23 3.1 Jenis Penelitian Dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang direncanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Tahap-tahap pelaksanaan meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi.
3.1.2 Lokasi Penelitian
Penelitian diadakan di SDN Blotongan 02 yang terletak di pesisiran Kota Salatiga, tepatnya di Jalan Fatmawati RT 07 / RW 03 Blotongan Kecamatan Sidorejo, Kotamadya Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Sekolah ini dipilih berdasarkan pertimbangan kemudahan akses bagi penulis untuk mengadakan penelitian di SDN Blotongan 02 Salatiga. Selain itu penulis juga sangat mengenal sedikit banyak kondisi sekolah sehingga hal ini memudahkan penulis dalam melakukan penelitian.
Lingkungan fisik sekolah secara keseluruhan sangat mendukung dalam kegiatan belajar mengajar, sarana dan prasarana belajar yang ada di dalam tiap-tiap kelas sangat mendukung, halaman sekolah sangat luas, kondisi gedung masih baik yang terdiri dari 6 ruang belajar yaitu kelas 1 sampai kelas 6, 1 ruang kantor guru, 1 ruang kantor kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang lab komputer, 1 ruang UKS, lapangan olah raga, dan terdapat 4 buah kamar kecil atau toilet.
Perlengkapan ruang belajar secara umum sudah baik, kebersihan di lingkungan sekolah cukup bersih, papan tulis mencukupi dan berkualitas dalam kegiatan belajar mengajar, kursi dan meja tersedia sebanyak siswa yang ada di dalam tiap-tiap kelas. Keadaan dan letak posisi kelas mendapat cukup sinar matahari serta sirkulasi udara yang sejuk. Perangkat Administrasi Sekolah Berisi tentang tata tertib sekolah, struktur organisasi sekolah,
kalender pendidikan, daftar presensi guru pamong, buku induk, profil sekolah, visi dan misi sekolah dan sebagainya. Perangkat Administrasi Kelas terdapat skema kepengurusan kelas, jadwal pelajaran, absensi kelas, daftar piket, papan prestasi dan sebagainya. Kurikulum yang berlaku mengacu pada KTSP semua bidang studi program dalam semesteran, guru memiliki persiapan tertulis dan sebagainya.
Personalia di sekolahan SDN Blotongan 02 Salatiga terdiri dari 1 kepala sekolah, 8 orang guru tetap, 3 orang guru wiyata bhakti, 1 orang penjaga sekolah yang merangkap sebagai staf tata usaha lainnya.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain Hatch dan Farhady (Sugiyono, 2010: 132). Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini meliputi:
3.2.1 Variabel bebas
Salah satu model yang digunakan adalah model pembelajaran bermain peran (role playing). Tidak semua materi dalam pembelajaran IPA dapat menggunakan metode bermain peran, model ini hanya sesuai dengan topik yang dekat dengan kehidupan anak, sehingga dalam pelaksanaannya anak akan mudah memerankan sesuatu yang diminta sesuai dengan yang diajarkan. Pengalaman yang diperoleh dari model pembelajaran ini meliputi kemampuan kerjasama, komunikatif dan menginterprestasikan suatu kejadian.
Jadi role playing adalah suatu penggunaan pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan masyarakat, sedangkan tahapan dalam implementasi role playing terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalam penelitian ini yang dimaksud variabel bebas adalah Penggunaan pembelajaran role playing (X).
Tabel 1
Kisi-Kisi Role Playing
Aspek Indikator
Persiapan
a) Guru dan peneliti menyusun salah satu cerita dalam bentuk teks bacaan, sehingga dapat dibaca dan dihafalkan siswa.
b) Menunjukkan beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.
Pelaksanaan
a) Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa.
b) Guru menjelaskan tujuan dan teknik bermain dalam pembelajaran role playing.
c) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
d) Guru membagi siswa dalam kelompok.
e) Memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
f) Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.
g) Setelah selesai ditampilkan, masing - masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas atau memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok h) Guru dan siswa melakukan diskusi untuk
membicarakan hasil kegiatan yang sudah terlaksana, berikut penilaian-penilaian yang sudah dilakukan i) Masing - masing kelompok menyampaikan hasil
kesimpulannya
j) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
Tindak lanjut
a) Memberikan tugas kepada siswa. b) Umpan balik
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA pada materi “Pelestarian dan Pemeliharaan Alam” kelas III SD Negeri Blotongan 02 Kecamatan Sidorejo (Y).
3.2.3 Hubungan antar Variabel
Variabel X mempengaruhi variabel Y. Pembelajaran role playing (X) mempengaruhi hasil belajar IPA tentang pelestarian dan pemeliharaan lingkungan siswa kelas III SD Negeri Blotongan 02 Salatiga Semester II sebagai variabel (Y).
3.3 Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas III SDN Blotongan 02 Salatiga yang terletak di pesisiran Kota Salatiga, tepatnya di Jalan Fatmawati RT 07 RW III, Kecamatan Sidorejo, Kotamadya Salatiga, Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah 31 orang siswa. Dengan judul Penggunaan Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran IPA SDN Blotongan 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.
3.4 Rencana Tindakan
Penelitian ini merupakan jensis Penelitian Tindakan Kelas ( PTK Yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari 3 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi dan observasi, dan tahap refleksi.
Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus Penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (IGAK Wardhani, 2007: 4).
Langkah tindakan yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah melalui 3 Tahapan yaitu :
(b) Acting(Tindakan) dan Observasing(Pengamatan) (c) Reflecting( Refleksi)
1. Pelaksanaan Siklus 1 (1) Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah, dengan meminta bantuan kepada guru bidang studi IPA untuk mengungkapkan dan memperjelas masalah yang dihadapi oleh peneliti untuk mencari jalan pemecahan masalah.
2. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada strategi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan penggunaan pembelajaran role playing.
3. Menyiapkan lembar observasi sebagai panduan obsever dalam mengobservasi kegiatan situasi dan kondisi selama proses belajar mengajar berlangsung.
4. Merancang alat evaluasi berupa tes formatif.
(2) Tindakan/ Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Pada tahap ini peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat sebagai berikut :
1. Melakukan apersepsi, yaitu guru bertanya kepada siswa tentang kebun bunga di rumah serta bagaimana pelestarian dan perawatannya.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Siswa mendengar penjelasan dari guru bahwa pada pembelajaran hari ini mereka akan belajar bermain peran yaitu tentang pelestarian dan pemeliharaan alam di sekolah. 4. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang tujuan,
manfaat, dan teknik bermain dalam pembelajaran role playing atau bermain peran.
5. Siswa menyebutkan contoh pelestarian dan pemeliharaan alam di sekolah.
6. Siswa berada pada kelompoknya masing-masing.
7. Siswa melakokan drama yang sudah dipersiapkan dengan perannya masing-masing melalui bermain peran.
8. Masing-masing kelompok mengamati skenario yang sedang diperagakan dan diberikan lembar kerja untuk membahas atau memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.
9. Siswa melakukan diskusi untuk membicarakan hasil kegiatan yang sudah terlaksana.
10. Masing-masing kelompok dapat menyampaikan hasil kesimpulannya.
11. Siswa memberikan masukan dan pendapat mengenai penampilan dari kelompok yang melakukan bermain peran. 12. Siswa diberi motivasi oleh guru agar lebih aktif lagi dalam
belajar melalui bermain peran.
13. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami melalui model pembelajaran role playing atau bermain peran.
14. Siswa bersama dengan guru membuat rangkuman mengenai pelestarian dan pemeliharaan alam di sekolah melalui bermain peran.
15. Siswa diberi penguatan oleh guru mengenai pelestarian dan perawatan di sekolah alam melalui bermain peran.
16. Siswa mengerjakan evaluasi.
b. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan oleh obsevator pada saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan terhadap kegiatan belajar mengajar dengan penggunaan pembelajaran role playing, kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru dalam menjelaskan materi tentang Pelestarian dan pemanfaatan alam, serta partisipasi atau keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
c. Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes. Semua data yang diperoleh akan dipaparkan, baik data hasil evaluasi siswa maupun hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dan merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.
2. Pelaksanaan Siklus 2
Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti telah menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II yang terbagi dalam empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah, dengan meminta bantuan kepada guru bidang studi IPA untuk mengungkapkan dan memperjelas masalah yang dihadapi oleh peneliti untuk mencari jalan pemecahan masalah.
2. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada strategi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan pembelajaran role playing.
3. Menyiapkan lembar observasi sebagai panduan obsever dalam mengobservasi kegiatan situasi dan kondisi selama proses belajar mengajar berlangsung.
4. Merancang alat evaluasi berupa tes formatif.
2. Tindakan/Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat sebagai berikut:
1. Guru mengulang kembali materi Pelestarian dan pemanfaatan alam.
2. Guru membangkitkan motivasi siswa. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Siswa berada pada kelompoknya masing-masing.
5. Siswa melakokan drama yang sudah dipersiapkan dengan perannya masing-masing melalui bermain peran.
6. Masing-masing kelompok mengamati skenario yang sedang diperagakan dan diberikan lembar kerja untuk membahas atau memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.
7. Siswa melakukan diskusi untuk membicarakan hasil kegiatan yang sudah terlaksana.
8. Setiap kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9. Siswa memberikan masukan dan pendapat mengenai penampilan dari kelompok yang melakukan bermain peran. 10. Siswa diberi motivasi oleh guru agar lebih aktif lagi dalam
belajar melalui bermain peran.
11. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami melalui model pembelajaran role playing atau bermain peran.
12. Siswa bersama dengan guru membuat rangkuman mengenai pelestarian dan pemeliharaan alam di sekolah melalui bermain peran.
13. Siswa diberi penguatan oleh guru mengenai pelestarian dan pemeliharaan di lingkungan masyarakat melalui bermain peran.
3. Refleksi
Dalam refleksi pada siklus II dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Secara garis besar proses perbaikan pembelajaran siklus II sudah berhasil karena dilihat dari tingkat ketuntasan klasikal sudah memenuhi KKM.
2. Strategi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan penggunaan pembelajaran role playing sudah melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui:
a. Data hasil belajar di ambil meliputi penilaian proses pembelajaran dan tes formatif pada akhir siklus.
b. Data tentang proses pembelajaran diambil pada saat dilaksanakannya tindakan dengan menggunakan rubrik penilaian.
3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk dan instrumen sebagai berikut :
1. Tes Tertulis
Guru memberikan tes sebagai sarana mengevaluasi siswa guna mengukur tingkat keberhasilan siswa belajar tentang pelestarian dan pemeliharaan alam. Tes hasil belajar diselenggarakan setelah siklus 1 dan siklus 2 selesai dilaksanakan. Soal test yang diberikan adalah soal test tertulis yang berbentuk pilihan ganda dan esay, digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran. Test ini diberikan setelah pembelajaran. Adapun kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Kisi - kisi Soal Tertulis
K r i t e r K r i t
Kriteria Ketuntasan Minimal di SD Negeri Blotongan 02 Kecamatan Sidorejo untuk mata pelajaran IPA di kelas III adalah 66. Atau dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini:
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator ItemNo 6.Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. Siklus I 6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan Sekolah dan Rumah. 1. Mengidentifikasi cara - cara yang digunakan manusia dalam melestarikan alam di sekolah lewat bermain peran.
1, 2, 3,
2. Memberikan contoh perilaku dalam bermain peran yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan yang merusak lingkungan sekolah. 4, 5, 6,7,8, 9,10 Siklus II 6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan Sekolah dan Rumah
1.Mengidentifikasi cara -cara yang digunakan manusia dalam melestarikan alam di masyarakat lewat bermain peran.
2. Memberikan contoh perilaku dalam bermain peran yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan yang merusak lingkungan masyarakat. 1,2,3, 4,5 6,7,8, 9,10
Tabel 3
Kriteria Ketuntasan Belajar Kriteria Kemampuan Kualifikasi ≥ 66 Tuntas < 66 Tidak Tuntas 2. Non Tes 1. Lembar Observasi
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya saat proses belajar mengajar berlangsung. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologi dan psikologis. Dua di antara yang tepenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Observasi adalah instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Sebaliknya, instrumen observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa pendapat atau persepsi dari subyek yang diteliti (Soekowati, 2006:64). Adapun kisi-kisi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini yaitu tentang observasi yang terdiri dari tahapan pembelajaran dan aspek yang diamati. Kisi- kisi penerapan model pembelajaran role playing terhadap belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4
Kisi-kisi Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Terhadap Hasil Belajar Siswa
No Aspek yang diamati Indikator Item
1 Kegiatan pendahuluan Guru memulai kegiatan awal
dan perkenalan 1, 2, 3 2 Kegiatan inti Pelaksanaan role playing a. Melakukan persiapan sebelum bermaian peran b. Memperagakan drama c. Melakukan diskusi d. Mempresentasikan hasil diskusi 4,5 6, 7, 8, 9, 10, 11,12, 13, 14
3 Kegiatan penutup Membuat kesimpulan, tanya jawab dengan siswa tentang materi yang dipelajari, mengevaluasi
15, 16
3.6. Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai formatif tes pra siklus, nilai tes setelah siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2.
Penilaian Proses: Membandingkan penilaian proses siklus 1 dan penilaian proses siklus 2. Data penilaian proses diperoleh dari hasil observasi meliputi penilaian bermain peran, penilaian diskusi, penilaian presentasi, dan penilaian karakter bangsa.
Penilaian Hasil: Analisis data hasil penelitian yang berupa hasil belajar pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dengan cara persentase yaitu dengan menghitung peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal 66 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 66 ini jumahnya sekitar 75% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus: Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan individual = Jumlahnilaimaksimal nilai Jumlah
Ketuntasan klasikal = siswa seluruh Jumlah belajar tuntas yang siswa Jumlah x 100 % Keterangan:
Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 66
Ketuntasan klasikal : Jika > 75% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan skor > 66.
Dari data penilaian proses dan data tes formatif selanjutnya dihitung untuk memperoleh nilai akhir. Dengan rumusan nilai akhir sebagai berikut:
Nilai Akhir : 40% (bermain peran+Diskusi+Presentasi+karakter)+60% Tes Formatif 10
3.7. Validitas dan Reliabilitas Data
Validitas suatu tes atau instrumen adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Sugiyono (2010) Taraf validitas empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas (xy). Koefisien validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Menurut Priyatno (2009), besar koefisien yang dimaksud adalah:
Tabel 5
Koefisien Validitas Instrumen
Adapun hasil pengujian validitas disajikan dalam tabel 6 berikut ini.
Koefisien Kualifikasi 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Tabel 6
Hasil Uji Validitas (Corrected Item Total Correlation) Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted VAR00001 10.64 39.481 .491 . .936 VAR00002 10.36 36.242 .850 . .925 VAR00003 10.32 37.180 .708 . .928 VAR00004 10.64 39.481 .691 . .936 VAR00005 10.73 39.446 .527 . .935 VAR00006 10.59 39.015 .559 . .935 VAR00007 10.36 36.242 .850 . .925 VAR00008 10.32 37.180 .708 . .928 VAR00010 10.73 39.446 .527 . .935 VAR00012 10.36 36.242 .850 . .925 VAR00013 10.32 37.180 .708 . .928 VAR00014 10.36 36.242 .850 . .925 VAR00015 10.32 37.180 .708 . .928 VAR00018 10.59 39.015 .459 . .935 VAR00019 10.36 36.242 .850 . .925 VAR00020 10.32 37.180 .708 . .928 VAR00022 10.36 36.242 .850 . .925 VAR00023 10.32 37.180 .708 . .928 VAR00024 10.36 36.242 .850 . .925 VAR00025 10.64 39.481 .691 . .936
Berdasarkan hasil pengujian validitas, diketahui bahwa dari 25 butir soal yang diujikan validitasnya, ada 20 soal yang dinyatakan valid, dan 5 soal yang dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang valid adalah sebagai berikut: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25. Sedangakan soal yang dinyatakan tidak valid adalah sebagai berikut: 9, 11, 16, 17, dan 21 karena hasilnya dibawah 0,40.
Langkah-langkah uji validitas
a. Klik Analzye Scale Reliability Statistik
b. Kemudian copy jumlah soal pindahkan ke ruas kanan pilih Statistik Item-item for deleted Continoues Ok
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil, konsisten, dan lain sebagainya (Sugiyono, 2010). Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes hasil belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas alpha cronbach. Untuk menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu statistik 18.0 for windows. Menurut Azwar (2007), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00, maka semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2007). Kaidah untuk menentukan tingkat reliabilitas menurut Gulford & Frucker (dalam Azwar, 2007) sebagai berikut:
Tabel 7
Kategori Reliabilitas Data
Nilai Reliabilitas 0,90 ≤……. Sangat Reliabel 0,71 – 0,89 Reliabel 0,41 – 0,70 Cukup Reliabel 0,21 – 0,40 Kurang Reliabel …..≤ 0,20 Tidak Reliabel
Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha ≥ 0,41. reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis atau kemudian untuk melihat hasilnya apakah instrument reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai alpha () kurang dari < 0.41 maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas diketahui bahwa koefisien nilai alpha adalah 0.933. Berdasarkan patokan pada tabel kategori reliabilita di atas, maka diketahui bahwa reliabilitas instrumen penelitian ini berada pada kategori sangat reliabel. Hasil pengujiannya disajikan dalam tabel 8 berikut ini:
Tabel 8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .933 .933 20
3.8 Uji Tingkat Kesukaran Soal
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal. Menurut Arikunto (2007: 207 -210), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah :
P
=
B JS Keterangan:P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal : P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
Tabel 9
Indeks Kesukaran Soal siklus 1
Tabel 10
Indeks Kesukaran Soal Siklus 2 Tingkat
Kesukaran
Nomor Soal Jumlah
Mudah 1, 5, 7 3 Sedang 2, 3, 4, 6,8, 9 6 Sukar 10 1 Total 10 Tingkat Kesukaran
Nomor Soal Jumlah
Mudah 3, 6, 9 3
Sedang 1,2, 5, 7, 8, 10 6
Sukar 4 1
3.9 Indikator Kinerja
Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran role playing dikatakan berhasil apabila model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 3 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga dengan ketentuan sebagai berikut: 1. ≥ 75% dari total Kelas 3 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga berhasil lulus dari
kriteria KKM (minimal ≥ 75% siswa mendapatkan nilai 66: berdasarkan peraturan dari sekolah).
2. Terjadi peningkatan keaktifan belajar, dimana ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar, minimal pada skala sedang dan atau maksimal pada skala tinggi, berdasarkan kategori skala Likert.