• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KREDIT MACET PADA CUSTOMER INDIVIDU PT TOAFIS TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KREDIT MACET PADA CUSTOMER INDIVIDU PT TOAFIS TAHUN 2012"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB

TERJADINYA KREDIT MACET PADA

CUSTOMER INDIVIDU PT TOAFIS TAHUN

2012

Levina Ferni

Binus University, Jln. Kebon Jeruk Raya No. 9 .Telp: 021-56984141. Email: hilary_levina@hotmail.com

Dosen Pembimbing: Yen Sun, SE, Ak.,M.Buss (Acc)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab terjadinya kredit macet pada Customer Individu PT TOAFIS. PT TOAFIS merupakan lembaga keuangan pemberi pinjaman untuk pembelian mobil Toyota. Peneliti melakukan penelitian pada penjualan tahun 2012. Peneliti menganalisis faktor apa saja yang dapat dijadikan acuan dalam menilai calon customer untuk mengantisipasi terjadinya kredit macet yang ditimbulkan sekaligus mencari penyebabnya. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari PT TOAFIS . Sampel data dalam penelitian ini adalah bagian penjualan dari departemen risiko kredit . Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dan metode perhitungan persentasi sederhana. Metode analisis data antara lain menggunakan pengujian statistik deskriptif dan uji perbandingan hasil dengan persentasi. Hasil penelitian ini menghasilkan tolak ukur baru dalam melakukan penilaian terhadap calon customer serta beberapa penilaian yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya kredit macet di waktu yang akan datang. Pada akhirnya penelitian ini menunjukkan faktor yang menyebabkan terjadinya kredit macet pada PT TOAFIS yaitu faktor karakter,faktor ekonomi,faktor kesalahan prediksi akan kemajuan usaha customer,penyalahgunaan kredit ,dan dana terpakai untuk hal lain .

Kata Kunci : Kredit , Risiko Manajemen , Risiko Kredit , Perusahaan Pembiayaan

ABSTRACT

This research aims to analyze the factors causing Bad debt on Individual Customer of PT TOAFIS. PT TOAFIS is a financial institution providing loan for Toyota car purchase. This research uses the 2012 sales. Then, it analyzes which factors that could be used as guidance in scoring potential customer in order to anticipate bad debt while finding the root cause. This research uses primary data from PT TOAFIS. The sample data taken is from Sales division of Credit Risk Department. Research method used is Descriptive qualitative with simple percentage quantitative method. Analysis method used are descriptive statistics and result comparative test with percentage. The outcome of this research is new standard in scoring potential customer, as well as some scoring that could be done to minimize the future Bad debt. In the end, this research shows factors that could cause bad debt at PT TOAFIS which are: character factor, economy factor, wrong prediction of customers' business development Factor, misused of credit, and capital used for another purpose.

(2)

PENDAHULUAN

Maraknya pertumbuhan lembaga keuangan bukan bank dalam beberapa tahun terakhir ini sangatlah pesat , hal ini dikarenakan semakin baiknya perekonomian Indonesia terutama dalam jangka waktu periode tahun 2000 hingga periode Maret 2007. Namun pada tahun 2009 sedikit mengalami perlambatan dibanding tahun-tahun sebelumnya dikarenakan imbas dari krisis ekonomi global yang terjadi di akhir tahun 2008 silam. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyatakan diperkirakan terjadi pertumbuhan nilai pembiayaan industri multifinance sekitar 17,4% per tahun dalam periode lima tahun terkahir. Hal ini dikarenakan turunnya suku bunga BI rate pada level 6,5% diakhir tahun 2009, dan juga didorong oleh pertumbuhan industri pembiayaan di Indonesia yang selama ini masih mengandalkan pembiayaan konsumen (pembiayaan kendaraan bermotor) dan sewa guna usaha (leasing) dengan kontribusi mencapai 95% dari total pembiayaan.

Pada tahun 2009 industri masih dikuasai oleh pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha terutama bagi penjualan otomotif dan penjualan alat berat. Hal ini sangat mendorong banyak perusahaan untuk menciptakan perusahaan pembiayaan dan penjamin lainnya. Pada tahun 2012 tercatat terdapat 7 izin usaha baru untuk perusahaan pembiayaan dan penjaminan lainnya.

Perkembangan perusahaan multifinance tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih banyak ke sektor konsumsi. Konsumsi ditunjukkan oleh semakin banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi, tidak terbatas pada kebutuhan primer dan sekunder saja, namun juga tuntutan akan tersedianya kebutuhan tersier, misalnya kebutuhan akan sarana transportasi. Mengingat harga dari sarana transportasi itu sendiri tidaklah murah maka dari itu banyak perusahaan multifinance yang bergerak pada bidang otomotif dengan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh kendaraan bermotor dengan sistem kredit atau cicilan. Hal ini terbukti sangat mempengaruhi penjualan kendaraan bermotor yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

Sebagai bukti nyata yang dapat kita rasakan semua pada saat ini adalah kemacetan yang terjadi dimana-mana terlebih pada kota besar. Sungguh dapat dibayangkan berapa banyak jumlah kendaraan yang akan memenuhi jalan-jalan di Indonesia pada tahun – tahun mendatang, mengingat banyaknya pemain / produsen mobil yang terus berinovasi, dan telah menetapkan target penjualan masing-masing demi mencapai tujuan perusahaannya.

PT TOAFIS merupakan perusahaan yang saat ini bergerak dalam enam bidang usaha yaitu Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Pertambangan dan Energi , Agribisnis, Teknologi Informasi, Infrastruktur dan Logistik. PT TOAFIS lebih dikenal oleh kalangan luas sebagai distributor kendaraan bermotor , dimana transaksi penjualan dilakukan secara tunai dan kredit.

Tercatat kontribusi laba bersih Divisi Jasa Keuangan mengalami kenaikan terus menerus pada setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan pesatnya pergerakan ekonomi yang dihasilkan dari industri otomotif. Sehingga memicu para kompetitornya untuk melakukan persaingan dengan ketat. Hal ini merupakan suatu tuntutan bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kinerjanya terutama dalam jasa pelayanan yang baik agar mampu bersaing dengan perusahaan sejenisnya. Maka itu berbagai kemudahan dan pelayanan terbaik ditawarkan demi menarik perhatian calon customer sehingga perusahaan mampu bersaing dengan kompetitor lainnya.

Agar dapat mencapai tujuan dari perusahaan, salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan memberikan berbagai kemudahan bagi para customer seperti yang diberikan oleh PT TOAFIS yaitu memberikan pelayanan kepada calon pembeli yang hendak membeli produk Toyota dengan kemudahan pembayaran secara kredit. Hal ini sangat membantu customer dalam menentukan pilihan , mengingat begitu banyak kebutuhan yang harus dipenuhi , namun keterbatasan penghasilan juga menjadi kendala. Maka dari itu PT TOAFIS memberikan jasa pelayanan untuk memproses pembayaran kendaraan yang dibeli oleh pelanggan dengan sistem angsuran . Saat ini semua orang menginginkan kemudahan dan cara yang praktis untuk memperoleh sesuatu . Maka itu sistem pembayaran kredit merupakan sistem pembayaran yang saat ini sangat digemari oleh pangsa pasar karena dinilai sangat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan hidup.

Di dalam penjualan kredit perusahaan tidak segera menerima kas tetapi menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha, dan barulan dalam jangka waktu (hari jatuh tempo) dan bunga yang telah disepakati antara penjual dan pembeli, perusahaan melakukan penagihan untuk mendapatkan aliran kas masuk yang berasal dari penerimaan piutang tersebut . Piutang yang timbul dari penjualan kredit memiliki risiko-risiko seperti piutang tidak tertagih , piutang terlambat bayar dan beberapa resiko lainnya. Risiko-risiko tersebut juga sangat berpengaruh pada pencapaian laba perusahaan , oleh karena itu suatu perusahaan harus memiliki analisis resiko kredit yang baik dalam melakukan penilaian terhadap calon customer atau perusahaan yang hendak mengajukan kredit kendaraan bermotor.

(3)

Bagi perusahaan multifinance atau perusahaan pembiayaan , peranan dari manajemen resiko itu sendiri sangatlah penting karena selain dijadikan dasar acuan dalam menentukan kelayakan pemberian kredit, manajemen resiko juga menentukan kelangsungan hidup dari suatu perusahaan pembiayaan sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan baik secara laba maupun mengantisipasi terjadinya kredit macet yang ditimbulkan oleh customer.

Maka dari itu perusahaan pembiayaan harus memiliki analisis kredit yang baik dalam menyetujui atau menolak calon customer . Karena apabila tim analisis risiko kredit melakukan banyak ketidaktepatan maka hal itu akan menjadi bom waktu yang akan meledak dikemudian hari, dimana perusahaan tidak dapat lagi membendung seluruh piutang (sejumlah customer yang disetujui untuk mengambil kredit ternyata tidak dapat memenuhi kewajibannya) dikemudian hari akibat dari kelalaian analisis kredit resiko.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT TOAFIS guna mengetahui tingkat kelancaran pembayaran kredit yang dilakukan oleh customer individu . Dimana penulis akan melakukan analisis terhadap banyaknya penjualan mobil yang dilakukan oleh PT TOAFIS sepanjang tahun 2012 , jumlah banyaknya customer individu yang mengalami keterlambatan bayar lebih dari 30 hari dari tanggal jatuh tempo yang ditentukan , serta faktor-faktor yang dapat dijadikan acuan dalam menilai calon

customer apakah mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Alasan penulis memilih sampel

berupa customer individu adalah karena penulis melihat adanya peningkatan gaya hidup yang sangat signifikan pada tiap tahunnya yang menyebabkan masyarakat menjadi sangat konsumtif. Sehingga penulis merasa tertarik untuk melihat kecenderungan dari customer individu dalam melakukan pembelian mobil Toyota. Pada akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan atas faktor apa yang dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan seleksi calon customer agar dapat lebih meminimalisasikan terjadinya kredit macet. Karenanya penulis tertarik mengangkat hal ini untuk menjadi sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Macet Pada Customer Individu PT TOAFIS Tahun 2012” Ruang lingkup yang menjadi bahan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

1.Besarnya tingkat kredit macet yang timbul dari hasil penjualan mobil selama tahun 2012.

2.Faktor –faktor yang menyebabkan kredit macet yang ditimbulkan oleh customer individu PT. TOAFIS. 3.Relevansi penggunaan metode Credit Scoring dalam menilai calon customer.

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, antara lain :

1.Menganalisis banyaknya customer individu yang mengalami keterlambatan pembayaran angsuran mobil Toyota pada PT TOAFIS tahun 2012.

2.Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kredit macet pada customer individu pada PT TOAFIS.

3.Menganalisis relevansi penggunaan metode credit scoring yang dimiliki PT TOAFIS dalam menilai calon customer.

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain : 1.Bagi Penulis:

Diharapkan dapat menambah wawasan pada bidang layanan pemberian kredit serta bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan analisis penulis. Penulis diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatnya dengan hal-hal yang terjadi di perusahaan. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan rujukan pada penelitian selanjutnya apabila terjadi korelasi permasalahan yang saling terkait.

2.Bagi perusahaan :

Penelitian ini berguna sebagai input alternatif untuk melaksanakan strategi-strategi perusahaan terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi pada risiko kredit yang dihadapi sehingga dapat meminimalisasi kerugian dan meningkatkan kinerja perusahaan.

3.Bagi masyarakat:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia terutama kalangan akademis dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis atas terjadinya ketidaklancaran pembayaran angsuran / kredit macet terhadap customer individu PT TOAFIS pada penjualan mobil Toyota sepanjang tahun 2012

. Karakteristik penelitian adalah sebagai berikut:

1.Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah bersifat kualitatif.

2.Desain penelitian adalah eksploratoria, dimana penelitian berusaha mencari masalah, faktor penyebabnya, pencegahan dan rekomendasi yang bermanfaat

3.Dimensi waktu penelitian adalah pada waktu tertentu saja yakni Januari 2012 hingga December 2012 . 4.Penelitian yang dilakukan merupakan sebuah studi kasus.

(4)

5.Metode pengumpulan data adalah data primer , berupa data arsip yang terdapat pada Credit & Risk

Department pada PT TOAFIS .

LANDASAN TEORI

Kata“kredit” berasal dari bahasa Romawi yaitu Credere yang artinya “percaya” . Dengan kata lain kredit dapat dikatakan sebagai kepercayaan yang diberikan oleh debitor (orang yang meminjam uang) kepada kreditor (orang yang memberikan pinjaman uang) untuk memberikan sejumlah pinjaman uang yang telah disepakati oleh keduabelah pihak mengenai jumlah dan waktu pengembalian hutang pada waktu yang

telah ditentukan.

Macam-macam Kredit: 1. Segi Jangka Waktu

a. Kredit Jangka Pendek

Yang disebut kredit Jangka pendek adalah kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun. Kredit ini dapat digunakan untuk keperluan modal kerja.

b. Kredit Jangka Menengah

Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu antara satu tahun sampai tiga tahun.

c. Kredit Jangka Panjang

Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu di atas tiga tahun atau lima tahun.

2. Segi Kegunaan

a. Kredit Modal Kerja

Merupakan kredit yang diberikan untuk kepentingan kelancaran modal kerja nasabah. Kredit ini mempunyai sasaran untuk membiayai biaya operasional usaha nasabah. b. Kredit Investasi

Kata investasi dapat diartikan dengan penanaman modal . Dengan mendasarkan pengertian tersebut , maka kredit investasi adalah kredit yang diberikan bank kepada nasabah untuk kepentingan penanaman modal yang bersifat ekspansi , modernisasi maupun rehabilitasi perusahaan . Hal ini bertujuan untuk memajukan usaha nasabah . c. Kredit Profesi

Kredit profesi adalah kredit yang diberikan bank kepada nasabah semata-mata untuk kepentingan profesi yang digelutinya .

3. Segi Pemakaian

a. Kredit Produktif

Kredit produktif digunakan untuk peningkatan usaha, produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

b. Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif adalah dana yang diberikan oleh bank yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga sehari-hari , digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan.

c. Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini diberikan kepada pemasok atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu.

4. Segi Sektor yang Dibiayai a. Kredit Perdagangan b. Kredit pemborongan c. Kredit pertanian d. Kredit peternakan e. Kredit perhotelan f. Kredit percetakan g. Kredit pengangkutan

(5)

Prasyarat Kredit

Kredit diberikan oleh orang atau lembaga yang didasarkan atas unsur-unsur :

a.Adanya dua pihak yaitu pemberi kredit (kreditor) dan penerima kredit (nasabah) yang telah memiliki kesepakatan untuk melakukan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan. b.Adanya rasa percaya diantara keduabelah pihak yang didasarkan atas penilaian atau credit

rating yang telah dilakukan sebelumnya.

c.Adanya persetujuan/perjanjian , berupa kesepakatan kedua belah pihak untuk memenuhi kewajiban yang telah disepakati.

d.Penyerahan Barang, Jasa, atau Uang dari pemberi kredit kepada penerima kredit. e.Menyepakati waktu pengembalian pinjaman diantara kedua belah pihak dalam pemenuhan kewajiban (pembayaran pinjaman).

f.Menentukan resiko yang dapat muncul pada kedua pihak dalam pemenuhan janji yang telah disepakati , dapat berupa resiko gagal bayar (risk of default), gagal usaha atau ketidakmanpuan bayar . Pada pihak nasabah timbul resiko kegagalan komitmen , keamanan atau kecurangan di pihak kreditor.

g.Adanya kompensasi , biasanya berupa bunga , provisi , admin fee atau pinalty sebagai kompensasi kepada pemberi kredit . Bunga dapat dalam bentuk modal (cost of capital), biaya umum (overhead), atau risk premium .

Syarat-syarat pemberian kredit

Pemberian kredit kepada orang atau perusahaan yang memerlukan harus mempertimbangkan hal-hal yang dikenal dengan istilah 5C, yakni :

1.Character (Karakter)

Karakter merupakan tinjauan dari sifat pemohon kredit . Dengan mengetahui karakter dari pemohon kredit diharapkan debitor dapat memberikan kepercayaan calon kreditor yang dapat dipercaya dan memiliki itikad baik untuk mengembalikan sejumlah pinjaman yang diberikan sesuai perjanjian yang disepakati keduabelah pihak .

2.Capacity (Kemampuan)

Kemampuan atau capacity yaitu pengukuran debitor terhadap calon kreditor atas kemampuannya dalam mengembalikan sejumlah pinjaman yang telah disepakati dengan tepat waktu . Hal ini dapat ditinjau dari usaha yang digeluti oleh calon kreditor untuk diberikan penilaian atas kemampuan bayar dari laba yang dihasilkan usahanya ataupun dari jumlah tabungan yang dimilikinya .

3.Capital (Modal)

Modal merupakan sejumlah uang/fasilitas yang dimiliki calon kreditor. Modal tersebut berasal dari pinjaman lembaga bank/non bank untuk mendorong kinerja perusahaannya . Maka dari itu fungsi dari kredit itu sendiri untuk meningkatkan usaha dari kreditor .

4.Collateral (Jaminan)

Jaminan (collateral) adalah harta tetap /surat-surat berharga yang dimiliki sebelumnya oleh calon kreditor yang akan dijadikan jaminan atas sejumlah pinjaman yang akan dipinjam dari lembaga keuangan bank . Hal ini merupakan penjamin apabila kreditor mengalami gagal bayar maka harta yang telah dijaminkan akan disita oleh pihak pemberi kredit .

5.Condition of Economic (Kondisi Ekonomi) Kondisi ekonomi merupakan peramalan atas keadaan masa depan yang akan terjadi . Semua pihak mengharapkan gambaran dimasa depan adalah cerah sehingga keduabelah pihak antara kreditor dan debitor sama-sama diuntungkan dengan adanya perjanjian yang telah disepakati . Kondisi ekonomi juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi , sosial , politik , kebijakan pemerintah , keadaan ekonomi dunia , bencana alam , perang , dll .

Risiko adalah peristiwa yang harus dihadapi setiap pengambilan keputusan . Risiko merupakan suatu dugaan atas kemungkinan buruk yang akan terjadi apabila terjadi kegagalan dalam mengambil keputusan yang tepat atau tidak terjadinya sesuatu yang diharapkan.

Risiko kredit sebagai risiko dimana debitur atau pembeli secara kredit tidak dapat membayar utang dan memenuhi kewajiban seperti tertuang dalam kesepakatan, atau turunnya kualitas debitur atau pembeli sehingga persepsi mengenai kemungkinan gagal bayar semakin tinggi. Manajemen risiko adalah pengembangan pikiran terhadap perencanaan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kerugian dimasa depan . Tujuan adanya program manajemen risiko adalah untuk mencegah terjadinya kerugian dimasa depan dan melindungi harta perusahaan itu sendiri .

(6)

Pada tahap ini, mengidentifikasi apa saja risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Langkah pertama dalam proses identifikasi risiko adalah dengan melakukan analisis pihak berkepentigan (stakeholders).Langkah kedua dapat menggunakan 7S dari McKenzie, yaitu shared value,

strategy, structure, staff, skills, system dan style.

Tahap 2. Pengukuran Risiko

Pengukuran risiko mengacu pada dua faktor yaitu kuantitas risiko dan kualitas risiko. Kuantitas risiko terkait dengan berapa banyak nilai atau eksposure yang rentan terhadap risiko. Kualitas risiko terkait dengan kemungkinan suatu risiko terjadi. Semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi, semakin tinggi pula risikonya.

Tahap 3. Pemetaan Risiko

Pemetaan risiko bertujuan untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan kepentingannya bagi perusahaan. Penetapan prioritas disebabkan karena keterbatasan sumber daya untuk menghadapi semua risiko. Pemetaan bertujuan untuk memilah-milah risiko yang mampu memberi kontribusi positif dan risiko yang merusak nilai perusahaan bila dikelola

Tahap 4. Model Pengelolaan Risiko

Model pengelolaan risiko yang dapat diterapkan perusahaan berupa pengelolaan risiko secara konvensional, penetapan modal risiko, dan struktur organisasi pengelolaan.

Tahap 5. Monitor dan Pengendalian

Monitor dan pengendalian penting dilaksanakan karena :

1.Manajemen perlu memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan sesuai dengan rencana.

2.Manajemen perlu memastikan model pengelolaan risiko cukup efektif, artinya model yang diterapkan sesuai dan mencapai tujuan pengelolaan risiko

3.Risiko itu sendiri berkembang. Monitor dan pengendalian bertujuan untuk memantau perkembangan terhadap kecenderungan-kecenderungan berubahnya profil risiko.

Perubahan ini berdampak pada pergeseran peta risiko yang otomatis pada perubahan prioritas risiko.Menurut Dorfman (2007), proses manajemen risiko yang menjadi tanggung jawab manajer risiko sebagai berikut :

1.Mengidentifikasi risiko dengan menggunakan alat seperti risk workshop, scenario, dan risk

assesment

2.Mengelompokkan risiko berdasarkan kategorinya.

3.Mengukur risiko.

4.Menilai dan mengukur pengendalian.

5.Mitigasi risiko berupa program pengarah untuk menghilangkan, mengurangi, menetapkan atau justru meningkatkan risiko yang ada.

6.Memantau risiko dengan menetapkan frekuensi pemantauan berdasarkan tinggi rendahnya risiko yang ada.

Lembaga Pembiayaan

Jenis usaha pembiayaan (multifinance) terdiri dari sewa guna usaha, modal ventura, perdagangan surat berharga, anjak piutang, usaha kartu kredit dan pembiayaan konsumen melalui SK Menteri Keuangan No.84/PMK.012/2006 Bab II Pasal 2 tentang kegiatan usaha perusahaan pembiayaan. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.84/PMK.012/2006 (2006), lembaga pembiayaan (multifinance) adalah Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha pembiayaan. (www.bapepam.go.id) Menurut Triandaru & Budisantoso (2009:189) perusahaan

pembiayaan melakukan kegiatan yang meliputi :

a.Sewa Guna Usaha

Sewa guna usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa konrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. Operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna. Sepanjang perjanjian sewa guna usaha masih berlaku, hak milik atas barang moda objek transaksi sewa guna usaha berada pada

perusahaan sewa guna usaha.

b.Modal Ventura

(7)

pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. Penyertaan modal dalam setiap perusahaan pasangan usaha bersifat sementara dan tidak dapat melebihi jangka waktu sepuluh tahun.

c.Perdagangan Surat Berharga

Perusahaan perdagangan surat berharga (securities company) adalah badan usaha yang melakukan

kegiatan perdagangan surat berharga.

d.Anjak Piutang

Perusahaan anjak piutang (factoring company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.

e.Usaha Kartu Kredit

Perusahaan kartu kredit (credit card company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit. Pemegang kartu kredit adalah nasabah yang mendapat pembiayaan dari perusahaan kartu kredit

f.Pembiayaan Konsumen

Perusahaan pembiayaan konsumen (consumers finance company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem

pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen.

Perusahaan pembiayaan dapat melakukan lebih dari satu kegiatan pembiayaan. Perusahaan pembiayaan dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau koperasi. Perusahaan pembiayaan dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan Surat Sanggup Bayar (Promissory Note). Perusahaan pembiayaan hanya dapat menerbitkan Surat Sanggup Bayar sebagai jaminan atas hutang kepada bank yang menjadi krediturnya .

OBJEK PENELITIAN

Sampel diambil dari total penjualan mobil Toyota periode tahun 2012 . Tercatat sebanyak 53.696 unit mobil Toyota terjual secara kredit pada PT TOAFIS . Diketahui sebanyak 45.601 unit memiliki catatan yang baik dalam proses pembayaran cicilan . Namun sebayak 8.095 unit mengalami hambatan dalam melaksanakan kewajibannya dalam membayar cicilan yang jumlah dan waktunya telah disepakati dimuka. Keterlambatan pembayaran terhitung sejak 1 hari lewat dari tanggal jatuh tempo . Pada penelitian ini peneliti hanya akan mengambil sampel dari customer yang mengalami keterlambatan membayar cicilan lebih dari 30 hari sejak waktu jatuh tempo. Sebanyak 112 sampel telah didapat dan akan dijadikan acuan dalam penelitian ini .

(8)

PEMBAHASAN

PT TOAFIS merupakan perusahaan pendanaan kendaraan beroda empat merek Toyota. PT TOAFIS tercatat mampu menjual produk Toyota sebanyak 53.572 unit sepanjang tahun 2012 dengan total pembiayaan sebesar Rp8.200.000.000.000. Tercatat sebanyak 8095 unit kendaraan yang dibeli oleh

customer pada tahun 2012 mengalami gagal bayar, yang dimulai dari 1 hingga 158 hari keterlambatan

pembayaran dari tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan. Angka tersebut merupakan total dari penjualan kredit mobil toyota yang dilakukan customer selama tahun 2012. Selain itu pada tahun yang sama juga customer mengalami gagal bayar sehingga membuat pihak PT TOAFIS harus melakukan tindakan tegas seperti melakukan penghapusbukuan kendaraan atau penarikan kendaraan. Hal tersebut membuat penulis ingin melakukan penelitian terhadap tolak ukur yang digunakan PT TOAFIS dalam mengambil keputusan tentang calon customer tipe apa yang berpotensi untuk mendapatkan fasilitas kredit mobil Toyota.

Gambar 2 Skema Pembahasan

Berdasarkan penilaian yang dilakukan dengan credit scoring , dapat dilihat kecenderungan customer yang mengalami kredit macet maupun tidak seperti tertera pada tabel berikut ini :

(9)

Credit Scoring digunakan untuk memudahkan tim kredit analis mengkategorikan para calon customer.

Selain itu juga sebagai landasan dasar dalam membuat keputusan dalam menerima atau menolak pemberiaan kredit kepada calon customer, membuat keputusan kredit lebih konsisten, melakukan peramalan terhadap calon customer dikemudian hari, meminimalisasi dan memberikan kontrol terhadap resiko kredit macet, dan memberikan kemudahan dalam bisnis karena dianggap dengan menggunakan metode ini akan lebih fleksibel. Demikian hal yang dijadikan acuan dalam penilaian yang dilakukan PT TOAFIS terhadap dokumen /survey yang dilakukan dalam metode Credit Scoring yang digunakan : WOP (Way Of Payment),Tenor,DP (Down Payment),Bisnis Grup,Posisi Pekerjaan (Job Position),Lama bekerja,Lamanya menetap,Usia dan Kode Pos. Selain sembilan faktor tersebut, PT TOAFIS juga melihat dari segi capacity. Yaitu berupa jumlah total pendapatan yang terdapat pada tabungan, deposito, rekening koran,dll yang dimiliki calon customer. Data tersebut merupakan lampiran wajib oleh customer. Langkah-langkah menggunakan metodologi Credit Scoring yaitu :

1.Memisahkan data yang telah terkumpul kedalam kategori baik dan buruk berdasarkan keadaan keuangan, struktur kredit, pekerjaan/usaha, semografi, dan hasil dari survey)

2.Menentukan variabel kelompok, variabel dan atribut

3.Menyesuaikan kualitatif atribut kedalam kuantitatif atribut menggunakan Regresi Binary Linear 4.Melakukan eleminasi terhadap variabel yang tidak signifikan menggunakan Korelasi Spearman, menilai informasi, dan analisis faktor.

5.Mengembangkan model credit scoring menggunakan regresi binary logistik

6.Melakukan Tes Robustness dan menentukan pembagian skor .Berdasarkan langkah-langkah yang dilakukan PT TOAFIS dalam melakukan seleksi yang dimulai dari menilai resiko profil hingga penetapan skor dari tiap calon kreditor yang dianggap layak untuk melakukan kredit. Demikian susunan score yang

ditetapkan PT TOAFIS :

0 – 30 : Berdasarkan credit scoring akun calon customer ditolak, namun dapat dipertimbangkan apabila mendapat persetujuan dari divisi manajemen risiko. 30,0001 – 55 : Berdasarkan credit scoring akun calon customer ditolak, namun dapat dipertimbangkan apabila mendapat persetujuan dari manager/ketua divisi risiko kredit. 55,0001- 100 : Berdasarkan credit scoring akun calon customer diterima.

Berdasarkan hasil dari credit scoring dapat kita lihat bahwa customer yang disetujui oleh pihak perusahaan dalam mendapatkan fasilitas kredit sebagian besar adalah customer yang berada pada score antara 0-30. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode credit scoring tidak dapat dijadikan acuan sepenuhnya dalam memutuskan apakah seorang calon customer dinilai layak atau tidak untuk mendapatkan fasilitas kredit. Sehingga menurut penulis penerapan metode ini kurang berjalan secara efektif.

(10)

Kemampuan Bayar Customer Lancar dan Tidak Lancar

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT TOAFIS mengenai kemampuan bayar customer berdasarkan jumlah tabungan yang dilampirkan (dilihat dari segi capacity). Maka sebesar 47.32% customer yang mengalami kredit bermasalah memiliki jumlah angsuran yang melebihi batas dari jumlah angsuran

maximum yang ditetapkan oleh PT TOAFIS.

Seharusnya jumlah angsuran maksimum seorang customer tidak melebihi 30% dari total jumlah tabungan yang dilampirkan. Namun pada kenyataannya terdapat banyak customer yang memiliki reputasi baik maupun buruk memiliki jumlah angsuran yang melebihi batas maksimum dari jumlah angsuran. Demikian perbandingan kemampuan bayar antara customer yang membayar angsuran dengan lancar dan tidak lancar :

Tabel 2 Perbandingan Besarnya Installment

Dari tabel diatas kita lihat bahwa sebesar 34% customer yang melakukan pembayaran angsuran dengan lancar memiliki jumlah angsuran yang melebihi dari kapasitasnya (dilihat berdasarkan jumlah tabungan yang dimiliki dan dilampirkannya).

Simpulan dan Saran

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kredit macet pada PT Toafis adalah Karakter ( Karakter customer , wiraniaga pada dealer , dan keahlian menganalisa tim kredit analis ),Faktor Ekonomi,Faktor Kesalahan Prediksi Akan Kemajuan Usaha Customer,Penyalahgunaan Kredit, dan Dana Terpakai untuk hal lain.

Berdasarkan analisis dari hasil pengukuran maka dapat diambil saran sebagai berikut untuk mencegah terjadinya kredit macet , sebaiknya prinsip basic (character, capacity, collateral, capital, condition of

economic) pemberian dana oleh PT TOAFIS kepada customer harus sangat diperhatikan dengan

melakukan penelusuran terhadap dokumen-dokumen yang ada , agar tidak merugikan pihak-pihak lain dimasa depan. Maka dari itu perusahaan harus memberikan pelatihan/training kepada para karyawannya terutama bagian tim survey lapangan agar mereka secara selektif dapat melakukan tugasnya dengan tepat dan sebaik-baiknya . Karena pemberian kredit kepada calon customer tidak semata-mata hanya untuk mengejar target penjualan . Tapi harus melihat kelayakan kredit dari calon customer .

REFERENSI

---. (2006). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK. 012/2006 Tentang Perusahaan Pembiayaan.Diakses dari http://www.bapepam.go.id/p3/regulasi/regulasi

_p3/kepmen_p3/PMK/Salinan%20PMK%20PP%20Final%20%20versi%20kepres%2061.pdf Djohanputro, B. (2008). Manajemen Risiko Korporat. Jakarta: PPM .

Dorfman, M. (2007). Introduction to Risk Management And Insurance. New Jersey: Person Education, Inc.

Indriantoro, N. , B. Supomo.(2009). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen.

(11)

Joseph, Mabvure.(2012).”Non Performing loans in Commercial Banks: A case of CBZ Bank Limited In Zimbabwe”. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business, Vol. 4, No.7,pp.467-488.

Lam ,J. (2003). Enterprise Risk Management. Dalam Syahbana (Ed.).Jakarta: PT Ray Indonesia . Oktarizka,Puja.(2012).”Analysis of Factors Contributing to Bad Debt In the city of

Pontianak”.Jurnal Curvanomic, Vol.1, No.1, pp.1-12.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta . Supramono, G. (2009). Perbankan dan Masalah Kredit. Jakarta: PT Rineka Cipta . Supranto, J. (2009). Statistik Teori & Aplikasi. Jakarta: Erlangga .

Triandaru, S. & Budisantoso,T. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat . Trieschmann, J. , Hoyt, R. , Sommer, D. (2009). Risk Management and Insurance. South-Western: Thomson Corporation .

Tanzil,G. (2007). Audit Operasional Atas Fungsi SDM. Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara.

RIWAYAT PENULIS

Levina Ferni lahir di Jakarta , 20 Februari 1991 . Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013. Saat ini bekerja sebagai internship di Unilever .

Gambar

Gambar 1 Pengambilan Sampel
Gambar 2 Skema Pembahasan
Gambar 3 Persentasi Credit Scoring Pada Customer Individu Lancar dan Tidak Lancar
Tabel 2 Perbandingan Besarnya Installment

Referensi

Dokumen terkait

Proses converting yang terdiri dari kedua reaksi tersebut merupakan proses yang bertahap. Tahapan yang pertama merupakan reaksi pembentukan slag yaitu oksidasi

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, HARGA, PROMOSI TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN DAN MINAT KUNJUNGAN KEMBALI (Studi pada pengunjung objek wisata air Owabong Kabupaten Purbalingga).. Ari

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang Merupakan salah satu

Hasil penelitian ter sebut menyatakan bahwa Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran cooperative script terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII di

terhadap profitabilitas perusahaan emiten di indonesia tidak adanya pengaruh penerbita n sukuk terhadap profitablil itas penerbitan sukuk terhadap profitabilitas

Perpustakaan diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat, demokrasi, keadilan, keprofesionalan, keterbukaan, keterukuran, dan kemitraan, berfungsi

Kelurahan Tuatunu Indah yang terjun ke dalam aktivitas ini, yakni lebih dari.. setengah jumlah ibu-ibu yang ada di Kelurahan tersebut

5) Guru menanyakan kepada peserta didik tentang tugas yang diberikan untuk membawa berbagai macam barang yang terbuat dari tanah liat. Guru menjelaskan kepada peserta