• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

51 1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri Gondangrejo Karanganyar yang beralamat di jalan Solo-Porwodadi KM 11, Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar, kelas X semester genap tahun ajaran 2015/2016. Alasan dipilihnya sekolah tersebut sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut:

a. Guru yang mengajar belum pernah mengunakan strategi pembelajaran

Think Talk Write dalam mengaktifkan siswa saat berdiskusi

b. Siswa kelas X di SMA Negeri Gondangrejo Karanganyar tersebut belum pernah dijadikan objek penelitian dengan variabel yang sama.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang direncanakan mulai bulan januari-April 2016, yang meliputi: mulai persiapan, pengajuan judul, penyusunan laporan, penyususnan instrumen, izin penelitian, pengumpulan data, analisis data, sampai pada penyusunan laporan.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan 2016

Jan Feb Mar Apr Mei Juni

1 Pengajuan judul 2 Penyusunan proposal 3 Izin penelitian 4 Pengumpulan data 5 Analisis data 6 Penyususnan laporan 7 Ujian

(2)

B. Rancangan/Desain Penelitian

Desain atau metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian pendidikan adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan Sugiyono (2015: 6).

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif eksperimen dan tujuan penelitian ini yaitu untuk membuktikan pengaruh Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap keaktifan siswa berdiskusi. Deni Darmawan (2013: 228) menjelaskan, “eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk meneliti hubungan (bisa hubungan sebab akibat atau bentuk hubungan lainnya) antar dua variabel atau lebih pada satu atau lebih kelompok eksperimental”. Metodologi penelitain Eksperimen sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2010: 95).

Menurut Sugiyono (2015: 108) mengemukakan terdapat beberapa bentuk desain eksperimen diantaranya:

1. Pre-Eksperimental Designs, dikatakan pre eksperimental designs

karena design ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal ini dikarenakan variabel dependen terpengearuhi oleh variabel lain selain variabel independen.

2. True eksperimental, dikatakan True eksperimental (eksperimen yang betul-betul) karena desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.

3. Factorial Design, merupakan modifikasi dari designs true

Eksperimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen terhadap hasil (variabel dependen).

4. Quasi Ekperimental Design, bentuk desain ekperimen ini merupakan pengembangan dari true eksperimental design, yang sulit

(3)

dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah true eksperimental design yaitu dengan menggunakan model posttest-Only Control Design. Desain ini terdapat dua kelompok yang terdiri dari kelompok eksperimen yaitu kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberi perlakuan. Dua kelompok tersebut dipilih secara random. Gambar dari model desain tersebut adalah:

Tabel 3.2 Bagan desain eksperimen berbentuk posttest Only Control Design

Sugiyono (2015: 112)

Keterangan:

R : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa kelas X SMA N Gondangrejo Karanganyar yang dipilih secara random

X : Perlakuan

Q1 : Hasil observasi kelompok yang diberi perlakuan Q2 : Hasil observasi kelompok yang tidak diberi perlakuan

(Q1 : Q2) : Pengaruh adanya perlakuan.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Deni Darmawan (2013: 137) mendefinisikan populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas. Sebagaimana pengertian populasi menurut Sugiyono (2015: 117) yang menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

R X

Q

1

(4)

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam hal ini populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa kelas X SMA N Gondangrejo Karanganyar tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 251 siswa. Terdiri dari tujuh kelas yaitu: X1 berjumlah 25 siswa, X2 berjumlah 37 siswa, X3 berjumlah 37 siswa, X4 berjumlah 38 siswa, X5 berjumlah 38 siswa, X6 berjumlah 35 siswa, dan X7 berjumlah 38 siswa.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2015: 118) sampel diartikan, “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus representatif (mewakili). Didalam penelitian ini sampel yang diambil oleh peneliti ada dua kelas, yaitu kelas X4 sebagai kelompok kontrol dan kelas X5 sebagai kelompok bebas. Kelas sampel yang digunakan, setiap kelasnya terdiri dari 38 siswa. Data kelas kontrol dan kelas eksperimen terdapat dalam lampiran 1 dan lampiran 2.

D. Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling merupakan suatu cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi. Tujuan pengambilan sampel harus representatif adalah supaya sampel yang diambil benar-benar mewakili populasi yang ditentukan. Sampling menurut Sugiyono (2015: 118-125) dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Probability sampling atau sampling Random adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi:

a. Simpel random sampling atau sampling sederhana yaitu, pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. b. Proportiunate stratified random sampling, teknik ini digunakan

bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak heterogen dan berstrata secara proporsional.

(5)

c. Disportionate stratified random sampling, teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

d. Cluster sampling (area sampling), teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.

2. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi:

a. Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

b. Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang digunakan.

c. Sampling insedental adalah taknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan insedental tertentu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

d. Sampling purposive, adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

e. Sampling jenuh, adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

f. Snowball sampling, adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar, ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.

Berdasarkan uraian diatas, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Alasannya jumlah populasi kelas terlalu banyak yatu 7 kelas. Oleh karena itu untuk menghemat waktu dan biaya penelitian, Peneliti mengambil sampel dengan teknik cluster random sampling. Peneliti menganggap kemampuan semua anggota populasi sama atau homogen, peneliti tidak membedakan strata yang ada dalam populasi. Peneliti memberikana kesempatan yang sama bagi semua kelas untuk menjadi sampel. Pada penelitian ini populasinya adalah kelas X SMA N Gondangrejo Karangnyar, sehingga sampel dipilih secara acak dari 7 kelas yang menjadi anggota dari populasi tersebut.

(6)

Cara pemilihan sampel acak yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan undian. Kemudian terpilih kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X4 sebagai kelas kontrol.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2015: 308) mendefinisikan, “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah data”. Teknik pengumpulan data ini dapat disebut juga keterampilan ataupun cara peneliti untuk dapat mengumpulkan data, alat pembantunya ialah instrumen. Mengumpulkan data penelitian semestinya dilakukan dengan cara ataupun yang tepat agar hasil penelitian menjadi akurat.

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2015: 60-61) Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antar satu variabel atau lebih dengan variabel lainnya dibagi menjadi dua macam yaitu:

a. Variabel independen (variabel bebas), merupakan variabel yang menjadi sebab atau variabel yang mempengaruhi timbulnya perubahan variabel dependen (terikat). Penelitian ini variabel bebasnya adalah strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) atau sebagai variabel (X). Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) adalah strategi pembelajaran kelompok yang menekankan kemampuan berpikir, berbicara dan menulis siswa, sehingga siswa mampu berperan aktif pada saat pembelajaran kelompok baik aktif dalam mengemukakan pendapat secara lisan maupun secara tulisan.

b. Variabel dependen (variabel terikat), merupakan variabel yang menjadi akibat atau yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas atau variabel independen. Penelitian ini variabel terikatnya ialah keaktifan siswa berdiskusi pada materi persamaan kedudukan warga negara (Y).

(7)

menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya, dan suku.

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2015: 148). Instrumen dalam penelitian ini menggunakan Observasi dan tes kinerja (penilaian unjuk kerja). Berikut penjelasannya:

a. Observasi (Observation)

1) Pengertian Observasi

Pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan responden yang diamati tidak terlalu besar. Menurut Riduwan (2012: 30) menyatakan bahwa observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan”. Jadi observasi adalah pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung ke obyek penelitian untuk mengamati kegiatan yang dilakukan.

Observasi melibatkan tiga obyek sekaligus, yaitu a) lokasi tempat penelitian berlangsung, b) para pelaku dengan peran-peran tertentu, dan c) aktifitas para pelaku yang dijadikan sebagai objek penelitian (Nyoman Kutha, 2010: 220).

2) Macam-macam Observasi

Dilihat dari proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation, selanjutnya dari segi instrumensi yang dapat digunakan, maka observasi dapat dibedakan mejadi observasi terstruktur dan tidak trstruktur. Berikut ini adalah penjelasan pelaksanaan observasi menurut Sugiyono (2015: 204-205):

(8)

a. Observasi berperan serta (participant observasition)

Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.

b. Observasi non partisipasipan

Adalah observasi yang dilakukan peneliti tanpa terlibat dengan sumber yang diteliti dan hanya sebagai pengamat independen. Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipasi ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai di balik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.

Dilihat dari segi instrumen yang digunakan menurut Sugiyono (2015: 205), observasi dibedakan sebagai berikut:

a. Observasi terstruktur, merupakan observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati.

b. Observasi tidak terstruktur, merupakan observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Kegiatan pengamatan yang dilakukan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.

Berdasarkan penjelasan diatas, observasi yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data variabel X atau Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW). Penelitian ini menggunakan instrumen observasi terstruktur, dimana peneliti telah terlebih dahulu merancang secara terstruktur hal-hal yang berkaitan dengan variabel yang diamati. Hal ini peneliti melihat langsung kegiatan siswa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, kemudian menggunakan instrumen lembar observasi untuk mendapatkan data proses pembelajaran dikelas dengan menggunakan strategi pembelajaran TTW. Penskoran yang digunakan dalam observasi ini menggunakan skala penilaian sikap

(9)

likert nilai 1 sampai dengan 4 sesuai kategori skor. (Adapun kisi-kisi lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4).

b. Angket (questioner)

1) Pengertian Angket

Angket merupakan cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya (Anas Sudjono, 2006: 30). Hal serupa juga dinyatakan oleh Sugiyono (2015: 199), angket atau kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Tujuan penyebaran angket ialah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan (Ridwan, 2010: 53).

Tujuan penggunaan kuisioner atau angket adalah:

1) Untuk memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajarnya.

2) Untuk memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapainya dan proses belajar yang ditempuhnya.

3) Untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program belajar mengajar. (Nana Sudjana, 1991: 72)

2) Macam-macam Angket

Macam-macam angket menurut Suharsimi Arikunto (2010: 195) dibagi menjadi tiga macam yaitu:

1) Dipandang dari cara menjawab, maka ada:

a) Angket terbuka (angket tidak terstruktur ) ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya;

b) Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga

(10)

responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya.

(Riduwan, 2010: 53).

2) Dipandang dari jawaban yang diberika ada:

a) Kuisioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.

b) Kuisioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

3) Dipandang dari bentuknya maka ada:

a) Kuisioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuisioner tertutup.

b) Kuisioner isian, maksudnya adalah kuisioner terbuka. c) Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal

membubuhkan tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai.

d) Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

Berdasarkan penjelasan di atas, di dalam penelitian ini untuk mendapatkan data variabel (Y) atau keaktifan siswa berdiskusi peneliti menggunakan angket tertutup dengan bentuk chek list yang telah disediakan jawaban berupa: selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Siswa dalam menjawab pertanyaan tinggal memberikan tanda cek list pada kolom yang telah disediakan (adapun kisi-kisi dan lembar uji coba pernyataan angket serta kunci jawaban dapat dilihat pada lampiran 5, 6 dan 7).

Skala yang digunakan untuk mengukur variabel (Y) atau keaktifan siswa berdiskusi adalah dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (2015: 134). Pemberian skala likert adalah sebagai berikut:

a) Pemberian skor pernyataan positif: (1) Untuk jawaban selalu skor 4 (2) Untuk jawaban sering skor 3 (3) Untuk jawaban kadang-kadang 2

(11)

(4) Untuk jawaban tidak pernah skor 1

b) Pemberian skor untuk pernyataan negatif: (1) Untuk jawaban selalu skor 1

(2) Untuk jawaban sering skor 2 (3) Untuk jawaban kadang-kadang 3 (4) Untuk jawaban tidak pernah skor 4

F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Suatu penelitian yang baik adalah penelitian yang memiliki data yang baik pula. Data yang baik diperoleh apabila instrumen-instrumen pengambilan datanya baik pula. Sehubungan dengan itu suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur suatu data maka harus valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah suatu instrumen itu valid atau tidak pertama harus dilakukan uji coba instrumen penelitian.

1. Uji coba atau try out instrumen penelitian

Instrumen sebelum digunakan dalam penelitian, perlu diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba ini diberikan kepada responden di luar sampel. Uji coba angket ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dibuat telah memenuhi validitas dan reliabilitas. Uji coba angket di uji cobakan pada kelas X2 SMA Negeri Gondangrejo (adapun daftar siswa uji coba atau tryout pada lampiran 8).

2. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto (2012: 211) menyatakan bahwa:

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid atau shahih mempunyai validitas rendah. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran bantang validitas yang dimaksud.

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin di ukur serta mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat. Dengan

(12)

demikian maka akan akan diperoleh data yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti.

Sugiyono (2015: 177-183) mengemukakan terdapat tiga macam pengujian validitas instrumen, yaitu:

(1) Pengujian konstrak (Construct Validity), pengujian dilakukan untuk menguji validitas konstrak dengan menggunakan pendapat dari ahli (judgment expert). Instrumen dikonstruksikan dengan aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.

(2) Pengujian validitas Isi (Content Validity), pengujian validitas instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.

(3) Validitas eksternal, pengujian validitas eksternal di uji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi dilapangan.

Berdasarkan uraian diatas, untuk mengetahui data keaktifan siswa berdiskusi peneliti menggunakan validitas isi. Alasannya peneliti mencobakan angket kepada siswa yang diambil sebagai objek uji coba sehingga data yang dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan dan instrumen yang digunakan, isntrumen terbuat berdasarkan teori yang relevan. Guna mengetahui valid atau tidaknya instrumen yang akan digunakan, maka di uji dengan rumus pearson/product moment langkah-langkahnya sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2010: 213) :

r xy=

𝑁.𝛴𝑥𝑦 − 𝛴𝑥 (𝛴𝑦 )

√(𝑁.𝛴𝑥2− 𝛴𝑥 2)(𝑁.𝛴𝑦2− 𝛴𝑦 2)

Keterangan :

r xy : koefisien korelasi antara x dan y

(13)

Ʃx : skor untuk butir soal Ʃy : Jumlah skor total tiap soal Ʃxy : Jumlah perkalian X dan Y Ʃx2

: Jumalh Kuadrat dari X Ʃy2

: Jumlah kuadrat dari Y

Pengukuran taraf validitas tiap butir (item) dalam lembar angket tersebut hasil perhitungannya dikonsultasikan dengan tabel r Product moment

dalam taraf signifikan 5 %. Apabila rxy < r tabel maka item pertanyaan tidak

valid Sedangkan apabila rxy > r hitung, maka item pertanyaan dinyatakan

valid. Bila rhitung< rtabel berarti tidak valid. Berdasarkan pengujian instrumen

yang telah dilakukan dengan sampel sebanyak 32 dan pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai rtabel sebesar 0,312.

Hasil uji validitas instrumen angket keaktifan siswa berdiskusi dapat dilihat pada lampiran 10. Selanjutnya perhitungan validitas angket diketahui bahwa dari 40 soal pernyataan tersebut terdapat 30 item yang valid dan 10 item yang tidak valid (rhitung< rtabel). Item yang tidak valid tersebut

adalah pernyataan nomor 5, 8, 9, 11, 17, 23, 25, 28, 33. Sepuluh item soal pernyataan yang tidak valid tersebut dihilangkan, sehingga terdapat 30 item butir pernyataan pada angket keaktifan siswa berdiskusi yang digunakan dalam penelitian, angket penelitian keaktifan siswa berdiskusi tersebut dapat dilihat pada lampiran 9 (adapun hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 10 serta contoh perhitungan validitas angket keaktifan siswa berdiskusi dapat dilihat pada lampiran 11).

3. Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2015: 173). Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 22) reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik.

(14)

Reliabilitas secara garis besar ada dua jenis, yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal. Jika ukuran atau kriteriumnya berada di luar instrumen maka dari hasil pengujian ini diperoleh reliabilitas eksternal, sebaliknya jika perhitungan dilakukan berdasarkan data dari instrumen itu saja, akan menghasilkan reliabilitas internal (Suharsimi Arikunto, 2010: 222). Berikut ini uraian macam-macam reliabilitas:

a. Reliabilitas Eksternal

Ada dua cara untuk menguji reliabilitas eksternal suatu instrumen yaitu:

1) Teknik paralel

Pada teknik ini peneliti mempunyai dua instrumen yang diuji cobakan kepada sekelompok responden saja. hasil dari dua kali tes uji coba tersebut dikroleasikan, dengan korelasi product-moment atau korelasi pearson.

2) Teknik ulang

Peneliti hanya menyusun satu perangkan instrumen. Instrumen tersebut diujicobakan kepada sekelompok responden, hasilnya dicatat. Pada kali lain istrumen tersebut diberikan kepada kelompok yang semula untuk dikerjakan lagi, dan hasil kedua juga dicatat. Selanjutnya kedua hasil tersebut dikorelasikan. Peneliti hanya menggunakan satu tes tetapi dilaksanakan dua kali uji coba (Suharsimi Arikunto, 2010: 222-223).

b. Reliabilitas Internal

Reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan. Ada bermacam-macam cara untuk mengetahui reliabilitas internal. Pemilihan suatu teknik didasarkan atas bentuk instrumen maupun selera peniliti. Kadang-kadang penggunaan teknik yang berbeda menghasilkan indek reliabilitas yang berbeda pula. Hal ini wajar karena dipengaruhi sifat dan karakteristik dari data, sehingga dalam perhitungan diperoleh angka berbeda akibat pembulatan angka.

Berbagai teknik mencari reliabilitas adalah: (1) dengan rumus Spearman-Brown, (2) dengan rumus Flangan, (3) dengan rumus Rulon, (4) dengan rumus K-R 20, (5) dengan rumus K-R 21, (6) dengan rumus Hyot, (7) dengan rumus Alpha (Suharsimi Arikunto, 2010: 223)

(15)

Berdasarkan penjelasan diatas, jenis reliabilitas yang dipilih dalam penelitian ini adalah reliabilitas internal dengan menggunakan rumus Alpha. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Suharsimi Arikunto (2010: 329), “rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal dalam bentuk uraian”. Berikut ini adalah rumus Alpha:

r

11

=

𝑘 𝑘−1

− 1 −

Ʃ𝜎𝑏2 𝜎𝑡2 Keterangan:

r

11 :reliabilitas instrumen

k :banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

𝜎𝑏2 :jumlah varians butir

𝜎

𝑡2 :varians total

Dengan rumus varians setiap item soal 𝜎2 :

Keterangan:

X: skor pada belah awal dikurangi skor pada belah akhir Y: banyaknya peserta tes.

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas butir angket keaktifan siswa berdiskusi dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach

menunjukkan bahwa koefisien alpha sebesar 0,870. Koefisien alpha yang mendekati angka 1 mengindikasikan bahwa reliabilitas instrumen sangat tinggi. Sehingga instrumen angket keaktifan siswa berdiskusi yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel (Adapun hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 10 serta contoh perhitungan

(16)

reliabilitas angket keaktifan siswa berdiskusi dengan menggunakan rumus alpha dapat dilihat pada lampiran 12).

Hasil analisis reliabilitas kemudian dikonsultasikan dengan koefisien reliabilitas. Adapun mengenai besarnya koefisien korelasi dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut:

1) Antara 0,8 sampai 1 dikategorikan sangat tinggi 2) Antara 0,6 sampai 0,8 dikategorikan tinggi 3) Antara 0,4 sampai 0,6 dikaegorikan cukup

4) Antara 0,2 sampai 0,4 dikategorikan sangat rendah

5) Antara 0,0 sampai 0,2 dikategorikan sangat rendah.tidak berkorelasi (Suharsimi Arikunto, 2010: 238)

Apabila dilihat dari ketentuan koefisien korelasi dengan hasil perhitungan reliabilitas angket keaktifan siswa berdiskusi maka butir – butir pernyataan angket keaktifan siswa berdikusi memiliki reliabilitas sangat tinggi yaitu berada pada interpretasi 0,8 sampai 1.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari responden atau sumber data lain terkumpul.

Kegiatan analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2015: 207).

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik karena data yang diambil adalah data kuantitatif. Hassan Suryono (2014: 1) menyatakan bahwa “statistik merupakan seperangkat teknik matematik untuk mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan menginterpretasi data angka yang mengandung informasi. Mengolah informasi kuantitatif sedemikian rupa sehingga mempunyai arti”.

(17)

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi satu prediktor dengan alasan peneliti akan mencari pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, dimana variabel dependen dan variabel independen masing masing tersebut berupa data interval.

Penggunaan teknik statistik sebagai alat analisis data, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi. Uji analisis data regresi persyaratan yang harus dipenuhi yaitu variabel dependen dan independen berskala interval, ada korelasi variabel independen dengan dependen, serta ada korelasi linier (Hassan Suryono, 2014: 93). Untuk mengetahui ada dan tidaknya korelasi variabel dependen dan variabel independen diperoleh malalui uji independen, sedangkan untuk mengetahui apakah korelasinya linier atau tidak diperoleh melalui uji linieritas. Uji prasyarat yang harus dipenuhi dalam uji analisis regresi dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Uji prasyarat analisis a. Uji Independen

Uji ini memberi informasi apakah kriterium benar-benar tergantung pada prediktor atau tidak, hasil pengujian meyakinkan jika Y dependen pada X, demikian sebaliknya (Hassan Suryono, 2014: 98). Berikut ini langkah-langkah uji independen:

1) Menghitung : a) JKT = 𝑌𝑖2 b) Jkreg (a)= 𝑌 𝑖 2 𝑁 c) Jkreg (b/a) = b 𝑋𝑖𝑌𝑖 − 𝑋𝑖 𝑌𝑖 𝑁 d) Jkres = 𝐽𝐾𝑇− 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑎 − 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑎 𝑏 catatan : b =𝑁 𝑋𝑖𝑌𝑖 − 𝑋𝑖 𝑌𝑖 𝑁 𝑋𝑖 − 𝑋𝑖 )2 2) Menghitung

a) dFreg (a) =banyak prediktor = 1 b) dFreg (b/a) =banyak prediktor = 1

(18)

c) dFres =N-(dFreg (a) + dFrgeg (b/a)) 3) Menghitung a) RJKreg (a) = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 (𝑎) 𝑑𝐹𝑟𝑒𝑔 (𝑎) b) RJKreg (b/a) = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 (𝑏/𝑎) 𝑑𝐹𝑟𝑒𝑔 (𝑏/𝑎) c) RJKres=Jkres/dFres d) Fhit=RJkreg (b/a)/ Rjkres 4) F tabel (1-𝛼) (1.N-2)

Jika F hit≥ F tabel Ho ditolak.

Berarti Y tidak independen atau dependen pada X. Jadi X dapat memprediksi Y.

Jika F hit< F tabel Ho diterima.

Berarti yang independen pada X. Jadi X tidak dapat memprediksi Y

b. Uji Linieritas

a) Nilai X1 yang sama disusun beserta pasangannya.

b) Menghitung :

(1) JK (E) =

𝑌𝑖

2

𝑌𝑖

2 𝑁

(2) JK tc = Jkres – JK (E)

JKres = JKt - JKreg (a) – Jkreg (b/a)

c) Menghitung:

(1) dFe =N- K atau dFres – dFtc K = Banyaknya kelompok (2) dFtc = K – 2 d) Menghitung: (1) RJKe = 𝐽𝐾 (𝐸) 𝑑𝐹 (𝐸) (2) RJK (TC) = 𝐽𝐾 (𝑇𝐶) 𝑑𝐹 (𝑇𝐶)

(19)

e) Fhitung =

𝑅𝐽𝐾 (𝑇𝐶) 𝑅𝐽𝐾 (𝐸)

f) Ftabel (1-

𝛼 )

(K – 2, N-K)

(1) Jika Fhitung> Ftabel maka HO di tolak karena tidak linier.

(2) Jika Fhitung< Ftabel maka HO di terima karena linier.

(Hassan Suryono, 2014: 101-102)

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran hipotesis harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik) (Sugiyono, 2015: 224). Analisis hipotesis yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi untuk memperkirakan seberapa besar pengaruh X terhadap Y dengan meramalkan besarnya Y dengan menggunakan persamaan regresi berikut ini:

𝑌 = a + bX Dimana :

𝑌 = Y topi = ramalan Y

X = variabel bebas yang mempengaruhi nilai tertentu untuk diprediksikan a = nilai 𝑌 kalau X = 0

a = 𝑌 - b𝑋

b = koefisien regresi, mengukur besarnya pengaruh X terhadap Y kalau X naik satu tingkat.

𝑏 = 𝑋𝑖 𝑌𝑖

𝑋𝑖2 atau 𝑏 =

𝑛 𝑋𝑖 𝑌𝑖 𝑛 𝑋𝑖2𝑌𝑖2

X = Variabel bebas

Y = Variabel terikat (Hassan Suryono, 2014: 82-83)

Jadi dari hasil pengujian koefisien korelasi menghasilkan korelasi yang signifikan, maka besar pengaruh antar variabel dapat dicari dengan koefisien determinasi. Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan

(20)

besar oengaruh nilai suatu variabel (variabel X) terhadap naik turunnya variabel yang lain (variabel Y). Rumus determinasi sebagai berikut :

KP = (rxy)2 x 100%

Keterangan

KP : besar koefisien determinasi (rxy) : koefisien korelasi

(Hassan Suryono, 2014: 83)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan

Tahap ini terbagi menjadi dua kegiatan, meliputi: a. Mengurus perijinan penelitian;

b. Menyusun perangkat penelitian, pedoman pengumpulan data, dan menyusun jadwal kegiatan penelitian.

2. Pengumpulan Data

Tahap ini terbagi menjadi tiga kegiatan meliputi:

c. Melakukan perhitungan pada data di lokasi studi dengan tes angket, dan observasi;

d. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul;

e. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan.

3. Analisis Data

Tahap ini terbagi menjadi empat kegiatan meliputi:

a. Menentukan teknik analisa yang tepat sesuai proposal penelitian; b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut;

c. Setelah data sesuai dengan intensitas kebutuhan maka dilakukan proses verifikasi dan mengkonsultasikan dengan orang yang lebih ahli;

d. Setelah selesai, baru dibuat kesimpulan akhir sebagai hasil penelitian.

(21)

4. Penyusunan Laporan Penelitian

Tahap ini terbagi menjadi tiga kegiatan: a. Penyusunan laporan apwal;

b. Review laporan, dengan mengecek ulang laporan yang telah

tersusun apabila terjadi kekeliruan kemudian dilakukan perbaikan laporan;

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan nilai tertinggi pada stasiun B karena banyak mengandung unsur unsur hara yang dibutuhkan oleh mikro organisme

Secara keseluruhan hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian 1, dimana perbaikan mutu pakan akan sangat berpengaruh terhadap penampilan dan kualitas daging sapi

Pada tanaman kelapa sawit muda, jumlah bunga jantan lebih sedikit dibandingkan dengan bunga betina, tetapi perbandingan tersebut akan berubah sesuai dengan

karena itu perlu disediakan”media”pembelajaran”untuk siswa“yang lebih”inovatif dan”menarik”sebagai variasi dan penunjang dimana”media pembelajaran ini akan

Di Indonesia, Hukum Nasional yang mengatur zona keselamatan penerbangan di sekitar kawasan bandar udara sudah diatur secara ketat , demi menjamin keamanan, kenyamanan,

Yaitu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yang berasal dari luar individu siswa. 11) faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga,

Pengukuran faktor kondisi fisik dalam hal ini adalah berkaitan tentang kemampuan fisik yang berhubungan dengan dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw

Hasil Uji Laboratorium: - Struktur Tanah - Tekstur Tanah - Permeabilitas Tanah - Bahan Organik (BO) Tanah Pengukuran Lapangan: - Panjang Lereng - Kemiringan Lereng -