• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Rencana Strategis Perubahan ( ) Dinas Tenaga Kerja. merupakan suatu dokumen penting yang akan digunakan sebagai acuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Rencana Strategis Perubahan ( ) Dinas Tenaga Kerja. merupakan suatu dokumen penting yang akan digunakan sebagai acuan"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

II KATA PENGANTAR

Rencana Strategis Perubahan (2017-2018) Dinas Tenaga Kerja merupakan suatu dokumen penting yang akan digunakan sebagai acuan dalam perencanaan selama 2 (dua) tahun mendatang. Penyusunan Renstra

Perubahan (2017-2018) mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

Rencana Strategis (Renstra) Perubahan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang memuat tentang pendahuluan, capaian kinerja periode sebelumnya, permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam Dinas Tenaga Kerja, pengangkatan isu strategis, visi, misi, serta rancangan program dan kegiatan 2 (dua) tahun ke depan yaitu periode 2017-2018. Dengan tersusunnya Renstra Dinas Tenaga Kerja secara sistematis ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pelaksanaan apa yang menjadi agenda Dinas Tenaga Kerja sesuai dengan ketetapan dan memudahkan berbagai pihak yang berkepentingan untuk dapat mengawalnya serta mempermudahkan dalam proses pertanggung jawaban nantinya.

DAFTAR ISI

Jombang, 6 Februari 2017

KEPALA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN JOMBANG

Ir. HERU WIDJAJANTO, M.Si

Pembina Utama Muda NIP. 19621211 199003 1 008

(3)

III DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... I KATA PENGANTAR ... II DAFTAR ISI ... III DAFTAR GAMBAR ... V DAFTAR TABEL ... VI BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Landasan Hukum ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 6

1.4 Sistematika Renstra Dinas Tenaga Kerja ……… 7

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja .... 8

2.2 Sumber Daya Dinas Tenaga Kerja ………. 26

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja……… 31

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Tenaga Kerja ………. 35

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja ……….. 40

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ... 44

3.3 Telaahan Renstra K/L ... ……… 44

3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ... 49

(4)

IV 3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis ... 49 BAB IV VISI, MISI,TUJUAN, DAN SASAARAN STRATEGI DAN

KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja ……….. 51 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja .... 52 4.3 Strategi dan Kebijakan Dinas Tenaga Kerja……….. 54 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN

INDIKATIF ... 60 BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS TENAGA KERJA YANG

(5)

V DAFTAR GAMBAR

NO JUDUL HALAMAN

(6)

VI DAFTAR TABEL

NO JUDUL HALAMAN

1. Tabel 2.1

Daftar Pegawai Menurut Eselon

24

2. Tabel 2.2

Daftar Pegawai Menurut Golongan

25

3. Tabel 2.3

Daftar Pegawai Menurut Pendidikan

25

4. Tabel 2.4

Gedung/Bangunan Dinas Tenaga Kerja

27

5. Tabel 2.5

Sarana dan Prasarana Dinas Tenaga Kerja

28

6. Tabel 2.6

Evaluasi Kinerja dan Capaian Anggaran Dinas Tenaga Kerja (2014 - 2016)

32

7. Tabel 4.1

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Tahun 2014- 2018

53

8. Tabel 4.2

Sasaran, Arah, Kebijakan, dan Strategi Dinas Tenaga Kerja Tahun 2014 - 2018

55

9. Tabel 5.1

Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Tahun 2014 - 2018

62

10. Tabel 5.2

Rencana Program dan Kegiatan, Sasaran, Indikator Kinerja dan Pendanaan Indikatif Dinas Tenaga Kerja Tahun 2014 - 2018

63

11. Tabel 6.1

Indikator Kinerja Dinas Tenaga Kerja yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

71

12. Tabel 6.2

Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Tenaga Kerja

(7)
(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja adalah dokumen perencanaan organisasi perangkat daerah yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, yang menjadi pedoman dan penyusunan program kerja tahunan dan penyusunan anggaran pembangunan dan belanja dalam bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi selama 2 (dua) tahun ke depan, yaitu tahun 2017-2018. Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jombang 2014-2018.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan diubah ketiga kalinya dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun berdasarkan perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Dalam menuju pemerintahan yang transparan, demokrasi, efektif dan efisien, pemerintah perlu memberikan peran yang lebih besar kepada seluruh pelaku pembangunan serta mengoptimalkan seluruh aset-aset pembangunan untuk bersinergi di dalam proses pembangunan secara proporsional dan bertanggung jawab. Sehingga perlu dirumuskan program-program pembangunan yang komprehensif, efektif, dan efisien sesuai dengan kondisi wilayah dengan segala permasalahannya.

(9)

2 Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang merupakan pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan publik di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di Kabupaten Jombang dan merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang dijabarkan dalam visi, misi, tujuan, sasaran target, arah kebijakan serta program dan kegiatan pembangunan Dinas Tenaga kerja yang akan dilaksanakan selama periode 2017-2018. Renstra Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang memiliki fungsi menjawab arah pelayanan yang dikembangkan dan hendak dicapai selama dua tahun ke depan (periode 2017-2018), serta langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dengan demikian, Renstra Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang dijadikan salah satu dasar pengukur kinerja atas pelayanan yang diberikan pada masyarakat setiap akhir tahun dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Selain itu, Renstra Dinas Tenaga Kerja sebagai bagian dari RPJMD Kabupaten Jombang merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang menjadi dasar penyusunan Rencana Kerja Tahunan (Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dinas.

Renstra Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang disusun berlandaskan pemetaan kondisi lingkungan serta isu-isu strategis yang berkembang dan mengacu pada arah kebijakan yang ditetapkan dalam RPJMD 2014-2018. Renstra Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang juga memberikan gambaran dan identifikasi permasalahan yang dihadapi serta indikasi terkait dengan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai pemecahan permasalahan secara terencana, sistematis, dan akomodatif dengan mempertimbangkan potensi, peluang, dan tantangan yang ada.

(10)

3 Dengan demikian, dalam rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang melalui penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) perlu ditetapkan Rencana Strategi (Renstra) Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang Tahun 2017-2018.

1.2. Landasan Hukum

Penyusunan Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dilandasi dasar hukum sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

(11)

4 6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

(12)

5 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah untuk keduakalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

14. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Jombang Tahun 2005-2025;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Jombang (Lembaran Daerah Kabupaten Jombang Tahun 2016 Nomor 8/D, Tambahan Lembaran Daerah KabupatenJombang Nomor 8/D);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 15 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018;

(13)

6 19. Peraturan Bupati Jombang Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang;

20. Peraturan Bupati Nomor 63 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang adalah untuk memudahkan aparatur Pemerintah Kabupaten Jombang, khususnya Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang, serta masyarakat pada umumnya untuk memahami visi, misi, strategi, dan arah kebijakan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam rangka sinergitas pelaksanaan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

Tujuan disusunnya Renstra Dinas Tenaga Kerja Tahun 2017-2018 adalah :

a. Memperoleh dokumen rencana pembangunan bidang ketenagakerjaan yang terintegrasi dengan dokumen RPJMD Kabupaten Jombang serta dokumen lainya yang berhubungan dengan urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

b. Memberikan arah dan acuan pembangunan yang ingin dicapai Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang dalam kurun waktu dua tahun ke depan, yang diwujudkan dengan indikator capaian kinerja;

c. Memberikan pedoman operasional bagi aparat Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang dalam menjabarkan visi, misi, dan arah pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Jombang;

(14)

7 d. Sebagai input dalam rangka pelaksanaan tugas dan peningkatan

pembangunan masa yang akan datang;

e. Sebagai panduan dan pedoman dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) pada masing-masing Bidang/Seksi pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang.

1.4. Sistematika Penyusunan

Adapun sistematika penulisan Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penyusunan BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD 2.2. Sumber Daya SKPD

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

3.2. Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(15)

8 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1.1. Visi dan Misi SKPD

1.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD 1.3. Strategi dan Kebijakan SKPD

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

(16)
(17)
(18)
(19)

8 BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS TENAGA KERJA

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja

Berdasarkan Peraturan Bupati Jombang Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang, dijelaskan bahwa Tugas Pokok Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang adalah membantu Bupati melaksanakan fungsi pelaksana urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang tenaga kerja dan transmigrasi.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Tenaga Kerja mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan di bidang tenaga kerja dan transmigrasi; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang tenaga kerja dan transmigrasi;

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang tenaga kerja dan transmigrasi;

d. Pelaksanaan administrasi di bidang tenaga kerja dan transmigrasi;

e. Penyelenggaraan fungsi-fungsi pelaksana urusan pemerintahan daerah bidang tenaga kerja dan transmigrasi;

f. Pembinaan penyelenggaraan fungsi-fungsi pelaksana urusan pemerintahan daerah bidang tenaga kerja dan transmigrasi; dan

g. Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Susunan organisasi Dinas Tenaga Kerja, terdiri dari : a. Kepala Dinas

(20)

9 b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Umum, Kepegawaian, Keuangan dan Aset; dan 2. Sub Bagian Penyusunan Program dan Evaluasi

c. Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja, membawahi : 1. Seksi Pelatihan Kerja; dan

2. Seksi Produktivitas Kerja

d. Bidang Penempatan Perluasan Kerja dan Transmigrasi, membawahi : 1. Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi; dan

2. Seksi Perluasan Kesempatan Kerja

e. Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja, membawahi: 1. Seksi Hubungan Industrial; dan

2. Seksi Persyaratan Kerja f. Unit Pelaksana Teknis Dinas g. Kelompok Jabatan Fungsional

Berikut adalah paparan tugas pokok dan fungsi aparatur Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang sebagai berikut:

Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas Tenaga Kerja dalam merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan aset, penyusunan program dan evaluasi.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi:

a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; b. Pengelolaan administrasi kepegawaian;

(21)

10 c. Pengelolaan administrasi keuangan;

d. Pengelolaan administrasi perlengkapan;

e. Pengelolaan administrasi aset Dinas Tenaga Kerja; f. Pengelolaan urusan rumah tangga;

g. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-undangan;

h. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang; i. Pengelolaan kearsipan Dinas Tenaga Kerja;

j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tata laksana;

k. Pelaksanaan koordinasi pembinaan dan penyelenggaraan Dinas Tenaga Kerja; dan

l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja.

Sub Bagian Umum, Kepegawaian, Keuangan, dan Aset

Sub Bagian Umum, Kepegawaian, Keuangan, dan Aset mempunyai tugas:

a. Melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat surat, pengandaan naskah naskah dinas dan kearsipan;

b. Menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan; c. Melaksanakan tugas di bidang hubungan masyarakat;

d. Mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian mulai penempatan formasi, pengusulan dalam jabatan, usulan pensiun, peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, kenaikan pangkat, SKP, DUK, Sumpah/Janji Pegawai, gaji berkala, kesejahteraan, mutasi dan pemberhentian pegawai, diklat, ujian dinas, ijin belajar, pembinaan kepegawaian, dan disiplin pegawai;

(22)

11 e. Menyusun standar kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional;

f. Menyelenggarakan tata usaha kepegawaian lainnya;

g. Melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai;

h. Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan;

i. Menyusun laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan;

j. Merencanakan kebutuhan barang dan jasa;

k. Melaksanakan pengadaan dan distribusi barang dan jasa;

l. Melaksanakan perawatan dan perbaikan barang barang inventaris; m. Melaksanakan pengelolaan dan pengamanan aset;

n. Menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan barang barang inventaris; dan

o. Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.

Sub Bagian Penyusun Program dan Evaluasi

Sub Bagian Penyusun Program dan Evaluasi, mempunyai tugas:

a. Menghimpun data dan menyiapkan bahan koordinasi penyusunan program;

b. Melaksanakan pengolahan data; c. Melaksanakan perencanaan program;

d. Menyiapkan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan perundang-undangan;

e. Menghimpun data dan menyiapkan bahan penyusunan program dan anggaran;

(23)

12 g. Melaksanakan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan bidang

penyusunan program dan evaluasi; dan

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh sekretaris.

Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja

Tugas pokok Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja adalah melaksanakan sebagian tugas Dinas Tenaga Kerja, Bidang Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja. Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja, mempunyai fungsi:

a. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)

b. Pelaksanaan verifikasi informasi regulasi bidang pelatihan kerja yang akan disebarluaskan kepada Lembaga Pelatihan Kerja swasta;

c. Pelaksanaan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Lembaga Pelatihan Kerja;

d. Pelaksanaan pemberian rekomendasi ijin kepada Lembaga Pelatihan Kerja swasta;

e. Menyebarluaskan informasi produktivitas kepada perusahaan kecil;

f. Mengkoordinasikan pemberian konsultasi produktivitas kepada perusahaan kecil;

g. Mengkoordinasian pemantauan (surveillance) tingkat produktivitas;

h. Pembinaan, pelatihan, pengukuran, peningkatan produktivitas kerja bagi masyarakat, perusahaan tenaga kerja ;

i. Pelaksanaan kebijakan di bidang standarisasi kompetensi dan program pelatihan, pembinaan instruktur dan tenaga kepelatihan, lembaga dan sarana pelatihan kerja, pemagangan, serta produktivitas;

(24)

13 j. Pelaksanaan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang

standarisasi kompetensi dan program pelatihan, pembinaan instruktur dan tenaga kepelatihan, lembaga dan sarana pelatihan kerja, pemagangan, serta produktivitas;

k. Pemberian bimbingan tehnis dan evaluasi di bidang standarisasi kompetensi dan program pelatihan, pembinaan instruktur dan tenaga kepelatihan, lembaga dan sarana pelatihan kerja, pemagangan, serta produktivitas;

l. Pelaksanaan kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi di bidang pembinaan pelatihan produktivitas tenaga kerja; dan

m. Pelaksanaan tugas yang diperintahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja.

Seksi Pelatihan Kerja

Seksi Pelatihan Kerja, mempunyai tugas:

a. Menginventarisir data lembaga pelatihan yang mencakup jumlah, lokasi, jenis kejuruan, status lembaga, fasilitas lembaga, kualifikasi instruktur dan standar kualifikasi lulus;

b. Menyelenggarakan pelayanan perijinan/pendaftaran lembaga pelatihan; c. Melaksanakan program pelatihan, pengukuran dan peningkatan

produktivitas tenaga kerja;

d. Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pembinaan lembaga pelatihan;

e. Melaksanakan sosialisasi regulasi bidang pelatihan kerja kepada Lembaga Pelatihan Kerja Swasta;

f. Mengumpulkan bahan verifikasi informasi regulasi kepada Lembaga Pelatihan Kerja swasta;

(25)

14 g. Melaksanakan sosialisasi regulasi bidang pelatihan kerja kepada

Lembaga Pelatihan Kerja Swasta;

h. Menentukan pemberian tanda daftar lembaga pelatihan kerja;

i. Menyiapkan pelaksanaan analisis kebutuhan pelatihan pemagangan; j. Menyiapkan program pelatihan dan pemagangan;

k. Menyiapkan sarana dan prasarana pelatihan dan pemagangan; l. Menyiapkan instruktur dan Tenaga pelatihan pemagangan; m. Menyiapkan calon peserta pelatihan kerja dan pemagangan;

n. Melakukan verifikasi ke lembaga pelatihan kerja berkaitan dengan penerbitan ijin operasional lembaga pelatihan kerja;

o. Membuat jadwal pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelatihan kerja dan pemagangan;

p. Melakukan pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan kerja; q. Melakukan pengesahan perjanjian magang dalam negeri;

r. Menginventarisir kelembagaan pelatihan pemagangan perusahaan dan kegiatan pemagangan mencakup program, jenis keterampilan, sertifikasi dan pendanaan pelatihan;

s. Mengkoordinir pelaksanaan sosialisasi, promosi, seleksi, dan penempatan peserta pemagangan dalam negeri;

t. Melakukan sinkronisasi program pelatihan dan pemagangan dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat; dan

u. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas.

Seksi Produktivitas Kerja

(26)

15 a. Melakukan inventarisir data standar kualifikasi keterampilan/Pelatihan

kerja, materi uji keterampilan/kompetensi dan sertifikat keterampilan/ kompetensi nasional yang telah ditetapkan;

b. Mempersiapkan bahan penyusunan standar kualifikasi keterampilan/kompetensi, standar latihan kerja, materi uji keterampilan/kompetensi, dan standar latihan kerja;

c. Melaksanakan uji keterampilan/kompetensi tenaga kerja, dan penadatanganan sertifikat dalam rangka penetapan hasil uji keterampilan;

d. Melakukan inventarisasi sertifikasi pelatihan tenaga kerja yang meliputi jenis sertifikat dan jumlah lembaga pelatihan menurut akreditasi;

e. Mempersiapkan bahan pembinaan dan penyuluhan sertifikasi dan akreditasi kelembagaan pelatihan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelatihan;

f. Mengkoordinir pelaksanaan pembinaan asosiasi profesi yang berkaitan dengan bidang program dan sertifikasi;

g. Melakukan koordinasi dengan lembaga terkait tentang pelaksanaan sertifikasi kompetensi dan akreditasi lembaga profesi serta lembaga pelatihan kerja di daerah;

h. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembinan dan penyuluhan sertifikasi dan akreditasi kelembagaan pelatihan;

i. Menyiapkan alat, tekhnik, metode peningkatan, dan pengukuran produktivitas;

j. Melaksanakan pemantauan (survilance) peningkatan produktivitas; k. Menyiapkan sumber daya manusia bidang pengukuran produktivitas; l. Menyiapkan data dan metode pengukuran produktivitas;

(27)

16 m. Melakukan sinkronisasi program sertifikasi dan kompetensi dengan

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;

n. Mempersiapkan bahan pembinaan produktivitas tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi ekonomi daerah;

o. Melakukan koordinasi dengan organisasi profesi dan asosiasi perusahaan dalam rangka peningkatan produktivitas tenaga kerja;

p. Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program peningkatan produktivitas tenaga kerja;

q. Melakukan sinkronisasi program kelembagaan pelatihan dan produktivitas dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat; dan r. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh Kepala Bidang Pelatihan

dan Produktivitas Kerja.

Bidang Penempatan, Perluasan Kerja dan Transmigrasi

Tugas pokok Bidang Penempatan Perluasan Kerja dan Transmigrasi adalah melaksanakan sebagian tugas Dinas Tenaga Kerja, Bidang Penempatan Kerja, Perluasan Kesempatan Kerja dan Transmigrasi. Bidang Penempatan Perluasan Kerja dan Transmigrasi, mempunyai fungsi;

a. Pengkoordinasian pemberian dan penyebarluasan informasi pasar kerja dalam pelayanan antar kerja kepada pencari kerja dan pemberi kerja serta perluasan kesempatan kerja dan transmigrasi kepada masyarakat; b. Pengkoordinasian penyuluhan dan bimbingan jabatan dalam pelayanan

antar kerja serta perluasan kesempatan kerja dan transmigrasi kepada masyarakat;

c. Pengkoordinasian perantaraan kerja dalam pelayanan antar kerja serta perluasan kesempatan kerja dan transmigrasi kepada masyarakat;

(28)

17 d. Pelaksanaan verifikasi penerbitan ijin kepada Lembaga Penempatan

Tenaga Kerja Swasta dan transmigrasi kepada masyarakat;

e. Pelaksanaan promosi dan penyebarluasan informasi syarat-syarat dan mekanisme bekerja ke luar negeri dan transmigrasi kepada masyarakat; f. Pengkoordinasian pendaftaran, perekrutan, dan seleksi;

g. Pengkoordinasian pelayanan dan verifikasi kelengkapan dokumen ketenagakerjaan ke luar negeri;

h. Pengkoordinasian pelayanan penandatanganan perjanjian kerja bagi CTKI;

i. Pengkoordinasian penyelesaian permasalahan TKI pra, selama, dan purna penempatan;

j. Pengkoordinasian pelayanan pemulangan dan kepulangan TKI; k. Pelaksanaan pemberdayaan TKI purna;

l. Pelaksanaan penerbitan rekomendasi perpanjangan IMTA bagi TKA yang lokasi kerja lebih dari 1 (satu) daerah;

m. Pelaksanaan penerbitan perpanjangan IMTA bagi TKA yang berlokasi kerja di daerah;

n. Pengkoordinasian kegiatan penempatan kerja dengan pengawas ketenagakerjaan; dan

o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Tenaga Kerja.

Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas: a. Merencanakan penyiapan sumber daya manusia terkait pemberian

informasi pasar kerja kepada pencari kerja dan pemberian kerja;

b. Mengelola penyiapan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan pemberian informasi pasar kerja kepada pencari kerja;

(29)

18 c. Merencanakan pemantauan dan evaluasi hasil pelaksanaan informasi

pasar kerja kepada pencari kerja dan pemberi kerja;

d. Merencanakan penyediaan sumber daya manusia untuk jabatan pengantar kerja dan petugas antar kerja;

e. Merencanakan penyediaan sarana dan prasarana pemberian informasi pasar kerja, penyuluhan dan bimbingan jabatan, dan perantaraan kerja; f. Merencanakan sumber daya manusia pemberian rekomendasi ijin

Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta;

g. Menyusun kesiapan sarana dan prasarana perijinan pemberian rekomendasi ijin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta;

h. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta;

i. Menyusun kesiapan sumber daya manusia untuk pelayanan rekomendasi penerbitan perpanjangan IMTA;

j. Menyusun kesiapan Sumber Daya Manusia Untuk pelayanan rekomendasi penerbitan perpanjangan IMTA;

k. Memfasilitasi monitoring TKA pemegang IMTA di wilayah daerah;

l. Melakukan penyebarluasan informasi pelaksanaan program transmigrasi kepada penduduk daerah yang berpotensi menjadi transmigran;

m. Melaksanakan pendaftaran dan seleksi calon transmigran, melaksanakan penetapan status calon transmigran serta melaksanakan penetapan status calon transmigran berdasarkan kriteria pemerintah; n. Menyusun rencana pengerahan dan fasilitasi perpindahan transmigrasi,

penjajakan, dan melakukan kerjasama dengan daerah penerima berkaitan dengan penempatan lokasi transmigrasi serta melaksanakan pelayanan penampungan logistik, kesehatan, perbekalan, pelayanan pengangkutan dalam proses perpindahan transmigrasi;

(30)

19 o. Fasilitasi dokumen-dokumen kependudukan bagi para transmigran

dengan berkoordinasi dengan perangkat daerah terkait;

p. Monitoring dan evaluasi transmigran asal perangkat daerah pasca penempatan;

q. Melakukan sinkronisasi program penempatan kerja dan transmigrasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;

r. Menerbitkan rekomendasi ijin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta dalam daerah;

s. Memberikan pelayanan antar kerja lokal, antar daerah, dan antar negara; t. Melaksanakan pengelolaan informasi pasar kerja;

u. Melaksanakan pelayanan administrasi bagi CTKI daerah;

v. Melaksanakan perlindungan TKI di luar negeri (pra dan purna penempatan );

w. Melaksanakan perlindungan TKI pra penempatan serta memfasilitasi perlindungan TKI selama dan purna penempatan;

x. Melaksanakan koordinasi kegiatan penempatan kerja dengan pengawas ketenagakerjaan; dan

y. Melaksanakan tugas laian yang diperintahkan Kepala Bidang Penempatan, Perluasan Kerja, dan Transmigrasi.

Seksi Perluasan Kesempatan Kerja

Seksi Perluasan Kesempatan Kerja, mempunyai tugas;

a. Menyiapkan penyediaan sumber daya manusia yang menangani tugas pengembangan dan perluasan kesempatan kerja kepada masyarakat; b. Menyiapkan penyediaan sarana dan prasarana pengembangan dan

(31)

20 c. Membuat rencana kerja tentang pengembangan dan perluasan

kesempatan kerja;

d. Melaksanakan pembinaan, pengendalian, dan pendayagunaan Tenaga Kerja Sarjana, fasilitasi tenaga kerja mandiri, penerapan teknologi tepat guna, dan fasilitasi program padat karya;

e. Melakukan fasilitasi penyiapan petugas teknis lapangan/pemandu/ pendamping/fasilitator teknologi tepat guna, dan perluasan kesempatan kerja mandiri;

f. Memberikan layanan informasi, konsultasi, bantuan teknis kewirausahaan dan teknologi tepat guna;

g. Melakukan analisis potensi sumber daya ekonomi masyarakat dan membuka serta mengembangkan akses berbagai pemberdayaan ekonomi produktif;

h. Melakukan pembinaan angkatan kerja melalui upaya perluasan kesempatan kerja mandiri sector informal;

i. Melakukan pembinaan dan perluasan kesempatan kerja mandiri sektor informal bagi purna TKI usia produktif;

j. Melakukan pembinaan dan perluasan kesempatan kerja mandiri sektor informal bagi tenaga kerja khusus disabilitas, lansia, muda, dan wanita; k. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait dan stakeholder dalam

rangka pengembangan usaha mandiri baik oleh kelompok maupun usaha individu binaan;

l. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan perluasan kesempatan kerja pada masing-masing kelompok maupun usaha individu binaan; m. Melakukan sinkronisasi di Bidang Pengembangan dan Perluasan

Kesempatan Kerja dengan pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat; dan

(32)

21 n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Penempatan, Perluasan Kerja, dan Transmigrasi

Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja

Tugas pokok Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja, adalah melaksanakan sebagian tugas Dinas Tenaga Kerja, Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja. Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja, mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan verifikasi dokumen perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama serikat kerja/serikat buruh;

b. Pelaksanaan pelayanan pendaftaran perjanjian kerja bersama pengesahan peraturan perusahaan, pencatatan serikat pekerja/serikat buruh, perjanjian kerja waktu tertentu, pelaporan alur produksi dan pendaftaran MoU pemborongan pekerjaan dan PPJP;

c. Pelaksanaan koordinasi dengan pegawai pengawas ketenagakerjaan dalam rangka proses penerbitan;

d. Pembentukan dan pelaksanaan pembinaan lembaga kerjasama;

e. Pengkoordinasian proses pengesahan dokumen peraturan perusahaan dengan ruang lingkup operasi di daerah;

f. Pelaksanaan deteksi dini terhadap potensi perselisihan perusahaan; g. Pelaksanaan fasilitasi pembentukan dan pemberdayaan lembaga

kerjasama Bipartit di perusahaan;

h. Pelaksanaan mediasi terhadap potensi dan mediasi perselisihan di perusahaan, mogok kerja, dan penutupan perusahaan; dan

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang di berikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja.

(33)

22 Seksi Hubungan Industrial

Seksi Hubungan Industrial, mempunyai tugas:

a. Menyiapkan SDM yang memahami pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

b. Menyediakan sarana, prasarana bahan dalam rangka penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

c. Melaksanakan pencegahan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, unjuk rasa pekerja/buruh, mogok kerja, dan penutupan perusahaan serta melakukan perantaraan, evaluasi, dan pelaporan, penyelesaian perselisihan hubungan industrial, unjuk rasa pekerja/buruh, mogok kerja, dan penutupan perusahaan;

d. Melaksanakan penelitian penerbitan perjanjian kerja bersama pengesahan peraturan perusahaan dan kerja waktu tertentu, pelaporan alur produksi dan pendaftaran MoU pemborongan pekerjaan dan PPJP; e. Melaksanakan verifikasi pencatatan serikat pekerja serikat buruh;

f. Melaksanakan koordinasi dengan pegawai pengawas ketenagakerjaan; g. Melaksanakan tugas lain yang di berikan Kepala Bidang Hubungan

Industrial dan Persyaratan Kerja;

Seksi Persyaratan Kerja

Seksi Persyaratan Kerja, mempunyai tugas:

a. Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang memahami aturan ketenagakerjaan;

b. Menyiapkan sarana, prasarana, bahan pembentukan lembaga kerjasama Tripartit, dewan pengupahan;

c. Menyiapkan sarana, prasarana bahan dalam rangka meneliti permohonan PK, PP, PKB, dan penyusunan pengusulan rekomendasi

(34)

23 Upah Minimum Kabupaten dan Upah Minimum sektoral;

d. Melakukan evaluasi dan pelaporan Seksi Persyaratan Kerja;

e. Melaksanakan tuigas lain yang di berikan Kepala Dinas dan Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja.

Uraian dari tugas dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dapat diperjelas melalui bagan struktur organisasi sebagai berikut:

Gambar 1 : Bagan Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

SUBAG UMUM ,KEPEGAWAIAN,KEUANA

NGAN DAN ASET

SUBAG SUNGRAM dan PELAPORAN

BIDANG PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA

BIDANG PENEMPATAN, PERLUASAN KERJA DAN

TRANSMIGRASI BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PERSYARATAN KERJA SEKSI PELATIHAN KERJA SEKSI PRODUKTIVITAS KERJA SEKSI PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI SEKSI PERLUASAN KESEMPATAN KERJA SEKSIHUBUNGAN INDUSTRIAL SEKSI PERSYARATAN KERJA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

(35)

24 Dalam melaksanakan tugas setiap pemangku jabatan struktural dan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, simplikasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan kerja perangkat daerah serta dengan instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas dan rentang koordinasi Asisten Sekretaris Daerah masing masing. Susunan kepegawaian Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang posisi Januari 2017 berjumlah 30 orang, dengan rincian pegawai laki-laki 20 orang dan perempuan 10 orang. Dari jumlah pegawai tersebut, jumlah pejabat struktural Eselon II/a adalah 1 (satu) orang, Eselon III/1 (satu) orang, jabatan Eselon III/b 3 (tiga) orang, dan Eselon IV/a 8 (delapan) orang.

Tabel 2.1.

Daftar Pegawai Menurut Eselon

No Jabatan Eselon Jumlah

1 Kepala Dinas II/a 1

2 Sekretaris Dinas III/a 1

3 Kepala Bidang III/b 3

4 Kepala Sub

Bagian/Kepala Seksi

IV/a 8

5 Pelaksana - 17

(36)

25 Tabel 2.2.

Daftar Pegawai Menurut Golongan

No Golongan Jumlah 1 Golongan IV 6 2 Golongan III 17 3 Golongan II 4 4 Golongan I - 5 Honorer 3 Jumlah 30 Tabel 2.3.

Daftar Pegawai Menurut Pendidikan

No Pendidikan Jumlah 1 S2 9 2 S1 10 3 SLTA 6 4 SLTP 2 5 SD 0 Jumlah Pegawai PNS 27

Berdasarkan tingkat pendidikan, kondisi sumber daya aparatur Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang cukup memadai. Dengan berbagai tingkat pendidikan baik SMA, S1, dan S2, semuanya mampu bersinergi

(37)

26 dengan baik sehingga dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tidak lagi menjadi sebuah hambatan bagi Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang.

Di sisi lain, untuk menunjang kinerja pegawai/aparatur dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya juga perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, baik secara kualitas maupun kuantitas. Saat ini Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai dalam menunjang kelancaran pelasanaan tugas pokok dan fungsinya.

2.2. Sumber Daya Dinas Tenaga Kerja

Bangunan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang terdiri dari 4 (empat) gedung, dengan perincian :

1. Gedung utama digunakan untuk ruang Kepala Dinas dan Sekretariat; 2. Gedung kedua digunakan untuk 2 (dua) bidang dan ruang pertemuan.

Bidang yang menempati gedung kedua yaitu (a) Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja dan (b) Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja;

3. Gedung ketiga digunakan untuk 1 (satu) bidang yaitu Bidang Penempatan, Perluasan Kerja dan Transmigrasi; serta dan 1 (satu) ruangan Sekretaris;

4. Gedung keempat sementara masih kosong dan digunakan sebagai tempat parkir.

Perincian lebih lengkap terkait sumber daya yang ada pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang dapat dilihat pada tabel di bawah.

(38)

27 Tabel 2.4

Gedung/Bangunan Dinas Tenaga Kerja

No Gedung bangunan Keterangan

1 Gedung Induk 1 Lantai

Ruang Kepala Dinas 1 Ruangan Ruang Sekretariat 1 Ruangan

Kamar Mandi/WC 2 Ruangan

2 Gedung 2 1 Lantai

Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja

1 Ruangan

Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja

1 Ruangan

Ruang Pertemuan 1 Ruangan

Musholla 1 Ruangan

Kamar Mandi/WC 2 Ruangan

3 Gedung 3 1 Lantai

Bidang Penempatan, Perluasan Kerja dan Transmigrasi

1 Ruangan

Ruang Sekretaris 1 Ruangan

4 Gedung 4 1 Lantai

Kosong 1 Ruangan

Arsip 1 Ruangan

Kendaraan dinas operasional roda empat yang digunakan para pejabat Dinas Tenaga Kerja sebanyak 2 (dua) unit, kendaraan dinas operasional roda dua sebanyak 12 (dua belas) unit. Perlengkapan inventaris lainnya sebagai

(39)

28 penunjang kelancaran pelaksanaan tugas organisasi dinas antara lain meja, kursi, lemari, brankas, komputer, printer, mesin tik, pesawat telepon, dan perlengkapan lain yang dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.5.

Sarana dan Prasarana Dinas Tenaga Kerja

No Nama Inventaris Jumlah

Kondisi

Baik Sedang Rusak 01 Kendaraan Mobil 2 2 Motor 12 12 02 Bangunan/Tanah Tanah Bangunan Pemerintah (Kantor Dinas Tenaga Kerja)

4 4

Pagar 1 1

03 Peralatan dan Mesin

Mesin Penghisap Debu 1 1

Alat Dapur Lainya 15 8 7

Sound System 1 1

Mesin Tik Manual 1 1

Lemari Besi 7 7 Filling Besi 12 12 Filling Kayu 2 2 Lemari Kaca 1 1 Papan Nama 1 1 White Board 20 20

(40)

29 No Nama Inventaris Jumlah

Kondisi

Baik Sedang Rusak

Lemari Kayu 10 10 Kursi Besi 7 4 3 Meja Rapat 3 3 Meja Tulis 27 27 Kursi Rapat 25 25 Kursi Tamu 1 1 Kursi Tangan 22 22 Bangku Tunggu 3 3 Meja Komputer 4 4 Sofa 1 1 Korden 1 1 AC 7 6 Kipas Angin 1 1 Televisi 1 1 PC Unit 9 9 Laptop 2 2 Note Book 7 7 Printer 20 17 3 CPU 1 1 Monitor 1 1 Scanner 1 1

Meja Kerja Pejabat 4 4 Kursi Kerja Pejabat 10 10

Keyboard 3 3

(41)

30 No Nama Inventaris Jumlah

Kondisi

Baik Sedang Rusak Kursi Kerja Pejabat

Eselon III 2 2 Camera + Attachement 2 2 Proyektor + Attachement 1 1 Telephone Hybird 1 1 Intercom Unit 6 5 1 Microphone 1 1 Facsimile 1 1 Wireless Amplifier 1 1 Antena Vhf/Fm Portable 1 1 Hidrostatic 1 1 Gambar Presiden/Wakil Presiden 4 4 Gambar lambang Garuda 2 2 Tiang Bendera 1 1 Mesin Jahit 1 1

Eart tester meter 1 1

Thicnes Meter 1 1

Inventaris yang dimiliki oleh Tenaga Kerja ini diharapkan dapat menunjang aparatur untuk meningkatkan kinerja dan menjadi faktor pendukung dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi.

(42)

31 2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja

Kinerja pelayanan Dinas Tenaga Kerja dapat dilihat melalui capaian target kinerja pada periode sebelumnya (2014-2016) dengan menggunakan berbagai indikator serta melihat realisasi anggaran yang telah digunakan selama periode sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel capaian kinerja dan realisasi anggaran sebagai berikut :

(43)

32 Tabel 2.6.

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang

No Indikator Kinerja Sesuai Tupoksi SKPD

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Renstra SKPD

Tahun ke- Rasio Capaian Tahun ke-

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Persentase Pencari Kerja yang Ditempatkan Antar Negara

80% 80% 80% 80% 80% 80% 100% 100% 100%

2 Persentase Peserta Pelatihan yang Mendapatkan Pekerjaan

80% 80% 80% 80% 80% 80% 100% 100% 100%

3 Persentase Kasus Perselisihan Tenaga Kerja di Perusahaan yang Ditindaklanjuti

(44)

33 Tabel 2.7.

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang

Kewenangan Uraian

Anggaran Tahun ke - Realisasi Anggaran Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- Rata-Rata Pertumbuhan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Anggaran Realisasi Pelayanan Administrasi Perkantoran 364,190,000 433,369,200 533,866,200 288,609,556 411,261,260 520,504,308 0.00% 0.00% 97.50% 31.78% 44.55%

Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur 262,610,000 85,244,000 57,154,996 235,276,500 80,547,250 53,578,996 0.00% 94.49% 93.74% -359.47% -339.12% Peningkatan Disiplin Aparatur 8,500,000 8,750,000 12,000,000 7,820,000 8,750,000 11,880,000 92.00% 100.00% 99.00% 29.17% 34.18% Perencanaan Strategis & Pelaporan Capaian Kinerjas serta Keuangan SKPD 20,070,000 15,970,000 11,000,000 16,972,000 15,155,000 10,942,000 84.56% 94.90% 99.47% -82.45% -55.11% Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja 177,200,000 86,850,000 202,522,000 170,522,000 36,878,400 201,791,490 96.23% 42.46% 99.64% 12.50% 15.50%

(45)

34 Peningkatan Kesempatan Kerja 235,300,000 418,441,800 451,134,900 201,362,500 363,674,045 427,235,910 85.58% 86.91% 0.00% 0.00% 0.00% Perlindungan & Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan 502,220,000 468,020,000 454,058,500 466,454,500 430,169,600 446,633,500 92.88% 91.91% 98.36% -10.61% -4.44% Pembinaan Lingkungan Sosial Bidang Sosial & Tenaga Kerja 500,000,000 150,000,000 - 288,772,000 105,000,000 - 57.75% 70.00% 0.00% 0.00% 0.00% Pengembangan Kerjasama dengan Wilayah Pengiriman Transmigran 100,000,000 55,000,000 47,222,600 72,920,000 48,247,100 46,265,000 72.92% 87.72% 97.97% -111.76% -57.61%

(46)

35 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Tantangan

Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan kompetensi adalah rendahnya kualifikasi angkatan kerja yang terindikasi pada komposisi angkatan kerja menurut pendidikan. Sebagai gambaran kita lihat angkatan kerja di Kabupaten Jombang menurut pendidikan pada tahun 2017, dimana jumlah angkatan kerja sebanyak 960.532 orang. Dari jumlah tersebut, komposisi tingkat pendidikan secara berturut-turut adalah : berpendidikan SD ke bawah sebanyak 364.204 orang; SLTP sebanyak 299.227 orang; SLTA sebanyak 123.118 orang; dan Sarjana 65.427 orang. Walaupun penduduk Kabupaten Jombang berpendidikan lebih tinggi namun kondisi tenaga kerja Kabupaten Jombang masih tetap sulit untuk bersaing dengan tenaga kerja asing, khususnya pada jenis pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tinggi. Apabila dilihat dari trend pergerakan pendidikan, dunia ketenagakerjaan sekarang ini dihadapkan pada kecenderungan baru yaitu adanya pergeseran pengangguran terbuka dari angkatan kerja berpendidikan rendah menuju kearah angkatan kerja berpendidikan yang lebih tinggi. Ditambah lagi Kabupaten Jombang secara geografis merupakan wilayah cekungan, oleh karena itu pemerintah daerah menetapkan aturan apabila akan mendirikan perusahaan di Kabupaten Jombang tidak boleh lagi mendirikan perusahaan yang sifatnya industri polutan karena berdampak pada meningkatnya polusi air dan udara.

Dengan adanya fenomena tersebut, dunia usaha harus melaksanakan efisiensi dan peningkatan produktivitas yang ditandai oleh adanya pengalihan tenaga kerja dengan teknologi mesin, sehingga life circle hasil produksi menjadi sangat pendek. Untuk dapat melakukan efisiensi, maka dunia usaha perlu melaksanakan perubahan (change) melalui reengineering. Untuk mengantisipasi perubahan dunia usaha, dunia pendidikan pun harus melakukan reengineering dari

(47)

36 yang bersifat umum menjadi kejuruan dan keterampilan, khususnya untuk jangka pendek dan menengah. Pembaharuan bentuk pelatihan dari yang umum menjadi aplikasi teknologi, merupakan terobosan untuk mengimbangi percepatan laju perkembangan teknologi, elektronika dan manajemen. Tetapi perlu dipahami juga, bahwa adanya perubahan teknologi, untuk jangka panjang tidak lagi diperlukan tenaga kerja dengan persyaratan keterampilan (skill requirement) yang tinggi. Sistem mesin yang dioperasikan tentunya semakin canggih, sehingga hanya memerlukan keterampilan ”tekan tombol”. Integrated Manufacturing Systems, merupakan suatu contoh dimana untuk mengoperasikan mesin tidak diperlukan keterampilan yang tinggi, tetapi dituntut untuk memiliki pengetahuan yang semakin meningkat, terutama untuk menghadapi kompleksitas sistem mesin-mesin yang semakin canggih.

Perubahan yang terjadi di dunia kerja, perlu diikuti dengan perubahan sikap, perilaku, dan peningkatan keterampilan tenaga kerja, yang secara tidak langsung berkaitan dengan perubahan sistem pendidikan dan pelatihan kerja. Selanjutnya, lembaga pendidikan sebagai salah satu institusi penghasil tenaga kerja terdidik yang masuk pasar kerja, harus memperhatikan proses pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mempunyai daya saing di pasar kerja global. Dunia pendidikan harus lebih banyak melihat perkembangan yang terjadi di dalam dunia usaha. Dengan demikian, kurikulum yang digunakan paling tidak harus dapat mencerminkan apa yang diinginkan oleh dunia kerja yang harus mengandung unsur knowledge, skills dan attitudes.

Rendahnya penyerapan angkatan kerja antara lain juga dipengaruhi oleh ketidakpastian kualitas pencari kerja itu sendiri dalam mengisi peluang atau kesempatan kerja. Berdasarkan laporan penempatan ketenagakerjaan diketahui bahwa terdapat lowongan-lowongan pada sektor-sektor industri pengolahan, yang tidak sepenuhnya dapat terisi oleh para pencari kerja yang dikarenakan kriteria

(48)

37 kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan tidak memenuhi persyaratan. Dalam upaya mempertemukan para pencari kerja dan pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja secara cepat dan tepat sesuai perkembangan teknologi, telah dibangun Bursa Kerja On Line yang merupakan pengembangan model Bursa Kerja Konvensional. Melalui BKOL para pencari kerja dan pengusaha dapat mendaftarkan secara langsung kebutuhan dengan menggunakan akses internet.

Pemerintah Kabupaten Jombang perlu untuk mempersiapkan SDM yang kompetitif di pasar global, dengan persiapan SDM yang baik, khususnya untuk tenaga kerja sektor formal yang akan ditempatkan di luar negeri agar dapat memperkuat posisi tawar (bargaining position) dengan negara pengguna. Di samping itu, kemajuan teknologi yang semakin cepat terutama di bidang komunikasi, transportasi dan teknologi telah mempercepat proses globalisasi itu sendiri. Sebagai akibatnya hubungan antar negara semakin dekat, terutama yang terkait dengan kegiatan pertukaran barang dan jasa, khususnya tenaga kerja. Dengan demikian, pasar kerja antar negara menjadi semakin marak dan intensif di masa yang akan datang. Sementara itu, globalisasi pasar kerja juga mengakibatkan banyaknya tenaga kerja asing yang bekerja di Kabupaten Jombang tidak hanya pada jabatan manajerial dan tenaga ahli, tetapi sampai tingkat teknisi dan operator yang jumlahnya tidak sedikit. Kehadiran tenaga kerja asing dirasa sangat mengancam kesempatan kerja di pasar dalam negeri, khususnya untuk tenaga kerja Indonesia pada tingkat menengah ke bawah yang jumlahnya sangat banyak.

Mobilitas tenaga kerja, baik penempatan dalam daerah, antar daerah maupun antar negara yang bertumpu pada kualitas SDM menjadi faktor penentu keberhasilan dalam persaingan global. Menghadapi tantangan yang berat demikian, kita perlu melakukan reposisi dengan meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif SDM. Reposisi ini penting untuk mengetahui posisi yang

(49)

38 tepat yang selanjutnya dapat digunakan pijakan dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang ketenagakerjaan, khususnya penempatan tenaga kerja baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Era globalisasi di satu pihak membuka peluang bisnis dan kesempatan kerja di dalam dan di luar negeri. Tetapi di pihak lain, globalisasi menuntut peningkatan SDM terutama kemampuan untuk memanfaatkan teknologi maju untuk produksi; peningkatan kemampuan memanfaatkan teknologi informasi serta peningkatan pemahaman mengenai hubungan internasional termasuk kemampuan bernegosiasi bisnis dengan negara-negara maju. Sementara itu, untuk meningkatkan kualitas SDM diperlukan strategi pengembangan ketenagakerjaan paling tidak dilakukan melalui 4 (empat) jalur yaitu; jalur pendidikan, pelatihan kerja, pengembangan karier, dan perbaikan gizi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Akhirnya dengan peningkatan kualitas SDM tenaga kerja yang kompetitif akan dapat mengubah tantangan menjadi peluang yang terbuka lebar.

Peluang

Selain berbagai tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, juga terdapat berbagai potensi yang dapat dimaksimalkan dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas, yaitu :

1. Peraturan Perundang-undangan

Penyusunan rencana pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sebagai bagian dari sistem manajemen pembangunan tidak terlepas dari landasan hukum yang berlaku baik berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan/Keputusan Menteri terkait, dan Peraturan Daerah.

Dalam lingkup internal Dinas Tenaga Kerja, regulasi yang menjadi kerangka dasar pelaksanaan program dan kegiatan adalah Rencana Strategis yang berisi acuan 5 (lima) tahunan, dan Rencana Kerja yang disusun setiap tahun. Dengan sasaran umum yang ingin dicapai adalah terciptanya mekanisme (sistem)

(50)

39 perencanaan orientasi pada keluaran (output), hasil (outcome), dan dampak (impact) yang diimplementasikan pada proses penyusunan RPJMD dan Kerangka Logis Renstra 2017-2018.

2. Sumber Daya

Keberadaan sumber daya yang meliputi sumber daya manusia (SDM), anggaran, sarana, dan prasarana, kelembagaan, dan ketatalaksanaan, menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas dan peran Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jombang dalam menghadapi dinamika perubahan lingkungan strategis.

(51)

40 BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja

Isu strategis dalam Rencana Strategis Tahun 2017-2018 disusun berdasarkan beberapa sumber, pertama berdasarkan analisis terhadap situasi dan kondisi urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di Kabupaten Jombang, yang kedua bersumber dari permasalahan dan isu dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Jombang (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jombang Tahun 2017-2018, dan ketiga didasarkan pada analisis capaian kinerja pelaksanaan urusan ketenagakaerjaan dan ketransmigrasian, sehingga dapat diidentifikasi berbagai permasalahan umum yang dapat diangkat menjadi agenda atau prioritas pembangunan tahun 2017-2018. Dari sejumlah isu dan permasalahan tersebut, yang dapat diangkat menjadi isu strategis adalah yang memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Cakupan masalah yang luas

2. Suatu isu atau masalah cenderung membesar di masa datang dan berdampak negatif

3. Memerlukan upaya penanganan yang konsisten dari waktu ke waktu Beberapa permasalahan di Kabupaten Jombang yang perlu ditangani pada periode tahun 2017 - 2018 berdasarkan pendekatan pelaksanaan Urusan Pemerintah Daerah yang menjadi tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja diuraikan sebagai berikut:

(52)

41 Urusan Wajib Ketenagakerjaan

Tingkat pengangguran terbuka cukup tinggi dengan perkembangan lapangan kerja yang terbatas, dapat memunculkan permasalahan, di antaranya adalah ketidaksesuaian antara kualifikasi jabatan lowongan kerja dengan bakat, minat, dan kemampuan pencari kerja. Kondisi politik dan perkembangan ekonomi pun secara tidak langsung sangat mempengaruhi terhadap tingkat pengangguran terbuka;

Urusan Pilihan Ketransmigrasian

Tingkat penempatan transmigrasi masih sangat rendah, disebabkan oleh faktor keterbatasan lokasi transmigrasi dan kuota transmigrasi yang ditentukan oleh Pemerintah Provinsi.

Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari berbagai sumber, di antaranya adalah :

1. Isu strategis dari dinamika internasional, nasional, dan regional yang mempengaruhi Kabupaten Jombang

2. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah lainnya yang mempengaruhi Kabupaten Jombang

3. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah yang terdiri dari :  Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Jombang 2005-2025

 Isu strategis yang diangkat dari analisis situasi dan kondisi kependudukan, ekonomi, sosial budaya, sarana prasarana dan pemerintahan umum saat ini, serta kemungkinan kondisinya di masa datang.

(53)

42  Sasaran-sasaran pembangunan yang belum dapat dipenuhi pada

masa RPJMD sebelumnya.

Adapun isu strategis yang patut diangkat dalam RPJMD ini ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria berikut ini :

a. Kriteria- 1: Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional;

b. Kriteria- 2: Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah; c. Kriteria- 3: Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan

masyarakat;

d. Kriteria- 4: Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah;

e. Kriteria- 5: Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan f. Kriteria- 6: Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

Kajian kebijakan pembangunan penentuan isu strategis didahului dengan review terhadap kebijakan pembangunan nasional dan agenda pembangunan regional serta daerah yang relevan dalam memberi arah bagi pembangunan di Kabupaten Jombang. Hasil review yang akan melengkapi draft isu strategis Urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian yaitu : a. RPJPD 2005-2025 dan RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2013-2018

Isu Strategis dalam RPJPD 2005-2025 Provinsi Jawa Timur adalah pengangguran dan ketenagakerjaan, sedangkan isu strategis dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2013-2018 adalah penanganan kemiskinan, pengangguran, dan ketenagakerjaan. Prioritas Pembangunan RPJPD 2005-2025 yang berkaitan dengan urusan ketenagakerjaan adalah tercermin dalam “Bidang Pendidikan, Kesehatan, Kebudayaan, Ketenagakerjaan, Pemuda & Olahraga, Sosial, Iptek, Industri & Perdagangan”.

(54)

43 Kebijakan Umum dan Program Prioritas RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2013-2018 adalah memantapkan pembangunan ekonomi regional secara menyeluruh dimaknai melalui kebijakan pengembangan kemampuan dan daya saing ekonomi Jawa Timur berbasis potensi lokal. b. RPJPD 2005-2025 dan RPJMD 2014-2018 Kabupaten Jombang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah adalah grand desain selama 25 tahun ke depan yang menjadi landasan penyusunan rencana pembangunan lima tahunan dan rencana kerja pemerintah daerah. Isu Strategis RPJPD 2005-2025 yang menjadi salah satu acuan penyusunan isu strategis Dinas Tenaga Kerja, adalah “Daya Tarik dan Daya Saing Kabupaten”; sasaran pokok RPJPD 2005-2025 yaitu “Terwujudnya Perekonomian Kota yang Berdaya Saing”; sedangkan isu strategis RPJMD 2013-2018 adalah “Pengangguran, Penanggulangan Kemiskinan dan Permasalahan Sosial”.

Berdasarkan hasil analisis terhadap hal-hal yang telah dikemukakan sebelumnya, serta dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, maka dapat diidentifikasi 4 (empat) isu strategis urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di Kabupaten Jombang, yaitu:

1. Ketidaksesuaian antara kualifikasi jabatan lowongan kerja dengan bakat, minat, dan kemampuan pencari kerja;

2. Terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia;

3. Tingginya pelanggaran norma ketenagakerjaan dan meningkatnya kasus perselisihan hubungan industrial; dan

4. Terbatasnya lokasi transmigrasi dan minimnya pemberangkatan transmigran.

(55)

44 3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Terpilih

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih memiliki Visi yaitu Jombang Sejahtera Untuk Semua”, dan Misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial dan Beragama 2. Mewujudkan Layanan Dasar yang Terjangkau

3. Meningkatkan Perekonomian Daerah yang Berdaya Saing dan Merata 4. Meningkatkan Kualitas Infrastruktur dan Lingkungan Hidup

5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih

Dilihat dari visi dan misi tersebut di atas, maka Dinas Tenaga Kerja memegang peran yang cukup penting dan strategis. Oleh sebab itu perlu analisa yang tepat untuk melihat apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman agar mengetahui strategi yang tepat untuk diterapkan. Berkaitan dengan misi Kepala Daerah terpilih, Dinas Tenaga Kerja mendapatkan amanah untuk menjalankan misi kedua (2) yaitu : Mewujudkan Layanan Dasar yang Terjangkau. Untuk mewujudkan amanah tersebut, maka Dinas Tenaga Kerja mewujudkannya dalam beberapa program dalam dua (2) tahun ke depan yaitu periode 2017-2018 yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Arah kebijakan dan strategi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014 disusun untuk mendukung pencapaian tujuan Pembangunan Nasional dan Kontrak Kinerja yang telah ditetapkan. Adapun sasaran strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut :

(56)

45 a. Meningkatnya daya saing dan produktivitas tenaga kerja;

b. Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja;

c. Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial;

d. Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja;

e. Terwujudnya pemukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak;

f. Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing;

g. Terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

h. Tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas dari unsur kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN); dan

i. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan, serta data dan informasi untuk mendukung kebijakan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. .

3.3.1. Bidang Tenaga Kerja

Pembangunan ketenagakerjaan tahun 2014-2018 diarahkan untuk: 1. Mendorong terciptanya kesempatan kerja yang baik (decent work), yaitu

lapangan kerja produktif serta adanya perlindungan dan jaminan sosial yang memadai;

(57)

46 2. Mendorong terciptanya kesempatan kerja seluas-luasnya dan merata

dalam sektor-sektor pembangunan;

3. Meningkatkan kondisi dan mekanisme Hubungan Industrial untuk mendorong kesempatan kerja;

4. Menyempurnakan peraturan-peraturan ketenagakerjaan dan melaksanakan peraturan ketenagakerjaan pokok (utama), sesuai hukum internasional;

5. Mengembangkan jaminan sosial dan pemberdayaan pekerja; 6. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas;

7. Menciptakan kesempatan kerja melalui program-program pemerintah; 8. Menyempurnakan kebijakan migrasi dan pembangunan; dan

9. Mengembangkan kebijakan pendukung pasar kerja melalui informasi pasar kerja.

Memasuki pembangunan tahun 2014-2018, pembangunan di bidang ketenagakerjaan diperkirakan masih diwarnai permasalahan, antara lain: 1. Masih tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT);

2. Ketidaksesuaian lapangan kerja dengan ketersediaan tenaga kerja; 3. Belum optimalnya pelayanan ketenagakerjaan;

4. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berwirausaha;

5. Masih banyaknya pengusaha yang tidak mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan;

6. Ketidaksiapan angkatan kerja dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA);

7. Masih tingginya angka TKI yang bekerja di sektor informal; dan 8. Terbatasnya tenaga teknis di bidang ketenagakerjaan.

(58)

47 3.3.2. Bidang Transmigrasi

Penyelenggaraan transmigrasi tahun 2014-2018 diarahkan sebagai alternatif dalam mengurangi kesenjangan wilayah, dapat berkonstribusi dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dan kecukupan papan, memperkuat pilar ketahanan nasional, mendukung kebijakan pengembangan energi alternatif, mendukung pemerataan investasi secara berkelanjutan yang pada akhirnya dapat mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

Kebijakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan ketransmigrasian adalah:

1. Mengembangkan potensi sumber daya alam perdesaan terintegrasi dengan pengembangan perkotaan dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah dalam bentuk Wilayah Pengembangan Transmigrasi (WPT) atau Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT), serta fasilitasi perpindahan dan penempatan penduduk untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dan memberikan peluang usaha di kawasan transmigrasi. Strategi yang ditempuh untuk mendukung kebijakan tersebut adalah:

 Mengintegrasikan pembangunan WPT atau LPT dengan pemugaran permukiman penduduk setempat, pembangunan permukiman pada kawasan potensial, dan revitalisasi permukiman transmigrasi yang ada untuk membentuk atau mendukung kawasan perkotaan baru dengan skema KTM;

 Menetapkan produk unggulan sejak perencanaan dan pembangunan permukiman melalui pola pengembangan agribisnis dan agroindustri;  Mengembangkan investasi melalui kerjasama kemitraan Badan Usaha

Gambar

Gambar 1 : Bagan Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja   Kabupaten Jombang

Referensi

Dokumen terkait

Greatly Pencampuran batubara atau Coal Blending adalah penggabungan atau penimbunan secara bersamaan dan terus-menerus dalam waktu tertentu dari dua atau

Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian harga pokok variabel5. Mahasiswa dapat menentukan

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat

Pada dasarnya tesis ini merupakan upaya untuk memahami tentang bagaimana pengadilan (hakim) di Indonesia — khususnya di lokasi penelitian — mempraktekkan ketentuan

Untuk itu, maka peneliti memberi ruang lingkup sebagai batasan masalah yang jelas untuk penelitian ini, yaitu hanya pada sistem praktik penerapan (implementasi)

Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran tipe think pair share dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri

menentukan pola pemijahan ikan belanak (Mugil dussumieri) di Perairan Belawan. 2) Menggunakan jumlah stasiun penelitian yang lebih banyak dan bervariasi sehingga.. didapatkan