• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SAWIT RAYA DI KABUPATEN SAMBAS - Repository UM Pontianak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SAWIT RAYA DI KABUPATEN SAMBAS - Repository UM Pontianak"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH :

FITRI PURNAMASARI

NIM : 131310293

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)
(3)

Koperasi Unit Desa (KUD) Sawit Raya Di Kabupaten Sambas.

Subjek penelitian ini adalah laporan keuangan KUD Sawit Raya Di Kabupaten Sambas periode 2012-2015. Data yang dikumpulkan dengan data primer dan data sekunder. Sedangkan analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dalam bentuk analisis rasio keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 203/Dep.1/XII/2011 tentang Penilaian Koperasi Berprestasi dan Koperasi Penerimaan Award.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) berdasarkan rasio likuiditas: a. current ratio yang masuk dalam kriteria buruk berdasarkan Peraturan Menteri tahun 2011 karena koperasi memiliki aktiva yang berlebih dan tidak digunakan dengan maksimal dan b. cash ratio yang masuk dalam kriteria buruk karena kelebihan dana yang ada dalam kas dan bank banyak yang menganggur dan akan menimbulkan tingkat keuntungan tidak maksimal, (2) berdasarkan rasio solvabilitas: a. total debt to total assets yang masuk dalam kriteria buruk karena aset yang dimiliki tidak mampu dalam menjamin seluruh kewajiban dan b. long term debt to equity ratio yang masuk dalam kriteria buruk karena besarnya kewajiban jangka panjang yang tidak sebanding dengan modal sendiri, (3) berdasarkan rasio rentabilitas: a. return on investment yang masuk dalam kriteria kurang baik karena banyaknya aktiva yang tidak produktif dan b. return on equity yang masuk dalam kriteria cukup baik karena modal sendiri kurang produktif.

(4)

Sawit Raya in Sambas District.

The subject of this study was financial statement of KUD Sawit Raya in Sambas Regency over the period 2012-2015. The data were collected from primary and secondary data. The data analysis was quantitative descriptive analysis of financial ratio based on the Regulation of the Ministry of Cooperatives and Small and Medium Enterprises (SMEs) of the Republic of Indonesia Number: 203/Dep.1/XII/2011 concerning High Achiever’s Cooperatives and Award Recipients.

The study indicates that, based on the liquidity ratios, the current ratio did not meet the standard set by the Ministerial Regulation 2011, as the cooperatives did not use their excessive assets maximally. The cash ratio was also considered bad because of the excess cash that lead to minimum profit levels. Further, based on the solvency ratio, the total debt to total assets fell to bad criteria because the assets owned by the cooperatives were not able to guarantee all obligations. The long term debt to equity ratio was also considered bad, as the long-term liabilities did not meet their own capital. Lastly, based on the profitability ratios, return on investment fell into bad criteria because of the number of unproductive assets, whereas, the return on equity was considered fairy good even they had less productive capital.

(5)

Raya Di Kabupaten Sambas”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali memperoleh bantuan, bimbingan, masukan serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak H. Helman Fachri., S.E., M.M., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak.

2. Bapak Samsuddin., S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Pontianak.

3. Bapak Edy Suryadi., S.E., M.M., selaku Dosen Pembimbing Utama telah memberikan saran dan bimbingan hingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini.

4. Ibu Heni Safitri., S.E., M.M., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah memberikan saran dan bimbingan hingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini.

5. Pimpinan dan Staff KUD “Sawit Raya” yang telah memberikan izin serta bantuan untuk melakukan penelitian ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staff Akademik Universitas Muhammadiyah Pontianak.

7. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun material selama saya menempuh pendidikan. 8. Sahabat-sahabat, teman-teman seangkatan dan semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan tentunya masih banyak diperlukan perbaikan. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Pontianak, 05 April 2017 Penulis,

(6)

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Permasalahan... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Kerangka Pemikiran ... 10

G. Metode Penelitian... 16

1. Jenis Penelitian ... 16

2. Teknik Pengumpulan Data ... 16

H. Teknik Analisis Data ... 17

1. Rasio Likuiditas ... 17

2. Rasio Solvabilitas ... 18

3. Rasio Rentabilitas... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 21

A. Koperasi ... 21

1. Pengertian Koperasi ... 21

2. Fungsi dan Peran Koperasi... 22

3. Karakteristik Koperasi ... 22

(7)

E. Pengertian Rasio Keuangan ... 27

F. Rasio Likuiditas ... 28

G. Rasio Solvabilitas ... 29

H. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas ... 30

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 32

A. Sejarah Singkat Berdirinya KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas ... 32

B. Struktur Organisasi KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas ... 34

C. Aspek Usaha... 37

D. Aspek Keuangan ... 39

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Analisis Rasio Likuiditas... 41

B. Analisis Rasio Solvabilitas ... 46

C. Analisis Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas ... 51

D. Analisis Kinerja Keuangan Secara Keseluruhan... 57

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(8)

Tahun 2012 - 2015 (Rupiah) ... 6

Tabel 1.2 Presentase Kenaikan dan Penurunan Pendapatan Usaha, Beban Usaha, dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Tahun 2012- 2015 ... 7 Tabel 1.3 Standar Pengukuran Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan

Rentabilitas Koperasi ... 13

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas Tahun 2012 - 2015 ... 43

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Solvabilitas Tahun 2012 - 2015 ... 48

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Rentabilitas Tahun 2012 - 2015 ... 53

(9)
(10)

sampai dengan Tahun 2015 ... 65

Lampiran II Perhitungan Rasio Solvabilitas KUD Sawit Raya Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2015 ... 76

Lampiran III Perhitungan Rasio Rentabilitas KUD Sawit Raya Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2015 ... 87

Lampiran IV Neraca KUD Sawit Raya Tahun 2012 ... 98

Lampiran V Laporan Laba Rugi KUD Sawit Raya Tahun 2012 ... 101

Lampiran VI Neraca KUD Sawit Raya Tahun 2013 ... 104

Lampiran VII Laporan Laba Rugi KUD Sawit Raya Tahun 2013 ... 109

Lampiran VIII Neraca KUD Sawit Raya Tahun 2014 dan Tahun 2015 ... 114

Lampiran IX Laporan Laba Rugi KUD Sawit Raya Tahun 2014 ... 119

(11)

A. Latar Belakang Penelitian

Secara khusus, koperasi pertanian di Indonesia terutama melalui Koperasi Unit Desa (KUD) telah mendapat tugas sebagai fasilitas untuk turut mendukung pembangunan ekonomi pedesaan. Keberadaan dan perkembangan KUD juga telah menjadi simbol dari keberadaan dan perkembangan koperasi pertanian di Indonesia serta sangat erat kaitanya dengan program dan peran pemerintah dalam pembangunan pertanian dan pedesaan. Secara umum KUD dinilai telah memberikan dukungan yang signifikan terhadap keberhasilan pembangunan pertanian yang berorientasi pada peningkatan produksi, khususnya perkebunan kelapa sawit karena melalui kegiatan-kegitan yang dilakukan KUD telah memberikan manfaat yang besar kepada para petani di pedesaan.

Koperasi Menurut Undang-Undang nomor 17 tahun 2012 merupakan badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan modal usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai nilai dan prinsip koperasi.

(12)

2007:139). Pengintegrasian tersebut akan membawa dampak yang simultan terhadap kemajuan usaha yang dijalankan oleh KUD.

Koperasi didirikan bertujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi para anggotanya. Untuk itu koperasi diharapkan bisa bertahan dalam persaingan dan bisa berkembang menjadi lebih besar. Hal ini bisa dicapai jika koperasi tersebut dikelola dengan manajemen yang baik dan memberikan pelayanan yang baik kepada para anggotanya, sehingga bisa memberikan sisa hasil usaha yang layak.

(13)

Menurut Kasmir (2010:110) untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan koperasi mengalami perkembangan, diadakan analisa mengenai faktor-faktor yang mendukung pencapaian usaha. Salah satu faktor tersebut dapat dilihat dari interpretasi atau analisa laporan keuangannya, yang terdiri dari analisa rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.

Dalam hal ini ketiga rasio tersebut sangat berpengaruh untuk mengetahui hasil kinerja suatu perusahaan, karena ketiga rasio ini secara umum selalu menjadi perhatian investor karena secara dasar dianggap sudah merepresentatifkan analisis awal tentang kondisi suatu perusahaan, dimana rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, sedangkan rasio solvabilitas merupakan rasio yang menunjukkan bagaimana perusahaan mampu untuk mengelola utangnya dalam rangka memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi kembali utangnya dan rasio rentabilitas bermanfaat untuk menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan.

Hasil penelitian Murtini (2009) dengan judul “Analisis Kinerja

Laporan Keuangan Pada Koperasi Ternak Makmur Kauman Desa Karang Anyar” diperoleh hasil bahwa dari seluruh hasil perhitungan yang ada dapat

(14)

bisa dikatakan selalu dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo. Sedangkan dari rasio solvabilitas kinerja keuangan koperasi Ternak Makmur dalam memenuhi kewajibannya dinilai sudah baik, karena rasio hutang lebih kecil dari pada rasio lancarnya dan rasio hutang tidak melebihi standar normal koperasi, dimana standar normal koperasi tersebut adalah 110%. Kinerja keuangan koperasi dalam perhitungan rasio profitabilitas menunjukan bahwa laba yang diperoleh dapat dikatakan baik, karena terus mengalami peningkatan, jadi bisa dikatakan kinerja keuangan semakin membaik.

Peneliti sejenis yang dilakukan oleh Ilham (2011) dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Di Koperasi Keluarga Pegawai ITB”

diperoleh hasil bahwa Kinerja keuangan KKP ITB secara keseluruhan dimulai dari likuiditas, solvabilitas, efektifitas, profitabilitas dan produktifitas telah berjalan dengan baik terutama dari permodalan yang dominan dari hasil analisis rasio modal masih kuat berasal dari modal sendiri dibandingkan modal dari luar.

Peneliti sejenis yang dilakukan oleh Irawan (2013) dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi Mitra Duta Pontianak” diperoleh

(15)

karena rata-rata cash ratio hanya sebesar 37,82%. Rasio solvabilitas yang tercermin dari rasio total utang terhadap total aktiva menunjukkan kinerja baik dengan rata-rata rasio sebesar 42,18%, sedangkan rasio utang jangka panjang terhadap modal sendiri memiliki kinerja sangat baik dengan rata-rata rasio sebesar 11,53%. Rasio rentabilitas yang tercermin dari rasio Return on Investment (ROI) menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan rata-rata rasio sebesar 11,99% dan rasio Return on Equity memiliki kinerja yang sangat baik dengan rata-rata rasio sebesar 20,97%. Kinerja keuangan Koperasi Mitra Duta Ponrianak secara keseluruhan menunjukkan kinerja yang cukup baik karena masih mampu menghasilkan keuntungan atau sisa hasil usaha, sehingga dapat dikategorikan sebagai koperasi yang solvabel tetapi illikuid karena mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utang-utangnya, tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kewajiban atau utang jangka pendeknya dengan segera jika ditagih.

(16)

penambahan usaha dan pola operasional koperasi serta pola pikir dan sikap yang lebih bertanggung jawab dalam memajukan kesejahteraan ekonomi anggotanya.

Alasan mendasar KUD Sawit Raya di Kabupaten Sambas di jadikan objek penelitian karena dari periode ke periode belum pernah dilakukan penilaian terhadap kinerja keuangan. Padahal agar di ketahui baik buruknya kinerja manajemen koperasi perlu diketahui kinerja keuangan pada koperasi tersebut, karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian pada KUD Sawit Raya di Kabupaten Sambas.

Untuk mengetahui gambaran secara jelas mengenai perkembangan KUD Sawit Raya di Kabupaten Sambas dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 KUD Sawit Raya

Pendapatan Usaha, Beban Usaha, dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Tahun 2012-2015

(Dalam Rupiah)

No Keterangan Tahun

2012 2013 2014 2015 1. Pendapatan Usaha:

a) Unit Simpan Pinjam 69.031.327 46.123.500 56.507.500 51.139.000

b) Unit Pemasaran TBS 52.842.615 44.354.005 43.292.196 42.992.185

c) Unit Armada - 13.562.010 118.186.153 196.765.421

d) Unit Jasa Bank 30.903.219 26.721.627 21.656.000 44.691.572

e) Unit Saprotan - 68.179.979 139.570.000 408.776.000

2. Beban Usaha:

a) Unit Simpan Pinjam 40.174.327 22.656.500 30.301.500 21.689.976

b) Unit Pemasaran TBS 36.849.673 21.156.068 23.950.000 23.650.500

c) Unit Armada - 14.085.542 87.426.256 167.093.689

d) Unit Jasa Bank 19.500.000 9.156.068 14.050.000 19.729.452

e) Unit Saprotan - 48.104.545 117.773.830 368.476.000

3. Pajak:

(17)

b) Unit Pemasaran TBS 1.599.294 2.319.794 1.934.220 1.934.169

c) Unit Armada - - 3.075.990 2.967.173

d) Unit Jasa Bank 1.140.332 1.541.639 760.600 2.496.212

e) Unit Saprotan - 2.007.543 2.179.617 4.030.000

4. Sisa Hasil Usaha (SHU): {1-(2+3)}

a) Unit Simpan Pinjam 25.971.300 21.120.300 23.585.400 26.504.122

b) Unit Pemasaran TBS 14.393.648 20.878.143 17.407.976 17.407.517

c) Unit Armada - (523.532) 27.683.907 26.704.559

d) Unit Jasa Bank 10.262.897 13.874.753 6.845.400 22.465.908

e) Unit Saprotan - 18.067.891 19.616.553 36.270.000

Sumber : KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas, Tahun 2016. Tabel 1.2

KUD Sawit Raya

Presentase Kenaikan dan Penurunan Pendapatan Usaha, Beban Usaha, dan Sisa Hasil Usaha (SHU)

Tahun 2012-2015

Sumber : KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas , Tahun 2016.

(18)

penurunan secara fluktuasi yang diikuti dengan penurunan beban usaha dan sisa hasil usaha baik berdasarkan konsep kuantitatif maupun kualitatif. Peningkatan pada unit armada dan unit saprotan tersebut tidak sesuai dengan penurunan sisa hasil usaha pada Tahun 2015, sedangkan penurunan pada unit pemasaran TBS dan unit jasa bank tersebut tidak sesuai dengan peningkatan sisa hasil usaha pada Tahun 2015 . Maka hal inilah yang mendorong penulis untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kinerja keuangan pada KUD Sawit Raya Di Kabupaten Sambas dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2015.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan membuat sebuah penelitian yang mengambil judul “Analisis Kinerja Keuangan Pada

KUD Sawit Raya Di Kabupaten Sambas”

B. Permasalahan

Dari latar belakang di atas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan KUD Sawit Raya di Kabupaten Sambas dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2015 ?

C. Pembatasan Masalah

(19)

tentang Penilaian Koperasi Berprestasi dan Koperasi Penerimaan Award dengan periode analisis dari Tahun 2012 sampai dengan 2015.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan KUD Sawit Raya di Kabupaten Sambas Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2015”.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan pengaplikasian ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dan menerapkannya ke dalam penelitian ilmiah terutama yang berhubungan dengan manajemen keuangan.

2. Bagi KUD Sawit Raya

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dan pertimbangan bagi keuangan KUD Sawit Raya dalam mengambil keputusan dan menetapkan kebijaksanaan di bidang keuangan pada masa yang akan datang.

3. Bagi Almamater

(20)

F. Kerangka Pemikiran

Koperasi untuk menjalankan aktivitasnya dan mempertahankan kelangsungan hidup sangat memerlukan suatu cerminan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan, sehingga koperasi tersebut dapat melihat sejauh mana keadaan dan kondisi koperasi tersebut.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (Ikatan Akuntan Indonesia, 2015:1.3). Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang suatu perusahaan (Fahmi, 2011:22).

Dalam menganalisis kinerja keuangan, ada beberapa alat analisis yang bisa digunakan adalah analisis rasio yaitu perbandingan data keuangan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja perusahaan. Menurut Kasmir (2010:110) ada beberapa rasio yang biasa digunakan antara lain: (1) Rasio Likuiditas; (2) Rasio Solvabilitas; (3) Rasio Rentabilitas. Dari beberapa rasio tersebut diatas maka, penulis mengambil kesimpulan bahwa menganalisis kinerja keuangan koperasi dapat dilakukan dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas.

(21)

dibagikan kepada anggota setiap tahunnya tergantung besarnya jasa anggota kepada koperasi.

Hasil penelitian Ni’mah (2011) dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi Bmt Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang” diperoleh hasil bahwa dari seluruh hasil perhitungan yang ada

dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan Koperasi Bmt Bina Usaha bila dilihat dari analisis likuiditas pada koperasi BMT Bina Usaha angka rasio yang dihasilkan menunjukkan angka yang cukup baik atau likuid pada analisis Current Ratio yaitu dengan angka sesuai standar (144,33% pada tahun 2007, 128,36% pada tahun 2008 dan 125,96% pada tahun 2009), sedangkan pada analisis Cash Ratio menunjukkan hasil yang tidak baik karena masih jauh di bawah standar yang telah ditetapkan. Analisis solvabilitas pada koperasi BMT Bina Usaha menunjukkan hasil yang cukup baik atau solvabel dalam memenuhi kewajiban-kewajiban panjang maupun pendeknya. Hal ini dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan sesuai angka yang sesuai standar yang telah ditetapkan. Analisis rentabilitas menunjukkan bahwa koperasi BMT Bina Usaha cukup rentabel dalam menghasilkan SHU yang maksimal. Hal ini dilihat dari angka-angka rasio yang dihasilkan telah sesuai denan standar yang telah ditetapkan.

Peneliti sejenis yang dilakukan oleh Mutmainnah (2013) dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Serba Usaha Putra Mandiri Di

(22)

Putra Mandiri menunjukkan bahwa rasio mengalami kenaikan dan penurunan tiap tahunnya. Beberapa rasio yang mengalami kenaikan yaitu rasio modal sendiri terhadap total modal, rasio efisiensi dan rasio aktiva tetap terhadap total aset, sedangkan beberapa rasio yang mengalami penurunan yaitu rasio rentabilitas aset, rasio rentabilitas modal sendiri dan rasio kemandirian operasional pelayanan serta rasio likuiditas menunjukkan kenaikan dan penurunan. Analisis trend KSU “Putra Mandiri” di Kab. Jember mengalami dua kecenderungan yaitu trend naik dan trend turun. Sedangkan untuk analisis common size menunjukkan kenaikan dan penurunan pada tiap posnya, dan untuk hasil akhir yaitu pada SHU bersihnya cenderung mengalami penurunan.

(23)

Tabel 1.3

Standar Pengukuran Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas Koperasi

No Komponen Standar Nilai Kriteria

1. Rasio Likuiditas 3. Rasio Rentabilitas

(24)

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Keterangan :

1. Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2010:110) rasio likuiditas digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Rasio likuiditas yang diteliti meliputi:

a. Current Ratio

Current ratio yaitu rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lanacarnya.

b. Cash Ratio

Cash ratio yaitu alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

Laporan Keuangan

Rasio Likuiditas

Rasio Solvabilitas

Rasio Rentabilitas

Gambaran Umum Kinerja Keuangan KUD Sawit Raya di

(25)

2. Rasio Solvabilitas

Menurut Kasmir (2010:110) rasio solvabilitas digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Rasio solvabilitas yang diteliti meliputi:

a. Rasio Utang terhadap Aset

Rasio utang terhadap aset yaitu rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

b. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal

Rasio utang jangka panjang terhadap modal sendiri yaitu rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.

3. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas

(26)

a. Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) yaitu merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. b. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) yaitu rasio untuk mengetahui sampai seberapa jauh hasil yang diperoleh dari penanaman modalnya.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan keadaan perusahaan pada saat penelitian dan memeriksa gejala atau perubahan tertentu pada objek yang diteliti.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1).Wawancara

(27)

2).Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan terhadap objek penelitian dalam rangka mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi dilapangan sesuai dengan masalah yang diteliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen laporan keuangan KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas yang terdiri dari laporan laporan rugi laba dan neraca Tahun 2012 sampai dengan 2015.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, yakni analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Current Ratio

(28)

Aktiva Lancar Current Ratio =

Kewajiban Lancar

b. Cash Ratio

Cash Ratio yaitu alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Rumus untuk menghitung cash ratio menurut Hery (2015:156) adalah sebagai berikut:

Kas + Bank Cash Ratio =

Kewajiban Lancar 2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Rasio utang terhadap aset (debt to assets ratio)

Rasio utang terhadap aset (debt to assets ratio) adalah perbandingan antara jumlah aktiva dengan jumlah utang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung rasio utang terhadap aset (debt to assets ratio) menurut Kasmir (2010:121) adalah sebagai berikut:

Total Utang Debt to Assets Ratio =

Total Aktiva

b. Rasio utang jangka panjang terhadap modal (long term debt to equity ratio)

(29)

Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingskan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung rasio utang jangka panjang terhadap modal (equity) menurut Kasmir (2010:124) adalah sebagai berikut:

Long Term Debt LTDtER =

Equity

3. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas

Rasio Rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) adalah merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Dengan kata lain Return on Investment (ROI) adalah kemampuan suatu perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung Return on Investment (ROI) menurut Syafri (2008:63) adalah sebagai berikut:

Laba Bersih Setelah Pajak Return on Investment =

(30)

b. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) yaitu rasio untuk mengetahui sampai seberapa jauh hasil yang diperoleh dari penanaman modalnya. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung rasio laba bersih atas modal menurut Kasmir (2010:137) adalah sebagai berikut:

Laba Bersih Setelah Pajak Return on Equity (ROE) =

Modal Sendiri

(31)

A. Koperasi

1) Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari bahasa latin, yaitu “cooperation” yang terdiri dari “co” dan “operation”. Masing-masing kata tersebut mengandung pengertian “bersama” dan “bekerja” jika dibandingkan

berarti kerjasama atau bekerjasama. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa koperasi adalah bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Kasmir (2010:40) yang dimaksud dengan koperasi adalah “badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.

Menurut Sudarwanto (2013:19) yang dimaksud dengan koperasi adalah “badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan

sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya”. Dengan

demikian, koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan pilar utama perekonomian nasional.

Pemahaman koperasi secara umum adalah “suatu perkumpulan

(32)

kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan suatu badan usaha yang dikelola secara demokratis.

2) Fungsi dan Peran Koperasi

Menurut Kasmir (2010:41) fungsi dan peran koperasi di dalam bermasyarakat dan bernegara membantu memperkukuh perekonomian masyarakat dan pemerintah. Berikut ini fungsi dan peran koperasi sesuai dengan Undang-Undang koperasi, yaitu:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai pilar utama.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasioanal yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

3) Karakteristik Koperasi

Menurut Sudarwanto (2013:20) dalam pasal 3 UU No.25/1992 disebutkan bahwa koperasi di Indonesia sebagai suatu alat untuk membangun sistem perekonomian.

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945.

(33)

perekonomian nasional. Memaknai pemahaman amanat yang tertuang dalam UUD 19945 tersebut, bahwa koperasi menjadi suatu model sistem perekonomian negara yang harus diwujudkan dan diimplementasikan dalam aktivitas kegiatan ekonomi bangsa Indonesia, mengingat koperasi ditempatkan sebagai pilar utama perekonomian nasional. Oleh karena itu tujuan utama koperasi di Indonesia adalah:

a. Meningkatkan kesejahteraan anggota b. Memajukan kesejahteraan masyarakat

c. Turut membangun tatanan perekonomian nasional.

Menurut Sudarwanto (2013:20) memahami nilai-nilai dasar koperasi sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD 1945 dan UU No.25/1992, maka koperasi di Indonesia memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Koperasi memiliki nilai-nilai komitmen sebagai pedoman bagi anggotanya.

b. Anggota koperasi memiliki kepentingan ekonomi yang sama yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat di lingkungan di mana koperasi berada.

c. Semua aktivitas usaha koperasi dijalankan dan diawasi oleh anggota koperasi.

d. Untuk mewujudkan tujuan koperasi, maka badan usaha sebagai wadah dan alat dalam menjalankan aktivitas usaha koperasi.

e. Kelebihan atas kemampuan pelayanan yang dilakukan oleh koperasi digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi.

4) Prinsip-Prinsip Koperasi

(34)

Prinsip-prinsip koperasi ini sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No.25/1992, yaitu:

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

Prinsip ini menegaskan bahwa tidak boleh ada pemeksaan oleh pihak manapun untuk menjadi anggota koperasi.

b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Prinsip ini menegaskan bahwa dalam pengambilan keputusan senantiasa melibatkan anggota koperasi. Pengaturannya diatur dalam anggaran dasar / rumah tangga koperasi.

c. Pembagian sisa hasil usaha sebanding dengan partisipasi anggota

Pembagian sisa hasil usaha sebanding dengan partisipasi anggota koperasi dalam membentuk kontribusi sisa hasil usaha selama periode akuntansi. Dengan demikian pendapatan anggota koperasi dari pembagian sisa hasil usaha sangat tergantung dari partisipasi anggota dan dalam memberikan kontribusi pembentukan sisa hasil usaha bagi koperasi.

d. Pemberian balas jasa atas modal

Pemberian balas jasa yang terbatas atas modal merupakan cermin atas kewajiban pemberian imbalan bagi partisipasi anggota serta mendorong makin kuatnya rasa kesetiakawanan antar sesama anggota koperasi. e. Kemandirian

Prinsip kemandirian menunjukkan bahwa pengelolaan usaha dijalankan dan diawasi oleh anggota harus dapat memberikan peningkatan kesejahteraan bagi anggotanya dan masyarakat.

Menurut Kasmir (2010:41) dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut:

a. Pendidikan perkoperasian; dan b. Kerja sama antar koperasi.

5) Jenis Koperasi

Menurut Kasmir (2010:42) jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Secara umum jenis koperasi dibagi menjadi 2, yaitu:

(35)

b. Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi.

B. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2014:2) bahwa: “Kinerja keuangan adalah suatu

analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar”.

Menurut Sutrisno (2009:53) mengatakan bahwa: “Kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut”.

Berdasarkan pengertian kinerja keuangan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut.

C. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2008:7) mengatakan bahwa: “Laporan keuangan

(36)

Menurut Fahmi (2014:22) mengatakan bahwa: “Laporan keuangan

adalah suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan”.

Berdasarkan pengertian laporan keuangan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah suatu laporan yang menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu. Laporan keuangan merupakan informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.

D. Analisis Laporan Keuangan

Data keuangan suatu perusahaan akan lebih berarti lagi bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.

Menurut Syafri (2008:190) yang dimaksud dengan analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

(37)

Analisis laporan keuangan juga berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah merupakan analisis kelemahan dan kekuatan dibidang finansial dan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospek di masa yang akan datang. analisis laporan keuangan memberikan manfaat yang besar bagi manajemen perusahaan untuk menilai perkembangan kinerja perusahaan dari masa ke masa.

E. Pengertian Rasio Keuangan

Sehubungan dengan pengertian analisa laporan keuangan yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, maka dalam hal ini Syafri (2015:218) mengatakan bahwa:

Rasio keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memberikan penilaian.

Selanjutnya Kasmir (2010:93) menjelaskan pengertian rasio keuangan sebagai berikut:

Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.

(38)

ditetapkan atau sebaliknya. Di samping itu juga digunakan untuk menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan (aset) secara efektif dan efisien.

Dalam prakteknya, analisis rasio keuangan suatu perusahaan menurut Kasmir (2010:94) digolongkan menjadi:

a. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca.

b. Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanyabersumber dari laporan laba rugi.

c. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campur) baik yang ada di neraca maupun laporang laba rugi.

Dalam melakukan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, dalam hal ini ada beberapa pengelompokan rasio keuangan yang biasa atau sudah lazim digunakan oleh suatu perusahaan. Pengelompokan rasio keuangan yang dilakukan oleh beberapa para ahli pada dasarnya adalah sama. Menurut Syafri (2015:219) rasio keuangan dapat dikelompokan sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas yang menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek.

2. Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi atau menyelesaikan kebutuhan jangka panjang.

3. Rasio rentabilitas atau profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua sumber yang ada, penjualan, kas, aset, modal.

F. Rasio Likuiditas

(39)

Untuk pengukuran yang mudah dan cepat bisa digunakan analisis rasio dengan menghubungkan jumlah kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban jangka pendek.

Menurut Kasmir (2008:129) rasio likuiditas adalah: “Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek”.

Kemudian Kasmir (2008:134) mengatakan ada dua rasio likuiditas yang paling sering digunakan, yaitu:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar dihitung dengan cara membagi aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio ini menggambarkan seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

2. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas dihitung dengan membagi kas dan bank dengan utang lancar. Jadi rasio ini merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersediannya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat).

G. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas memberikan ukuran atas dana yang disediakan pemilik dibandingkan dengan keuangan yang diberikan kreditur. Menurut Hery (2015:162) rasio solvabilitas adalah: “Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang ”.

(40)

1. Rasio utang terhadap aset (debt to assets ratio), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset.

2. Rasio utang jangka panjang terhadap modal (long term debt to equity ratio), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur beberapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang jangka panjang.

H. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas

Menurut Kasmir (2010:115) bahwa: “Rasio profitabilitas merupakan

rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan bermacam-macam dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya. Namun, cara yang paling sering dan umum digunakan untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah dengan mengukur tingkat rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri.

(41)

perusahaan (operating capital/assets). Demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanya laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (net operating income).

Menurut Riyanto (2007:44) rentabilitas modal sendiri atau sering juga dinamakan rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax (EAT=Earning After Tax). Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja didalam perusahaan.

Adapun rasio rentabilitas atau profitabilitas yang sering digunakan perusahaan menurut Kasmir (2010:115) adalah:

a. Hasil Pengembalian Investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment (ROI) atau Return on Total Assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. ROI dapat dihitung dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.

(42)

A. Sejarah Singkat Berdirinya KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas

KUD Sawit Raya berkedudukan di Spandak A Desa Sungai Sapak RT.01/RW.04 Kecamatan Subah Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat, berdiri pada 14 Februari 1993 di bawah pimpinan atau ketuanya adalah Bapak Suyono.

Sampai saat ini KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas sudah menjalankan aktivitasnya selama kurang lebih 23 tahun. KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas telah memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan telah mengadakan perubahan terhadap Anggaran Dasar yang tercatat pada Kantor Dinas Koperasi Kabupaten Sambas dengan mempunyai Badan Hukum Nomor : 1458/BH/X, Tanggal 03 April 1993 dan Akta Perubahan Nomor 203 tanggal 20 Maret 1996.

KUD Sawit Raya mempunyai anggota penuh berjumlah 405 orang, dengan potensi anggota berjumlah 422 orang dan calon anggota 17 orang, latar belakang mata pencaharian para anggota adalah sebagai petani / pekebun Kelapa Sawit.

(43)

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah disahkan oleh Rapat Anggota Tahunan dan dituangkan dalam pasal-pasal yang cukup jelas sesuai dengan ketentuan Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

KUD Sawit Raya Kecamatan Subah Kabupaten Sambas telah menyelenggarakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) setiap tahun, semua hasil Rapat tersebut telah disetujui oleh Anggota dan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992.

B. Struktur Organisasi KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas

Dari gambar struktur organisasi periode 2012 – 2015 dapat diketahui bahwa struktur organisasi KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas tertinggi adalah Rapat Anggota yang memutuskan keberadaan pengurus, anggota, dan badan pengawas.

Rapat Anggota Tahunan KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas untuk Tahun Buku 2010 pada tanggal 11 juli 2011 telah memilih dan mengangkat pengurus baru untuk masa bakti dari Tahun 2011 s/d 2015.

(44)

Gambar 3.1

KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas Struktur Organisasi

Sumber : KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas, Tahun 2016

Susunan pengurus KUD Sawit Raya Sambas adalah sebagai berikut : Badan Pelindung dan Penasehat :

Kepala Desa : Pilih Pardjianto

(45)

 Sekretaris : Suratman

 Bendahara : Sarji

Pengelola Unit Usaha :

1. Unit Pemasaran : Suratman

2. Unit Simpan Pinjam : Eko Budi Santoso 3. Unit Armada : Eko Budi Santoso 4. Unit Saprotan : H. Imam Muhroji 5. Unit Jasa Bank : H. Imam Muhroji

Berikut ini dapat diketahui mengenai uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yang ada pada KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas, sebagai berikut :

1. Rapat Anggota Tahunan (RAT)

Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat Anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar. Hal-hal yang ditetapkan dalam Rapat Anggota adalah sebagai berikut :

a. Anggaran Dasar

b. Kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi. c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas.

d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan.

(46)

g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.

2. Badan Pelindung dan Penasehat

Badan pelindung dan penasehat mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. Pelindung dan penasehat bertindak untuk dan atas nama pelindung dan penasehat.

b. Memberikan arah kebijakan, masukan, nasehat dan pertimbangan-pertimbangan dalam suatu ide dan program dalam pengembangan organisasi sesuai dengan AD / ART dan Visi Misi organisasi.

c. Sebagai penampung aspirasi didalam usaha-usaha pengembangan organisasi sesuai dengan AD / ART dan Visi Misi organisasi.

3. Badan Pengawas

Badan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Mengawasi kebijakan operasional pengurus, yang meliputi bidang organisasi, bidang usaha dan bidang keuangan koperasi.

b. Memeriksa semua tata kehidupan koperasi termasuk organisasi, usaha, manajemen, keuangan, permodalan dan lain sebagainya.

c. Memeriksa, meneliti ketepatan dan kebenaran catatan organisasi, usaha dan keuangan untuk membandingkan dengan kenyataan yang ada. d. Bertanggung jawab atas kegiatan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan

(47)

e. Membuat laporan pemeriksaan secara tertulis, memberikan pendapatnya serta memberikan saran perbaikan.

4. Badan Pengurus

Badan Pengurus mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a. Mengelola koperasi dan usahanya.

b. Menyelenggarakan Rapat Anggota.

c. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi.

d. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

e. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.

C. Aspek Usaha

KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas mempunyai beberapa kegiatan usaha sebagai berikut:

1. Unit Simpan Pinjam

(48)

2. Unit Pemasaran TBS

Unit pemasaran TBS merupakan unit usaha yang mengelola pemasaran TBS dalam hal memasarkan hasil pertanian dan perkebunan yang terdapat di Spandak A Desa Sungai Sapak. Sistem pemasaran TBS yaitu koperasi menjualkan hasil panen petani ke perusahaan dengan pendapatan Rp. 2.500,00/Kg.

3. Unit Armada

Unit usaha ini dimaksud untuk melayani keperluan jasa angkut sawit, angkut pupuk, angkut pasir, angkut batu / tanah kuning, dan angkut janjang sawit kosong baik untuk koperasi, perusahaan maupun masyarakat sekitar. Sistem untuk jasa angkut muat pupuk misalnya dari Pontianak-Spandak upah per sak/karung (50Kg) mendapatkan jasa sebesar Rp. 12.000,00. Sedangkan untuk pendapatan angkut sawit pendapatan yang diterima sebesar Rp. 83,00/Kg di potong biaya-biaya. Dan untuk muat batu pendapatan yang diterima kisaran antara Rp. 100.000,00 – Rp. 150.000,00/rit dilihat jauh dekatnya jarak tempuhnya.

4. Unit Jasa Bank

(49)

penagihan yang dilakukan KUD mendapatkan komisi dari pihak dealer Rp. 15.000,00/Tagihan untuk 1 unit motor.

5. Unit Saprotan

Unit usaha saprotan / pertokoan yang merupakan usaha KUD Sawit Raya diselenggarakan dalam bentuk perdagangan eceran dengan membuka Toko KUD Sawit Raya yang berlokasi di Spandak A Desa Sungai Sapak. Usaha pertokoan eceran diselenggarakan untuk melayani kebutuhan pokok anggota setiap bulan dengan memberikan keringan pengambilan barang dimuka.

D. Aspek Keuangan

Keuangan suatu koperasi berkaitan dengan pengelolaan sumber-sumber dan penggunaan dana. Sumber dana tercermin dalam bentuk aktiva lancar maupun aktiva tetap. Semakin tepat pengelolaan dana berbagai aktiva maka semakin besar koperasi untuk memperoleh keuntungan, hal ini tercermin dalam laporan sisa hasil usaha. Untuk pengolahan sumber dana tercermin dalam bentuk bentuk jenis modal sendiri dan modal asing atau pinjaman.

Adapun yang berasal dari modal sendiri terdiri dari: 1. Simpanan Pokok

2. Simpanan Wajib 3. Dana Cadangan 4. Donasi / Hibah

(50)

Sedangkan modal asing atau pinjaman berasal dari: 1. Anggota

2. Koperasi dan lembaga keuangan lainnya 3. Obligasi dan surat penting lainnya 4. Sumber lain yang sah

Dalam menjalankan aktivitasnya KUD Sawit Raya menggunakan aktiva, hutang dan modal mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Sedangkan hasil, biaya dan sisa hasil usaha yang diperoleh dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2015 dapat dilihat pada laporan keuangan koperasi, yang terdiri dari:

1. Neraca, merupakan laporan yang menggambarkan tentang kekayaan KUD Sawit Raya pada saat tertentu.

(51)

A. Analisis Rasio Likuiditas

Likuiditas menunjukkan kemampuan KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas untuk memenuhi kewajiban atau utang pendeknya yang harus segera dipenuhi. Rasio likuiditas yang diukur dalam penelitian ini adalah rasio lancar (current ratio) dan rasio kas (cash ratio).

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar (Current Ratio) menunjukkan kemampuan Koperasi KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Current ratio dalam penelitian ini dihitung dengan membandingkan aktiva lancar dengan utang lancar.

Rumus rasio lancar (current ratio) adalah : Aktiva Lancar

Current Ratio =

Kewajiban Lancar

Contoh perhitungan untuk 1 tahun Unit Simpan Pinjam :

a. Unit Simpan Pinjam

1) Tahun 2012

Aktiva Lancar = Rp. 188.953.172,00 Kewajiban Lancar = Rp. 30.951.000,00

Rp. 188.953.172,00 Current Ratio =

(52)

= 6,1049 atau 610,49%

2. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas (cash ratio) menunjukkan kemampuan Koperasi KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Cash ratio dalam penelitian ini dihitung dengan membagi kas dan bank dengan utang lancar.

Rumus rasio kas (cash ratio) adalah :

Kas + Bank Cash Ratio =

Kewajiban Lancar

Contoh perhitungan untuk 1 tahun Unit Simpan Pinjam :

a. Unit Simpan Pinjam 1) Tahun 2012

Kas + Bank = Rp. 54.055.172,00 Kewajiban Lancar = Rp. 30.951.000,00

Rp. 54.055.172,00 Cash Ratio =

Rp. 30.951.000,00 = 1,7465 atau 174,65%

(53)

Tabel 4.1 KUD Sawit Raya

Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas Tahun 2012-2015

No Rasio Tahun Unit Simpan Nilai Hasil

Likuiditas Pinjam Kinerja

1. Current Ratio

Likuiditas TBS Kinerja

1. Current Ratio

Likuiditas Armada Kinerja

(54)

2. Cash Ratio

Likuiditas Bank Kinerja

1. Current Ratio

Likuiditas Saprotan Kinerja

1. Current Ratio

(55)

menunjukkan kinerja buruk kerena nilai rata-rata current ratio unit simpan pinjam adalah 575,01%, unit pemasaran TBS adalah 912,77%, unit armada adalah 263,45%, unit jasa bank adalah 877,96%, dan unit saprotan adalah 1.238,25% yang berada di antara current ratio antara <100% atau >200% dan termasuk kriteria buruk karena koperasi memiliki aktiva yang berlebih dan tidak digunakan dengan maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa KUD Sawit Raya memiliki aktiva lancar yang tidak likuid untuk membayar utang lancarnya, di mana selama Tahun 2012 sampai dengan 2015 koperasi mampu menjamin atau membayar setiap Rp. 1,00 utang lancar dengan aktiva lancar berupa kas, bank, pinjaman dan aktiva lainnya untuk unit simpan pinjam sebesar Rp. 5,75, unit pemasaran TBS sebesar Rp. 9,13, unit armada sebesar Rp. 2,63, unit jasa bank sebesar Rp. 8,78, dan unit saprotan sebesar Rp. 12,38.

(56)

armada sebesar Rp. 2,53 dan unit jasa bank sebesar Rp 8,68. Sedangkan unit simpan pinjam dan unit pemasaran TBS memiliki kinerja cukup baik karena nilai rata-rata cash ratio unit simpan pinjam adalah 137,40% dan unit pemasaran TBS adalah 248,03% dan termasuk kriteria cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa kas dan bank yang tersedia di koperasi cukup likuid dalam menjamin atau membayar utang lancar karena setiap Rp. 1,00 utang lancar koperasi mampu dijamin atau dibayar dengan kas dan bank yang dimiliki koperasi untuk unit simpan pinjam sebesar Rp. 1,37 dan unit pemasaran TBS sebesar Rp. 2,48. sedangkan untuk unit saprotan memiliki kinerja kurang baik karena nilai rata-rata cash ratio unit saprotan adalah 112,24% dan termasuk kriteria kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa kas dan bank yang tersedia di koperasi tidak cukup likuid (illikuid) dalam menjamin atau membayar utang lancar karena setiap Rp. 1,00 utang lancar koperasi mampu dijamin atau dibayar dengan kas dan bank yang dimiliki koperasi untuk unit saprotan sebesar Rp. 1,12.

B. Analisis Rasio Solvabilitas

(57)

1. Rasio Utang Terhadap Aset(Debt to Assets Ratio)

Rasio utang terhadap aset (debt to assets ratio) Rasio utang terhadap aset menunjukkan kemampuan Koperasi KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas untuk mengukur seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio total utang terhadap aset dalam penelitian ini dihitung dengan membandingkan total utang dengan total aktiva.

Rumus rasio utang terhadap aset (debt to assets ratio) adalah : Total Utang

Debt to Assets Ratio = Total Aktiva

Contoh perhitungan untuk 1 tahun Unit Simpan Pinjam :

a. Unit Simpan Pinjam 1) Tahun 2012

Total Utang = Rp. 130.629.917,00 Total Aktiva = Rp. 311.814.472,00

Rp. 130.629.917,00 Debt to Assets Ratio =

Rp. 311.814.472,00 = 0,4189 atau 41,89%

2. Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal

(58)

modal sendiri dalam penelitian ini dihitung dengan membandingkan utang jangka panjang dengan modal sendiri.

Rumus rasio utang jangka panjang terhadap modal adalah :

Long Term Debt LTDtER =

Equity

Contoh perhitungan untuk 1 tahun Unit Simpan Pinjam :

a. Unit Simpan Pinjam

Hasil perhitungan rasio solvabilitas dari Tahun 2012 sampai dengan 2015 secara lengkap dapat dilihat di lampiran dengan ringkasan sebagai berikut:

Tabel 4.2 KUD Sawit Raya

Hasil Perhitungan Rasio Solvabilitas Tahun 2012-2015

No Rasio Tahun Unit Simpan Nilai Hasil

Solvabilitas Pinjam Kinerja

1. Rasio Utang terhadap 2012 41,89% 0 Buruk

Aset ( Debt to Assets 2013 35,03% 0 Buruk

Ratio) 2014 46,50% 0 Buruk

2015 42,76% 0 Buruk

(59)

2. Rasio Utang Jangka 2012 55,02% 0 Buruk

Solvabilitas TBS Kinerja

1. Rasio Utang terhadap 2012 31,89% 0 Buruk

Solvabilitas Armada Kinerja

1. Rasio Utang terhadap 2012 - - -

Solvabilitas Bank Kinerja

(60)

(Long Term Debt to 2014 20,91% 0 Buruk

Equity Ratio) 2015 17,49% 0 Buruk

Rata-rata 20,37% 0 Buruk No Rasio Tahun Unit Nilai Hasil

Solvabilitas Saprotan Kinerja

(61)

koperasi Rp. 40,00, unit jasa bank sebesar Rp. 0,22 dibiayai dengan utang dan disediakan oleh anggota koperasi Rp. 78,00, dan unit saprotan sebesar Rp. 0,65 dibiayai dengan utang dan disediakan oleh anggota koperasi Rp. 35,00 dari setiap Rp. 100,00 aktiva koperasi.

Rasio utang jangka panjang terhadap modal (long term debt to equity ratio) unit simpan pinjam, unit pemasaran TBS, unit unit jasa bank dan unit saprotan KUD Sawit Raya dari Tahun 2012 sampai dengan 2015 menunjukkan kinerja buruk karena nilai rata-rata rasio ini untuk unit simpan pinjam adalah 50,88%, unit pemasaran TBS adalah 24,71%, unit jasa bank adalah 20,37%, dan unit saprotan adalah 170,85%. Nilai ini berada pada rentang skala <90 - >150 dan termasuk dalam kriteria buruk. Hal ini menunjukkan bahwa KUD Sawit Raya tidak mampu menjamin atau membayar utang jangka panjang untuk unit simpan pinjam sebesar Rp. 1,97, unit pemasaran TBS sebesar Rp. 4,05, unit jasa bank sebesar RP. 4,9, dan unit saprotan sebesar Rp. 0,59 dari setiap Rp. 1,00 modal koperasi. Sedangkan unit unit armada memiliki kinerja yang kurang baik karena nilai rata-rata rasio unit armada adalah 144,48%. Hal ini menunjukkan bahwa KUD Sawit Raya kurang mampu menjamin atau membayar utang jangka panjang untuk unit armada sebesar Rp. 0,69 dari setiap Rp. 1,00 modal koperasi.

C. Analisis Rasio Rentabilitas / Profitabilitas

(62)

dalam penelitian ini adalah Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE).

1. Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) menunjukkan kemampuan Koperasi KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas untuk membandingkan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba. Return on Investment (ROI) dalam penelitian ini dihitung dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.

Rumus Return on Investment (ROI) adalah :

Laba Bersih Setelah Pajak Return on Investment =

Total Aktiva

Contoh perhitungan untuk 1 tahun Unit Simpan Pinjam :

a. Unit Simpan Pinjam

1) Tahun 2012

Laba Bersih Setelah Pajak = Rp. 25.971.300,00 Total Aktiva = Rp. 311.814.472,00

Rp. 25.971.300,00 Return on Investment =

Rp. 311.814.472,00 = 0,0833 atau 8,33%

2. Return on Equity (ROE)

(63)

on Equity (ROE) dalam penelitian ini dihitung dengan membandingkan laba

Contoh perhitungan untuk 1 tahun Unit Simpan Pinjam :

a. Unit Simpan Pinjam 1) Tahun 2012

Laba Bersih Setelah Pajak = Rp. 25.971.300,00 Modal Sendiri = Rp. 181.184.555,00

Rp. 25.971.300,00 Return on Equity =

Rp. 181.184.555,00 = 0,1433 atau 14,33%

Hasil perhitungan rasio rentabilitas dari Tahun 2012 sampai dengan 2015 secara lengkap dapat dilihat di lampiran dengan ringkasan sebagai berikut:

Rentabilitas Pinjam Kinerja

1. Return on Investment 2012 8,33% 25 Kurang Baik

(ROI) 2013 8,22% 25 Kurang Baik

(64)

2015 7,43% 25 Kurang Baik

Rentabilitas TBS Kinerja

1. Return on Investment 2012 5,78% 25 Kurang Baik

Rentabilitas Armada Kinerja

1. Return on Investment 2012 - - -

Rentabilitas Bank Kinerja

1. Return on Investment 2012 4,70% 25 Kurang Baik

(ROI) 2013 6,89% 25 Kurang Baik

2014 3,13% 25 Kurang Baik

(65)

Rata-rata 5,90% 25 Kurang Baik

Rentabilitas Saprotan Kinerja

(66)

nilai rata-rata rasio tersebut sebesar 3,99% dan termasuk kriteria buruk. Hal ini berarti bahwa KUD Sawit Raya selama Tahun 2012 sampai dengan 2015 mampu menghasilkan rata-rata tingkat keuntungan atau sisa hasil usaha untuk unit armada sebesar Rp. 0,04 dari setiap Rp. 1,00 aktiva yang digunakan.

(67)

D. Analisis Kinerja Keuangan Keseluruhan

Rekapitulasi kinerja keuangan secara keseluruhan pada KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas dari Tahun 2012 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 KUD Sawit Raya

Rekapitulasi Kinerja Keuangan Secara Keseluruhan Tahun 2012-2015

No Rasio Likuiditas Unit Usaha

Persentase

No Rasio Solvabilitas Unit Usaha

(68)

2. Rasio Utang Jangka Unit Simpan

No Rasio Rentabilitas Unit Usaha

Persentase

(69)

Kinerja rasio solvabilitas kelima unit usaha pada KUD Sawit Raya menunjukkan bahwa rasio utang terhadap aset memiliki kinerja yang buruk dan rasio utang jangka panjang terhadap modal pada unit armada memiliki kinerja yang baik, tetapi pada unit simpan pinjam, unit pemasaran TBS, unit jasa bank dan unit saprotan memiliki kinerja yang buruk. Hal ini berarti bahwa dilihat dari tingkat solvabilitasnya, KUD Sawit Raya tidak mampu memenuhi kewajiban finansialnya baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang apabila sewaktu-waktu dilikuidasi (insolvable).

(70)

A.Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasam yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas dari Tahun 2012 sampai dengan 2015 yang tercermin dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas menunjukkan kinerja kurang baik. Hasil penelitian dari ketiga rasio keuangan disimpulkan sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas kelima unit usaha pada KUD Sawit Raya dari Tahun 2012 sampai dengan 2015 menunjukkan bahwa current ratio memiliki kinerja yang buruk, sedangkan cash ratio pada unit simpan pinjam dan unit pemasaran TBS memiliki kinerja yang cukup baik, pada unit armada dan unit jasa bank memiliki kinerja yang buruk dan pada unit saprotan memiliki kinerja yang kurang baik. Hal ini berarti bahwa dilihat dari tingkat likuiditasnya, KUD Sawit Raya masih belum mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan segera (illikuid).

(71)

memenuhi kewajiban finansialnya baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang apabila sewaktu-waktu di likuidasi (insolvable). 3. Rasio rentabilitas unit armada pada KUD Sawit Raya menunjukkan bahwa

rasio Return on Investment (ROI) memiliki kinerja yang buruk, sedangkan pada unit simpan pinjam, unit pemasaran TBS, unit jasa bank dan unit saprotan memiliki kinerja yang kurang baik, dan rasio Return on Equity (ROE) unit jasa bank memiliki kinerja yang kurang baik, sedangkan unit simpan pinjam, unit pemasaran TBS, unit armada dan unit saprotan memiliki kinerja yang cukup baik . Hal ini berarti bahwa koperasi cukup mampu menghasilkan tingkat keuntungan atau sisa hasil usaha selama Tahun 2012 sampai dengan 2015.

4. Kinerja keuangan KUD Sawit Raya Kabupaten Sambas secara keseluruhan menunjukkan kinerja kurang baik karena menghasilkan keuntungan atau sisa hasil usaha yang sangat sedikit, sehingga dapat dikategorikan sebagai koperasi illikuid tetapi insolvable karena mempunyai aktiva atau kekayaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diberikan beberapa saran kepada koperasi sebagai berikut:

Gambar

Tabel 1.1 KUD Sawit Raya
Tabel 1.2 KUD Sawit Raya
Standar Pengukuran Rasio Tabel 1.3 Likuiditas, Solvabilitas dan
Kerangka PemikiranGambar 1.1
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan metode menyanyi untuk meningkatkan keterampilan menyimak anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu. anak

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian maka peran orang tua dalam pendidikan anak usia dini dapat disimpulkan orang tua mengkondisikan lingkungan keluarga

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, menghasilkan temuan bahwa: (1) Bentuk dan materi program yang di arahkan untuk pembinaan narapidana tindak pidana

Seiring dengan berjalannya waktu kondisi cat pelapis kabin depan lama kelamaan akan terkelupas yang menyebabkan kabin depan jadi keropos dan rusak, sehingga perlu

[r]

Dalam membuat suatu website yang terpenting adalah konten atau isi dari website tersebut, disini penulis membuat website yang isinya diharapkan berguna bagi mahasiswa.

menyelesaikan studi pada Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana,8. serta penulis mampu menyusun tulisan dengan judul “TINJAUAN

 Jika sebuah gelombang memiliki simetri ½ gelombang, maka sembarang integral untuk menghitung koefisien Fourier dari harmonisa gasal dihitung hanya lewat ½ siklus dan hasilnya