PT Bank Harda Internasional Tbk
Laporan Keuangan tanggal 30 Juni 2017 dan
31 Desember 2016, serta periode-periode yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016
Daftar isi Halaman
Surat Pernyataan Direksi
Laporan Posisi Keuangan……… 1 - 2
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain……..… 3
Lapoaran Perubahahan Ekuitas……….………..…. 4
Laporan Arus Kas………..…….…………. 5
1
Catatan 30 Juni 2017 31 Desember 2016 ASET
Kas 3d,5,34 17,985,254,700 14,326,073,550
Giro pada Bank Indonesia 3d,3h,3m,6,34 107,002,535,077 99,900,870,882
Giro pada Bank Lain 3d,3h,3m,7,34 23,146,185,921 14,240,149,088
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 3b,3d,3i,3m,8,34 318,634,866,156 234,945,114,871
Efek - Efek 3b,3d,3k,3m,9a,34 98,999,701,837 109,475,993,411
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 3j,3m,9b,34 - 37,602,000,000 Kredit yang diberikan
setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai s ebes ar
Rp. 20,752,868,778 pada tanggal
30 Juni 2017 dan Rp 19,321,702,252 3c,3d,3l,3m
pada tanggal 31 Desember 2016 10,29,34
Pihak berelasi 24,879,845,462 24,726,726,290
Pihak ketiga 1,445,239,310,811 1,354,415,985,535
Kredit yang diberikan - bers ih 1,470,119,156,273 1,379,142,711,825
Pendapatan bunga yang masih akan diterima 3d,3m,3w,11,34 17,199,247,378 16,887,216,943
Biaya dibayar dimuka 3q,12 38,167,829,676 6,370,547,846
Aset tetap
setelah dikurangi akumulas i penyus utan sebes ar Rp 25,323,604,022 pada tanggal 30 Juni 2017 dan Rp 24,615,609,063
pada tanggal 31 Desember 2016 3m ,3n,13 31,564,745,512 31,745,308,898
Aset pajak tangguhan - bersih 3z,18d 9,083,973,398 11,376,728,353
Aset tak berwujud - bers ih 3o,14 5,242,949,780 5,726,525,553
Aset lain-lain - bersih 3d,3m,3p,3r,15 112,337,986,922 96,723,799,626
JUMLAH ASET 2,249,484,432,630 2,058,463,040,846
2
Catatan 30 Juni 2017 31 Desember 2016
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS
Liabilitas s egera 3e,3s ,34 24,904,493,194 10,509,975,262
Sim panan nas abah 3c,3e,3t,16,29,34
Pihak berelas i 18,317,896,260 8,230,961,290
Pihak ketiga 1,632,807,385,213 1,560,246,877,370
Jum lah 1,651,125,281,473 1,568,477,838,660
Sim panan dari pihak lain 3c,3e,3u,17,29,34
Pihak berelas i 804,508,530 2,210,277,994
Pihak ketiga 101,595,082,812 68,669,728,581
Jum lah 102,399,591,342 70,880,006,575
Utang pajak 3z,18 2,424,269,253 1,906,910,523 Pendapatan diterim a dim uka 3w 3,245,694,462 406,698,143 Bunga yang m as ih harus dibayar 3e,3w,19,34 6,746,140,774 6,096,401,417 Liabilitas im balan pas ca-kerja 3v,20 18,581,066,561 17,506,281,695 Liabilitas lain-lain 3e,21,34 3,038,456,195 870,550,000
JUMLAH LIABILITAS 1,812,464,993,254 1,676,654,662,275
EKUITAS Modal s aham
Modal das ar -10,000,000,000 s aham dengan nilai nom inal Rp 100 per s aham pada tanggal 30 Juni 2017 dan
31 Des em ber 2016 Modal ditem patkan dan dis etor 3,650,000,000 s aham dengan nilai nom inal Rp 100 per s aham pada tanggal
30 Juni 2017 dan 31 Des em ber 2016 22 365,000,000,000 365,000,000,000 Tambahan m odal dis etor 22 16,230,230,398 16,230,230,398 Dana s etoran m odal 22 50,000,000,000 -Surplus revaluas i as et tetap 3n,13 22,777,406,814 22,777,406,814 Pengukuran kem bali atas program im balan pas ti 3v,3z,20 1,509,917,094 1,509,917,094
Saldo laba 22
Ditentukan penggunaannya 2,000,000,000 2,000,000,000 Tidak ditentukan penggunaannya (20,498,114,930) (25,709,175,735)
JUMLAH EKUITAS 437,019,439,376 381,808,378,571
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 2,249,484,432,630 2,058,463,040,846
3
Catatan 30 Juni 2017 30 Juni 2016
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga 3c,3w,3x,23,29 102,794,133,594 114,444,896,378 Beban bunga 3c,3w,3x,24,29,30 (54,657,141,288) (65,722,107,579) Pendapatan bunga - bers ih 48,136,992,306 48,722,788,799 Pendapatan operasional lainnya
Keuntungan transaks i m ata uang asing - bers ih 3b 12,937,950 56,263,910 Provis i dan kom isi selain dari kredit - bersih 3x 857,277,608 733,607,165 Pendapatan adm inistras i dan denda 3y 3,226,813,476 2,699,790,345 Keuntungan (kerugian) MTM 3k - 1,083,670,000 Keuntungan penjualan efek-efek 3k - 1,231,400,000 Lain-lain - besih 3y 1,338,784,270 289,141,055 Jum lah pendapatan operas ional lainnya 5,435,813,304 6,093,872,475 Pembentukan cadangan kerugian penurunan 3m ,25
nilai as et keuangan dan aset non-keuangan (1,431,166,530) (7,663,569,048) Beban operas ional lainnya:
Um um dan adm inis tras i 26a (16,396,479,972) (15,128,769,944) Tenaga kerja 26b (28,238,111,912) (25,554,064,553) Jum lah beban operas ional lainnya (44,634,591,884) (40,682,834,497)
LABA( RUGI) OPERASIONAL - BERSIH 7,507,047,196 6,470,257,729
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL BERSIH
Keuntungan penjualan as et tetap - bersih 3n,27 1,225,000 4,650,000 Keuntungan (kerugian) atas penjualan
agunan yang diambil alih 3r,27 - 140,067,674 Lainnya - bers ih 27 (4,456,436) (41,792,660) PENDAPATAN(BEBAN) NON-OPERASIONAL -
BERSIH (3,231,436) 102,925,014
LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT (BEBAN)
PAJAK 7,503,815,760 6,573,182,743
Manfaat (beban) pajak: 3z,18d (2,292,754,955) (1,732,123,051)
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 5,211,060,805 4,841,059,692
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN SETELAH PAJAK
Pos-pos yang tidak akan direklas ifikasi ke laba rugi
Surplus revaluas i aset tetap 3n,13 - Pengukuran kem bali atas program im balan
pas ti 3v,20 - -Pajak atas penghas ilan terkait pos -pos yang
tidak akan direklas ifikasi ke laba/rugi 3v,3z,13,18 - -JUMLAH PENGHASILAN (KERUGIAN)
KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN SETELAH
PAJAK -
-JUMLAH PENGHASILAN (KERUGIAN)
KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 5,211,060,805 4,841,059,692
LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR 3aa,28 2.86 2.65
4
Ditentukan penggunaannya
Tidak ditentukan penggunaannya
Saldo per 31 Desember 2015 365,000,000,000 16,230,230,398 - 23,696,308,187 2,052,997,140 2,000,000,000 (33,011,104,459) 375,968,431,266 Laba periode berjalan - - - - 4,841,059,692 4,841,059,692 Penghas ilan kom prehens if lain - bersih - - - (757,729,674) - - - (757,729,674)
Saldo per 30 Juni 2016 365,000,000,000 16,230,230,398 - 22,938,578,513 2,052,997,140 2,000,000,000 (28,170,044,767) 380,051,761,284
Laba tahun berjalan - - - - 2,245,973,435 2,245,973,435 Tranfer ke saldo laba - - - - 214,895,597 214,895,597 Penghas ilan kom prehens if lain - bersih 13,18,20 - - - (161,171,699) (543,080,046) - - (704,251,745)
Saldo per 31 Desember 2016 365,000,000,000 16,230,230,398 - 22,777,406,814 1,509,917,094 2,000,000,000 (25,709,175,735) 381,808,378,571
Dana s etoran m odal 22 - - 50,000,000,000 - - - - 50,000,000,000 Laba periode berjalan - - - - 5,211,060,805 5,211,060,805 Penghas ilan kom prehens if lain - bersih - - -
-Saldo per 30 Juni 2017 365,000,000,000 16,230,230,398 50,000,000,000 22,777,406,814 1,509,917,094 2,000,000,000 (20,498,114,930) 437,019,439,376 Jumlah Ekuitas Catatan Modal ditempatkan dan disetor penuh Dana setoran modal Surplus revaluasi aset tetap Pengukuran kembali atas program imbalan pasti Saldo laba Tambahan modal disetor
5
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Pendapatan bunga yang diterima 102,482,103,157 114,172,262,214
Beban bunga yang dibayar (54,007,401,930) (66,208,988,868)
Pendapatan operasional lainnya 3,991,708,824 (1,625,960,481)
Laba selisih kurs - bersih 12,937,950 56,263,910
Beban tenaga kerja (27,163,327,046) (24,055,410,685)
Beban administrasi dan umum (15,193,032,713) (13,874,868,808)
Beban non-operasi - bersih (4,456,436) 98,275,014
Arus kas dari aktivitas operasi sebelum
perubahan aset dan liabilitas operasi 10,118,531,806 8,561,572,296
Penurunan (kenaikan) aset operasi:
Efek-efek 48,078,291,573 (415,873,496)
Kredit yang diberikan (90,976,444,444) 17,402,041,390
Biaya dibayar dimuka (31,797,281,831) (4,254,050,602)
Pajak dibayar dimuka - (3,647,681,266)
Aset lain-lain (15,613,863,821) (26,720,080,625)
Kenaikan (penurunan) liabilitas operasi: Simpanan Giro (14,936,473,093) 30,065,784,530 Tabungan 1,427,544,809 23,761,756,779 Deposito berjangka 127,675,955,863 (10,469,724,264) Utang pajak 517,358,728 298,336,163 Liabilitas lain-lain 19,401,420,447 978,180,060
Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan
untuk) aktivitas operasi 53,895,040,037 35,560,260,965
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aset tetap 13 (539,631,575) (76,308,770)
Penjualan aset tetap 13 1,225,000 4,650,000
Pembelian aset takberwujud 14 -
-Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan
untuk) aktivitas investasi (538,406,575) (71,658,770)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan modal disetor 22 50,000,000,000
-Penerimaan penerbitan saham melalui 22
penawaran umum perdana - bersih -
-Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas
pendanaan 50,000,000,000
-KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS
DAN SETARA KAS 103,356,633,462 35,488,602,195
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 363,412,208,391 307,234,414,874
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 466,768,841,853 342,723,017,069
Kas dan setara kas terdiri dari:
Kas 5 17,985,254,700 15,130,068,650
Giro pada Bank Indonesia 6 107,002,535,077 109,742,296,199
Giro pada bank lain 7 23,146,185,920 10,850,652,220
Penempatan pada Bank Indonesia 8 318,634,866,156 207,000,000,000
Jumlah kas dan setara kas 466,768,841,853 342,723,017,069
6
a. Pendirian Bank dan Informasi Umum
PT Bank Harda Internasional Tbk (“Bank”) didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 242 tanggal 21 Oktober 1992 dari Ny.Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notaris, di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Kementerian Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2-895.HT. 01.01.TH.93 tanggal 10 Pebruari 1993 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 25 tanggal 27 Maret 1993, Tambahan No. 1316.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir Anggaran Dasar Bank dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 3 tanggal 5 Oktober 2015 yang dibuat dihadapan notaris Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., notaris, di Jakarta, sehubungan dengan: (i) perubahan pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Bank mengenai komposisi modal dasar telah ditempatkan dan disetor sejumlah 3.650.000.000 saham dengan nilai nominal seluruhnya Rp 365.000.000.000 dengan rincian Rp 285.000.000.000 merupakan saham lama dan Rp 80.000.000.000 merupakan hasil penawaran umum saham Bank dan (ii) perubahan nama pemegang saham. Pernyataan Keputusan Rapat tersebut telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, melalui suratnya No. AHU-AH.01.03.0970743 dan No. AHU-AH.01.03.0970744 tanggal 28 Oktober 2015.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank, tujuan Bank adalah melakukan usaha perbankan dengan melaksanakan kegiatan usaha antara lain menghimpun dana dari masyarakat, memberikan kredit, menerbitkan surat pengakuan utang, melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak, dan membeli melalui pelelangan agunan sesuai maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi liabilitasnya kepada Bank.
Bank memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan keputusan No. 455/KMK.07/1994 tanggal 8 September 1994. Selain usaha perbankan umum, Bank juga melakukan usaha sebagai pedagang valuta asing sesuai dengan Surat Izin No. 29/56/UOPM tanggal 20 Desember 1996 dari Urusan Operasi Pengendalian Moneter Bank Indonesia, yang telah diperbaharui dengan Surat Keputusan Direktur Perizinan dan Informasi Perbankan No. 5/3/KEP.Dir.PIP/2004 tanggal 24 Desember 2003.
Induk perusahaan Bank adalah PT Hakimputra Perkasa yang juga merupakan pemegang saham mayoritas dari Bank.
Kantor Pusat Bank berlokasi di Jalan K.H. Samanhudi No. 10 Jakarta Pusat 10710 dan telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia dengan Surat No. 9/1163/DPNP/Prz tanggal 21 Nopember 2008. Bank saat ini mempunyai 9 (sembilan) Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu, dan 2 (dua) Kantor Kas.
b. Penawaran Umum Saham Bank
Pada tanggal 31 Juli 2015, Bank memperoleh Surat Pernyataan Efektif dari Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan suratnya No. S-346/D.04/2015 untuk melakukan penawaran umum saham perdana sejumlah 800.000.000 lembar saham biasa atas nama dan dengan nilai nominal Rp 100 (angka penuh) setiap lembar saham yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp 125 (angka penuh) setiap saham. Termasuk didalam jumlah saham umum perdana kepada masyarakat adalah saham yang telah dialokasikan sehubungan dengan Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation, “ESA”) sejumlah 1.270.000 lembar saham berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 024/SK-DIR/V/2015.
7
c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, Divisi Audit Internal dan Karyawan Kunci
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, anggota Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut:
30 Juni 2017 Dewan Komisaris:
Komisaris Utama / Independen Bernardus Dwibyantoro
Komisaris Novita Hakim
Komisaris Independen Robertus Soedaryatmo Yosowidagdo
Dewan Direksi:
Direktur Utama a)Barlian Halim
Direktur Harry Abbas
Direktur David Fisher Kusnadi
Direktur b)Yohanes
Komite Audit:
Ketua Bernardus Dwibyantoro
Anggota Slamet Agus Pramono
Anggota Ignatius Sri Mulyanto
Komite Pemantau Risiko:
Ketua Bernardus Dwibyantoro
Anggota Slamet Agus Pramono
Anggota Ignatius Sri Mulyanto
Komite Remunerasi dan Nominasi:
Ketua Robertus Soedaryatmo Yosowidagdo
Anggota Rachman Hakim
Anggota Mariawati Tjitradinata
a) Diangkat melalui P ernyataan Keputusan Rapat No .13 tanggal 5 Juni 2017 dan telah efektif sesuai dengan Surat OJK No .SR-106/P B .12/2017 tanggal 4 Juli 2017
b) Diangkat melalui P ernyataan Keputusan Rapat No .13 tanggal 5 Juni 2017 dan akan efektif setelah dinyatakan lulus fit dan pro per test dari OJK
31 Desember 2016 Dewan Komisaris:
Komisaris Utama / Independen Bernardus Dwibyantoro
Komisaris a) Rachman Hakim
Komisaris b) Novita Hakim
8
c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, Divisi Audit Internal dan Karyawan Kunci (lanjutan)
31 Desember 2016
Dewan Direksi:
Direktur Utama
c) Antonius Prabowo Argo
Direktur Kepatuhan
a
)Doddy Setyantoko Soewito
Direktur
d)Barlian Halim
Direktur
e)Harry Abbas
f)
David Fisher Kusnadi
Komite Audit:
Ketua
Bernardus Dwibyantoro
Anggota
Slamet Agus Pramono
Anggota
Ignatius Sri Mulyanto
Komite Pemantau Risiko:
Ketua
Bernardus Dwibyantoro
Anggota
Slamet Agus Pramono
Anggota
Ignatius Sri Mulyanto
Komite Remunerasi dan Nominasi:
Ketua
Robertus Soedaryatmo Yosowidagdo
Anggota
a)Rachman Hakim
Anggota
Mariawati Tjitradinata
a) M engundurkan diri efektif tanggal 21 September 2016
b) Diangkat melalui P ernyataan Keputusan Rapat No .80 tanggal 21 September 2016 dan telah efektif sesuai dengan Surat OJK No .SR-47/P B .12/2017 tanggal 9 M aret 2017
c) M engundurkan diri efektif tanggal 27 Juni 2016
d) Diangkat melalui P ernyataan Keputusan Rapat No .2 tanggal 1 Desember 2015 dan telah efektif sesuai dengan Surat OJK No .SR-61/D.03/2016 tanggal 1 A pril 2016
e) Diangkat melalui P ernyataan Keputusan Rapat No .80 tanggal 21 September 2016 dan telah efektif sesuai dengan Surat OJK No .SR-89/P B .12/2016 tanggal 9 No vember 2016
f) Diangkat melalui P ernyataan Keputusan Rapat No .80 tanggal 21 September 2016 dan telah efektif sesuai dengan Surat OJK No .SR-3/P B .12/2017 tanggal 13 Januari 2017
Kepala Divisi Audit Internal Bank pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah Wan Maraden Sinaga.
Sekretaris Perusahaan Bank pada 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah Barlian Halim.
Personil manajemen kunci mencakup anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta pejabat eksekutif yaitu pejabat yang bertanggungjawab langsung kepada Direksi atau mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dan/atau aktivitas operasional Bank.
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 PT Bank Harda Internasional Tbk memiliki 402 dan 409 karyawan (data tidak diaudit).
9
AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI
a. Standar yang Diterbitkan dan Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan (pada atau setelah 1 Januari 2016) Dalam tahun berjalan, Bank telah menerapkan standar akuntansi keuangan (“SAK”) dan intrepretasi standar akuntansi keuangan (“ISAK”) baru dan revisi termasuk pengesahan amandemen dan penyesuaian tahunan yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia yang dianggap relevan dengan kegiatan operasinya dan mempengaruhi laporan keuangan konsolidasian berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016.
SAK dan ISAK baru dan revisi termasuk pengesahan amandemen dan penyesuaian tahunan yang berlaku efektif dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut:
- Amandemen PSAK No. 4, “Laporan Keuangan Tesendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan
Keuangan Tesendiri”. Amandemen PSAK No. 4 ini memperkenankan penggunaan metode ekuitas
sebagai salah satu metode pencatatan pada Entitas anak, ventura bersama dan Entitas asosiasi dalam
laporan keuangan tersendiri Entitas tersebut.
- PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015), “Segmen Operasi”. PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015) ini menambahkan
pengungkapan deskripsi singkat segmen operasi yang telah digabungkan dan indikator ekonomik yang memiliki karakteristik yang serupa.
- PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015),“Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015)
ini menambahkan persyaratan pihak-pihak berelasi dan memberikan klarifikasi pengungkapan imbalan yang dibayarkan oleh Entitas manajemen.
- PSAK No. 13 (Penyesuaian 2015), “Properti Investasi”. PSAK No. 13 (Penyesuaian 2015) ini memberikan
klarifikasi bahwa PSAK No. 13 dan PSAK No. 22 saling mempengaruhi. Entitas dapat mengacu pada PSAK No. 13 untuk membedakan antara properti investasi dan properti yang digunakan sendiri. Entitas juga dapat mengacu pada PSAK No. 22 sebagai pedoman apakah akuisisi properti investasi merupakan kombinasi bisnis.
- Amandemen PSAK No.15 “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura bersama tentang Entitas Investasi:
Penerapan Pengecualian Konsolidasi”. Amandemen PSAK No. 15 ini memberikan klarifikasi pada paragraph 36A tentang pengecualian konsolidasi untuk investasi ketika kriteria tertentu terpenuhi.
- PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015), “Aset Tetap”. PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015) ini memberikan
klarifikasi paragraf 35 terkait model revaluasi, bahwa ketika Entitas menggunakan model revaluasi, jumlah tercatat aset disajikan kembali pada jumlah revaluasiannya.
- Amandemen PSAK No.16, “Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan
Amortisasi”. Amandemen PSAK No. 16 ini memberikan tambahan penjelasan tentang indikasi perkiraan keusangan teknis atau komersial suatu aset dan juga memberikan klarifikasi bahwa penggunaan metode penyusutan yang berdasarkan pada pendapatan adalah tidak tepat.
- PSAK No. 19 (Penyesuaian 2015), “Aset Takberwujud”. PSAK No. 19 (Penyesuaian 2015) ini memberikan
klarifikasi pada paragraf 80 terkait model revaluasi, bahwa ketika Entitas menggunakan model revaluasi, jumlah tercatat aset disajikan kembali pada jumlah revaluasiannya.
- Amandemen PSAK No. 19, “Aset Takberwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan
dan Amortisasi”. Amandemen PSAK No. 19 ini memberikan klarifikasi tentang anggapan bahwa pendapatan adalah dasar yang tidak tepat dalam mengukur pemakaian manfaat ekonomi aset takberwujud dapat dibantah dalam keadaan terbatas tertentu.
- PSAK No. 22 (Penyesuaian 2015), “Kombinasi Bisnis”. PSAK No. 22 (Penyesuaian 2015) ini memberikan
klarifikasi ruang lingkup dan kewajiban membayar imbalan kontinjensi yang memenuhi definisi instrumen keuangan diakui sebagai liabilitas keuangan atau ekuitas. PSAK No. 22 (Penyesuaian 2015) ini juga mengakibatkan dampak penyesuaian terhadap PSAK No. 55, “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 57, “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”.
10
AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI (lanjutan)
a. Standar yang Diterbitkan dan Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan (pada atau setelah 1 Januari 2016) (lanjutan)
- Amandemen PSAK No. 24, “Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja”. Amandemen
PSAK No. 24 ini menyederhanakan akuntansi untuk kontribusi iuran dari pekerja atau pihak ketiga yang tidak bergantung pada jumlah tahun jasa, misalnya iuran pekerja yang dihitung berdasarkan persentase tetap dari gaji.
- PSAK No. 25 (Penyesuaian 2015), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntasi dan Kesalahan”.
PSAK No. 25 (Penyesuaian 2015) ini memberikan koreksi editorial pada PSAK No. 25 paragraf 27 tentang keterbatasan penerapan retrospektif.
- PSAK No. 53 (Penyesuaian 2015), “Pembayaran Berbasis Saham”. PSAK No. 53 (Penyesuaian 2015) ini
memberikan klarifikasi definisi kondisi vesting dan secara terpisah memberikan definisi kondisi kinerja dan kondisi jasa.
- Amandemen PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasi tentang Bank Investasi: Penerapan
Pengecualian Konsolidasi”. Amandemen PSAK No. 65 ini memberikan klarifikasi tentang Pengecualian Konsolidasi untuk Entitas Investasi ketika kriteria tertentu terpenuhi.
- Amandemen PSAK No. 66, “Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dan Operasi
Bersama”. Amandemen PSAK No. 66 ini mensyaratkan bahwa seluruh prinsip kombinasi bisnis dalam PSAK No. 22, “Kombinasi Bisnis” dan PSAK lain beserta persyaratan pengungkapannya diterapkan untuk akuisisi pada kepentingan awal dalam operasi bersama dan untuk kepentingan akuisisi tambahan dalam operasi bersama, sepanjang tidak bertentangan dengan pedoman yang ada dalam PSAK No. 66.
- Amandemen PSAK No. 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Bank Lain tentang Bank Investasi:
Penerapan Pengecualian Konsolidasi”. Amandemen PSAK No. 67 ini memberikan klarifikasi tentang pengecualian konsolidasi untuk Bank investasi ketika kriteria tertentu terpenuhi.
- PSAK No. 68 (Penyesuaian 2015), Pengukuran Nilai Wajar”. PSAK No. 68 (Penyesuaian 2015) ini
memberikan klarifikasi bahwa pengecualian portofolio, yang memperkenankan Entitas mengukur nilai wajar kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan secara neto, diterapkan pada seluruh kontrak (termasuk kontrak non-keuangan) dalam ruang lingkup PSAK No. 55.
- PSAK No. 70, “Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak” yang berlaku efektif sejak tanggal
pengesahan Undang-Undang Pengampunan Pajak yaitu 1 Juli 2016. PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas pengampunan pajak sehubungan dengan penerapan Undang-Undang Pengampunan Pajak.
- ISAK No. 30, “Pungutan”. ISAK No. 30 ini merupakan interpretasi atas PSAK No. 57, “Provisi, Liabilitas
Kontinjensi dan Aset Kontinjensi” yang memberikan klarifikasi akuntansi liabilitas untuk membayar pungutan, selain dari pajak penghasilan yang berada dalam ruang lingkup PSAK No. 46, “Pajak Penghasilan” serta denda lain atas pelanggaran perundang-undangan kepada Pemerintah.
b. Standar yang Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan (pada atau setelah 1 Januari 2017 dan 2018)
- Amandemen PSAK No 1, “Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan” yang berlaku
efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2017. Amandemen PSAK No 1 ini memberikan klarifikasi terkait penerapan persyaratan materialitas, fleksibilitas urutan sistematis catatan atas laporan keuangan dan pengidentifikasian kebijakan akuntansi signifikan.
- Amandemen PSAK No. 2, “Laporan Arus Kas tentang Prakarsa Pengungkapan” yang berlaku efektif untuk
periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018. Amandemen PSAK No. 2 ini mensyaratkan Bank untuk menyediakan pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi perubahan pada liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan, termasuk perubahan yang timbul dari arus kas maupun perubahan nonkas.
11
AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI (lanjutan)
b. Standar yang Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan (pada atau setelah 1 Januari 2017 dan 2018) (lanjutan)
- PSAK No. 3 (Penyesuaian 2016), “Laporan Keuangan Interim” yang berlaku efektif untuk periode tahun
buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2017. PSAK No. 3 (Penyesuaian 2016) ini mengklarifikasi bahwa pengungkapan interim yang dipersyaratkan harus dicantumkan dalam laporan keuangan interim atau melalui referensi silang dari laporan keuangan interim seperti komentar manajemen atau laporan risiko yang tersedia untuk pengguna laporan keuangan interim dan pada saat yang sama, jika pengguna laporan keuangan tidak dapat mengakses informasi yang ada pada referensi silang dengan persyaratan dan waktu yang sama maka laporan keuangan interim Entitas dianggap tidak lengkap.
- Amandemen PSAK No. 16, “Aset Tetap tentang Agrikultur: Tanaman Produktif” yang berlaku efektif untuk
periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018. Amandemen PSAK 16 ini mengklarifikasi bahwa aset biologis yang memenuhi definisi tanaman produktif (bearer plants) masuk dalam ruang lingkup PSAK 16: Aset Tetap. Definisi, pengakuan dan pengukuran tanaman produktif mengikuti persyaratan yang ada dalam PSAK 16: Aset Tetap.
- PSAK No. 24 (Penyesuaian 2016), “Imbalan Kerja” yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2017. PSAK No. 24 (Penyesuaian 2016) ini mengklarifikasi bahwa pasar obligasi korporasi berkualitas tinggi dinilai berdasarkan denominasi mata uang obligasi tersebut dan bukan berdasarkan negara di mana obligasi tersebut berada.
- Amandemen PSAK No. 46,”Pajak Penghasilan tentang Pengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi
yang belum Direalisasi” yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018. Amandemen PSAK No. 46:
a. Menambahkan contoh ilustrasi untuk mengklarifikasi bahwa perbedaan temporer dapat dikurangkan timbul ketika jumlah tercatat aset instrumen utang yang diukur pada nilai wajar dan nilai wajar tersebut lebih kecil dari dasar pengenaan pajaknya, tanpa mempertimbangkan apakah Entitas memperkirakan untuk memulihkan jumlah tercatat instrumen utang melalui penjualan atau penggunaan, misalnya dengan memiliki dan menerima arus kas kontraktual, atau gabungan keduanya.
b. Mengklarifikasi bahwa untuk menentukan apakah laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dapat dimanfaatkan, maka penilaian perbedaan temporer yang dapat dikurangkan tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan pajak.
c. Menambahkan bahwa pengurangan pajak yang berasal dari pembalikan aset pajak tangguhan dikecualikan dari estimasi laba kena pajak masa depan. Lalu Entitas membandingkan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dengan estimasi laba kena pajak masa depan yang tidak mencakup pengurangan pajak yang dihasilkan dari pembalikan aset pajak tangguhan tersebut untuk menilai apakah Entitas memiliki laba kena pajak masa depan yang memadai.
d. Estimasi atas kemungkinan besar laba kena pajak masa depan dapat mencakup pemulihan beberapa aset Entitas melebihi jumlah tercatatnya jika terdapat bukti yang memadai bahwa kemungkinan besar Entitas akan mencapai hal tersebut.
- PSAK No. 58 (Penyesuaian 2016), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan” yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2017. PSAK No. 58 (Penyesuaian 2016) ini mengklarifikasi bahwa perubahan dari satu metode pelepasan ke metode pelepasan lainnya dianggap sebagai rencana awal yang berkelanjutan dan bukan sebagai rencana pelepasan baru. Penyesuaian ini juga mengklarifikasi bahwa perubahan metode pelepasan ini tidak mengubah tanggal klasifikasi sebagai aset atau kelompok lepasan.
- PSAK No. 60 (Penyesuaian 2016), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, yang berlaku efektif untuk
periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2017. PSAK 60 (Penyesuaian 2016) ini mengklarifikasi bahwa Entitas harus menilai sifat dari imbalan kontrak jasa sebagaimana dalam paragraf PP30 dan paragraf 42C untuk menentukan apakah Entitas memiliki keterlibatan berkelanjutan dalam aset keuangan dan apakah persyaratan pengungkapan terkait keterlibatan berkelanjutan terpenuhi
12
AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI (lanjutan)
b. Standar yang Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan (pada atau setelah 1 Januari 2017 dan 2018) (lanjutan)
- PSAK No. 69, “Agrikultur” yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2018. PSAK 69 ini mengatur bahwa aset biologis atau produk agrikultur diakui saat memenuhi beberapa kriteria yang sama dengan kriteria pengakuan aset. Aset tersebut diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan keuangan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Selisih yang timbul dari perubahan nilai wajar aset diakui dalam laba rugi periode terjadinya. Pengecualian diberikan apabila nilai wajar secara jelas tidak dapat diukur secara andal. PSAK 69 juga memberikan pengecualian untuk aset produktif yang dikecualikan dari ruang lingkup. Pengaturan akuntansi aset produktif tersebut mengacu ke PSAK 16: Aset Tetap. PSAK 69 tidak mengatur tentang pemrosesan produk agrikultur setelah masa panen.
- ISAK No. 31, “Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK No. 13: Properti Investasi” yang berlaku efektif untuk
periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2017. ISAK No. 31 ini memberikan interpretasi atas karakteristik bangunan yang digunakan sebagai bagian dari definisi properti investasi dalam PSAK No. 13, “Properti Investasi”. Bangunan sebagaimana dimaksud dalam definisi properti investasi mengacu pada struktur yang memiliki karakteristik fisik yang umumnya diasosiasikan dengan suatu bangunan pada adanya dinding, lantai, dan atap yang melekat pada aset.
Beberapa dari SAK dan ISAK termasuk amandemen dan peyesuaian tahunan yang berlaku dalam tahun berjalan dan relevan dengan kegiatan Entitas telah diterapkan sebagaimana dijelaskan dalam Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Penting.
Beberapa SAK dan ISAK lainnya yang tidak relevan dengan kegiatan Entitas atau mungkin akan mempengaruhi kebijakan akuntansinya dimasa depan sedang dievaluasi oleh manajemen potensi dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan keuangan.
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten dalam penyajian laporan keuangan, yaitu sebagai berikut: a. Pernyataan kepatuhan dan dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan
Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2008.
Laporan keuangan juga disusun dan disajikan sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”), yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak tanggal 1 Januari 2015) No. VIII.G.7 yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK NO. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.
Dasar penyusunan laporan keuangan Bank, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp) sebagai mata uang fungsional.
Laporan keuangan Bank disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
13
a. Pernyataan kepatuhan dan dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan (lanjutan)
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:
penerapan kebijakan akuntansi,
nilai aset dan liabilitas dilaporkan dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal
laporan keuangan,
jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada tahun dimana estimasi tersebut direvisi dan tahun yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.
Secara khusus, informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan dijelaskan dalam Catatan 4.
b. Penjabaran mata uang asing
i. Mata uang pelaporan dan fungsional
Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Bank. ii. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Kebijakan akuntansi atas transaksi dan saldo dalam mata uang asing didasarkan pada peraturan BAPEPAM-LK No. VIII.G.7 dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI).
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam nilai Rupiah berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun berjalan.
Berikut ini adalah kurs mata uang asing utama yang digunakan untuk penjabaran kedalam Rupiah pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 yang menggunakan kurs tengah Reuters yang ditetapkan oleh Bank Indonesia:
30 Juni 2017 31 Desember 2016
1 Dollar Amerika Serikat/RP 13.327,50 13.436
c. Transaksi dengan pihak berelasi
Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang digunakan sesuai dengan ketentuan PSAK 7 (Revisi 2010) dan PSAK No. 7 (penyesuaian 2015) mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”:
a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
ii. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
14
c. Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan)
b. Suatu Bank berelasi dengan Bank pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
i. Bank dan Bank pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya Bank induk, Bank anak dan Bank anak berikutnya terkait dengan Bank lain);
ii. Satu Bank adalah Bank asosiasi atau ventura bersama dari Bank lain (atau Bank asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana Bank lain tersebut adalah anggotanya);
iii. Kedua Bank tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;
iv. Satu Bank adalah ventura bersama dariBank ketiga dan Bank yang lain adalah Bank asosiasi dari Bank ketiga;
v. Bank tersebut adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah satu Bank pelapor atau Bank yang terkait dengan Bank pelapor. Jika Bank pelapor adalah Bank yang menyelenggarakan program tersebut, maka Bank sponsor juga berelasi dengan Bank pelapor;
vi. Bank yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas Bank atau personil
manajemen kunci Bank (atau Bank induk dari Bank).
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak berelasi, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
d. Aset keuangan
i. Aset keuangan (selain sukuk)
Bank menerapkan PSAK 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2014) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Aset keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Aset keuangan Bank diklasifikasikan sebagai berikut:
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Dimiliki hingga jatuh tempo
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kelompok aset diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan dimiliki Bank untuk diperdagangkan yang diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola untuk
memperoleh laba jangka pendek atau position taking.
Aset dalam kelompok ini diperdagangkan dicatat pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan dengan keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi.
Dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo hanya jika investasi tersebut memiliki pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan. Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai yang ada.
15
d. Aset keuangan (lanjutan)
i. Aset keuangan (selain sukuk) (lanjutan)
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan ini diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya dinyatakan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok ini disajikan sebagai pendapatan keuangan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dan diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Metode suku bunga efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga dan beban bunga selama periode yang relevan.
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi atau premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Perhitungan dari suku bunga efektif termasuk semua fee dan pembayaran atau penerimaan poin yang
merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Biaya transaksi termasuk biaya incremental yang secara
langsung berkaitan dengan akuisisi atau penerbitan aset atau liabilitas keuangan. Klasifikasi
Bank mengklasifikasikan aset keuangan kedalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari aset keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Kategori instrument keuangan Golongan (ditentukan
oleh Bank)
Subgolongan
Aset keuangan
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi untuk diperdagangkan
Efek-efek
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Kas
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Kredit yang diberikan
Pendapatan bunga yang masih akan diterima
Aset lain-lain Setoran jaminan
Dimiliki hingga jatuh tempo
16
d. Aset keuangan (lanjutan)
i. Aset keuangan (selain sukuk) (lanjutan) Penghentian pengakuan aset keuangan
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Bank mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain.
Jika Bank tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Bank mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Bank memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Bank masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
ii. Investasi pada sukuk
Bank menerapkan PSAK 110, Akuntansi Sukuk. PSAK ini mengatur mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi sukuk ijarah dan sukuk mudharabah. Penerapan PSAK ini berlaku secara prospektif.
Pengakuan dan Pengukuran
Sebelum pengakuan awal, Bank menentukan klasifikasi investasi pada sukuk berdasarkan tujuan investasi Bank.
Bank menentukan klasifikasi investasi pada sukuk sebagai biaya perolehan.
- Biaya perolehan
Apabila investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama untuk memperoleh arus kas kontraktual dan terdapat persyaratan kontraktual dalam menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya.
Pada saat pengukuran awal, investasi dicatat sebesar biaya perolehan yang sudah termasuk biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, investasi sukuk ini diukur pada nilai perolehan yang diamortisasi. Selisih antara biaya perolehan dan nilai nominal diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu instrumen sukuk.
Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Bank mengukur jumlah terpulihkannya. Jika jumlah terpulihkan lebih kecil daripada jumlah tercatat, maka Bank mengakui rugi penurunan nilai. Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang akan diperoleh dari pengembalian pokok tanpa memperhitungkan nilai kininya.
Penyajian
Pendapatan investasi dan beban amortisasi disajikan secara neto dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
17
d. Aset keuangan (lanjutan)
ii. Investasi pada sukuk (lanjutan)
Reklasifikasi
Bank tidak dapat mengubah klasifikasi investasi, kecuali perubahan tujuan model usaha. Model usaha yang bertujuan untuk memperoleh arus kas kontraktual didasarkan pada tujuan investasi yang ditentukan oleh Bank
Arus kas kontraktual yang dimaksud adalah arus kas bagi hasil dan pokok dari sukuk atau arus kas
mudharabah imbalan (consideration/ujrah) dari sukuk ijarah. Setelah pengakuan awal, jika arus kas aktual berbeda dengan tujuan investasi yang telah ditetapkan, maka Bank menelaah kembali konsistensi tujuan investasinya.
e. Liabilitas keuangan
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank diklasifikasikan sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
Instrumen ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Bank setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung
Liabilitas keuangan
Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangannya sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Klasifikasi
Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan kedalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari liabilitas keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Kategori instrument keuangan
Golongan (ditentukan oleh Bank
Subgolongan Liabilitas
keuangan
Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
Liabilitas segera Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Bunga yang masih harus dibayar
Liabilitas lain-lain Safe deposits box
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Bank telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
18
f. Reklasifikasi aset keuangan
Bank tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dapat diklasifikasikan ke pinjaman yang diberikan dan piutang jika memenuhi ketentuan sebagai kredit yang diberikan dan piutang dan terdapat intensi dan kemampuan untuk dimiliki di masa yang akan datang yang dapat diperkirakan atau sampai jatuh tempo. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
(i) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
(ii) terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
(iii) terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui sebagai laba rugi.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus di amortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut.
g. Saling hapus instrumen keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan keuangan jika, dan hanya jika, Bank:
saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui
tersebut; dan
berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya
secara simultan.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
h. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain
Giro pada Bank Indonesia disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan suku bunga efektif. Giro pada bank lain disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 3d).
i. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan suku bunga efektif. Penempatan pada bank lain disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 3d).
19
j. Efek-efek yang dibeli/dijual dengan janji dijual/dibeli kembali
Efek-efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Efek-efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali disajikan sebagai aset dalam laporan posisi keuangan sebesar jumlah penjualan kembali dikurangi dengan pendapatan bunga yang belum diamortisasi dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan, dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual menggunakan suku bunga efektif.
k. Efek-efek
Efek-efek pada saat pengakuan awal diukur sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan efek-efek, dan selanjutnya pengukuran dilakukan berdasarkan klasifikasi efek-efek ke dalam kelompok aset keuangan tertentu dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 3d).
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebagai aset sebesar harga jual kembali efek-efek yang disepakati dikurangi selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati tersebut diamortisasi dengan metode suku bunga efektif sebagai pendapatan bunga selama jangka waktu sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali.
l. Kredit yang diberikan
Kredit yang diberikan adalah kredit yang diberikan berdasarkan perjanjian dengan debitur, yang mewajibkan debitur untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.
Kredit diakui sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 3d).
Restrukturisasi kredit meliputi adanya pemberian grace period, perpanjangan jangka waktu pembayaran dan
ketentuan kredit yang baru
Untuk kredit yang direstrukturisasi, kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi.
Agunan digunakan untuk memitigasi risiko kredit dan kebijakan mitigasi risiko menentukan jenis agunan yang dapat diterima oleh Bank. Umumnya jenis agunan yang diterima Bank untuk memitigasi risiko kredit diantaranya adalah deposito berjangka, tanah dan bangunan, kendaraan bermotor, piutang, mesin dan persediaan barang.
Umumnya agunan yang diperlukan dalam setiap pemberian kredit sebagai sumber terakhir pelunasan kredit (secondary source of credit repayment) dan sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko kredit. Sumber utama pelunasan kredit adalah dari hasil usaha debitur.
Kredit dihapuskan jika tidak ada peluang yang realistis untuk pengembalian masa datang dan semua agunan telah terealisasi atau sudah diambil alih oleh Bank.
Kriteria penghapusbukuan kredit kepada debitur adalah sebagai berikut: a. Kredit yang memiliki kualitas macet;
b. Fasilitas kredit telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset sebesar 100% dari pokok kredit; c. Hapus buku dilakukan terhadap seluruh liabilitas kreditnya, sehingga penghapusbukuan tidak boleh
dilakukan pada sebagian kreditnya (partial write-off);
d. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan pemulihan, namun tidak berhasil;
e. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau kinerja debitur buruk atau tidak ada kemampuan membayar.
20
m. Penurunan nilai aset keuangan dan non-keuangan Penurunan nilai aset keuangan
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan.
Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti obyektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi
keuangan; atau
penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya
perolehannya.
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa kerugian dan identifikasinya ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi
Pertama kali Bank menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Penilaian individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang mengalami penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik untuk aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka akun atas aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Akun yang penurunan nilainya telah dinilai secara individual, dan penurunan nilainya diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Kerugian penurunan nilai dihitung secara individual untuk aset keuangan yang signifikan secara individual, Bank melakukan penilaian secara individual untuk kredit yang diberikan diatas Rp 3.000.000.000 untuk tahun 2017 dan 2016 serta kolektif untuk aset yang secara individual tidak signifikan atau secara individual signifikan namun tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara individual, jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi menggunakan cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Jika kredit yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
Bank menerapkan statistical model analysis method, dengan menggunakan data historis kerugian kredit minimal 3 tahun dan mempertimbangkan hal-hal berikut ini dalam menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai kredit secara kolektif:
Data historis probability of default,
Waktu pemulihan,
Jumlah kerugian yang terjadi (loss given default), dan
Pertimbangan pengalaman manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit saat ini mungkin
menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang didasarkan pada pengalaman historis.
21
m. Penurunan nilai aset keuangan dan non-keuangan (lanjutan)
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai yang sebelumnya diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur) harus dipulihkan, baik secara langsung maupun dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Saldo aset produktif dihapusbukukan pada saat manajemen Bank berpendapat bahwa aset produktif tersebut tidak dapat tertagih. Ketika pinjaman yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapusbukukan dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Pinjaman yang diberikan tersebut dapat dihapusbukukan setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
Penerimaan kemudian atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai.
Penurunan nilai aset non-keuangan
Nilai tercatat dari aset yang bukan aset keuangan Bank, kecuali aset pajak tangguhan, ditelaah setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika indikasi tersebut ada, maka nilai yang dapat dipulihkan dari aset tersebut akan diestimasi.
Nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aset atau unit penghasil kas adalah sebesar jumlah yang lebih tinggi antara nilai pakainya dan nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya untuk menjual. Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai sekarang dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar saat ini terhadap nilai kas kini dan risiko spesifik terhadap aset tersebut.
Cadangan penurunan nilai diakui pada tahun sebelumnya dinilai pada setiap tanggal pelaporan untuk melihat adanya indikasi bahwa kerugian telah menurun atau tidak ada lagi. Kerugian penurunan nilai dijurnal balik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam menentukan nilai yang dapat dipulihkan.
Cadangan kerugian penurunan nilai dijurnal balik hanya hingga nilai tercatat aset tidak melebihi nilai tercatat yang telah ditentukan, dikurangi dengan depresiasi atau amortisasi, jika cadangan penurunan nilai tidak pernah diakui.
Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko
kredit berdasarkan selisih antara nilai amortisasi (nilai tercatat) dan present value atas pembayaran liabilitas
yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut menjadi probable).
Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas agunan yang diambil alih berdasarkan pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value).
n. Aset tetap
Aset tetap yang dimiliki oleh Bank digunakan seluruhnya untuk operasional Bank.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
Bank melakukan perubahan kebijakan akuntansi atas tanah dan bangunan dari modal biaya menjadi model revaluasi, masing-masing sejak Desember 2014 dan Desember 2015.
Tanah dan bangunan disajikan sebesar nilai wajar, dikurangi akumulasi penyusutan untuk bangunan. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi dieliminasi terhadap nilai tercatat bruto aset, dan nilai netonya disajikan kembali sebesar nilai revaluasian.
22
n. Aset tetap (lanjutan)
Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai yaitu setiap lima tahun sekali untuk memastikan bahwa nilai wajar dari aset yang dinilai kembali tidak berbeda material dari nilai tercatatnya.
Kenaikan yang berasal dari revaluasi tanah dan bangunan diakui pada pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasian, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari revaluasi tanah dan bangunan dibebankan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset yang bersangkutan, jika ada.
Surplus revaluasi tanah dan bangunan yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Aset tetap, kecuali tanah dan bangunan, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Biaya perolehan aset tetap diakui sebagai aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan berkenaan dengan aset tersebut mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan berkenaan dengan aset tersebut mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) untuk
seluruh aset tetap selama umur manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:
Masa manfaat tahun % per tahun
Bangunan 5 - 20 20 - 5
Kendaraan 5 20
Inventaris dan peralatan kantor 1 - 10 100 - 10
Instalasi dan renovasi 1 - 10 100 - 10
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direviu setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
Untuk semua aset tetap, Bank menetapkan nilai residu “nihil” untuk perhitungan penyusutan.
Sebelum Desember 2014, tanah dicatat menggunakan metode biaya dan dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak diamortisasi karena manajemen berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo.
Sebelum Desember 2015, bangunan dicatat menggunakan metode biaya dan dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Bank menerapkan ISAK 25, “Hak atas Tanah”. ISAK 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Bangunan (HGB) yang dikeluarkan ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi.
Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan nilai tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
23
o. Aset tak berwujud
Aset tak berwujud terdiri dari perangkat lunak yang dibeli Bank.
Perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Pengeluaran selanjutnya untuk perangkat lunak akan dikapitalisasi hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomis aset yang bersangkutan di masa mendatang. Semua pengeluaran lainnya dibebankan pada saat terjadinya.
Aset tak berwujud dihentikan pengakuannya jika dilepas atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan dari penggunaan atau pelepasannya.
Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang masa manfaat dari perangkat lunak tersebut, dari tanggal perangkat lunak tersebut tersedia untuk dipakai. Estimasi masa manfaat dari perangkat lunak adalah lima hingga sepuluh tahun.
Metode amortisasi, estimasi masa manfaat dan nilai residual ditelaah pada setiap akhir tahun pelaporan dan disesuaikan jika dianggap tepat.
p. Agunan yang diambil alih
Agunan yang diambil alih (jaminan kredit yang telah diambil alih oleh Bank) dan disajikan dalam akun “Aset lain-lain” dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Selisih lebih saldo kredit diatas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih yang telah diterima pada saat kredit diambil alih, dibebankan ke dalam akun cadangan kerugian penurunan nilai kredit. Sedangkan jika terdapat selisih lebih nilai realisasi bersih diatas saldo kredit, agunan yang diambil alih diakui sebesar saldo kredit dan selisihnya dicatat dalam catatan administratif Bank.
Biaya pemeliharaan yang terjadi setelah pengambilalihan atau akuisisi agunan dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada saat terjadinya.
Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan. Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih dibentuk berdasarkan penurunan nilai agunan yang diambil alih dan kerugiannnya dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun berjalan.
Manajemen melakukan evaluasi secara berkala atas nilai agunan yang diambil alih.
q. Biaya dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
r. Aset lain-lain
Aset lain-lain terdiri dari aset yang tidak dapat digolongkan dalam pos-pos sebelumnya dan tidak cukup material disajikan dalam pos tersendiri. Termasuk dalam aset lain-lain adalah agunan yang diambil alih, penetapan pajak dalam proses banding, setoran jaminan, pajak dibayar dimuka, penyelesaian kredit, uang muka konsultan/profesional, persediaan buku barang cetakan dan materai, dan lain-lain.