Latar Belakang
Terdapat penurunan produktivitas di
hampir 4 kecamatan
, kecamatan
porong
dengan penurunan jumlah produksi
tertinggi yaitu sebesar
25,93%
dan
kecamatan
Jabon
sebesar
21,28 %
,
sehingga dari total keseluruhan produksi
terjadi penurunan dari
7 kecamatan
tersebut yaitu sebesar 24,81 %.
Perikanan merupakan salah satu
Sector unggulan di Sidoarjo.
Hasil studi dari Sudinno, 2009
menunjukkan bahwa secara kualitatif
perairan Sidoarjo mempunyai nilai
indeks
pencemaran (13,3433)
maka perairan
pesisir
Sidoarjo
tercemar
berat.
Sedangkan di kabupaten Sidoarjo.
Pencemaran kawasan pesisir sangat
berdampak pada produktivitas perikanan
di Sidoarjo karena lebih dari
90%
perikanan berasal dari perikanan laut dan
air payau
.
Perbandingan potensi perikanan
air payau dan air tawar
yang
belum dimanfaatkan menurut
Sarnita et al (2001); Ditjen.
Perikanan Budidaya (2004); dan
DKP
(2008)
dalam
dahuri.
wordpress.com
adalah sebagai
berikut :
Perikanan air payau (perikanan
pesisir)
780.000 ha
Perikanan air tawar (perikanan
darat)
2.521.622 ha
Lanjutan…
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTORAL DAN SPASIAL
KABUPATEN SIDOARJO 2008-2028 :
Pengembangan kawasan budidaya untuk sektor perikanan dan kelautan
diarahkan pada
pengembangan pertambakan dan kolam
air tawar
dengan luas rencana pengembangan
15.766,2 Ha
.
Wilayah pertambakan berada di
Kec. Waru, Buduran, Sedati,
Sidoarjo, Candi , Tanggulangin, Porong dan Jabon
.
Sedangkan wilayah kolam air tawar berada di
18 Kecamatan
Rumusan Masalah
Hasil studi dari Sudinno, 2009 menunjukkan bahwa secara kualitatif
perairan Sidoarjo mempunyai nilai indeks pencemaran (13,3433)
maka perairan
pesisir Sidoarjo tercemar berat
. Hal ini berdampak pada
hasil perikanan budidaya air payau
yang terus menurun
dari tahun.
(BPS 2006-2008) Padahal sector perikanan merupakan sector
unggulan di kabupaten Sidoarjo.
Kegiatan perikanan budidaya dapat dilakukan di lingkungan perairan
laut (
mariculture
), perairan payau/tambak (
brackishwater
), atau
di perairan tawar. Sedangkan di Sidoarjo perikanan
tambak air tawar
masih belum optimal
, hanya menyumbangkan
sekitar 0.56 %
dari
total produksi perikanan Sidoarjo.
48.81 % kawasan Sidoarjo
merupakan perairan air tawar
dengan ketinggian 3-10 m. (Laporan
Tahunan DKP SIdoarjo 2009). Karakteristik kawasan ini merupakan
kawasan potensial perikanan air tawar.
Pertanyaan penelitian dalam penelitian ‘Penentuan Alternatif Lokasi
Tambak Air Tawar di Kabupaten Sidoarjo’ adalah
apa saja faktor
1.
Teridentifikasi kriteria penentu lokasi tambak
air tawar di Kabupaten Sidoarjo
2.
Penentuan bobot setiap kriteria penentu
lokasi tambak air tawar di Kabupaten
Sidoarjo
3.
Teridentifikasi
lokasi
pengembangan
tambak air tawar di Kabupaten Sidoarjo
Menentukan Lokasi pengembangan tambak air
tawar di Kabupaten Sidoarjo
Adapun ruang lingkup substansi pada
penelitian ini
meliputi Teori Lokasi, Teori
Tata Guna Lahan, Pendekatan Ambang
Batas, Karakteristik tambak air tawar.
Ruang lingkup penelitian ini adalah
seluruh kecamatan
yang ada di
kabupaten Sidoarjo. Peta wilayah studi
dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Manfaat yang ingin dicapai adalah memberikan
masukan mengenai penentuan lokasi tambak air tawar
di bidang ilmu teori lokasi perencanaan wilayah dan
kota.
Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini
adalah memberikan rekomendasi kepada pemerintah
Kabupaten Sidoarjo terkait dengan pembuatan
kebijakan dalam penggunaan lahan dan masukan
dalam pengembangan kawasan Minapolitan di
kabupaten Sidoarjo.
Dasar Teori
Kesimpulan
Indikator
Penelitian
Mather (1986) Teori Tata Guna Lahan
- Fisik Lahan
- Kekuatan Ekonomi
- Fisik Lahan
- Sosial Ekonomi
- Institusi
- Bahan Baku
- Tata Guna Lahan
- Infrastruktur
- Bebas
dari
Bencana
- Fisik Lahan
- Sosial-Ekonomi
- Bahan Baku
- Tata
Guna
Lahan
- Infrastruktur
- Bebas
dari
bencana
Barlowe
(1986) Teori Tata Guna Lahan
- Fisik dan biologis
- Pertimbangan ekonomi
- Institusi (kelembagaan)
Hoover dan Giarratani (Teori Lokasi)
- Bahan Baku
- Permintaan
Von Thunen (Teori Lokasi Pertanian)
Lokasi dalam radius pasar
Kozlow(Teori
pendekatan
Keterbatasan ambang batas)
- Keterbatasan pembangunan
Kodoatie (2005)
- Infrastruktur
Teori Tata Guna Lahan
Pendekatan Ambang Batas Teori lokasi Teori Von thunen
Study Lain Ketersediaan Infrastruktur Fisik Lahan Sosial Ekonomi Bahan Baku Permintaan
Lokasi Dalam radius Pasar Keterbatasan Pembangunan Infrastruktur Jalan Pengaruh BencanaBencana Sosial Ekonomi
Tata Guna Lahan
- Topografi - Kelerengan - Jarak Sungai - Jenis Tanah
Jarak Sumber Bibit Jarak Sumber Pakan
Pengaruh Jarak Infrastruktur Jalan Pengaruh Terhadap Bencana - Jumlah Tenaga - Kelompok Umur - Kepadatan - Radius Pasar Pengaruh berbagai jenis Tata Guna Lahan
Skema Sintesis Kajian Pustaka
Pendekatan
positivisme
konsep yang dihasilkan
monotetis
Termasuk penelitian
deduktif
Indikator
Variabel
Fisik Lahan
Jarak dengan Sungai,
Curah hujan,
Kelerengan,
Jenis tanah
Sosial Ekonomi
Tenaga Kerja
Kelompok Umur Kerja
Lokasi Dalam Radius Pasar
Kepadatan Penduduk
Bahan Baku
Jarak Sumber Pakan
Jarak Sumber Bibit
Tata Guna Lahan
Pengaruh kawasan permukiman
Pengaruh kawasan perdagangan dan
jasa
Pengaruh kawasan Industri
Pengaruh kawasan polusi kendaraan
bermotor.
Pengaruh kawasan tambak air payau
Infrastruktur
Infrastruktur Jalan
Indikator Variabel Definisi Operasional
1.Fisik Lahan Kelerengan Kemiringan lahan tiap satuan wilayah dalam derajat (o) atau
persen (%)
Jenis tanah Klasifikasi macam tanah
Jarak dengan Sungai Kedekatan kegiatan tambak air tawar dengan sungai
Curah hujan Intensitas jatuhnya air hujan dalam satuan wilayah tiap satuan waktu (mm/th)
2.Sosial
Ekonomi Jumlah Kelompok Umur Kerja Jumlah angkatan kerja tiap kecamatan Jumlah tenaga kerja Jumlah tenaga kerja tiap kecamatan
Lokasi Dalam Radius Pasar Lokasi berada pada radius pasar menurut teori Von Thunen
Kepadatan Penduduk Permintaan suatu kawasan terhadap komoditas ikan berdasarkan
kepadatan penduduk
3.Bahan Baku Kedekatan dengan sumber bibit Jarak lokasi tambak terhadap lokasi bahan baku bibit Kedekatan dengan sumber
pakan Jarak lokasi tambak terhadap lokasi sumber pakan
4. Tata Guna
Lahan Pengaruh guna lahan permukiman Ada atau tidaknya guna lahan permukiman
Pengaruh guna lahan
perdagangan dan jasa Ada atau tidaknya guna lahan perdagangan dan jasa
Pengaruh guna lahan industry hingga radius polusi
Industri
atau tidaknya guna
lahan industri hingga radius polusi berdasarkan jenis-jenis industrinya.
Pengaruh guna lahan tambak air
payau Ada atau Tidaknya guna lahan tambak air payau
Pengaruh kawasan polusi
jaringan jalan Ada atau Tidaknya kawasan jaringan jalan hingga radius polusi jalan.
5.
Infrastruktur - Jarak lokasi tambak dengan infrastruktur jalan
6. Pengaruh
Data
Sumber
Metode
-
Literatur
-
Data Instansi
-Buku, hasil penelitian, tugas akhir,
serta artikel di internet dan media massa
- Data – data dan informasi dari instansi
terkait
Survey
Sekunder
- Pola pemanfaatan ruang
- Persebaran pasar
- Persebaran lokasi bibit dan
pakan
- Kondisi infrastruktur Jalan
Lokasi penelitian
Observasi
-Potensi dan permasalahan
wilayah studi
Instansi pemerintah Bappeda, Dinas
Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas
Pengairan, Kantor Kecamatan (PPL),
Akademi Perikanan Sidoarjo dan
Pembudidaya
Wawancara
- Penentuan faktor dan
Pembobotan faktor dalam
menentukan lokasi tambak
air tawar
Pemerintah, akademisi dan Masyarakat
Indikator Variabel Data Yang Dibutuhkan Sumber Data 1.Fisik
Lahan Kelerengan Kelerengan tanah yang dihitung dari prosentase (%)/derajat (O) Hasil olahan Peta SRTM dan Jurusan Geomatika PWK ITS Jenis tanah Data Persebaran Jenis Tanah Diwilayah Studi Bapeda
Jarak dengan Sungai Data Persebaran Sungai Diwilayah Studi Bapeda dan Dinas Pengairan Sidoarjo
Curah hujan Curah Hujan Di wilayah Studi Bapeda dan Dinas Pengairan Sidoarjo
2.Sosial
Ekonomi Jumlah Kelompok Umur Kerja Jumlah tenaga kerja Jumlah kelompok Umur Kerja Perkecamatan BPS Jumlah tenaga kerja petani BPS
Lokasi Dalam Radius Pasar Persebaran Pasar Survey Primer, Dinas Pasar dan Dinas Kelautan dan Perikanan Sidoarjo Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk perkecamatan BPS
BPS dan diolah 3.Bahan
Baku Kedekatan dengan sumber bibit Persebaran lokasi Balai Bibit di Kabupaten Sidoarjo Dinas Kelautan dan Perikanan Sidoarjo Kedekatan dengan sumber pakan Peta Persebaran Peternakan dan Industri
Pakan Ikan Di Sidoarjo Dinas Kelautan dan Perikanan Sidoarjo 4. Tata Guna
Lahan Pengaruh guna lahan permukiman Pengaruh guna lahan perdagangan Peta persebaran Permukiman Bapeda Sidoarjo dan jasa Peta persebaran Perdagangan dan Jasa Bapeda Sidoarjo Pengaruh guna lahan industry hingga
radius polusi Industri
Peta Kawasan Tata Guna Lahan Industri Bapeda Sidaorjo Pengaruh guna lahan tambak air
payau Peta Persebaran Tambak Bapeda Sidoarjo dan Dinas Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Pengaruh polusi jaringan jalan Peta Jaringan Jalan Eksisting
Bapeda Sidoarjo 5.
Infrastruktur - Peta Jaringan Jalan Eksisting Bapeda Sidoarjo
6. Pengaruh
Pengaruh Rendah
Pengaruh Tinggi
Kepentingan
Rendah
Kelompok
stakeholder
yang paling rendah
prioritasnya
Kelompok yang
bermanfaat untuk
merumuskan atau
menjembatani keputusan
dan opini
Kepentingan
Tinggi
Kelompok
stakeholder
yang penting namun
barang kali perlu
pemberdayaan
Kelompok
stakeholder
Pengaruh Stakeholder
Kepentingan Stakeholder dalam Program Tidak penting (1) Sedikit berkepentingan (2) Netral (3) Sangat Penting (4) Critical Player (5) Tidak berpengaruh (1) Konsultan Sedikit berpengaruh (2) Netral (3) Berpengaruh signifikan (4)
Petani Akademisi Bapeda
Sangat berpengaruh (5) Dinas Perikanan, Pertanian dan Pengairan, Penyuluh Perikanan (Kecamatan)
Sasaran
Data Input
Teknik
Analisis
Hasil Akhir
Menentukan
Faktor
Penentuan
Lokasi Tambak
Air Tawar
-
Kondisi Fisik
-
Kondisi Sosial Ekonomi
-
Kondisi Infrastruktur
-
Kondisi Tata Guna Lahan
-
Kondisi Bahan Baku
-
Lokasi Bencana
Delphi
Faktor
Penentuan
Lokasi Tambak
Air Tawar
Menentukan
Bobot
Faktor
Penentuan
Lokasi Tambak
Air Tawar
-
Kondisi Fisik
-
Kondisi Sosial Ekonomi
-
Kondisi Infrastruktur
-
Kondisi Tata Guna Lahan
-
Kondisi Bahan Baku
-
Lokasi Bencana
AHP
Bobot Faktor
Penentuan
Lokasi Tambak
Air Tawar
Menentukan
Lokasi Tambak
Air Tawar
-
Kondisi Fisik
-
Kondisi Sosial Ekonomi
-
Kondisi Infrastruktur
-
Kondisi Tata Guna Lahan
-
Kondisi Bahan Baku
-
Lokasi Bencana
Eucladien
Distance
,Weigthed
Overlay
Lokasi Tambak
Air Tawar
Dilakukan untuk memberikan bobot atau skor tingkat kepentingan pada masing-masing variabel dan sub-variabel.
Tahap-tahap yang akan dilakukan:
Pra-Wawancara
Penyusunan Hierarki (variabel dan sub variabel yang telah diuji pada
analisa Delphi)
Penentuan Responden (hasil dari analisa stakeholders)
Tahap Wawancara
Penilaian/ pemberian bobot pada masing-masing variabel dan sub
variabel oleh stakeholders terpilih
Setelah Wawancara
Tabulasi hasil penilaian
Uji Konsistensi
Pada penelitian ini analisa AHP dilakukan menggunakan software Expert
Choice 11
Analisa Kesesuaian Lahan
Teknik
Overlay
dengan
ArcView GIS
analisa tumpang terhadap peta terkait
SubKriteria dibobotkan
lebih dahulu (
Analytical
Hierarchy Process
)
Skor Tiap Sub Kriteria :
Nilai 0 = tidak layak
Nilai 1 = kurang layak
Produktivitas Perikanan Yang menurun
Pencemaran pesisir Sidoarjo akibat Lumpur Lapindho
Potensi Tambak Air Tawar Sidoarjo Yang belum optimal
Penentuan Lokasi Tambak Air Tawar di Kabupaten Sidoarjo
Teori Tata Guna Lahan Teori lokasi
Analisa AHP
Analisa GIS Kriteria Lokasi Tambak Air Tawar
Data yang dibutuhkan
Lokasi Pengembangan Tambak Air Tawar Di Kabupaten Sidoarjo Rumusan Masalah & Tujuan Studi Literatur Analisa Penarikan Kesimpulann Kriteria Penelitian Fisik Sosial Ekonomi Infrastruktur
Tata Guna Lahan
Bencana
Bahan Baku
Teori Von Thunen Pendekatan Ambang Batas
Skema Penelitian
Analisa Delphi
No
Kecamatan
Luas Wilayah (Ha)
1
Sidoarjo
6.256,00
2
Buduran
4.102,50
3
Candi
4.066,75
4
Porong
2.982,25
5
Krembung
2.955,00
6
Tulangan
3.120,50
7
Tanggulangin
3.229,00
8
Jabon
8.099,75
9
Krian
3.250,00
10
Balongbendo
3.140,00
11
Wonoayu
3.392,00
12
Tarik
3.606,00
13
Prambon
3.422,50
14
Taman
3.153,50
15
Waru
3.032,00
16
Gedangan
2.405,75
17
Sedati
7.943,00
18
Sukodono
3.267,75
Jumlah
71.424,25
9%
6%
6%
4%
4%
4%
5%
11%
5%
4%
5%
5%
5%
4%
4%
3%
11%
5%
Sidoarjo
Buduran
Candi
Porong
Krembung
Tulangan
Tanggulang
in
Jabon
Krian
Balongben
do
Wonoayu
Tarik
No
Kecamatan
Tahun 2007
(kg)
Tahun 2008
(kg)
Pertumbuhan
(kg)
Pertumbuhan
(%)
1
Sedati
5.843.500
6.906.400
1.062.900
18,19 %
2
Buduran
2.702.900
2.895.200
192.300
7,1 %
3
Sidoarjo
4.241.700
4.189.600
-52.100
-1,23 %
4
Candi
1.613.400
1.903.100
289.700
17,96 %
5
Tanggulangi
n
799.100
642.200
-156.900
-19,63 %
6
Porong
782.000
579.200
-202.800
-25,93 %
7
Jabon
5.647.400
4.445.800
-1.201.600
-21,28 %
Total
21.630.000
21.561.500
-68.500
-24,81%
No Jenis Produksi 2007 (kg) 2008 (kg) Perkembangan (kg) Perkembangan ( % )
A Perairan umum
1 Tawes 30.700 31.700 1.000 3,15 %
2 Mujaer 76.100 82.900 6.800 8,20 %
3 Lele
4 Udang (yang lain) 65.200 68.100 2.900 4,26 %
5 Lain – lain 124.800 127.200 2.400 1,89 %
Jumlah 296.800 309.900 13.100 4,23 %
B Budidaya kolam 2007 (kg) 2008 (kg) Perkembangan (kg) Perkembangan ( % )
1 Tawes 10.500 9.000 - 1.500 - 14,29 % 2 Mujaer 15.400 15.000 - 400 - 2,60 % 3 Lele 75.900 75.400 - 500 - 0,66 % 4 Nila 20.500 20.700 - 200 0,98 % 5 Gurami 5.300 8.300 3.000 56,60 % Jumlah 127.600 128.400 800 0,63 %
C Budidaya tambak 2007 (kg) 2008 (kg) Perkembangan (kg) Perkembangan ( % )
1 Bandeng 15.537.000 15.847.700 310.700 2,00 % 2 Udang windu 3.515.100 3.448.300 - 66.800 - 1,90 % 3 Udang putih 108.000 163.000 55.400 51,30 % 4 Udang campur 1.782.300 1.520.400 - 261.900 -14,69 % 5 Tawes 156.100 162.100 6.000 3,84 % 6 Lain - lain 1.198.100 1.031.000 - 167.100 - 13,95 % Jumlah 22.296.600 22.172.900 -123.700 - 0,55 %
2% 17% 5% 3% 6% 5% 1% 0% 2% 5% 3% 2% 0% 31% 8% 3% 4% 2% Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangi n Jabon Krian Balongbend o Wonoayu Tarik Prambon Taman Waru
Produktivitas Ikan Tawar
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangin Jabon Krian Balongbendo Wonoayu Tarik Prambon Taman Waru Gedangan Sedati Sukodono Gurameh Nila Lele Mujair TawesNo Kriteria R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 Penjelasan 1. Tata Guna Lahan
a Pengaruh Guna Lahan Permukiman
s s s s s s s Kegiatan Tambak Air tawar sebaiknya tidak berada pada kwasan permukiman agar Lebih fokus pada kegiatan budidaya tambak air tawar jika sudah berkembang, Selain itu Untuk Menghindari Pencemaran limbah domestic dari permukiman. Untuk kawasan permukiman perdesaan masih dapat dilakukan kegiatan ini dengan skala kecil. Selain itu factor keamanan juga mempengaruhi kegiatan ini jika dekat dengan permukiman
b Pengaruh guna
lahan perdagangan dan jasa
s s s s s s s Kegiatan perdagangan dan jasa khususnya pertokoan merupakan kegiatan yang intensitasnya tinggi dan dapat mengganggu ikan (tingkat stress) serta pencemaran. Selain itu dapat mengurangi keindahan kota karena umumnya berada pada daerah perkotaan, kawasan perkotaan tidak cocok dengan kegiatan pertanian.
c Pengaruh guna lahan industry
hingga radius polusi Industri
s s s s s s s Industri selalu Menimbulkan pencemaran yang mengganggu Kegiatan Kolam Air Tawar pencemaran industri dapat melalui darat, air maupun udara sehingga tambak diusahakan menghindari lokasi industri dan raidus pencemarannya sehingga produk bebas dari bahan kimia pencemar. Polusi industri dapat menyebar melalui air hujan yang jatuh ke tambak dan menyebabkan ikan mengeluarkan imun berlebih dan dapat menyebabkan kematian atau gagal panen.
d Pengaruh guna lahan tambak air payau
s s ts s s s s Lokasi tambak air tawar diusahakan tidak berada pada kawasan tambak air payau karena sanitasi dan Kadar Garam Berbeda, Tambak Air tawar 0-5 ppt dan Air payau diatas 5 ppt. sanitasi berhubungan dengan kadar air laut yang menyebabkan air menjadi asin. Jenis ikan air tawar tidak cocok dengan air campuran tawar dan asin (payau) tersebut. Tetapi tambak air tawar dapat dilakukan di kawasan tambak air payau asalkan campuran air payau tidak masuk dalam tambak air tawar tersebut.
e Pengaruh kawasan polusi jaringan jalan
s s s ts s s s Pencemaran Polusi dan kegiatan lalu lalang jalan membuat produktivitas perikanan rendah, ini dikarenakan pencemaran dari kendaraan bermotor baik polusi suara, bahan kimia dan lain-lain dapat membuat ikan strees. Selain itu kendaraan bermotor dapat membawa bahan-bahan pencemar dari lokasi lain dan saat hujan turun maka jejak kendaraan yang mengandung polutan tersebut akan terlimpas ke dalam tambak
2. Sosial Ekonomi Lokasi dalam radius pasar
s s s s s s s Untuk mempermudah pemasaran hasil panen dan aksesibilitas kegiatan maka lokasi pasar harus dekat dengan pasar hal ini berkaitan dengan kualitas produk hasil panen yang akan berkutang jika jauh dari pasar
Kepadatan penduduk s s s s s s s Untuk pemasaran local lebih mudah, terlebih lagi harga lebih murah karena jumlah konsumen yang tinggi. Tetapi kepadatan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan benturan kepentingan dengan guna lahan lain, serta factor keamanan rentan dengan pencurian
Jumlah Tenaga Kerja s s s s s s s Lokasi tambak diusahakan dapat menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitarnya, sehingga ketersediaan tenaga kerja diperlukan dalam pemilihan lokasi tambak air tawar agar lebih mudah dakam proses penyerapannya. Selain itu untuk petani dapat meningkatkan produktivitasnya dalam melakukan kegiatan perikanan dan perttanian
Jumlah kelompok Umur kerja
s s s s s s s Dengan adanya kegiatan tambak air tawar di suatu lokasi diharapkan dapat menyerap tenaga kerja baik yang bermata pencaharian petani maupun tidak sehingga dapat mengurangi pengangguran dan membuka peluang kesempatan kerja. Selain itu di kabupaten sidoarjo terdapat program peningkatan tenaga kerja petani pemula sebagai penerus kegiatan bertani. Tenaga kerja kasar dibutuhkan saat kegiatan panen, pembuatan tambak.
3 FISIK
Kelerengan lahan s s s s s s s Kelerengan lahan akan berpengaruh pada biaya pembuatan kolam, semakin miring maka pembuatan tambak juga semakin sulit. Kemiringan lahan yang tidak terlalu curam mempermudah pengelolaan aliran air untuk tambak
Jenis Tanah s s s s s s s Jenis tanah berpengaruh terhadap proses infiltrasi dan perkolasi. Jenis tanah yang baik untuk kegiatan tambak adalah yang memilki kandungan liat cukup untuk menahan air tambak
Kedekatan dengan sungai
s s s s s s s Sungai merupakan sumber air utama tambak, selain sebagai akses pembuangan air, juga sebagai media transportasi dan sumber air sehingga lokasi diusahakan berada dekat dengan sungai. Lokasi tambak yang dekat dengan sungai maka ketersediaan air akan terpenuhi.
Curah hujan s s s s s s s Air hujan masih belum tercemar sehingga masih sterill dan baik untuk sumber air perikanan tawar. Selain itu untuk tambak tadah hujan harus mempertimbangkan curah hujan agar pasokan air tetap terjaga.
4 Infrastruktur Jalan s s s s s s s Untuk Mempermudah pemasaran, mobilisasi benih, dan pakan maka lokasi tambak harus memiliki akses yang baik. Semakin jauh dari jalan maka kondisi pakan atau hasil panen menjadi berkurang kualitasnya karena sudah tidak fresh (segar) lagi.
5 Kedekatan dengan sumber pembibitan
s s s s s s s Jika tidak terdapat sumber bibit maka kegiatan tambak tidak dapat berjalan, bibit tambak juga jangan terlalu jauh dari tambak dikarenakan bibit dapat bertahan kurang lebih 8 jam dikarenakan terbatasnya oksigen dalam kemasan. Semakin dekat dengan sumber pembibitan maka semakin mengurangi biaya produksi dan waktu, selain itu kualitas bibit dapat terjaga. Kedekatan dengan sumber makanan s t s t s s s s t s
Sumber makanan tidak terlalu berpengaruh dengan lokasi tambak jika kondisi alami tambak terjaga. Selain itu pakan alami lebih ekonomis. Tetapi jika tambak sudah tidak dapat menghasilkan makanan alami maka harus dipupuk atau diberi pakan. Selain itu kedekatan dengan sumber pakan perlu diperhatikan untuk memperkecil biaya produksi.
6 Pengaruh Bencana
s s s s s s s Daerah bencana khususnya bencana banjir dapat menyebabkan gagal panen. Sehingga lokasi diusahakan tidak berada pada lokasi bencana dan menyebabkan kerugian. Selain itu di Sidoarjo juga terdapat lumpur lapindo yang menimbulkan dampak negative terhadap keberlanjutan tambak
Adapun Variabel yang akan dieksplorasi
pada wawancara II adalah sebagai
berikut :
Pada Faktor Penggunaan Lahan, yaitu
variabel pengaruh guna lahan tambak air
payau dan pengaruh polusi jaringan jalan
Pada Faktor Bahan Baku, yaitu variabel
No Kriteria R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 Penjelasan 1 Penggunaan Lahan a Pengaruh guna lahan tambak air payau
s s s s s s s Sanitasi dan kadar garam antara tambak air payau dan tawar berbeda, ini berhubungan dengan jenis komoditasnya, Kegiatan tambak air tawar sumber airnya berasal dari sungai yang bersifat tawar
b Pengaruh kawasan polusi jaringan
jalan
s s s s s s s Polusi kendaraan yang lalu lintasnya tinggi perlu dihindari, selain itu juga untuk keselamatan petani. Pencemaran kendaraan bermotor juga dapat menyebabkan polusi bagi ikan. Kendaraan dapat membawa polusi yang berasal dari daerah lain yang dapat jatuh ke tambak melalui air hujan
2 Bahan Baku Kedekatan dengan sumber makanan t s t s t s t s t s t s t s
Jarak lokasi dengan sumber pakan ikan tidak terlalu dibutuhkan karena biasanya pembudidaya mendapatkannya dari orang yang membeli dalam jumlah banyak. pakan dapat berasal dari ikan sisa yang di potong kecil-kecil. Sumber pakan alami seperti sisa makanan hewan ternak atau nutrisi dari tanah lebih baik
Dari wawancara II dan setelah dilakukan analisis
putaran II dapat diketahui telah terjadi
kesepakatan/ konsensus di antara para
responden pada beberapa sub variabel yaitu :
Kedekatan dengan sumber pakan, dimana sub
variabel ini tidak dapat dijadikan kriteria penentu
pada penelitian ini.
Pengaruh Huna Lahan Tambak Air payau, dimana
sub variabel ini dapat dijadikan kriteria penentu
pada penelitian ini.
Pengaruh kawasan polusi jaringan jalan, dimana
sub variabel ini dapat dijadikan kriteria penentu
pada penelitian ini.
Kriteria Responden Perubahan Pendapat Putaran I Putaran II Pengaruh Guna Lahan Tambak Air Payau
R3 Tidak Setuju, karena penggunaan lahan tambak air payau tidak mengganggu aktivitas tambak air tawar asalkan tambak airnya dijaga salinitasnya tidak masalah
Setuju, Karena Salinitas Tambak Air tawar 0 ppt dan Air payau sekitar 10 ppt dengan perbedaan salinitas yang cukup tinggi akan mempengaruhi ketahanan (Imun) Ikan
Pengaruh kawasan polusi jaringan jalan
R4 Tidak Setuju, karena Polusi jaringan jalan tidak terlalu tinggi sehinga tidak berpengaruh tetapi berpengaruh dalam hal aksesibilitas
Setuju, karena Meskipun aksesibilitas tetap dipertimbangkan tetapi pencemaran polusi kendaraan bermotor dengan akumulasi jumlah yang besar misal jalan tol atau arteri juga mempengaruhi produktivitas tambak
Kedekatan dengan sumber makanan
R1 Ya, Untuk memperkecil biaya produksi
Tidak Setuju, Lokasi yang dekat dengan sumber pakan untuk memperkecil biaya produksi tetapi pakan dapat berasal dari ikan sisa yang di potong kecil-kecil
R4 Ya, Daya dukung pakan dapat terjamin dan mengurangi cost
Tidak Setuju, Sumber pakan alami seperti sisa makanan hewan ternak atau nutrisi dari tanah lebih baik
R5 Ya, Berpengaruh pada biaya
transportasi dan produksi, semakin jauh maka semakin tinggi biaya produksi
Tidak Setuju, Sumber bisa berasal dari nutrisi tanah dan tumbuhan
R6 Ya, Akan mengurangi waktu dan
biaya jika dekat dengan sumber pakan
Tidak Setuju, Pakan juga bisa didapatkan dari ternak atau tumbuhan sawah
Kriteria Tata Guna Lahan yang meliputi Sub kriteria
Pengaruh Guna Lahan Permukiman, Pengaruh guna
lahan perdagangan dan jasa, Pengaruh guna lahan
industry hingga radius polusi Industri, Pengaruh guna
lahan tambak air payau, Pengaruh kawasan polusi
jaringan jalan.
Kriteria Sosial Ekonomi yang meliputi Sub Kriteria Lokasi
dalam radius pasar, Kepadatan penduduk, Jumlah
Tenaga Kerja, Jumlah kelompok Umur kerja
Kriteria Fisik yang meliputi Sub kriteria Kelerengan lahan,
Jenis Tanah, Kedekatan dengan sungai, Curah hujan,
Kriteria Infrastruktur Jalan, Kedekatan dengan sumber
R1 : Kasi Pengendalian Mutu Air Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Sidoarjo
R2 : Kepala Laboratorium Perkolaman Akademi Perikanan
Sidoarjo
R3 : Penyuluh Perikanan Badan Ketahanan Pangan
Kecamatan Wonoayu
R4 : Kasubag Perencanaan dan Pelaporan Dinas Pertanian
dan Perkebunan Kabupaten Sidoarjo
R5 : Staf Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah
Bapeda Sidoarjo
R6 : Kasi Perencanaan Teknis Dinas PU Pengairan
Kabupaten Sidoarjo
R7 : Pembudidaya / pengusaha Tambak Air Tawar di
Model Spasial Weighted Overlay Dengan Menggunakan Model Builder.
No.
Kriteria
Penjabaran
1.
Tata Guna Lahan
Tata guna lahan yang tidak
dapat dikembangkan sebagai
kawasan tambak air tawar
adalah
kawasan
industry,
perdagangan dan jasa dan
permukiman, sehingga lokasi
yang
tidak
berada
pada
kawasan tersebut sesuai
2.
Ketersediaan Tenaga
Kerja
Ketersediaan tenaga kerja yang
sesuai tiap kecamatan adalah >
876
3.
Kedekatan dengan
Pasar
Jarak minimal lokasi dengan
pasar menurut teori von thunen
adalah 10,926 Km, jadi diluar
jarak itu tidak sesuai
4.
Kedekatan dengan
bahan baku
Jarak minimal lokasi dengan
bahan baku adalah 10.000 M,
jadi diluar jarak itu tidak sesuai
No
No Lokasi
Sebaran Lokasi dalam Kecamatan
1
L2
Balongbendo
2
L3
Tarik, Prambon
3
L5
Prambon
4
L10
Tanggulangin, Porong, Jabon
5
L13
Buduran, Sidoarjo, Sedati
6
L14
Sedati
7
L15
Sedati
8
L19
Wonoayu, Sidoarjo
Faktor Tata Guna Lahan yang meliputi variable Pengaruh
Guna Lahan Permukiman, Pengaruh guna lahan
perdagangan dan jasa, Pengaruh guna lahan industry
hingga radius polusi Industri, Pengaruh guna lahan
tambak air payau, Pengaruh kawasan polusi jaringan
jalan.
Faktor Sosial Ekonomi yang meliputi variable Lokasi dalam
radius pasar, Kepadatan penduduk, Jumlah Tenaga
Kerja, Jumlah kelompok Umur kerja
Faktor Fisik yang meliputi variable Kelerengan lahan, Jenis
Tanah, Kedekatan dengan sungai, Curah hujan,
Faktor Infrastruktur Jalan, Kedekatan dengan sumber
1.
Tata Guna Lahan (0.327) dengan urutan variabel Pengaruh
Guna Lahan Industri Hingga Radius Polusi Industri (0,159),
Pengaruh Guna Lahan Perdagangan dan Jasa (0,079), Pengaruh
Guna Lahan Permukiman (0,066), Pengaruh Guna Lahan
Tambak Air Payau (0,053), Pengaruh Kawasan Polusi Jaringan
Jalan (0.023).
2.
Fisik Lahan (0.287) dengan urutan variabel jarak dengan
sungai (0.139), jenis tanah (0.119), Kelerengan (0.064), Curah
hujan (0.045)
3.
Infrastruktur Jalan (0.126)
4.
Kedekatan Dengan Lokasi Pembibitan (0.117)
5.
Sosial Ekonomi (0.082) dengan urutan variabel Lokasi dalam
radius pasar (0.040), Jumlah Tenaga Kerja (0.035), Jumlah
Kelompok Umur Kerja (0.015), Kepadatan penduduk (0.014),
Lokasi yang didapatkan 9 lokasi yang tersebar
dalam 11 kecamatan yaitu Kecamatan
Balongbendo, Tarik, Prambon, Wonoayu,
Tanggulangin, Porong, Jabon, Sidaorjo, Candi,
Buduran.
Dari penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diberikan
adalah :
Kabupaten Sidoarjo memiliki potensi besar di bidang perikanan
tambak, sebagai salah satu bagian dari budidaya perikanan
maka tambak air tawar yang merupakan potensi yang belum
berkembang di Sidoarjo dan perlu ditingkatkan.