• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PELAKSANAAN ANTENATAL CARE (ANC) TERINTEGRASI DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PELAKSANAAN ANTENATAL CARE (ANC) TERINTEGRASI DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PELAKSANAAN ANTENATAL CARE (ANC) TERINTEGRASI

DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun Oleh: ATIK KHUNAIFAH

1114192

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Gambaran Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Pelaksanaan ANC

(Antenatal Care) Terintegrasi di Puskesmas Mlati II Sleman Yogyakarta”.

Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat terselesaikan, atas bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan banyak terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada :

1. Kuswanto Harjo, dr., M.Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di lembaga ini.

2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan pengarahan dan dorongan kepada penulis untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

3. Dr.Tri Sunarsih,S.ST,M.Kes selaku Pembimbing yang dengan sabar telah memberikan pengarahan, bimbingan serta motivasi, serta memberikan dorongan penuh kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 4. Ika Fitria Ayuningtyas,S.ST,M.Kes selaku dewan Penguji yang telah

memberikan saran dan bimbingan.

5. Bidan dan pengurus Puskesmas Mlati II Sleman, Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

6. Terima kasih untuk kedua orang tua yang senantiasa telah memberikan dukungan dan do’a demi terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Teman-teman seperjuangan serta semua pihak yang telah membantu dan memberi semangat kepada penulis sehingga terciptanya Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Juni 2017

(5)

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori ... 9

B. Kerangka Teori ... 25

C. Kerangka Konsep ... 25

D. Pertanyaan Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 27

C. Subyek Penelitian ... 28

D. Variabel Penelitian ... 29

E. Definisi Operasional ... 29

F. Instrumen Penelitian ... 30

G. Validitas dan Reliabilitas ... 31

H. Analisis Data ... 33

I. Teknik Pengolahan Data ... 33

J. Etika Penelitian ... 34

K. Pelaksanaan Jalannya Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan ... 49

C. Keterbatasan Penelitian ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA

(6)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 : Keaslian Penelitian ... 6

Tabel 2 : Definisi Operasional ... 29

Tabel 3 : Kisi-kisi Kuesioner ... 30

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ... 40

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan/bidan Tentang Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi... 40

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan/bidan Tentang Pengertian Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi ... 41

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan/bidan Tentang Program-Program Yang Terintegrasi Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi ... 41

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan/bidan Tentang Tujuan Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi... 42

Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan/bidan Tentang Tempat Pelayanan Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi ... 42

Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan/bidan Tentang Frekuensi Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi ... 43

Tabel 4.8 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tabel Silang Antara Karakteristik Terhadap Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan/Bidan Tentang Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi ... 44

Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tabel Silang Antara Karakteristik Terhadap Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Pengertian Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi ... 45

Tabel 4.10: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tabel Silang Antara Karakteristik Terhadap Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Program-Program Yang Terintegrasi Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) ... 46

Tabel 4.11: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tabel Silang Antara Karakteristik Terhadap Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Tujuan Pelayanan Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi .. 47

Tabel 4.12: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tabel Silang Antara Karakteristik Terhadap Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Tempat Pelayanan Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi .. 48

Tabel 4.13: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tabel Silang Antara Karakteristik Terhadap Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Frekuensi Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi ... 49

(7)

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1: Kerangka Teori... 25 Gambar 2: Kerangkla Konsep ... 25

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Studi Pendahuluan ke Kesatuan Bangsa Lampiran 2 : Surat Izin Studi Pendahuluan ke Bupati Sleman

Lampiran 3 : Surat Izin Studi Pendahuluan di Puskesmas Mlati II Sleman Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian Uji Validitas

Lampiran 5 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 7 : Surat izin Penelitian ke Bupati Sleman

Lampiran 8 : Surat izin Penelitian ke Puskesmas Mlati II Sleman Lampiran 9 : Hasil Penelitian

Lampiran 10 : Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Puskesmas Mlati II Sleman

Lampiran 11 : Hasil Olah Data Lampiran 12 : Lembar Penjelasan

Lampiran 13 : Permohonan Menjadi Responden Lampiran 14 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 15 : Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 16 : Kegiatan Bimbingan KTI Lampiran 17 : Jadwal Penyusunan KTI

(9)

GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PELAKSANAAN ANTENATAL CARE (ANC) TERINTEGRASI

DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN YOGYAKARYA

INTISARI

Atik Khunaifah1, Tri Sunarsih2

Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2015 tergolong masih cukup tinggi dibandingkan negara-negara lain yaitu mencapai 305/100.000. Angka Kematian Ibu (AKI) di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014 (40 ibu) mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 (46 ibu) sedangkan pada tahun 2015 jumlah kematian ibu di setiap kabupaten adalah Kabupaten Kulon Progo sebanyak (2 ibu), Bantul (11 ibu), Gunung Kidul (7 ibu), Sleman (4 ibu) dan Kota Yogyakarta (2 ibu). Pelayanan terhadap ibu hamil dengan cara Antenatal Care yaitu pemeriksaan kehamilan dilakukan secara berkala untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar Tujuan : Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang pelaksanaan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Mlati II Sleman.

Metode Penelitian : Penelitian metode deskriptif kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah tenaga kesehatan di Puskesmas Mlati II Sleman. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 31 bidan. Metode sampel adalah Stratified random sampling. Analisis deskriptif prosentase.

Hasil : Sebagian besar responden merupakan tingkat pengetahuan tentang Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Terintegrasi kategori baik (80,6%), tentang pengertian kategori baik (74,2%), tentang program-program yang terintegrasi kategori cukup (54,8%), tentang tujuan Pelaksanaan kategori baik (67,7%), tentang tempat pelayanan kategori baik (74,2%), tentang frekuensi kategori baik (74,2%). Kesimpulan: Sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan/bidan dengan tingkat pengetahuan tentang Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Terintegrasi kategori baik.

Kata kunci : Pengetahuan, pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Terintegrasi

1

Mahasiswa (D-3) Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta 2

(10)

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE HEALTH REGARDING ANTENATAL CARE (ANC) IMPLEMENTATION INTEGRATED

IN PUBLIC HEALTH MLATI II SLEMAN YOGYAKARTA

ABSTRACT

Atik Khunaifah1, Tri Sunarsih2

Background: Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia in 2015 is still quite high compared to other countries that reach 305 / 100.000. Maternal Mortality Rate (MMR) in the Special Region of Yogyakarta in 2014 (40 mothers) has decreased compared to 2013 (46 mothers) whereas in 2015 the number of maternal deaths in each district is Kulon Progo Regency (2 mothers), Bantul (11 mothers ), Gunung Kidul (7 mothers), Sleman (4 mothers) and Yogyakarta City (2 mothers). The service to pregnant women by means of Antenatal Care is periodic examination to optimize the mental and physical health of pregnant mother so as to be able to face childbirth, childbirth, preparation for breastfeeding and reasonable return of reproductive health

Objective: To know the description of health personnel knowledge about the implementation of Antenatal Care (ANC) at Puskesmas Mlati II Sleman.

Research Methods: Research method of quantitative descriptive. Population of this research is health worker at Puskesmas Mlati II Sleman. The total population in this study were 31 midwives. The sample method is Stratified random sampling. Percentage descriptive analysis.

Result: Most of respondent represent level of knowledge about Implementation of Antenatal Care (ANC) Integrated good category (80,6%), understanding good category (74,2%), (54,8%), good category implementation (67,7%), good service category (74,2%), good category (74,2%).

Conclusion: Most of the respondents are health workers / midwives with a level of knowledge about the implementation of Antenatal Care (ANC) Integrated good category.

Keywords: Knowledge, Integrated Antenatal Care (ANC) implementation

1

Student (D-3) Midwifery STIKES A. Yani Yogyakarta 2

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Word Health Organization (WHO) tahun 2011 menyatakan bahwa angka kematian ibu (AKI) di negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia (29/100.000 KH), Thailand (48/100.000 KH), Vietnam (59/100.000 KH), serta Singapore (3/100.000 KH) (WHO, 2013). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2015 tergolong masih cukup tinggi dibandingkan negara-negara lain yaitu mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup, jika dibandingkan dengan AKI tahun 2014 sebesar 359/100.000 kelahiran hidup, jauh menurun jika dilihat dari jumlahnya namun masih jauh juga dari target Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 (70/100.000 kelahiran hidup), sehingga diperlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target tersebut (Kemenkes RI, 2016).

Angka Kematian Ibu di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014 (40 ibu) mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 (46 ibu), meskipun angka tersebut naik turun secara fluktuatif sejak tahun 2010. Penurunan jumlah kematian juga terjadi pada kematian neonatus, bayi dan balita (DinKes DIY, 2015). Sementara itu, profil kesehatan DIY tahun 2015 menyebutkan bahwa AKBA DIY adalah 9,8 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan bahwa DIY telah memenuhi target Pemerintah Indonesia (32 per 1000 kelahiran hidup). Jumlah angka kematian bayi (AKB) di DIY pada tahun 2014 menunjukkan 274 bayi lahir (DinKes DIY, 2015).

Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh semua ibu hamil untuk mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir seluruh ibu hamil di Indonesia (95,75%) sudah melakukan pemeriksaan kehamilan (K1) dan frekuensi kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilannya adalah 87,48 persen. Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2015 telah memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan sebesar

(12)

72%. Lima provinsi yang belum mencapai target tersebut yaitu Papua, Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Tengah. Tenaga yang paling banyak memberikan pelayanan ANC adalah bidan (88%) dan tempat pelayanan ANC paling banyak diberikan di praktek bidan (52,5%) (Kemenkes RI, 2016).

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Untuk membantu pemerintah dalam mencapai penurunan AKI tersebut pelaksanaan Antenatal Care (ANC) sangat penting untuk dilakukan oleh para ibu hamil. Sementara dalam pelayanan Antenatal Care (ANC) perlu juga diperhatikan dan diawasi ketepatan pelayanan yang dilakukan olah para bidan pelaksana Antenatal Care (ANC). Pelayanan antenatal yang sesuai standar 10T meliputi penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran lingkar lengan atas (LiLA), pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri), penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi, pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan, penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana, pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya), dan tatalaksana kasus (Kemenkes RI, 2013).

Wewenang pelayanan antenatal oleh bidan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan salah satunya meliputi pelayanan antenatal pada kehamilan normal. Kinerja bidan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Kinerja adalah penampilan hasil karya personal, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi, kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas pada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga pada keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi (Kemenkes RI, 2014)

(13)

Pelayanan kebidanan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan. Selama ini, pelayanan kebidanan bergantung pada sikap sosial masyarakat dan keadaan lingkungan tempat bidan bekerja (Soepardan, 2008). Pelayanan terhadap ibu hamil dengan cara Antenatal Care yaitu pemeriksaan kehamilan dilakukan secara berkala untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2012).

Tenaga kesehatan adalah orang yang berkompeten untuk memberikan pelayanan kesehatan. Dokter, Perawat, Bidan, dan Kader Kesehatan adalah tenaga kesehatan yang berpengaruh langsung terhadap kepatuhan ibu hamil untuk melakukan perawatan antenatal sesuai dengan standar yaitu 4 kali. Menurut data Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Tahun 2014, jumlah tenaga kesehatan di Indonesia adalah sebanyak 891.897. Jumlah tenaga kesehatan terbesar adalah Perawat sebanyak 295.508. Bidan sebanyak 136.606, Tenaga Non Nakes sebanyak 193.875, Bidan 136.606, Tenaga Kesehatan lainnya 125.349, Kefarmasian 46.336, Dokter umum 42.265, Dokter Spesialis 38.866, dan Dokter gigi sebanyak 13.092 (Kemenkes RI, 2015).

Persebaran tenaga kesehatan di Indonesia tidak merata. Terbukti dari data yang diterima oleh Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan tahun 2014, jumlah tenaga kesehatan di Jawa dan Bali sebanyak 435.877, sedangkan untuk wilayah sumatera jumlahnya 234.593. Sulawesi sebanyak 84.555, Kalimantan 66.864, Kepulauan Nusa Tenggara sebanyak 35.729, Papua sebanyak 18.332, dan Kepulauan Maluku sebanyak 15.947. Pelayanan antenatal yang diberikan oleh tenaga kesehatan mempengaruhi angka kunjungan ibu untuk melakukan antenatal (Kemenkes RI, 2015).

Tenaga kesehatan memberikan pengetahuan tentang tujuan Antenatal Care

dalam pemeriksaan antenatal sehingga pengetahuan ibu hamil akan meningkat akhirnya dengan kesadarannya ibu hamil akan bersikap positif melakukan pemeriksaan antenatal yang berkualitas, sehingga jumlah kunjungan ibu hamil akan meningkat (Kemenkes RI, 2013).

(14)

Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu Standar Pelayanan

Antenatal Care sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam aspek kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses maupun output. Seorang bidan harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai keperawatan khususnya kebidanan baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Selain itu seorang bidan juga harus memiliki sikap yang tinggi sehingga timbul dorongan dalam dirinya untuk memberikan pelayanan kebidanan yang baik kepada pasien. Menurut Rostianti, (2011) pengetahuan bidan yang kurang mempengaruhi sikap dan kinerja pada pelayanan antenatal care.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2014, menyatakan bahwa cakupan pemeriksaan ibu hamil K1 pada tahun 2013 dilaporkan mencapai 100% sehingga telah mencapai target k1 95% sedangkan cakupan pemeriksaan ibu hamil K4 tahun 2013 dilaporkan 95,01%, melebihi dari target K4 95%. (Dinkes. Kab Sleman, 2015).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Mlati II Sleman pada tanggal 20 Januari 2017 diperoleh data bahwa jumlah tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mlati II Sleman sebanyak 31 tenaga kesehatan. Hasil studi juga peneliti melakukan wawancara terhadap 2 tenaga kesehatan, hasil wawancara menunjukkan 1 bidan sudah sangat tahu dan paham tentang pelaksanaan ANC dan 1 perawat kurang begitu paham dengan pelaksanaan ANC. Berdasarkan pada latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang pelaksanaan Antenatal Care (ANC) di

Puskesmas Mlati II Sleman”. Oleh karena itu Puskesmas Mlati II Sleman dapat menjadi contoh bagi Puskesmas lainnya karena di Puskesmas Mlati II Sleman secara garis besar layanan Antenatal Care (ANC) terintegrasi sudah baik dan sesuai dengan standart minimal pelayanan dengan 10 T.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah penelitian adalah “Bagaimanakah gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang pelaksanaan

(15)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang pelaksanaan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Mlati II Sleman

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang pengertian pelaksanaan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Mlati II Sleman.

b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang program-program yang terintegrasi dalam pelaksanaan Antenatal Care

(ANC) terintegrasi di Puskesmas Mlati II Sleman.

c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang tujuan pelayanan Antenatal Care (ANC) terintegrasi di Puskesmas Mlati II Sleman.

d. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang tempat pelaksanaan Antenatal Care (ANC) terintegrasi di Puskesmas Mlati II Sleman.

e. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang frekuensi pelaksanaan Antenatal Care (ANC) terintegrasi di Puskesmas Mlati II Sleman.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan 10T pada ibu hamil.

2. Manfaat Praktis

(16)

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai sumber pustaka dan referensi sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya mengenai 10T pada ibu hamil.

b. Bagi Stikes Achmad Yani

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai koleksi perpustakaan sehingga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswi terutama kebidanan dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan bagi peneliti lain untuk melanjutkan peneliti yang berhubungan dengan pengetahuan tenaga kesehatan tentang pelaksanaan Antenatal Care

(ANC).

E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama/judul Metode Hasil Persamaan dan

perbedaan 1 Natalia (2010) Gambaran Pelaksanan Standar Pelayanan Antenatal Care 10 T oleh Bidan di Puskesmas Sewon I, Kabupaten Bantul. Deskriptif dengan pendekatan Cross sectional. Diketahuinya bidan yang melaksanan pelayanan 10T pelaksanan rata-rata 80,15% Sama-sama dengan tema yang diangkat tentang pelaksanan pelayanan pada ibu hamil, jenis penelitian veriabel peneliti. Perbedaan terletak

pada, jumlah

sampel,tehnik

pengambilan sampel waktu dan tempat penelitian

(17)

2 Fitri (2010) Evaluasi Pelaksanan Standar Asuhan Antenatal 7T pada ibu hamil di Puskesmas Mlati II Sleman. deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Diketahuinya rata-rata mendapat pelayanan 62,28% dari 7T pelaksanan Sama-sama dengan tema yang diangkat tentang pelaksanan pelayanan pada ibu hamil, jenis penelitian veriabel peneliti. Perbedaan terletak

pada, jumlah

sampel,tehnik

pengambilan sampel waktu dan tempat penelitian 3 Dewik A.A, 2013. Gambaran Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Antenatal Care Di Puskesmas Ranomuut Kota Manado Penelitian ini bersifat deskriptif. Jumlah responden yaitu tenaga kesehatan yang mengerti tentang antenatal care sebanyak 25 orang. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan dari 25 responden, semua petugas kesehatan telah memiliki pengetahuan baik tentang antenatal care. Sama-sama dengan tema yang diangkat tentang pelaksanan pelayanan pada ibu hamil, jenis penelitian veriabel peneliti. Perbedaan terletak

pada, jumlah

sampel,tehnik

pengambilan sampel waktu dan tempat penelitian 4 Yusra Wardani Adnan, 2012. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Pelaksanaan “10t” Pada Asuhan Kehamilan Di Puskesmas Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012 Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yang berjumlah 45 orang Hasil penelitian sebagian besar responden melaksanakan 10T sebanyak 24 responden (75%) dan tidak melaksanakan 10T sebanyak 8 responden (25%) dengan nila p=0,020 (p<0,005), dan dari 23 responden yang bersikap positif tentang pelaksanaan 10T pada asuhan kehamilan sebagian besar Sama-sama dengan tema yang diangkat tentang pelaksanan pelayanan pada ibu hamil, jenis penelitian veriabel peneliti. Perbedaan terletak

pada, jumlah

sampel,tehnik

pengambilan sampel waktu dan tempat penelitian

(18)

responden melaksanakan 10T sebanyak 19 responden (82,6%) dan tidak melaksanakan 10T sebanyak 4 responden (17,4%) dengan nilai p=0,010 (p<0,005). 5 Nurlaelah, 2014. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Dungkait Kabupaten Mamuju Penelitian ini adalah observasional rancangan cross sectional study Jumlah populasi 63 dan sampel sebanyak 63 orang. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square dengan teknik pengambilan sampel secara exhaustive sampling Hasil penelitian pengetahuan (p=0,000, phi=0,561), status pekerjaan (p=0,025, phi=0,317), jarak kehamilan (p=0,007, phi=0,373), dukungan keluarga (p=0,003, phi=0,410), dan sikap petugas (p=0,044, phi= 0,288), memiliki hubungan terhadap kunjungan antenatal Sama-sama dengan tema yang diangkat tentang pelaksanan pelayanan pada ibu hamil, jenis penelitian veriabel peneliti. Perbedaan terletak

pada, jumlah

sampel,tehnik

pengambilan sampel waktu dan tempat penelitian

(19)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Mlati II Sleman, di Kecamatan Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah kerja Puskesmas Mlati II Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, meliputi 3 Desa yaitu desa Sumberadi terdapat 15 Dusun, desa Tlogoadi terdapat 12 Dusun dan desa Tirtoadi terdapat 15 Dusun, Luas wilayah Puskesmas Mlati II Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 15,79 km2 , terletak di ketinggian 100 - 2500 m di atas permukaan laut, dengan topografi dataran rendah. Dengan jumlah penduduk 38.453 jiwa, terdiri dari 19.293 jiwa penduduk laki-laki dan 19.160 jiwa penduduk perempuan. Batas wilayah kerja Puskesmas Mlati II Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta:

Sebelah Utara : Desa Tridadi Kecamatan Sleman Sebelah Timur : Desa Trihanggo Kecamatan Gamping Sebelah Selatan : Desa Sidomoyo Kecamatan Godean Sebelah Barat : Desa Margomulyo Kecamatan Seyegan

Pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Malti II Sleman Yogyakarta meliputi : Poli Umum, Poli Anak, Poli Gigi, Poli KIA, Laboratorium, Poli Konsultasi (Gizi ASI), Rawat Inap, Administrasi pendaftaran, Apotek, Fisioterapi, Radiografi. Tenaga kesehatan di Puskesmas Mlati II Sleman Yogyakarta meliputi : 10 Bidan , 13 Perawat, 4 Dokter Umum, 1 Dokter Spesialis Anak, 2 Dokter Gigi, 1 Psikolog Klinis, 2 Apoteker, 2 Asisten Apoteker, 2 Ahli Gizi, 2 Sanitarian, 2 Perawat Gigi, 3 Analis Kesehatan, 4 Perekam Medis, 1 Fisioterapis, 1 Elektromedis, 2 Radiografer, 1 Promkes, 1 Epidemiologi.

Puskesmas Mlati II Sleman Yogyakarta merupakan salah satu Puskesmas dengan pelayanan yang sudah memadai dan sudah menarapkan program

(20)

1. Timbang badan dan tinggi badan dengan alat ukur yang terstandar. 2. Mengukur tekanan darah dengan prosedur yang benar.

3. Mengukur Tinggi fundus uteri dengan prosedur yang benar. 4. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap (sesuai jadwal). 5. Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan. 6. Pemeriksaan terhadap penyakit menular seksual (PMS).

7. Menilai status gizi (ukur LILA).

8. Menentukan presentasi janin dan jantung janin. 9. Tes laboratorium (rutin dan khusus).

10. Temu wicara (konseling).

Puskesmas Mlati II Sleman Yogyakarta memiliki Visi dan Misi yaitu :

Visi : Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu menuju masyarakat sleman sehat yang mandiri, berdaya saing dan berkeadilan.

Misi :

1. Menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten dan berkesinambungan

2. Memberdayakan masyarakat untuk lebih mandiri dalam upaya kesehatan

3. Mengembangkan sumber daya pelayanan yang memadai

4. Membangun kerja sama lintas program dan lintas sektor yang harmonis.

(21)

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan umur dan pendidikan. Karakteristik berdasarkan umur dan pendidikan, dapat dilihat pada table 4.1. dibawah ini

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Karakteristik Responden f % Umur < 20 Tahun 0 0,0 20 - 35 Tahun 23 74,2 > 35 Tahun 8 25,8 Jumlah 31 100,0 Pendidikan D1 2 6.5 D3 23 74.2 D4 4 12.9 S1 2 6.5 Jumlah 31 100,0

Sumber : Data Primer diolah (2016)

Berdasarkan hasil tabel 4.1 dapat diketahui bahwa, Sebagian besar responden berumur 20 - 35 tahun, yaitu sebanyak 23 responden (74,2%) dan berpendidikan terakhir (D3) sebanyak 23 responden (74,2%).

3. Hasil

a. Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan tentang Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi

Tabel 4.2.

Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan Tentang Pelaksanaan

Antenatal care (ANC) Terintegrasi Pengetahuan Tenaga kesehatan

Tentang Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi

f %

Baik 25 80.6

Cukup 6 19.4

Kurang 0 0.0

Jumlah 31 100,0

(22)

Berdasarkan hasil tabel 4.2 dapat diketahui bahwa, Sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pengetahuan tentang Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi kategori baik, yaitu sebanyak 25 responden (80,6%).

b. Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan Tentang Pengertian Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi

Tabel 4.3.

Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan Tentang Pengertian Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi Pengetahuan Tenaga kesehatan

Tentang Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi

f %

Baik 25 80.6

Cukup 6 19.4

Kurang 0 0.0

Jumlah 31 100,0

Sumber : Data Primer diolah (2016)

Berdasarkan hasil tabel 4.3 dapat diketahui bahwa, Sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan/bidan dengan tingkat pengetahuan tentang pengertian Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi kategori baik, yaitu sebanyak 25 responden (80,6%). c. Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang

Program-Program Yang Terintegrasi Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi

Tabel 4.4.

Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan Tentang Program-Program Yang Terintegrasi Dalam Pelaksanaan Antenatal

care (ANC) Terintegrasi Tingkat Pengetahuan Tenaga

kesehatan Tentang Program-Program Yang Terintegrasi Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC)

Terintegrasi f % Baik 12 38.7 Cukup 17 54.8 Kurang 2 6.5 Jumlah 31 100,0

(23)

Berdasarkan hasil tabel 4.4 dapat diketahui bahwa, sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan/bidan dengan tingkat pengetahuan tentang program-program yang terintegrasi dalam pelaksanaan antenatal care (ANC) Terintegrasi kategori cukup, yaitu sebanyak 17 responden (54,8%).

d. Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Tujuan Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi

Tabel 4.5.

Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan Tentang Tujuan Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi

Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan Tentang Tujuan Pelaksanaan Antenatal care (ANC)

Terintegrasi f % Baik 21 67.7 Cukup 7 22.6 Kurang 3 9.7 Jumlah 31 100,0

Sumber : Data Primer diolah (2016)

Berdasarkan hasil tabel 4.5 dapat diketahui bahwa, sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pengetahuan tentang tujuan Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi kategori baik, yaitu sebanyak 21 responden (67,7%). e. Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Tempat

Pelayanan Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi Tabel 4.6.

Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan Tentang Tempat Pelayanan Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi

Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan Tentang Tempat Pelayanan Dalam Pelaksanaan

Antenatal care (ANC) Terintegrasi

f %

Baik 23 74.2

Cukup 8 25.8

Kurang 0 0.0

Jumlah 31 100,0

(24)

Berdasarkan hasil tabel 4.6 dapat diketahui bahwa, sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan/bidan dengan tingkat pengetahuan tentang tempat pelayanan dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi kategori baik, yaitu sebanyak 23 responden (74,2%).

f. Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Frekuensi Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi

Tabel 4.7.

Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Frekuensi Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi

Tingkat Pengetahuan Tenaga kesehatan Tentang Frekuensi Dalam Pelaksanaan Antenatal care

(ANC) Terintegrasi f % Baik 23 74.2 Cukup 7 22.6 Kurang 1 3.2 Jumlah 31 100,0

Sumber : Data Primer diolah (2016)

Berdasarkan hasil tabel 4.7 dapat diketahui bahwa, sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pengetahuan tentang frekuensi dalam Pelaksanaan Antenatal care

(ANC) Terintegrasi kategori baik, yaitu sebanyak 23 responden (74,2%).

(25)

4. Hasil Tabel Silang

a. Karakteristik Responden dengan Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi Di Puskesmas Mlati II Sleman

Tabel 4.8.

Tabel Silang Antara Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi

Berdasarkan hasil tabel 4.8 dapat diketahui bahwa, sebagian besar kategori baik sebanyak 25 responden (80,6%) dengan mayoritas berumur antara 20-35 tahun sebanyak 16 responden (51,6%), berpendidikan terakhir D3 sebanyak 17 responden (54,8%).

Karakteristik Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Pelaksanaan Antenatal care

(ANC) Terintegrasi Total Baik Cukup f % f % f % Umur < 20 Tahun 0 0,0 0 0,0 0 0,0 20 - 35 Tahun 16 51,6 3 9,7 19 61,3 > 35 Tahun 9 29,0 3 9,7 12 38,7 Total 25 80,6 6 19,4 31 100,0 Pendidika n D1 2 6.5 0 0,0 2 6.5 D3 17 54.8 6 19.4 23 74.2 D4 4 12.9 0 0,0 4 12.9 S1 2 6.5 0 0,0 2 6.5 Total 25 80.6 6 19.4 31 100.0

(26)

b. Karakteristik Responden dengan Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Pengertian Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi Di Puskesmas Mlati II Sleman.

Tabel 4.9.

Tabel Silang Antara Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Pengertian Pelaksanaan Antenatal care (ANC)

Terintegrasi

Karakteristik Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Pengertian Pelaksanaan

Antenatal care (ANC) Terintegrasi

Total Baik Cukup Kurang

f % f % f % f % Umur < 20 Tahun 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 20 - 35 Tahun 15 48,4 2 6,5 2 6,5 19 61,3 > 35 Tahun 8 25,8 4 12,9 0 0,0 12 38,7 Total 23 74,2 6 19, 4 2 6,5 31 100,0 Pendidika n D1 1 3.2 1 3.2 0 0,0 2 6.5 D3 16 51.6 5 16. 1 2 6.5 23 74.2 D4 4 12.9 0 0,0 0 0,0 4 12.9 S1 2 6.5 0 0,0 0 0,0 2 6.5 Total 23 74.2 6 19. 4 2 6.5 31 100.0

Berdasarkan hasil tabel 4.9 dapat diketahui bahwa, sebagian besar kategori baik sebanyak 23 responden (74,2%) dengan mayoritas berumur antara 20-35 tahun sebanyak 15 responden (48,4%), berpendidikan terakhir D3 sebanyak 16 responden (51,6%).

(27)

c. Karakteristik Responden dengan Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Program-Program Yang Terintegrasi Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi Di Puskesmas Mlati II Sleman

Tabel 4.10.

Tabel Silang Antara Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Program-Program Yang Terintegrasi Dalam

Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi Karakteristik Pengetahuan Tenaga Kesehatan

Tentang Program-Program Yang Terintegrasi Dalam Pelaksanaan

Antenatal care (ANC) Terintegrasi

Total Baik Cukup Kurang

f % f % f % f % Umur < 20 Tahun 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 20 - 35 Tahun 8 25,8 11 35,5 0 0,0 19 61,3 > 35 Tahun 4 12,9 6 19,4 2 6,5 12 38,7 Total 12 38,7 17 54,8 2 6,5 31 100,0 Pendidika n D1 1 3.2 1 3.2 0 0,0 2 6.5 D3 6 19.4 15 48.4 2 6.5 23 74.2 D4 4 12.9 0 0,0 0 0,0 4 12.9 S1 1 3.2 1 3.2 0 0,0 2 6.5 Total 12 38.7 17 54.8 2 6.5 31 100.0 Berdasarkan hasil tabel 4.10 dapat diketahui bahwa, sebagian besar kategori cukup sebanyak 17 responden (54,8) dengan mayoritas berumur antara 20-35 tahun sebanyak 11 responden (35,5%), berpendidikan terakhir D3 sebanyak 15 responden (48,4%).

(28)

d. Karakteristik Responden Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Tujuan Pelayanan Antenatal care (ANC) Terintegrasi Di Puskesmas Mlati II Sleman

Tabel 4.11.

Tabel Silang Antara Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Tujuan Pelayanan Dalam Pelaksanaan

Antenatal care (ANC) Terintegrasi Karakteristik Pengetahuan Tenaga

Kesehatan Tentang Tujuan Pelayanan Dalam Pelaksanaan

Antenatal care (ANC) Terintegrasi

Total Baik Cukup Kurang

f % f % f % f % Umur < 20 Tahun 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 20 - 35 Tahun 14 45,2 3 9,7 2 6,5 19 61,3 > 35 Tahun 7 22,6 4 12,9 1 3,2 12 38,7 Total 21 67,7 7 22,6 3 9,7 31 100,0 Pendidikan D1 2 6.5 0 .0 0 0,0 2 6.5 D3 13 41.9 7 22.6 3 9.7 23 74.2 D4 4 12.9 0 0,0 0 0,0 4 12.9 S1 2 6.5 0 0,0 0 0,0 2 6.5 Total 21 67.7 7 22.6 3 9.7 31 100.0 Berdasarkan hasil tabel 4.11 dapat diketahui bahwa, sebagian besar kategori baik sebanyak 21 responden (67,7%) dengan mayoritas berumur antara 20-35 tahun sebanyak 14 responden (45,2%), berpendidikan terakhir D3 sebanyak 13 responden (41,9%).

(29)

e. Karakteristik Responden dengan Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Tempat Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi Di Puskesmas Mlati II Sleman

Tabel 4.12.

Tabel Silang Antara Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Tempat Pelayanan Dalam Pelaksanaan Antenatal

care (ANC) Terintegrasi Karakteristik Pengetahuan Tenaga

Kesehatan Tentang Tempat Pelayanan Dalam Pelaksanaan

Antenatal care (ANC) Terintegrasi Total Baik Cukup f % f % f % Umur < 20 Tahun 0 0,0 0 0,0 0 0,0 20 - 35 Tahun 14 45,2 5 16,1 19 61,3 > 35 Tahun 9 29,0 3 9,7 12 38,7 Total 23 74,2 8 25,8 31 100,0 Pendidika n D1 2 6.5 0 0,0 2 6.5 D3 15 48.4 8 25.8 23 74.2 D4 4 12.9 0 0,0 4 12.9 S1 2 6.5 0 0,0 2 6.5 Total 23 74.2 8 25.8 31 100.0 Berdasarkan hasil tabel 4.12 dapat diketahui bahwa, sebagian besar kategori baik sebanyak 23 responden (74,2%) dengan mayoritas berumur antara tahun sebanyak 14 responden (45,2%), berpendidikan terakhir D3 sebanyak 15 responden (48,4%).

(30)

f. Karakteristik Responden dengan Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Frekuensi Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi Di Puskesmas Mlati II Sleman

Tabel 4.13.

Tabel Silang Antara Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Frekuensi Dalam Pelaksanaan Antenatal care

(ANC) Terintegrasi

Karakteristik Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang Frekuensi Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC)

Terintegrasi Total

Baik Cukup Kurang

f % f % f % f % Umur < 20 Tahun 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 20 - 35 Tahun 14 45,2 5 16,1 0 0,0 19 61,3 > 35 Tahun 9 29,0 2 6,5 1 3.2 12 38,7 Total 23 74,2 7 22,6 1 3,2 31 100,0 Pendidika n D1 2 6.5 0 0,0 0 0,0 2 6.5 D3 15 48.4 7 22.6 1 3.2 23 74.2 D4 4 12.9 0 0,0 0 0,0 4 12.9 S1 2 6.5 0 0,0 0 0,0 2 6.5 Total 23 74.2 7 22.6 1 3.2 31 100,0 Berdasarkan hasil tabel 4.13 dapat diketahui bahwa, sebagian besar kategori baik sebanyak 23 responden (74,2%) dengan mayoritas berumur antara 20-35 tahun sebanyak 14 responden (45,2%), berpendidikan terakhir D3 sebanyak 15 responden (48,4%).

B. Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Mlati II Sleman, Yogyakarta, dengan jumlah responden 31 responden diperoleh data bahwa, sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pengetahuan tentang pengertian Pelaksanaan Antenatal care

(ANC) Terintegrasi kategori baik (74,2%), ketika ditanya ibu sudah mengerti mengenai item pernyataan tentang pengertian bahwa ANC merupakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan sedangkan ketika ditanya ibu belum mengerti

(31)

mengenai item pernyataan bahwa pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu hamil sesuai prioritas. Hasil penelitian ini sangat dipengaruhi oleh pendidikan tenaga kesehatan yang sebagian besar responden memiliki jenjang pendidikan akhir hingga D3 (74,2%), dengan pendidikan yang baik maka proses responden dalam memahami dan menelaah informasi baru akan semakin baik, hal ini tentunya berpengaruh pada pengetahuan orang tersebut.

Hal tersebut sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Hasil penelitian ini dikuatkan dengan hasil tabulasi silang antara karakteristik responden dengan pengetahuan tenaga kesehatan tentang pelaksanaan antenatal care (ANC) terintegrasi yang menunjukkan bahwa,

(32)

sebagian besar kategori baik sebanyak 25 responden (80,6%) dengan mayoritas berumur antara 20-35 tahun sebanyak 16 responden (51,6%), berpendidikan terakhir D3 sebanyak 17 responden (54,8%).

Hasil penelitian pengetahuan tenaga kesehatan tentang Program-Program Yang Terintegrasi Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi sebagian besar dalam kategori cukup (54,8%). Ketika ditanya ibu sudah mengerti mengenai item pernyataan tentang program-program bahwa pencegahan dan pengobatan IMS/ISR dalam kehamilan (PIDK) merupakan program ANC terintegrasi sedangkan ketika ditanya ibu belum mengerti mengenai item pernyataan bahwa pencegahan malaria dalam kehamilan (PMDK) bukan merupakan program ANC terintegrasi. Hasil penelitian ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman tenaga kesehatan/bidan yang seluruhnya merupakan tenaga kesehatan yang sudah lama bertugas di Puskesmas Mlati II Sleman.

Hasil ini sejalan dengan teori yang menanyakan bahwa pengalaman merupakan guru terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2010).

Hasil penelitian ini dikuatkan dengan hasil tabulasi silang antara karakteristik responden dengan pengetahuan tenaga kesehatan tentang program-program antenatal care (ANC) terintegrasi yang menunjukkan bahwa, sebagian besar kategori cukup sebanyak 17 responden (54,8) dengan mayoritas berumur antara 20-35 tahun sebanyak 11 responden (35,5%), berpendidikan terakhir D3 sebanyak 15 responden (48,4%).

Hasil penelitian pengetahuan tenaga kesehatan tentang tujuan terintegrasi dalam pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi sebagian besar dalam kategori baik (67,7%). Ketika ditanya ibu sudah

(33)

mengerti mengenai item pernyataan tentang tujuan bahwa menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan gizi merupakan tujuan pelayanan ANC terintegrasi dan membantu menyiapkan ibu untuk merawat anak secara fisik, psikologi dan sosial bukan merupakan tujuan pelayanan ANC terintegrasi sedangkan ketika ibu ditanya ibu belum mengerti mengenai item pernyataan bahwa membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses merupakan tujuan pelayanan ANC terintegrasi. Hasil penelitian ini sangat dipengaruhi oleh pendidikan tenaga kesehatan yang sebagian besar responden memiliki jenjang pendidikan akhir hingga D3 (74,2%), dengan pendidikan yang baik maka proses responden dalam memhami dan menelaah informasi baru akan semakin baik, hal ini tentunya berpengaruh pada pengetahuan orang tersebut. Hal tersebut sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aditya Bayu Prasetyo, 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cakupan K4 Bidan Desa di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang Tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan n didapatkan bahwa faktor yang berhubungan dengan cakupan K4 bidan desa adalah faktor pengetahuan bidan (p. value = 0,026 < 0,05), faktor pelatihan bidan (p. value = 0,003 < 0,05), faktor kualitas pelayanan antenatal bidan (p. value = 0,033 < 0,05) dan faktor Keterjangkauan pelayanan bidan (p. value = 0,014 < 0,05). Sedangkan faktor sikap bidan (p. value = 0,52 > 0,05), faktor lama kerja (p. value = 0,164 > 0,05), faktor fasilitas (p. value = 0,619 > 0,05) dan faktor alat dan obat (p. value = 0,339 > 0,05) tidak berhubungan dengan cakupan K4 bidan desa.

Hasil penelitian ini dikuatkan dengan hasil tabulasi silang antara karakteristik responden dengan pengetahuan tenaga kesehatan tentang pelaksanaan antenatal care (ANC) terintegrasi yang menunjukkan bahwa, sebagian besar kategori baik sebanyak 21 responden (67,7) dengan

(34)

mayoritas berumur antara 20-35 tahun sebanyak 14 responden (45,2%), berpendidikan terakhir D3 sebanyak 13 responden (41,9%).

Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Mlati II Sleman, Yogyakarta, dengan jumlah responden 31 responden diperoleh data bahwa, sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pengetahuan tentang tempat pelaksanaan Antenatal care (ANC) terintegrasi kategori baik (74,2%), ketika ditanya ibu sudah mengerti mengenai item pernyataan tentang tempat bahwa puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan ANC terintegrasi sedangkan ketika ibu ditanya ibu belum mengerti mengenai item pernyataan bahwa bidan praktik swasta merupakan salah satu tempat pelayanan ANC terintegrasi. Hasil penelitian ini sangat dipengaruhi salah satunya oleh informasi dan lingkungan tenaga kesehatan/responden dalam penelitian ini yang seluruhnya masih aktif sebagai tenaga kesehatan dan juga masih dalam satu lingkungan di Puskesmas Mlati II. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa Informasi memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2010).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sarma Nursani Lumbanraja, 2016. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, dan Pelatihan Bidan pada Kualitas Konseling, Informasi, dan Edukasi dalam Pelayanan Antenatal. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan (p vlue: 0,001 dan dan pelatihan P value : 0.003) terhadap kualitas KIE. Tidak ditemukan hubungan antara masa kerja dan kualitas KIE. Simpulan: Penelitian ini menunjukkan pengaruh pendidikan dan pelatihan bidan terhadap kualitas KIE.

Hasil penelitian ini dikuatkan dengan hasil tabulasi silang antara karakteristik responden terhadap pengetahuan tenaga kesehatan tentang

(35)

tempat pelaksanaan antenatal care (ANC) terintegrasi yang menunjukkan bahwa, sebagian besar kategori baik sebanyak 23 responden (74,2%) dengan mayoritas berumur antara 20-35 tahun sebanyak 14 responden (45,2%), berpendidikan terakhir D3 sebanyak 15 responden (48,4%).

Hasil penelitian pengetahuan tenaga kesehatan tentang frekuensi Terintegrasi Dalam Pelaksanaan Antenatal care (ANC) Terintegrasi sebagian besar dalam kategori baik (74,2%). Ketika ditanya ibu sudah mengerti mengenai item pernyataan tentang frekuensi bahwa ANC I dilakukan pada usia kehamilan 14 minggu dengan kunjungan minimal 1 kali dan ANC II dilakukan pada usia kahamilan 28-36 minggu dengan kunjungan minimal 2 kali ketika ditanya ibu belum mengerti mengenai item pernyataan bahwa ANC dilakukan hanya saat ingin melahirkan saja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Tri Andhika J Damopolii, 2012. Hubungan Standar Pelayanan Antenatal Care Dan Kebijakan Program Pelayanan Antenatal Care Dengan Pengetahuan Antenatal Care Terintegrasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Gogagoman Kota Mobagu. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara Pengetahuan antenatal care terintegrasi dengan standar pelayanan antenatal care dan kebijakan program pelayanan P value : 0,003.

Hasil penelitian ini dikuatkan dengan hasil tabulasi silang antara karakteristik responden terhadap pengetahuan tenaga kesehatan tentang frekuensi antenatal care (ANC) terintegrasi yang menunjukkan bahwa, sebagian besar kategori baik sebanyak 23 responden (74,2%) dengan mayoritas berumur antara 20-35 tahun sebanyak 14 responden (45,2%), berpendidikan terakhir D3 sebanyak 15 responden (48,4%).

(36)

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian sejenis yang lebih baik, diantaranya adalah:

1. Penelitian ini dilakukan pada saat jam kerja sehingga tenaga kesehatan lebih fokus memberikan pelayanan terhadap pasien.

2. Penelitian ini membutuhkan waktu yang relatif lama dalam pengisian kuesioner karena tenaga kesehatan sulit mencari waktu luang pada saat jam kerja.

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakuakan untuk mengetahui gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang pelaksanaan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Mlati II Sleman. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pengetahuan tentang Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Terintegrasi kategori baik (80,6%).

2. Sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pengetahuan tentang pengertian Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Terintegrasi kategori baik (74,2%).

3. Sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pengetahuan tentang program-program yang terintegrasi dalam pelaksanaan antenatal care (ANC) Terintegrasi kategori cukup (54,8%) 4. Sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat

pengetahuan tentang tujuan Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Terintegrasi kategori baik (67,7%).

5. Sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pengetahuan tentang tempat pelayanan dalam Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Terintegrasi kategori baik (74,2%).

6. Sebagian besar responden merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pengetahuan tentang frekuensi dalam Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Terintegrasi kategori baik (74,2%)

(38)

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Mlati II Sleman.

Hendaknya Tenaga Kesehatan di Puskesmas Mlati II Sleman lebih mengetahui dan memahami informasi tentang pencegahan dan pengobatan IMS/ISR dalam kehamilan (PIDK) yang disampaikan pada program-program tersebut.

2. Bagi Mahasiswa Stikes Achmad Yani

Hendaknya mahasiswa memberikan masukan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Mlati II Sleman untuk lebih memahami dan mencari informasi tentang program-program Antenatal Care terintegrasi selain itu dapat dijadikan acuan dan sumber informasi bagi mahasiswa terutama kebidanan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hendaknya penelitian ini digunakan sebagai bahan referensi dan peniliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut tentang pelaksanaan

Antenatal Care (ANC) terintegrasi dari segi sikap dan perilaku tenaga kesehatan.

(39)

DAFTAR PUSATAKA

Arikunto, 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Depkes RI, 2010. Buku Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Depkes RI

DinKes DIY, 2015. Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta 2014. Yogyaarta

Dinkes. Kab Sleman, 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2014. Kabupaten Sleman

Kemenkes RI, 2016. Profil Kesehatan RI Tahun 2015. Jakarta

Kemenkes RI, 2014. Profil Kesehatan RI Tahun 2013. Jakarta

Kemenkes RI, 2013. Profil Kesehatan RI Tahun 2012. Jakarta

Kusmiyati, 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta; Fitramaya.

Lamadhah, 2010. Buku pintar kelahiran dan melahirkan. Jogjakarta : DIVA Press

Manuaba, 2012. lmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta

Manuaba, 2010. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta EGC.

Meilani, 2012. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya

Mochtar, 2010. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi, Jilid 1. EGC. Jakarta

Mufdlilah, 2012. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta:Nuha Medika

Nadesul, 2012. Membesarkan Bayi Jadi Anak Pintar. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara

Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Notoatmodjo, 2010. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

(40)

Rostianti, 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1: Kehamilan, Yogyakarta : Nuha Medika.

Saifuddin, 2012. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Salmah, 2012. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta; EGC.

Soepardan, 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC

Sugiyono, 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

(41)

L

A

M

P

I

R

A

N

(42)

KUESIONER

PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PELAKSANAAN ANTENATAL CARE (ANC) TERINTEGRASI

DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN

A.Identitas Responden

1. Kode (Diisi Peneliti) : ... 2. Nama : ... 3. Umur : ... Tahun 4. Pendidikan Terakhir ( ) D3 ( ) S2 ( ) S1 B.Pengetahuan

Petunjuk : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberitanda (√) pada salah satu Pernyataan pada kolom Benar atau Salah sesuai dengan apa yang anda ketahui!

No Pernyataan Benar Salah

Pengertian

1. Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan

2. ANC merupakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas.

3. Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas

4. Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk kesehatan mental saja agar ibu siap dalam proses persalianan

Program-Program Yang Terintegrasi 5. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan

(Andika) merupakan program ANC terinetgrasi 6. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam

Kehamilan (PIDK) merupakan program ANC

terinetgrasi

7. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK) bukan merupakan program ANC terinetgrasi

(43)

dan Kusta bukan merupakan program ANC

terinetgrasi

Tujuan Pelayanan Antenatal Care Terintegrasi 9. Menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi

dengan memberikan pendidikan gizi merupakan tujuan pelayanan ANC terintegrasi

10. Memberikan konseling mengenai komplikasi medis, bedah ataupun obstetri selama kehamilan merupakan tujuan pelayanan ANC terintegrasi 11. Mengembangkan persiapan persalinan serta

rencana kesiagaan menghadapi komplikasi merupakan tujuan pelayanan ANC terintegrasi 12. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan

sukses merupakan tujuan pelayanan ANC

terintegrasi.

13. Mempromosikan dan menjaga kebersihan diri dan proses kelahiran bayi merupakan tujuan pelayanan

ANC terintegrasi

14. Membantu menyiapkan ibu untuk menjalankan puerperium normal bukan merupakan tujuan pelayanan ANC terintegrasi

15. Membantu menyiapkan ibu untuk merawat anak secara fisik, psikologi dan sosial bukan merupakan tujuan pelayanan ANC terintegrasi

16. Menjaga emosi ibu agar tetap tenang dalam proses persalinan bukan merupakan tujuan pelayanan ANC

terintegrasi

Tempat Pelayanan Antenatal Care

17. Rumah Sakit merupakan salah satu tempat pelayanan ANC terintegrasi

18. Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan

ANC terintegrasi

19. Klinik merupakan salah satu tempat pelayanan

ANC terintegrasi

20. Pelayanan ANC terintegrasi dapat dilakukan di rumah pasien

21. Posyandu bukan merupakan salah satu tempat pelayanan ANC terintegrasi

Frekuensi Antenatal Care

22. ANC I dilakukan pada usia kehamilan 14 minggu dengan kunjungan minimal 1 kali

23. ANC II dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu dengan kunjungan minimal 1 kali,

24. ANC III dilakukan antara usia kehamilan 28-36 minggu dengan kunjungan minimal 2 kali

(44)

sampai lahir

26. ANC dilakukan hanya saat ingin melahirkan saja

KUNCI JAWABAN 1. B 2. B 3. B 4. S 5. B 6. B 7. S 8. S 9. B 10. B 11. B 12. B 13. B 14. S 15. S 16. S 17. B 18. B 19. B 20. S 21. S 22. B 23. B 24. B 25. B 26. S

(45)
(46)
(47)
(48)

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada hari

Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Wonosari, Gunungkidul, dengan jumlah responden 31 responden diperoleh data bahwa, sebagian besar responden merupakan ibu nifas multipara

e) Pada Pokjar Kota Tangerang-2/KOT TNG-2 (UPBJJ-UT Serang), mahasiswa sampel sebanyak 30 mhs yang terdiri dari 8 mhs kelompok rendah dan 22 kelompok tinggi. Hasil tes

Sedangkan alih teknologi bersifat ekslusif dalam pengertian yang berbeda- beda, misalnya dalam perjanjian lisensi teknologi memberikan hak kepada pemberi lisensi untuk

Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka dan tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman

Setelah dilakukan penelitian tentang analisis faktor-faktor perilaku yang mempengaruhi pelaksanaan kunjungan neonatus oleh bidan desa di wilayah puskesmas Kabupaen

Keluaran yang akan dihasilkan dari penelitian ini, pertama ialah partitur hasil aransemen ensambel gitar yang mewakili jenis-jenis komposisi orkestra, seperti komposisi untuk

Pengukuran return pasar digunakan untuk membandingkan dengan return reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran berdasarkan metode pengukuran yang