• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEY PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DRIYOREJO GRESIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURVEY PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DRIYOREJO GRESIK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEY PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA

PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA

NEGERI 1 DRIYOREJO GRESIK

Warasatul Anbia

Prodi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak

Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas pembelajaran. Komponen dalam pembelajaran terdiri dari materi pembelajaran, media pembelajaran, metode dan alat evaluasi. Kenyataannya, berdasarkan hasil penelitian JP2KY diketahui bahwa 75% guru peserta penelitian tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media yang digunakan serta alasan pemilihan media pada kelas XI IPS SMAN 1 Driyorejo Gresik . Kemudian media tersebut akan diuji kelayakannya dengan telaah ahli berdasarkan kriteria kelayakan komponen isi, kebahasaan, dan penyajian untuk mengetahui kelayakan media tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan wawancara. Instrument penelitian adalah lembar wawancara dan lembar telaah ahli. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa media yang digunakan pada pembelajaran akuntansi kelas XI IPS SMAN 1 Driyorejo Gresik adalah powerpoint. media tersebut dipilih berdasar kepraktisan dalam penggunaannya. Hasil telaah ahli media menunjukkan bahwa media powerpoint tersebut layak.

Kata kunci: Media pembelajaran, akuntansi, kelayakan

Abstract

The quality of education is determined by the quality of instructional process. The component in the instructional process consists of teaching material, instructional media, methods and evaluation tools. In fact, based on research JP2KY known that 75% of teachers do not use media in the instructional process. The purpose of this reserch to determine the media used in instructional process and the reasons for selecting media on class XI IPS SMAN 1 Driyorejo Gresik. Then the media will be tested for feasibility with eligibility criteria based on expert review of the content components, language components, and presentation components to determine the feasibility of such media. This study is a descriptive research with quantitative approach. Techniques of data collection are documentation and interviews. Research instrument is a lattice grille interviews and expert questionnaire study. Techniques of data analysis using descriptive analysis. Based on the research result, it can be concluded that the media used in instructional process in accounting subject class XI IPS SMAN 1 Driyorejo Gresik is powerpoint. Media were selected based on practicality in use. The review of media experts suggest that the powerpoint was very feasible.

Keyword : instructional media, powerpoint, feasibility

PENDAHULUAN

Laporan bank dunia tahun 2007 yang berjudul Transforming Indonesia’s Teaching Force, mengemukakan bahwa faktor utama yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah kurangnya keterampilan tenaga pendidik dalam pengelolaan pembelajaran. Pada umumnya tenaga pendidik Indonesia masih menggunakan pembelajaran

konvensional yang bersifat verbalistik dan proses pembelajaran sangat terpusat pada guru sehingga kegiatan pembelajaran cenderung monoton dan membuat daya serap siswa pada pelajaran tidak optimal. Pengelolaan pembelajaran ini meliputi pengelolaan materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan alat evaluasi dalam pembelajaran.

(2)

Harian Republika online edisi 7 juli 2010 menyatakan hal yang serupa, bahwa sebagian besar guru memang belum mampu menerapkan metode pengajaran yang interaktif untuk mendorong siswanya terlibat secara aktif di dalam kelas. Padahal saat ini pendidikan yang diselenggarakan hampir di semua negara di dunia adalah kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa atau dikenal dengan konstruktivistik.

Pembelajaran konstruktivistik menuntut siswa agar mampu mengembangkan pengetahuan sendiri sedangkan guru berperan seagai fasilitator, mediator dan manajer dari proses pembelajaran. Perubahan paradigma ini telah merubah pemahaman tentang pengajaran (teaching) yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran (learning) yang berpusat pada siswa. Dengan demikian maka peran guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator, mediator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru harus mampu menyediakan berbagai fasilitas belajar agar siswa dengan mudah dapat memperoleh informasi. sebagai motivator, mampu memberikan semangat dan energy kepada siswa untuk terus belajar. Oleh karena itu, guru harus memiliki wawasan yang luas, mampu memanfaatkan teknologi modern, dan potensi lingkungan sekitar untuk dijadikan bahan ajar ataupun media pembelajaran. Namun kenyataannya dalam dunia pendidikan indonesia, pemanfaatan media dalam pembelajaran oleh guru masih sangat jarang dilakukan. Hasil penelitian dalam harian edukasi kompas online edisi 25 mei 2010 yang berjudul ”Potret Profesionalitas Guru Kota Yogyakarta dalam Kegiatan Belajar-Mengajar” yang dilakukan Jaringan Penelitian Pendidikan Kota Yogyakarta (JP2KY) awal tahun 2010 menunjukkan, 75 persen guru peserta penelitian belum menggunakan media pembelajaran dalam mengajar.

Pemilihan media yang tepat dan kreatif diharapkan dapat memberikan meningkatkan pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Penelitian Erma Wulandari mengungkapkan bahwa media monopoli dalam model cooperative learning tipe student team

achievement division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Godean tahun ajaran 2011/2012. Pendapat lain yang bertolak belakang dengan penelitian diatas datang dari Professor Clark yang menyatakan bahwa media pembelajaran tidak berpengaruh dalam pembelajaran. media dapat diibaratkan sebagai kendaraan truk yang hanya mengangkut sayuran tetapi tidak memberikan nutrisi bagi tubuh. Menurut professor Clark dalam sebuah kegiatan pembelajaran yang paling menentukan pencapaian tujuan adalah metode pembelajaran bukan media. Media hanya merupakan komponen penunjang dalam metode. Professor Clark juga mengatakan sebuah media baru mungkin dapat menarik perhatian siswa namun jika siswa tersebut telah terbiasa dengan media yang digunakan maka media tersebut tidak akan berpengaruh lagi (sumber: tp unesa. (0nline) http://www.tp.ac.id/). Oleh karena itu dalam memilih sebuah media hendaknya memperhatikan beberapa pertimbangan tertentu sehingga media yang dipilih merupakan media yang tepat, menarik dan selalu membangkitkan motivasi siswa untuk terus belajar. Dengan penggunaan media yang tepat diharapkan benar-benar dapat berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.

Pemilihan serta penggunaan media pembelajaran yang tepat tentunya juga sangat membantu dalam kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 1 Driyorejo. Hal ini dikarenakan SMA Negeri 1 Driyorejo merupakan sekolah adiwiyata yang unggul dengan prestasi non akademik. Kondisi tersebut mencerminkan siswa lebih berminat pada kegiatan non akademis. Namun berdasarkan sasaran sekolah jangka menengah (2012-2014), tercantum salah satu sasaran sekolah tersebut adalah menjuarai lomba dalam bidang akademik tingkat nasional serta 35% lulusan diterima di perguruan tinggi negeri (PTN). Dengan demikian meskipun mayoritas siswa memiliki minat

(3)

dan kecerdasan yang lebih unggul dalam bidang non akademis, siswa tetap dituntut untuk memahami dan menguasai bidang akademis dengan baik agar dapat mewujudkan sasaran program sekolah tersebut. Dengan demikian, penggunaan media yang tepat dan layak sangat diperlukan guna meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPS dalam bidang akademis.

Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan media pembelajaran akuntansi yang digunakan beserta alasan guru menggunakan media tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik.

Pengertian Media

Secara etimologis, media berasal dari Bahasa Latin, merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berarti “tengah, perantara atau pengantar”. Istilah perantara ini menurut Bovee (Dalam Asyhar 2012:4) digunakan karena fungsi media sebagai perantara atau pengantar suatu pesan dari si pengirim (sender) kepada si penerima (receiver) pesan.

The Association for Educational Communication and Technology (AECT) menyatakan bahwa media adalah apa saja yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Sementara, menurut Suparman (Asyhar 2012;4) media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan.

Menurut Barlo dalam Asyhar (2012:5), proses komunikasi melibatkan paling kurang tiga komponen utama yakni pengirim atau sumber pesan

(source, perantara (media),dan penerima (receiver). Sedangkan menurut Widodo dan Jasmadi (dalam asyhar 2012;5) ada 4 komponen yang harus ada dalam proses komunikasi, yakni pemberi informasi, informasi itu sendiri, penerima informasi dan media. Keempat komponen dalam proses penyaluran pesan tersebut, oleh Miarso digambarkan dengan model S-M-C-R (source,media, channel, reserver).

Dari beberapa pengertian diatas dapat dikatakan bahwa media memiliki peran yang sangat penting yaitu suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antara komunikator dan komunikan.

Pengertian Pembelajaran

Penggunaan istilah “pembelajaran” merubah peran guru dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru tidak hanya mengajar melainkan membelajarkan peserta didik agar mau belajar. Tugas guru dalam proses pembelajaran, disamping menyampaikan informasi, ia juga bertugas mendiagnosis kesulitan belajar siswa, menyeleksi materi ajar, mensupervisi kegiatan belajar, menstimulasi kegiatan belajar siswa, memberikan bimbingan belajar, mengembangkan dan menggunakan strategi dan metode (Saputro dalam Asyhar 2012:7). Selain itu guru juga mengembangkan dan menggunakan berbagai jenis media dan sumber belajar dan memberi motivasi siswa agar mau belajar.

Proses pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi yang sistematis yang tersusun dari beberapa komponen penting yang saling berkaitan untuk menentukan evektivitas proses pembelajaran, yaitu guru, siswa, materi, metode,, media dan situasi.

(4)

Menurut Munadi (dalam Asyhar 2012:7) proses komunikasi dalam pendidikan terjadi karena ada rencana dan tujuan yang diinginkan. Komunikasi antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran diefektifkan dengan menggunakan media (channel). Konsep komunikasi informasi atau pesan dari sumber (guru, materi atau bahan) kepada penerima (murid) melalui media atau jaringan.

Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajarn merupakan proses interaksi aktif antara pendidik dan pebelajar yang dalam kegiatannya mengandung informasi.

Pengertian Media Pembelajaran

Gagne (Asyhar 2012: 7) mendefinisikan bahwa media adalah berbagai komponen pada lingkungan belajar yang membantu pebelajar untuk belajar. Briggs (Asyhar 2012:7) mendefinisikan media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta didik sehingga merangsang mereka untuk belajar.

Media pembelajarn menurut Gerlach dan Ely dalam Asyhar (2012:7) memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan , keterampilan atau sikap.

Menurut Suprihatiningrum (2012:319) dalam dunia pendidikan dan pembelajaran,media diartikan sebagai alat dan bahan yang membawa informasi atau bahan pelajaran yang bertujuan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pengertian diatas, media pembelajaran dapat dipahami segala sesuatu yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan berupa bahan ajar sehingga terjadi lingkungan

belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.

Karakteristik Media Pembelajaran Media Visual

Secara garis besar, unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri dari garis, bentuk, warna, dan tekstur. Garis merupakan kumpulan dari titik-titik. Bentuk adalah sebuah konsepsi symbol yang dibangun atas garis-garis atau gabungan garis dengan konsep lainnya. Untuk mmepertinggi realism dan menciptakan respon emosional diperlukan warna. Sementara tekstur digunakan untuk menimbulkan kesan kasar dan halus.

Dalam mengembangkan sebuah media pembelajaran perlu diperhatikan beberapa prinsip agar media tersebut memberikan pengaruh efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Arsyad (dalam asyhar,2012: 53) menyatakan symbol pesan visual hendaknya memiliki prinsip kesederhanaan, keterpaduan dan penekanan.

Media visual dibagi menjadi 2, yaitu media visual non proyeksi dan media visual proyeksi. Beberapa jenis media visual non proyeksi yang sering digunakan dalam pembelajaran antara lain: benda realita, model dan prototype, dan media grafis. Sedangkan media visual proyeksi dapat berupa hasil potretan kamera, hasil okreasi dengan program aplikasi misalnya Microsoft powerpoint,film bingkai/ slide,overhead projector (OHP), gambar digital, dan Liquid crystal display (LCD).

Media Audio

Media audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Media audio dalam pengembangan

(5)

keterampilan-keterampilan mendengarkan untuk pesan-pesan lisan.

Media Audio-Visual

Media ini dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau informasi. media audio-visual dibagi menjadi 2, yakni: (1) audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti video kaset. (2) Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda.

Multimedia

Heinich et al (asyhar 2012:75) menyatakan bahwa multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih format media yang berpadu seperti teks, grafik, animasi, dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam system computer. Multimedia dapat digolongkan menjadi 2 yaitu (1) Multimedia content production, adalah pemrosesan beberapa media yang berbeda untuk menyampaikan informasi atau menghasilkan produk multimedia. (2) multimedia communication, adalah penggunaan media massa seperti televise surat kabar. Contoh multimedia antara lain Microsoft

PowerPoint, Macromedia Flash,

Goldwave,Camtasia Recorder dan sebagainya. Beberapa karakteristik multimedia yang baik adalah sebaagai berikut:

(a) Tampilan harus menarik baik dari sisi bentuk gambar maupun kombinasi warna yang digunakan. (b) Narasi atau bahasa harus jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik. Penggunaan istilah perlu disesuaikan dengan pengguna media agar pembelajaran bisa efektif. (c) Materi disajikan secara interaktif artinya memungkinkan partisipasi dari peserta didik. (d) Kebutuhan untuk

mengakomodasi berbagai model (style) yang berbeda dalam belajar. (e) Karakteristik dan budaya personal dari populasi yang akan dijadikan target. (f) Sesuai dengan karakteristik siswa, karakteristik materi dan tujuan yang ingin dicapai. (g) Sesuai dengan sarana pendukung yang tersedia. (h) Memungkinkan ditampilkan suatu virtual learning environment (lingkungan belajar virtual) seperti web based application yang menunjang. (i) Proses pembelajaran adalah suatu kontinuitas utuh, bukan sporadic dan kejadian terpisah-pisah (disconnected events). (asyhar, 2012:173)

Pemilihan Media Pembelajaran

Sebelum memutuskan untuk memilih jenis media yang akan digunakan, perlu diperhatikan beberapa pertimbangan menurut Suprihatiningrum (2013: 324) sebagai berikut: (a) Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. (b) Metode pembelajaran yang digunakan. perbedaan metode pembelajaran akan mempengaruhi perbedaan media yang digunakan. (c) Karakteristik materi. Media yang digunakan pada materi konseptual belum tentu cocok untuk materi yang bersifat praktek hitungan. (d) Kegunaan media pembelajaran. (e) Kemampuan guru dalam menggunakan jenis media. (f) Efektivitas media dibandingkan dengan media lainnya.

Setelah mempertimbangkan hal-hal diatas selanjutnya terdapat beberapa kriteria pemilihan yang patut diperhatikan. Antara lain: Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai; Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi; Praktis, luwes dan bertahan; Guru terampil menggunakannya; Pengelompokan sasaran; Mutu teknis.(Arsyad, 2011:75)

(6)

Kriteria Media Pembelajaran

Kriteria kelayakan media pembelajaran meliputi komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan dan komponen penyajian yang diadaptasi dari purwo susilowati (2013) dan BSNP (2006).

Komponen kelayakan isi

Pada komponen kelayakan isi ini diuraikan menjadi beberapa subkomponen atau indikator berikut: (a) Cakupan Materi, (b) Akurasi Materi, (c) Kemutakhiran, (d) Mengandung Wawasan Konstekstual, (e) Mengembangkan Wawasan Konstekstual

Komponen kelayakan kebahasaan

Komponen kelayakan kebahasaan terdiri dari 6 subkomponen yaitu: (a) Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, (b) Komunikatif, (c)Lugas, (d) Koherensi keruntutan alur pikir, (e) Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, (f) Penggunaan Istilah

Komponen kelayakan penyajian

Komponen kelayakan penyajian terdiri dari 4 subkomponen yaitu: (a) Teknik Penyajian, (b) Pendukung Penyajian Materi, (c) Penyajian Pembelajaran, (d) Penyajian Ilustrasi Teks dan Gambar.

Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran tidak sekedar menjadi alat bantu pembelajaran, melainkan juga merupakan suatu strategi dalam pembelajaran.. sebagai strategi, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi antara lain fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris (Arsyad, 2011:17)

Fungsi atensi berkaitan dengan kemampuan media pembelajaran untuk dapat mengambil

perhatian peserta didik terhadap materi yang dibahas. Untuk optimalisasi fungsi atensi ini, media harus memenuhi syarat dari sisi kemenarikan dan kejelasan pesan. Itulah sebabnya dalam merancang suatu media pembelajaran perlu dipertimbangkan karakteristik peserta didik serta tujuan pembelajaran dan materi yang dibahas.

Fungsi afektif berkaitan dengan kemampuan media pembelajaran dapat meningkatkan partisipasi peserta didik dalam seluruh proses pembelajaran yang antara lain diungkapkan dalam bentuk reaksi peserta didik terhadap pembelajaran yang sedang diikutinya.

Fungsi kognitif dari suatu media pembelajaran dimaksudkan bahwa media tersebut memberikan pengetahuan dan pemahaman baru kepada peserta didik tentang sesuatu.

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau secra verbal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media yang baik mampu memenuhi ke-empat fungsi media tersebut.

Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran menurut Midun (Asyhar, 2012:41) dijelaskan sebagai berikut : (a) Dengan media pembelajaran yang bervariasi dapat memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan dikelas seperti buku, foto-foto dan

(7)

nara sumber. Dengan demikian, peserta didik akan memiliki banyak pilihan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing. (b) Dengan menggunakan berbagai jenis media, peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran. pengalaman yang bervariasi ini akan sangat berguna bagi peserta didik dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab yang berbagai macam, baik dalam pendidikan di masyarakat maupun di lingkungan kerjanya. (c) Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada peserta didik, seperti kegiatan karyawisata ke pabrik, swalayan, bank, industry dan sebagainya. Dengan demikian peserta didik akan merasakan keterkaitan antara teori dan praktik atau memehaami aplikasi ilmunya di lapangan. (d) Media pembelajaran menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi atau dilihat oleh peserta didik, baik karena ukurannya yang terlalu besar seperti system tata surya, terlalu kecil seperti virus, atau rentang waktu prosesnya terlalu panjang misalnya proses metamorfosa atau pelapukan batuan, atau masa kejadiannya sudah lama seperti terjadinya perang kemerdekaan. Dengan media, keterbatasan-keterbatasan tersebut dapat diatasi. Misalnya dengan menggunakan berbagai jenis media berupa model, prototype, peta, denah, foto, film dan sebagainya (e) Media-media pembelajaran dapat memberikan informasi yang kaurat dan terbaru misalnya penggunaan buku teks, majalah, dan orang sebagai sumber informasi. (f) Media pembelajaran dapat menmabah kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian peserta didik untuk focus mengikuti materi yang disajikan, sehingga diharapkan evektivitas belajar akan meningkat pula. (g) Media

pembelajaran dapat merangsang peserta didik untuk berfikir kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih lanjut, sehingga melahirkan kreativitas dan karya-karya inovatif. (h) Penggunaan media dapat meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, karena dengan menggunakan media dapat menjangkau peserta didik di tempat yang berbeda-beda dan di dalam ruang lingkup yang tidak terbatas pada suatu waktu tertentu. (i) Media pembelajaran dapat memecahkan masalah pendidikan atau pengajaran baik dalam lingkup mikro maupun makro.

Berdasarkan manfaat media diatas, diharapkan penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat mengefektifkan dan mengoptimalkan pembelajaran.

Materi Akuntansi

Standar Kompetensi Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa. Dibawah ini akan dijelaskan secara singkat yang termasuk kedalam standar kompetensi yaitu: (1) Akuntansi Sebagai Sistem Informasi terdiri dari definisi akuntansi, pemakai informasi akuntansi, jenis dan bidang akuntansi. (2) Persamaan Dasar Akuntansi, (3) Pencatatan Transaksi Dan Posting Jurnal Ke Buku Besar. (4) Mekanisme debet kredit, (5) Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum, (6) Posting jurnal ke buku besar, (7) Neraca Saldo, (8) Jurnal Penyesuaian, (9) Neraca Lajur, (10) laporan Keuagan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan demikian peneliti berusaha menggambarkan tentang media yang digunakan

(8)

dan alasan pemilihan media pada materi akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik. Selain itu deskripsi media nantinya akan dibandingkan dengan kriteria kelayakan media yang dihitung dengan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui apakah media yang digunakan layak atau tidak.

Tahapan penelitian

Tahapan penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian yang terdiri dari 4 tahap. Tahapan tersebut terdiri dari studi pendahuluan, studi kepustakaan, studi lapangan dan analisis data.

Subyek dan Obyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik.

Obyek dalam penelitian ini adalah media pembelajaran yang digunakan pada materi akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik

Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik di Jalan Raya Tenaru Gresik. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari – Mei.

Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara terhadap guru akuntansi.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen mengenai silabus, RPP, dan media pembelajaran akuntansi yang digunakan guru.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari dokumentasi dan Wawancara

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: lembar wawancara dan lembar telaah ahli media

Teknik Analisis Data

Data hasil telaah ahli media dianalisis dengan rumus :

Keterangan :

K = Persentase kriteria kelayakan

F = Jumlah keseluruhan jawaban responden N = Skor tertinggi dalam angket

I = Jumlah pertanyaan dalam angket R = Jumlah responden

(Riduwan, 2006: 15).

HASIL PENELITIAN Deskripsi Hasil

Hasil yang diperoleh dari penelitian deskriptif ini adalah:

Media pembelajaran akuntansi yang digunakan beserta alasan pemilihan media di SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Driyorejo gresik, dapat diketahui media yang digunakan berupa media powerpoint. Media powerpoint tersebut dipilih dengan pertimbangan kepraktisan dalam penggunaannya.

Media powerpoint tersebut digunakan pada hampir seluruh kompetensi dasar, kecuali pada kompetensi dasar (KD) 2 yaitu mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit. Hal ini

(9)

dikarenakan pada KD tersebut guru menggunakan metode pembelajaran diluar kelas yaitu dengan memilah sampah yang di ibaratkan sebagai macam-macam akun. Misalnya untuk sampah organic diumpamakan sebagai asset , sampah kertas diumpamakan modal dan sampah plastic diumpamakan utang. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut siswa hanya ditugaskan memilah sampah yang sejenis. Metode pembelajaran tersebut dilakukan dikarenakan tuntutan kurikulum sekolah yang berbasis lingkungan.

Kelayakan Media Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik.

Kelayakan media pembelajaran ini dinilai oleh 2 orang dosen ahli dari jurusan pendidikan akuntansi fakultas ekonomi universitas negeri Surabaya, berdasarkan 3 komponen kelayakan, yang terdiri dari kelayakan komponen isi, komponen kebahasaan dan komponen penyajian. Media yang ditelaah terdiri dari 6 Kompetensi Dasar (KD) yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Hasil telaah KD 1 mendeskripsikan informasi akuntansi untuk komponen isi mendapatkan persentase rata-rata 78,75%, dari segi kebahasaan sebesar 88,54% dan dari komponen penyajian sebesar 69,23%. Secara keseluruhan media powerpoint pada KD 1 mendapatkan persentase rata-rata sebesar 78,89% dengan kriteria sangat layak.

Hasil telaah ahli pada KD 2 menafsirkan persamaan akuntansi dapat diuraikan berikut. Untuk komponen isi memperoleh skor rata-rata dari kedua ahli 82,5%. Sedangkan komponen kebahasaan dan komponen penyajian masing-masing adalah 88,54% dan 75,96%. Sehingga rata-rata keseluruhan untuk

media powerpoint pada KD 2 adalah 82,33% dengan kriteria sangat layak.

Hasil telaah KD 4 mencatat transaksi ke dalam jurnal umum dari segi komponen isi, kebahasaan dan penyajian masing-masing adalah 75%, 87,5% dan 70,19%. Secara keseluruhan persentase rata-rata dari kedua ahli untuk KD 4 adalah 77,56% dengan kriteria sangat layak.

Hasil telaah ahli untuk KD 5 melakukan posting dari jurnal ke buku besar dari komponen isi, kebahasaan dan penyajian secara berturut-turut adalah 72,5%, 81,25% dan 65,38%. Sehingga secara keseluruhan diperoleh skor rata-rata 73,04% dengan kriteria layak.

Hasil telaah ahli untuk KD 6 membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa dapat diuraikan sebagai berikut. Dari komponen isi diperoleh skor 70%, komponen kebahasaan 82,29% sedangkan komponen penyajian 63,46%. Dengan demikian rata-rata skor keseluruhan adalah 71,92% dengan kriteria layak.

Hasil telaah KD 7 menyusun laporan keuangan adalah untuk komponen isi, kebahasaan dan penyajian bertuut-turut 77,5%, 78,13% dan 68,27%. Sehingga rata-rata skor keseluruhan untuk KD 7 adalah 74,63% dengan kriteria layak.

PEMBAHASAN

Media Pembelajaran Yang Digunakan Dan Alasan Pemilihan Media Pada Materi Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik

Berdasarkan data hasil dokumentasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMAN 1 Driyorejo Gresik, dapat diketahui bahwa media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran akuntansi pada SK memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan

(10)

jasa adalah powerpoint. Media tersebut diperoleh dengan cara mendownload dari internet yang dipilih berdasarkan materi pembelajaran yang kemudian diolah berdasarkan kreatifitas guru. Dalam penggunaannya, guru tidak pernah mengalami kendala ataupun kesulitan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru terampil menggunakan media powerpoint.

Alasan guru memilih media powerpoint pada mata pelajaran akuntansi kelas XI SMAN 1 Driyorejo Gresik adalah karena kepraktisan dalam penggunaannya. Padahal menurut Suprihatiningrum (2013:324), untuk memilih sebuah jenis media

dalam suatu pembelajaran harus

mempertimbangkan beberapa hal diantaranya tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, karakteristik materi, kegunaan media, kemampuan guru dalam menggunakan, serta efektivitas media dibandingkan media lainnya.

Dalam 1 (satu) standar kompetensi yang terdiri dari 7 Kompetensi Dasar (KD) tentunya memiliki tujuan dan karakteristik materi yang berbeda-beda satu sama lain. Oleh karena itu 1 jenis media saja dirasa kurang tepat jika digunakan untuk seluruh KD. Selain itu, berdasarkan hasil dokumentasi berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat diketahui pula bahwa metode yang digunakan oleh guru berbeda-beda pada setiap KD. Seharusnya dengan metode yang berbeda maka media yang digunakan akan berbeda pula. Misalnya pada KD 1 yaitu mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi, karakteristik materi bersifat konseptual, tujuan pembelajaran adalah pemahaman konseptual, metode yang digunakan adalah studi kepustakaan. Sehingga media powerpoint cocok untuk KD 1. Media pada KD 1 tersebut tentu tidak akan cocok jika

diterapkan pada KD 2 yaitu menafsirkan persamaan akuntansi. Hal ini dikarenakan karakteristik materi yang bersifat praktek. metode yang digunakan adalah diskusi dan studi kepustakaan. Dibandingkan menggunakan powerpoint, media yang lebih cocok untuk KD 2 adalah bukti transaksi yang dilengkapi lembar kerja kelompok.

Pada KD 4 hingga KD 7, penggunaan media powerpoint dirasa kurang cocok. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan guru adalah diskusi. Selain itu karakteristik materi lebih bersifat praktek dengan tujuan pembelajaran yang juga lebih menuntut penguasaan praktek. Dengan demikian media yang lebih cocok untuk melengkapi powerpoint adalah lembar praktek atau lembar kerja kelompok.

Selain mempertimbangkan hal-hal diatas, pemilihan media juga seharusnya sesuai dengan kriteria pemilihan media, yaitu: sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, tepat untuk mendukung isi pelajaran, praktis luwes dan bertahan, keterampilan guru dalam penggunaan media, pengelompokan sasaran serta mutu teknis (Arsyad, 2011:75). Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa guru hanya mempertimbangkan 2 komponen dari kriteria pemilihan media yaitu dari segi kepraktisan dan keluwesan, serta keterampilan guru dalam menggunakan media.

Kelayakan Media Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik

Penentuan kelayakan media pembelajaran yang digunakan dapat dinilai dan dianalisis dari kriteria kelayakan yang diadaptasi dari Purwo Susilowati (2013) dan BSNP (2006). Kriteria tersebut meliputi beberapa komponen yang terdiri

(11)

dari komponen kelayakan isi, komponen kelayakan bahasa, dan komponen kelayakan penyajian.

Komponen kelayakan isi mengukur kelayakan materi berdasarkan cakupan materi, akurasi materi, kemutakhiran suatu materi, kemampuan materi untuk merangsang siswa berpikir lebih jauh, dan kemampuan materi untuk dapat mengembangkan wawasan konstekstual. Kelayakan kebahasaan dinilai dari penggunaan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, komunikatif, lugas, kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, serta kebenaran penggunaan istilah. Sedangkan komponen penyajian dinilai berdasarkan teknik penyajian, pendukung penyajian materi, penyajian pembelajaran yang interaktif, dan penyajian ilustrasi teks dan gambar.

Berdasarkan teori tersebut maka dapat diuraikan analisis kelayakan media pembelajaran berupa powerpoint dari data hasil telaah dua ahli media adalah sebagai berikut. Media powerpoint yang digunakan pada Kompetensi Dasar (KD) 1 yaitu mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi memperoleh persentase rata-rata sebesar 78,84% dengan kriteria sangat layak. Hal ini menunjukkan bahwa komponen isi media pembelajaran powerpoint meliputi cakupan materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), deskripsi uraian materi, contoh dan kasus sudah up to date, namun masih kurang merangsang peserta didik untuk berpikir lebih jauh. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, komunikatif, lugas, koherensi keruntutan dengan alur pikir, kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia, serta penggunaan istilah dan simbol/ lambang memenuhi syarat dan sesuai dengan kriteria media

pembelajaran. Sedangkan dari komponen penyajian adalah teknik penyajiannya sudah runtut dan proporsional, terdapat banyak animasi, ilustrasi dan gambar yang mendukung materi dan terlihat jelas. Serta memiliki tampilan warna yang menarik, rapi dan jelas.

Pada KD 2 yaitu menafsirkan persamaan akuntansi mendapat prosentase rata-rata sebesar 82,33% dengan kriteria sangat layak. Materi yang disajikan sesuai dengan SK dan KD, up to date, akurat dan dapat merangsang peserta didik berpikir kritis. Dalam powerpoint KD 2 ini terdapat banyak contoh interaktif mengenai cara menghitung dan menyusun persamaan dasar akuntansi sehingga siswa dapat terlibat aktif. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, komunikatif, lugas, koherensi keruntutan dengan alur pikir, kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia, serta penggunaan istilah dan simbol/ lambang memenuhi syarat dan sesuai dengan kriteria media pembelajaran, sedangkan penyajiannya sudah menarik, rapi dan jelas.

Kemudian KD 4 yaitu mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum mendapat prosentase rata-rata sebesar 77,56% dengan kriteria sangat layak. Hal ini menunjukkan bahwa komponen isi media pembelajaran powerpoint meliputi cakupan materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), deskripsi uraian materi, contoh dan kasus yang up to date, sesuai dengan perkembangan keilmuan akuntansi dan berasal dari lingkungan terdekat peserta didik sehingga dapat merangsang peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Dalam powerpoint KD 4 ini terdapat banyak contoh interaktif mengenai cara mencatat transaksi ke jurnal umum sehingga siswa dapat lebih termotivasi

(12)

dalam mengikuti pembelajaran. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, komunikatif, lugas, sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, serta penggunaan istilah dan simbol/ lambang memenuhi syarat dan sesuai dengan kriteria media pembelajaran. Komponen penyajiannya sangat menarik, rapi dan jelas.

Penilaian kelayakan pada KD 5 yaitu melakukan posting dari jurnal ke buku besar memperoleh persentase rata-rata 73,04% dengan persentase layak. Hal ini mencerminkan uraian materi sudah sesuai dengan SK dan KD, materi juga akurat dan up to date, namun contoh yang disajikan kurang interaktif dan sangat sedikit. Bahasa yang digunakan cukup komunikatif dan penyajian cukup menarik, namun terdapat beberapa animasi dan gambar yang disajikan kurang sesuai dan kurang jelas.

Pada KD 6 yaitu membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa dan KD 7 yaitu menyusun laporan keuangan perusahaan jasa, memperoleh persentase rata-rata berturut-turut adalah 71,92% dan 74,63% dengan kriteria layak. Hal tersebut mencerminkan uraian materi yang meliputi cakupan materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), namun deskripsi uraian disampaikan kurang merangsang peserta didik berpikir lebih jauh dan kritis. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, komunikatif, lugas, koherensi keruntutan dengan alur pikir, kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia, serta penggunaan istilah dan simbol/ lambang memenuhi syarat dan sesuai dengan kriteria media pembelajaran. Penyajian cukup menarik, namun beberapa tulisan dan gambar yang digunakan kurang jelas.

Menurut Walker & Hess (dalam Arsyad, 2009:175) media pembelajaran dikatakan layak apabila memenuhi kualitas isi dan tujuan pembelajaran, kualitas instruksional, dan kualitas teknis. Dalam kualitas isi dan tujuan terdapat beberapa kriteria yang sesuai dengan komponen kelayakan isi. Untuk kualitas instruksional ada sebagian kriteria dari yang sesuai dengan komponen kelayakan bahasa. Sedangkan pada kualitas teknis, terdapat kriteria yang sesuai dengan komponen kelayakan penyajian.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dianalisis keseluruhan media berdasar masing-masing komponen adalah, untuk komponen kelayakan isi diperoleh persentase rata-rata keseluruhan 76,04% dengan kriteria sangat layak. Hal ini mencerminkan uraian materi yang terkandung sudah sesuai dengan SK dan KD, akurat, up to date, sesuai dengan kenyataan dan efisiensi untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Cukup interaktif dan cukup mengembangkan siswa untuk berpikir lebih jauh.

Penilaian kelayakan komponen kebahasaan memperoleh persentase rata-rata 84,37% dengan kriteria sangat layak. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, komunikatif, lugas, mencerminkan kesatuan tema dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, serta penggunaan istilah yang tepat.

Komponen penyajian dalam media powerpoint memperoleh persentase rata-rata 68,36% dengan kriteria layak. Hal ini menunjukkan bahwa sistematika penyajian runtut dan proporsional, tampilan warna menarik, animasi dan gambar cukup sesuai dengan materi. Namun beberapa tulisan dan gambar tidak terlihat jelas.

(13)

Dari ketiga komponen kelayakan yaitu komponen kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan penyajian diperoleh rata-rata keseluruhan sebesar 76,26% dengan kriteria sangat layak.

Berdasarkan hasil telaah ahli yang telah dipaparkan diatas, dapat diketahui media powerpoint yang digunakan secara keseluruhan dinilai sangat layak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa powerpoint yang digunakan telah memenuhi kriteria yang baik. Hal ini terbukti berdasarkan kriteria multimedia yang baik menurut Asyhar (2012:173) yang antara lain: tampilan menarik dari sisi bentuk gambar maupun kombinasi warna yang digunakan serta proses pembelajaran sebagai kontinuitas utuh telah dinilai layak dalam aspek penyajian. Narasi dan bahasa jelas dan dipahami oleh peserta didik dinilai sangat layak dalam aspek kebahasaan. Materi yang disajikan interaktif, kebutuhan untuk mengakomodasi berbagai model belajar, karakteristik budaya dan populasi yang menjadi target, sesuai dengan karakteristik materi, tujuan dan siswa, juga dinilai sangat layak dari aspek kelayakan isi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik adalah media powerpoint. Media tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan kepraktisan dalam penggunaannya pada kegiatan pembelajaran akuntansi.

Media powerpoint yang digunakan dalam pembelajaran akuntansi sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran akuntansi di kelas XI IPS karena sudah memenuhi kriteria kelayakan yang telah ditetapkan berdasarkan 3 komponen

kelayakan, yaitu komponen kelayakan isi, komponen kelayakan kebahasaan dan komponen kelayakan penyajian.

Saran

Perlu pengadaan media akuntansi interaktif lain misalnya saja macromedia flash, hal ini dikarenakan macromedia flash memiliki keunggulan antara lain dapat membuat animasi gerak, animasi masking dan animasi motion guide. Selain itu juga dapat membuat tombol interaktif dengan sebuah movie atau objek yang lain, dapat membuat animasi logo, form,game, kuis interaktif simulasi/ visualisasi, sehingga dapat lebih menarik dan lebih interaktif.

Media powerpoint hendaknya dibuat sendiri oleh guru. Hal ini dimaksudkan agar media tersebut benar-benar sesuai dengan karakteristik materi, metode dan kebutuhan siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Arfin, Imamul dan Hadi, Giana. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi. Jakarta: Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta

Clark, Robert. 1994. Media Never Influence Learning. ETR&D journal, (online),Vol 42,No 2, (http:// tpundiksha.wordpress.com, diakses 01 Maret 2013)

(14)

Ismawanto.2009. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Latief. 2010. Ah, Pengajaran Guru Membosankan. (Online). (http:// http://edukasi.kompas.com, diakses 21 April 2013)

Mochtar, Muhammad Zulkifli. 2004. Kita Wajib Pilih Presiden yang Peduli Pendidikan. (online). (http://re-searchengines.com, diakses 21 April 2013)

Mutia, annisa. 2010. Profesionalisme Guru Perlu

Direformasi. (online.

(http://www.republika.co.id,, diakses 21 april 2013)

Pribadi, Benny. 2011. Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta: PT Dian Rakyat

Riduwan. 2008. Skala pengukuran variable penelitian. Bandung: Remaja rosdakarya Sadiman, Arief S. dkk. 2010. Media Pendidikan:

Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sa’dyah, Chumidatus dan Dadang, Argo. 2009. Ekonomi 2 Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan:

Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2008. Statistic untuk penelitian. Bandung; Alfabeta

Sukardi. 2009. Ekonomi. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi. Jakarta: AR- RUZZ MEDIA

Susilowati, Purwo, dkk. (2013). Profil media pembelajaran berbasis web untuk melatih kemandirian belajar pada materi virus.jurnal

bio edu vol 2 no 1.

(online).(http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/ bioedu, diakses 2 mei 2013)

Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya: Unesa University Press

Tim penyusun. 2010. Suplemen Buku Pedoman: Jurusan Pendidikan Ekonomi. Surabaya Unesa University Press

World bank. 2007. Transforming Indonesia’s Teaching force volume 1: executive summary.(online).(http:// ddp-ext.worldbank.org,diakses 20 februari 2013) Wulandari, Erma. 2012. “Penerapan Model

Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Berbantu Media Monopoli dalam Peningkatan Aktivitas Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi 2 SMK Neegri 1 Godean Tahun Ajaran 2011/2012”. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia (online), Vol X, No 1. (http:// journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view /926/737, diakses 22 april 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Penyampaian laporan tersebut disertai hardcopy dan softcopy Rancangan Peraturan Daerah dan tanggapan atas Rancangan Peraturan Daerah sesuai dengan Surat Edaran

Mie adalah salah satu bentuk olahan pangan sumber karbohidrat yang dapat digunakan sebagai alternatif makanan pokok. Mie dibuat dari tepung gandum atau tepung

Bandung, contohnya seperti Sapu Lidi Cafe yang menghadirkan nuansa pesawahan di tengah kota Bandung, Indischetafel Cafe yang mengusung konsep era kolonial Belanda,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah di Dusun Serut, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul;

Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa 603 PM-88 Reni Untarti, Akhmad Jazuli Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas

Sehubungan dengan adanya perubahan atau penambahan waktu evaluasi penawaran, maka diperlukan penambahan waktu pembuktian kualifikasi atau diperpanjang sampai tanggal 09

Pejabat Pengadaan Kegiatan Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Program Pengawasan Obat dan Makanan pada Dinas Kesehatan Kota Magelang Tahun Anggaran

[r]