• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MANGGARAI PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MANGGARAI PENDAHULUAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TIM POKJA SANITASI I-01

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Deklarasi Milenium (The Millennium Declaration) yang berisikan komitmen untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Komitmen itu diterjemahkan kedalam beberapa tujuan yang dikenal sebagai tujuan pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) dengan target pencapaian dalam jangka waktu 25 tahun antara 1990 - 2015.

Salah satu target MDGs adalah mengurangi hingga setengahnya jumlah penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman dan sanitasi dasar, dengan indikator Proporsi dari populasi yang menggunakan sumber air minum berkualitas, Proporsi dari populasi yang menggunakan sarana sanitasi berkualitas.

MDGs mencanangkan pada 2015 sebanyak 77,2 persen penduduk Indonesia ditargetkan telah memiliki akses air minum yang layak dan minimal 59.1 persen penduduk Indonesia di Kota dan Desa sudah memperoleh pelayanan sanitasi yang memadai (Status Millenium Development Goal Indonesia 2009). Secara nasional, Indonesia telah mencapai target ini, tetapi cakupan ini belum merata dan belum menggambarkan kualitas yang sebenarnya mengenai fasilitas sanitasi tersebut.

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kondisi ini, antara lain disebabkan lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi, yang ditandai dengan pembangunan sanitasi tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat.

Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu faktor bagi menurunnya derajat kesehatan masyarakat. Untuk terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat, perlu diperhatikan masalah drainase, persampahan dan air limbah, serta dilengkapi dengan penyediaan air bersih.

Adapun gambaran umum bidang sanitasi di Kabupaten Manggarai yaitu 25,59% yang tidak memiliki fasilitas tempat buang air besar, kepemilikan tangki/SPAL yang masih rendah yaitu 20%, sedangkan 80%-nya secara konvensional yaitu langsung ke kolam/sawah; sungai/laut; lubang tanah; pantai/tanah terbuka. Dari kondisi sanitasi yang ada dengan tingkat akses yang masih sangat rendah baik dari segi kualitas maupun kuantitas, maka salah satu dampak yang ditimbulkan Data statistik kabupaten Manggarai menunjukan bahwa sampai dengan tahun 2010 banyaknya rumah tangga dan prosentase rumah tangga di kabupaten Manggarai penggunaan sumber air minum yang layak sebanyak 63,9% meliputi leding meteran, ledeng eceran, pompa, sumur terlindung dan mata air terlindungi. Sedangkan sumber air minum yang tidak layak yaitu 36,1 % terdiri dari sumur tak terlindung, mata air tak terlindungi, air sungai dan air hujanadalah tingginya angka kesakitan khususnya penyakit diare dan malaria. Prosentase kasus Diare yang terjadi di kabupaten Manggarai tahun 2011 sebesar 2,68%. Sedangkan prosentase kasus Malaria Klinis sebanyak 0.15%.

Salah satu upaya memperbaiki kondisi tersebut diatas maka perlu dilakukan penyusunan strategi perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Prinsip utama penyusunan Strategi Sanitasi Perkotaan atau Kabupaten (SSK) harus berdasarkan data aktual, berskala kota atau kabupaten, serta disusun oleh kabupaten/kota (dari, oleh, dan untuk kota atau kabupaten tersebut), dengan menerapkan konsep perencanaan pendekatan bottom-up dan top-down.

Buku Putih Sanitasi merupakan pemetaan situasi sanitasi kota atau kabupaten berdasarkan kondisi aktual dan merupakan dasar bagi penyusunan SSK. Untuk menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten, maka kabupaten harus mendapatkan informasi lengkap, akurat, dan mutakhir tentang kondisi sanitasi, baik menyangkut aspek teknis maupun non teknis sehingga mampu memetakan kondisi/profil sanitasi diwilayahnya. Dengan demikian Buku Putih merupakan “database sanitasi kota atau kabupaten” yang paling lengkap, mutakhir, aktual, dan disepakati seluruh SKPD dan pemangku kepentingan terkait pembangunan sanitasi dengan tetap berpedoman pada RPJPD, RPJMD, RTRW, Renstra dan Renja SKPD terkait.

Dalam sekenario maka pembangunan Sanitasi di Kabupaten Manggarai dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar

(2)

TIM POKJA SANITASI I-02

pembangunan yang berkelanjutan agar mekanisme pengelolaan, pemanfaatan semua sumber daya yang ada diharapkan nantinya akan bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mampu menjamin tetap terjaganya kualitas lingkungan yang memenuhi standar kehidupan.

Berangkat dari pemikiran tersebut, maka dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Manggarai harus betul-betul memberikan perhatian lebih besar kepada program peningkatan kualitas lingkungan hidup dan sekaligus mengantisipasi tumbuh dan berkembangnya permasalahan sosial dan peningkatan kwalitas permukiman dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan, peningkatan kualitas sanitasi di Kabupaten Manggarai lebih difokuskan kepada upaya peningkatan kualitas sanitasi yang berbasis masyarakat. Sedangkan sebagai subsistem pengembangan kawasan, peningkatan kualitas sanitasi di Kabupaten Manggarai difokuskan kepada penataan drainase lingkungan, pengelolaan persampahan dan penyedian air bersi serta yang tidak kalah pentingnya adalah mendorong masyarakat untuk dapat melaksanakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

1.2. Landasan Gerak

A. Pengertian Dasar Sanitasi

Sanitasi itu sendiri merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia, sedangkan untuk pengertian dari sanitasi lingkungan, sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya (Notoadmojo, 2003)

Dalam konteks Kabupaten Manggarai penanganan sanitasi yang dituangkan dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman menyoroti 3 (tiga) sub sektor yakni penanganan limbaH Domestik, pengelolaan Sampah serta Draenase Permukiman. Beberapa istilah dan pengertian mengenai Sanitasi disebutkan sebagai berikut :

1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water) yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk yang terbagi atas :

a. Blackwater adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.

b. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci

2. Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai jenis industri akibat dari sebuah proses industri. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi antara lain : nitrogen, logam berat, zat pelarut dan sebagainya;

3. Air buangan kotapraja (municipal waster water) yaitu buangan yang berasal dari kawasan perkantoran, perdagangan, hotel dan restoran serta tempat-tempat ibadah dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.

4. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari kawasan permukiman, perkantoran, perdagangan, hotel/ restoran dan tempat-tempat lain sebagainya yang ditampung melalui Tempat Penampungan Sampah Sementara dan diangkut ke Tempat Pengolahan Sampah Akhir.

5. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan selanjutnya diproses melalui wash water threatment plan yang akan memperbaiki kualitas air sebelum dibuang ke kali.

6. Penyediaan air minum yang berkualitas, berkuantitas dan berkontinyueitas dalam upaya pemerintah kabupaten untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan.

Wilayah kajian Sanitasi Kabupaten manggarai adalah wilayah yang termasuk dalam kategori kawasan perkotaan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah (RTRW) yakni :

1. Kecamatan Langke Rembong 2. Kecamatan Ruteng

3. Kecamatan Reok 4. Kecamatan Satar Mese

(3)

TIM POKJA SANITASI I-03 B. Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran

VISI

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Manggarai 2011-2015 menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, yaitu “TERWUJUDNYA MANGGARAI YANG MAKMUR, SEJAHTERA, ADIL, MERATA DAN BERKELANJUTAN YANG DIRIDHOI TUHAN YANG MAHA ESA”.

Perwujudan kemakmuran dari masyarakat Kabupaten Manggarai ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat, sedangkan kesejahteraan ditandai oleh meningkatnya kualitas hidup masyarakatnya.

Secara Adil dan Merata diwujudkan dengan meratanya pemenuhan hak-hak dasar pada semua lapisan dan golongan masyarakat diseluruh wilayah Kecamatan, Desa dan Kelurahan.

Berkelanjutan (sustainable) ditandai dengan kesinambungan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, dimana keluaran (output) dari suatu periode perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebelumnya menjadi masukan (input) untuk periode perencanaan dan pelaksanaan pembangunan berikutnya.

Visi ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang akan menjadi tanggungjawab seluruh pelaku pembangunan di Kabupaten Manggarai yaitu pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sipil untuk mewujudkan cita-cita masa depan.

MISI

Selanjutnya berdasarkan Visi tersebut ditetapkan Misi Pembangunan Kabupaten Manggarai

berupa LIMA AGENDA POKOK PEMBANGUNAN KABUPATEN MANGGARAI TAHUN2011-2015 yang

ditetapkan sebagai PANCA PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN MANGGARAI 2011-2015, yaitu:

Pertama : Mewujudkan Ketahanan Ekonomi Masyarakat Manggarai

Kedua : Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat Yang

Berkualitas Dan Merata

Ketiga : Mewujudkan Pendidikan Yang Demokratis, Merata, Bermutu Dan Akuntabel

Keempat : Mewujudkan Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Berwawasan Ekosistem Dan

Berbasis Tata Ruang

Kelima : Mewujudkan Supremasi Hukum Dan Hak Azasi Manusia

Kristalisasi dari kelima Agenda tersebut di atas yang akan menjadi spirit pembangunan Kabupaten Manggarai disebut KONSEP BER-SIH.

1.3. Maksud Dan Tujuan A. Maksud

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Manggarai ini merupakan Buku Induk terhadap rencana pengembangan di bidang sanitasi dan menjadi dasar serta acuan terhadap semua pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi dan terpadu secara berkesinambungan, karena buku putih sanitasi merupakan hasil kerja berbagai komponen SKPD dan lembaga lain yang terkait dengan sanitasi serta stakeholder yang mememiliki kepentingan terhadap masalah ini.

B. Tujuan

1. Mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan pembangunan sanitasi Kabupaten Manggarai dalam

upaya untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan.

2. Menjadikan Buku Putih sebagai pedoman penangganan dan pengembangan pembangunan sanitasi

Kabupaten Manggarai, sehinga terdapat kesamaan pandang dari setiap pelaku pembangunan dalam mpenyusunan program pembangunan, pengendalian dan pengawasan dalam pembangunan sanitasi.

3. Menjamin terciptanya mekanisme pembangunan yang transparan, konsisten, partisipatif, berkeadilan

dan akuntability.

(4)

TIM POKJA SANITASI I-04 1.4. Pendekatan Dan Metodologi

Memperhatikan kondisi-kondisi yang mempengaruhi lingkup wilayah survei yang akan dilakukan, maka perlu disusunlah sebuah alur kerja dan metodologi yang tepat dan akurat. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh dalam hal ini meliputi:

1. Studi-studi terdahulu

2. Diskusi terbatas dengan SKPD Teknis

3. Wawancara dan kuisioner dengan warga dan tokoh masyarakat

Sesuai dengan nature dari kegiatan-kegiatan tersebut, yang dalam hal ini saling terkait satu dengan yang lain, maka pendekatan dengan melakukan integrasi alur kegiatan dianggap optimal.

A. Input Awal:

Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Manggarai ini membutuhkan input berupa: 1. Data pendukung berupa:

 Data sosial-ekonomi,

 Geografi, Topografi, dan Geohidrologi

 Data Perencanaan Tata Ruang; serta perencanaan terkait lainnya.

B. Proses Studi :

Proses yang dilaksanakan dalam penyusunan dokumen ini dibagi ke dalam 4 kelompok kegiatan utama, yakni:

1. Analisis terhadap peningkatan pengelolaan limbah cair; 2. Analisis terhadap peningkatan pengelolaan persampahan; 3. Analisis terhadap peningkatan sistem jaringan drainase; 4. Analisis terhadap peningkatan air minum;

Tahapan pekerjaan penyusunan dokumen sanitasi ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan ini, di mana tujuan dari setiap tahapan adalah sebagai berikut:

1) Tahap Persiapan dan Pengumpulan Data Awal (Reconnaissance Survei): ditunjukkan untuk menyiapkan kerangka pelaksanaan kegiatan (berupa: penyusunan dan pemantapan metodologi, persiapan survei, studi literatur) dan pengenalan awal cakupan wilayah.

2) Tahap Pengumpulan Data: ditujukan untuk memperoleh data sekunder pelengkap maupun primer yang dibutuhkan dalam kegiatan ini baik berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta. 3) Tahap Analisis: ditujukan untuk menghasilkan perencanaan awal dan rekomendasi terhadap

peningkatan aspek-aspek sanitasi yang ada di Kabupaten Manggarai .

4) Tahap Kesimpulan dan Rekomendasi : ditujukan untuk melengkapi dokumen sesuai dengan hasil diskusi dan masukan dari berbagai pihak yang terlibat

1.5. Dasar Hukum Dan Kaitannya Dengan Dokumen Perencanaan Lain

Penyusunan Program Strategi Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Manggarai didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi :

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya

2. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hihup 4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah

7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air 8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

9. Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah 10. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

11. Undang-Undang No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Peraturan Pemerintah

1. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air 2. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan

(5)

TIM POKJA SANITASI I-05

4. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai

5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman

6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam 9. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air

10. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pembangunan AMPL-BM

Peraturan Presiden Repubelik Indonesia

1. Peraturan Presiden Repubelik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004 - 2009

Keputusan Presiden

2. Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri.

3. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

4. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 Tentang Penggunaan Tanah bagi kawasan Industri.

Peraturan Menteri

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 21/PRT/2006 tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP).

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 16/PRT/2008 tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP).

Peraturan Daerah

1. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai no 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Lembaga Teknis Daerah.

2. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai no 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Dinas-Dinas Daerah.

3. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai no 2 Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Komodo Kabupaten Manggarai.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Manggarai ini merupakan Buku Induk terhadap rencana pengembangan di bidang sanitasi dan menjadi dasar serta acuan terhadap semua pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi dan terpadu secara berkesinambungan dengan tetap berpedoman pada RPJPD, RPJMD, RTRW, Renstra dan Renja SKPD terkait.

Referensi

Dokumen terkait

ini saya tidak pernah melib atkan Tuhan sendiri dalam hidup saya co ntohnya dalam pekerjaan ini.  Saya disadarkan kalau di dalam.. kehidupan ini seperti dalam kehidu pan

Tindakan yang dilakukan MR terhadap SP dapat dikategorikan sebagai kekerasan dalam rumah tangga dikarenakan SP yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan menetap di rumah MR

Sebuah perusahaan di Boston yaitu Electro Scan Corporation pada tahun 1988 ( perusahaan ini diambil alih oleh Philips pada tahun 1996- sekarang bernama FEI Company [3]

Lebih jelasnya yakni, pelaksanaan pembiayaan Musyârakah Mutanâqishah pada Bank Muamalat cabang Malang ini adalah kerjasama antara nasabah dan Bank untuk membeli rumah

Pernyataan untuk pengambilan kayu, pertambangan, perkebunan yang dilakukan pada kawasan cagar alam pegunungan Cycloops lebih penting dan bermanfaat daripada menjaga

a) Pengembangan modul ekonomi berbasis contextual learning dapat memberikan pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa. b) Desain pembelajaran

Penelitian yang dilakukan di tiga kawasan ruang terbuka hijau Kota Malang yaitu Hutan Kota Malabar, Hutan Kota Velodrom dan Taman Kota Jalan Veteran hanya dapat menggambarkan

• Jika panjang gelombang ( λ ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar.. • Dalam beberapa kasus klasik,