• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang. Perikanan merupakan salah satu Sector unggulan di Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Latar Belakang. Perikanan merupakan salah satu Sector unggulan di Sidoarjo."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Latar Belakang

Terdapat penurunan produktivitas di

hampir 4 kecamatan

, kecamatan

porong

dengan penurunan jumlah produksi

tertinggi yaitu sebesar

25,93%

dan

kecamatan

Jabon

sebesar

21,28 %

,

sehingga dari total keseluruhan produksi

terjadi penurunan dari

7 kecamatan

tersebut yaitu sebesar 24,81 %.

Perikanan merupakan salah satu

Sector unggulan di Sidoarjo.

Hasil studi dari Sudinno, 2009

menunjukkan bahwa secara kualitatif

perairan Sidoarjo mempunyai nilai

indeks

pencemaran (13,3433)

maka perairan

pesisir

Sidoarjo

tercemar

berat.

Sedangkan di kabupaten Sidoarjo.

Pencemaran kawasan pesisir sangat

berdampak pada produktivitas perikanan

di Sidoarjo karena lebih dari

90%

perikanan berasal dari perikanan laut dan

air payau

.

Perbandingan potensi perikanan

air payau dan air tawar

yang

belum dimanfaatkan menurut

Sarnita et al (2001); Ditjen.

Perikanan Budidaya (2004); dan

DKP

(2008)

dalam

dahuri.

wordpress.com

adalah sebagai

berikut :

Perikanan air payau (perikanan

pesisir)

780.000 ha

Perikanan air tawar (perikanan

darat)

2.521.622 ha

(4)

Lanjutan…

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTORAL DAN SPASIAL

KABUPATEN SIDOARJO 2008-2028 :

Pengembangan kawasan budidaya untuk sektor perikanan dan kelautan

diarahkan pada

pengembangan pertambakan dan kolam

air tawar

dengan luas rencana pengembangan

15.766,2 Ha

.

Wilayah pertambakan berada di

Kec. Waru, Buduran, Sedati,

Sidoarjo, Candi , Tanggulangin, Porong dan Jabon

.

Sedangkan wilayah kolam air tawar berada di

18 Kecamatan

(5)

Rumusan Masalah

Hasil studi dari Sudinno, 2009 menunjukkan bahwa secara kualitatif

perairan Sidoarjo mempunyai nilai indeks pencemaran (13,3433)

maka perairan

pesisir Sidoarjo tercemar berat

. Hal ini berdampak pada

hasil perikanan budidaya air payau

yang terus menurun

dari tahun.

(BPS 2006-2008) Padahal sector perikanan merupakan sector

unggulan di kabupaten Sidoarjo.

Kegiatan perikanan budidaya dapat dilakukan di lingkungan perairan

laut (

mariculture

), perairan payau/tambak (

brackishwater

), atau

di perairan tawar. Sedangkan di Sidoarjo perikanan

tambak air tawar

masih belum optimal

, hanya menyumbangkan

sekitar 0.56 %

dari

total produksi perikanan Sidoarjo.

48.81 % kawasan Sidoarjo

merupakan perairan air tawar

dengan ketinggian 3-10 m. (Laporan

Tahunan DKP SIdoarjo 2009). Karakteristik kawasan ini merupakan

kawasan potensial perikanan air tawar.

Pertanyaan penelitian dalam penelitian ‘Penentuan Alternatif Lokasi

Tambak Air Tawar di Kabupaten Sidoarjo’ adalah

apa saja faktor

(6)

1.

Teridentifikasi kriteria penentu lokasi tambak

air tawar di Kabupaten Sidoarjo

2.

Penentuan bobot setiap kriteria penentu

lokasi tambak air tawar di Kabupaten

Sidoarjo

3.

Teridentifikasi

lokasi

pengembangan

tambak air tawar di Kabupaten Sidoarjo

Menentukan Lokasi pengembangan tambak air

tawar di Kabupaten Sidoarjo

(7)

Adapun ruang lingkup substansi pada

penelitian ini

meliputi Teori Lokasi, Teori

Tata Guna Lahan, Pendekatan Ambang

Batas, Karakteristik tambak air tawar.

Ruang lingkup penelitian ini adalah

seluruh kecamatan

yang ada di

kabupaten Sidoarjo. Peta wilayah studi

dapat dilihat pada gambar berikut ini :

(8)
(9)

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Manfaat yang ingin dicapai adalah memberikan

masukan mengenai penentuan lokasi tambak air tawar

di bidang ilmu teori lokasi perencanaan wilayah dan

kota.

Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini

adalah memberikan rekomendasi kepada pemerintah

Kabupaten Sidoarjo terkait dengan pembuatan

kebijakan dalam penggunaan lahan dan masukan

dalam pengembangan kawasan Minapolitan di

kabupaten Sidoarjo.

(10)
(11)

Dasar Teori

Kesimpulan

Indikator

Penelitian

Mather (1986) Teori Tata Guna Lahan

- Fisik Lahan

- Kekuatan Ekonomi

- Fisik Lahan

- Sosial Ekonomi

- Institusi

- Bahan Baku

- Tata Guna Lahan

- Infrastruktur

- Bebas

dari

Bencana

- Fisik Lahan

- Sosial-Ekonomi

- Bahan Baku

- Tata

Guna

Lahan

- Infrastruktur

- Bebas

dari

bencana

Barlowe

(1986) Teori Tata Guna Lahan

- Fisik dan biologis

- Pertimbangan ekonomi

- Institusi (kelembagaan)

Hoover dan Giarratani (Teori Lokasi)

- Bahan Baku

- Permintaan

Von Thunen (Teori Lokasi Pertanian)

Lokasi dalam radius pasar

Kozlow(Teori

pendekatan

Keterbatasan ambang batas)

- Keterbatasan pembangunan

Kodoatie (2005)

- Infrastruktur

(12)

Teori Tata Guna Lahan

Pendekatan Ambang Batas Teori lokasi Teori Von thunen

Study Lain Ketersediaan Infrastruktur Fisik Lahan Sosial Ekonomi Bahan Baku Permintaan

Lokasi Dalam radius Pasar Keterbatasan Pembangunan Infrastruktur Jalan Pengaruh BencanaBencana Sosial Ekonomi

Tata Guna Lahan

- Topografi - Kelerengan - Jarak Sungai - Jenis Tanah

Jarak Sumber Bibit Jarak Sumber Pakan

Pengaruh Jarak Infrastruktur Jalan Pengaruh Terhadap Bencana - Jumlah Tenaga - Kelompok Umur - Kepadatan - Radius Pasar Pengaruh berbagai jenis Tata Guna Lahan

Skema Sintesis Kajian Pustaka

(13)
(14)

Pendekatan

positivisme

konsep yang dihasilkan

monotetis

Termasuk penelitian

deduktif

(15)

Indikator

Variabel

Fisik Lahan

Jarak dengan Sungai,

Curah hujan,

Kelerengan,

Jenis tanah

Sosial Ekonomi

Tenaga Kerja

Kelompok Umur Kerja

Lokasi Dalam Radius Pasar

Kepadatan Penduduk

Bahan Baku

Jarak Sumber Pakan

Jarak Sumber Bibit

Tata Guna Lahan

Pengaruh kawasan permukiman

Pengaruh kawasan perdagangan dan

jasa

Pengaruh kawasan Industri

Pengaruh kawasan polusi kendaraan

bermotor.

Pengaruh kawasan tambak air payau

Infrastruktur

Infrastruktur Jalan

(16)

Indikator Variabel Definisi Operasional

1.Fisik Lahan Kelerengan Kemiringan lahan tiap satuan wilayah dalam derajat (o) atau

persen (%)

Jenis tanah Klasifikasi macam tanah

Jarak dengan Sungai Kedekatan kegiatan tambak air tawar dengan sungai

Curah hujan Intensitas jatuhnya air hujan dalam satuan wilayah tiap satuan waktu (mm/th)

2.Sosial

Ekonomi Jumlah Kelompok Umur Kerja Jumlah angkatan kerja tiap kecamatan Jumlah tenaga kerja Jumlah tenaga kerja tiap kecamatan

Lokasi Dalam Radius Pasar Lokasi berada pada radius pasar menurut teori Von Thunen

Kepadatan Penduduk Permintaan suatu kawasan terhadap komoditas ikan berdasarkan

kepadatan penduduk

3.Bahan Baku Kedekatan dengan sumber bibit Jarak lokasi tambak terhadap lokasi bahan baku bibit Kedekatan dengan sumber

pakan Jarak lokasi tambak terhadap lokasi sumber pakan

4. Tata Guna

Lahan Pengaruh guna lahan permukiman Ada atau tidaknya guna lahan permukiman

Pengaruh guna lahan

perdagangan dan jasa Ada atau tidaknya guna lahan perdagangan dan jasa

Pengaruh guna lahan industry hingga radius polusi

Industri

atau tidaknya guna

lahan industri hingga radius polusi berdasarkan jenis-jenis industrinya.

Pengaruh guna lahan tambak air

payau Ada atau Tidaknya guna lahan tambak air payau

Pengaruh kawasan polusi

jaringan jalan Ada atau Tidaknya kawasan jaringan jalan hingga radius polusi jalan.

5.

Infrastruktur - Jarak lokasi tambak dengan infrastruktur jalan

6. Pengaruh

(17)

Data

Sumber

Metode

-

Literatur

-

Data Instansi

-Buku, hasil penelitian, tugas akhir,

serta artikel di internet dan media massa

- Data – data dan informasi dari instansi

terkait

Survey

Sekunder

- Pola pemanfaatan ruang

- Persebaran pasar

- Persebaran lokasi bibit dan

pakan

- Kondisi infrastruktur Jalan

Lokasi penelitian

Observasi

-Potensi dan permasalahan

wilayah studi

Instansi pemerintah Bappeda, Dinas

Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas

Pengairan, Kantor Kecamatan (PPL),

Akademi Perikanan Sidoarjo dan

Pembudidaya

Wawancara

- Penentuan faktor dan

Pembobotan faktor dalam

menentukan lokasi tambak

air tawar

Pemerintah, akademisi dan Masyarakat

(18)

Indikator Variabel Data Yang Dibutuhkan Sumber Data 1.Fisik

Lahan Kelerengan Kelerengan tanah yang dihitung dari prosentase (%)/derajat (O) Hasil olahan Peta SRTM dan Jurusan Geomatika PWK ITS Jenis tanah Data Persebaran Jenis Tanah Diwilayah Studi Bapeda

Jarak dengan Sungai Data Persebaran Sungai Diwilayah Studi Bapeda dan Dinas Pengairan Sidoarjo

Curah hujan Curah Hujan Di wilayah Studi Bapeda dan Dinas Pengairan Sidoarjo

2.Sosial

Ekonomi Jumlah Kelompok Umur Kerja Jumlah tenaga kerja Jumlah kelompok Umur Kerja Perkecamatan BPS Jumlah tenaga kerja petani BPS

Lokasi Dalam Radius Pasar Persebaran Pasar Survey Primer, Dinas Pasar dan Dinas Kelautan dan Perikanan Sidoarjo Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk perkecamatan BPS

BPS dan diolah 3.Bahan

Baku Kedekatan dengan sumber bibit Persebaran lokasi Balai Bibit di Kabupaten Sidoarjo Dinas Kelautan dan Perikanan Sidoarjo Kedekatan dengan sumber pakan Peta Persebaran Peternakan dan Industri

Pakan Ikan Di Sidoarjo Dinas Kelautan dan Perikanan Sidoarjo 4. Tata Guna

Lahan Pengaruh guna lahan permukiman Pengaruh guna lahan perdagangan Peta persebaran Permukiman Bapeda Sidoarjo dan jasa Peta persebaran Perdagangan dan Jasa Bapeda Sidoarjo Pengaruh guna lahan industry hingga

radius polusi Industri

Peta Kawasan Tata Guna Lahan Industri Bapeda Sidaorjo Pengaruh guna lahan tambak air

payau Peta Persebaran Tambak Bapeda Sidoarjo dan Dinas Kelautan dan Perikanan Sidoarjo

Pengaruh polusi jaringan jalan Peta Jaringan Jalan Eksisting

Bapeda Sidoarjo 5.

Infrastruktur - Peta Jaringan Jalan Eksisting Bapeda Sidoarjo

6. Pengaruh

(19)

Pengaruh Rendah

Pengaruh Tinggi

Kepentingan

Rendah

Kelompok

stakeholder

yang paling rendah

prioritasnya

Kelompok yang

bermanfaat untuk

merumuskan atau

menjembatani keputusan

dan opini

Kepentingan

Tinggi

Kelompok

stakeholder

yang penting namun

barang kali perlu

pemberdayaan

Kelompok

stakeholder

(20)

Pengaruh Stakeholder

Kepentingan Stakeholder dalam Program Tidak penting (1) Sedikit berkepentingan (2) Netral (3) Sangat Penting (4) Critical Player (5) Tidak berpengaruh (1) Konsultan Sedikit berpengaruh (2) Netral (3) Berpengaruh signifikan (4)

Petani Akademisi Bapeda

Sangat berpengaruh (5) Dinas Perikanan, Pertanian dan Pengairan, Penyuluh Perikanan (Kecamatan)

(21)

Sasaran

Data Input

Teknik

Analisis

Hasil Akhir

Menentukan

Faktor

Penentuan

Lokasi Tambak

Air Tawar

-

Kondisi Fisik

-

Kondisi Sosial Ekonomi

-

Kondisi Infrastruktur

-

Kondisi Tata Guna Lahan

-

Kondisi Bahan Baku

-

Lokasi Bencana

Delphi

Faktor

Penentuan

Lokasi Tambak

Air Tawar

Menentukan

Bobot

Faktor

Penentuan

Lokasi Tambak

Air Tawar

-

Kondisi Fisik

-

Kondisi Sosial Ekonomi

-

Kondisi Infrastruktur

-

Kondisi Tata Guna Lahan

-

Kondisi Bahan Baku

-

Lokasi Bencana

AHP

Bobot Faktor

Penentuan

Lokasi Tambak

Air Tawar

Menentukan

Lokasi Tambak

Air Tawar

-

Kondisi Fisik

-

Kondisi Sosial Ekonomi

-

Kondisi Infrastruktur

-

Kondisi Tata Guna Lahan

-

Kondisi Bahan Baku

-

Lokasi Bencana

Eucladien

Distance

,Weigthed

Overlay

Lokasi Tambak

Air Tawar

(22)

 Dilakukan untuk memberikan bobot atau skor tingkat kepentingan pada masing-masing variabel dan sub-variabel.

 Tahap-tahap yang akan dilakukan:

 Pra-Wawancara

 Penyusunan Hierarki (variabel dan sub variabel yang telah diuji pada

analisa Delphi)

 Penentuan Responden (hasil dari analisa stakeholders)

 Tahap Wawancara

 Penilaian/ pemberian bobot pada masing-masing variabel dan sub

variabel oleh stakeholders terpilih

 Setelah Wawancara

 Tabulasi hasil penilaian

 Uji Konsistensi

 Pada penelitian ini analisa AHP dilakukan menggunakan software Expert

Choice 11

(23)
(24)

Analisa Kesesuaian Lahan

Teknik

Overlay

dengan

ArcView GIS

analisa tumpang terhadap peta terkait

SubKriteria dibobotkan

lebih dahulu (

Analytical

Hierarchy Process

)

Skor Tiap Sub Kriteria :

Nilai 0 = tidak layak

Nilai 1 = kurang layak

(25)

Produktivitas Perikanan Yang menurun

Pencemaran pesisir Sidoarjo akibat Lumpur Lapindho

Potensi Tambak Air Tawar Sidoarjo Yang belum optimal

Penentuan Lokasi Tambak Air Tawar di Kabupaten Sidoarjo

Teori Tata Guna Lahan Teori lokasi

Analisa AHP

Analisa GIS Kriteria Lokasi Tambak Air Tawar

Data yang dibutuhkan

Lokasi Pengembangan Tambak Air Tawar Di Kabupaten Sidoarjo Rumusan Masalah & Tujuan Studi Literatur Analisa Penarikan Kesimpulann Kriteria Penelitian Fisik Sosial Ekonomi Infrastruktur

Tata Guna Lahan

Bencana

Bahan Baku

Teori Von Thunen Pendekatan Ambang Batas

Skema Penelitian

Analisa Delphi

(26)
(27)

No

Kecamatan

Luas Wilayah (Ha)

1

Sidoarjo

6.256,00

2

Buduran

4.102,50

3

Candi

4.066,75

4

Porong

2.982,25

5

Krembung

2.955,00

6

Tulangan

3.120,50

7

Tanggulangin

3.229,00

8

Jabon

8.099,75

9

Krian

3.250,00

10

Balongbendo

3.140,00

11

Wonoayu

3.392,00

12

Tarik

3.606,00

13

Prambon

3.422,50

14

Taman

3.153,50

15

Waru

3.032,00

16

Gedangan

2.405,75

17

Sedati

7.943,00

18

Sukodono

3.267,75

Jumlah

71.424,25

(28)

9%

6%

6%

4%

4%

4%

5%

11%

5%

4%

5%

5%

5%

4%

4%

3%

11%

5%

Sidoarjo

Buduran

Candi

Porong

Krembung

Tulangan

Tanggulang

in

Jabon

Krian

Balongben

do

Wonoayu

Tarik

(29)

No

Kecamatan

Tahun 2007

(kg)

Tahun 2008

(kg)

Pertumbuhan

(kg)

Pertumbuhan

(%)

1

Sedati

5.843.500

6.906.400

1.062.900

18,19 %

2

Buduran

2.702.900

2.895.200

192.300

7,1 %

3

Sidoarjo

4.241.700

4.189.600

-52.100

-1,23 %

4

Candi

1.613.400

1.903.100

289.700

17,96 %

5

Tanggulangi

n

799.100

642.200

-156.900

-19,63 %

6

Porong

782.000

579.200

-202.800

-25,93 %

7

Jabon

5.647.400

4.445.800

-1.201.600

-21,28 %

Total

21.630.000

21.561.500

-68.500

-24,81%

(30)

No Jenis Produksi 2007 (kg) 2008 (kg) Perkembangan (kg) Perkembangan ( % )

A Perairan umum

1 Tawes 30.700 31.700 1.000 3,15 %

2 Mujaer 76.100 82.900 6.800 8,20 %

3 Lele

4 Udang (yang lain) 65.200 68.100 2.900 4,26 %

5 Lain – lain 124.800 127.200 2.400 1,89 %

Jumlah 296.800 309.900 13.100 4,23 %

B Budidaya kolam 2007 (kg) 2008 (kg) Perkembangan (kg) Perkembangan ( % )

1 Tawes 10.500 9.000 - 1.500 - 14,29 % 2 Mujaer 15.400 15.000 - 400 - 2,60 % 3 Lele 75.900 75.400 - 500 - 0,66 % 4 Nila 20.500 20.700 - 200 0,98 % 5 Gurami 5.300 8.300 3.000 56,60 % Jumlah 127.600 128.400 800 0,63 %

C Budidaya tambak 2007 (kg) 2008 (kg) Perkembangan (kg) Perkembangan ( % )

1 Bandeng 15.537.000 15.847.700 310.700 2,00 % 2 Udang windu 3.515.100 3.448.300 - 66.800 - 1,90 % 3 Udang putih 108.000 163.000 55.400 51,30 % 4 Udang campur 1.782.300 1.520.400 - 261.900 -14,69 % 5 Tawes 156.100 162.100 6.000 3,84 % 6 Lain - lain 1.198.100 1.031.000 - 167.100 - 13,95 % Jumlah 22.296.600 22.172.900 -123.700 - 0,55 %

(31)

2% 17% 5% 3% 6% 5% 1% 0% 2% 5% 3% 2% 0% 31% 8% 3% 4% 2% Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangi n Jabon Krian Balongbend o Wonoayu Tarik Prambon Taman Waru

(32)

Produktivitas Ikan Tawar

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangin Jabon Krian Balongbendo Wonoayu Tarik Prambon Taman Waru Gedangan Sedati Sukodono Gurameh Nila Lele Mujair Tawes

(33)
(34)
(35)

No Kriteria R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 Penjelasan 1. Tata Guna Lahan

a Pengaruh Guna Lahan Permukiman

s s s s s s s Kegiatan Tambak Air tawar sebaiknya tidak berada pada kwasan permukiman agar Lebih fokus pada kegiatan budidaya tambak air tawar jika sudah berkembang, Selain itu Untuk Menghindari Pencemaran limbah domestic dari permukiman. Untuk kawasan permukiman perdesaan masih dapat dilakukan kegiatan ini dengan skala kecil. Selain itu factor keamanan juga mempengaruhi kegiatan ini jika dekat dengan permukiman

b Pengaruh guna

lahan perdagangan dan jasa

s s s s s s s Kegiatan perdagangan dan jasa khususnya pertokoan merupakan kegiatan yang intensitasnya tinggi dan dapat mengganggu ikan (tingkat stress) serta pencemaran. Selain itu dapat mengurangi keindahan kota karena umumnya berada pada daerah perkotaan, kawasan perkotaan tidak cocok dengan kegiatan pertanian.

c Pengaruh guna lahan industry

hingga radius polusi Industri

s s s s s s s Industri selalu Menimbulkan pencemaran yang mengganggu Kegiatan Kolam Air Tawar pencemaran industri dapat melalui darat, air maupun udara sehingga tambak diusahakan menghindari lokasi industri dan raidus pencemarannya sehingga produk bebas dari bahan kimia pencemar. Polusi industri dapat menyebar melalui air hujan yang jatuh ke tambak dan menyebabkan ikan mengeluarkan imun berlebih dan dapat menyebabkan kematian atau gagal panen.

(36)

d Pengaruh guna lahan tambak air payau

s s ts s s s s Lokasi tambak air tawar diusahakan tidak berada pada kawasan tambak air payau karena sanitasi dan Kadar Garam Berbeda, Tambak Air tawar 0-5 ppt dan Air payau diatas 5 ppt. sanitasi berhubungan dengan kadar air laut yang menyebabkan air menjadi asin. Jenis ikan air tawar tidak cocok dengan air campuran tawar dan asin (payau) tersebut. Tetapi tambak air tawar dapat dilakukan di kawasan tambak air payau asalkan campuran air payau tidak masuk dalam tambak air tawar tersebut.

e Pengaruh kawasan polusi jaringan jalan

s s s ts s s s Pencemaran Polusi dan kegiatan lalu lalang jalan membuat produktivitas perikanan rendah, ini dikarenakan pencemaran dari kendaraan bermotor baik polusi suara, bahan kimia dan lain-lain dapat membuat ikan strees. Selain itu kendaraan bermotor dapat membawa bahan-bahan pencemar dari lokasi lain dan saat hujan turun maka jejak kendaraan yang mengandung polutan tersebut akan terlimpas ke dalam tambak

2. Sosial Ekonomi Lokasi dalam radius pasar

s s s s s s s Untuk mempermudah pemasaran hasil panen dan aksesibilitas kegiatan maka lokasi pasar harus dekat dengan pasar hal ini berkaitan dengan kualitas produk hasil panen yang akan berkutang jika jauh dari pasar

Kepadatan penduduk s s s s s s s Untuk pemasaran local lebih mudah, terlebih lagi harga lebih murah karena jumlah konsumen yang tinggi. Tetapi kepadatan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan benturan kepentingan dengan guna lahan lain, serta factor keamanan rentan dengan pencurian

Jumlah Tenaga Kerja s s s s s s s Lokasi tambak diusahakan dapat menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitarnya, sehingga ketersediaan tenaga kerja diperlukan dalam pemilihan lokasi tambak air tawar agar lebih mudah dakam proses penyerapannya. Selain itu untuk petani dapat meningkatkan produktivitasnya dalam melakukan kegiatan perikanan dan perttanian

Jumlah kelompok Umur kerja

s s s s s s s Dengan adanya kegiatan tambak air tawar di suatu lokasi diharapkan dapat menyerap tenaga kerja baik yang bermata pencaharian petani maupun tidak sehingga dapat mengurangi pengangguran dan membuka peluang kesempatan kerja. Selain itu di kabupaten sidoarjo terdapat program peningkatan tenaga kerja petani pemula sebagai penerus kegiatan bertani. Tenaga kerja kasar dibutuhkan saat kegiatan panen, pembuatan tambak.

(37)

3 FISIK

Kelerengan lahan s s s s s s s Kelerengan lahan akan berpengaruh pada biaya pembuatan kolam, semakin miring maka pembuatan tambak juga semakin sulit. Kemiringan lahan yang tidak terlalu curam mempermudah pengelolaan aliran air untuk tambak

Jenis Tanah s s s s s s s Jenis tanah berpengaruh terhadap proses infiltrasi dan perkolasi. Jenis tanah yang baik untuk kegiatan tambak adalah yang memilki kandungan liat cukup untuk menahan air tambak

Kedekatan dengan sungai

s s s s s s s Sungai merupakan sumber air utama tambak, selain sebagai akses pembuangan air, juga sebagai media transportasi dan sumber air sehingga lokasi diusahakan berada dekat dengan sungai. Lokasi tambak yang dekat dengan sungai maka ketersediaan air akan terpenuhi.

Curah hujan s s s s s s s Air hujan masih belum tercemar sehingga masih sterill dan baik untuk sumber air perikanan tawar. Selain itu untuk tambak tadah hujan harus mempertimbangkan curah hujan agar pasokan air tetap terjaga.

4 Infrastruktur Jalan s s s s s s s Untuk Mempermudah pemasaran, mobilisasi benih, dan pakan maka lokasi tambak harus memiliki akses yang baik. Semakin jauh dari jalan maka kondisi pakan atau hasil panen menjadi berkurang kualitasnya karena sudah tidak fresh (segar) lagi.

(38)

5 Kedekatan dengan sumber pembibitan

s s s s s s s Jika tidak terdapat sumber bibit maka kegiatan tambak tidak dapat berjalan, bibit tambak juga jangan terlalu jauh dari tambak dikarenakan bibit dapat bertahan kurang lebih 8 jam dikarenakan terbatasnya oksigen dalam kemasan. Semakin dekat dengan sumber pembibitan maka semakin mengurangi biaya produksi dan waktu, selain itu kualitas bibit dapat terjaga. Kedekatan dengan sumber makanan s t s t s s s s t s

Sumber makanan tidak terlalu berpengaruh dengan lokasi tambak jika kondisi alami tambak terjaga. Selain itu pakan alami lebih ekonomis. Tetapi jika tambak sudah tidak dapat menghasilkan makanan alami maka harus dipupuk atau diberi pakan. Selain itu kedekatan dengan sumber pakan perlu diperhatikan untuk memperkecil biaya produksi.

6 Pengaruh Bencana

s s s s s s s Daerah bencana khususnya bencana banjir dapat menyebabkan gagal panen. Sehingga lokasi diusahakan tidak berada pada lokasi bencana dan menyebabkan kerugian. Selain itu di Sidoarjo juga terdapat lumpur lapindo yang menimbulkan dampak negative terhadap keberlanjutan tambak

(39)

Adapun Variabel yang akan dieksplorasi

pada wawancara II adalah sebagai

berikut :

Pada Faktor Penggunaan Lahan, yaitu

variabel pengaruh guna lahan tambak air

payau dan pengaruh polusi jaringan jalan

Pada Faktor Bahan Baku, yaitu variabel

(40)

No Kriteria R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 Penjelasan 1 Penggunaan Lahan a Pengaruh guna lahan tambak air payau

s s s s s s s Sanitasi dan kadar garam antara tambak air payau dan tawar berbeda, ini berhubungan dengan jenis komoditasnya, Kegiatan tambak air tawar sumber airnya berasal dari sungai yang bersifat tawar

b Pengaruh kawasan polusi jaringan

jalan

s s s s s s s Polusi kendaraan yang lalu lintasnya tinggi perlu dihindari, selain itu juga untuk keselamatan petani. Pencemaran kendaraan bermotor juga dapat menyebabkan polusi bagi ikan. Kendaraan dapat membawa polusi yang berasal dari daerah lain yang dapat jatuh ke tambak melalui air hujan

2 Bahan Baku Kedekatan dengan sumber makanan t s t s t s t s t s t s t s

Jarak lokasi dengan sumber pakan ikan tidak terlalu dibutuhkan karena biasanya pembudidaya mendapatkannya dari orang yang membeli dalam jumlah banyak. pakan dapat berasal dari ikan sisa yang di potong kecil-kecil. Sumber pakan alami seperti sisa makanan hewan ternak atau nutrisi dari tanah lebih baik

(41)

Dari wawancara II dan setelah dilakukan analisis

putaran II dapat diketahui telah terjadi

kesepakatan/ konsensus di antara para

responden pada beberapa sub variabel yaitu :

Kedekatan dengan sumber pakan, dimana sub

variabel ini tidak dapat dijadikan kriteria penentu

pada penelitian ini.

Pengaruh Huna Lahan Tambak Air payau, dimana

sub variabel ini dapat dijadikan kriteria penentu

pada penelitian ini.

Pengaruh kawasan polusi jaringan jalan, dimana

sub variabel ini dapat dijadikan kriteria penentu

pada penelitian ini.

(42)

Kriteria Responden Perubahan Pendapat Putaran I Putaran II Pengaruh Guna Lahan Tambak Air Payau

R3 Tidak Setuju, karena penggunaan lahan tambak air payau tidak mengganggu aktivitas tambak air tawar asalkan tambak airnya dijaga salinitasnya tidak masalah

Setuju, Karena Salinitas Tambak Air tawar 0 ppt dan Air payau sekitar 10 ppt dengan perbedaan salinitas yang cukup tinggi akan mempengaruhi ketahanan (Imun) Ikan

Pengaruh kawasan polusi jaringan jalan

R4 Tidak Setuju, karena Polusi jaringan jalan tidak terlalu tinggi sehinga tidak berpengaruh tetapi berpengaruh dalam hal aksesibilitas

Setuju, karena Meskipun aksesibilitas tetap dipertimbangkan tetapi pencemaran polusi kendaraan bermotor dengan akumulasi jumlah yang besar misal jalan tol atau arteri juga mempengaruhi produktivitas tambak

Kedekatan dengan sumber makanan

R1 Ya, Untuk memperkecil biaya produksi

Tidak Setuju, Lokasi yang dekat dengan sumber pakan untuk memperkecil biaya produksi tetapi pakan dapat berasal dari ikan sisa yang di potong kecil-kecil

R4 Ya, Daya dukung pakan dapat terjamin dan mengurangi cost

Tidak Setuju, Sumber pakan alami seperti sisa makanan hewan ternak atau nutrisi dari tanah lebih baik

R5 Ya, Berpengaruh pada biaya

transportasi dan produksi, semakin jauh maka semakin tinggi biaya produksi

Tidak Setuju, Sumber bisa berasal dari nutrisi tanah dan tumbuhan

R6 Ya, Akan mengurangi waktu dan

biaya jika dekat dengan sumber pakan

Tidak Setuju, Pakan juga bisa didapatkan dari ternak atau tumbuhan sawah

(43)

Kriteria Tata Guna Lahan yang meliputi Sub kriteria

Pengaruh Guna Lahan Permukiman, Pengaruh guna

lahan perdagangan dan jasa, Pengaruh guna lahan

industry hingga radius polusi Industri, Pengaruh guna

lahan tambak air payau, Pengaruh kawasan polusi

jaringan jalan.

Kriteria Sosial Ekonomi yang meliputi Sub Kriteria Lokasi

dalam radius pasar, Kepadatan penduduk, Jumlah

Tenaga Kerja, Jumlah kelompok Umur kerja

Kriteria Fisik yang meliputi Sub kriteria Kelerengan lahan,

Jenis Tanah, Kedekatan dengan sungai, Curah hujan,

Kriteria Infrastruktur Jalan, Kedekatan dengan sumber

(44)
(45)
(46)

R1 : Kasi Pengendalian Mutu Air Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Sidoarjo

R2 : Kepala Laboratorium Perkolaman Akademi Perikanan

Sidoarjo

R3 : Penyuluh Perikanan Badan Ketahanan Pangan

Kecamatan Wonoayu

R4 : Kasubag Perencanaan dan Pelaporan Dinas Pertanian

dan Perkebunan Kabupaten Sidoarjo

R5 : Staf Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah

Bapeda Sidoarjo

R6 : Kasi Perencanaan Teknis Dinas PU Pengairan

Kabupaten Sidoarjo

R7 : Pembudidaya / pengusaha Tambak Air Tawar di

(47)
(48)

Model Spasial Weighted Overlay Dengan Menggunakan Model Builder.

(49)

No.

Kriteria

Penjabaran

1.

Tata Guna Lahan

Tata guna lahan yang tidak

dapat dikembangkan sebagai

kawasan tambak air tawar

adalah

kawasan

industry,

perdagangan dan jasa dan

permukiman, sehingga lokasi

yang

tidak

berada

pada

kawasan tersebut sesuai

2.

Ketersediaan Tenaga

Kerja

Ketersediaan tenaga kerja yang

sesuai tiap kecamatan adalah >

876

3.

Kedekatan dengan

Pasar

Jarak minimal lokasi dengan

pasar menurut teori von thunen

adalah 10,926 Km, jadi diluar

jarak itu tidak sesuai

4.

Kedekatan dengan

bahan baku

Jarak minimal lokasi dengan

bahan baku adalah 10.000 M,

jadi diluar jarak itu tidak sesuai

(50)

No

No Lokasi

Sebaran Lokasi dalam Kecamatan

1

L2

Balongbendo

2

L3

Tarik, Prambon

3

L5

Prambon

4

L10

Tanggulangin, Porong, Jabon

5

L13

Buduran, Sidoarjo, Sedati

6

L14

Sedati

7

L15

Sedati

8

L19

Wonoayu, Sidoarjo

(51)
(52)

Faktor Tata Guna Lahan yang meliputi variable Pengaruh

Guna Lahan Permukiman, Pengaruh guna lahan

perdagangan dan jasa, Pengaruh guna lahan industry

hingga radius polusi Industri, Pengaruh guna lahan

tambak air payau, Pengaruh kawasan polusi jaringan

jalan.

Faktor Sosial Ekonomi yang meliputi variable Lokasi dalam

radius pasar, Kepadatan penduduk, Jumlah Tenaga

Kerja, Jumlah kelompok Umur kerja

Faktor Fisik yang meliputi variable Kelerengan lahan, Jenis

Tanah, Kedekatan dengan sungai, Curah hujan,

Faktor Infrastruktur Jalan, Kedekatan dengan sumber

(53)

1.

Tata Guna Lahan (0.327) dengan urutan variabel Pengaruh

Guna Lahan Industri Hingga Radius Polusi Industri (0,159),

Pengaruh Guna Lahan Perdagangan dan Jasa (0,079), Pengaruh

Guna Lahan Permukiman (0,066), Pengaruh Guna Lahan

Tambak Air Payau (0,053), Pengaruh Kawasan Polusi Jaringan

Jalan (0.023).

2.

Fisik Lahan (0.287) dengan urutan variabel jarak dengan

sungai (0.139), jenis tanah (0.119), Kelerengan (0.064), Curah

hujan (0.045)

3.

Infrastruktur Jalan (0.126)

4.

Kedekatan Dengan Lokasi Pembibitan (0.117)

5.

Sosial Ekonomi (0.082) dengan urutan variabel Lokasi dalam

radius pasar (0.040), Jumlah Tenaga Kerja (0.035), Jumlah

Kelompok Umur Kerja (0.015), Kepadatan penduduk (0.014),

(54)

Lokasi yang didapatkan 9 lokasi yang tersebar

dalam 11 kecamatan yaitu Kecamatan

Balongbendo, Tarik, Prambon, Wonoayu,

Tanggulangin, Porong, Jabon, Sidaorjo, Candi,

Buduran.

(55)

Dari penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diberikan

adalah :

Kabupaten Sidoarjo memiliki potensi besar di bidang perikanan

tambak, sebagai salah satu bagian dari budidaya perikanan

maka tambak air tawar yang merupakan potensi yang belum

berkembang di Sidoarjo dan perlu ditingkatkan.

Lokasi yang akan ditetapkan layak sebagai kawasan perikanan

air tawar berada pada kawasan pertanian, dan pesisir.

Sehingga dalam penerapannya perlu di kaji lebih lanjut agar

antara budidaya perikanan air tawar dan kegiatan lain saling

mendukung.

(56)
(57)

Interactions among different

components in rice–fish agricultural

ecosystems.

Sumber : Jianbo Lu, 2006

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan Rahmat, Taufik dan juga Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Kepala LPSE adalah Kepala Bidang Persandian dan Pelayanan Pengadaan Secara Elektronik pada Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik mempunyai tugas memimpin

Žmogus, kuris galvoja tik apie save ir visur ieško sau naudos, negali būti laimingas. Nori gyventi sau -

Kemampuan merupakan apa yang akan dilakukan, mengapa dilakukan demikian, berapa besar biaya dan lama waktu pelaksanaan strategi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan rekrutmen, seleksi dan penempatan tenaga kerja di koperasi BMT-UGT Sidogiri Pasuruan lebih memprioritaskan para alumni

Walaupun elektroda GOD/EPKT pada penelitian ini memiliki kinerja optimum pada suhu tinggi dengan nilai energi aktivasi yang cukup baik, elektroda GOD/EPKT tersebut

Tingginya nilai Vs titik 2 yang berada di tengah-tengah Cekungan Takengon dibandingkan dengan titik 1 yang berada di pinggir cekungan menjadi indikasi bahwa tanah di

Dari hasil penilaian kelengkapan dan kebenaran dokumen administrasi atas peserta lelang yang memasukan dokumen penawaran diatas, dokumen administrasi yang dinyatakan memenuhi syarat