• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tempuyung (Sonchus arvensis L) adalah salah satu tanaman obat yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tempuyung (Sonchus arvensis L) adalah salah satu tanaman obat yang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A. Tanaman Tempuyung (Sonchus arvensis)

Tempuyung (Sonchus arvensis L) adalah salah satu tanaman obat yang berkasiat sebagai pemecah batu ginjal (Winarto. W. P. & Tim Karyasari, 2004). Tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing-tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m di atas permukaan laut. Tanaman tahunan, tegak, tinggi 0,6 - 2 m, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat. Batang berongga dan berusuk. Daun tunggal, bagian bawah tumbuh berkumpul pada pangkal membentuk roset akar. Helai daun berbentuk lanset atau lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi menyirip tidak teratur, panjang 6 - 48 cm, lebar 3 - 12 cm, warnanya hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan pangkal memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota bentuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecokelatan. Buah kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar 4 mm, pipih, berambut, cokelat kekuningan. Ada keaneka-ragaman tumbuhan ini, yang berdaun kecil disebut lempung, dan yang berdaun besar dengan tinggi mencapai 2 m disebut rayana (http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat). Daunnya oval dan rasanya pahit,

(2)

bunganya kuning, dan buahnya keras, tipis berwarna coklat kekuningan. Penelitian membuktikan bahwa tempuyung mengandung alfa-laktoserol, mannitol, inositol, silica, kalium, flavonoid, dan taraxasterol (http: //www.kaskus.us/showpost.php)

1. Klasifikasi Tanaman Tempuyung

Tanaman Tempuyung (Sonchus arvensis L) memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Dunia tumbuhan Devisi : Spermatophita

Ordo : Monokotiledon

Kelas : Angiospermae

Famili : Asteraceae (aster-asteran) Jenis : Sonchus arvensis

(Winarto. W. P. & Tim Karyasari, 2004).

2. Kandungan Kimia

Kandungan kimia yang terdapat di dalam daun tempuyung (Sonchus arvensis L) adalah ion-ion mineral antara lain kalium, silika, magnesium, natrium, dan senyawa organik misalnya flavonoid (kaempferol, luteolin-7-O-glukosida dan apigenin-7-O-glukosida), kumarin (skepoletin), taraksasterol, inositol, serta asam fenolat (sinamat, kumarat dan vanilat). Kandungan kalium dalam daun tempuyung 8,2 %, sedangkan natriumnya 0,227 %. Kandungan flavonoid total di dalam daun tempuyung 0,1044%, pada akar kira-kira 0,5 % dan flavonoid yang terbesar adalah apigenin-7-O-glukosida.

(3)

Kandungan kalium dalam daun tempuyung cukup tinggi. Kalium inilah yang membuat batu ginjal berupa kalsium karbonat tercerai berai. Kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa oksalat, karbonat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal itu akhirnya larut dan keluar bersama urine (Winarto. W. P. & Tim Karyasari, 2004).

3. Efek Farmakologi Tanaman Tempuyung

Kandungan kimia tanaman tempuyung (Sonchus arvensis L) yang sangat beragam maka tempuyung (Sonchus arvensis L) termasuk tanaman yang penting untuk menyembuhkan batu ginjal dan kencing batu. Tanaman tempuyung

(Sonchus arvensis L) bersifat dingin dan agak pahit sehingga cocok masuk ke

meridian ginjal, penghancur batu ginjal (litotropik), peluruh air seni (diuretik), mengobati radang saluran kencing (anti urolotiasis), penghilang bengkak dan dapat mengeluarkan dan menawarkan racun. Oleh karena itu tempuyung (Sonchus arvesis L) digunakan untuk mengobati batu ginjal, darah tinggi (hiperurisemia) dan reumatik akibat asam urat (Soenanto dan Sri Kuncoro, 2005).

4. Daya larut kalsium oksalat oleh teh tempuyung (Sonchus arvensis)

Daun tempuyung mengandung ion-ion natrium dan kalium yang cukup tinggi, sehingga dengan mengkonsumsi air daun tempuyung dapat menjaga keseimbangan elektrolit pada ginjal. Kalium dari daun tempuyung inilah yang membuat batu ginjal berupa kalsium oksalat tercerai berai, karena kalium akan menyingkirkan kalsium dan bergabung dengan senyawa kalsium oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal dengan membentuk senyawa garam yang mudah larut dalam air, sehingga batu ginjal itu akan terlarut secara perlahan-lahan

(4)

dan ikut keluar bersama. Menurut Sarjito, 1964 dalam Mulyadi. S., dkk., 2003 bahwa dalam penelitiannya tempuyung (Sonchus arvensis L) dapat memecah batu saluran kemih secara in vitro yang kemungkinan pada penelitiannya tersebut terjadi pertukaran ion kalium (K) dengan kalsium (Ca) dari batu. Hal ini dapat di jelaskan dengan ilmu kimia dasar tentang Deret Volta (deret unsur kimia) yaitu : K – Ba – Ca – Mg – Al – Mn – Zn –(H) ----Au. Deret ini semakin ke kanan semakin mudah reduksi atau makin mudah digantikan. Jadi 2 K+ +CaC2O4 ⎯→

Ca2++K2C2O4 sedangkan unsur K (golongan IA daftar periodik) dikatakan mudah

larut.

B. Kalium dalam tubuh manusia

Kalium adalah salah satu golongan logam alkali yang mempunyai rumus atom K+. Kalium penting dalam menghantarkan impuls saraf serta pembebasan tenaga dari protein, lemak, dan karbohidrat sewaktu metabolisme. Kalium bergerak di dalam tubuh secara difusi, absorbsi, dan sekresi. Kalium memasuki tubuh dari saluran usus dengan cara difusi melalui dinding kapiler dan absorbsi aktif. Kalium masuk ke dalam sel-sel juga dengan cara difusi dan membutuhkan proses metabolisme yang aktif. Kalium dibuang melalui urine dengan cara sekresi dan penyaringan dan sebagian kecil dibuang melalui feces. Kalium juga berperanan penting dalam penyampaian impuls-impuls saraf ke serat-serat otot dan juga dalam kemampuan otot untuk berkontraksi (Andi Hakim Nasution dan Darwin, 1988).

(5)

C. Terjadinya kalsium oksalat (CaC2O4) atau batu ginjal

Batu (kalkulus) ginjal dapat terbentuk dari timbunan kristal pada air seni pada ginjal atau pelvis ginjal. Seringkali batu ini tersusun atas kalsium oksalat.Terjadinya infeksi atau buang air kecil kurang teratur dapat mempengaruhi pembentukan batu ginjal. Kadang munculnya batu ginjal terjadi di saat kadar kalsium dalam darah meninggi secara tidak normal, juga jika kelenjar paratiroid kelebihan memproduksi air seni.Terkadang, batu tersebut dapat terbentuk ketika tingkat asam urat dalam darah terlalu tinggi, biasanya karena terlalu banyak makan daging. Terlalu banyak mengkonsumsi kalsium dan oksalat serta kurang minum sering diasosiasikan dengan pembentukan batu ginjal ini. Pada banyak kasus yang ada, penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Batu ginjal dapat menyebabkan peradangan infeksi, pendarahan, sakit pada saat buang air kecil, atau kencing tidak lancar. Batu yang kecil cenderung mengalir menuju kandung kemih melalui ureter, biasanya diikuti rasa sakit bagi penderitanya.

Sebelum urine dikeluarkan melalui saluran terakhir uretra, urine akan disaring terlebih dahulu oleh glomerulus. Zat yang berguna akan kembali ke darah, sedangkan zat yang tidak terpakai akan dikeluarkan melalui pembuluh melalui piala ginjal, mengalir lewat saluran yang disebut ureter lalu ke kandung kemih. Jika ginjal kekurangan cairan dalam proses pengeluaran tersebut maka akan terjadi kekeruhan dan lama-kelamaan akan mengkristal menjadi kerak seperti batu. Endapan terjadi karena pekatnya garam dalam urine yang ada di ginjal. Jika batu-batu tersebut turun dari ginjal bersama urine ke ureter disebut

(6)

batu ureter. Jika turun lagi ke kandung kemih maka disebut batu kandung kemih (Soenanto dan Sri Kuncoro, 2005).

Batu ginjal dalam endapan CaCO3 pada ginjal atau kandung kemih yang

dapat menyebabkan gagal ginjal. Hal ini terjadi karena tidak adanya keseimbangan dalam kerja ginjal, sehingga garam-garam pada ginjal tidak terangkut keluar bersama urine yang akhirnya mengendap lalu mengumpul menjadi kristal kapur. Endapan inilah yang menjadi batu ginjal (Jaka Sulaksana, dkk, 2004).

Ginjal orang yang sehat mampu mengeluarkan semua bahan kimia yang tidak terpakai oleh tubuh. Gangguan pada ginjal, baik langsung maupun tidak langsung dapat mengganggu berbagai sistem dan organ tubuh lain. Tubuh yang kekurangan cairan dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal karena urine terlalu pekat sehingga terjadi kekeruhan dalam urine. Akibatnya terjadi penyumbatan pada saluran dari ginjal menuju kandung kemih. Batu ginjal terbentuk dari bahan-bahan kimia seperti kalsium, asam urat, fosfat, dan bahan-bahan kimia lain (Soenanto dan Sri Kuncoro, 2005).

Penyebab batu ginjal dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu:

1. Genetik (bawaan)

Ada orang-orang tertentu memiliki kelainan atau gangguan organ ginjal sejak dilahirkan, meskipun kasusnya relatif sedikit. Anak yang sejak kecil mengalami gangguan metabolisme khususnya dibagian ginjal, yaitu air seninya memiliki kecenderungan mudah mengendapkan garam membuat mudah

(7)

terbentuknya batu. Karena fungsi ginjalnya tidak dapat bekerja secara normal maka kelancaran proses pengeluaran air kemih juga mudah mengalami gangguan, misalnya banyak zat kapur dalam air kemih sehingga mudah mengendapkan batu.

2. Makanan

Sebagian besar kasus penyakit batu ginjal disebabkan oleh faktor makanan dan minuman. Makanan-makanan tertentu memang mengandung bahan kimia yang berefek pada pengendapan air kemih, misalnya makanan yang mengandung kalsium tinggi, seperti oksalat dan fosfat. Kedua bahan tersebut mudah mengkristal di ginjal. Demikian juga pada makanan yang kadar asam uratnya tinggi. Orang yang mengkonsumsi air (khususnya air putih) dalam jumlah yang sangat sedikit beresiko terkena penyakit batu ginjal. Ini dikarenakan terjadi kekurangan cairan di ginjal sehingga air seni menjadi pekat, lalu mudah membentuk batu. Selain faktor makan dan minum, suplemen vitamin ikut berperan dalam pembentukan batu ginjal, misalnya kekurangan vitamin A atau terlalu banyak mengkonsumsi vitamin D.

3. Aktivitas

Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi penyakit batu ginjal. Resiko terkena penyakit ini pada orang yang pekerjaannya banyak duduk lebih tinggi daripada orang yang banyak berdiri atau bergerak dan orang yang kurang berolahraga. Karena tubuh kurang bergerak (baik olahraga maupun aktifitas bekerja) menyebabkan peredaran darah maupun aliran air seni menjadi kurang lancar. Bahkan tidak hanya penyakit batu ginjal yang di derita, penyakit lain bisa dengan gampang menyerang (Soenanto dan Sri Kuncoro, 2005).

(8)

Jenis-jenis batu yang ada di ginjal, ureter, atau kandung kemih adalah: a. Batu kalsium (misalnya kalsium karbonat, kalsium oksalat dan kalsium fosfat).

Batu jenis ini mengandung kapur dan mudah mengendap di saluran kemih jika difoto roentgen, batu kalsium tampak berwarna putih.

b. Batu struvit (infeksi) yaitu terbentuk karena infeksi.

Batu jenis ini terdiri atas kalsium fosfat, magnesium fosfat, dan ammonium fosfat. Batu dapat berkembang menjadi lebih besar dan memiliki bentuk agak runcing seperti tanduk, dan jika dirontgen, tampak berwarna putih.

c. Batu asam uratyangtimbul karena endapan asam urat.

Bentuk batu jenis ini relatife kecil, bahkan jika difoto roentgen tidak tampak, namun gejalanya cukup dirasakan penderita.

d. Batu cystin, biasanya karena bawaan dari kecil atau diturunkan oleh orang tuannya (Soenanto dan Sri Kuncoro, 2005).

D. Metode Penentuan daya larut kalsium oksalat (CaC2O4) oleh teh tempuyung (Sonchus arvensis L) (%b/b)

Penentuan daya larut kalsium oksalat (CaC2O4) oleh teh tempuyung

(Sonchus arvensis) dengan menghitung selisih jumlah berat kalsium oksalat

sebelum dan sesudah dilakukan direndam dalam teh tempuyung dibandingkan dengan jumlah berat kalsium oksalat mula-mula dikalikan 100%.

Daya Larut batu kalsium oksalat (%) =

( bobot CaC2O4 awal – bobot CaC2O4 akhir ) x 100 %

(9)

Penentuan daya larut kalsium oksalat (Ca C2O4) dengan metode

gravimetri, didasarkan pada reaksi kimia seperti:

aA + rR AaRr

Dalam metode gravimetri, zat yang dicari kadarnya dipisahkan dari zat-zat lain yang menyertainya baik dalam bentuk asli maupun setelah diubah menjadi persenyawa lain yang susunannya dikenal dengan pasti harus dengan presipitasi, presipitat itu kemudian disaring, dicuci, dikeringkan kemudian ditimbang. Dari presipitat tersebut dapat dihitung kadar zat dalam campuran, dengan membandingkan bobot endapan dengan bobot sampel kali faktor gravimetri dikali 100% b/b. Faktor gravimetri yaitu MR zat yang dicari dibandingkan dengan MR endapan.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur selalu terlimpah kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan rahmat, inayah, dan kekuatan kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan

Sambungan momen mengunakan momen plastis profil sebagai momen ultimate perencanaan sambungan dan di disain dengan metode plastis tanpa mengakibatkan efek prying, sedangkan

Dalam rangka menumbuhkan rasa peduli mahasiswa untuk berkontribusi kepada masyarakat desa, Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan

Program Studi : Manajemen Keuangan dan Perbankan Judul : Prosedur Pelaksanaan TabunganKu iB..

Makalah ini membahas tentang pembuatan sistem pemantauan pergerakan titik hasil penentuan posisi metode NTRIP menggunakan komunikasi data NMEA berbasis.. VPN ( Virtual

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran PAI materi semangat menuntut ilmu dengan menggunakan metode.. inquiry pada siswa kelas VII SMP Negeri

Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat negara baik disengaja atau

Dari grafik IV.5 dapat dilihat bahwa pertumbuhan tanaman padi pada perbandingan variabel Pseudomonas fluorecense & Azotobacter choroococum 2:1 memiliki