikan ke pedagang-pedagang yang ada di Pangkalan

Pendaratan Ikan (PPI), sedangkan berdasarkan saluran pemasaran III yang ada di

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo adalah saluran pemasaran

langsung yang artinya nelayan/armada kapal menjual langsung ke konsumen.

L. Margin Pemasaran Ikan

Margin Pemasaran merupakan perbedaan harga atau selisih harga yang di bayar

konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh nelayan. Dalam hal ini margin

pemasaran pada pedagang besar adalah perbedaan harga yang di bayarkan ke nelayan

dengan harga jual kepada pedagang pengecer, pedagang keliling, dan konsumen

dalam saluran pemasaran dengan komiditi yang sama.

Sebaran margin pemasaran pada setiap pola saluran pemasaran berbeda. Margin

pemasaran pada pedagang pengecer dihitung berdasarkan harga yang di peroleh

pedagang besar dari nelayan dengan selisih harga penjualan pedagang besar kepada

pedagang pengecer, pedagang keliling dan konsumen pada saluran pemasaran.

Margin pemasaran dapat diperoleh dari harga per kilo ikan yaitu sebagai berikut.

1. Marjin Pemasaran

Margin merupakan perbedaan harga atau selisih harga yang dibayar konsumen

akhir dengan harga yang diterima oleh nelayan/armada kapal. Dalam hal ini margin

pemasaran pada pedagang besar adalah perbedaan harga yang dibayarkan kepada

nelayan/armada kapal dengan harga jual kepada pedagang pengecer, pedagang

(24)

Analisis margin digunakan untuk mengetahui faktor pembentukan margin

pemasaran yang terbesar, Sebaran margin pada setiap pola saluran pemasaran

berbeda. Margin pemasaran pada pedagang ikan dihitung berdasarkan harga yang

diperoleh pedagang besar dari nelayan/armada kapal dengan selisih harga penjualan

pedagang besar kepada pedagang pengecer dan konsumen pada saluran pemasaran.

Margin pemasaran ikan yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota

Gorontalo pada saluran I, dapat dilihat pada Tabel 19 diberikut ini.

(25)

Tabel 19. Margin Pemasaran Ikan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota

Biaya Transportasi 961,11 6,67

Sewa Tempat 37,03 0,25

Biaya Transportasi 58,37 0,40

Sewa Pengangkutan 94,59 0,65

Sewa Kebersihan 10,81 0,07

c. Keuntungan 1236,23 8,590

d. Harga Jual 13.700

4. Pedagang Pengecer/Keliling

a. Harga Beli 13.700

b. Biaya Pemasaran

Biaya Transportasi 388,74 2,70

Sewa Kebersihan 52.35 0,41

c. Keuntungan 10858,91 75,40

d. Harga Jual 25.000

5. Konsumen Akhir

a. Harga Beli 25.000

6. Margin Pemasaran 14.400

Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2013.

Pada Tabel 19. Menunjukan bahwa saluran pemasaran I terdiri dari

nelayan/armada kapal, pedagang besar, pedagang pengecer, pedagang

pengecer/keliling dan konsumen. Total margin sebesar Rp.14.400,- per kilogram

(26)

biaya pedagang besar adalah sebesar Rp.1021,84,- untuk biaya pemasaran dengan

perhitungan biaya transportasi sebesar Rp. 961,11,- per kilo gram, biaya sewa tempat

sebesar Rp. 37,03,- kilo gram, biaya sewa bea/mobil sebesar Rp.22,22,- per kilo

gram, dan biaya kebersihan Rp.1,48. Untuk pedagang pengecer komponen biaya

pemasaran yaitu sebesar Rp.163,77,- dengan perhitungan biaya transportasi sebesar

Rp.58,37,- per kilo gram, biaya angkutan 94,59,- kilo gram dan biaya kebersihan

sebesar Rp. 10,81,- per kilo gram.sedangkan untuk pedagang pengecer/keliling

komponen biaya pemasaran yaitu sebesar Rp.441,09- dengan perhitungan biaya

transportasi Rp. 388,74,- per kilo gram. Biaya kebersihan Rp.52,35- per kilo gram.

Pada saluran ini memiliki margin dalam jumlah yang besar karena nelayan menjual

ikan dari pedagang besar ke pedagang pengecer, lalu ke pedagang keliling dan setelah

(27)

Tabel 20. Marjin Pemasaran Pada Saluran II Di Pangakalan Pendaratan Ikan (PPI)

Biaya Transportasi 961,11 56,55

Sewa Tempat 37,03 2,17

Sumber : Data primer setelah diolah, 2013.

Pada Tabel 20. Menunjukan bahwa saluran pemasaran II terdiri dari

nelayan/armada kapal, pedagang besar dan konsumen. Total margin sebesar

Rp.1.700,- per kilogram dengan total biaya pemasaran sebesar Rp.1021,84,- per

kilogram. Komponen untuk biaya pedagang besar adalah sebesar Rp.1021,84,- untuk

biaya pemasaran dengan perhitungan biaya transportasi sebesar Rp. 961,11,- per kilo

gram, biaya sewa tempat sebesar Rp. 37,03,- kilo gram, biaya sewa bea/mobil sebesar

Rp.22,22,- per kilo gram, dan biaya kebersihan sebesar Rp. 1,48,- per kilo gram. Pada

saluran ini memiliki margin tapi lebih kecil dari saluran pertama karena hanya

melalui satu lembaga pemasaran yaitu lembaga pemasaran yang terdiri dari

(28)

Tabel 21. Harga Rata-Rata, Margin Pemasaran Ikan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo, 2013.

No. Unsur Margin Pemasaran

Saluran 3 Nilai

(Rp/Kg)

Presentase (%) A. Nelayan / Armada Kapal

Harga Jual 10.600 100

B. Konsumen Akhir

Harga Pembelian 10.600 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013.

Pada Tabel 21. Menunjukan bahwa saluran pemasaran III terdiri dari

nelayan/armada kapal langsung menjual ke konsumen. pada saluran ini tidak

memiliki margin karena nelayan/armada kapal langsung menjual kepada konsumen,

nelayan/armada kapal juga tidak perlu mengeluarkan biaya pemasaran karena

konsumen sendiri yang datang langsung ke nelayan/armada kapal.

Perbedaan biaya pemasaran pedagang besar yang menjual ke pedagang dengan

yang menjual langsung ke konsumen di pengaruhi oleh biaya yang di keluarkan dan

kuanlitas ikan yang dijual per harinya. Total margin yang di peroleh pada saluran II

dan III lebih kecil dibandingkan dengan saluran I, hal tersebut karena hanya satu

lembaga pemasaran yang terlibat yaitu nelayan/armada kapal.

Berdasarkan Tabel sebaran margin pemasaran pada nelayan/armada kapal,

pedagang besar, pedagang pengecer dan pedagang keliling di atas dapat dilihat

perbedaan pada saluran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, adalah

lembaga yang terlibat, dan besarnya biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh suatu

(29)

Tabel 22. Margin Pemasaran Ikan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo Pada Saluran I, II, Dan III.

Saluran Pemasaran Jumlah Margin

(Rp)

I 14.400

II 1.700

III -

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013.

Dari Tabel 22 di atas menunjukan bahwa pada saluran I memiliki margin sebesar

Rp. 14.400 yang artinya pemasaran ini melalui banyak saluran pemasaran sehingga

margin yang di dapat nilainya besar dan keuntungan yang di dapat oleh nelayan

sedikit. Pada saluran II memiliki margin sebesar Rp.1.700 pada saluran ini jumlah

margin yang di peroleh lebih kecil di bandingkan pada saluran I. Pada saluran III

tidak mempunyai jumlah margin karena nelayan langsung menjual ke konsumen dan

keuntungan yang akan di peroleh nelayan akan lebih besar.

Pada intinya saluran II memiliki margin pemasaran lebih kecil di bandingkan

dengan saluran I karena saluran II hanya menggunakan satu lembaga pemasaran dan

biaya pemasaran sedikit. Sedangkan saluran III tidak memiliki margin karena tidak

menggunakan lembaga pemasaran artinya produsen langsung menjual ke konsumen.

Dengan hasil analisis data di peroleh margin pemasaran yang memberikan

keuntungan pada Tabel margin ke tiga, dengan demikian hipotesis dua terbukti bahwa

saluran pemasaran ikan lokal dan ikan non lokal di Kota Gorontalo adalah saluran

Gambar

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2011
Tabel 2. Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2011
Tabel 3. Kelurahan, Lingkungan, RW, dan RT menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2011.
Tabel 4. Rekapitulasi Potensi Pengguna Kawasan Di UPTD TPI-PPI Pangkalan  Pendaratan Ikan Kota Gorontalo, dapat di lihat pada Tabel dibawah ini
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk persaingan ketat ini berkaitan dengan adanya sejumlah faktor (Pearce and Robinson, 2008): ada banyak pesaing atau pesaing yang ada memiliki ukuran dan kekuatan

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

Dengan memperhatikan aspirasi masyarakat yang dituangkan dalam Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Natuna Nomor KPTS.05/DPRD/2006 tanggal 22 Maret 2006

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Djasa Rahardja, mulai 1 Januari 1965 PNAK Eka Karya dilebur menjadi

Masalah yang tejadi di perairan Indonesia adalah terkait perbatasan negara dengan negara-negara lain, kerusakan ekosistem laut akibat prilaku manusia, hilangnya

Alasannya ialah &#34;bahwa dengan diterimanya rancangan Undang-undang tentang Susunan dan Acara Pengadilan Tentara oleh Badan Pekerja dipandang Peraturan Pemerintah No. Oleh

Kelompok Kerja ULP Kabupaten Ponorogo Kegiatan Pengembangan Kawasan Tanaman Buah Tahun Anggaran 2014 akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pasca kualifikasi

Karakteristik responden menurut masa kerja para responden dalam penelitian ini yang merupakan karyawan pada Pasar Modern Pasir Pengaraian yaitu yang memiliki masa