• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pembentukan brand equity untuk menentukan kekuatan dan kelemahan produk sepeda motor Honda : studi kasus pada konsumen sepeda motor Honda di POLLOS MOTORSPORT - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis pembentukan brand equity untuk menentukan kekuatan dan kelemahan produk sepeda motor Honda : studi kasus pada konsumen sepeda motor Honda di POLLOS MOTORSPORT - USD Repository"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

di POLLOS MOTORSPORT)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Iwilda Prasadyantho

NIM : 042214086

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

pengalaman yang membuatmu berhenti sejenak untuk menghadapi takutmu. Kau dapat berkata pada dirimu sendiri, ‘Aku telah tabah menghadapi

kengerian ini, aku pasti mampu menghadapi hal berikutnya’.

-Eleanor Roosevelt-

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. (1 Petrus 5: 7)

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi

nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filipi 4:6)

“ Segala perkara dapat Ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku “

(Filipus 4 :13)

JIKA KAMU BERPIKIR BISA,

(5)

v

Tuhan Yesus Kristus

Bapak Sugiyanto

Ibu Suwartini

Desta Risdianto

Renaldo Andreyanto

(6)
(7)

vii

PRODUK SEPEDA MOTOR HONDA Studi Kasus pada konsumen sepeda motor Honda

di POLLOS MOTORSPORT

Iwilda Prasadyantho Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan brand equity

dilihat dari analisis Brand Awareness, Brand Association, Brand Perceived Quality, dan Brand Loyalty.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan populasinya adalah konsumen sepeda motor Honda dan jumlah sampel sebanyak 100 responden dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2008. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Persentase, Uji Cochran, dan Arithmatic Mean.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) Produk sepeda motor Honda sangat dikenal oleh masyarakat, (2) Terdapat 5 asosiasi yang membentuk brand image sepeda motor Honda, (3) Tingkat Importance Brand Perceived Quality

konsumen produk sepeda motor Honda lebih tinggi dari pada tingkat

Performance-nya, (4) Loyalitas konsumen sepeda motor Honda tinggi.

(8)

viii

A Case study on Honda motorcycle users in POLLOS MOTORSPORT

Iwilda Prasadyantho Faculty of Economics Sanata Dharma University

Yogyakarta

The aim of the research was to analyze brand equity formation seen from the analysis of brand awareness, brand association, brand perceived quality, and brand loyalty.

The research was a case study on Honda motorcycle users obtaining as many as 100 respondents as the samples. This research used purposive sampling as the sampling technique. Data collecting technique used was questionnaire method. The test was done in June-July 2008. The technique for analyzing data were Percentage Analysis, Cochran test, and Arithmatic mean.

The result showed that : (1) Honda motorcycle products were very well known in the society, (2) There were 5 association which formed the brand image Honda motorcycle, (3) The importance rate of brand perceived quality of Honda motorcycle products users was higher than it’s performance rate, (4) The loyalty of Honda motorcycle users was high.

(9)
(10)

x

Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyusun skripsi dengan judul

‘Analisis Pembentukan Brand Equity Untuk Menentukan Kekuatan dan Kelemahan Produk Sepeda Motor Honda (Studi kasus pada konsumen sepeda motor Honda di POLLOS MOTORSPORT)’.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari adanya campur tangan pihak lain yang dengan tulus ikhlas dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta 3. Bapak Dra. Diah Utari BR. M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

(11)

xi

5. Bapak Drs. Aloysius Triwanggono, M.S. selaku Dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup selama penulis menempuh kuliah.

7. Kedua Orang Tuaku Sugiyanto dan Suwartini, yang telah melahirkanku dan tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, dukungan serta doa hingga akhirnya penulisan skripsi ini terselesaikan.

8. Kakakku Mas Eta dan Dek Andre yang telah memberi pengalaman, dukungan, serta doa selama ini.

9. Keluarga besar di Wonosari terimakasih telah memberikan doa dan dukungannya. Pak Toyo, Bu Sih, Mbak Ida, Bulek Beti, Om Ijo, Ilin, Abi, dll. 10.Dewi, terimakasih telah mendampingiku selama ini dan telah memberikan

semangat dan doa sampai sekarang. GBU.

11.Teman-teman Nologaten : Endro, Wahyu, Ageng, Dapit, Juri, Widi, Dayat, Eri, Kopem, Menyut dll yg tak dapat saya sebutkan satu persatu (Kapan Nologaten Bermazmur lagi????? Kopi-kopi yo reng!!!!!!!!!!!)

(12)
(13)

xiii

Halaman Judul ………. i

Halaman Persetujuan Pembimbing ………. ii

Halaman Pengesahan ……… iii

Halaman Motto ……… iv

Persembahan ……….. v

Halaman Pernyataan Keaslian Karya ……… vi

Abstrak ………. vii

Abstract ………. viii

Lember Pernyataan Persetujuan Publikasi ……….. ix

Kata Pengantar ………. x

Daftar Isi ……….. xiii

Daftar Tabel ……….. xvi

Daftar Gambar ……… xvii

BAB I. PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 4

C. Batasan Masalah ……….. 4

D. Tujuan Penelitian ………. 5

E. Manfaat Penelitian ……… 6

BAB II. LANDASAN TEORI ……… 7

A. Pemasaran ……… 8

1. Pengertian Pemasaran ……….……… 8

2. Pengertian Menejemen Pemasaran ……… 8

B. Merek ………... 9

1. Pengertian Merek ………... 9

2. Cara Membangun Merek ……… 12

(14)

xiv

3. Kesan Kualitas (Perceived Quality) ………... 19

4. Loyalitas Merek (Brand Loyalty) ………. 20

D. Ekuitas Merek (Brand Equity) …...……… 24

1. Pengertian Brand Equity ……… 24

2. Dimensi Brand Equity ……… 24

BAB III Metodologi Penelitian ………. 27

A. Jenis Penelitian ……….………..……… 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian …..………. 27

C. Subyek dan Obyek Penelitian ……….. 27

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ……… 28

E. Jenis dan Sumber Data ………..……….. 29

F. Teknik Pengumpulan Data ……….. 30

G. Definisi Operasinal …………..……… 30

H. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ……….. 32

I. Metode Pengujian Instrumen Penelitian ……….. 33

1. Uji Validitas ………. 33

2. Uji Reliabilitas ………. 34

J. Teknik Analisis Data ……… 35

1. Analisis Persentase ……… 35

2. Uji Cochran ………. 36

3. Arithmatic Mean ……… 37

K. Analisis Data ………. 37

BAB IV.GAMBARAN UMUM ………... 41

A. Gambaran Umum Honda ……… 41

B. Gambaran Umum POLLOS MOTORSPORT ………. 43

BAB V. ANALISIS DATA ……… 45

(15)

xv

1. Analisis Karakteristik Responden ……… 50

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ………….…. 50

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …….. 51

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ……. 51

2. Analisis Brand Awareness ………. 52

a. Top of Mind ……….. 53

b. Brand Recall ………. 54

c. Brand Recognition ……… 55

d. Brand Unaware ………. 56

3. Analisis Brand Association ……… 56

4. Analisis Brand Perceived Quality ………. 62

5. Analisis Brand Loyalty ……….. 64

BAB VI. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ……… 71

A. Kesimpulan ……….. 71

B. Saran ………. 72

C. Keterbatasan Penelitian ……… 73

(16)

xvi

Tabel 5.2 Reliabilitas ... 49

Tabel 5.3 Karakteristik responden berdasarkan umur ... 50

Tabel 5.4 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 51

Tabel 5.5 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ... 52

Tabel 5.6 Brand Awareness : Top of Mind ... 53

Tabel 5.7 Brand Awareness : Brand Recall ... 54

Tabel 5.8 Brand Awareness : Brand Rcognition ... 55

Tabel 5.9 UjiCochran ... 57

Tabel 5.10 Brand Association : Pengujian 7 Asosiasi ... 57

Tabel 5.11 Brand Association : Pengujian 6 Asosiasi ... 59

Tabel 5.12 Brand Association : Pengujian 5 Asosiasi ... 60

Tabel 5.13 Brand Perceived Quality : Performance Importance ... 63

Tabel 5.14 Brand Loyalty : Switcher ... 65

Tabel 5.15 Brand Loyalty : Habitual Buyer ... 66

Tabel 5.16 Brand Loyalty : Satisfied Buyeri ... 67

Tabel 5.17 Brand Loyalty : Liking the Brand ... 68

Tabel 5.18 Brand Loyalty : Commited Buyer ... 69

(17)

xvii

(18)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pemasaran beroperasi dalam lingkungan yang dinamis, yang setiap waktu

menuntut pemikiran untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk

dapat terus bertahan dan memenangkan persaingan. Dewasa ini, hampir setiap

perusahaan, baik besar maupun kecil, pasti tidak luput dari persaingan

terutama antar perusahaan yang menghasilkan produk yang sama,

masing-masing berusaha untuk meraup pangsa pasar yang seluas-luasnya bagi produk

yang dihasilkannya. Demikian juga yang terjadi pada perusahaan produsen

sepeda motor.

Masalah transportasi, bagi sebagian besar masyarakat Indonesia,

merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan

masyarakat memerlukan alat transportasi untuk melakukan berbagai kegiatan

di suatu tempat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sepeda motor

merupakan salah satu jenis alat transportasi yang paling banyak digunakan

oleh masyarakat, karena mampu mencapai medan yang sulit untuk dijangkau

oleh kendaraan roda empat. Di Indonesia industri sepeda motor merupakan

industri yang kompetitif. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang cukup

besar, wajar bila Indonesia menjadi suatu pasar yang potensial untuk

pemasaran produk sepeda motor. Tak heran jika para produsen sepeda motor

(19)

sepeda motor berlomba-lomba untuk mendapatkan pangsa pasar yang

sebesar-besarnya untuk produk mereka di Indonesia. Berbagai strategi pemasaran

mereka terapkan untuk menjadikan mereka sebagai pemenang dalam

persaingan di industri yang kompetitif ini.

Dalam kancah persaingan ini, industri sepeda motor merupakan industri

dengan percepatan teknologi yang cepat, maka yang terjadi bukan lagi perang

kualitas melainkan perang merek. Untuk memenangkan persaingan bisnis

pada era perubahan teknologi yang sangat cepat ini, kualitas produk bukan

lagi menjadi komoditas yang bisa dibanggakan, karena setiap pelaku bisnis

pasti bisa membuat produk yang berkualitas tinggi. Kualitas sudah merupakan

standar yang dengan mudah dan cepat dapat dimiliki oleh siapa saja.

Satu-satunya atribut yang sulit ditiru adalah merek yang kuat. Merek, sebagai

identitas, mempermudah suatu produk agar dapat dikenal dengan baik oleh

konsumen, serta untuk membedakannya dengan produk pesaing.

Merek bisa membuat pembeli yakin akan memperoleh kualitas barang atau

jasa yang sama jika mereka membeli ulang. Perusahaan atau produsen yang

memiliki merek yang kuat cenderung lebih mudah memenuhi kebutuhan dan

keinginan sesuai dengan persepsi pelanggan. Perusahaan tersebut juga akan

lebih mudah menempatkan produk yang lebih baik di benak konsumen.

Kecenderungan perkembangan perang pemasaran di masa yang akan

datang akan menjadi perang antar merek, yaitu suatu persaingan dengan tujuan

untuk memperoleh dominasi merek. Merek akan menjadi suatu aset

(20)

dikelola, diperkuat dan ditingkatkan kualitasnya sehingga bisa memberikan

keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. Alasan lainnya untuk mengelola

dan mengembangkan merek adalah merek lebih bermakna daripada sekedar

produk. Produk hanya menjelaskan atribut fisik berikut dimensinya, sehingga

tidak lebih dari komoditi yang dapat dipertukarkan, sedangkan merek dapat

menjelaskan emosi serta hubungan secara spesifik dengan pelanggannya.

Merek yang kuat adalah merek yang memiliki brand equity yang tinggi.

Merek memiliki brand equity yang tinggi kalau mempunyai brand awareness

( kesadaran merek), brand association (asosiasi merek), brand perceived

quality (kesan kualitas merek) dan brand loyalty ( loyalitas merek) yang

tinggi.

Adapun dampak dengan diketahuinya brand equity tersebut akan

membantu bagi perusahaan terutama untuk mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki oleh suatu produk dan untuk menentukan

langkah-langkah selanjutnya untuk mengembangkan produk tersebut. Selanjutnya,

apabila suatu perusahaan telah memiliki brand equity dan merek yang kuat,

maka ia dapat dengan mudah melakukan berbagai strategi pemasaran untuk

memenangkan persaingan.

Honda merupakan salah satu nama merek sepeda motor yang mempunyai

pangsa pasar yang besar di industri sepeda motor di Indonesia. Di tengah

ketatnya persaingan di industri sepeda motor di Indonesia, Honda tetap

mampu bertahan dan tetap unggul dalam perolehan pangsa pasar. Honda

(21)

atas produk sepeda motor yang dikeluarkannya. Hal ini karena konsumen

memandang merek sebagai bagian penting dari suatu produk.

Melihat begitu pentingnya brand equity bagi perusahaan, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai brand equity sepeda motor

merek Honda dengan judul penelitian ‘ANALISIS PEMBENTUKAN

BRAND EQUITY UNTUK MENENTUKAN KEKUATAN DAN

KELEMAHAN PRODUK SEPEDA MOTOR HONDA (Studi kasus pada

konsumen sepeda motor Honda di POLLOS MOTORSPORT)’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

penulis mengangkat permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat brand awareness konsumen sepeda motor Honda?

2. Asosiasi apa sajakah yang membentuk brand image yang kuat dalam

brand association sepeda motor Honda?

3. Bagaimana brand perceived quality konsumen sepeda motor Honda dilihat

dari analisis performance dan importance?

4. Bagaimana tingkat brand loyalty konsumen sepeda motor Honda?

C. Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka penelitian ini

(22)

1. Unsur-unsur Brand equity dilihat dari pendapat konsumen

Adalah seperangkat aset (dan liabilitas) merek yang terkait dengan suatu

merek, nama, symbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai

yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan

maupun pelanggan (Aaker, 1996).

2. Kekuatan dan kelemahan produk

Kekuatan produk adalah kelebihan yang dimiliki suatu produk sedangkan

kelemahan produk adalah kekurangan yang dimiliki suatu produk. Dalam

penelitian ini, kekuatan dan kelemahan produk dilihat dari hasil analisis

empat-elemen brand equity.

D. Tujuan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan didapat jawaban dari permasalahan yang

telah diungkapkan pada rumusan masalah. Tujuan dari penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat brand awareness konsumen sepeda motor

Honda.

2. Untuk mengetahui asosiasi-asosiasi yang terkandung dalam brand

association sepeda motor Honda.

3. Untuk mengetahui brand perceived quality konsumen sepeda motor

Honda dilihat dari analisis performance dan importance-nya .

(23)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana untuk mengaplikasikan teori-teori

yang telah diperoleh di bangku kuliah ke dalam praktek yang

sesungguhnya sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

penulis.

2. Bagi perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan membantu

untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan sepeda motor Honda dilihat

dari empat elemen brand equity.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan

(24)

7

Kerangka Berfikir

Merek / Brand Brand Equity

Ekuitas Merek

Brand Awareness

Brand Loyalty

Brand PerceivedQuality Brand Association

Analisis Pembentukan Brand Equity

- Analisis Brand Awareness

- Analisis Brand Association

- Analisis Perceived Quality

- Analisis Brand Loyalty

(25)

A. Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang harus dilakukan

oleh para perusahaan dalam mempertahankan hidup perusahaan supaya

perusahaan mampu berkembang dan mendapatkan laba. Akan tetapi dalam

perkembangannya istilah pemasaran ini dikacaukan penjualan,

perdagangan maupun distribusi. Padahal istilah penjualan, perdagangan

maupun distribusi ini merupakan bagian dari kegiatan secara keseluruhan.

Pengertian istilah pemasaran sendiri sangatlah beragam. Definisi

pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (1997:14) adalah suatu proses

sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta

mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Dari definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu rangkaian sistem yang

saling berhubungan satu sama lain untuk merencanakan, mempromosikan,

serta mendistribusikan barang dan jasa kepada konsumen ( masyarakat )

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta dapat

memuaskan konsumen.

2. Pengertian Manajemen Pemasaran

Berbicara mengenai manajemen pemasaran berarti tidaklah sekedar

menjual atau menawarkan barang atau jasa, tetapi juga bagaimana supaya

(26)

manajemen pemasaran menurut Philip Kotler (1997:4) adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan

distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang

memenuhi sasaran-sasaran perorangan atau organisasi.

Dengan demikian manajemen pemasaran berusaha untuk

mempengaruhi tingkat permintaan, waktu permintaan, dan sifat

permintaan. Selain itu manajemen pemasaran juga meliputi penganalisaan,

pelaksanaan, pengawasan kegiatan pemasaran yang menimbulkan

pertukaran barang dan jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen.

B. Merek

1. Pengertian Merek

Definisi merek (brand) menurut Philip Kotler (1997:13) adalah sebuah

nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari semua ini yang

dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa dari seorang atau

kelompok penjual dan untuk membedakan dari produk-produk pesaing.

Selain itu merek dapat juga dibagi dalam pengertian yang lainnya yaitu

sebagai berikut:

a. Brand name (nama merek) yaitu bagian dari suatu merek yang dapat

(27)

b. Brand mark (tanda merek) yaitu bagian dari suatu merek yang dapat

dikenali tetapi tidak dapat dilafalkan atau diucapkan seperti suatu

simbol, desain atau semacamnya.

c. Trade mark (merek dagang) yaitu merek atau bagian dari suatu merek

yang mendapat perlindungan hukum karena kemampuannya untuk

menghasilkan sesuatu yang istimewa. Sebuah merek dagang

melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan

nama merek atau tanda merek.

d. Copyright (hak cipta) yaitu hak istimewa yang dilindungi oleh

undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis,

karya musik atau karya seni.

Jadi merek membedakan penjual, produsen atau produk dari penjual,

produsen atau produk yang lain. Merek dapat berupa nama, merek dagang,

logo, atau simbol lain. Merek adalah janji penjual untuk secara konsisten

menyampaikan kumpulan sifat, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.

Merek terbaik memberikan jaminan kualitas, tetapi merek lebih dari

sekedar simbol karena merek dapat menyampaikan bentuk pengertian

(Rangkuti, 2004:3-4), yaitu:

a. Atribut, selama merek mempunyai atribut, merek pertama-tama akan

mengingatkan orang pada atribut produk tertentu. Atribut ini perlu

dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti

(28)

b. Manfaat, selain atribut, mereka juga mempunyai serangkaian manfaat.

Produsen harus dapat menterjemahkan atribut menjadi manfaat

fungsional maupun manfaat emosional.

c. Nilai, merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi pembeli.

Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai

merek yang berkelas.

d. Kepribadian, merek juga memiliki kepribadian, jadi diharapkan

dengan menggunakan suatu merek, kepribadian si pengguna akan

tercermin bersamaan dengan merek yang ia gunakan.

e. Budaya yaitu merek yang mewakili budaya tertentu.

f. Pemakai yaitu merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli

atau menggunakan produk tertentu.

Pengertian merek yang paling tahan lama adalah nilai (value), budaya

(culture) dan kepribadian. Hal-hal tersebut menentukan inti suatu merek,

merek bervariasi dalam hal kekuatan dan nilai yang dimilikinya dipasar.

Secara ekstrim ada merek yang tidak diketahui oleh sebagian besar

pembeli dan ada merek yang mempunyai tingkat kesadaran merek (brand

awareness) yang tinggi, yang diukur berdasarkan ingatan atau pengakuan

atas merek tersebut. Di atas itu ada merek yang mempunyai tingkat

penerimaan merek (brand acceptability) yang tinggi, dengan kata lain

sebagian besar pelanggan tidak akan menolak untuk membelinya. Adapun

merek yang menikmati tingkat preferensi merek (brand preference) yang

(29)

terakhir adalah merek yang mempunyai tingkat kesetiaan merek (brand

loyalty) yang tinggi.

2. Cara Membangun Merek

Membangun merek yang kuat tidak berbeda dengan membangun

sebuah rumah. Untuk memperoleh bangunan yang kokoh, diperlukan

fondasi yang kuat. Begitu juga dengan membangun dan mengembangkan

merek. Cara membangun merek yang kuat adalah sebagai berikut

(Rangkuti,2004:5) :

1. Memiliki positioning yang tepat

2. Merek dapat di-positioning-kan dengan berbagai cara, misalnya

dengan menempatkan posisinya secara spesifik dibenak pelanggan.

Membangun positioning adalah menempatkan semua aspek dari brand

value secara konsisten sehingga selalu menjadi nomor satu di benak

pelanggan.

3. Memiliki brand value yang tepat

Merek merupakan salah satu elemen penting dalam pemasaran. Ia

mengelompokkan merek sebagai salah satu elemen dalam

pembentukan nilai. Yang dimaksud dengan memberi nilai kepada

pelanggan dengan menguatkan pelanggan dari brand equity adalah

dimana konsumen mampu untuk mendapatkan informasi secara benar

dari produsen untuk merek tertentu yang diinginkan yang selanjutnya

(30)

sehingga konsumen tersebut mempunyai rasa percaya akan produk dari

suatu merek dan pada akhirnya akan tercapai suatu kepuasan

konsumen terhadap produk tersebut.

4. Memiliki konsep yang tepat

Tahap akhir untuk mengkomunikasikan brand value dan positioning

yang tepat kepada konsumen harus didukung oleh konsep yang tepat.

Pengembangan konsep merupakan proses kreatif, karena berbeda

dengan positioning, konsep dapat terus-menerus berubah sesuai

dengan daur hidup produk yang bersangkutan. Konsep yang baik

adalah dapat mengkomunikasikan semua elemen brand equity dan

positioning yang tepat, sehingga brand image dapat terus-menerus

ditingkatkan.

3. Manfaat Merek

Merek mempunyai peranan yang cukup penting, merek dapat

membedakan suatu produk dengan produk lainnya, atau dijadikan ciri

untuk membedakan satu produk dengan produk pesaing. Selain itu merek

yang dipatenkan dapat membuat produsen menjadi lebih terlindungi dari

upaya pemalsuan dan pembajakan. Merek mempunyai peranan yang

penting baik bagi pembeli maupun penjual. Bagi pembeli merek

mempunyai manfaat antara lain (Kotler,1997:525):

1. Memberikan keyakinan kepeda pembeli bahwa mereka membeli

(31)

2. Memberikan keyakinan kepada pembeli bahwa mereka membeli

barang atau jasa yang benar, seperti apa yang diinginkannya.

3. Memudahkan pembeli dalam membanding-bandingkan kualitas, harga,

dan lain sebagainya diantara produk-produk yang sama.

4. Memudahkan pembeli untuk memberikan dan meneruskan informasi

tentang suatu barang atau jasa kepada orang lain.

Sedangkan bagi penjual merek dapat memberikan berbagai manfaat,

antara lain sebagai berikut:

1. Merek merupakan suatu identitas perusahaan yang dapat dijadikan

tolok ukur kualitas.

2. Merek merupakan sesuatu yang dapat diiklankan untuk mendapat

tanggapan dari calon pembeli.

3. Merek dapat membantu penjual dalam memperkirakan pangsa pasar

mereka.

4. Merek melindungi penjual dari kemrosotan harga karena pembeli tidak

semata-mata menjadikan barang sebagai alat pembanding dalam

keputusan pembelian mereka.

5. Merek dapat membantu penjual dan menambah suatu prestige bagi

pembelinya.

Perencanaan pemasaran yang efektif untuk suatu merek

membutuhkan pengetahuan yang utuh tentang tanggapan konsumen pada

berbagai merek yang ada di pasar. Merek barang yang ada di pasar sangat

(32)

image, dan sebagainya. Kesukaan seseorang pada suatu merek pada

dasarnya dapat diuraikan dalam empat kelompok sebagai berikut:

a. Non recognition

Dalam hal ini konsumen cenderung untuk tidak menghiraukan merek

produk yang mereka beli, karena mereka menganggap mereka tidak

akan membedakan produk tersebut dari yang lain. Biasanya hal ini

terjadi pada barang-barang sederhana yang menjadi kebutuhan

sehari-hari. Pada barang-barang seperti itu, kalaupun diberikan, merek hanya

sekedar untuk memudahkan pengawasan persediaan bagi para

penyalur atau pengecer.

b. Recognition

Dalam hal ini konsumen merasa pernah mendengar atau melihat suatu

merek tertentu, ini menunjukkan bahwa penampilan merek tersebut

cukup meninggalkan bekas pada ingatan konsumen. Kesan yang

membekas ini, entah positif atau negatif, dapat menjadi pangkal tolak

rasa ingin tahu yang lebih pada diri konsumen tentang produk yang

menyandang merek tersebut.

c. Preference

Disini merek tidak lagi sekedar pernah didengar atau dilihat, tetapi

sudah dipilih konsumen diantara merek-merek yang lain. Hal ini

terjadi karena pengalaman yang baik pada waktu-waktu sebelumnya

dalam menggunakan produk tersebut, sehingga ada keinginan untuk

(33)

d. Insistence

Tahap ini merupakan perkembangan lanjut dari tahap preference,

dimana konsumen akan berusaha susah payah mencari merek yang

diinginkannya. Tahap inilah yang diinginkan para manager pemasaran

pada umumnya.

C. Nilai Merek (Brand as Value)

Merek merupakan salah satu elemen penting dalam pemasaran. Sebuah

merek dengan nilai merek yang kuat merupakan suatu aset yang sangat

berharga bagi perusahaan. Nilai merek yang tinggi memberikan banyak

keunggulan bersaing bagi perusahaan. Merek yang berpengaruh akan

menimbulkan kesadaran merek bagi konsumen dan loyalitas merek tingkat

tinggi, biaya pemasaran perusahaan juga akan relatif lebih rendah dibanding

pendapatan. Dengan kredibilitas merek yang tinggi maka perusahaan akan

lebih mudah melakukan perluasan merek. Dan yang paling penting dari

kesemuanya itu, sebuah merek terkenal memberikan pertahanan terhadap

persaingan merek yang tajam. Merek dikelompokkan sebagai suatu elemen

dalam pembentukan nilai. Merek yang ampuh memiliki nilai yang tinggi.

Merek mempunyai nilai merek lebih tinggi jika memiliki brand awareness

(kesadaran merek), perceived quality (kesan kualitas), brand association

(asosiasi merek), dan brand loyalty (loyalitas merek) (Kotler and

(34)

1. Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Kesadaran merek artinya adalah kesanggupan seorang calon pembeli

untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan

bagian dari kategori produk tertentu (Aaker, 1996: 90). Peran brand

awareness dalam keseluruhan brand quality tergantung dari sejauh mana

tingkat kesadaran yang dicapai oleh suatu merek.

Tingkat kesadaran merek secara berurutan dari tingkat tertinggi sampai

terendah adalah sebagai berikut

1. Top of mind (puncak pikiran)

Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan

pengingatan dan ia dapat menyebutkan nama merek. Dengan kata lain,

merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada

dalam benak konsumen. Upaya meraih kesadaran merek, baik dalam

tingkat pengenalan maupun pengingatan kembali, melibatkan dua

kegiatan, yaitu berusaha memperoleh identitas merek dan berusaha

mengkaitkannya dengan kelas produk tertentu.

2. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)

Pengingatan kembali terhadap suatu merek didasarkan pada

permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu

produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa

bantuan, karena berbeda dengan tugas pengenalan, responden tidak

(35)

3. Brand recognition (pengenalan merek)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat

seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan

pembelian.

4. Unaware of brand (tidak menyadari merek)

Merupakan tingkat yang paling rendah dalam tingkatan kesadaran

merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

2. Asosiasi Merek (Brand Association)

Asosiasi merek adalah asosiasi yang tercipta didalam pikiran

konsumen mengenai suatu merek. Biasanya asosiasi ini tercipta melalui

pengepakan produk, bintang iklan yang digunakan maupun melalui simbol

yang dipakai. Ada bermacam-macam asosiasi yang menciptakan nilai buat

perusahaan dan pelanggannya, yaitu (Aaker, 1996: 160):

1. Membantu proses penyusunan informasi

Sebuah asosiasi dapat menciptakan informasi bagi pelanggan. Asosiasi

juga bisa menterjemahkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang

(36)

2. Perbedaan

Suatu asosiasi bisa memberikan landasan yang penting bagi usaha

membedakan. Asosiasi merek akhirnya memainkan suatu peran

penting dalam memisahkan suatu merek dengan merek lainnya.

3. Alasan untuk membeli

Beberapa asosiasi mempengaruhi keputusan pembelian dengan cara

memberikan kredibilitas dan rasa percaya diri atas merek tersebut.

4. Menciptakan sikap (perasaan) positif

Beberapa asosiasi mampu merangsang suatu perasaan positif yang bisa

berpengaruh pada merek yang bersangkutan.

5. Landasan untuk perluasan

Suatu asosiasi bisa menghasilkan landasan bagi suatu perluasan

dengan menciptakan rasa kesesuaian antara merek dan sebuah produk

baru.

3. Kesan Kualitas (Perceived Quality)

Pengertian kesan kualitas menurut (Aaker 1996: 24) adalah persepsi

pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk

atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkan. Kesan

kualitas memberikan nilai dalam beberapa bentuk, seperti berikut ini:

a. Alasan membeli

Kesan kualitas sebuah merek memberikan alasan yang penting untuk

(37)

dipertimbangkan, dan selanjutnya mempengaruhi merek yang akan

dipilih.

b. Diferensiasi atau posisi

Artinya, suatu karakteristik penting dari merek adalah posisinya dalam

dimensi kesan kualitas. Kualitas akan menentukan posisi produk

dipasar, dengan kualitas yang tinggi ada kemungkinan suatu produk

akan memiliki posisi yang baik dipasar.

c. Harga optimum

Kesan kualitas memberikan pilihan-pilihan dalam menetapkan harga

optimum, harga optimum bisa meningkatkan laba dan memberikan

sumber daya manusia untuk reinvestasi pada merek tersebut.

d. Kepentingan berbagai pos saluran

Kesan kualitas juga memiliki arti penting bagi para pengecer,

distributor, dan berbagai pos saluran yang sangat membantu dalam

mendapatkan distribusi.

e. Perluasan merek

Kesan kualitas dapat dieksplorasi dengan cara mengenalkan berbagai

perluasan merek, yaitu dengan menggunakan merek tertentu untuk

masuk kedalam kategori baru.

4. Loyalitas Merek ( Brand Loyalty)

Pengertian dari loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen

(38)

yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena ini merupakan satu

ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila

loyalitas merek meningkat, maka kerentanan kelompok pelanggan dari

serangan pesaing dapat dikurangi. Hal ini merupakan suatu indikator dari

brand equity yang berkaitan dengan perolehan laba di masa yang akan

datang karena loyalitas merek secara langsung dapat diartikan sebagai

penjualan di masa depan.

Tingkatan loyalitas merek:

1. Tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau

sama sekali tidak tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan.

Dengan demikian, merek memainkan peran yang kecil dalam

keputusan pembelian. Pada umumnya, jenis konsumen seperti ini suka

berpindah-pindah merek atau disebut tipe konsumen switcher atau

price buyer (konsumen lebih memperhatikan harga di dalam

melakukan pembelian)

2. Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang

ia gunakan atau minimal ia tidak mengalami kekecewaan. Pada

dasarnya, tidak terdapat dimensi yang cukup memadai untuk

mendorong suatu perubahan, terutama apabila pergantian merek lain

memerlukan suatu tambahan biaya. Para pembeli tipe ini disebut

pembeli tipe kebiasaan.

3. Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul

(39)

sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain.

Kelompok ini biasanya disebut dengan konsumen loyal yang

merasakan adanya suatu pengorbanan apabila ia melakukan pergantian

ke merek lain. Para pembeli merek ini disebut satisfied buyer.

4. Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar menyukai merek

tersebut. Pilihan mereka terhadap suatu merek dilandasi pada suatu

asosiasi, seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaannya,

atau kesan kualitas yang tinggi. Para pembeli pada tingkat ini disebut

sahabat merek karena terdapat perasaan emosional dalam menyukai

merek.

5. Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Mereka mempunyai

suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna satu

merek. Merek tersebut sangat penting bagi mereka dari segi fungsinya,

maupun sebagai ekspresi mengenai siapa mereka sebenarnya

(commited buyer).

Loyalitas merek para pelanggan yang ada mewakili suatu aset strategis

dan jika dikelola dan dieksploitasi dengan benar akan mempunyai potensi

untuk memberikan nilai, seperti dijelaskan dibawah ini:

1. Mengurangi biaya pemasaran

Perusahaan yang memiliki basis pelanggan yang mempunyai loyalitas

merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan

karena biaya untuk mempertahankan pelaggan jauh lebih murah

(40)

pelanggan baru biasanya kurang motivasi untuk beralih dari suatu

merek yang sudah mereka gunakan sehingga mereka akan menjadi

sulit untuk didekati.

2. Meningkatkan perdagangan

Loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan.

Loyalitas yang kuat akan meyakinkan pihak pengecer untuk memajang

di rak-raknya, karena mereka mengetahui bahwa merek-merek tersebut

dalam daftar belanjanya. Peningkatan perdagangan penting dalam

rangka memperkenalkan ukuran baru, jenis baru, variasi-variasi atau

perluasan merek.

3. Meningkatkan minat pelanggan baru

Loyalitas merek dapat menarik minat pelanggan baru karena kelompok

pelanggan yang relatif puas akan memberikan suatu pencitraan bahwa

merek tersebut merupakan produk yang diterima luas, berhasil, beredar

dipasaran, dan sanggup untuk mengusahakan dukungan layanan dan

peningkatan mutu produk, sehingga dapat memberikan keyakinan

bahwa dengan membeli produk tersebut minimal dapat mengurangi

resiko.

4. Memberikan waktu untuk merespon ancaman-ancaman persaingan

Keuntungan keempat adalah loyalitas merek memberikan waktu,

semacam ruang bernafas, pada suatu perusahaan untuk dapat merespon

(41)

produk yang unggul, seorang pengikut loyal akan memberikan waktu

pada perusahaan tersebut agar memperbaharui produknya.

D. Ekuitas Merek ( Brand Equity )

1. Pengertian Brand Equity

Menurut Aaker (1996:8) Brand equity adalah seperangkat aset (dan

liabilitas) yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang

menambah, mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa

kepada pelanggan perusahaan. Brand equity sendiri dikonsepkan dari

perspektif konsumen individu yang terjadi bila konsumen akrab dengan

merek dan memegang beberapa kebaikan, kekuatan dan keunikan suatu

merek.

2. Dimensi Brand Equity

Brand equity memiliki lima dimensi performance, social image, value,

trustworthiness dan attachment (Lassar, Mital, dan Sharma, 1995:4).

1. Performance

Performance yaitu penilaian konsumen terhadap suatu merek yang

bebas dari kesalahan atau sempurna dan penggunaan merek tersebut

secara fisik dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Konsumen

tidak akan membeli produk bila produk tersebut cacat atau tidak

sempurna. Perusahaan akan merancang suatu produk agar menjadi

(42)

dibanding merek lain. Kualitas akan mempengaruhi secara langsung

kepuasan pembelian dan juga loyalitas merek, khususnya jika

seseorang tidak termotivasi atau tidak sanggup melakukan analisis

yang mendetail.

2. Social image

Social image adalah penilaian konsumen terhadap suatu merek,

dimana merek tersebut memberikan kebanggaan tersendiri bagi

pemilik atau pemakainya. Nilai sosial akan menjadi suatu nilai tambah

karena dari reputasi sosial yang dimiliki oleh sebuah produk akan

mempertinggi nilai suatu merek. Seseorang akan merasa bangga dan

penuh percaya diri bila menggunakan produk yang diasosiasikan oleh

masyarakat.

3. Value

Value merupakan perasaan positif yang dimiliki oleh konsumen

terhadap suatu merek dimana mereka menganggap biaya yang mereka

keluarkan untuk memperoleh ganti yang seimbang atau bahkan lebih.

Nilai menjadi bagian dari dimensi ekuitas merek karena konsumen

suatu merek bergantung pada suatu keseimbangan antara harga dari

suatu produk dan semua kegunaannya. Nilai didefinisikan juga sebagai

penilaian konsumen akan manfaat yang diterima dengan pengorbanan

(43)

4. Trustworthiness

Trustworthiness adalah kepercayaan konsumen terhadap perusahaan

dimana semua yang dilakukan oleh perusahaan semata-mata adalah

kepentingan konsumen.

5. Attachment

Attachment adalah kekuatan relatif dari perasaan konsumen terhadap

(44)

27

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam jenis studi kasus, yaitu

penelitian terhadap objek tertentu pada suatu perusahaan. Dimana hasil

penelitian dan kesimpulannya hanya berlaku pada perusahaan yang

bersangkutan dan tidak berlaku secara umum.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian :

Penelitian dilakukan di bengkel POLLOS MOTORSPORT

Jl. Pramuka No 29 Wonosari Gunungkidul.

2. Waktu Penelitian :

Waktu penelitian pada bulan Juni-Juli 2008.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang atau lembaga yang bisa dimintai

keterangan. Dalam hal ini subjek penelitian adalah konsumen bengkel

(45)

2. Objek penelitian

Objek penelitian adalah hal yang diteliti. Dalam hal ini objek penelitian

adalah pendapat konsumen terhadap elemen-elemen brand equity produk

sepeda motor Honda.

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran

Menurut Sugiyono (2001:32) variabel penelitian adalah suatu hal yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

Variabel penelitian dalam hal ini adalah elemen-elemen brand equity meliputi:

brand awareness, brand association, brand perceived quality, dan brand

loyalty. Setiap elemen-elemen brand equity itu untuk mengukur kekuatan dan

kelemahan produk sepeda motor Honda.

Untuk menjawab rumusan masalah di atas, maka digunakan beberapa metode

pengukuran data:

a. Skala Guttman

Skala Guttman dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur item

pertanyaan yang berkaitan dengan brand awareness dan brand association.

Dengan skala pengukuran tipe ini akan didapat jawaban yang tegas dan

data yang diperoleh berupa rasio dikotomi (dua alternatif) yaitu ‘ya’ dan

(46)

b. Skala Likert

Skala Likert dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur item

pertanyaan yang berkaitan dengan brand perceived quality dan brand

loyalty. Jawaban setiap item instrument mempunyai gradasi dari sangat

positif sampai sangat negatif (Sugiyono, 1999:86). Untuk keperluan

analisis kuantitatif, maka jawaban itu diberi bobot:

1. jelek sekali, sangat tidak penting, selalu, sangat setuju, sangat tidak

puas, sangat tidak suka, tidak pernah, diberi bobot 1

2. jelek, tidak penting, sering, setuju , tidak puas, tidak suka, jarang

diberi bobot 2

3. cukup, biasa saja, kadang- kadang, ragu- ragu, diberi bobot 3

4. baik, penting, jarang, tidak setuju, puas, suka, sering diberi bobot 4

5. baik sekali, sangat penting, tidak pernah, sangat tidak setuju, sangat

puas, sangat suka, selalu diberi bobot 5

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang penulis pakai adalah data primer dan sekunder.

1. Data primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

individu atau perorangan. Data primer tersebut didapatkan dari penyebaran

(47)

2. Data Sekunder

Data sekunder yang adalah data yang didapat dari buku atau data primer

yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pengumpul data

primer atau oleh pihak lain.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan metode

kuesioner (angket) yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk menjawabnya (Sugiyono, 1999:135). Berupa pertanyaan

terbuka yaitu pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan

jawaban berbentuk uraian, serta pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang

mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari

setiap pertanyaan yang telah tersedia (Sugiyono, 1999:136). Kuesioner dalam

penelitian ini dibagi dalam dua bagian, bagian pertama berisi identitas

responden sedangkan bagian kedua berisi item-item pertanyaan yang

berhubungan dengan brand equity sebanyak 25 pertanyaan.

G. Definisi Operasional

1. Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk

mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian

dari kategori produk tertentu. Dalam penelitian ini meliputi top of mind,

(48)

2. Asosiasi merek adalah asosiasi yang tercipta didalam pikiran konsumen

mengenai suatu merek. Asosiasi yang akan diteliti meliputi : berkesan

eksklusif, tahan lama, desain sangat variatif, harga terjangkau, banyak

jenis dan tipe, dan irit bahan bakar.

3. Kesan kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas

atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud

yang diharapkan. Untuk mengetahui kesan kualitas konsumen maka

digunakan analisis performance dan importance dengan variabel kualitas

meliputi : layanan ketersediaan produk, warna produk, ketahanan,

keandalan (konsistensi), dan desain dan karakteristik produk.

Analisis performance adalah penilaian konsumen terhadap suatu merek

berdasarkan kualitas dan penampilan yang terdapat dalam variable kualitas

untuk menentukan brand perceived quality.

Analisis importance adalah penilaian konsumen terhadap suatu merek

berdasarkan penting tidaknya variabel kualitas untuk menentukan brand

perceived quality.

4. Loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu

merek. Pengukuran loyalitas dengan menggunakan analisis switcher,

(49)

H. Populasi , Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 1999:7). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen

produk sepeda motor Honda yana melakukan service di POLLOS

MOTORSPORT.

Penentuan jumlah sampel dilakukan berdasarkan pada rumus

(Umar, 2003:150)

n > p.q (Z /2 /e

n = ukuran sampel

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih bisa ditolelir atau

diinginkan yaitu sebesar 10%.

q = (1 - p), proporsi populasi yang tidak diinginkan mempunyai

karakteristik tertentu

Z /2 = Nilai uji t dengan tingkat keyakinan 95% (Z /2 = 1,96)

p.q = jika p dan q tidak diketahui, maka dapat diganti dengan 0,25.

Jumlah sampel haris lebih besar dari 96 maka dibulatkan menjadi 100

(50)

2. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

non-probability sampling yaitu setiap individu dalam populasi tidak memiliki

kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Teknik

yang dipakai adalah purposive sampling yaitu anggota sampel ditentukan

berdasarkan ciri tertentu yang dianggap mempunyai hubungan yang erat

dengan ciri populasi, ciri-cirinya yaitu konsumen yang memakai sepeda

motor Honda jenis bebek antara tahun 2000 sampai tahun 2008 .

I. Metode Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan analisis yang menunjukkan sejauh mana pengukur

itu mengukur apa yang akan diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan

menghitung korelasi antara nilai setiap item pertanyaan dengan skor total.

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui berapa besar sumbangan

masing-masing item pertanyaan terhadap skor total. Nilai validitas dicari

dengan menggunakan koefisien korelasi Product Moment

(Umar, 2003 : 93).

xy

r =

(

)(

)

(

)

(

)

− −

} }{

{N x2 x 2 N y2 y2 2 y

x xy n

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi product moment

(51)

X = jumlah total skor item

Y = jumlah total dari nilai skor total

XY = jumlah hasil kali skor item dengan skor total

X2 = jumlah kuadrat skor item

Y2 = jumlah kuadat skor total

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya

adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen

tersebut dikatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen

tersebut dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Kountour (2003:156) suatu instrumen penelitian disebut

reliabel apabila instrument tersebut konsisten dalam memberikan penilaian

atas apa yang diukur, jika hasil penilaian yang diberikan oleh instrumen

tersebut konsisten memberikan jaminan bahwa bahwa instrumen tersebut

dapat dipercaya.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha

( ) yaitu teknik pengujian reliabilitas suatu test atau angket yang

jawabannya atau tanggapannya berupa pilihan. Pilihannya dapat terdiri

(52)

Cronbach’s Alpha dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut

(Kountour, 2003:158) :

Rumus koefisien alpha:

− −

= 2

2

1

1 t

i N

N

σ σ α

di mana,

α = nilai reliabilitas alat ukur

N = jumlah item 1 pertanyaan

2 i σ

= jumlah varians masing-masing item

2 t

σ = varians total

Jika r hitung > r tabel maka instrumen yang digunakan untuk

mengungkap brand equity sepeda motor Honda dapat diandalkan, dan

jika r hitung < r tabel maka instrumen yang digunakan tidak dapat

diandalkan.

J. Teknik Analisis Data

1. Analisis Persentase

Analisis Persentase dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sejauh

mana brand awareness konsumen terhadap produk sepeda motor Honda.

Rumus = 1 x100%

N n

(53)

Dimana : n1 = jumlah responden yang memilih jawaban.

N = jumlah seluruh responden.

2. Uji Cochran.

Uji ini digunakan untuk mengetahui apa saja asosiasi-asosiasi yang

terkandung dalam brand assosiation sepeda motor Honda.

Hipotesis pengujian:

Ho: kemungkinan jawaban ‘ya’ adalah sama untuk jawaban semua

variabel (asosiasi).

Ha: kemungkinan jawaban ‘ya’ berbeda untuk setiap variabel (asosiasi).

Rumus: = = = = − − − = N i i N i i k j k j j j L L k G G k k Q 1 2 1 1 1 2 ) 1 (

K = jumlah variabel

Gj = total respon pada j variabel (kolom)

Li = total respon pada i pengamatan (baris)

Jika

Q

>

χ

tabel2

,

maka Ho ditolak.
(54)

3. Arithmatic Mean

Arithmatic Mean digunakan untuk mengukur sejauh mana brand perceived

quality dan brand loyality konsumen terhadap sepeda motor Honda.

Arithmatic Mean:

n f X x= i. i

Dalam menginterpretasi hasil perhitungan brand perceived quality

menggunakan statistika deskriptif sebelum ditampilkan dalam diagram

cartecius performance-importance.

Skala yang digunakan untuk menginterpretasi jawaban instrumen

pertanyaaan brand loyalty adalah :

1 - 1,8 adalah sangat rendah

1,81 - 2,6 adalah rendah

2,61 - 3,4 adalah cukup tinggi

3,41 - 4,2 adalah tinggi

4,21 - 5 adalah sangat tinggi

Disamping itu dilakukan analisis frekuensi yaitu proporsi responden loyal

dan sangat loyal dibagi total responden.

K. Analisis data

Analisis data pada penelitian ini terdiri dari lima bagian, yaitu : analisis

persentase terhadap karakteristik responden, analisis brand awareness,

analisis brand association, analisis brand percieved quality, dan analisis

(55)

1. Analisis Karakteristik Responden

Analisis persentase dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

persentase responden berdasarkan karakteristik demografi.

Karakteristik demografi responden dalam penelitian ini terdiri dari

umur, jenis kelamin dan pekerjaan.

• ••

• Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

• ••

• Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

• ••

• Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

2. Analisis Brand Awareness

Dalam analisis brand awareness, tingkat kesadaran akan merek diukur

melalui empat tingkatan yaitu Top of mind, Brand recall, Brand

recognition, Brand unaware

• ••

Top of mind

Analisis ini digunakan untuk mengetahui merek sepeda motor yang

merupakan puncak merek. Alat analisis yang digunakan untuk

mengukur jawaban responden berdasarkan data yang didapat dari

kuesioner adalah analisis persentase.

• ••

Brand recall

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengingatan kembali

terhadap suatu merek. Alat analisis yang digunakan untuk

mengukur jawaban responden berdasarkan data yang didapat dari

(56)

• ••

Brand recognition

Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak responden

yang perlu mengingat akan keberadaan produk sepeda motor

Honda, dengan pertanyaan ”Apakah Anda mengenal sepeda motor

Honda?”

• ••

Brand unaware

Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak responden

yang tidak mengetahui keberadaan produk sepeda motor Honda.

3. Analisis Brand Association

Dalam Analisis Brand Association digunakan uji Cochran untuk

menguji asosasi atribut-atribut produk. Pengujian atribut-atribut

tersebut dilakukan secara bertahap, yaitu mulai dari seluruh atribut

(7 asosiasi), kemudian pengujian 6 asosiasi, pengujian 5 asosiasi, dan

seterusnya sampai pengujian asosiasi yang menunjukkan hasil tidak ada

hubungan yang cukup signifikan antara asosiasi yang diplih responden.

4. Analisis Brand Percieved Quality

Untuk mengetahui brand perceived quality konsumen sepeda motor

Honda digunakan analisis performance dan importance terhadap

variable kualitas berikut: layanan ketersediaan produk, warna produk,

(57)

5. Analisis Brand Loyalty

Untuk mengetahui tingkat loyalitas konsumen terhadap merek sepeda

motor Honda, diperlukan upaya untuk melakukan

pengukuran-pengukuran loyalitas merek meliputi: analisis switcher, analisis

habitual buyer, analisis statisfied buyer, analisis liking the brand dan

(58)

41

A. Gambaran Umum Honda

Pertumbuhan konsumen sepeda motor meningkat luar biasa. Di

tengah-tengah persaingan yang begitu tajam akibat banyaknya merek

pendatang baru, sepeda motor Honda yang sudah lama berada di

Indonesia, dengan segala keunggulannya, tetap mendominasi pasar dan

sekaligus memenuhi kebutuhan angkutan yang tangguh, irit dan ekonomis.

Keunggulan teknologi Motor Honda diakui di seluruh dunia dan telah

dibuktikan dalam berbagai kesempatan, baik di jalan raya maupun di

lintasan balap. Honda pun mengembangkan teknologi yang mampu

menjawab kebutuhan pelanggan yaitu mesin "bandel" dan irit bahan bakar,

sehingga menjadikannya sebagai pelopor kendaraan roda dua yang

ekonomis. Tidak heran, jika harga jual kembali sepeda motor Honda tetap

tinggi.

Jenis Produk yang di prodiksi sekarang:

Sepeda Motor :

• Honda Fit S

• Honda Fit X

• Honda Revo

• Honda Supra X 125

(59)

• Honda Supra X 125 PGM-FI

• Honda City Sport 1

• Honda Tiger

• Honda Mega Pro

Skuter Matic :

• Honda Vario

• Honda Beat

Jumlah Produksi :

• 1998 : 286.000 unit

• 1999 : 288.888 unit

• 2000 : 488.888 unit

• 2001 : 940.000 unit

• 2002 : 1.460.000 unit

• 2003 : 1.570.000 unit

• 2004 : 2.037.000 unit

• 2005 : 2.652.000 unit

• 2006 : 2.350.000 unit

(60)

Visi : Kami senantiasa berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam

industri sepeda motor di Indonesia, untuk memberi manfaat bagi

masyarakat luas, dalam menyediakan alat transportasi yang

berkualitas tinggi, sesuai kebutuhan konsumen, dengan harga yang

terjangkau, serta didukung oleh fasilitas manufaktur terpadu,

teknologi mutakhir, jaringan pemeliharaan, suku cadang dan

manajemen kelas dunia.

Misi : Kami bertekad untuk menyediakan sepeda motor yang berkualitas

tinggi dan handal sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang

sesuai kebutuhan konsumen, pada tingkat harga yang terjangkau.

B. Gambaran Umum Pollos Motorsport

Pollos Motorsport merupakan sebuah bengkel di daerah Wonosari

tepatnya di Jalan Pramuka No 29 Wonosari Gunungkidul. Pollos didirikan

oleh seorang bapak satu anak, Andreas Gatot Wibowo 8 tahun yang lalu

tepatnya pada tanggal 20 September 2000. Berdiri diatas tanah seluas

712m² bengkel ini didirikan dengan

Visi : Memberikan kepuasan pelanggan dengan pelayanan jasa yang

diberikan.

Misi : Melayani setiap pelanggan dengan professional agar hasil yang

dihasilkan bisa maksimal.

Dengan dibantu 4 karyawan yang handal, Pollos Motorsport bisa tetap

(61)

bengkel-bengkel motor baru yang ada di Wonosari untuk meramaikan persaingan

pelayanan jasa itu, tetapi Pollos Motorsport tetap konsisten dalam

memberikan pelayanan. Menjawab tantangan yang diberikan oleh Honda

maka bengkel ini memberikan jasa pelayanan service bagi pengguna

sepeda motor Honda khususnya dan merek lain pada umumnya. Dengan

semakin banyaknya penguna motor yang di Wonosari maka semakin

banyak pula orang yang menggunakan jasa ini. Jam pelayanan jasa yang

diberikan mulai dari jan 08.00 – 15.30 WIB dari hari Senin hingga Sabtu

dan hari Minggu atau hari libur nasional tutup. Setiap karyawan selalu

datang tepat waktu dan meyelesaikan tugas dengan tepat waktu juga.

Peralatan yang digunakan juga sudah modern guna menunjang ketepatan

waktu dan memberikan kepuasan kepada pelanggan sehingga pelangan

tidak lari ke bengkel yang lain dan tetap setia menggunakan jasa Pollos

(62)

45

A. Penjelasan Penelitian

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis data terhadap data yang

telah dikumpulkan dari penyebaran kuesioner. Analisis data pada

penelitian ini terdiri atas dua bagian, bagian pertama merupakan pengujian

instrumen yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner

yang digunakan sebagai alat untuk memperoleh data dalam penelitian ini.

Bagian kedua terdiri dari analisis terhadap karakteristik responden yang

meliputi umur, jenis kelamin dan pekerjaan, analisis brand awareness

untuk mengetahui tingkat kesadaran merek konsumen terhadap sepeda

motor Honda, analisis brand association untuk mengetahui asosiasi apa

saja yang terkandung dalam brand association sepeda motor Honda,

analisis brand perceived quality untuk mengetahui brand perceived quality

konsumen terhadap sepeda motor Honda dengan membandingkan antara

tingkat performance dengan tingkat importance terhadap produk, dan

analisis brand loyalty untuk mengetahui tingkat loyalitas konsumen

(63)

B. Pengujian Instrumen

Supaya terhindar dari kekeliruan dan ketidakpastian dalam analisis

data, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas

terhadap kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terhadap 30

responden.

1. Pengujian Validitas

Pengujian validitas ini dilakukan dengan mencari koefisien

validitas/ kesahihan butir yang diperoleh dari korelasi antara skor butir

dan skor faktor. Skor faktor ini diperoleh dari jumlah skor semua butir

pertanyaan dalam faktor. Pedoman yang digunakan dalam

mempertahankan suatu butir adalah sebagai berikut:

a. Korelasi antara butir dengan faktor harus positif

b. Peluang ralat (p) dari koefisien korelasi tersebut maksimal 5%

Untuk responden yang berjumlah 30 (n), dapat diperoleh derajat

bebas df sebesar n – 2 = 30 – 2 = 28. Untuk df = 28 dan nilai alpha 5%

(dua sisi), diperoleh nilai rtabel sebesar 0,361. Jika rhitung rtabel maka

instrumen tersebut dikatakan valid. Dari hasil pengujian tersebut

diperoleh rhitung rtabel dengan taraf keyakinan 95 %. Dengan

menggunakan bantuan komputer program SPSS for Windows Versi

13.0 pada taraf signifikansi ( ) 5% dapat dihitung tingkat validitas

(64)

Tabel 5. 1

Validitas

Elemen-elemen Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

Brand Association 4 0.777 0.361 Valid

5 0.716 0.361 Valid

6 0.724 0.361 Valid

7 0.769 0.361 Valid

8 0.629 0.361 Valid

9

10

0.678

0.528

0.361

0.361

Valid

Valid

Brand Perceived Quality

( Performance)

11 0.722 0.361 Valid

12 0.663 0.361 Valid

13 0.715 0.361 Valid

14 0.630 0.361 Valid

15 0.592 0.361 Valid

Brand Perceived Quality

( Importance)

16 0.424 0.361 Valid

17 0.755 0.361 Valid

18 0.490 0.361 Valid

19 0.632 0.361 Valid

20 0.629 0.361 Valid

Brand Loyalty 21 0.668 0.361 Valid

22 0.618 0.361 Valid

23 0.623 0.361 Valid

24 0.615 0.361 Valid

25 0.691 0.361 Valid

(65)

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan seperti yang tersaji

pada tabel uji validitas di atas, dan dengan membandingkan nilai r

hitung dan r tabel pada taraf signifikansi ( ) 5%, semua pertanyaan

mengenai elemen-elemen brand equity pada sepeda motor Honda

memiliki nilai r hitung > r tabel maka semua pertanyaan pada

elemen-elemen brand equity sepeda motor Honda dinyatakan valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas/ keandalan pada prinsipnya menunjukkan

sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif tidak

berbeda bila dilakukan pada subyek yang sama. Semakin tinggi tingkat

keandalan suatu alat ukur, semakin stabil dan semakin dapat

diandalkan alat ukur tersebut dalam mengukur suatu gejala. Teknik

analisis uji keandalan butir yang digunakan adalah koefisien

Cronbach’s Alpha (rtt). Menurut Nunnally (dalam Ghozali, 2001:

133), batas minimal nilai Cronbach’s Alpha yang umum diterima

untuk persyaratan reliabilitas suatu instrumen adalah 0,600. Dengan

menggunakan bantuan computer program SPSS for Windows Versi

(66)

Tabel 5. 2

Reliabilitas

Elemen

Nilai

Cronbach’s Alpha

Batas

Minimum Keterangan

Brand Association 0.890 0.600 Handal

Brand Perceived Quality ( Performance) 0.849 0.600 Handal

Brand Perceived Quality ( Importance) 0.793 0.600 Ha

Gambar

Kerangka BerfikirGambar 2.1
Tabel 5. 1
Tabel 5. 2
Tabel 5. 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain pemanggilan dengan cara tersebut di atas, dalam hal tempat kediaman tergugat tidak jelas atau tidak mempunyai tempat kediaman yang tetap, pemanggilan

(205).The Development of Innovative Chemistry Learning Material for Bilingual Senior High School Students in Indonesia. International Education Studies ; volume 8, no. An

mengalami kendala yang berarti, sehingga program dapat

Latar belakang berisi : Penjelasan mengenai pentingnya dilakukan kegiatan KP/Magang di sebuah perusahaan. Uraiannya bisa menggunakan metode piramida

[r]

The analyst(s) named in this report certifies that all of the views expressed by the analyst(s) in this report reflect the personal views of the analyst(s) with regard to any and

Peningkatan hasil belajar mata pelajaran Bioloagi siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 2 Tasikmalaya melalui penggunaan model pembelajaran discovery learning dengan praktik

Pembuatan WebSite Sanggar Tari Sangrina Bunda menggunakan Macromedia Dreamweaver MX yang bertujuan agar masyarakat dapat mengetahui informasi Sanggar Tari