• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain terutama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini disebabkan antara manusia yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia tidak bisa untuk memproduksi sendiri melainkan harus bekerja sama dengan orang lain. Hubungan antar manusia tersebut sangat tampak dalam persoalan muamalah.

Menurut (Ash-Shidieqy 1995, 3) muamalah adalah hukum-hukum yang berpautan dengan kebiasaan manusia dalam masalah

amaliah dan huquq. Muamalah dalam pengertian pergaulan hidup

sehari-hari merupakan tempat setiap orang melakukan interaksi antara yang satu dengan yang lainnya. Tindakan tersebut dapat menimbulkan hak dan kewajiban yang merupakan bagian terbesar dari manusia. Berbagai persoalan muamalah yang dilakukan manusia pada umumnya adalah jual beli, utang piutang, sewa menyewa dan kerjasama lainnya.

Jual beli adalah suatu akad atau kegiatan tukar-menukar harta dengan harta atau tukar-menukar harta dengan manfaat. Menurut pengertian syariat, jual beli ialah pertukaran harta dengan harta atau tukar-menukar yang mubah dengan yang mubah untuk waktu selamanya, bukan riba dan bukan utang. (Muslich 2010, 177)

Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa inti dari pengertian jual beli adalah suatu perjanjian tukar-menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela di antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda dan pihak satunya lagi menerima pengantinya (alat tukar benda tersebut) sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara'. (Bakar 1996, 463)

(2)

Menurut (Muslich 2010, 175) dalam melakukan proses transaksi jual beli ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi berkaitan dengan benda yang diperjualbelikan, diantaranya adalah benda tersebut harus jelas takaran atau ukurannya. Dalam (kamus besar bahasa Indonesia 2001, 1123) takaran adalah alat yang digunakan untuk menakar suatu barang yang akan ditakar. Dalam aktifitas bisnis, takaran (al-kail) biasanya dipakai untuk mengukur satuan dasar ukuran isi barang cair, makanan dan berbagai keperluan lainnya.

Allah SWT telah menjelaskan dalam al-quran surat Al-Asra’ ayat 35.

Artinya: Dan sempurnakanlah takaran apa bila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (kementrian agama 2012, 285)

Dari ayat di atas Allah telah menjelaskan agar sempurna dalam menakar dan menimbang suatu barang dengan alat yang sudah ditentukan karena hal yang demikian merupakan perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh Allah terhadap hambanya. Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin membahas lebih lanjut masalah sistem penakaran dalam jual beli dadiah yang terjadi khususnya di Kenagarian Aia Dingin Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Jual beli dadiah adalah suatu hal yang sudah lumrah dilakukan oleh masyarakat Kanagarian Aia Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok.

Berdasarkan survai awal yang dilakukan bahwa sistem penakaran dalam jual beli dadiah yang dilakukan oleh masyarakat setempat dijual dengan sistem per batang yang isinya tanpa ditakar sesuai dengan takaran yang telah disyaraitkan oleh agama. Maksud dari per batang di sini yaitu susu kerbau yang sudah diperas dimasukkan ke dalam

(3)

potongan bambu yang telah disediakan. Panjang dan tebal bambu tersebut juga bermacam-macam, ada bambu yang memiliki panjang 30 Cm, 40 Cm, bahkan ada yang 50 Cm, dan juga mempunyai tebal yang bermacam-macam ada yang mempunyai tebal 2 mm dan ada 3 mm.

Diduga panjang dan tebal bambu yang digunakan untuk menakar dadiah

berpengaruh terhadap isi bambu tersebut, akan tetapi penjual dadiah tetap menghitung dari transaksi jual beli dadiah tersebut perbatang. Dadiah tersebut dijual dengan harga satu batang tersebut sebesar Rp 50.000.

Prilaku dalam jual beli seperti ini berpeluang akan terjadinya gharar (penipuan). Hal ini disebabkan sistem penakaran yang tidak pasti meskipun pembeli bebas memilih, padahal Islam telah menetapkan syarat-syarat objek akad jual beli yaitu jelas takarannya dan ukurannya seperti ukuran volume dengan menggunakan sha’, liter, meter kubik, gating, gallon dan sebagainya Misalnya sesuatu yang ditimbang harus jelas timbangannya dan sesuatu yang ditakar harus jelas takarannya. (Ya’qub 1993, 43). Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan di atas, penulis tertarik untuk membahas permasalahan ini dalam bentuk karya ilmiah dengan judul“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sisitem Penakaran Dalam Jual Beli Dadiah Di Kenagarian Aie Dingin Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok”.

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam melakukan transaksi jual beli Islam telah menetapkan syarat-syarat objek akad jual beli seperti objek akad harus bersih, bermanfaat, milik sendiri, mampu diserahkan oleh pelaku akad, dan dapat diketahui dengan jelas, baik jelas takaran, jelas bentuk, jelas jenis dan kualitasnya. Karena keterbatasan waktu, kemampuan dan dana, masalah dibatasi pada objek akad, yaitu objek akad jual beli harus diketahui dengan jelas

(4)

Berdasarkan latar belakang yang penulis tulis maka yang menjadi rumusannya adalah:

1.2.1 Bagaimanakah respon pembeli terhadap sistem penakaran

dalam jual beli dadiah di Kanagarian Aie Dingin Kec. Lembah Gumanti, Kab. Solok ?

1.2.2 Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap sistem penakaran dalam jual beli dadiah di Kanagarian Aie Dingin Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk :

1.3.1.1 Untuk mengetahui respon pembeli terhadap sistem

penakaran dalam jual beli dadiah di Kanagarian Aie Dingin Kec. Lembah Gumanti, Kab. Solok

1.3.1.2 Untuk mengetahui tinjauan Hukum Islam terhadap sistem

penakaran dalam jual beli dadiah di Kanagarian Aie Dingin Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok

1.3.2 Keguanaan penelitian

1.3.2.1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum Islam di Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang.

1.3.2.2 Untuk memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan

mengenai penakaran dalam jual beli dadiah

1.3.2.3 Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

konstribusi permasalahan yang lebih mendalam kepada pembeli dadiah dan penjual dadiah dalam persoalan penakaran

(5)

1.3.2.4 Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan tentang sistem penakaran dalam jual beli dadiah.

1.4 Kerangka Teori

1.4.1 Pengertian Jual beli

Jual beli adala tukar menukar harta atas dasar suka sama suka atau memindahkan milik seseorang dengan mengganti sesuatu yang diizinkan.

1.4.2 Rukun dan syarat jual beli

1.4.2.1 Orang yang berakad ( yang melakukan transaksi) 1.4.2.2 Sighat akad (lafaz ijab dan qabul)

1.4.2.3 Barang yang di perjualbelikan

1.4.2.4 Harga barang atau nilai tukar pengganti 1.4.3 Prinsip-prinsip jual beli

1.4.3.1 Niat

1.4.3.2 Azaz kerelaan 1.4.3.3 Bermanfaat 1.4.3.4 Suci zatnya 1.4.3.5 Tolong menolong

1.4.3.6 Sesuai dengan ketentuan syari’at 1.4.4 Bentuk-bentuk jual beli

1.4.4.1 Jual beli sahih 1.4.4.2 Jual beli bathil

a. Jual beli sesuatu yang tidak ada

b. Jual beli barang yang tidak dapat diserahkan c. Jual beli yang mengandunag unsure tipuan d. Jual beli benda najis

(6)

f. Jual beli air sungai, air danau, air laut, air yang tidak boleh dimiliki seseorang

g. Jual beli fasid 1.4.5 Manfaat dan hikmah jual beli

1.4.5.1 Memudahkan urusan manusia dalam tukar menukar

kebutuhan yang satu dengan yang lain.

1.4.5.2 Menciptakan suasana tentram dan damai serta sebagai sarana tolong-menolong diantara sesama manusia.

1.4.5.3 Memudahkan seseorang dalam memperoleh harta.

1.4.5.4 Dapat terpenuhinya kebutuhan bagi sesama manusia. 1.4.5.5 Untuk mewujudkan sifat jujur diantara manusia. 1.4.6 Sistem Penakaran

1.4.6.1 Pengertian

Takaran adalah alat untuk menakar, dalam muamalah dipakai untuk mengukur satuan dasar isi atau volume dan dinyatakan dalam standar yang diakui banyak pihak 1.4.6.2 Jenis-jenis alat takaran

a. Ukuran panjang dengan menggunakan meter, yard, hasta, inci dan sebagainya.

b. Ukuran volume dengan menggunakan sha’, liter, meter kubik, gating, gallon dan sebagainya.

c. Ukuran berat dengan menggunakan gram, ons,

kilogram, pon, kwintal, ton, dan sebagainya. d. Ukuran luas dengan menggunakan are, hektar 1.5 Metode Penelitian

Metode-metode yang penulis gunakan dalam menyelesaikan skripsi ini yaitu:

(7)

Jenis penelitian ini adalah studi lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan langsung ke lapangan, digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi secara intensif disertai dengan analisa semua data yang dikumpulkan untuk mendapatkan data yang konkrit. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi hukum Islam, karena menganalisis fenomena sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Islam. (Moleong 1989, 6)

1.5.2 LokasiPenelitian

Lokasi penelitian ini berada di Kanagarian Aie Dingin Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Lokasi ini dipilih karena adanya masalah yang merugikan salah satu pihak dari kegiatan jual beli yang dilakukan di daerah ini.

1.5.3 Informan penelitian

Adapun informan penetian ini adalah: pembeli dadiah, penjual dadiah, dan tokoh masyarakat

1.5.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang dilakukan adalah: 1.5.4.1 Observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki. (Narbuko, Ahmadi 2002, 107) Observasi ini dilakukan langsung di Kanagarian Aie Dingin Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Data yang diharapkan adalah gambaran tentang sistem

penakaran dadiah dalam jual beli yang dilakukan

masyarakat setempat.

1.5.4.2 Wawancara

Wawancara yaitu sebuah percakapan antara 2 orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan kepada subjek atau

(8)

sekelompok subjek penelitian untuk dijawab. (Sudarwan 2005,130) Peneliti memperoleh data dengan cara tanya jawab kepada informan yang berwenang untuk memperoleh data tentang persoalan sistem penakaran dalam jual beli dadiah.

1.5.5 Teknik Pengolahan Data

Dalam melakukan pengolahan data, setelah mengumpulkan data tersebut maka langkah yang akan dilakukan adalah memeriksa data, mengklasifikasikan data dan menganalisis data, menarik kesimpulan dengan menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu memaparkan data tanpa menggunakan hitungan, melainkan hanya usaha penalaran, analisis, dan tanggapan terhadap fakta yang terjadi. (Sudarwan 2005, 5) Selanjutnya penulis juga melakukan penelusuran buku fiqh muamalah, usul fiqh, kaidah-kaidah fiqh, dan buku lainnya.

1.5 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan pengamatan, permasalahan yang penulis angkat belum ada dibahas oleh si penelitian sebelumnya, akan tetapi ada sebanyak dua orang yang mirip dengan permasalahan yang penulis angkat. Setelah membaca skripsi, jadi permasalahan yang penulis angkat berbeda dengan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, penulis akan menguraikan kesimpulan dari permasalahan yang dibahas oleh penulis tersebut yaitu:

1.6.1 Skripsi yang ditulisoleh Aliya Yustifia Radvandini Bp 307.031 yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Ubi Kayu Di kenagarian Sitjuah Batua Kabupaten Lima Puluh Kota. Permasalahannya adalah pembeli mematok ubi kayu dalam satu lading dengan cara mengambil sampel ubi kayu. kemudian ubi tersebut diambil isinya dan ditimbang sesuai berat dan jenisnya

(9)

masing-masing. Kemdian pembeli tersebut melihat dan menimbang ubi kayu sesuai dengan ukrannya mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, berdasarkan hasil timbangan ubi kayu dari masing-masing ukuran tadi maka pembeli memperkirakan berat ubi yang ditimbang tadi sesuai dengan berat ubi yang masih dalam tanah. (Yustifia, 2012, 4)

1.6.2 Skripsi yang ditlis oleh Nurmia Dewi, Bp 306.257 yang berjudul Jual Beli Ikan Lele Dengan Cara Taksiran Ditinjau Dari Hukum Islam (Studi Kasus Kelurahan Lubuk Lintah Kota Padang)

Permasalahannya adalah sipembeli membeli bibit ikan lele sebanyak 1000 ekor dengan harga satu ekorikan lele yang masih kecil yang berukuran 1 cm seharga Rp 60. Cara pengambilan yang dilakukan adalah Bibit lele tersebut diambil dari kolam yang khusus lalu di tangguak dan dimaskan satu persatu kedalam kaleng dengan menghitngnya. Dari kaleng itu sipenjual memasukkan kedalam kantong ikan tempat sipembeli. (Dewi, 2010, 3)

Jadi berdasarkan kesimpulan skripsi yang dicantumkan di atas, maka skripsi yang akan penulis tulis berbeda dengan skripsi yang telah ditulis oleh si penulis terdahulu. Skripsi yang akan ditulis fokus terhadap sistem penakaran dalam jual beli dadiah di Kenagarian Aie Dingin Kabupaten Solok.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami masalah yang penulis bahas, maka penulis membuat sistematika penulisan yang dibagi kepada lima bab. Setiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang saling berhubungan.

(10)

penulisan selanjutnya. dalam bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, penjelasan judul, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Merupakan tinjauan umum jual beli dalam Islam meliputi: pengertian dan dasar hukum ,macam- macam jual beli, jual beli yang dilarang dalam islam, rukun dan syarat-syarat jual beli.

Bab III Menjelaskan tentang gambaran umum Kanagarian Aie Dingin Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok meliputi: monografi, kehidupan masyarakat, mata pencarian, pendidikan, dan agama.

Bab IV Penjelasan tentang pandangan hukum Islam terhadap sistem penakaran Dadiah dalam jual beli di Kanagarian Aie Dingin Kecamatan Lembah Gumanti yang meliputi: respon pembeli terhadap sistem penakaran dalam jual beli dadiah di Kanagarian Aie Dingin Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok, dan pandangan hukum Islam terhadap pelaksanaan jual beli.

Bab V Memuat kesimpulan supaya penjelasan dalam skripsi ini mudah dipahami, dan saran-saran sebagai akhir dari seluruh penjelasan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal-hal yang telah penulis uraikan dalam pembahasan mengenai kesesuaian penetapan tersangka korupsi oleh KPK tanpa bukti permulaan yang cukup dengan asas due of

Skripsi berjudul “PENGARUH RASIO KERENGGANGAN KATUP ISAP DAN KATUP BUANG TERHADAP UNJUKKERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH” telah diuji dan disahkan oleh Fakultas

BAB I.: Pendahuluan. Dalam bab ini penulis kemukakan mengenai latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penulisan skripsis, telaah pustaka, metode

Meskipun demikian, interval waktu yang singkat atau memberi jarak juru las dengan berhati-hati, seperti pada pengelasan pipa dengan SMAW, dapat memberi panas

Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar.. Pada

Hasil pengukuran diameter zona hambat kontrol menunjukkan bahwa ciprofloxacin dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif maupun gram positif dan memiliki

Berdasar kepada uraian permasalahan-permasalahan yang tertuang di latar belakang masalah penelitian seperti terurai di atas, penulis tertarik untuk memberi judul pada

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih mendalam mengenai masalah tersebut dalam bentuk karya