• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2017 – Mei 2018 di

Screen House produksi benih PT Primasid Andalan Utama yang berada di Dusun Klabaran, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang serta Laboratorium Teknologi Benih dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana.

3.2. Rancangan dan Pelaksanaan Penelitian 3.2.1. Rancangan Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Model matematis untuk Rancangan RAL adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Yij : Hasil pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

µ : Purata umum

τi : Penyimpangan hasil dari nilai purata umum yang disebabkan oleh pengaruh perlakuan ke-i

ɛij : Pengaruh acak yang masuk dalam percobaan

Berdasarkan model matematis tersebut dapat disusun daftar sidik ragam yang disajikan pada Tabel 3.1. :

Tabel 3.1. Daftar Sidik Ragam RAL untuk Percobaan Genotipe F1 Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)

Sumber Ragam Derajat Bebas

Kelompok 1

Perlakuan 24

Galat 24

Total 49

(2)

3.2.2. Perlakuan dan Ulangan

Perlakuan yang diujikan dalam penelitian adalah genotipe tanaman tomat. Perlakuan yang diujikan sebanyak 25 genotipe dan dua ulangan. Masing-masing ulangan terdiri dari empat tanaman, sehingga total tanaman per perlakuan yaitu delapan tanaman. Total keseluruhan tanaman yang digunakan yaitu 200 tanaman tomat. Genotipe yang diujikan disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Genotipe yang Diujikan dalam Penelitian

No Kode Perlakuan No Kode Perlakuan

1 G1 Kode A1 14 G14 Kode C58

2 G2 Kode A5 15 G15 Kode C59

3 G3 Kode A9 16 G16 Kode D63

4 G4 Kode A10 17 G17 Kode D64

5 G5 Kode A15 18 G18 Kode D68

6 G6 Kode B32 19 G19 Kode D76

7 G7 Kode B38 20 G20 Kode D77

8 G8 Kode B39 21 G21 Kode E82

9 G9 Kode B48 22 G22 Kode E86

10 G10 Kode B49 23 G23 Kode E88

11 G11 Kode C52 24 G24 Kode E94

12 G12 Kode C55 25 G25 Kode E96

13 G13 Kode C56

3.2.3. Tata Letak Penelitian

G1B G3H G5D G7A G9C G11D G13C G15F G17E G19B G21B G23E G25D G1D G3A G5B G7G G9H G11B G13B G15B G17B G19F G21H G23B G25A G1H G3F G5C G7H G9D G11F G13G G15C G17A G19G G21G G23C G25F G1C G3D G5F G7D G9A G11C G13F G15G G17H G19C G21D G23F G25G G1A G3C G5H G7B G9G G11A G13H G15D G17G G19E G21F G23A G25C G1F G3B G5A G7F G9F G11B G13D G15A G17C G19A G21C G23D G25B G1E G3E G5G G7C G9B G11H G13A G15E G17D G19H G21B G23H G25H G1G G3G G5B G7E G9E G11E G13E G15H G17F G19B G21A G23G G25E G2C G4E G6F G8C G10E G12G G14F G16A G18E G20F G22C G24B G2H G4B G6H G8D G10H G12A G14D G16H G18B G20G G22F G24E G2F G4G G6A G8G G10A G12F G14E G16D G18H G20D G22A G24F S

G2G G4D G6B G8H G10G G12E G14B G16G G18D G20C G22H G24C T + B

G2A G4C G6E G8A G10C G12C G14H G16F G18C G20A G22G G24H U

G2B G4A G6G G8B G10B G12B G14A G16C G18G G20H G22B G24D G2E G4F G6C G8F G10D G12D G14C G16B G18F G20B G22E G24G G2D G4H G6D G8E G10F G12H G14G G16E G18A G20E G22D G24A

(3)

3.2.4. Analisis Data

Data kuantitatif yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan metode sidik ragam. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan analisis sidik ragam dan perlakuan yang lolos seleksi kemudian dilanjutkan dengan analisis Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) atau Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Analisis dilakukan dengan menggunakan aplikasi SAS.

3.2.5. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mistar, timbangan analitik, Fruit hardness tester (FHT), termometer maksimum minimum, higrometer, jangka sorong.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman tomat dari 25 genotipe tanaman tomat, screen house, plastik polybag, pupuk kandang kotoran ayam, sekam padi, pupuk NPK (16:16:16), pupuk kalsium, pupuk mono kalium phospat (0:34:52), fungisida, bakterisida, bio kompleks.

3.2.6. Pelaksanaan

a. Persiapan Media Tanam

Media tanam terdiri dari tanah, kotoran ayam, dan arang sekam dengan perbandingan 2:1:1. Media tanam digunakan setelah komposisi bahan telah di sterilkan. Penyeterilan dilakukan dengan pemanasan selama 13 jam.

b. Perkecambahan Benih Tomat

Sebelum dikecambahkan benih tomat direndam dengan menggunakan air hangat kuku lebih kurang selama dua jam. Setelah direndam, benih ditiriskan dan diletakkan secara teratur pada kertas yang telah dibasahi, kemudian kertas dilipat. Fungsi pembungkusan menggunakan kertas yang telah dibasahi yaitu untuk pemeraman agar radikula cepat tumbuh. Pemeraman dilakukan selama tiga hari.

(4)

c. Penanaman Bibit

Setelah benih tomat berkecambah, bibit ditanam pada tray yang ada di dalam screen house. Media tanam bibit pada tray adalah tanah dan pupuk kandang yang telah matang dengan perbandingan 1:1.

d. Pindah Tanam Bibit

Setelah bibit berumur 14 hari kemudian dilakukan pindah tanam ke media tanam yang berada dalam Screen House. Penanaman dilakukan pada pagi hari. Pengeluaran bibit dengan cara didorong menggunakan bambu kecil dari bagian bawah tray.

e. Pemeliharaan

Upaya pemeliharaan dalam budidaya tanaman tomat antara lain: pengairan, pemasangan ajir, pengikatan tanaman pada ajir, perempelan, dan pemupukan susulan. Pengairan dilakukan dengan cara irigasi tetes. Pemasangan ajir dilakukan pada saat tanaman berumur tujuh hari setelah tanam (hst). Tanaman tomat yang berumur 14 hst dengan tinggi tanaman lebih kurang 0.3 m diikat pada ajir. Pemasangan ajir dan pengikatan tanaman bertujuan agar melindungi tanaman dari roboh serta melindungi batang tanaman agar tidak patah saat mulai berbuah.

Perempelan pada tanaman tomat dilakukan mulai 25 hst, kemudian diulangi pada saat cabang yang tumbuhnya tidak diinginkan muncul. Cabang yang disisakan berjumlah tiga sampai dua cabang setelah cabang utama. Perempelan bertujuan agar tanaman dapat berbuah secara maksimal. Menurut Pracaya (1998) perempelan, bertujuan: 1) pertumbuhan tanaman tomat cepat tinggi dan tanaman tomat cepat berbunga, 2) buahnya lebih cepat besar dan lebih cepat masak, 3) buah mudah dipanen, 4) mengurangi kelembaban di sekitar tanaman sehingga mengurangi serangan patogen penyakit, 5) penyemprotan tanaman mudah dilakukan, dan 6) lahan mudah disiangi, sedangkan kerugiannya yaitu: 1) menambah biaya dan tenaga kerja, 2) bila saat perempelan dilakukan dengan cara manual (dengan tangan) atau dengan alat pemotong yang kotor akan menyebabkan terjadinya luka pada batang tanaman sehingga memudahkan

(5)

patogen penyakit masuk ke dalam tubuh tanaman, 3) jumlah buah per tanaman menjadi sedikit.

Pemupukan susulan dilakukan dengan cara dikocorkan. Pemupukan susulan menggunakan pupuk NPK (16:16:16), pupuk mono kalium phospat (0:34:52), pupuk SP-36 , pupuk KCl, dan pupuk kalsium. Pengaplikasian pupuk susulan mulai dari minggu kedua menggunakan pupuk NPK, minggu ketiga menggunakan pupuk mono kalium phospat, serta pada masa generatif menggunakan pupuk pupuk SP-36 , pupuk KCl, dan pupuk kalsium yang digunakan secara berselang-seling.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman menggunakan bakterisida, fungisida, insektisida dan dilakukan dengan pengambilan manual oleh tenaga manusia. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri dikendalikan dengan menggunakan bahan aktif Streptomisin sulfat 20% dengan dosis pemakaian 1-2 g/l. Penyakit yang disebabkan oleh cendawan dikendalikan menggunakan bahan aktif Dimetomorf 50% dengan dosis pemakaian 0,5-1 g/l atau Propineb 70% dengan dosis pemakaian 1,5-2,5 kg/ha.

f. Pemanenan

Pemanenan tanaman tomat dilaksanakan secara bertahap. Pemanenan dilakukan dengan cara pemilihan buah tomat yang telah sesuai kriteria pemanenan. Kriteria pemanenan buah tomat berdasarkan warna kulit buah yaitu orange. Menurut Rukamana (1994) buah tomat sudah siap dipanen perdana lebih kurang pada umur 75 hari setelah pindah tanam atau lebih kurang tiga bulan setelah menyebar benih.

3.3. Pengamatan

Terdapat dua pengamatan yang dilakukan dalam penelitian, yaitu pengamatan utama dan pengamatan selintas. Pengamatan utama merupakan pengamatan yang datanya diolah dan dianalisis secara statistika. Sedangkan pengamatan selintas merupakan merupakan pengamatan pendukung pengamatan utama yang datanya tidak diolah dan dianalisis secara statistika. Pengamatan utama yang dilakukan dikelompokan berdasarkan hasil produksi tanaman dan

(6)

karakter morfologi buah, meliputi jumlah buah per tanaman, bobot buah, bobot buah per tanaman, kekerasan buah, ketebalan daging buah, jumlah ruang buah, lama simpan buah, serta ukuran buah. Pengamatan selintas meliputi pengamatan faktor iklim, jumlah populasi tanaman, umur berbunga, tinggi tanaman, hama dan penyakit yang menyerang, tipe pertumbuhan.

Tabel 3.3. Jadwal Pengamatan

No. Pengamatan Waktu (Minggu ke-)

Selintas 1-4 5-8 9-12 13-16 17-20 21-24 25-28 1. Faktor iklim

2. Jumlah populasi 3. Umur berbunga 4. Tinggi tanaman

5. Hama dan penyakit yang menyerang

6. Tipe pertumbuhan

tanaman

7. Lama simpan buah Utama

1. Jumlah buah per

tanaman 2. Bobot per buah

3. Bobot buah per tanaman 4. Kekerasan buah

5. Ketebalan daging buah 6. Jumlah ruang buah 7. Ukuran buah

Gambar

Tabel 3.1.  Daftar Sidik Ragam RAL untuk Percobaan Genotipe F1  Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)
Tabel 3.2. Genotipe yang Diujikan dalam Penelitian
Tabel 3.3.  Jadwal Pengamatan

Referensi

Dokumen terkait

Pada daerah tanah basah dan dengan curah hujan yang tinggi, pertumbuhan tanaman tomat akan kurang baik, yaitu buahnya akan rusak dan mudah pecah – pecak kemudian mudah

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan sebab akibat antar variabel yang mempengaruhi (independen) yaitu profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan

Melalui beberapa penelitian ([3], [4], [5]), telah dibuktikan bahwa teknik ini dapat diterapkan untuk memantau pertumbuhan tanaman in vitro meskipun terdapat beberapa

Umur tanaman berbunga dihitung berdasarkan jumlah hari sejak tanam sampai tanaman berbunga untuk yang pertama kali..

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keputusan pembelian toko Raja Sepatu Bojonegoro melalui pengiriman gratis, penjualan cepat dan dukungan dari iklan

Kuesioner Hasil skoring nilai kepuasan dengan interpretasi semakin tinggi skor semakin baik kepuasan yang dirasakan Numerik Responsiveness (cepat tanggap) :

Data hasil penelitian yang telah dilakukan pada pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens L Dulce) dapat diketahui bahwa pada perlakuan kontrol tanpa

Selanjutnya batang bawah (rimbang) juga dapat mengontrol waktu pembungaan terung belanda dimana dengan penyambungan tanaman dapat berbunga ± 6 bulan setelah penyemaian benih