• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

No.09/02/71/Th.XI, 1 Februari 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR

92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari

Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi rumah tangga  Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Januari 2017 sebesar 92,86 atau menurun

sebesar 1,15 persen dibanding NTP Desember 2016 yaitu sebesar 93,94. Penurunan NTP ini disebabkan karena penurunan yang dialami oleh indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,30 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,86 persen. Secara YoY juga mengalami penurunan sebesar 4,94 persen.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sulawesi Utara di bulan Januari 2017 sebesar 103,18 atau menurun sebesar 0,70 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya, yakni sebesar 103,91.

 Bulan Januari 2017, di daerah perdesaan Sulawesi Utara terjadi inflasi 1,03 persen. Inflasi terjadi di semua kelompok pengeluaran rumah tangga dengan kenaikan bervariasi. Kenaikan tertinggi pada konsumsi bahan makanan, kesehatan dan makanan jadi, rokok dan tembakau yang mengalami inflasi di atas satu persen.

(2)

dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan

produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 1

NILAI TUKAR PETANI (NTP) GABUNGAN PROVINSI SULAWESI UTARA DAN PERUBAHANNYA, Desember 2016 – Januari 2017 (2012 = 100)

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sulawesi Utara, NTP pada bulan Januari 2017 sebesar 92,86 atau menurun sebesar 1,15 persen dibanding NTP bulan Desember 2016 sebesar 93,94. Hal ini disebabkan harga-harga komoditi yang diterima petani melalui komoditi pertanian yang dihasilkan mengalami penurunan sedangkan harga-harga yang harus dikeluarkan petani untuk rumah tangganya maupun untuk keperluan produksi pertaniannya mengalami peningkatan, seperti terlihat pada Tabel 1. Di sisi lain NTP Sulawesi Utara masih berada di bawah nilai 100, artinya bahwa daya beli petani di Sulawesi Utara masih belum lebih baik dibandingkan dengan keadaan di tahun dasarnya (Tahun 2012), atau secara sederhana kesejahteraan petani di Sulawesi Utara dapat diindikasikan masih kurang lebih baik dibandingkan tahun dasarnya (Tahun 2012).

Rincian

Indeks Gabungan Sulut Perubahan (%)

Desember’16 Januari’17 Prbhn Jan’17 thdp Des’16 Tahun Kalender YoY [1] [2] [3] [4] [5] [6]

Indeks Harga yang Diterima Petani 116,61 116,27 -0,30 -0,30 -3,32

Indeks Harga yang Dibayar Petani 124,14 125,22 0,86 0,86 1,71

Nilai Tukar Petani 93,94 92,86 -1,15 -1,15 -4,94

Nilai Tukar Usaha Pertanian 103,91 103,18 -0,70 -0,70 -4,80

Konsumsi Rumah Tangga 128,56 129,89 1,03 1,03 1,82

Bahan Makanan 138,45 140,63 1,57 1,57 0,95

Makanan Jadi 124,84 126,10 1,01 1,01 5,95

Perumahan 120,10 120,33 0,20 0,20 1,35

Sandang 114,33 114,76 0,38 0,38 3,16

Kesehatan 117,71 119,08 1,16 1,16 4,47

Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 107,72 108,03 0,28 0,28 1,24

Transportasi dan Komunikasi 126,74 127,17 0,33 0,33 -0,85

BPPBM 112,23 112,69 0,41 0,41 1,56

Bibit 111,20 111,20 0,00 0,00 0,55

Obat-obatan & Pupuk 108,77 109,40 0,58 0,58 1,11

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 108,89 108,75 -0,13 -0,13 0,66

Transportasi 121,40 122,05 0,54 0,54 -3,19

Penambahan Barang Modal 109,69 109,85 0,15 0,15 1,83

(3)

Tabel 2

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA DAN PERUBAHANNYA Desember 2016 – Januari 2017 (2012 = 100)

Subsektor Bulan % Perub.

Desember’16 Januari’17

[1] [2] [3] [4]

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 117,55 118,16 0,52 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125,94 127,20 1,00 c Nilai Tukar Petani (NTPP) 93,34 92,89 -0,48 2 Hortikultura

a Indeks Harga yang Diterima (It) 118,99 120,09 0,93 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125,12 126,00 0,70 c Nilai Tukar Petani (NTPH) 95,10 95,31 0,22 3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 109,90 108,88 -0,93 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124,43 125,79 1,09 c Nilai Tukar Petani (NTPR) 88,33 86,56 -2,00 4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 122,10 120,23 -1,53 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 119,24 119,73 0,41 c Nilai Tukar Petani (NTPT) 102,40 100,42 -1,93 5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 127,68 126,89 -0,62 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125,09 125,97 0,70 c Nilai Tukar Petani (NTNP) 102,07 100,73 -1,31 5.1. Perikanan Tangkap

a Indeks Harga yang Diterima (It) 133,73 132,68 -0,78 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125,14 126,08 0,74 c Nilai Tukar Petani (NTN) 106,86 105,24 -1,51 5.2. Perikanan Budidaya

a Indeks Harga yang Diterima (It) 116,76 116,42 -0,29 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124,99 125,77 0,62 c Nilai Tukar Petani (NTPi) 93,42 92,57 -0,91

1. Indeks harga yang diterima petani (I

t

)

Indeks harga yang diterima petani (It) adalah indeks yang berasal dari seluruh harga-harga yang

didapatkan petani dari hasil penjualan seluruh komoditi pertanian yang diusahakan. Pada bulan Januari 2017 indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Sulawesi Utara mencapai nilai 116,27 atau turun tipis

0,30 persen dibandingkan bulan Desember 2016. Pergerakan indeks It berbeda antar sub sektor pertanian,

dimana indeks It yang mengalami peningkatan terjadi pada sub sektor tanaman pangan dan hortikultura,

sedangkan sub sektor tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan baik perikanan tangkap maupun budidaya mengalami penurunan.

(4)

2. Indeks harga yang dibayar petani (I

b

)

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat menunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang

dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya rumah tangga petani yang merupakan bagian kelompok terbesar yang ada di daerah perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Sulawesi Utara di bulan Januari 2017

adalah sebesar 125,22 atau meningkat sebesar 0,86 persen dibandingkan bulan Desember 2016, sebesar 124,14. Indeks harga yang dibayar ini mengalami peningkatan disemua subsektor yang ada, seperti ditunjukan pada tabel 2.

3. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP)

NTP sub sektor tanaman pangan pada bulan Januari 2017 mengalami penurunan sebesar 0,48 persen dibandingkan pada bulan sebelumnya, yakni dari nilai 93,34 di bulan Desember 2016 menurun menjadi 92,89 di bulan Januari 2017. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani tidak sebanding dengan yang dibayarkan.

Indeks harga yang diterima petani berasal dari kelompok padi dan palawija dimana indeks pada kelompok tanaman padi meningkat sebesar 1,89 persen, sedangkan kelompok tanaman palawija menurun sebesar 0,89 persen.

Dari sisi Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP), sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan dari 100,72 di bulan Desember 2016 menjadi 100,41 di bulan Januari 2017 atau menurun sebesar 0,30.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

NTP subsektor Hortikultura sedikit mengalami kenaikan hanya 0,22 persen di bulan Januari 2017. Baik Indeks harga yang diterima petani maupun indeks harga yang dibayar petani sama-sama mengalami perubahan yang positif; masing-masing 0,93 dan 0,70 persen. Nilai NTPH di bulan Desember 2016 sebesar 95,10 naik menjadi 95,31 di bulan Januari 2017.

Begitupun dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) disubsektor ini mengalami kenaikan dari 106,88 di bulan Desember 2016 menjadi 107,51 di bulan Januari 2017.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan Januari 2017, NTPR mengalami penurunan sebesar 2,00 persen, dari 88,33 di bulan Desember 2016 turun menjadi 86,56 di bulan Januari 2017. Hal ini disebabkan perubahan yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani turun 0,93 persen sedangkan indeks harga dibayar petani naik 1,09 persen.

(5)

Sementara Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) di subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat juga mengalami penurunan 1,46 persen. Dari 98,47 di bulan Desember 2016 turun menjadi 97,03 di bulan Januari 2017.

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

NTP subsektor Peternakan di bulan Januari 2017 juga mengalami penurunan sebesar 1,93 persen, yakni dari nilai 102,40 di bulan Desember 2016 menjadi 100,42 di bulan Januari 2017. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan 1,53 persen sementara indeks yang dibayarkan petani justru meningkat 0,41 persen.

Untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) di subsektor peternakan juga mengalami penurunan 1,26 persen. Dari 112,99 di bulan Desember 2016 turun menjadi 111,57 di bulan Januari 2017.

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

NTNP subsektor perikanan mengalami penurunan sebesar 1,31 persen pada bulan Januari 2017. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan 0,62 persen, sementara indeks yang dibayarkan petani mengalami peningkatan 0,70 persen. Penurunan indeks harga yang diterima pada kelompok pembentuk subsektor perikanan lebih disebabkan penurunan yang dalam yang terjadi pada indeks perikanan tangkap sebesar 1,51 persen, dibandingkan dengan perikanan budidaya yang turun hanya 0,91 persen.

1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

NTN subsektor perikanan pada kelompok penangkapan ikan mengalami penurunan sebesar 1,51 persen di bulan Januari 2017. Nilai NTN pada subsektor ini di bulan Desember 2016 sebesar 106,86 menurun menjadi 105,24 di bulan Januari 2017. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani turun 0,78 persen.

Untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) di kelompok penangkapan ikan juga mengalami penurunan 0,96 persen. Dari 119,67 di bulan Desember 2016 turun menjadi 118,52 di bulan Januari 2017. 2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

NTN subsektor perikanan budi daya di bulan Januari 2017 menurun sebesar 0,91 persen. Sama halnya dengan perikanan tangkap, penurunan nilai tukar ini disebabkan penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,29 persen, sementara indeks yang dibayar petani justru mengalami peningkatan 0,62 persen pada bulan yang sama.

Pada Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) di Kelompok Budidaya Ikan juga mengalami penurunan 1,11 persen. Turun tipis dari 103,64 di bulan Desember 2016 menjadi 116,42 di bulan Januari 2017.

(6)

Tabel 3.

NILAI TUKAR PETANI PER SUB SEKTOR DAN PERUBAHANNYA DESEMBER – JANUARI 2017 (2012 = 100)

Subsektor dan Kelompok Bulan % Perub. Desember’16 Januari’17

[1] [3] [4] [5]

1 Tanaman Pangan

Nilai Tukar Petani 93,34 92,89 -0,48 Nilai Tukar Usaha Pertanian 100,72 100,41 -0,30 a Indeks Harga yang Diterima (It) 117,55 118,16 0,52

- Padi 115,35 117,53 1,89

- Palawija 119,91 118,84 -0,89

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125,94 127,20 1,00

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128,63 129,98 1,05 - Indeks BPPBM 116,71 117,68 0,82 2 Hortikultura

Nilai Tukar Petani 95,10 95,31 0,22

Nilai Tukar Usaha Pertanian 106,88 107,51 0,59 a Indeks Harga yang Diterima (It) 118,99 120,09 0,93

- Sayur-sayuran 119,45 121,05 1,34 - Buah-buahan 116,68 115,09 -1,37 - Tanaman obat 115,01 113,76 -1,09 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125,12 126,00 0,70

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128,13 129,12 0,77 - Indeks BPPBM 111,33 111,70 0,33 3 Tanaman Perkebunan Rakyat

Nilai Tukar Petani 88,33 86,56 -2,00 Nilai Tukar Usaha Pertanian 98,47 97,03 -1,46 a Indeks Harga yang Diterima (It) 109,90 108,88 -0,93

- TanamanPerkebunanRakyat (TPR) 109,90 108,88 -0,93 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124,43 125,79 1,09

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,68 129,23 1,21 - Indeks BPPBM 111,61 112,21 0,54 4 Peternakan

Nilai Tukar Petani 102,40 100,42 -1,93 Nilai Tukar Usaha Pertanian 112,99 111,57 -1,26 a Indeks Harga yang Diterima (It) 122,10 120,23 -1,53

- Ternak Besar 122,55 120,60 -1,59 - Ternak Kecil 115,19 113,47 -1,49

- Unggas 126,44 124,25 -1,73

- Hasil Ternak 132,77 131,15 -1,22 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 119,24 119,73 0,41

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,82 131,05 0,95 - Indeks BPPBM 108,07 107,76 -0,28 5 Perikanan

Nilai Tukar Petani 102,07 100,73 -1,31 Nilai Tukar Usaha Pertanian 113,92 113,16 -0,67 a Indeks Harga yang Diterima (It) 127,68 126,89 -0,62

(7)

4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sulawesi

Nilai Tukar Petani pada bulan Januari 2017 di pulau Sulawesi yang tertinggi berada di Provinsi Sulawesi Barat, sebesar 106,58, sedangkan yang terendah masih di Provinsi Sulawesi Utara, sebesar 92,86. pergerakan indeks NTP seluruh provinsi yang ada di pulau Sulawesi mengalami penurunan bervariatif, penurunan tertinggi dialami oleh Sulawesi Selatan (1,70 persen), sementara Gorontalo turun tipis 0,4 persen. Jika dilihat dari Nilai Tukar Usaha pertanian (NTUP), Provinsi Gorontalo memiliki indeks yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di pulau Sulawesi.

Tabel 4.

NTP 6 PROVINSI DI PULAU SULAWESI DAN PERSENTASE PERUBAHANNYA JANUARI 2017 (2012 = 100)

Subsektor dan Kelompok Bulan % Perub. Desember’16 Januari’17

[1] [3] [4] [5]

- Tangkap 133,73 132,68 -0,78

- Budidaya 116,76 116,42 -0,29

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125,09 125,97 0,70

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,10 132,35 0,95 - Indeks BPPBM 112,07 112,13 0,05 1. Perikanan Tangkap

Nilai Tukar Petani 106,86 105,24 -1,51 Nilai Tukar Usaha Pertanian 119,67 118,52 -0,96 a Indeks Harga yang Diterima (It) 133,73 132,68 -0,78

- PenangkapanPerairanUmum 110,70 110,70 0,00 - PenangkapanLaut 133,74 132,70 -0,78 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125,14 126,08 0,74

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,33 132,60 0,96 - Indeks BPPBM 111,75 111,95 0,18 2. Perikanan Budidaya

Nilai Tukar Petani 93,42 92,57 -0,91 Nilai Tukar Usaha Pertanian 103,64 103,52 -0,11 a Indeks Harga yang Diterima (It) 116,76 116,42 -0,29

- BudidayaAirTawar 116,78 116,44 -0,29 - BudidayaAirPayau 114,37 114,37 0,00 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124,99 125,77 0,62

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,67 131,90 0,94 - Indeks BPPBM 112,66 112,46 -0,18 BPPBM=Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

No. Provinsi

It Ib NTP NTUP

Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10]

1 Sulawesi

Utara 116,27 -0,30 125,22 0,86 92,86 -1,15 103,18 -0,70

2 Sulawes

(8)

5.

Inflasi/Deflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Januari 2017, di daerah perdesaan Provinsi Sulawesi Utara telah terjadi inflasi sebesar 1,03 persen. Inflasi perdesaan terjadi di seluruh jenis konsumsi, terutama konsumsi bahan makanan, kesehatan dan makanan jadi, rokok dan tembakau yang mengalami inflasi di atas satu persen, seperti terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5.

INDEKS HARGA KONSUMEN PERDESAAN DAN PERUBAHANNYA PROVINSI SULAWESI UTARA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

DESEMBER 2016 – JANUARI 2017 (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran Desember’16 Januari’17

Prbh Januari’17

thd Desember’16

[1] [2] [3] [4]

Konsumsi Rumah Tangga 128,56 129,89 1,03 Bahan Makanan 138,45 140,63 1,57 Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 124,84 126,10 1,01

Perumahan 120,10 120,33 0,20

Sandang 114,33 114,76 0,38

Kesehatan 117,71 119,08 1,16

Pendidikan, Rekreasi, & OR 107,72 108,03 0,28 Transportasi & Komunikasi 126,74 127,17 0,33 No. Provinsi

It Ib NTP NTUP

Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] 3 Sulawesi Selatan 128,88 -1,03 126,16 0,69 102,16 -1,70 112,15 -1,48 4 Sulawesi Tenggara 121,17 -0,15 124,00 0,50 97,72 -0,65 107,18 -0,39 5 Gorontalo 132,19 0,22 125,19 0,57 105,59 -0,34 119,51 0,04 6 Sulawesi Barat 129,42 -0,45 121,43 0,58 106,58 -1,03 117,76 -0,89

(9)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Martedhy Mormin Tenggehi, S.Si

Kabid. Statistik Distribusi

BPS Provinsi Sulawesi Utara

Telepon: 0431-847044

Fax.: 0431-862204

Email: bps7100@bps.go.id

Homepage: http://sulut.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat Desa Meduri memilih pekerjaan sebagai pencari bonggol jati selain ada tawaran mereka juga pengrajin bonggol jati memiliki tingkat pendidikan yang

No. Sementara itu, responden kurang setuju kalau kecenderungan berpikir negatif menghambat inovasi mereka. Mereka juga kurang setuju jika perasaan-perasaan negatif

6 Adakan CGC akan mengeluarkan invois cukai pada kadar pro-rata kepada pelanggan jika yuran jaminan yang dikenakan sebelum 1 hb April 2015 tetapi tempoh jaminan

Dilihat dari industri yang pesaingnya sedikit, dibutuhkannya kemampuan dan keahlian yang khusus, dan pelanggan yang relatif price- insensitive ini maka Penulis akan menggali

Berdasarkan hasil perancangan sebelumnya maka terbentuklah sistem managemen rantai pasok yang terdiri dari 8 user dan 1 admin. Masing-masing user memiliki hak akses

Penelitian Fifendy et al .(2011) menyimpulkan bahwa penambahan ekstrak kecambah sebagai sumber nitrogen dapat menghasilkan mutu nata yang lebih baik dibanding dengan

Untuk spesis A, haiwan tersebut memiliki bahagian abdomen yang besar, bagi spesis B, mereka memiliki perut yang bercorak, spesis C mempunyai tangan yang bercorak, spesis

Hal ini biasanya didasarkan pada perselisihan atara suami dan istri, perselisihan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat berasal dari salah