• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori - BAB II SYAFINATUN NAJAH MANAJEMEN'16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori - BAB II SYAFINATUN NAJAH MANAJEMEN'16"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori

2.1.1 Pengertian Bank

Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah

pentingnya adalah sebagai lembaga yang menjadi sarana dalam pelaksanaan

kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan moneter. Kemudian menurut

undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 bank didefinisikan sebagai badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan

dana tersebut kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk

lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, dengan fungsi

intermediasi.

2.1.2 Jenis Bank

Menurut Undang Undang Pokok Perbankan No. 10 Tahun 1998 adapun

jenis Bank dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain :

1. Dilihat dari segi fungsinya :

Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan

berdasarkan fungsinya terdiri dari :

a. Bank umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa

perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat

(2)

dengan nama bank komersil dan dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu :

bank umum devisa dan bank umum non devisa. Bank umum yang

berstatus devisa memiliki produk yang lebih luas daripada bank yang

berstatus non devisa. Bank devisa antara lain dapat melaksanakan jasa

yang berhubungan dengan seluruh mata uang asing atau jasa bank ke luar

negri, sedangkan bank non devisa tidak.

b. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank khusus melayani

masyarakat kecil dikecamatan dan pedesaan. Bank Pengkreditan Rakyat

berasal dari bank desa, bank pasar, lumbung desa, bank pegawai dan

kemudian dilebur menjadi Bank Pengkreditan Rakyat. Jenis produk yang

ditawarkan oleh Bank Pengkreditan Rakyat relatif lebih sempit jika

dibandingkan dengan dengan bank umum, bahkan ada beberapa jenis jasa

bank yang tidak boleh diselenggarakan oleh Bank Pengkreditan Rakyat,

seperti pembukuan rekening giro dan ikut kliring.

2. Dilihat dari segi kepemilikannya :

a. Bank Milik Pemerintah

Dimana baik akte pendirian maupun modalnya di miliki oleh pemerintah,

sehingga seluruh keuntungan bank ini di miliki oleh pemerintah pula.

b. Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagiab besarnya dimiliki oleh swasta

nasional serta akte pendiriannyapun didirikan oleh swasta, begitu pula

(3)

c. Bank Milik Koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang

berbadan hukum koperasi.

d. Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, bank

milik swasta asing atau pemerintah asing. Keemilikannya dimiliki oleh

pihak luar pihak luar negri.

e. Bank Milik Campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak

swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh

warga negara Indonesia.

3. Dilihat dari segi status

a. Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negri atau

yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.

b. Bank Non Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan

transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan

transaksi seperti bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih

(4)

4. Dilihat dari segi menentukan harga

a. Bank yang dilihat dari fungsi Konvensional

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah aturan perjanjian berdasarkan

hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau

pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

5. Dilihat dari fungsi dan tujuan usahanya

a. Bank Central

Adalah bank yang bertindak sebagai bankers bank pimpinan penguasa

moneter, mendorong dan mengarahkan semua jenis bank yang ada.

b. Bank Umum

Adalah bank milik negara, swasta, maupun koperasi yang dalam

pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro,

deposito, serta tabungan dan dalam usahanya terutama memberikan

kredit jangka pendek.

c. Bank Tabungan

Adalah bank milik negara, swasta maupun koperasi yang dalam

pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk

tabungan sedangkan usahanya terutama memperbanyak dana dengan

kertas berharga.

d. Bank Pembangunan

Adalah bank milik negara, swasta maupun koperasi yang dalam

pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk

(5)

panjang. Sedangkan usahanya terutama memberikan kredit jangka

menengah dan panjang dibidang pembangunan.

2.1.3 Penilaian Kesehatan Bank

Kasmir (2013) untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari

berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank

tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, atau tidak

sehat.

Standar untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan

oleh pemerintah melalui Bank Indonesia. Kepada bank-bank diharuskan

membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun berkala mengenai

seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu.

Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada

peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus

meningkat tidak menjadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan

supaya dipertahankan terus kesehatannya. Akan tetapi bagi bank yang

terus menerus tidak sehat, mungkin harus mendapatkan pengarahan atau

sanksi dari Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank.

Penilaian tingkat kesehatan bank secara kuantitatif dilakukan

terhadap 5 faktor, yaitu faktor permodalan (Capital), kualitas aktiva

produktif (Asset), manajemen, rentabilitas (Earning), dan likuiditas.

(6)

a. Aspek permodalan (CAPITAL)

Penilaian pertama adalah aspek permodalan, dimana aspek ini menilai

permodalan yang dimiliki bank yang didasarkan kepada kewajiban

penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didsarkan pada

CAR (Capital Adequacy Ratio) yang ditetapkan BI, yaitu perlindungan

antara Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko.

b. Aspek Kualitas Aspek Produksi (Asset)

Aktiva produktif sering disebut dengan Earning asset adalah semua

aktiva yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk dapat memperoleh

penghasilan sesuai dengan funsinya. Ada empat macam jenis aktiva

produktif yaitu :

1) Kredit yang diberikan

2) Surat berharga

3) Penempatan dana pada bank lain

4) Penyertaan

Penilaian aset sesuai dengan peraturan BI adalah dengan

membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan

aktiva produktif. Selain itu juga rasio penyisihan penghapusan aktiva

produktif terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan. Klasifikasi

aktiva produktif merupakan aktiva produktif yang telah dilihat

kolektabiilitasnya, yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet.

(7)

Aspek ketiga penilaian kesehatan bank meliputi kualitas manajemen

bank. Untuk menilai kualitas manajemen bank akan mengajukan 250

pertanyaan yang menyangkut manajemen bank yang bersangkutan.

kualitas ini juga akan melihat dari segi pendidikan serta pengalaman

para karyawannya dalam menangani berbagai kasus yang terjadi.

d. Aspek rentabilitas (Earning)

Penilaian aspek ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

meningkatkan keuntungan, juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha

dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Penilaian ini

meliputi ROA atau rasio laba terhadap total asset, dan perbandingan

antara biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO).

e. Aspek Likuiditas (Likuidity)

Aspek kelima adalah penilaian terhadap aspek likuiditas bank. Suatu

bank dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan mampu

membayar semua hutangnya, terutama hutang-hutang jangka pendek.

Selain itu juga bank harus mampu memenuhi semua permohonan kredit

yang layak dibiayai.

Penilaian dalam aspek ini meliputi :

1) Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar

2) Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI,

(8)

2.1.4 Permodalan Bank

Modal bank adalah dana dari pemilik bank yang berupa setoran

modal yang dilakukan pada saat pendirian bank. Dana tersebut dapat

diperoleh dari pemilik bank (pemegang saham), pemerintah, BI,

pihak-pihak luar negeri, maupun dalam negeri (Kuncoro dan Suhardjono, 2002).

Permodalan bagi industri perbankan sangat penting karena berfungsi

sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadinya risiko. Besar kecilnya

modal sangat berpengaruh terhadap kemampuan bank untuk melaksanakan

kegiatan operasinya.

1. Fungsi Modal Bank

Modal bank pada prinsipnya memiliki tiga macam fungsi utama yaitu :

a. Fungsi operasional

b. Fungsi perlindungan

c. Fungsi pengaturan.

Dari tiga fungsi utama tersebut, maka fungsi modal dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1) Untuk melindungi deposan dengan menyanggah semua kerugian atau

bila terjadi insolvensi dan dilikuidasi, terutama bagi sumber dana

yang tidak diasuransikan.

2) Untuk memenuhi kebutuhan gedung, inventaris guna menunjang

(9)

3) Memenuhi ketentuan permodalan minimum yaitu untuk menutupi

kemungkinan terjadi kerugian pada aktiva yang memiliki risiko yang

tidat dapat diperkirakan.

2.1.5 Capital Adequacy Ratio

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan aspek yang mengukur

apakah modal yang dimiliki oleh suatu bank telah memadai untuk

menunjang kegiatan operasionalnya. Menurut Dian (2011) kecukupan

modal merupakan salah satu indikator kemampuan bank dalam menutupi

penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang diderita bank dan digunakan

untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain pihak bank dapat membayar

kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat

mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan.

Faktor yang menilai kecukupan Modal :

1. Kualitas manajemen

2. Likuiditas

3. Kualitas aktiva

4. Hasil usaha dan laba ditahan

5. Kualitas dan integritas manajemen bank

6. Pembebanan biaya

(10)

8. Kualitas prosedur operasi

9. Kemampuan bank memenuhi kebutuhan keuangan

10. Kemampuan yang dihadapi

2.1.6 Resiko

1. Resiko dilihat dari Kredit Bermasalah / Non Performing Loans (NPL)

Kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah

tidak mampu membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank

seperti yang telah diperjanjikan. NPL merupakan kredit bermasalah yang

digunakan untuk menilai kualitas kesehatan bank. Yang atinya NPL

merupakan indikasi adanya masalah dalam bank tersebut yang mana jika

tidak segera mendapat solusi maka akan berdampak pada bank tersebut.

Kredit bermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia merupakan kredit

yang digolongkan dalam kredit Kurang Lancar, kredit Diragukan, dan

kredit Macet (Kuncoro dan Suhardjono, 2002).

NPL ini jika dibiarkan secara terus menerus akan memberikan pengaruh

negatif pada bank. Dampak negatif tersebut salah satunya adalah

mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh bank.

2.1.7 Kualitas Manajemen

1. Net Interest Margin

NIM adalah ratio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

manajemen bank dalam hal terutama dalam hal pengeolaan aktiva

produktif sehingga bisa menghasilkan laba bersih (Anjani, 2011).

(11)

bunga dikurangi beban bunga. Ratio ini sangat dibutuhkan dalam

pengelolaan bank dengan baik sehingga bank-bank yang bermasalah dan

mengalami masalah bisa diminimalisir.

Semakin besar dana pada aktiva produktif maka aktiva

tertimbang menurut resiko bank akan semakin besar. Semakin besar aktiva

tertimbang menurut resiko maka rasio kecukupan modal akan menurun

(Taswan 2006).

2.1.8 Ukuran Bank

Ukuran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecukupan

modal. ukuran bank menggambarkan ukuran yang dilihat dari aset yang

dimiliki, sehingga semakin besar aset yang dimiliki maka semakin besar

modal yang harus dipenuhi (Ssenyonga dan Prabowo, 2006) .ukuran yang

didapat dari total aset yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Ukuran dapat

diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain : total aktiva, log size,

dan lain-lain. Penentuan perusahaan ini didasarkan kepada total aset. Total

aset menggambarkan kamampuan dalam mendanai investasi yang

menguntungkan dan kemampuan yang memperluas pasar serta memiliki

prospek kedepan yang baik.

Bank yang sehat diinterpretasikan dengan kualitas aset yang baik.

Bank dengan kualitas aset yang baik lazimnya pendapatannya juga baik,

akan tetapi besar aset yang dimiliki oleh bank tidak berarti jika seluruhnya

(12)

2.1.9 Likuiditas Bank

Kasmir (2010) mengartikan bahwa likuiditas merupakan rasio untuk

mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

pada saat ditagih. Dengan kata lain dapat membayar kembali pencairan dana

deposannya pada saat diagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang

telah diajukan.

1. Liquid Asset to Total Deposit (LACSF)

Margaretha (2011) Merupakan likuiditas yang dilihat dari jumlah aset

likuid yang dimiliki terhadap jumlah kewajiban yang harus segera

dipenuhi.

Semakin besar dana mengendap pada aset likuid berarti biaya dana yang

ditanggung bank semakin besar tanpa diimbangi dengan pendapatan,

yang akhirnya akan mengakibatkan kerugian dan berkurangnya modal

(Hasibuan, 2008).

2. Ratio of Total Equity to total Liabilities (EQTL)

Margaretha (2011) Merupakan likuiditas bank yang dilihat dari sisi

pasiva yaitu dari total ekuitas yang dimiliki terhadap jumlah kewajiban

yang harus dipenuhi. Likuid pasiva yang tinggi menandakan bahwa bank

memiliki dana lebih besar pada sisi pasiva yang berasal dari dana pihak

ketiga yang kemudian digunakan sebagai modal tambahan. Penambahan

(13)

2.1.10 Profitabilitas

Menurut Kasmir (2010) rentabilitas rasio sering disebut profitabilitas

usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan

profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.Analisis rasio

profitabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat

efisiensi usaha dan keuntungan yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.

Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk

mengukur tingkat kesehatan keuangan bank (Ruwaida 2011).

Profiabilitas suatu bank dalam analisa CAMEL meliputi besarnya

rasio laba sebelum pajak diperoleh terhadap total asset (ROA), dan rasio

beban operasional terhadap pendapatan operasional bank (BOPO). Tetapi

pada penelitian ini dalam pengukuran profitabilitas peneliti memilih

pendekatan Return on Assets(ROA), karena dengan menggunakan ROA

memperhitungkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba

secara keseluruhan.ROA menunjukkan efektivitas perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan asset yang dimiliki.

Semakin tinggi laba yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula ROA,

yang berarti bahwa perusahaan semakin efektif dalam penggunaan aktiva

untuk menghasilkan keuntungan. Mengukur tingkat profitabilitas

merupakan hal yang penting bagi bank, karena (profitabilitas) yang tinggi

merupakan tujuan setiap bank. Return On Assets (ROA) merupakan

kemampuan dari modal yang diinvestasikan ke dalam seluruh aktiva

(14)

Untuk menghasilkan keuntungan. ROA menggunakan laba sebagai

salah satu cara untuk menilai efektivitas dalam penggunaan aktiva

perusahaan dalam menghasilkan laba.

2.2 Kerangka pemikiran

Penelitian ini mengkaji pengaruh Resiko, kualitas manajemen, ukuran,

likuiditas dan profitabilitas terhadap Capital Adequacy Ratio Bank-Bank

yang Terdaftar di BEI.

Terdapat dua variabel yakni variabel Dependen dan Variabel Independen.

Variabel Dependen yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR)

Varaibel Independen antara lain : Resiko yang dilihat dari variabel non

performing loans berpengaruh terhadap CAR, kualitas manajemen yang

dilihat dari variabel net interest margin berpengaruh terhadap CAR, ukuran

bank berpengaruh terhadap CAR, likuiditas bank dibagi menjadi dua variabel

antara lain Liquid Asset to Total Deposit dan Ratio of Total equity to total

Liabilities (EQTL) berpengaruh terhadap CAR.

1. Pengaruh NPL terhadap CAR

NPL Merupakan kredit bermasalah yang merupakan salah satu kunci

untuk menilai kualitas kinerja bank.Apabila semakin tinggi NPL maka

tunggakan bunga kredit semakin tinggi sehingga menurunkan pendapatan

bunga dan CAR akan turun pula. Beberapa hasil penelitian empiris

mengenai pengaruh NPL terhadap CAR dilakukan oleh Margaretha

(2011) dengan penelitian yang dilakukan pada bank-bank umum periode

(15)

signifikan terhadap CAR. Sedangkan menurut penelitian Dewa Ayu

Anjani (2011) NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

CAR.

2. Pengaruh NIM terhadap CAR

Net Interest Margin (NIM) adalah rasio dalam pengelolaan aktiva

produktif untuk mendapatkan pendapatan bunga bersih sebagai alat dalam

pengukuran kemampuan manajemen bank. Semakin besar dana pada aktiva

produktif maka aktiva tertimbang menurut resiko bank akan semakin besar.

Semakin besar aktiva tertimbang menurut resiko maka rasio kecukupan

modal akan menurun (Taswan 2006).Mengenai pengaruh NIM terhadap

CAR, penelitian Hadinugroho (2012) dan Dewa Ayu Anjani (2011)

menyatakan bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.

Sedangkan Margaretha (2011) menyatakan NIM berpengaruh negatif dan

sinifikan terhadap CAR.

3. Pengaruh ukuran bank terhadap CAR

Ukuran bank (SIZE) juga merupakan faktor penting dalam mempengaruhi

rasio permodalan. Variabel ukuran (SIZE) menggambarkan ukuran

perusahaan dilihat dari aset. Sehingga semakin besar aset yang dimiliki

maka semakin besar modal yang dapat dipenuhi (Prabowo, 2006) . Dari

hasil penelitian Margaretha (2011) ukuran bank mempunyai pengaruh

(16)

4. Pengaruh Liquid aset to total deposit terhadap CAR

Margaretha (2011) Likuiditas yang diukur dari variabel Liquid Asset to

Total Deposit (LACSF) menggambarkan likuiditas yang dilihat dari jumlah

aset likuid yang dimiliki terhadap jumlah kewajiban yang harus segera

dipenuhi. Semakin tinggi likuiditas asset yang dimiliki bank dalam arti

bahwa bank menaruh dana lebih besar pada kas giro pada BI, atau giro pada

bank lain yang merupakan aktiva yang tidak produktif (tidak menghasilkan

keuntungan), sehingga loanable funds (dana yang dapat digunakan

sebagaipinjaman) yang dapat menghasilkan keuntungan akan berkurang

porsinya. Dalam penelitian Margaretha (2011) LACSF berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap CAR.

5. Pengaruh Ratio of total equity total liabilities terhadap CAR

Margaretha (2011) Variabel Equity to Total Liabilities (EQTL) yang

menunjukkan likuiditas bank yang dilihat dari sisi pasiva yaitu dari total

ekuitas yang dimiliki terhadap jumlah kewajiban yang harus dipenuhi.

Likuiditas pasiva yang tinggi menandakan bahwa bank memiliki dana lebih

besar pada sisi pasiva yang berasal dari dana pihak ketiga yang kemudian

digunakan sebagai modal tambahan. Dalam penelitian Margaretha (2011)

EQTL berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.

6. Pengaruh profitabilitas terhadap CAR

Menurut kasmir (2010) ROA digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Semakin

(17)

bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan asset (Dendawijayan, 2005). Dalam penelitian (Feby Loviana,

2014) profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pemikiran dalam teori ini

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka pemikiran Resiko :

1. NPL

Kualitas Manajemen :

1. Net Interest Margin (NIM)

Ukuran Bank (size)

Likuiditas Bank : 1. Liquid Asset to Total

Deposit (LACSF)

Profitabilitas Bank

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Variabel Independent

Variabel Dependen

Likuiditas Bank : 2. Ratio of total equity to

total liabilities (EQTL)

(18)

2.3 Hipotesis

Berdasarkan Kerangka Pemikiran maka hipotesis penelitiannya adalah :

H1 : Terdapat pengaruh negatif resiko dari kredit bermasalah (non performing

loans) terhadap CAR.

H2 : Terdapat pengaruh negatif kualitas manajemen dilihat dari net interest

margin (NIM) terhadap CAR.

H3 : Terdapat pengaruh positif ukuran bank terhadap CAR.

H4 : Terdapat pengaruh negatif likuiditas bank yang dilihat liquid asset to

total deposit (LACSF) terhadap CAR.

H5 : Terdapat pengaruh positif likuiditas bank yang dilihat dari ratio of total

equity to total liabilities (EQTL) terhadap CAR.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

(2006), “Analisis faktor psikologis konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian roti merek Citarasa di Surabaya”, skripsi S1 di jurusan Manajemen Perhotelan, Universitas

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

Semoga buku ini memberi manfaat yang besar bagi para mahasiswa, sejarawan dan pemerhati yang sedang mendalami sejarah bangsa Cina, terutama periode Klasik.. Konsep

Project : Embankment Rehabilitation and Dredging Work of West Banjir Canal and Upper Sunter Floodway of Jakarta Urgent Flood Mitigation Project (JUFMP/JEDI) – ICB Package

Regulasi • Belum adanya national policy yang terintegrasi di sektor logistik, regulasi dan kebijakan masih bersifat parsial dan sektoral dan law enforcement lemah.. Kelembagaan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI.. : Survey Pada Peserta Didik Kelas X IIS Di SMA Negeri

Pada bagian tubuh manakah saudara merasakan keluhan nyeri/panas/kejang/mati4. rasa/bengkak/kaku/pegal?.. 24 Pergelangan

Edukasi pada program acara Asyik Belajar Biologi dalam Mata Pelajaran. IPA