• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUJIAN KESETIAAN SEMUT:ANTARA TEMAN DAN MAKANAN (ANT S LOYALTY TEST: BETWEEN MATE AND MEAT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUJIAN KESETIAAN SEMUT:ANTARA TEMAN DAN MAKANAN (ANT S LOYALTY TEST: BETWEEN MATE AND MEAT)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

67 PENGUJIAN KESETIAAN SEMUT:ANTARA TEMAN DAN MAKANAN

(ANT’S LOYALTY TEST: BETWEEN MATE AND MEAT)

Nadya Khairussyifa1, Zahra Annisa Fitri1, Dra. Ipa Ratna M.Pd2 1Siswa SMA Negeri 1 Medan, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia

2Guru SMA Negeri 1 Medan, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia

Email : nadyasyifa2003@gmail.com, zahraannisafitri@gmail.com

ABSTRACT

Ants are known as hard-working and loyal animal. This common assumption comes by seeing ants’ life as colony which find food together. The purpose of this study was to find out the level of ants’ loyalty—or caring—to the others which in difficult (being trapped), while there were some food beside the trap in the same time.Direct observation of behavior of 30 ants (Camponotus pennsylvanicus) in SMA Negeri 1 Medan on February 24, 2019, at 1.30 – 4 PM. There were two independent variables—number of trapped ants and kind of food—and a control variable, which is the duration of research time (seven minutes).The more ants was trapped, the more ants tried to help, in spite of food around them. This is caused by increasing pheromones emitted by trapped ants.Ants are loyal animal.

Keywords: Ants, loyal, friends, food.

ABSTRAK

Semut dikenal sebagai hewan yang pekerja keras dan setia kawan. Asumsi umum ini lahir dari cara hidup semut yang berkoloni dan mencari makan bersama-sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesetiaan—atau kepedulian—semut kepada temannya yang kesulitan (terperangkap) jika dihadapkan pula pada sejumlah makanan di sebelah perangkap tersebut.Observasi langsung terhadap tingkah laku 30 semut (Camponotus pennsylvanicus) di lingkungan SMA Negeri 1 Medan pada 24 Februari 2019 pukul 13.30 s.d. 16.00 WIB. Penelitian memuat dua variabel bebas–jumlah semut terperangkap dan jenis makanan—serta satu variabel kontrol, yakni lama waktu penelitian (tujuh menit).Semakin banyak semut terperangkap, semakin banyak semut yang mencoba menolong, meskipun

(2)

68 terdapat makanan di sekitar mereka. Hal ini dikarenakan feromon yang dipancarkan oleh semut yang terperangkap semakin kuat.Semut adalah hewan yang setia kawan.

Kata kunci: Semut, setia, teman, makanan.

PENDAHULUAN

Semut (Hymenoptera: Formicidae) adalah serangga yang ditemukan hampir pada setiap jenis ekosistem, kecuali di daerah kutub, dan memiliki beragam peran dalam ekosistem. Jumlahnya sangat melimpah, baik di kepulauan maupun di daratan yang luas, dan diperkirakan mencapai 15.000 spesies (Bolton, 1994).

Keberadaan semut sebagai kelompok serangga –yang paling melimpah—hampir ditemukan pada semua habitat terestrial (Hölldobler and Wilson, 1990). Distribusinya luas dan mampu bertahan dalam berbagai iklim (Ramachandra and Ajay, 2007). Beberapa kelompok semut dapat beradaptasi sangat baik di lingkungan permukiman manusia (Buczkowski and Douglas, 2012).

Hubungan manusia dengan serangga urban, termasuk semut, telah dimulai sejak keberadaan manusia (Robinson, 1966). Dengan kata lain, manusia sudah tidak asing dengan semut yang berkeliaran. Bahkan, manusia sudah membangun asumsi umum terhadap semut berkaitan dengan sifatnya. Contohnya, semut adalah hewan pekerja keras sekaligus hewan yang setia kawan.

Semut hidup berkelompok di dalam tanah, membuat liang dan ruang yang bertingkat-tingkat sebagai rumah dan gudang untuk menyimpan makanan (Soenarjo, 1971). Sebagai serangga sosial—karena cara hidupnya yang berkelompok—semut selalu bekerja sama, khususnya dalam mengumpulkan makanan. Semut memiliki daya juang yang tinggi serta rela berkorban untuk kepentingan bersama (Rina, 2012)

Melihat pola hidup semut yang selalu berkoloni, serta mendengar asumsi umum bahwa semut adalah pekerja keras yang setia, maka kami ingin membuktikan hal tersebut melalui penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya kepedulian dan kesetiaan semut kepada temannya jika semut dihadapkan pada dua pilihan: setumpuk makanan manis dan semut yang terperangkap. Selain itu, kami juga ingin mengetahui seberapa besar kesetiaan itu—sesama anggota koloni semut—dengan melihat perbandingan antara jumlah semut yang menolong temannya dan jumlah semut yang memilih mengambil makanan.

(3)

69 METODE PENELITIAN

Penelitian berupa observasi langsung terhadap tingkah laku sekelompok semut apabila terdapat sejumlah semut lain yang terperangkap pada lengketnya double tip pada sebuah kertas, sementara terdapat makanan di sekitar area tersebut, dengan jarak dari posisi awal 30 semut ke perangkap semut dan makanan adalah sama.

Gambar 1. Rancangan tata letak alat dan bahan saat penelitian berlangsung

Penelitian dilakukan di lingkungan SMA Negeri 1 Medan pada 24 Februari 2019 selama dua jam, dari pukul 13.30 s.d. 16.00 WIB. Objek penelitian ini adalah semut tukang kayu atau Camponotus pennsylvanicus yang terdapat di taman belakang SMA Negeri 1 Medan.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah jumlah semut yang terperangkap (5 [lima], 10 [sepuluh], dan 20 [dua puluh]) serta jenis makanan (gula dan nasi). Variabel kontrol pada penelitian ini adalah waktu penelitian, yakni selama 7 (tujuh) menit. Variabel terikat pada penelitian ini adalah jumlah semut lainnya (dengan total 30 semut) yang memilih menolong teman atau mengambil makanan. Penelitian dilakukan selama dua setengah jam, dengan rincian sebagaimana tertera pada Tabel 1.

Pengumpulan sampel dilakukan dengan cara menangkap semut menggunakan tangan yang dilapisi sarung tangan plastik (Gambar 2). Semut yang akan diperangkap diletakkan pada selembar kertas yang di atasnya terdapat bahan perekat, sementara semut

(4)

70 yang berjumlah 30 diletakkan dalam botol plastik berukuran kecil, kemudian diletakkan di bawah tutup gelas plastik sebelum dilepas (Gambar 3 dan 4).

Tabel 1. Rincian Waktu Penelitian

Waktu Keterangan Kegiatan

13.30 s.d. 14.00 Penataletakan alat dan bahan 14.00 s.d. 14.30 Pengumpulan sampel 14.30 s.d. 14.40 Penelitian 1

Jumlah semut terperangkap: 5 Jenis makanan: nasi dan gula 14.40 s.d. 15.10 Pengumpulan sampel 14.10 s.d. 15.20 Penelitian 2

Jumlah semut terperangkap: 10 Jenis makanan: nasi dan gula 15.20 s.d. 15.50 Pengumpulan sampel 15.50 s.d. 16.00 Penelitian 3

Jumlah semut terperangkap: 20 Jenis makanan: nasi dan gula

Data yang dikumpulkan meliputi data kuantitatif (jumlah semut yang menolong teman atau menghampiri makanan, baik gula maupun nasi) dan data kualitatif (pola perilaku 30 semut sampel terhadap kondisi tersebut).

Gambar 2.Pengumpulan semut - Pemosisian semut, nasi, dan gula.Tiga puluh semut masih diposisikan di bawah tutup gelas plastik

Gambar 3.yang telah diberi ventilasi udara—sebelum siap dilepas untuk penelitian tujuh menit per percobaan

(5)

71 Gambar 4.Penelitian semut.Tampak semut menyebar: menolong semut lainnya,

menghampiri nasi atau gula, atau melarikan diri. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Hasil penelitian menemukan adanya 4 (empat) perilaku dari 30 semut yang dilepas selama tiga kali percobaan, yakni (1) mendekati perangkap semut, (2) menghampiri nasi, (3) menghampiri gula, dan (4) pergi begitu saja (Gambar 5 dan Tabel 2).

Gambar 5.Grafik perilaku semut

Selain itu, terdapat pula perbedaan adalah persebaran jalur yang dilalui oleh 30 semut yang dilepas. Semakin merah jalur, semakin banyak semut yang melalui jalur tersebut (Gambar 6).

(6)

72 Tabel 2. Rincian Perilaku Semut

Gambar 6.(kiri ke kanan) Persebaran jalur yang dilalui semut pada penelitian pertama yang menggunakan lima semut untuk diperangkap- sepuluh semut untuk

diperangkap- dua puluh semut untuk diperangkap. Pembahasan

Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 30 semut bebas dan sejumlah semut terperangkap (5 pada percobaan pertama, 10 pada percobaan kedua, dan 20 pada percobaan ketiga).

Sejak awal, jumlah semut yang memilih untuk menolong temannya lebih banyak dibandingkan kelompok semut yang melakukan hal lain. Bahkan, tidak sedikit jumlah semut yang ikut terperangkap saat menolong temannya, tetapi setelah berhasil lepas, dia kembali mencoba menolong temannya yang belum bisa melepaskan diri.

Kendati demikian, penelitian menunjukkan bahwa grafik yang meningkat secara konstan adalah grafik jumlah semut yang memilih nasi, meskipun jumlahnya masih berada di bawah jumlah semut yang mencoba menolong temannya.

5 semut terperangkap 10 semut terperangkap 20 semut terperangkap

Mendekati semut 18 20 16

Menghampiri nasi 5 8 12

Menghampiri gula 4 2 1

Pergi begitu saja 3 + 0 + 1 +

(7)

73 Penggunaan semut yang sama sebagai objek penelitian menjadi alasan mengapa pada percobaan terakhir, yakni dengan 20 semut terperangkap, jumlah semut yang mendekati nasi justru bertambah. Sebagian besar semut tampaknya kehabisan energi setelah sebelumnya terperangkap, baik karena menjadi semut yang sengaja diperangkap maupun terperangkap akibat mencoba menolong temannya. Mereka membutuhkan energi untuk beraktivitas kembali sehingga mereka memilih nasi daripada menolong teman mereka. Walau demikian, jumlah semut yang mencoba menolong tetap lebih banyak.

Gambar 7. (kiri ke kanan) Seekor semut tengah membantu temannya untuk melepaskan diri dari kertas perekat berwarna birupada percobaan pertama. - Seekor semut tengah membantu temannya (di sebelah kanan) dari area biru yang tidak terdapat perekat (di sebelah kiri) pada

percobaan kedua. - Semut yang mengerumuni nasi pada percobaan ketiga

Sebaliknya, pada setiap percobaan, jumlah semut yang memilih gula cenderung sedikit dan semakin sedikit. Setiap jenis semut memang memiliki preferensi jenis makanan yang berbeda-beda, tetapi tampaknya semut tukang kayu—yang digunakan sebagai objek penelitian kali ini—memiliki kesamaan dengan semut Argentina, yakni cenderung memilih makanan yang lebih berkarbohidrat (Rust dkk, 2000)

Terdapat pula kelompok semut yang melarikan diri walaupun persentasenya hanya 3—9% dari total objek penelitian. Selain akibat tinggi pembatas lokasi penelitian yang tidak terlalu tinggi—sehingga masih bisa dilewati oleh semut—hal ini disebabkan oleh kondisi semut yang tidak dapat melihat dan mendengar seperti manusia. Semut tidak dapat melihat dan mengenali secara langsung benda yang berada di hadapannya, apalagi dengan ukurannya yang lebih kecil daripada benda-benda tersebut. Benda-benda tersebut termasuk nasi dan gula, bahkan teman-temannya yang terperangkap.

(8)

74 Dalam melakukan aktivitasnya, semut bergantung satu sama lain memancarkan feromon. Feromon adalah zat kimiawi yang ada pada hewan yang memungkinkan mereka berkomunikasi dengan anggota koloni yang lain.

Ketika feromon disekresikan oleh salah satu semut, feromon dapat dicium oleh semut yang lain. Saat semut menyekresi feromon sebagai isyarat, maka semut yang lain akan menanggapinya.

Dalam langkah penelitian, semut-semut diangkut dalam gelas ataupun botol plastik. Kemudian, semut-semut diletakkan dan dibebaskan di area penelitian tanpa menginjakkan kaki di wilayah tersebut sebelumnya. Situasi ini berbeda dengan situasi semut yang tengah baris berbaris mencari makanan. Dalam kondisi itu, semut mengetahui ke mana mereka harus pergi karena telah ada jejak feromon dari semut sebelumnya.

Oleh karena itu, beberapa semut yang langsung keluar begitu tutup gelas plastik diangkat bergerak tanpa tujuan yang jelas. Pada umumnya mereka akan berjalan lurus sampai menemukan dinding pembatas, kemudian menyusuri dinding tersebut. Hal ini menyebabkan jalur yang paling banyak dilewati semut adalah di dekat dinding pembatas.

Sementara itu, semut yang bergerak kemudian umumnya mengikuti jejak semut-semut sebelumnya sehingga tercipta beberapa jalur persebaran atau dengan kata lain, tidak setiap area di dalam lokasi penelitian dilewati oleh semut.

Berfokus pada tingkah laku semut dalam menolong temannya yang terperangkap, rata-rata semut akan mencoba menolong dengan cara menarik temannya keluar dari sisi samping perangkap. Perangkap yang berupa alat perekat tidak jarang membuat mereka terluka. Oleh karena itu, kesetiaan semut justru semakin terwujud ketika semut yang terperangkap telah keluar dari perangkapnya.

Gambar 8. (kiri ke kanan) Semut yang membawa temannya yang terluka pada percobaan pertama dan ketiga

(9)

75 Para semut yang bebas tampak tidak meninggalkan semut yang terperangkap dan yang terluka begitu saja.

SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Semut adalah hewan yang setia kepada rekan-rekannya sesama semut. Komunikasi mereka dilakukan menggunakan feromon. Oleh karena itu, semut satu dengan yang lain pada umumnya saling mengikuti. Ketika ada semut yang terperangkap dan terluka, semut yang lain menghampiri—disebabkan adanya sinyal feromon—untuk mencoba menolong.

Meskipun jumlah semut yang menolong tetap lebih banyak, tetapi jumlah semut yang cenderung meningkat adalah semut yang menghampiri nasi. Hal ini disebabkan karena penggunaan semut yang sama sebagai objek beberapa kali percobaan sehingga mereka sangat membutuhkan energi pada percobaan terakhir. Sementara itu, gula cenderung tidak dihampiri karena nasi mengandung lebih banyak karbohidrat.

Kendati demikian, mereka tidak meninggalkan teman mereka. Bahkan ada beberapa semut yang pergi menghampiri nasi seraya membawa rekannya sesama semut.

Saran

Untuk penelitian selanjutnya mengenai kesetiaan semut kepada temannya, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.Pertama, wilayah penelitian perlu dibatasi lebih ketat sehingga tidak ada semut yang keluar. Untuk jenis semut tukang kayu, pembatas yang tinggi dapat digunakan.Kedua, semut yang digunakan dalam penelitian yang satu dengan yang lain sebaiknya semut yang benar-benar berbeda. Apabila semut yang sama kembali digunakan, kemungkinan dia sudah memakan makanan yang telah disediakan sehingga dia tidak berminat lagi untuk memilih makanan—bukan semata-mata karena faktor teman atau makanan—atau sebaliknya, yakni dia terperangkap dan kehabisan energi pada percobaan sebelumnya sehingga pada percobaan berikutnya, dia lebih memilih makanan.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Antonius Prasetya. 2016. Metamorfosis Semut sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Lukis, [online], (http://journal.student.uny.ac.id, diakses tanggal 30 Januari 2019)

Ariusmedi, Berri Oktariza Sandra Suib Awrus. 2013. Semut sebagai Objek dalam Karya Digital Painting, [online], (http://ejournal.unp.ac.id, diakses tanggal 30 Januari 2019)

(10)

76 Chong, Kim-Fung, dan Chow-Yang Lee. 2006. Food Preferences and Foraging Activity of Field Populations of A Pest Ant, Tapinoma indicum (Hymenoptera: Formicidae), [online], (http://chowyang.com, diakses tanggal 25 Februari 2019)

Green, Emily K. 2012. World of Insects: Ants. Minnesota: Bellwether Media.

Hasriyanty, Akhmad Rizali, dan Damayanti Buchori. 2016. Keanekaragaman Semut dan Pola Keberadaannya pada Daerah Urban di Palu, Sulawesi Tengah, [online], (http://pei-pusat.org, diakses tanggal 30 Januari 2019)

Jayana, Thoriq Aziz. 2015. Meneladani Semut dan Lebah. Jakarta: Elex Media Komputindo. Kareri, Ivo Ayrin. 2017. Jenis-Jenis Semut (Hymenoptera: Formicidae) pada Rumah Tangga di

Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, [online], (http://scholar.unand.ac.id, diakses tanggal 30 Januari 2019)

Latumahina, Fransina S., dan Agus Ismanto. 2011. Pengaruh Alih Fungsi Lahan terhadap Keanekaragaman Semut dalam Hutan Lindung Gunung Nona-Ambon, [online], (http://jurnal.fkip.uns.ac.id, diakses tanggal 30 Januari 2019)

Melya, Nisa. 2017. Jenis-Jenis Semut (Hymenoptera: Formicidae) pada Perumahan di Kecamatan Rauh, Padang, Sumatera Barat, [online], (http://scholar.unand.ac.id, diakses tanggal 30 Januari 2019)

Musa, Rami. 2010. Ant Colony Optimization Algorithm to Solve for The Transportation Problem of Cross-docking Network, [online], (https://sciencedirect.com, diakses tanggal 31 Januari 2019)

Tizghadam, Ali, Massound Hashemi, dan Alberto Leon-Garcia. 2005. Investigation of Ant Colony Algorithm in Multiple Traffic Flow Environments, [online], (https://researchgate.net, diakses tanggal 31 Januari 2019)

Gambar

Gambar 1. Rancangan tata letak alat dan bahan saat penelitian berlangsung
Gambar 2.Pengumpulan semut - Pemosisian semut, nasi, dan gula.Tiga puluh semut masih  diposisikan di bawah tutup gelas plastik
Gambar 5.Grafik perilaku semut
Gambar 6.(kiri ke kanan) Persebaran jalur yang dilalui semut pada penelitian  pertama yang menggunakan lima semut untuk diperangkap- sepuluh semut untuk
+3

Referensi

Dokumen terkait

melakukannya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya yang dibutuhkan dalam pembubutan, antara lain : kecepatan potong, kedalaman potong, pemakanan, material benda

Perangkingan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi relatif Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Caruban didasarkan pada Jumlah Pelayanan Sosial, Jumlah

Hasrat Malaysia untuk berbaik-baik dan mengadakan kerjasama dengan negara-negara jiran tetap diteruskan walaupun dua buah pertubuhan yang dibentuk sebelum ini iaitu ASA dan

Temuan menunjukkan diposisi matematik siswa pada kelas pembelajaran kontektual dan strategi formulate-share-listen-create berada pada katagori cukup baik (82,80

Dengan demikian, karakter musikal yang cenderung mengarah pada karakter yang kompleks dalam karya komposisi musik dari Sang Nyoman, sesungguhnya adalah bagian dari.. perjalanan proses

Cara tersebut adalah dengan mengembangkan program simulasi ujian ZIDS online berbasis aplikasi LMS Moodle, yang dapat membantu mahasiswa mempersiapkan diri dengan baik

Berdasarkan hasil analisis faktor terhadap lima dimensi jasa Restoran Sangkuriang yang mempengaruhi preferensi konsumen dapat diketahui faktor yang memiliki kontribusi yang

Melalui upaya dakwah bilisan hal pembinaan dan penyuluhan masyarakat desa melalui program Desa binaan keluarga sakinah (DBKS) kemudian dapat menfokuskan diri pada