• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar dari melambatnya pertumbuhan adalah pengaruh dari menurunnya pertumbuhan sektor pertambangan. Faktor lain yang juga mempengaruhi perekonomian adalah kenaikan harga BBM yang berimbas pada sektor angkutan, sektor bangunan dan sektor perdagangan, hotel & restoran.

 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan III-2013 tumbuh sebesar 6,17% (qtoq) dibandingkan triwulan sebelumnya dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu tumbuh 5,04% (y-on-y). Besaran PDRB atas Dasar Harga Berlaku pada triwulan III-2013 mencapai Rp 22,49 triliun atau setara Rp. 9,75 triliun jika dihitung atas dasar harga konstan 2000. Secara kumulatif, sampai dengan triwulan III-2013, perekonomian Kalimantan Selatan tumbuh sebesar 5,27 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu (c to c).

 Tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi (qtoq) adalah sektor pertanian 15,74%, sektor perdagangan, hotel dan restoran 6,00% dan sektor pengangkutan dan komunikasi 5,95%. Sementara untuk pertumbuhan (y-on-y) adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 10,92%, sektor jasa-jasa 9,53% dan sektor bangunan 8,73%.

 Struktur perekonomian pada triwulan ini didominasi oleh sektor pertanian, sektor pertambangan dan sektor perdagangan, hotel & restoran, masing-masing memberikan kontribusi sebesar 22,64%, 20,86%, dan 16,34%.  Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan masih tumbuh positif karena dorongan

permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

 Pola penyerapan anggaran agak berbeda pada triwulan III 2013 ini dibanding triwulan III 2012, dimana pembayaran gaji ke-13 pada tahun 2013 ini direalisasikan pada triwulan III sehingga secara y on y pertumbuhan konsumsi pemerintah relatif tinggi.

 Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013

PERTUMBUHANEKONOMIKALIMANTANSELATANTRIWULANIII-2013

1.

Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha

Pada triwulan III-2013 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai 22,49 triliun rupiah atau naik 8,02% jika dibandingkan dengan PDRB pada triwulan II-2013, atau jika dihitung dengan harga konstan (2000) pada triwulan III-2013 mencapai 9,75 triliun rupiah mengalami kenaikan 6,17% dari triwulan II-III-2013. Kondisi perekonomian dunia yang sedang lesu turut berpengaruh terhadap perekonomian regional Kalimantan Selatan. Sementara kondisi pertumbuhan nasional yang melambat juga terlihat dari pertumbuhan ekonomi y-o-y di Kalimantan Selatan.

(2)

Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan III-2013 adalah sektor pertanian sebesar 5,09 triliun rupiah, kemudian sektor pertambangan dan penggalian sebesar 4,69 triliun rupiah, disusul sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 3,68 triliun rupiah. Sedangkan nilai tambah bruto paling rendah adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 122,44 milyar rupiah. Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, tiga sektor yang memberikan nilai tambah bruto terbesar adalah sektor pertanian 2,60 triliun, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,88 triliun rupiah, disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,57 triliun rupiah.

Tabel 1.

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan

Triw I-2013 Triw II-2013 Triw III-2013 Triw I-2013 Triw II-2013 Triw III-2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan 2,644,494.62 4,309,570.01 5,092,722.57 1,382,076.28 2,249,316.93 2,603,310.05 2 Pertambangan dan Penggalian 4,563,247.22 4,642,901.56 4,691,162.49 1,877,625.58 1,901,159.49 1,883,864.20 3 Industri Pengolahan 1,780,181.32 1,831,303.47 1,889,718.24 887,660.66 902,216.26 913,570.84 4 Listrik Gas dan Air Bersih 113,101.55 118,082.93 122,442.75 45,516.17 46,830.58 47,731.62 5 Konstruksi 1,155,378.37 1,226,075.24 1,308,781.18 504,460.65 528,345.44 550,329.80 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,123,809.70 3,395,463.60 3,676,622.47 1,384,837.48 1,484,659.66 1,573,693.16 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1,718,777.06 1,785,428.08 1,935,590.64 776,098.84 795,917.40 843,282.28 8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 1,069,255.45 1,114,081.32 1,177,621.13 385,292.17 395,093.58 404,469.02 9 Jasa-Jasa 2,191,114.19 2,400,310.05 2,599,467.73 831,558.26 877,090.22 926,901.87

PDRB Dengan Migas 18,359,359.47 20,823,216.27 22,494,129.20 8,075,126.09 9,180,629.56 9,747,152.84

PDRB Tanpa Migas 18,185,443.11 20,650,832.85 22,315,550.96 7,972,464.85 9,077,670.00 9,643,352.94

2.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2013

Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2012 tumbuh 6,17%, tapi mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q). Kenaikan tertinggi pada triwulan ini terjadi pada sektor pertanian (15,74%), sektor perdagangan, hotel & restoran (6,00%), dan sektor angkutan & komunikasi (5,95%). Panen padi dan palawija masih terjadi pada beberapa tempat di wilayah Kalimantan Selatan kendati besarannya terjadi penurunan dibanding tahun sebelumnya. Produksi padi di Kalsel pada triwulan III-2013 mencapai 796.357 ton atau meningkat 17,51% dari triwulan II-2013 dengan total produksi 677.714 ton. Begitu pula dengan produksi jagung, kedelai, kacang hijau dan ubi kayu mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya. Namun demikian, terjadinya musim kemarau yang cukup panjang membuat luas panen banyak berkurang karena terjadi puso atau gagal panen. Pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan kendati masih meningkat dari triwulan sebelumnya ternyata tumbuhnya tidak setinggi triwulan yang sama tahun lalu.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran masih tumbuh 6,00%, juga mengalami perlambatan dibanding triwulan II-2013 yang tumbuh 7,21%. Sektor ini dipengaruhi oleh kondisi sektor primer dan sekunder serta lalu lintas impor bahan makanan dan barang non makanan dari luar Kalsel yang banyak diperjual belikan di pasaran.

(3)

Imbas dari kenaikan BBM mulai terasa pada triwulan III-2013 ini, harga-harga mengalami lonjakan yang tinggi yang membuat daya beli masyarakat menjadi turun.

Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor (persen)

Sektor Triw I s/d Triw III 2013 terhadap

Triw I s/d Triw III 2012

Triw III-2013 terhadap Triw III-2012 Triw III-2013 terhadap Triw II-2013

c-to-c y-o-y q-to-q

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 3.53 3.15 15.74

2. Pertambangan dan Penggalian 1.67 1.09 -0.91

3. Industri Pengolahan 4.31 3.27 1.26

4. Listrik dan Air Bersih 6.04 5.40 1.92

5. Konstruksi 8.38 8.73 4.16

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.87 8.01 6.00

7. Angkutan dan Komunikasi 7.18 6.99 5.95

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 11.07 10.92 2.37

9. Jasa-jasa 8.18 9.53 5.68

PDRB dengan Migas 5.27 5.04 6.17

Pada triwulan ini bersamaan dengan bulan puasa, tingkat hunian hotel mengalami penurunan yang cukup besar. Kendati demikian, acara-acara rapat dan meeting yang menggunakan fasilitas aula hotel masih ada sehingga sedikit mendukung pertumbuhan hotel agar penurunannya tidak bertambah dalam. Berkaitan dengan bulan puasa tersebut, jumlah pedagang musiman terjadi peningkatan yang mendorong melonjaknya omset perdagangan. Omset pasar ramadhan meningkat pesat karena harga produk yang dijual mengalami kenaikan. Liburan sekolah juga turut meningkatkan sektor perdagangan khusus hasil industri yaitu seragam dan peralatan untuk sekolah.

Kenaikan harga BBM turut mempengaruhi kenaikan tarif angkutan. Kendati demikian, sektor ini masih tumbuh lebih baik dari periode sebelumnya karena faktor liburan sekolah dan menjelang hari raya Idul Fitri membuat banyak masyarakat yang memerlukan angkutan untuk bepergian ke luar kota maupun ke luar daerah. Pertumbuhan sektor angkutan & komunikasi pada triwulan III-2013 sebesar 5,95% lebih tinggi dari triwulan 2-2013 yang tumbuh 2,55%. Penggunaan alat komunikasi juga membuat pertumbuhan komunikasi tumbuh dengan stabil seperti pada periode sebelumnya.

Sektor lain yang juga tumbuh di atas lima persen adalah sektor jasa-jasa 5,68%. Pertumbuhan sektor sektor jasa-jasa karena adanya peningkatan belanja pemerintah (pegawai, barang dan jasa dan transfer sosial) dan beberapa honor yang berkaitan dengan kegiatan mendorong meningkatnya NTB pemerintahan. Kinerja sektor hiburan dan rekreasi juga meningkat berkaitan dengan adanya cuti bersama pada hari besar keagamaan dimana obyek wisata banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Dalam kondisi tekanan perekonomian global yang kurang menggembirakan, pertumbuhan sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan pada triwulan III-2013 ini masih menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan

(4)

sebelumnya. Kenaikan subsektor ini dipengaruhi adanya peningkatan pendapatan perbankan berupa penyaluran kredit. Kredit yang disalurkan perbankan pada triwulan III-2013 ini sudah mencapai 28,81 triliun rupiah didominasi oleh kredit konsumsi sebesar 39,96%, modal kerja 32,96% dan sisanya untuk investasi sebesar 27,08%. Kredit yang disalurkan untuk usaha UMKM juga cukup besar yaitu sebesar 9,63 triliun rupiah atau 31,65%, menurun dibanding triwulan sebelumnya yaitu 33,31%. Kemudian jika dilihat menurut sektornya, maka porsi kredit terbesar adalah pada sektor perdagangan 22,27%, sektor pertanian sebesar 11,41% dan untuk dunia usaha sebesar 6,24%.

Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang mencerminkan pertumbuhan PDRB selama satu tahun pada triwulan III (yoy), perekonomian triwulan III-2013 meningkat sebesar 5,04%. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan 10,92%, sektor jasa-jasa 9,53% dan sektor konstruksi 8,73%.

3.

Struktur PDRB Triwulan III-2013

Sektor yang masih menjadi primadona dan penyumbang terbesar bagi perekonomian di Kalimantan Selatan selama triwulan III-2013 adalah sektor primer seperti sektor pertanian (22,64%) serta sektor pertambangan dan penggalian (20,86%). Gabungan dari peranan kedua sektor tersebut sekitar 43,50% dari total nilai tambah yang dihasilkan seluruh faktor produksi di wilayah ini. Sektor perdagangan, restoran dan perhotelan seperti pada waktu sebelumnya tetap berada pada urutan ke tiga (16,34%).

Tabel 3

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen)

Sektor Tahun 2013

Triwulan I Triwulan I Triwulan III

(1) (2) (3) (4)

1.Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 14.40 20.70 22.64

2. Pertambangan dan Penggalian 24.86 22.30 20.86

3.Industri Pengolahan 9.70 8.79 8.40

4.Listrik dan Air Bersih 0.62 0.57 0.54

5.Konstruksi 6.29 5.89 5.82

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 17.01 16.31 16.34

7. Angkutan dan Komunikasi 9.36 8.57 8.60

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5.82 5.35 5.24

9. Jasa-jasa 11.93 11.53 11.56

(5)

Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sektor yang mengalami peningkatan kontribusi adalah sektor pertanian dari 20,70% menjadi 22,64% atau naik 1,94 poin. Pada bulan Agustus-September masa panen tanaman bahan makanan mencapai puncaknya, begitu pula halnya dengan komoditas perkebunan yang terjadi peningkatan yaitu produksi kelapa sawit dengan hasil olahan berupa CPO. Sedangkan produksi batubara selama triwulan III-2013 sebanyak 5,45 juta ton, turun 54,29% dari produksi batubara selama triwulan II-2013 yaitu 11,92 juta ton. Hal ini disebabkan masih lemahnya demand negara tujuan ekspor seperti China, India dan Jepang. Imbasnya terhadap kinerja ekspor juga semakin terasa dimana pertumbuhan ekspor Kalsel menjadi negatif. Subsektor penggalian terjadi perlambatan seiring dengan melambatnya kondisi sektor konstruksi. Faktor lain yang turut mempengaruhi melambatnya kinerjanya adalah bulan puasa, dimana pada bulan ini para pelaku usaha penggalian banyak yang vakum atau beristirahat dari pekerjaannya.

4. PDRB Menurut Penggunaan Triwulan III- 2013

Triwulan III 2013 yang diwarnai dengan momen Ramadhan, Idul Fitri dan tahun ajaran baru memberikan dorongan terhadap komponen konsumsi domestik sehingga mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya. Namun dari komponen eksternal, ternyata perdagangan luar negeri Kalimantan Selatan mengalami penurunan nominal. Nilai-nilai nominal tiap komponen PDRB Penggunaan disajikan pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4

PDRB Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

Komponen Penggunaan Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Triw II-2013 Triw III-2013 Triw II-2013 Triw III-2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 10.007.610,93 10.635.939,55 4.071.108,70 4.230.324,10

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 100.513,16 106.543,95 40.474,89 41.648,66

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3.273.121,98 3.570.976,08 1.215.904,92 1.315.609,12 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 4.410.374,83 4.745.563,31 1.688.349,11 1.804.845,20

5. Perubahan Inventori 994.614,11 1.826.050,81 559.386,84 948.993,37

6. Ekspor 13.041.077,20 12.784.687,29 5.573.362,41 5.412.325,60

7. Dikurangi Impor 11.004.095,93 11.175.631,79 3.967.957,31 4.006.593,20

PDRB dg Migas 20.823.216,27 22.494.129,20 9.180.629,56 9.747.152,84

Dari sisi demand, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan III-2013 didorong oleh permintaan domestik yaitu konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit, konsumsi pemerintah dan PMTB (seperti disajikan pada Tabel 5). Konsumsi rumah tangga (q to q) naik 3,91% dan konsumsi lembaga nonprofit meningkat 2,90%. Kenaikan konsumsi rumah tangga akibat dari momen puasa yang meningkatkan konsumsi makanan serta momen lebaran dan tahun ajaran baru yang meningkatkan konsumsi pakaian jadi, alat tulis/peralatan sekolah,

(6)

barang tahan lama (konsumsi nonmakanan). Selain itu, pembayaran realisasi gaji ke-13 pada triwulan III ini juga meningkatkan konsumsi rumah tangga. Komponen konsumsi pemerintah juga mengalami kenaikan akibat penyerapan anggaran yang terus meningkat. Selain itu terdapat pola yang berbeda pada triwulan III 2013 tahun ini dibanding triwulan III 2012 yaitu pembayaran gaji ke-13 terealisasi di triwulan ketiga. Hal ini menyebabkan pertumbuhan konsumsi pemerintah secara y on y triwulan III 2013 mencapai 2 (dua) digit yaitu 11,43 persen.

Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami pertumbuhan positif seiring dengan meningkatnya output dari sektor konstruksi. Selain itu, berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi penanaman modal asing (PMA) pada triwulan ketiga ini mengalami peningkatan sekitar 30,24 persen. Alokasi PMTB akan memberikan pengaruh penting untuk meningkatkan kinerja perekonomian regional.

Apabila dilihat dari faktor eksternal, ekspor luar negeri menunjukkan penurunan sekitar 4,00% terutama komoditas batubara yang menjadi produk ekspor unggulan Kalimantan Selatan. Meskipun ekspor luar negeri Kalimantan Selatan mengalami penurunan, namun dilihat dari pasar domestik Indonesia, ekspor Kalimantan Selatan ke luar propinsi mengalami pertumbuhan positif sebesar 8,01% karena di beberapa kabupaten sentra produksi padi mengalami puncak panen, dimana pada triwulan ini peningkatan produksi padi mencapai 17,51% dibanding triwulan sebelumnya. Namun secara total, nilai ekspor Kalimantan Selatan (baik luar negeri maupun luar propinsi) tumbuh negatif yaitu -2,89% dibanding triwulan sebelumnya.

Pada triwulan ini, impor luar negeri mengalami kenaikan terutama pada komoditas BBM. Kenaikan ini seiring dengan kenaikan produksi industri besar sedang pada triwulan III 2013 dibanding triwulan II 2013 yaitu pada industri makanan, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, serta industri karet dan barang dari karet/plastik. Impor domestik juga mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga sebagai imbas dari momentum bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Pada triwulan III 2013 ini, nilai impor Kalimantan Selatan mengalami pertumbuhan sebesar 0,97 persen.

Tabel 5

Laju Pertumbuhan Komponen PDRB Penggunaan (Persen) Komponen Penggunaan Triw II-2013 terhadap Triw I-2013 Triw III-2013 terhadap Triw II-2013 Triw III-2013 terhadap Triw III-2012

Triw I s/d Triw III 2013 terhadap Triw I s/d Triw III 2012

Sumber pertumbuhan

q-to-q q-to-q y-o-y c-to-c c to c

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 0,57 3,91 7,53 7,51 3,36

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 3,51 2,90 9,74 8,39 0,04

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 16,81 8,20 11,43 8,25 1,06

4. Pembentukan Modal tetap Bruto (PMTB) 5,10 6,90 9,98 10,07 1,82

5. Ekspor -3,23 -2,89 -4,43 0,88 0,57

6. Dikurangi Impor -3,53 0,97 3,74 5,96 2,65

(7)

Peranan komponen pendorong perekonomian regional dari sisi demand dapat dilihat dari struktur PDRB menurut penggunaan. Sampai pada triwulan ini komponen konsumsi rumah tangga mendominasi struktur PDRB penggunaan lebih dari 47 persen. Apabila dilihat per komponen, komponen ekspor dan impor masing-masing mengambil porsi 56,84% dan 49,68% dari total nilai tambah. Namun komponen impor disini adalah sebagai pengurang sehingga apabila dilihat secara netto (selisih ekspor dan impor), net ekspor berperan hanya 7,15%. Selanjutnya komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 21,10% dan konsumsi pemerintah sebesar 15,88%.

Tabel 6

Struktur PDRB Menurut Penggunaan (persen)

Sektor Tahun 2013

Triwulan II Triwulan III

(1) (2) (3)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 48,06 47,28

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0,48 0,47

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 15,72 15,88

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 21,18 21,10

5. Perubahan Inventori 4,78 8,12

6. Ekspor 62,63 56,84

7. Dikurangi Impor 52,85 49,68

Referensi

Dokumen terkait

Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk Kategori Jasa Profesional, Ilmiah, dan Teknis Golongan Pokok

Fungsi untuk mencari nilai rata-rata dari suatu nilai yang berisi data angka, teks dan nilai logika. adalah nilai yang akan dicari

Tahanan lateral acuan dari suatu sambungan yang menggunakan paku baja, pasak, atau sekrup satu irisan yang dibebani secara tegak lurus terhadap sumbu alat pengencang dan

Dengan beroperasi nya pabrik tersebut, perusahaan akan memiliki tujuh pabrik pengola- han kelapa sawit dengan total kapasitas produksi sebesar 485 ton per jam, dari kapasitas

Pembakaran pada motor bakar Diesel terjadi karena bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder terbakar dengan sendirinya akibat suhu udara kompresi dalam ruang

Tetapi walaupun terjadi peningkatan jumlah unit usaha dari tahun ke tahun namun pertumbuhan jumlah unit usahanya sedikit, hal ini dikarenakan pengembangan industri

Hasil dari penelitian yang dilakukan Rosita (2009) menunjukkan bahwa variabel Nilai Utilitarian secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

Puji syukur yang teramat dalam saya haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Segala, atas percikan kasih, hidayat, dan taufiq-Nya sehingga Skripsi dengan judul ”