• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. DI D FRA R K A S K I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. DI D FRA R K A S K I"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

4. DIFRAKSI

4. DIFRAKSI

4. DIFRAKSI

4. DIFRAKSI

(2)

• Difraksi adalah deviasi dari perambatan cahaya atau pembelokan arah rambat cahaya.

• Efek difraksi adalah karakteristik dari fenomena

gelombang, apakah bunyi, atau cahaya dimana muka-muka gelombangnya dibelokkan.

(3)

DIFRAKSI CAHAYA MELALUI CELAH

PRINSIP HUYGENS-FRESNEL

(4)

• Prinsip Huygens-Fresnel : setiap titik dari muka-muka gelombang yang tidak terganggu, pada saat tertentu bertindak sebagai sumber muka-muka gelombang speris kedua (frekuensinya sama dengan sumber primer). Amplitudo medan optik (listrik/magnet) di suatu titik merupakan superposisi dari muka-muka gelombang speris tadi.

(5)

• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar.

• Dalam beberapa kasus klasik, fenomena interferensi dan difraksi sulit dibedakan.

(6)

DIFRAKSI CELAH TUNGGAL (SINGLE SLIT)

(7)

SUSUNAN LINIER DARI SUMBER OSILATOR YANG KOHEREN

(8)

• Setiap sumber titik memancarkan medan listrik (radiasi) yang memiliki jarak r terhadap titik amat/observasi ; titik P.

• Masing-masing sumber memancarkan medan listrik yang sama :

)

(

)

(

)

(

)

(

)

(

1 0 2 0 3 0 0 0

r

E

r

E

r

E

r

E

r

E

=

=

=

N

=

• Maka medan listrik di titik P merupakan penjumlahan medan-medan yang dipancarkan setiap sumber osilator

) ( 0 ) ( 0 ) ( 0 ) ( 0 0

)

(

...

)

(

)

(

)

(

1 2 3 t kr i t kr i t kr i t kr i N

e

r

E

e

r

E

e

r

E

e

r

E

E

ω ω ω ω − − − −

+

+

+

+

=

(9)

(

)

(

)

...

(

)

]

1

[

)

(

1 2 1 3 1 1 0 0 r r ik r r ik r r ik ikr t i N

e

e

e

e

e

r

E

E

=

− ω

+

+

+

+

(

)

(

)

(

)

θ

θ

θ

sin

)

1

(

...

sin

2

sin

1 1 3 1 2

d

N

r

r

d

r

r

d

r

r

N

=

=

=

(10)

• Maka beda fasa antara sumber-sumber yang berurutan adalah :

θ

δ

θ

δ

sin

sin

0

kd

knd

k

=

=

Λ

=

Di dalam medium dengan indeks bias n

(

)

(

)

(

) (

)

δ

δ

δ

1

...

2

1 1 3 1 2

=

=

=

N

r

r

k

r

r

k

r

r

k

N Di udara (n = 1)

(11)

• Maka medan listrik di titik P :

(

)

(

)

( )

4

4

4

4

3

4

4

4

4

2

1

1 1 1 2 0 0

(

)

[

1

...

]

1 − − − −

+

+

+

+

=

δ δ δ δ δ ω i N i e e N i i i ikr t i

e

e

e

e

e

r

E

E

(

)

(

)

(

)

( )

( )

(

)

( )





=

=

=

=

− − − −

2

/

sin

2

/

sin

2

/

sin

2

/

sin

2

/

sin

2

/

sin

1

1

2 / 1 2 / 2 / 2 / 2 / 2 / 2 / 2 / 2 / 2 / 2 /

δ

δ

δ

δ

δ

δ

δ δ δ δ δ δ δ δ δ δ δ δ δ

N

e

N

e

e

e

N

e

e

e

e

e

e

e

e

e

N i i iN i iN i i i iN iN iN i iN

(

)





=

− + −

2

/

sin

2

/

sin

)

(

[ 1 /2] 0 0 1

δ

δ

δ ω

N

e

e

r

E

E

i t i kr N

(12)

Jika didefinisikan R adalah jarak dari titik pusat sumbu ke titik P adalah :

(

)

( )

( )      = + − = − 2 / sin 2 / sin : sin 1 2 1 0 1

δ

δ

θ

ω N e r E E maka r d N R t kR i

Intensitas /rapat fluks di titik P :

(

)

( )

sin

(

( )

/

2

)

2

/

sin

2

/

sin

2

/

sin

*

2

1

~

2 2 0 2 2 2 0 2

δ

δ

δ

δ

N

I

N

E

I

EE

E

I

P P

=

=

=

(13)

(

)

( )

/

2

sin

2

/

sin

2 2 0

δ

δ

N

I

I

P

=

Untuk N = 0 (tak ada sumber) IP = 0 N = 1 (satu sumber) IP = I0 N = 2

( )

( )

( )

( )

( )

/

2

cos

4

2

/

sin

2

/

cos

2

/

sin

4

2

/

sin

sin

2 0 2 2 2 0 2 2 0

δ

δ

δ

δ

δ

δ

I

I

I

I

P

=

=

=

Intensitas di titik P sebagai fungsi dari sudut θ (δ = kd sin θ)

(

)

(

/

2

)

sin

]

[

sin

]

sin

2

/

[

sin

2 2 0

θ

θ

kd

kd

N

I

I

P

=

(14)

• Bagian yang mengalami fluktuasi akibat difraksi adalah sin2[N(kd/2)sinθ] yang dimodulasi oleh sin2[(kd/2)sinθ]-1,

karena bagian terakhir ini berubah sangat lambat/kecil.

(

)

( )

/

2

sin

2

/

sin

2 2 0

δ

δ

N

I

I

P

=

• Puncak maksimum terjadi jika :

(

)

( )

0 2 2 2 2

sin

2

sin

2

2

sin

2

2

/

sin

2

/

sin

I

N

I

m

d

m

d

m

kd

m

N

N

maks m m m

=

=

=

=

=

=

λ

θ

π

θ

λ

π

π

θ

π

δ

δ

δ

Sistem akan memancarkan

radiasi maksimum dalam arah tegak lurus terhadap susunan antena/celah (array), yaitu pada m = 0 (θ0=0 dan π)

(15)

• Jika sudut θ bertambah, maka δ = kd sin θ bertambah dan akan mencapai minimum sampai 0 pada Nδ/2 = π. • Jika lebar celah d > λ, maka hanya ada satu nilai

(16)

Penerapan sistem radiasi antena

• Jika kita memiliki sistem beberapa antena (array), dimana masing-masing memancarkan radiasi, maka perbedaan fasa :

ε

θ

δ

=

kd

sin

+

ε = pergeseran fasa antar sumber radiasi maksimum terjadi pada :

π

θ

δ

ε

λ

θ

m

k

kd

m

d

sin

m

=

/

=

sin

m

=

2

maka puncak radiasi maksimum dapat diatur dengan nilai ε

Catatatan : antena parabola hanya memancarkan /memantulkan radiasi dalam arah lurus dan pola radiasinya tidak simetris di sekitar sumbunya.

(17)

D/2 -D/2 z y x R ri ∆y

P

Gambar diatas melukiskan sumber osilasi ideal (sumber kedua dari Prinsip Huygens-Fresnel untuk celah sempit yang panjang, dimana lebar celah jauh lebih kecil dari panjang gelombang,

(18)

• Masing-masing titik memancarkan gelombang (wavelets) speris :

(

t

kr

)

r

E

=

ε

0

sin

ω

ε0 = kekuatan sumber (source strength)

• Gelombang yang dipancarkan oleh tiap elemen ∆y :

(

)





=

D

y

N

kr

t

r

E

i i i i

ω

ε

sin

0

• Jika jumlah elemen (N) mendekati tak hingga, dan jika output total harus berhingga, maka jumlah sumber osilator harus mendekati nol.

(19)

• Sehingga didefinisikan kekuatan sumber persatuan panjang :

( )

N

D

N L

lim

0

1

ε

ε

∞ →

=

• maka medan total di titik P akibat dari M segmen :

(

i

)( )

i i L M i i

t

kr

y

r

E





=

=

ω

ε

sin

1

• Untuk sumber kontinu M →∞ :

(

)

)

(

sin

2 / 2 /

y

r

r

dy

r

kr

t

E

D D L

=

=

ω

ε

(20)

DIFRAKSI FRAUNHOFER

Difraksi dimana gelombang datang dan yang keluar

dari celah tetap planar atau linier.

(21)
(22)

• Jika jarak celah ke layar (R) >> lebar celah (D), maka r(y) linier dan (εL/R) pada titik amat P konstan sepanjang elemen dy.

• Suku ketiga dst dapat diabaikan, karena kontribusi terhadap fasa kecil, sehingga r linier terhadap y (DIFRAKSI FRAUNHOFER).

• Untuk lebar celah D (dari –D/2 sampai D/2), maka :

(

)

...

sin

sin

+

=

=

θ

ω

ε

y

R

r

dy

kr

t

R

dE

L

(

)

[

]

(

)

[

]

(

kD

)

(

t

kR

)

kD

R

D

dy

y

R

k

t

R

E

L D D L

=

=

ω

θ

θ

ε

θ

ω

ε

sin

sin

2

/

sin

2

/

sin

sin

sin

2 / 2 /

(23)

• Jika kita definisikan :

(

)

θ

β

=

kD

/

2

sin

Maka :

(

)

( ) (

t

kR

)

R

D

kR

t

R

D

E

L



=

L



=

ω

ε

β

ω

β

β

ε

sin

sinc

sin

sin

Distribusi intensitas :

( )

( )

(

)

1

/

2

sin

sinc

0

sinc

2

1

2 2 2 2 2

=

=

=

=

kR

t

I

R

D

E

I

L T

ω

β

β

ε

θ

Maksimum utama terjadi pada θ = 0

( ) ( )

0

1

sinc

I

I

=

=

θ

β

(24)

Intensitas minima terjadi jika sin β = 0, atau pada nilai :

,...

3

,

2

,

π

π

π

β

=

±

±

±

(25)

• Jika celah memiliki dimensi panjang l dan lebar

b (b<<l), maka :

( ) ( )

(

)

θ

β

β

θ

sin

2

/

sinc

0

2

kb

I

I

=

=

• Intensitas minima terjadi pada :

,...

3

,

2

,

1

sin

±

±

±

=

=

m

m

b

θ

m

λ

(26)

2. CELAH GANDA

X

(27)

• Jika masing-masing celah memiliki dimensi lebar b dan panjang l (b << l), dan kedua celah dipisahkan oleh jarak a, maka medan :

( )

( )

( )

[

(

)

]

(

)

(

)

[

]

(

)

(

ω

α

)

α

β

ε

β

α

α

ω

ω

β

ε

θ

ω

ε

ε

+

=

=

+

+

=

=

+

=

+

− −

kR

t

R

b

E

ka

kR

t

kR

t

R

b

E

z

R

k

t

z

F

dz

z

F

R

dz

z

F

R

E

L L b a b a L b b L

sin

cos

sinc

2

sin

2

/

2

sin

sin

sinc

sin

sin

2 / 2 / 2 / 2 /

(28)

• Distribusi intensitas menjadi :

( )

θ

2

β

2

α

0

sinc

cos

4I

I

=

• Maxima utama terjadi pada θ =0, yaitu α = β = 0 : I(0)=4I0 • Minima terjadi pada :

,...

3

,

2

,

π

π

π

β

=

±

±

±

Celah tunggal Celah ganda

(29)

3. CELAH BANYAK

(30)

( )

( )

( )

( )

( ) ( )

( )

[

ω

(

θ

)

]

ε

ε

ε

ε

sin

sin

...

2 / 1 2 / 1 2 / 2 2 / 2 2 / 2 / 2 / 2 /

z

R

k

t

z

F

dz

z

F

R

dz

z

F

R

dz

z

F

R

dz

z

F

R

E

b a N b a N L b a b a L b a b a L b b L

=

+

+

+

+

+

=

+ − − − + − + − −

Penurunan rumus dapat dilihat di buku E.

Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002, hal. 460

( )

( )

0 2 2 2 0

0

0

sin

sin

sin

I

N

I

N

c

I

I

=

=

=

θ

α

α

β

θ

(31)

( )

2 2 0

sin

sin

sin

=

α

α

β

θ

I

c

N

I

• Maksima utama terjadi jika :

,...

2

,

1

,

0

;

sin

,...

2

,

,

0

,

sin

sin

±

±

=

=

±

±

=

=

m

m

a

atau

N

N

m

λ

θ

π

π

α

α

α

• Minima terjadi jika :

(

)

(

)

N

N

N

N

N

N

N

π

π

π

π

α

α

α

1

,

1

,...,

2

,

,

0

,

0

sin

sin

+

±

±

±

±

=

=

(32)

• Diantara maksima, terdapat (N-1) minima. • Untuk nilai N yang

besar, maka α kecil sehingga :

maka puncak maksima

kedua (subsider pertama) :

α

α

2

sin

2 2 0

3

2

sinc

2

/

3

=

π

β

π

α

I

I

N

(33)

Pola difraksi celah banyak dengan jarak antar celah a = 4b dan N = 6

(34)

4. CELAH PERSEGI

(35)

• Jika εA adalah kekuatan sumber persatuan luas dan dS adalah elemen luas, maka berlaku :

( )

(

) (

)

[

]

(

)

(

)

[

2 2 2 2

]

1/2 2 2 2

/

2

/

1

y

z

R

Yy

Zz

R

R

r

z

Z

y

Y

X

r

dS

e

r

dE

A i t kr

+

+

+

=

+

+

=

=

ε

ω −

• Jika R sangat besar dibandingkan dimensi apertur atau celah, maka :

(

)

[

]

(

)

[

Yy

Zz

R

]

deret

Binomial

R

R

Zz

Yy

R

r

2 2 / 1 2

/

1

/

2

1

+

=

+

=

(36)

• Maka distribusi intensitas :

Penurunan rumus dapat dilihat di buku E. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002, hal. 460

( ) ( )

R

kbY

R

kaZ

I

Z

Y

I

2

/

'

2

/

'

'

sinc

'

sinc

0

,

2 2

=

=

=

β

α

β

α

• I(0) adalah intensitas pada Y = Z = 0 • Maksima utama terjadi pada α’ = β’ = 0

(37)

Distribusi intensitas

Distribusi medan

(38)

4. CELAH LINGKARAN

(39)

(

)

(

)

φ

ρ

ρ

φ

ρ

φ

ρ

ε

ω

d

d

dS

q

Y

q

Z

y

z

dS

e

R

e

E

apertur R Zz Yy ik kR t i A

=

Φ

=

Φ

=

=

=

=

∫∫

+

sin

;

cos

sin

;

cos

~

/

Maka fungsi integralnya menjadi :

(

)

(

) (

)

ρ

ρ

φ

ε

ρ π φ φ ρ ω

d

d

e

R

e

E

a R q k i kR t i A

∫ ∫

= = Φ − −

=

0 2 0 cos /

~

(40)

Fungsi Bessel jenis pertama :

J

( )

u

i

e

i

(

mv u v

)

dv

m m

+ −

=

π

π

2 0 cos

2

Fungsi Bessel orde ke-nol (m=0) :

J

( )

u

=

e

iu v

dv

π

π

2 0 cos 0

2

1

(41)

(

)

(

ρ

)

ρ

ρ

π

ε

ω

d

R

q

k

J

R

e

E

a kR t i A

/

2

~

0 0

=

Sifat umum fungsi Bessel

( )

[

]

( )

( )

'

( )

'

'

1

0 0 1 1

du

u

J

u

u

uJ

m

u

J

u

u

J

u

du

d

u m m m m

=

=

=

Maka :

(

)

J

( )

w

w

dw

kq

R

d

R

q

k

J

w kaq R w a

= == =





=

/ 0 0 2 0 0

ρ

/

ρ

ρ

ρ ρ

(42)

(

)

(

kaq

R

)

J

kaq

R

a

R

e

E

kR t i A

/

2

~

1 2





=

ε

ω −

π

Distribusi intensitas I = ½ EE*

(

)

2 1 2 2 2

/

/

2

=

R

kaq

R

kaq

J

A

R

I

ε

A A = luas lingkaran(celah)

Intensitas di titik pusat (q = 0) :

( )

2 2 2

2

0

A

R

I

=

ε

A

(43)

Distribusi intensitas

Distribusi medan

(44)

• Jika R konstan sepanjang polar difraksi, maka berlaku :

( )

1

(

)

2

/

/

2

0

=

R

kaq

R

kaq

J

I

I

• Karena sin θ = q/R, maka :

( ) ( )

1

(

)

2

sin

sin

2

0





=

θ

θ

θ

ka

ka

J

I

I

• Karena memiliki sumbu simetri, maka pusat maksimum membentuk “AIRY DISK/RING) terhadap maksimum selanjutnya (ditemukan oleh George Biddel Airy 1801-1892)

(45)

Airy ring dari lingkaran d = 0,5 mm

d = 1,0 mm

Cincin gelap pertama yang mengelilingi pusat maksimum berkaitan dengan J1(u).

J1(u) = 0, jika u = kaq/R = 3,83 Dimana q1 adalah jarak dari

pusat ke cincin gelap pertama :

a

R

q

2

22

.

1

1

λ

=

Jika sebuah lensa difokuskan ke layar dengan panjang fokus

f

R, maka :

D

f

q

1

1

.

22

λ

(46)

PENERAPAN PADA RESOLUSI SISTEM PENCITRAAN

• Jarak antara titik pusat dengan cincin minimum pertama adalah :

• Jika ∆θ adalah sudut yang terukur, maka :

• Airy ring/disk akan menyebar sepanjang sudut ∆θ.

D

f

q

1

1

.

22

λ

θ

θ

λ

θ

=

sin

/

22

.

1

1

f

q

D

(47)

Jika

∆φ

>>

∆θ

, maka citra

akan dapat dibedakan

(resolusi)

(48)

• Batas resolusi terjadi jika :

• Jika ∆l adalah jarak pusat-ke pusat bayangan/citra, maka limit resolusi :

• Resolving power untuk sistem pembentukan citra secara umum didefinisikan :

( )

ϕ

min

=

θ

=

1

.

22

λ

/

D

( )

l

min

=

1

.

22

f /

λ

D

( )

min

( )

min

1

1

l

ϕ

atau

(49)

• Jika ∆φ lebih kecil dari ∆θ, maka citra akan overlap.

(50)

Akibatnya citra

atau image akan

buram (blur)

(51)

DIFRAKSI GRATING

Suatu piranti atau alat optik yang terdiri dari

serangkaian apertur, digunakan untuk mengubah

atau menghasilkan panjang gelombang yang

didifraksikan dengan cara mengatur perioda atau

jarak antar celah atau sudut cahaya datang

Contoh : Laser Bragg.

(52)

Grating Transmisi

A C D B i

θ

m

θ

a Orde ke-m

(

m i

)

a

CD

AB

=

sin

θ

sin

θ

(53)

A C D B i

θ

m

θ

a Orde ke-m

(

m i

)

a

CD

AB

=

sin

θ

sin

θ

Grating Refleksi

(54)

Persamaan grating :

λ

θ

m

a

sin

m

=

m = 0 (orde nol tidak dibelokkan (θ0 = 0).

Semakin besar m (orde), sudut defleksi semakin besar.

Secara umum, untuk grating transmisi dan refleksi, berlaku :

(

θ

θ

)

m

λ

a

sin

m

sin

i

=

Maka untuk mengubah panjang gelombang (λ), dapat dilakukan dengan mengubah jarak grating/perioda (a) atau sudut cahaya datang (θi).

(55)

Gambar

Gambar diatas melukiskan sumber osilasi ideal (sumber kedua dari Prinsip Huygens-Fresnel untuk celah sempit yang panjang,  dimana lebar celah jauh lebih kecil dari panjang gelombang,

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Tipe Puskesmas terhadap Konversi Dahak Penderita TB Paru Akhir Tahap Intensif di Puskesmas Wilayah Kecamatan Jagakarsa, Bulan April 2008-Maret 2009 ... Hubungan

Akan tetapi beliau diakui sebagai Nabi oleh orang-orang Madinah dan beliau sungguh-sungguh diminta untuk datang ke kota mereka, dengan harapan bahwa melalui

S., Martasih, F., Mulyani, S., Muktiningsih, Wirahadikusumah, (1994), Analisis Variasi Urutan Nukleotida D-loop MtDNA Manusia dari Beberapa Daerah di Indonesia , Prosiding

Kajian ini sangat penting untuk memberikan pendedahan serta pengetahuan kepada masyarakat Islam, khususnya wanita Islam dalam penjagaan aurat yang sebenarnya

Perlakuan pupuk kandang sapi mampu meningkatkan jumlah cabang, jumlah daun, diameter batang, jumlah bunga, jumlah bintil akar, dan luas daun per pot tanaman kacang pinto

Ada beberapa pendekatan utama yang ada pada industri komputer untuk pengembangan perangkat lunak. Beberapa pendekatan yang ada merupakan pendekatan dasar dan ada juga yang

Disisi lain hasil dari analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti dari faktor lingkungan sosial ini sangat mempengaruhi terjadinya judi sabung ayam di Desa

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel kualitas layanan, citra