• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT KONSEP SISTEM GERAK MELALUI PETA KONSEP DALAM BENTUK LEAFLET PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 17 BANJARMASIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT KONSEP SISTEM GERAK MELALUI PETA KONSEP DALAM BENTUK LEAFLET PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 17 BANJARMASIN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT KONSEP SISTEM GERAK MELALUI PETA KONSEP DALAM BENTUK LEAFLET PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 17 BANJARMASIN

Oleh: Masrah, Siti Wahidah Arsyad, Kaspul

Sistem gerak merupakan salah satu materi semester ganjil pada kelas VIII SMP . Kemampuan siswa kelas VIII D SMP Negeri 17 Banjarmasin untuk mengingat konsep sistem gerak dirasakan masih kurang. Siswa semestinya harus selalu mengulang-ulang konsep sistem gerak. Untuk memudahkan siswa dalam mengulang-ulang konsep tersebut, maka siswa memerlukan suatu media yang berisi konsep yang telah dipetakan dan mudah dibawa kemana-mana. Media yang digunakan bisa dalam bentuk leaflet. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan mengingat konsep sistem gerak melalui peta konsep dalam bentuk leaflet pada siswa kelas VIII D SMPN 17 Banjarmasin, mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar dan mengetahui respon siswa selama kegiatan belajar mengajar bila diterapkan strategi peta konsep dalam bentuk leaflet. Penelitian ini bermanfaat baik bagi peneliti, siswa, guru maupun sekolah. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK ini dalam membahas menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan lima kali pertemuan. Siklus 1 sebanyak tiga kali pertemuan dan siklus 2 sebanyak dua kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan mengingat konsep sistem gerak pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 17 Banjarmasin meningkat (≥ 87,13%), ketuntasan belajar (≥ 88,69%) dan hasil selama proses pembelajaran (≥ 87,67%). Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan yaitu aktivitas membaca buku yang relevan (15,46%), membuat peta konsep (12,67%), membaca peta konsep yang mereka buat (5,36%) dan bertanya kepada siswa lain atau kepada guru (8,59%). Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus 2 pembelajaran telah berpusat pada siswa. Respon siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan peta konsep dalam bentuk leaflet 100% menyatakan menyenangkan. Pembelajaran menggunakan peta konsep dalam bentuk leaflet dapat meningkatkan kemampuan mengingat siswa, ketuntasan belajar dan hasil selama proses pembelajaran.

(2)

PENDAHULUAN

Berdasarkan pengalaman mengajar peneliti pada saat PPL II di kelas VIII mata pelajaran Biologi (2007) menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Banjarmasin mengalami kesulitan belajar pada materi-materi tertentu, di antaranya sistem gerak. Pada konsep sistem gerak siswa tidak hanya dituntut untuk memahami tetapi juga dituntut untuk mengingat berbagai macam tulang penyusun anggota gerak seperti tulang tengkorak, tulang badan, tulang anggota gerak dan bagian-bagiannya. Kemampuan siswa untuk mengingat dirasa masih sangat kurang, hal ini terbukti dengan nilai rata-rata siswa 5,5 untuk konsep sistem gerak pada saat peneliti melaksanakan PPL II. Pendekatan yang dipakai peneliti untuk membelajarkan konsep sistem gerak pada saat itu adalah pendekatan kooperatif tipe PISK.

Selain itu berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi kelas VIII di SMPN 17 Banjarmasin, sistem gerak merupakan salah satu materi pelajaran yang sulit untuk diingat siswa dalam jangka waktu yang lama. Metode yang biasa dipakai guru di SMP Negeri 17 Banjarmasin dalam membelajarkan konsep sistem gerak secara konseptual dengan bantuan torso tengkorak yang tersedia. Siswa bisa melihat langsung tulang penyusun anggota gerak. Melalui pembelajaran demikian siswa bisa paham dan juga dapat mengingat susunan tulang-tulang yang begitu banyak untuk jangka waktu yang lama akan tetapi torso tengkorak yang tersedia hanya satu buah sehingga tidak semua siswa mendapat kesempatan untuk menggunakan torso tersebut sebagai media pembelajaran. Selain itu torso tengkorak juga hanya bisa digunakan di dalam kelas. Strategi peta konsep juga belum pernah diajarkan guru baik pada materi sistem gerak maupun pada materi yang lain. Untuk memahami suatu konsep siswa perlu didorong agar memiliki kemampuan untuk mengorganisasi, memproses, menyimpan dan mengungkapkan kembali struktur pengetahuan atau informasi yang telah diperolehnya. Konsep

(3)

merupakan alat di mana seseorang mengorganisasi informasi amat esensial yang merupakan program untuk mengoperasikan sejumlah informasi yang akan diterima oleh seseorang (Arsyad, dkk, 2003).

Keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah yang dilakukan guru sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam memilih strategi yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran yang diajarkan. Setiap konsep dalam suatu mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu dan menuntut para siswa untuk mengembangkan kemampuan nalarnya dalam memahami sekaligus menguasai konsep tersebut dengan baik (Arsyad, dkk, 2003).

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran serta mewujudkan keberhasilan pembelajaran adalah peta konsep. Hasil penelitian Rusmilawati (2005) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep Virus. Selain itu, Vidya (2007) juga menggunakan peta konsep dalam meningkatkan pemahaman siswa kelas VIII C SMPN 24 Banjarmasin tentang sub konsep sistem saraf dan indera. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa yaitu dari 32,5% untuk pretest meningkat menjadi 90% pada post test (siklus 1) sedangkan pada siklus 2 dari 10% untuk pretest meningkat menjadi 92,5% pada post test. Hasil selama proses pembelajaran juga mengalami peningkatan dari kategori kurang pada siklus 1 menjadi kategori cukup baik pada siklus 2.

Namun demikian, kadang-kadang siswa memang mampu untuk memahami suatu konsep akan tetapi mengalami kesulitan untuk mengingat, sehingga konsep tersebut semestinya harus selalu diulang-ulang. Untuk memudahkan siswa dalam mengulang-ngulang konsep tersebut maka siswa memerlukan suatu media yang berisi konsep yang telah dipetakan dan mudah di bawa kemana-mana. Media yang digunakan bisa dalam bentuk leaflet.

(4)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan kegiatan yang diawali dengan pengembangan pembelajaran untuk memperbaiki kondisi dan proses dalam pembelajaran. Sebelum diadakan penelitian tindakan kelas terlebih dahulu peneliti telah melakukan observasi awal kepada siswa kelas VIII D untuk memberikan pengetahuan atau keterampilan dalam membuat peta konsep dalam bentuk leaflet. Hal ini diharapkan agar dalam penelitian nanti tidak ditemukan siswa yang tidak mengetahui cara membuat peta konsep dalam bentuk leaflet.

Penelitian tindakan kelas ini dalam membahas menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus dengan lima kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan analisis data, serta refleksi. Siklus pertama dilaksanakan tiga kali pertemuan, sementara siklus kedua dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Siklus kedua dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama dan konsep-konsep yang disajikanpun hanya terfokus pada materi-materi yang dianggap sulit oleh siswa, hal ini diketahui dari hasil belajar siswa yang meliputi pretest dan postest setiap pertemuan, nilai peta konsep dalam bentuk leaflet dari tugas kelompok, dan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Secara umum ringkasan kegiatan masing-masing siklus seperti pada

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Sesuai dengan pelaksanaan tindakan yang terdiri dari 2 siklus dengan 5 kali pertemuan yaitu siklus 1 terdiri dari 3 kali pertemuan dan siklus 2 terdiri dari 2 kali pertemuan, maka pengukuran dan penilaian hasil pembelajaran baik data kuantitatif maupun data kualitatif dilakukan pada setiap pertemuan pada setiap siklus pembelajaran.

(5)

Tabel 1. Kemampuan mengingat siswa dari pertemuan ke-1 pertemuan ke-5 pada siklus 1 dan siklus 2.

Siswa No

Pertemuan

I (0 hari) II (5 hari) III (7 hari) IV (12 hari) V (14 hari) Salah No. (1- 5) ∑ Bnr Salah No. (1- 10) ∑ Bnr Salah No. (1-15) ∑ Bnr Salah No. (1-20) ∑ Bnr Salah No. (1- 25) ∑ Bnr ∑ Bnr (%) Ket Retensi 1. - 5 - 10 - 15 15,16,17 17 21,25 23 92 Baik 2. - 5 - 10 - 15 - 20 22,23,24 22 88 Baik 3. 5 4 6,9 8 6,15 13 16,17, 19,20 16 16,17,.18,19 21 84 Baik 4. - 5 4,5 8 15 14 15,18,19 17 15 24 96 Baik 5. - 5 9,10 8 10,15 13 9 19 9,13, 15,23 21 84 Baik 6. - 5 7,8,10 7 11,13,14 12 9,10,11 17 21,22,23 22 88 Baik 7. 5 4 6 9 6,13,14 12 6,13,16 17 15,21,23 22 88 Baik 8. - 5 - 10 6,15 13 - 20 15,16, 17,22 21 84 Baik 9. 1,2, 4,5 1 4,5,6,7, 8,9,10 3 4,5,6,7, 9,10,11, 13,14,15 5 4,7,8,9, 10,11,13, 14,15,16, 17,18, 19,20 6 5,6,7,8,9,10,24 18 72 Baik 10. 4,5 3 - 10 6 14 4,5,15, 16,17,18 14 13,21,22,24,25 20 80 Baik 11. - 5 6 9 11,12, 13,15 11 4,5,16, 17 16 - 25 100 Baik 12. - 5 7,8,10 7 10,13 13 16,17,18, 19,20 15 21,22,23 22 88 Baik 13. 3 4 10 9 6,9 13 15 19 - 25 100 Baik 14. 5 4 10 9 15 14 6,9,10 17 23 24 96 Baik 15. - 5 - 10 - 15 16 19 25 24 96 Baik 16. - 5 - 10 4,5,6,12, 13,14,15 8 15,20 18 - 25 100 Baik 17. - 5 - 10 6 14 - 20 25 24 96 Baik 18. - 5 - 10 - 15 - 20 16,17,22 22 88 Baik 19. - 5 - 10 15 14 - 20 25 100 Baik 20. - 5 7,8, 9,10 6 - 15 16,17,18 17 - 25 100 Baik 21. 1 4 - 10 - 15 18 19 - 25 100 Baik 22. 5 4 - 10 13,14 13 17 19 17,18,19,22,24 20 80 Baik 23. - 5 6 9 11,12, 13,15 11 4,5, 16,17 16 21,24,25 22 88 Baik 24. 5 4 7 9 14,15 13 15,16,20 17 21,22,23,24,25 20 80 Baik 25. - 5 6 9 6,9 13 14,18 18 - 25 100 Baik 26. 5 4 4 9 13,5 13 16,17 18 16,17,18,19,20 20 80 Baik 27. 5 4 - 10 - 15 19,20 18 8,9 23 92 Baik 28. 4 4 8,10 8 - 15 10 19 17,18,23,24,25 20 80 Baik 29. 5 4 - 10 13,14 13 - 20 17,16 23 92 Baik 30. - 5 3,4,5,6, 7,8,9,10 2 8,11,12, 14,15 10 9,10,11, 13,16,17 14 23,25 23 92 Baik 31. - 5 4,5,9 7 4,5, 13,14 11 17 19 15,17,19,20 21 84 Baik 32. - 5 6 9 6 14 - 20 - 25 100 Baik 33. - 5 - 10 - 15 - 20 - 25 100 Baik

(6)

34. - 5 - 10 - 15 15,16,17 17 21,25 23 92 Baik 35. - 5 - 10 - 15 20 17 25 24 96 Baik 36. 1,4 3 - 10 5 14 - 20 - 25 100 Baik 37. - 5 - 10 12,15 13 15,17,18, 19,20 20 15,17,18,19,20 20 80 Baik 38. 4,5 3 8 9 12,14 13 - 20 - 25 100 Baik 39. 4 4 - 10 4,5,15 12 - 20 - 25 100 Baik 40. 3,5 3 4,5 8 11,12 13 4,5,10, 13,14, 15,21 18 4,5,10,13,14, 15,21 18 72 Baik 41. 3 4 9 9 - 15 21,22, 23,25 17 21,22, 23,25 21 84 Baik 42. 5 4 6 9 4,5,15 12 4,5,15, 16,17,22 15 4,5,16, 17,18,22 19 76 Baik 43. - 5 8,10 8 6,8,9, 10,12 10 21,23, 25 20 21,23,25 22 88 Baik 44. - 5 - 10 8 14 - 17 - 25 100 Baik Rata-rata 4,41 8,82 13,07 17,77 22,59 % 88,20 88,20 87,89 88,85 90,36 Baik Keterangan:

Retensi baik apabila siswa dapat mengingat minimal ≥ 65%.

Bnr : jumlah benar

Tabel 2. Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Siklus 1

Responden Perte- muan

Parameter yang Diamati (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 Alifi Syahbbana 1 40,00 13,33 6,67 13,33 0 6,67 13,33 6,67 2 33,33 13,33 6,67 13,33 6,67 6,67 13,33 6,67 3 26,47 11,76 14,70 8,82 8,82 8,82 8,82 11,76 Denny Halim Putra 1 46,67 6,67 6,67 13,33 0 0 13,33 13,33 2 33,33 6,67 0 20,00 0 6,67 13,33 13,33 3 26,67 5,88 11,76 17,65 5,58 11,76 5,88 14,70 Ahmad Yani 1 33,33 6,67 26,67 6,67 0 0 13,33 13,33 2 26,67 6,67 20,00 6,67 0 6,67 13,33 13,33 3 35,29 20,59 8,82 11,76 8,82 0 0 14,70 Wahyu Riyadi 1 40,00 0 0 33,33 0 0 13,33 13,33 2 33,33 0 0 33,33 6,67 0 13,33 13,33 3 29,41 8,82 26,47 14,70 0 2,94 0 14,70 Rata-rata (%) 33,69 8,37 10,70 16,08 3,05 4,18 10,11 12,43 Keterangan parameter:

1. Memperhatikan penjelasan guru. 2. Membaca buku yang relevan. 3. Membuat peta konsep.

4. Berdiskusi antar siswa/kelompok/guru. 5. Membaca peta konsep yang mereka buat. 6. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru 7. Mempresentasikan peta konsep yang mereka buat. 8. Membuat rangkuman pelajaran.

(7)

TAbel 3. Siklus 2

Responden muan

Parameter yang Diamati (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 Alifi Syahbbana 4 16,67 33,33 10,00 13,33 0 13,33 6,67 6,67 5 21,62 27,03 16,22 10,81 2,70 5,40 10,81 5,40 Denny Halim Putra 4 46,67 6,67 0 16,67 6,67 10,00 0 13,33 5 27,03 21,67 10,81 8,11 8,11 8,11 8,11 5,40 Ahmad Yani 4 30,00 6,67 30,00 20,00 0 6,67 0 6,67 5 21,62 13,51 13,51 10,81 13,51 10,81 10,81 5,40 Wahyu Riyadi 4 33,33 6,67 10,00 20,00 8,11 8,11 10,81 5,40 5 29,73 8,11 10,81 18,92 3,78 6,30 8,76 10,37 Rata-rata (%) 28,33 15,46 12,67 14,83 5,36 8,59 6,70 7,33 Keterangan parameter:

1. Memperhatikan penjelasan guru. 2. Membaca buku yang relevan. 3. Membuat peta konsep.

4. Berdiskusi antar siswa/kelompok/guru. 5. Membaca peta konsep yang mereka buat. 6. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru 7. Mempresentasikan peta konsep yang mereka buat. 8. Membuat rangkuman pelajaran.

Pembahasan

Berdasarkan data kuantitatif, pembelajaran dengan menggunakan peta konsep dalam bentuk leaflet dapat meningkatkan kemampuan mengingat siswa (≥ 87,13%), ketuntasan belajar siswa (≥ 88,69%) dan hasil selama proses pembelajaran konsep sistem gerak (≥ 87,67%).

Meningkatnya kemampuan mengingat siswa terhadap konsep sistem gerak dapat disebabkan oleh penugasan membuat peta konsep secara berkelompok yang diberikan guru kepada siswa selama proses pembelajaran. Penugasan ini sangat membantu dalam meningkatkan ingatan. Peta konsep sangat penting untuk membantu pengelompokkan informasi atau konsep-konsep yang dipelajari. Khususnya konsep-konsep tentang sistem gerak, sehingga konsep yang telah dipelajari dapat diteruskan ke ingatan jangka panjang. Ingatan jangka panjang dapat

(8)

menyimpan konsep-konsep ini untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Meningkatnya kemampuan mengingat siswa terhadap konsep sistem gerak juga dipengaruhi oleh penggunaan leaflet sebagai media grafis. Leaflet sebagai media grafis yang berisikan peta konsep berfungsi sebagai bahan informasi konsep-konsep dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Leaflet berisikan peta konsep tersebut terutama berfungsi sebagai rangsangan untuk meningkatkan kembali ingatan tentang apa yang sudah diterangkan.

Pembelajaran menggunakan leaflet diduga dapat lebih melekatkan kesan bagi siswa sehingga kesan tersebut berguna untuk dikeluarkan pada saat test hasil belajar. Pelajaran yang memberikan kesan menyenangkan, menarik, mengurangi ketegangan, bermanfaat atau memperkaya pengetahuan ditambahkan oleh Susilo (2003) lebih efisien dan disimpan atau memberi kesan yang lebih lama. Leaflet sebagai media selain menarik dalam meninggalkan kesan, juga mudah untuk dibawa kemana-mana. Sehingga menumbuhkan motivasi siswa untuk mengulang-ulang kembali apa yang telah mereka pelajari tanpa memerlukan tempat dan waktu tertentu. Menurut Soekamto (1994) agar siswa tidak mudah lupa ada beberapa hal yang perlu dilakukan guru di antaranya menyajikan informasi dalam bentuk menarik perhatian siswa sehingga informasi yang telah dipilih atau diseleksi dapat disimpan di dalam ingatan jangka pendek/panjang. Selain itu mengadakan pengulangan kembali tentang apa yang telah dipelajari siswa juga dapat mengatasi kelupaan. Pengulangan juga dilakukan oleh guru pada setiap akhir pembelajaran dengan menggunakan soal yang sama dan ditambahkan soal untuk materi pada pertemuan tersebut.

(9)

Selain kemampuan mengingat yang meningkat, siswa secara klasikal juga mengalami ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar siswa disebabkan karena penugasan membuat peta konsep yang diberikan secara berkelompok dapat membantu dan menguntungkan antar siswa. Pembelajaran secara berkelompok menyebabkan siswa dapat menyatukan ide-ide mereka sehingga peta konsep dihasilkan dapat sempurna dan benar.

Hasil selama proses pembelajaran tentang konsep sistem gerak juga meningkat dengan kategori baik. Hal ini dapat ditingkatkan dengan adanya kegiatan mempresentasikan dan mendiskusikan peta konsep terutama tentang sistem gerak yang mereka buat. Temuan ini sejalan dengan penelitian Arsyad, dkk (2003) yang menyatakan bahwa pemberian tugas dalam pembuatan peta konsep, mempresentasikan, dan mendiskusikannya dalam pembelajaran dapat meningkatkan skor nilai siswa yaitu hasil belajar siswa secara klasikal pada tiga kali postest mengalami peningkatan dari 36% menjadi 74%. Melalui peta konsep yang mereka buat para siswa dapat memantau kesalahan konsep dan kesulitan pemahaman yang mungkin terjadi, sehingga dapat diperbaiki. Siswa dapat memahami bahwa belajar tidak hanya mengingat fakta-fakta, tetapi juga berusaha memahami keterkaitan antar konsep. Hal ini didukung oleh teori assimilasi kognitif atau “teori subsumption”, di mana menurut Ausubel, konsep baru berarti apabila dihubungkan dengan konsep-konsep lain dan belajar bermakna (Meaningful learning) baru akan terjadi apabila pengetahuan baru dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa.

(10)

KESIMPULAN

(1) Kemampuan mengingat konsep sistem gerak pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 17 Banjarmasin dapat ditingkatkan melalui pembelajaran menggunakan peta konsep dalam bentuk leaflet. Hal ini dilihat dari peningkatan kemampuan mengingat siswa (≥ 87,13%), ketuntasan belajar (≥ 88,69%) dan hasil selama proses pembelajaran (≥ 87,67%). (2) Pembelajaran menggunakan peta konsep dalam bentuk leaflet dapat meningkatkan kemampuan mengingat siswa, ketuntasan belajar dan hasil selama proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, 1998. Manajemen Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta. Arsyad, S. W., Ahmad Naparin, Tri Restuwati dan Saliyem, 2003.

Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas III SMU Negeri 1 Banjarmasin untuk Memperbaiki Kesalahan Konsep Materi Genetika Melalui Strategi Mapping dalam Pembelajaran Kooperatif, Laporan Penelitian, Universitas lambung Mangkurat, Banjarmasin (Tidak dipublikasikan).

Nisa, H., 2004. Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Makhluk Hidup pada Siswa Kelas I SLTPN 6 Tanjung Tabalong dengan Menggunakan Pendekatan Lingkungan, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin (Tidak dipubliksasikan).

Sukamto. 2004. Penerapan Metode Discovery-Inquiry dalam Pengajaran Sains di Sekolah Dasar. Universitas Negeri Malang, (Online), (http://www.pages-yourfavorite. com/ppsupi/abstraksains2004.html, diakses 16 September 2007).

Susilo, H., 2003. Kapita Selekta Pembelajaran Biologi, Penerbitan UT, Jakarta.

Wilarso, Joko, 2005. Sains Biologi Untuk Kelas VIII SMP, Pabelan, Surakarta.

Gambar

Tabel 1. Kemampuan mengingat siswa dari pertemuan ke-1 pertemuan  ke-5 pada siklus 1 dan siklus 2
Tabel 2. Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Siklus 1
TAbel 3. Siklus 2

Referensi

Dokumen terkait

Pada puncak acara sekaten yang dalam bahasa Jawa disebut. Garebeg Maulud, terdapat upacara membawa gunungan dari keraton

Analisis asosiasi adalah teknik data mining untuk menemukan aturan asosiatif antara suatu kombinasi item.Aturan asosiatif dari analisis pembelian di suatu pasar swalayan adalah

perencanaan daerah, studi/dokumen lingkungan yang telah ada, peta rupa bumi, peta geologi, peta tata guna lahan, peta/data kawasan lindung, peta/data kawasan bencana, data iklim

Ekonometrika sebagai suatu hasil dari suatu hasil tnjauan tertentu tentang peran ilmu ekonomi, mencakup aplikasi statistic matematik atas data

Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya geosintetik juga digunakan untuk perkuatan lapisan campuran aspal terutama pada pekerjaan overlay diatas perkerasan lama

siswa terbiasa dengan soal - soal atau pertanyaan yang menuntut keterampilan. berkomunikasi

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Analisis

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |