• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan lainnya sehingga perlunya kemampuan dalam memahami

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. satu dengan lainnya sehingga perlunya kemampuan dalam memahami"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Memasuki dunia kuliah merupakan suatu perubahan besar pada hidup seorang mahasiswa (Santrock, 2006). Mahasiswa baru merupakan status saat mahasiswa yang sudah terdaftar ditahun pertamanya kuliah dan merupakan masa awal perkenalan dengan lingkungan kampus. Mahasiswa baru memiliki latarbelakang budaya, sekolah, karakter yang berbeda antara mahasiswa yang satu dengan lainnya sehingga perlunya kemampuan dalam memahami lingkungan sekitar kampus dan mandiri karena segala hal akan dilakukan sendiri. Masuk kedalam sebuah Perguruan Tinggi bukanlah hal yang mudah bagi sebagian besar orang, hal ini menyangkut keyakinan atas kemampuan yang ada di dalam dirinya.

Menurut Santrock (2012) menyatakan transisi dari sekolah menengah atas ke perguruan tinggi melibatkan pergerakkan ke arah struktur yang lebih besar dan impersonal; interaksi dengan teman-teman dari latarbelakang geografis dan etnis yang lebih beragam; dan peningkatan khusus terhadap pencapaian asesmennya. Sehingga perubahan ini dialami oleh mahasiwa baru di perguruan tinggi.

Diawal perkuliahan, mahasiswa baru merasa asing dengan lingkungan kampus. Segala hal masih terasa baru seperti teman-teman baru,lingkungan baru, gedung-gedung baru,tempat baru dan dosen yang mengajar. Perasaanasing ini merupakan hal wajar yang dirasakan mahasiswa baru.

(2)

Mahasiswa baru akan merasa gugup, takut, dan malu sehingga membuat mahasiswa baru tidak percaya diri bila berhadapan dengan orang disekitarnya.

Mahasiswa baru mengawali interaksi sosialnya di kampus untuk dapat mendukung dalam menyesuaikan diri dengan tugas-tugas baru di kampus. Kemampuan membangun hubungan dengan teman di lingkungan kampus akan membuat mahasiswa baru mempunyai sumber dukungan sosial bila mengalami kesulitan dalam memahami mata kuliah, tugas yang diberikan dosen dan buku yang wajib dimiliki oleh mahasiswa. Menurut Santrock (2003) dukungan dari teman sebaya berpengaruh kuat terhadap rasa percaya diri remaja dibandingkan dengan hal yang lain.

Salah satu hal yang perlu dimiliki oleh mahasiswa baru adalah mempunyai wawasan tentang lingkungan kampus dan mengerti tentang tata etika yang berlaku dalam lingkungan yang berkembang dilingkungan masyarakat kampus. Etika kehidupan kampus ini ingin mengantarkan mahasiswa baru memiliki sikap dan perilaku yang tertib, teratur, dan kondusif bagi mahasiswa untuk mengikuti pendidikan selama duduk sebagai mahasiswa.

Pengetahuan mengenai etika di kampus akan menjadi modal bagi mahasiswa untuk membangun hubungan sosial dengan mahasiswa lain. Dengan pengertian tersebut, mahasiswa baru dapat menyesuaikan perilakunya dengan standar yang berlaku. Penyesuaian diri akan berkembang selama proses interaksi sosial di lingkungan kampus sehingga terbangun kepercayaan diri

(3)

untuk membangun jaringan sosial dan akademis yang kuat diantara teman sebaya (Montgomery & Cote 2003).

Ketika mahasiswa baru mampu menyesuaikan dirinya di lingkungan kampus maka timbulrasa senang, terpenuhnya kebutuhan sosiopsikologi, dan perasaan dapat diterima di lingkungan kampus sehingga ia merasa yakin dengan dirinya. Bila penyesuaian diri tidak berhasil maka dapat mengakibatkan mahasiswa baru tersebut menarik diri, mudah tertekan dalam berinteraksi dan perasaantidak diterimakeberadaanya oleh lingkungan teman sebaya sehingga menimbulkan rasa tidak percaya diri.

Menurut Hurlock (1980) mengungkapkan bahwa salah satu tugas perkembangan masa remaja yang paling sulit berhubungan dengan penyesuaian sosial. Meskipun tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan, namun sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru. Hal ini tentunya memicu timbulnya berbagai permasalahan bagi mahasiswa baru sebagai remaja.

Seorang yang mempunyai rasa percaya diri terhadap lingkungan kampus memiliki kompetensi yakni terhadap kemampuannya melakukan kontak sosial yang baik, mempunyai kepribadian positif, sedangkan yang tidak percaya diri menunjukkan adanya perasaan cemas, merasa tidak berharga, mempunyai konsep diri rendah dan tidak dapat diterima di lingkungan teman sebaya.Menurut Thantaway (2005) percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk

(4)

berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya akan kemampuannya, sehingga orang tersebut sering menutup diri.

Seorang akan mudah melakukan interaksi bila memiliki rasa percaya diri sedangkan yang tidak memiliki rasa percaya diri akan merasa minder dengan menjauhkan diri dari teman-teman dan membuat dirinya tertutup dengan lingkungan teman sebayanya sehingga membuatnya menyendiri dan tidak mempunyai teman.

Percaya diri merupakan keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri, percaya diri, dengan begitu percaya diri akan membuat seseorang lebih mudah mendapatkan teman sebaya di lingkungan teman sebayanya. Seorang yang tidak memiliki percaya diri maka merasa mempunyai pemikiran negatif atas dirinya dan merasa orang lain mempunyai kelebihan dari pada dirinya dengan begitu seorang yang tidak memiliki percaya diri akan sulit mendapatkan teman. Percaya diri merupakan hal yang penting yang harus dimiliki oleh Mahasiswa baru, karena dengan adanya percaya diri sumber keyakinan seorang agar dirinya dapat tampil percaya diri di lingkungan teman-temannya dan Mahasiswa baru akan mudah bergaul dengan teman-teman di lingkungan kampus.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti hal ini dapat dilihat ketika mahasiswa baru berjalan sendiri di koridor Fakultas Psikologi dengan menundukkan kepalanya tanpa menoleh arah kanan maupun kiri dan memasuki kantor untuk mencari dosen yang berinisial ER tetapi mahasiswa

(5)

baru tersebut bingung karena tidak mengenal dosen tersebut sehingga beberapa menit kemudian mahasiswa baru tersebut pergi dengan langkah kaki cepat.

Berikut ini hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap mahasiswa baru di Universitas Medan Area

“Awalnya adanya rasa penasaran seperti apa dunia kuliah, saya merasa canggung karena tidak kenal sama sekali dengan teman-teman diperkuliahan ini apalagi ketemu dengan kakak-kakak senior juga dosennya. Saat pertama awal perkuliahan dengan firasat siapa yang menjadi teman juga bagaimana lingkungannya juga dapatkah menyesuaikan diri dengan teman sebaya. Itulah terlintas dibenak saya sehingga ada timbul rasa tidak percaya diri.” (pada tanggal 23 Agustus 2016 pada pukul 02.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pandanganmengenai penerimaan lingkungan dapat mempengaruhi kepercayaan diri mahasiswa baru. Hal ini sejalan dengan penelitian (Trina, 2011) menyatakan bahwa penerimaan teman sebaya merupakan salah satu faktor mempengaruhi kepercayaan diri.

Penerimaan teman sebaya adalah sejauh mana seseorang dapat diterima dilingkungan teman-teman sebayanya. Diterima dilingkungan teman sebaya merupakan kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diakui keberadaannya. Menurut Santrock (2003) teman sebaya adalah individu yang tingkat kematangan dan umurnya kurang lebih sama.Kelompok teman sebaya adalah teman yang berusia sama dan sering menghabiskan waktu bersama sehingga dapat menimbulkan aktivitas tertentu.Kelompokteman sebaya adalah tempat untuk membentuk hubungan dekat yang berfungsi sebagai “latihan” bagi hubungan yang akan mereka bina dimasa dewasamenurut Buhrmester, 1996

(6)

Gecas & Seff, 1990; Laursen, 1996 (dalam Papalia, 2013). Menurut Havingurst (dalam Ekasari, 2009) bahwa teman sebaya didefenisikan sebagai suatu kumpulan orang yang kurang lebih berusia sama yang berfikir dan bertindak sama.

Penerimaan itu merupakan persepsi tentang diterimanya individu tersebut menjadi anggota suatu kelompok tersebut. Akibat langsung adanya penerimaan teman sebaya bagi seorang remaja adalah adanya rasa berharga dan berarti serta dibutuhkan oleh kelompoknya sebagai partner sehingga adanya suatu aktivitas dalam kelompok. Hal ini akan menimbulkan rasa gembira dan merupakan indeks keberhasilan yang digunakan individu dalam kelompok teman sebaya yang selanjutnya menghasilkan rasa percaya diri.

Penerimaan teman sebaya akan berdampak positif juga bagi mahasiswa baru dalam menumbuhkan kepercayaan dalam dirinya. Hal yang sebaliknya dapat terjadi bagi remaja yang diabaikan ataupun ditolak oleh kelompoknya. Adanya frustasi yang menimbulkan rasa kecewa akibat penolakan atau pengabaikan itu, mungkin sekali membuat seorang remaja bertingkah laku yang luar biasa; baik yang bersifat pengunduran diri (withdrawal) maupun agresif menurut Mappiare (1982).

Penerimaan ataupun penolakan teman sebaya dalam kelompok bagi seorang remaja adalah bahwa hal itu mempengaruhi yang kuat/besar terhadap pikiran, sikap, perasaan, perbuatan-perbuatan dan penyesuaian diri remaja. Akibat langsung adanya penerimaan teman menimbulkan rasa senang, rasa gembira, puas bahkan rasa bahagia; yang pada gilirannya memberi rasa percaya

(7)

diri menimbulkan keberanian dan kesukaan-kesukaan berinisiatif memberi sumbangan pikiran atau membantu teman-teman kelompoknya yang kemudian dapat membuat lebih populer menurut Mappiare (1982). Keadaan diterimanya oleh lingkungan teman sebaya akan membuat remajamerasa percaya diri.

Dari penelitian sebelumnya (Irma, 2012) diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara penerimaan peer group dengan kepercayaan diri pada siswa.Dengan demikian penerimaan teman sebaya dapat mempengaruhi kepercayaan diri bagi mahasiswa baru.

Sehubungan dengan uraian diatas timbul permasalahan, bagaimana hubungan antara penerimaan teman sebaya dengan kepercayaan diri pada siswa, maka permasalahan ini akan diteliti dengan judul “Hubungan Penerimaan Teman Sebaya Dengan Kepercayaan Diri Pada Mahasiswa Psikologi di Universitas Medan Area.”

B. Identifikasi Masalah

Pada mahasiswa barudiperlukan penyesuaian diri agar dapat diterima dilingkungan yang dapat membentuk rasa kepercayaan diri pada individu.

Menurut Angelis (2000) menayatakan mengenai percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang individu inginkan dan kebutuhan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga individu mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu.

Fenomena yang diamati oleh peneliti adalah fenomena mengenai kepercayaan diri mahasiswa baru, dimana kepercayaan diri merupakan modal

(8)

awal yang dibutuhkan oleh setiap mahasiswa baru didalam menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Mahasiswa baru yang berada didalam Fakultas Psikologi UMA memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda antara mahasiswa satu dengan yang lain, atas dasar latar belakang tersebut mahasiswa dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru. Salah satu modal yang diperlukan oleh mahasiswa dalam menyesuaikan diri adalah kepercayaan diri.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah antarapenerimaan teman sebayadengan kepercayan diri pada mahasiwa tingkat Pertama jurusan Psikologi.

Percaya diri adalah penilaian positif terhadap dirinya dengan memandang dirinya dengan keyakinan adekuat untuk memberanikan diri mengaktualisasikan kemampuannyayang bertujuan seperti yang diharapkan realitas terhadap dirinya.

Penerimaan teman sebaya merupakan sejauh mana seseorang dapat diterima oleh sekelompok teman sebaya, penerimaan ini dapat menyenangkan dan memberikan positive reinforcement bagi sekelompok teman sebaya. Penelitian ini menggunakan populasi mahasiswa Semester I pada tahun 2016 di FakultasUniversitas Medan Area dengan populasi yang digunakan berjumlah 517 orang.

(9)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian berikut: “Apakah ada hubungan penerimaan teman sebaya dengan kepercayaan diri Mahasiswa tingkat pertama di Fakultas Psikologi Universitas Medan Area?”

E. Tujuan Peneliti

Dalam hal ini ingin menguji hubungan penerimaan teman sebaya dengan kepercayaan diri mahasiswa tingkat pertama di Fakultas Psikologi Universitas Medan Area.

F. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu pengetahuan di psikologi perkembangan yang berkaitan dengan kepercayaan diri sekaligus juga untuk memperkaya sumber perpustakaan yang dapat dijadikan penelitian lebih lanjut tentang hubungan penerimaan teman sebaya dengan kepercayaan diri.

2. Manfaat Praktis

Hasil Penelitian ini diharapkan pada Perguruan Tinggi dapat menangani kesulitan menjadi mahasiswa baru yang dapat diterima oleh teman sebaya sehingga adanya rasa percaya diriberada di lingkungan teman sebaya.

Referensi

Dokumen terkait

Zat pengatur tumbuh auksin dan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) memiliki fungsi sebagai pemacu pertumbuhan tanaman dan memberikan hasil produksi yang lebih

Variabel pengembangan karir secara individual memiliki 4 indikator, yaitu prestasi kerja, exposure, kesetiaan pada organisasi, kesempatan untuk berkembang.. Dari data

Peserta didik yang belajar pada tahun terakhir di satuan pendidikan, memiliki rapor lengkap penilaian hasil belajar sampai dengan semester I tahun terakhir, dan atau

Atrofi papil bukan merupakan penyakit akan tetapi merupakan tanda akan kondisi yang berpotensi serius, keadaan ini merupakan proses akhir dari suatu proses yang terjadi di

Menyadari betapa pentingnya Imbalan, dan Kualitas Kehidupan Kerja karyawan dalam OCB karyawan yang digunakan dalam meningkatkan kualitas kerja karyawan, diketemukan

 Ekspansi ini diharapkan dapat mendukung target penjualan CSAP pada tahun 2018 yang diharapkan naik 14% menjadi Rp11 triliun dibandingkan dengan tahun lalu.. Penjualan dari

Beberapa karakteristik yang harus dipenuhi suatu material yang digunakan sebagai katoda antara lain material tersebut terdiri dari ion yang mudah melakukan

12 Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada Juru Pelindung Pengembangan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya Gapura Masjid Wali