• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT LATISA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH REMAJA DI DESA PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT LATISA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH REMAJA DI DESA PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI TAHUN 2017"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT LATISA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH REMAJA DI DESA PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI

TAHUN 2017

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun oleh SHOLIHUL HADI

NIM 11113143

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

▸ Baca selengkapnya: teks sholawat haibah

(2)
(3)

DEKLARASI

ميحرلا نحمرلا الله مسب

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 25 Agustus 2017 Penulis,

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Jazuli NIM : 11113092

Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Dan saya menyatakan kesediaan apabila skripsi ini

dipublikasikan.

Salatiga, 25 Agustus 2017 Penulis

(5)

Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag. Ilmu Keguruan IAIN Salatiga di Salatiga

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : SHOLIHUL HADI

NIM : 11113143

Fakultas / Progdi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT

LATISA DALAM PEMBENTUKAN

AKHLAKUL KARIMAH REMAJA DI DESA

PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO

KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 25 Agustus 2017 Pembimbing

(6)

SKRIPSI

PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT LATISA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH REMAJA DI DESA PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI

TAHUN 2017

DISUSUN OLEH: SHOLIHUL HADI

NIM: 11113143

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga, pada tanggal 19 September 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr. Fatchrurrohman, M.Pd Sekretaris Penguji : Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag Penguji I : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd Penguji II : Dr. Imam Sutomo, M.Ag

Salatiga, 19 September 2017 Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) KEMENTERIAN AGAMA

(7)

MOTTO









































Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada

Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka

masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke

(8)

PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah terurai dari sanubari atas karunia dan rahmat Allah SWT. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis persembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, dan dorongan dalam mengarungi lika-liku kehidupan ini. Yaitu teruntuk:

1. Bapak dan Ibunda ku tercinta, Bapak Supriyono dan Ibu Siti Zaroh yang tiada henti selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, bimbingan dan nasehat dalam kehidupan ini.

2. Kakak ku tersayang, mbak Siti Aisyah dan mas Luthfi Amiludin Anshori yang selalu memberikan arahan dan motivasi, dan adekku tercinta Nur

Arifiyah Ningrum yang selalu mendo’akanku dan sebagai sumber inspirasi dalam hidupku dan semoga kebahagiaan selalu menyertai mu. 3. Keluarga Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan Salatiga Bapak

Drs. K.H Abdul Basit, M.Pd, K.H Sonwasi Ridwan BA, K.H Zunaidi BA serta seluruh Asatidz Pondok Pesantren Salafiyah, terimakasih atas semua ilmu yang telah diberikan, semoga bermanfaat dan berkah dalam

kehidupan ku mendatang.

4. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag yang membimbing dan mendidikku dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

5. Semua dosen dan guru-guru ku yang telah membimbing dan memberikan ilmu kepada ku.

6. Teman-Teman Pondok Pesantren Salafiyah, terimakasih atas kasih sayang yang kalian berikan pada ku. Kalian adalah keluarga baru yang Allah anugrahkan dalam hidup ku.

(9)

9. Keluarga besar IKMP (Ikatan Mahasiswa Pati), semoga bisa menjadi tauladan yang baik, khususnya bagi masyarakat Pati dan sekitarnya. Walaupun kita sudah tidak bersama-sama lagi semoga silaturrahmi tetap terjalin.

10.Keluarga besar PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Kota Salatiga, yang telah memberikan tempat untuk aku menemukan banyak teman dan pengalaman yang berguna dalam kehidupanku yang akan datang

11.Mas Rio, kang Asdi, kang Rosyid, kang Fadhil, kang Jamasri, kang Mansur yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

12.Pak Edo, pak Ali, mas Ni’am, pak Luthfi, pak Adi, kang Riza yang telah mendukung dan memberikan motivasi tentang sholawat

13.Pak bayan Sarju dan keluarga tempat KKN Posko 39 IAIN Salatiga yang telah memberikan pengalaman kehidupan keluarga dan bermasyarakat 14.Teman-teman KKN Posko 39 desa Sendang rejo, kec. Klego, kab.

Boyolali, mbak Fitri, mbak Qoni’, mbak Toyi, mbak Mala, mbak Liya, mbak Dian, mas Qoid, mas Amin, yang telah memberikan motivasi arti penting berkeluarga dan bermasyarakat

(10)

KATA PENGANTAR

ميحرلا نحمرلا الله مسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini adalah

PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT LATISA DALAM

PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH REMAJA DI DESA

PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATITAHUN 2017”

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteril. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Ag, selaku ketua IAIN Salatiga. 2. Ibu Siti Rukhayati M. Ag, selaku ketua jurusan PAI IAIN Salatiga. 3. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi

yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Yahya, S.Ag selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik. 5. Seluruh anggota tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya

(11)

6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

7. Pengasuh Pondok Peasantren Salafiyah yang telah membina, mendidik dan mencurahkan ilmunya kepada penulis selama studi di Pondok Pesantren. 8. Keluarga besar Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA yang memberikan

ijin penelitian kepada penulis.

9. Kepada orang tua yang selalu berkorban apapun demi keberhasilan penulis, Bapak Supriyono beserta Ibu Siti Zaroh tercinta.

10.Sahabat-sahabatku Pondok Peasantren Salafiyah terima kasih atas motivasi dan persahabatannya selama ini.

11.Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi serta dukungan dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal

‘alamin.

Salatiga, 25 Agustus 2017 Penulis,

(12)

ABSTRAK

Hadi, Sholihul. 2017. Peran Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA Dalam Pembentukan Akhlakul Karimah Remaja Di Desa Prawoto

Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017. Skripsi. Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Ibu Dra.

Djami’atul Islamiyah, M. Ag.

Kata Kunci: Majelis Dzikir dan Sholawat, pembentukan akhlak.

Majlis Dzikir dan Sholawat LATISA terletak di desa Prawoto kecamatan Sukolilo kabupaten Pati. Majlis ini memiliki kegiatan keislaman yang mampu memberikan kontribusi positif bagi para jamaahnya. Hal itu terkait dengan kondisi masyarakat desa Prawoto terutama terutama para remaja yang memiliki kebiasaan buruk seperti minum-minuman keras, kongkow-kongkow di pinggir jalan, dan tidak giat melakukan ibadah. Berdasarkan realita tersebut, peneliti fokus pada judul penelitian “ Peran Majlis Dzikir Dan Sholawat LATISA Dalam Pembentukan Akhlakul Karimah Remaja Di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo

Kabupaten Pati ”. pokok permasalahannya adalah : 1) apa saja kegiatan majlis dzikir dan sholawat LATISA di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017? 2) Bagaimana peran majlis dzikir dan sholawat dalam pembentukan akhlaqul karimah remaja di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017? 3) Apa saja faktor, pendukung dan penghambat serta solusinya?

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui metode wawancara, observasi dan dokumentasi serta validasi data melalui trianggulasi sumber. wawancara dilakukan dengan pengurus dan para jamaah serta observasi data dokumentasi yang berupa foto kegiatan tersebut.

Hasil penelitian ini, menyimpulkan bahwa : 1) jenis kegiatan majelis dzikir dan sholawat LATISA adalah : rutinan majlis dzikir dan sholawat LATISA setiap

malam juam’at, majlis dzikir dan sholawat LATISA keliling setiap 1 bulan sekali,

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN DEKLARASI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... x

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Kajian Penelitian Terdahulu ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Majlis Dzikir dan Sholawat ... 11

B. Akhlak, Remaja ... 21

(14)

D. Majlis Dan Pembentukan Akhlakul Karimah... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 35

B. Lokasi Penelitian ... 35

C. Sumber Data ... 36

D. Prosedur Pengumpulan Data ... 47

E. Analisis Data ... 39

F. Pengecekan Keabsahan Data ... 41

G. Tahap-tahap Penelitian ... 42

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS A. Paparan Data ... 44

B. Temuan Penelitian ... 52

C. Analisis Data ... 65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar SKK

Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian

Lampiran 4 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Usia remaja merupakan masa pertumbuhan seorang anak sebelum menginjak kedewasaan (pra dewasa). Sering kali orang gampang mendefinisikan remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak kemasa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkah laku tentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya (Sarwono, 1997:2). Remaja biasanya masih labil dalam melakukan sesuatu ataupun menentukan suatu keputusan dan masih banyak menuruti hawa nafsu dibandingkan dengan kepribadiannya sendiri.

Peran dari orang tua amat diperlukan bagi remaja dan anak-anak pada umumnya. Karena seorang anak remaja akan meniru perilaku orang tuanya. Banyak anak yang depresi karena orang tuanya terjadi broken home. Selain mendapatkan perhatian orang tua juga mendapatkan pembelajaran tentang keagamaan.

(17)

berada di lingkungan sekitarnya. Jika dia hidup dilingkungan yang akhlaknya baik, maka perilakunya pasti juga akan menjadi lebih baik. Dan begitupun sebaliknya, jika dia berada dilingkungan yang akhlaknya buruk, maka perilakunya juga akan menjadi buruk.

Pembinaan moral terjadi melalui pengalaman dan kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil oleh orang tua. Dalam hal ini agama memiliki peranan penting, karena nilai-nilai moral yang datang dari agama bersifat tetap tidak berubah oleh waktu dan tempat berbeda dengan moral yang bersumber pada nilai-nilai masyarakat akan berubah karena pengaruh waktu dan tempat (Islamiyah, 2013: 73). Dalam kegiatan sehari-hari, anak remaja harus dimonitoring oleh orang tua. Karena anak belum bisa berfikir kedepannya seperti apa dan hanya mengikuti kesenangan semata. Untuk itu orang tua harus mengajarkan akhlak yang baik kepada anaknya, agar menjadi anak yang baik.

Pendidikan akhlak inilah yang dapat merubah remaja menjadi lebih baik. Dalam pendidikan akhlak ini dapat menumbuhkan keimanan seseorang. seperti yang dijelaskan dalam hadits Rosulullah,

َ ا اًقُلُخَْمُهُن سْحِاَاًنا مْي اَ نْيِنِمْؤُملْاَُل مْك َ

)ْيِذْيِم ْرِ تلاَُها و ر(

Artinya :َ“orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang paling baik

akhlaknya” (H.R Imam Tirmidzi)

(18)

dzikir, dzikir ialah mengingat Allah SWT. Atas keagungan-Nya, kasih sayang-Nya, kemurahan-Nya, rahmat-Nya, perlindungan-Nya dan sebagainya baik melalui ucapan-ucapan, maupun renungan dalam hati sesuai petunjuk Rasulullah SAW (Yahya, 2000:41). Manfaat dari dzikir sendiri juga banyak, salah satunya yaitu bisa lebih dekat dengan Allah (sang kholiq) dan juga dapat pembentukan karakter seseorang. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan yang maha esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam fikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat (Wiyani, 2012:3). Sebagaimana firman Allah:

(19)

sebagai kecintaan kita kepada beliau (Nabi Muhammad SAW) (Alfan, 2004: 7). Karena beliau adalah manusia utusan dan sebagai manusia yang paling dicintai oleh Allah. Allah juga bersholawat kepada nabi muhammad, bahkan malaikat pun bersholawat kepada beliau. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-ahzab/33:56 :

Artinya : “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan

kepadanya”.

Dalam kehidupan sehari-hari kita perlu untuk mempunyai bekal dalam sikap maupun moralitas kita dalam bersosial. Pembinaan akhlak merupakan suatu kebiasaan penting bagi seorang pekerja keras dan yang rajin (Rahman, 2002:84). Manusia di lahirkan di dunia ini salah satunya yaitu untuk menyempurnakan akhlak. Seperti halnya yang di sampaikan oleh rosulullah, dalam hadits yang diriwayatkan oleh iman malik :

(20)

Artinya : “Dari Abu Hurairah r.a berkata, bahwa Rasulullah bersabda : sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik. ( H.R Malik)

Majelis Dzikir dan Sholawat adalah suatu majelis atau kumpulan bagi masyarakat muslim yang di dalamnya berisi tentang keislaman, berdzikir kepada Allah dan memuji kepada Rasulullah. Selain ritual dzikir dan sholawat, materi-materi keislaman seperti: ibadah, fiqih, aqidah dan akhlak juga diberikan melalui ceramah para kiai/ustadz.

Berdasarkan observasi penulis, majelis dzikir dan sholawat banyak memberi perubahan pada perilaku remaja setempat, yang sebelumnya gemar mengonsumsi minuman keras, mabuk dan tidak jarang berakhir dengan tawuran, kini meski gejala tersebut belum hilang semuanya, namun dapat dikatakan sudah jauh berkurang, terutama hal itu dikarenakan mereka sudah mulai aktif dalam kegiatan tersebut.

Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk

meneliti tentang “Peran Majelis Dzikir dan Sholawat LATISA Dalam

Pembentukan Akhlakul Karimah Remaja di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017"

B. Fokus Penelitian

(21)

2. Bagaimana peran majelis dzikir dan sholawat LATISA dalam pembentukan akhlaqul karimah remaja di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017?

3. Apa saja faktor, penghambat dan pendukung serta solusinya? C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kegiatan majelis dzikir dan sholawat LATISA di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017.

2. Mengetahui peran majelis dzikir dan sholawat LATISA dalam pembentukan akhlaqul karimah remaja di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017.

3. Mengetahui faktor, penghambat dan pendukung serta solusinya. D. Kegunaan Penelitian

1. Diharapkan dari penelitian yang ditulis ini, dapat memberikan masukan-masukan kepada pimpinan majelis dzikir dan sholawat agar lebih memperhatikan kegiatan anak remaja.

2. Diharapkan dari penelitian yang ditulis ini, agar para remaja tidak lagi mengulangi perbuatan dalam kemaksiatan dan juga lebih mengetahui bagaimana kecintaan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

E. Kajian Penelitian Terdahulu

(22)

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh saudara Jamiin Nopri tahun 2017, dengan judul penelitian “Peran Majelis Dzkir Dan Sholawat Hidayatul Mubtadiin Dalam Membangun Kesadaran Beragama Terhadap

Para Preman Di Kampung Pejanggalan” (skripsi). Penelitian tersebut

bertujuan untuk merubah keadaan seorang preman dalam beragama melalui kegiatan Majelis Dzikir Dan Sholawat Hidayatul Mubtadiin yang berada didaerah Pejanggalan Yogyakarta.

Perbedaan skripsi saudara Jamiin Nopri dengan skripsi ini, dalam peran majelis dzikir dan sholawat ini dapat merubah suatu keadaan yang mulanya buruk akan menjadi baik. Skripsi saudara Jamiin Nopri ini membahas tentang perubahan seorang preman, dimana preman ini menyangkut semua usia, yaitu usia remaja, dewasa, sampai usia tua. Perubahan ini konteksnya membangun kesadaran beragama didalam majelis dzikir dan sholawat hidayatul mubtadiin yang berada di daerah Pejanggalan Yogyakarta. Nawun, dalam skripsi ini membahas tentang perubahan karakter atau pembentukan akhlakul karimah didalam suatu majelis dzikir dan sholawat LATISA dan dimajelis ini malingkupi usia remaja saja yang dulu terkena kenakalan remaja di desa prawoto kecamatan sukolilo kabupaten pati.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh saudara Wisnu Khoir tahun

(23)

rohaninya melalui suatu majelis rosulullah yang berada di daerah pancoran Jakarta.

Perbedaan dari penelitian ini adalah tentang relaksasi dengan pembentukan akhlak jamaah. Dimana jamaah yang mengikuti suatua majelis ini dapat mendapatkan pencerahan agar jamaah tersebut menjadi nyaman dan tentram qolbunya. Karena setelah terdengar mana Allah dan Nabi Muhammad SAW ini hati akan terasa gemetar dan selalu ingin dekat dengan-Nya. Disitulah seseorang merasa tentram dan releks seolah-olah beban setiap harinya mereka terasa hilang. Sedangkan dalam penelitian ini remaja akan lebih takut dengan kemungkaran dan akan selalu ingat kepada Allah dan Rosulnya. Maka akan selalu menjalankan perintah-Nya dan akan menjauhi larangannya.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Faiz Fuadi

tahun 2012, dengan judul penelitian “Peran Majelis Dzikir Dan Sholawat An Najaah Krapyak Yogyakarta Terhadap Pembentukan Keluarga

Sakinah” (skripsi). Penelitian tersebut bertujuan untuk membentuk

keluarga yang sakinah melalui majelis dzkir dan sholawat an najaah krapyak Yogyakarta.

(24)

Tetapi dalam penelitian ini menjelaskan tentang pembentukan akhlak remaja yang dulunya melakukan perbuatan yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Dimana didalam majelis tersebut juga diberi pencerahan tentang ibadah, fikih, akidah dam akhlak, sehingga remaja tersebut untuk menjauhi perbuatannya tersebut dan tidak mengulanginya lagi dan bertaubat kepada Allah SWT.

Dari beberapa kajian pustaka yang dilakukan, penulis belum menemukan kajian yang membahas tentang pembentukan akhlak remaja yang dulunya sering melakukan perbuatan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain diantaranya mengonsumsi minuman keras, mabuk dan tidak jarang berakhir tawuran. Sehingga peneliti ini berbeda dengan yang sebelumnya.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman secara komprehensif, maka dalam penulisan ini perlu adanya sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan penelitian.

Bab II landasan teori yang berisi tentang Majelis, Dzikir, Sholawat

Akhlak Dan Remaja, yang dipergunakan sebagai landasan melakukan

(25)

Bab III menjelaskan tentang metode penelitian dan gambaran umum kegiatan Majelis Dzikir dan Sholawat yang berada di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati.

Bab IV merupakan paparan data dan analisis tentang Peran Majelis Dzikir dan Sholawat dalam Pembentukan Akhlakul Karimah Remaja.

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Majelis Dzikir dan Sholawat

1. Majelis

Majelis menurut bahasa, yaitu tersusun dalam bahasa arab dari kata ََاًسِلْج م وَ–َاًس ْوُلُجَ–َ ُسِ ل جُيَ–َ س ل ج yang artinyaَ “duduk”. Kata majelis

merupakan bentuk isim makan yang mengandung arti “tempat duduk”

(Munawwir, 1997:202).

Majelis dalam islam merupakan suatu kumpulan banyak orang yang didalamnya berisikan tausyiah keislaman dan dilengkapi dengan ritual keagamaan. Diantaranya majelis ta’lim, majelis dzikir, majelis sholawat, dan lain sebagainya.

2. Dzikir

a) Pengertian dzikir

Dzikir menurut bahasa, diambil dari kata kerja : -ََ ُرُكْذ يَ–َ ر ك ذ

َ ا ًرْكِذdzakara – yadzkuru – dzikran yang artinya ingat. Sedangkan

(27)

Allah sudah menunjukkan dasar pokok bahwa dzikir mampu menentramkan hati manusia. Keinginan manusia tidak pernah puas-puas (nafsu), kecuali diberi siraman dzikir. Sehingga tidak tumbuh nafs-nafs yang jahat (Fatihuddin, 2010:14). Seperti yang terkandung dalam firman Allah pada Q.S Ar-Ra’d/13 : 28

 menjadi tenteram. (Q.S Ar-Ra’d/13 : 28)

b) Fungsi dan tujuan dzikir

(28)

c) Macam-macam dzikir

Thoha Yahya (2000:44) menyampaikan bahwa dzikir itu sendiri dibagi menjadi 3 (tiga) bagian :

1) Dzikrun billisan : mengingat Allah dengan lisan atau

uacapan, seperti mengucapkan :

ُالله الََّا َهَلِا لآ

Artinya : Tidak ada tuhan yang patut disembah kecuali Allah.

ِمْيِظَعْلا ِالله َناَحْبُس ِهِدْمَحِب َو ِالله َناَحْبُس

Artinya : Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya, maha suci Allah yang maha agung.

2) Dzikrun billisan wa bijanaaan : mengingat Allah dengan

(29)

3) Dzikrun biljanaan : mengingat Allah dengan hati serta difikirkan hikmahatas kehendaknya, qodho dan takdirnya, seperti terjadinya suatu kejadian baik yang menggembirakan atau menyedihkan, bahkan kejadian yang sama sekali kita tidak ingini,seperti kecelakaan, perampokan, pencurian, kematian, dll.

Maka, jika kita mendapatkan kegembiraan, hendak kita mengucapkan :

Artinya : segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Jika kita mendapatkan musibah atau kematian keluarga/ teman/ orang orang kita kenal hendaklah kita mengucapkan :

(30)

Dalam praktiknya, para ulama membedakan antara pengertian sholawat, yakni sholawat oleh Allah, para malaikat dan oleh kaum mukminin, sebagaimana yangterkandung dalam

Al-Qur’an Surat Al-Ahzab 56 :

Artinya : Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Q.S Al-Ahzab : 56)

Al Mubarrad r.a berkata, “sholawat dari Allah adalah makna

Rahmad dari-Nya dan sholawa dari malaikat adalah berdoa kepadanya atau mengharapkan kasih sayang dari Allah SWT. (Alfan, 2004:7-8)

b) Anjuran membaca sholawat

(31)

pengikut (umat) beliau dan mengharap syafaat dari beliau pada hari kiamat kelak.

Allah memerintahkan kepada seluruh kaum beriman, yang sbelumnya dia menyebutkan bahwa Allah SWT dan malaikat-Nya melakukan hal tersebut. Maksutnya dia memerintahkan hal tersebut, bukan Nabi Muhammad SAW membutuhkan hal itu. Namun sholawat yang kalian ucapkan, tak lain hanyalah untuk memuliakan kalian wahai umat manusia. Yaitu kalian diperintahkan untuk mengamalkan, apa yang telah diamalkan oleh

robbul’alamin beserta malaikat-Nya. (mauladdawilah, 2015 : 69)

Sholawat atas Nabi Muhammad SAW mempunyai fungsi yang banyak sekali, karena memang demikian agung dan mulianya sholawat itu. Bahkan apabila sholawat itu dibaca dengan hati yang suci oleh seoang mukmin. Adapun fungsi sholawat secara global :

1) Melaksanakan perintah Allah SWT dan berdzikir kepada-Nya.

2) Upaya untuk cinta dan mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW.

3) Usaha untuk mendapatkan petunjuk dan keutamaan. (Alfan, 2004:27-30)

(32)

1) Upaya untuk berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2) Sarana dikabulnya doa oleh Allah SWT serta dapat melapangkan rizki dan segala hajat dan juga keperluan hidup.

3) Upaya untuk mendekat dan mencintai Rasulullah SAW serta mendapatkan syafaat dari beliau pada hari kiamat. 4) Dan lain sebagainya.(Alfan, 2004: 32-33)

c) Fadhilah sholawat

Pada hakikatnya, membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW adalah sama dengan memohonkan rahmat untuk diri pembacanya. Hal ini bahwa siapa saja dari umat nabi Muhammad SAW yang membaca sholawat, maka baginya mendapatkan rahmat dari Allah SWT juga para malaikat akan senantiasa memohonkan rahmat dan ampunan bagi pembaca sholawat.

Jika kita tidak bisa bertemu langsung kepada beliau dan pula tidak bisa membalas jasanya, maka hendaknya kita berdoa untuknya sebagai balasan kita sebagai balasan umat kepada pemimpin umat, yaitu baginda Nabi Muhammad SAW. Itupun Allah masih memberikan balasan yang berlipat kepada kita.

(33)

Artinya : “Barang siapa bersholawat sekali atasku, maka Allah

akan bersholawatsepuluh kali atas orang yang membaca

sholawat kepadaku itu” (H.R Muslim) (mauladdawilah,

2015 : 70).

Al Hafidz Asy-Syirozi r.a. dan ulama-ulama lainnya menyatakan bahwa semua bacaan dzikir tiada bermanfaat dan tidak diterima apabila tidak dilakukan dengan disertai Hudlur Al Qolb

(kehadiran hati/khusyuk), kecuali bacaan sholawat atas Nabi Muhammad SAW. Karena membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW meski tidak disertai dengan kehadiran hati tetap akan diterima oleh Allah SWT (Alfan, 2004:37).

Isnaeni Fuad dalam bukunya “keajaiban sholawat

menjelaskan bahwa ada beberapa faedah sholawat, diantaranya : 1) Sholawat Mendatangkan Syafa’at

Syafaat Nabi Muhammad SAW merupakan suatu yang diimpikan setiap muslim dimanapun ia berada. Sebab setiap kaum muslimin tidak bisa mengandalkan amaliyahnya semata dalam mengtasi dahsyatnya hari kiamat, pernyataan kubur dan peristiwa-peristiwa hebat yang terjadi di alam akhirat tanpa ada pertolongan.

Adapun cara yang paling efektif untuk memperoleh syafaat Nabi Muhammad adalah dengan banyak membaca

(34)

siapa membaca sholawat, maka baginya wajib memperoleh

syafa’atku di hari kiyamat”. (Fuad, tt:11)

2) Sholawat menjadi sebab diampuninya dosa

Hal ini sesuaidengan keimanan, kecintaan, dankeikhlasan dalam bersholawat atas Baginda Nabi Muhammad SAW. (mauladdawilah,2015:78) Mungkin hanya sholawat yang memiliki banyak kelabihan dibandingkan dengan bacaan dzikir yang lain,selain orang yang membacanya mendapatkan syafaat, juga dosa-dosanya diampuni oleh Allah. Ada suatu kisah yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang yang ingin mengetahui keistimewaan sholawat yang bisa menghapus dosa, yaitu :

Hasan Bisri meriwayatkan : aku pernah bermimpi

melihat abu ishmah, aku lantas bertanya kepadanya : “Hai Abu

Ishmah, apa yang telah diperbuat Allah kepadamu ?”.

Dia menjawab : “Allah telah mengampuni aku”.

Hasan Basri lantas bertanya :”dengan amalan apa ?”

Jawabnya : “Tidak ada satu hadis pun yang aku

sebutkan, melainkan aku ucapkan sholawat untuk nabi

(35)

3) Sholawat dalam majelis membawa berkah

Masjlis yang paling baik adalah majelis yang penuh dengan berkah, keberkahan majelis bisa didapatkan bila didalam majelis tesebut telah dibacakan sholawat.

Oleh karena itu, majelis yang didalamnya tidak ada bacaan sholawat, kurang membawa berkah dan kemanfaatan bagi orang yang berkumpul dalam majelis tersebut, sehingga terkadang terjadi percekcokan, kesalah fahaman, tidak adanya kesepakatan, dan efak-efek negative lainnya.

Sedangkan bila didalam majelis itu dibacakan sholawat, setidak-tidaknya orang yang berkumpul dimajelis tersebut akan diampuni dosa-dosanya, dijauhkan dari malapetaka yang diakibatkan dari perselisihan pendapat, atau ketersinggungan dari ucapan saat berkumpul. Semua ini adalah akibat dari keberkahan sholawat. (Fuad, tt:44)

4) Sholawat menambah dekat dengan Allah

Banyak membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW selain akan mendapatkan syafaat dari beliau di akhirat kelak, juga dapat mendekatkan diri pada Allah. Sebagaiman

yang di firmankan oleh Allah kepada Nabi Musa as : “maukah

(36)

pendengaranmu dengan telingamu? maka bacalah sholawat sebanyak mungkin kepada beliau Nabi Muhammad SAW.

Dalam sholawat itu tercantum nama Allah. Semakin sering orang membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, maka semakin pula orang itu menyebut nama Allah. Selain dirinya menunjukkan rasa mahabbah (kecintaannya) kepada Nabi Muhammad SAW dengan bacaan sholawat, juga selalu ingat kepada Allah dzat yang menciptakannya. (Fuad, tt:48)

5) Sholawat sebagai jalan menuju surga

(37)

B. Akhlak, Remaja 1. Akhlak

a)Pengertian akhlak

Kata akhlak merupakan kata jamak dari bentuk tunggal khuluk,yang pengertian umumnya: perilaku, baik perilaku terpuji maupun tercela. Kata akhlak jika diurai secara bahasa berasal dari rangkaian huruf kha-la-qa, jika digabung (khalaqa) berarti menciptakan. Ini mengingatkan kita kepada sang khaliq yaitu Allah SWT. Dan kata makhluk, yaitu seluruh alam yang Allah ciptakan. Maka kata akhlak tidak bisa dipisah dengan Al-Khaliq (Allah) dan makhluk (Hamba). Akhlak berarti sebuah perilaku yang muatannya menghubungkan antara hamba dengan Allah SWT. (ahmadi, 2004:13)

sedangkan menurut istilah Akhlak ialah kebiasaan kehendak. Berarti bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Akhlak ialah menangnya keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung berturut-turut. Dengan keterangan ini nyata bahwa orang yang baik ialah orang yang menguasai keinginanbaik dengan langsung berturut-turut, dan sebaliknya orang jahat atau durhaka.(Amin, 1991:62)

(38)

orang terhormat, sifat orang yang muttaqien dan hasil dari

perjuangan orang yang ’abid. Sedangkan budi pekerti yang jahat

adalah racun berbisa, kejahatan dan kebusukan yang menjauhkan

diri dari rabbil ‘alamin. Budi pekerti yang jahat menyebabkan

orang terusir dari jalan tuhan, tercampak dalam jalan setan. (Hamka, 1992:1)

Jadi, budi pekerti yang jahat adalah pintu menuju neraka yang bernyala yang menghanguskan hati nurani, sedangkan budi pekerti yang baik adalah laksana pintu menuju jannah ilahi

(surganya Allah). b) Macam-macam Akhlak

Berdasarkan baik dan buruknya perbuatan yang dilahirkan

oleh sifat atau kondisi jiwa menurut pandangan syari’at dan akal

pikiran tersebut. Maka akhlakpun ada 2 macam yaitu : 1) Akhlak yang terpuji

Yang termasuk dalam akhlak yang terpuji ini antara lain : a. Pemaaf, kata maaf berasal dari bahasa Arab, yaitu

(39)

istilah, tawakkal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan. Imam Ghozali merumuskan definisi tawakkal itu sebagai

berikut : “tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah

Subhanahu Wata’ala tatkala menghadapi suatu

kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana, dengan jiwa yang terang dan hati tentram. (Asmaran,1994 : 223) c. Sabar, secara etimologi sabar berarti teguh hati tanpa

mengeluh ditimpa bencana. Yang dimaksud dengan sabar menurut pengertian Islam ialah tahan menderita sesuatu yang tidak disenangi dengan ridho dan ikhlas serta berserah diri kepada Allah. (Asmaran,1994 : 228) d. Merasa cukup (Qonaah) artinya suka menerima apa yang

ada, maksudnya rela dengan pemberian yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada dirinya, karena merasa bahwa memang itulah yang sudah menjadi pembagiannya. (Asmaran,1994 : 233)

(40)

2) Akhlak yang tercela

Yang termasuk akhlak yang tercela ini antara lain :

a. Dengki (hasad) yaitu menginginkan orang lain kehilangan sesuatu yang baik. (Kamil,1988 : 136)

b. Dendam (hiqd) yaitu keadaan jiwa di mana rasa permusuhan seorang pemarah mencekam kukuh dalam jiwanya. . (Kamil,1988 : 143)

c. Kesombongan yaitu keadaan jiwa yang memandang tinggi diri sendiri (izza) dan rasa diri hebat (ta’azhushum). . (Kamil,1988 : 156)

d. Dan masih ada lagi seperti riya’, bakhil, laba, bohong, amarah, kianat dan sebagainya.

c)Pendidikan Akhlak dan Peningkatannya

Ada beberapa perkara yang menguatkan pendidikan akhlak dan meningkatnya. Yaitu,

1) Meluaskan lingkungan fikiran, yang dinyatakan oleh

“Herbert Spencer” akan kepentingannya yang besar untuk

(41)

didalam dunia ini orang yang pantas orang yang pantas mendapatkan kebaikan kecuali dia. Cara mengobati penyakit itu ialah dengan meluaskan pandangannya sehingga mengetahui harga dirinya didalam masyarakat, dan supaya mengetahui bahwa dia itu tidak lain dan tidakbukan kecuali anggota dari tubuh, dn tidak sebagai apa yang disangka bahwa ia sebagai pusat lingkaran, tetapi seperti lainnya adalah setitik didalam lautan.

2) Berkawan dengan orang yan terpilih. Setengah dari yang dapat mendidik akhlak ialah berkawan dengan orang yang terpilih, karena manusia itu suka menyontoh, seperti menyontoh seperti orang sekeklilingnya dalam pakaian mereka, juga menyontoh dalam perbuatan dan berperangai dengan akhlak mereka. Seorang ahli filsafat menyatakan :

“kabarilah siapa kawanmu, saya beri kabar kepadamu siapa

engkau”. Maka berkawanlah dengan orang-oarang yang

berani dapat memberikan ruh keberanian pada jiwanya orang penakut, dan banyak dari orang pandai fikirannya. Sebab cocok memilih kawan atau beberapa kawan yang mempengaruhi mereka dengan pengaruh yang baik dan membangunkan kekuatan jiwa mereka yang dahulu lemah. 3) Membaca dan menyelidiki perjalanan para pahlawan dan

(42)

mengerjakan perbuatan yang besar, karena membaca hikayatnya orang besar atau kejadian orang besar yang diceriterakan.

4) Yang lebih penting memberi dorongan kepada pendidikan akhlak ialah supaya orang mewajibkan dirinya melakukan pebuatan baik bagi umum, yang selalu memperhatikan olehnya dan dijadikan tujuan yang harus dikejarnya hingga berhasil.

5) Apa yang kita tuturkan dalam kebiasaan tentang menekan jiwa melakukan perbuatan yang tidak ada maksud kecuali menundukkan jiwa, dan menderma dengan perbuatan tiap-tiap hari dengan maksud membiasakan jiwa agar taat dan memelihara kekuatan penolak sehingga diterima ajakan baik dan ditolak ajakan buruk.(amin, 1987:63-66)

d)Keutamaan dan sumber budi pekerti

Keutamaan budi pekerti, seperti firman Allah SWT dalam Q.S Al-Qalam ayat 4, yang memuji Nabi-Nya dengan menyatakan nikmat yang telah dilimpahkan-nya kepadanya :

(43)

Sumber dari budi pekerti itu ada 4 perkara, 1. Hikmat, 2.

Syujaat, 3. Iffah, 4. Adalah (bersifat adil). Yang dimaksud dengan

hikmat ialah keadaan nafs (batin) yang dengan hikmat dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah segala perbuatannya yang berhubungan ikhtiar. Syujaah ialah kekuatan ghodhab (marah) itu dituntun oleh akal, baik majunya maupun mundurnya. Iffah ialah mengekang kehendak nafsu dengan akal dan syara’. Sedangkan yang dimaksud dengan ‘Adl (adil) ialah keadaan nafs, yaitu : suatu kekuatan batin yang dapat mengendalikan diri ketika marah atau ketika syahwat naik. (Hamka, 1992:5) barang siapa yang dapat menimbang sama berat diantara segala sifat yang empat perkara ini, maka akan timbul budi pekerti yang baik dan mulia.

2. Remaja

a)Pengertian Remaja

(44)

laku tentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya (Sarwono, 1997:2).

Perubahan itu disertai atau diiringi oleh perubahan-perubahan lain, yang berjalan sampai umur 20 tahun. Karena itulah masa remaja dapat dianggap terjadi antara umur 13 dan 20 tahun. (Daradjat, 1974:36) Dalam masa ini memanglah sangat rawan dalam pembentukan kepribadian mereka. Orang tua sangatlah berperan dalam monitoring keseharian putra-putrinya.

(45)

b)Pembinaan pada remaja

Dalam usaha pembinaan remaja ini menurut Zakiyah Daradjad harus dimulai dari keluarga yaitu pembinaan ketentraman batin, dalam hal ini dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain :

1) Orang tua bisa menjaga kebutuhan dan ketentraman keluarganya.

2) Orang tua bisa membimbing sejak kecil.

3) Seorang guru ikut serta membimbing dalam pembinaan mental.

4) Suasana masyarakat dapat mendukung perkembangan agama. (Daradjad, 1982:47)

c)Fungsi agama bagi remaja

Fungsi agama sangatlah cocok bagi remaja, Pada pokoknya remaja itu sangat membutuhkan agama dalam hidupnya, terutama untuk menghadapi kegoncangan jiwanya yang terjadi akibat perkembangan dan berbagai faktor yang harus mereka hadapi dalam umur yang sangat banyak dihadapkan kepada berbagai tantangan itu. (Daradjad,1975:81)

(46)

Memang sangatlah tepat kalau remaja yang mengalami kegoncangan itu berpegang teguh kepada agama sebagai pedoman dalam hidupnya, kerena dengan begitu akan dapat mengatasi kegoncangan yang dialaminya, timbullah kesadaran akan keagungan Tuhan Yang Maha Esa berkehendak dan berkuasa atas segala sesuatu, sehingga akan terciptalah anak muda yang berpribadi ikhlas dalam berbuat dan berakhlak mulia

C. Faktor-faktor Pembentukan Akhlak Remaja

Pembentukan akhlak merupakan suatu berubahan perilaku seseorang yang asal mulanya buruk akan menjadi baik. Karena dalam realita di masyarakat banyak remaja sudah banyak yang rusak dalam akhlaknya. Dalam pembentukan akhlak ini memerlukan banyak pendidikan melalui banyak proses. Diantaranya :

1. Pendidikan Sebelum Lahir

(47)

2. Pendidikan Oleh Orang Lain

Pendidikan ini dilakukan dengan cara membutuhkan peran orang lain, sehingga seorang anak mendapatkan pendidikan yang layak untukperkembngannya. Seperti, orang tua, kiai, ustadz, dan lain sebagainya.

3. Pendidikan Dari Diri Sendiri

Pendidikan ini dilakukan oleh seorang anak itu sendiri tanpa membutuhkan bantuan orang lain. Seperti, membaca buku tentang keagamaan maupun yang lainnya. (Ramayulis, 1994:195-199) Selain melalui proses pendidikan, pembentukan akhlak dilakukan dengan cara pembiasaan, dimana pembiasaan ini dilakukan oleh anak tersebut. Diantaranya sholat, membaca Al-Qur’an, kebiasaan-kebiasaan perilaku positif yang ia senangi, dan lain sebagainya.

Disamping melalui proses pendidikan dan pembiasaan, juga ada keteladanan yang dapat membentuk perilaku seseorang yang mana melalui keteladanan para tokoh. Keteladanan ini memiliki suatu nilai tersendiri, karena dalam keteladanan tersebut adalah meniru perilaku yang diidolakan. Seperti halnya keteladanan dari Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia yang paling sempurna di muka bumi ini, seperti halnya pada sifatnya, akidahnya, akhlaknya, dan lainnya. karena beliau adalah seorang yang uswatun khasanah (suri tauladan yang

(48)

Seperti yang difirmankan oleh Allah dalam surat Al-Ahzab/33:21

D. Majelis Dan Pembentukan Akhlakul Karimah

Majelis dalam ruang lingkup islam merupakan suatu kumpulan banyak orang yang didalamnya berisikan tausyiah keislaman dan dilengkapi dengan ritual keagamaan. Majelis ini bertujuan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah. Didalam majelis tersebut biasanya di isi dengan ritual-ritual keagamaan. Yang di antaranya : dzikir, sholawat, kajian keislaman dan lain sebagainya.

(49)

mendekatkandiri kepada Allah dan selalu untuk membimbing kita dalam berperilaku yang baik. sehingga kita menjadi manusia yang berakhlakul karimah atau budi pekerti yang baik.

Banyak hikmah ataupun manfaat yang diambil dari majelis tersebut. Diatas juga sudah di jelaskan tentang manfaaat, hikmah maupun faedah yang terkandung dalam dzikir dan sholawat tersebut. Misalnya dalam faedah sholawat menbawa berkah, bila didalam majelis itu dibacakan sholawat, setidak-tidaknya orang yang berkumpul dimajelis tersebut akan diampuni dosa-dosanya, dijauhkan dari malapetaka yang diakibatkan dari perselisihan pendapat, atau ketersinggungan dari ucapan saat berkumpul. Semua ini adalah akibat dari keberkahan sholawat. (Fuad, tt:44)

Jika mengacu pada tulisan Ramayulis tentang faktor-faktor pembentukan akhlak remaja, dua diantara faktor tersebut adalah pendidikan orang lain dan pendidikandari diri sendiri. Dalam kaitan penelitian ini pendidikan orang lain tersebut adalah para kiai dan ustadz yang tergambar secara terorganisir dalam majelis dzikir dan sholawat LATISA. Tetapi tentu saja masih ada faktor lain yang juga sangat penting, yaitu faktor kemauan dari diri sendiri. Kuatnya kemauan dari diri sendiri dapat dilihat pada jamaah majelis dzikir yang mayoritas merupakan santri

kalong, yaitu santri yang tidak menetap. Kondisi ini tentu sajatidak

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Dengan melakukan penyelidikan hati-hati, sistematika dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat digunakan untuk keperluan tertentu (Nazir, 1993: 30). Adapun data yang penulis kumpulkan dengan menggunakan data deskriptif yang berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (Furchan, 1992: 22). Penelitian ini merupakan field reseach (bidang penelitian) yang dibuktikan dengan keterlibatan peneliti di lapangan untuk menghayati berbagai pola pikir dan perilaku subyek penelitian. Untuk melakukan ini, peneliti menggunakan pemahaman yang tidak memihak disertai dengan upaya menyerap dan mengungkapkan perasaan, motif, dan pemikiran di balik tindakan atau aktivitas subyek penelitian.

B.Lokasi Penelitian

(51)

remaja yang sukanya tawuran, dangdutan, minum-minuman keras dan sekarang sudah mulai surut dan melakukan perbuatan yang positif. C.Sumber dan Jenis Data

Sumber data dengan tiga (3) P, yaitu person, paper, dan place

(Arikunto, 1998: 107) Person meliputi kiai, ustadz, dan remaja. Paper

yakni dengan meneliti buku-buku sholawat yang digunakan sebagai acuan dalam melantunkan sholawat tersebut. Place yaitu tempat di Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati.

Adapun jenis data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2010:137) data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian dan juga sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Hal ini tercermin dengan adanya kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Data primer ini penulis bisa peroleh dari kyai ustadz dan santri/jamaah Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA di desa prawoto kecamatan sukolilo kabupaten pati.

2. Data sekunder

(52)

dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histories, dan sebagainya. Data sekunder dalam konteks penelitian ini bisa berupa tulisan, tentang sejarah berdirinya majelis, buku-buku tata tertib yang bisa melengkapi data primer. D.Teknik Pengumpulan Data

Pengertian teknik pengumpulan data menurut Arikunto adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, di mana cara tersebut menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak dapat di wujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan penggunaannya (Arikunto, 1998:134). Dalam hal pengumpulan data ini, penulis terjun langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti menggunakan metode sebagai berikut:

1. Observasi

(53)

LATISA setiap malam jum’at di musholla pondok pesantren

roudhotut tullab desa prawoto kecamatan sukolilo kabupaten pati. 2. Wawancara

Tehnik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam penelitian, karena menyangkut data. maka wawancara menjadi elemen penting dalam proses penelitian (Bagong, 2006:70). Wawancara bisa diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka. Namun demikian tehnik wawancara ini dalam perkembanganya tidak harus dilakukan secara berhadapan langsung, melainkan dapat dengan memanfaatkan sarana komunikasi lain.

Tehnik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara bertanya langsung kepada responden, untuk mendapatkan data tersebut penulis menggunakan metode wawancara mendalam kepada kyai atau pengasuh, ustadz, dan para santri, metode ini digunakan peneliti sebagai metode bantu dalam melakukan observasi (Moleong, 2002: 135). Yang bertujuan untuk menggali ketarangan-ketarangan dan informasi yang terkait dengan Peran Majelis Dzikir Dan Sholawat Dalam Pembentukan Akhlaqul Karimah Remaja Di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati.

(54)

Tehnik pengumpulan data ini digunakan untuk menggali informasi dari media cetak, internet maupun dokumen-dokumen kepustakaan lainya yang mendukung erat dengan kaitanya masalah yang diteliti. Namun dalam penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan dokumen pribadi yaitu tempat orang mengungkap dengan kata-kata sendiri, pandangan mereka tentang seluruh kehidupan mereka atau beberapa aspek tentang mereka sendiri (Furchan, 1992: 25).

E.Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif.

Analisis data adalah “proses mengatur urutan data,

(55)

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.

2. Reduksi Data

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan terutama dengan judul penelitian. 3. Display Data

Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan.

4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan

(56)

berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendiskripsikan fakta yang ada di lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja.

Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dalam proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data dengan menelaah seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan dan dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya melalui metode wawancara yang didukung dengan studi dokumentasi.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam hal ini, peneliti berusaha memperoleh keabsahan data temuan, teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut yaitu teknik triangulasi.

(57)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik tringulasi sumber dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut :

1. Membandingkan hasil data pengamatan dengan hasil data wawancara.

2. Membandingkan apa yang yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakansecara pribadi.

3. Membandingkan keadaan pandangan seseorang dengan berbagai pendapat orang lain.

4. Membandikan wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. (moleong, 2008 : 331)

G.Tahap-tahap Penelitian

Adapun tahapan penelitian yang bertajuk peran majelis dzikir dan sholawat LATISA dalam pembentukan akhlak remaja di desa prawoto, kecamatan sukolilo, kabupaten pati adalah sebagai berikut :

1. Tahap sebelum ke lapangan

Penulis menentukan fokus penelitian yang akan menjadipokok pembahasan. Selain itu penulis melakukan konsultasi kepada pembimbing dalam penyusunan proposal penelitian dan dilanjutkan penyelesaian perijinan lokasi penelitiaan. 2. Tahap pekerjaan lapangan

(58)

a. Survey awal untuk mengetahui gambaran umum tentang majelis dzikir dan sholawat LATISA dan menemui pihak penanggung jawab kegiatan tersebut yang akan dijadikan subyek penelitian serta meminta ijin untuk melakukan penelitian.

b. Memasukkan sejumlah orang yang terkait sebagai informasi yang akan dilakukan dengan responden penelitian.

c. Melakukan penelitian secara langsung ketempat majelis dzikir dan sholawat LATISA yang berada di desa prawoto, kecamatan sukolilo, kabupaten pati untuk wawancara kepada responden sebagai langkah awal pengumpulan data.

3. Tahap analisis data

Tahap analisis data ini meliputi : analisis data yang diperoleh melalui observsi, dokumentasi, dan wawancara secara mendalam dengan peembina, pengurus, dan jamaah majelis dzikir dan sholawat LATISA.

4. Tahap penulisan laporan

(59)

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS A. PAPARAN DATA

1. Sejarah Berdirinya Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA

Majelis dzikir dan sholawat laskar tirakate santri yang mana sering disebut dengan LATISA, ini berdiri pada tanggal 30 desember 2012 di tanah bumi kasunanan prawoto yang mana tepatnya terletak di komlek pondok pesantren Roudhotut Tullab Dusun Sulodoro, Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Pendiri majelis dzikir dan sholawat laskar tirakate santri ini adalah beliau Gus Luqmanul Hakim dan di dampingi oleh abahnya yaitu beliau Hadrotus Syaikh Imam Baidhowi Al-Khomsuny pengasuh pondok pesantren Roudhotut Tullab.

(60)

alhamdulillah jin yang ada didalamnya sudah keluar dan orang tersebut sudah kembali sehat.

Setelah ada kejadian tersebut, disuatu kontrakan gus luqman didatangi banyak orang teman kerjanya diproyek. Tamu-tamu yang datang ini banyak maksut dan tujuan masing-masing, seperti halnya : ada yang meminta doa cepet kaya, mendapatkan jodoh, dan lain sebagainya. Tetapi, gus luqman ini lebih mengedepankan keimanan. Setelah beliau mendoakan, ada pencerahan sedikit tentang keimanan dari beliau gus luqman dan sekaligus untuk melakukan dakwah beliau. Bahwasannya manusia ini diciptakan oleh Allah untuk menyembah dan meminta pertolongan kepada Allah. Selang beberapa hari kemudian, tamunya semakin banyak. Beliau gus luqman ingin menjadikan tamu-tamu beliau untuk menjadi lebih baik.

(61)

seorang habaib dan sengaja beliau menyamarkan namanya untuk mengenal masyarakat. Kata gus luqman, beliau alhabib Abdullah Faqih Al-Athos ini adalah sosok yang unik. Mengapa dikatakan unik? Karena beliau tidak mau dikenal oleh masyarakat, tapi beliau merangkul dari anak-anak remaja indonesia muali anak punk, rock, dan anak remaja lainnya yang mancur akhlaknya. Beliau selalu membimbing mereka, agar bisa menjadi anak yang baik. Dan mengapa beliau malah menutupi kalau beliau adalah seorang habaib? Karena jika dia dikenal banyak orang sebagai seorang habaib, maka beliau akan kesulitan merangkul seoramg remaja tersebut. Karena anak-anak remaja tersebut pasti akan merasa perkewoh dan bahkan tidak maumendekati beliau.

Disisi lain, Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos menyamarkan title seorang habib. Gus luqman sampai heran, beliau itu seseorang yang kaya ilmu, seseorang yang kaya harta, tetapi tidak mau memperlihatkan kekayaannya tersebut. Dan beliau pun tidak pandang dia siapa, orang mana, pekerjaannya sebagai apa. Beliau itu sangat lentur, mau di apasar, di hotel, di cafe, bahkan di karaoke pun beliau datangi. Nongkrong, ngopi sambil rokok-an bareng bersama anak punk, rock, bahkan juga PSK itu sudah biasa. Makanya beliau Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos ini harus bisa mengembangkan agama islam

di daerahnya. Himbauan dari mbak fiki kepada gus luqman, “kalau

(62)

hanyalah tempat untuk kita bersinggah, tidak terkenal tidak masalah, jangan cari muka biar tekenal, mari kita luruskan niat, kalau niatnya itu baik untuk kemajuan agama islam dan untuk kanjeng Nabi Muhammad SAW, maka lakukan apa yang semestinya dilakukan

tempat kita yang abadi adalah di akhirat”. Sedikit demi sedikit beliau

gus luqman diarahkan oleh mbah fiki untuk berjuang dalam menegakkan agama islam.

Dari semua itulah, beliau gus luqman belajar dari Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos, setiap organisasi sebagai pemimpin jangan sekali-kali untuk mencari muka, cari muka hanyalah kepada Allah langsung di akhirat nanti.

Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos ini mempunyai keinginan untuk mendekati anak-anak remaja diluar sana agar menjadi lebih baik, minimalnya bisa membaca kitab suci al-qur’an. Dari situlah Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos memberikan nama Persatuan Remaja Indonesia Laskar Tirakate Santri. Jadi, beliau Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos memberikan nama ”Majelis Dzikir dan Sholawat Laskar Tirakate Santri”.

(63)

Kenapa beliau mendirikan suatu majelis laskar tirakate santri? Karena dorongan dari diri sendiri dan dari remaja-remaja indonesia di zaman akhir ini remaja banyak yang berperilaku sebagaimana perilaku setan. Seperti halnya : minum-minuman keras, tawuran, judi, ataupun berperilaku yang tidak diajarkan pada agama islam.

Berkembangnya majelis laskar tirakate santri karena ada dukungan dari salah satu anak, dimana anak tersebut ingin jauh lebih baik lagi untuk melakukan hal-hal yang positif dalam agama islam, entah itu berperilaku baik, atau menginginkan anaknya untuk bisa mengaji. Karena di akhir zaman ini, banyak pemuda kita tidak bisa mengaji ataupun berperilaku yang keluar dari agama islam.

Mengapa saya merangkul banyak dari anak punk, rock, slankers, dangdut, dan lainnya? Ujar beliau gus luqman. Karena dilain orang-orang tersebut bisa kita rangkul, karena di akhir zaman ini, pesan dari Nabi Muhammad SAW adalah justru orang-orang yang begitu bisa kita rangkul untuk mengembangkan agama islam.

(64)

Yang menjadi kendala di desa prawoto sendiri adalah terdapatnya suatu benturan kecil yaitu fitnahan atau cacimakian tanpa alasan-alasan yang jelas.

2. Visi Misi Dan Tata Tertib Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA a. Visi

Mewujudkan generasi muda yang shalih dan shalihah yang berakhlakul karimah dan selalu mentaati kewajiban dan menjauhi larangan agama islam sesuai dengan tuntunan al-qur’an dan hadits, dan dapat selalu bersyukur menyenangkan hati orang tua, kerabat, dan orang lain, serta membuat Rasulullah selalu tersenyum kepada kita.

b. Misi

1) Mewujudkan akhlakul karimah remaja yang shalih dan shalihah, yang senang berkumpul dalam majelis dzikir, sholawat dan serta kirim doa kepada orang tua.

2) Mewujudkan masyarakat yang aman, nyaman, tentram dan damai tanpa ada kerusuhan lagi yang dibuat oleh remaja. 3) Mewujudkan kecintaan tanah air dan selalu menjaga keutuhan

(65)

a)Wajib menghadiri rutinan setiap malam jum’at bagi yang tidak berhalangan.

b)Wajib memakai pakaian yang sifatnya menutup aurat diwaktu acara maupun main ke pondok

c)Wajib menjaga barang sendiri maupun orang lain. d)Wajib mena’ati peraturan yang sudah di tetapkan 2) Larangan

a)Dilarang berkata keji atau misuh b)Dilarang mencuri

c)Dilarang minum-minuman yang beralkohol

d)Dilarang merusak barang-barang yang ada di lokasi majelis maupun di area pondok.

e)Dilarang melakukan perbuatan yang dilarang dalam syari’at agama islam.

3) Sanksi

a)Teguran / peringatan b)Ta’ziran / hukuman

3. Susunan Pengurus Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA

Majelis dzikir dan sholawat LATISA terdiri dari Dewan Pelindung, Dewan Penasehat, Dewan Pembina , Dewan Pengurus dan Bidang-bidang diantaranya yaitu:

a. Dewan Pelindung:

(66)

b. Dewan Penasehat:

Abah Zamroni Amin c. Dewan Pembina:

K. Baidlowi Amin (Pengasuh PP. Roudhotut Tullab) d. Dewan Pengurus

Mursyid : Gus Luqmanul Hakim Sekretaris : Sholahuddin Ma’sum Bendahara : M. Tri Dwi Saputro Devisi Kaderisasi : Alwi Darojatin Devisi Jarkom Info : Diyo Saputra 4. Gambaran Informan

Untuk mengetahui peran majelis dzikir dan sholawat LATISA dalam pembentukan akhlakul karimah remaja desa prawoto, kecamatan sukolilo, kabupaten pati, dapat di dasarkan pada informasi yang berhasil dihimpun melalui beberapa sumber yang penulis rasa dapat mewakili informasi keseluruhan tentang jamaah majelis dzikir dan sholawat LATISA.

Daftar Nama Informan

No Nama Informan Kode Informan Usia Keterangan

(67)

3. M. Tri Dwi Saputra MT 17 Jamaah Majelis LATISA

4. Andi Putra Kurniawan AP 16 Jamaah Majelis LATISA 5. M. Iqbal Baihaqi MI 17 Jamaah Majelis LATISA

6. M. Jalaludin MJ 15 Jamaah Majelis LATISA

7. Fio Ardiyanto FA 19 Jamaah Majelis LATISA

8. Zaimul Mu’minin ZM 19 Jamaah Majelis LATISA

B. TEMUAN PENELITIAN

1. Kegiatan Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA

Pada bagian ini peneliti melakukan wawancara mengetahui tentang kegiatan yang ada di majelis dzikir dan sholawat LATISA. Berdasarkan hasil wawancara pengurus maka diantara kegiatan majelis dzikir dan sholawat LATISA sebagai berikut:

Responden LH, beliau adalah ketua pengurus dari majelis dzikir dan sholawat LATISA sekligus pendiri dari majelis tersebut. Beliau putra seorang kiai pengasuh pondok pesantren roudhotut tullab di desa prawoto. tentang kegiatan majelis dzikir dan sholawat LATISA, menurutnya :

“Kegiatan meliputi rutinan pembacaan dzikir tahlil, setelah

pembacaan dzikir tahlil dilanjutkan pembacaan kitab maulid

simtudduror karangan dari Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin

(68)

hasanah/tausyiah dan Tanya jawab. Dan setiap satu bulan

sekali kita mengadakan majelis keliling ke masjid ataupun

musholla yang berada disekitaran desa prawoto”. (LH/13

-072017/14.00)

Senada dengan yang dipaparkan oleh responden AD, beliau adalah juga seorang pengurus, dan masih saudara keponakan dengan pendiri majelis dzikir dan sholawat LATISA. tentang kegiatan majelis dzikir dan sholawat LATISA, menurutnya :

“kegiatan majelis tersebut meliputi : rutinan setiap malam

jum’at dzikir tahlil, pembacaan maulid dan dilanjutkan

tausyiah atau mauidhoh hadanan dari beliau gus luqman

sekaligus doa penutup, Dan setiap satu bulan sekali

mengadakan majelis keliling ke masjid ataupun musholla yang

berada disekitaran desa prawoto.”. (AD/13-07-2017/13.00)

Responden di atas diperkuat lagi oleh responden jamaah. Yaitu :

“kegiatan majelis sholawat setiap malam jum’at (acaranya

pembacaan dzikir tahlil, pembacaan sholawat simtudduror,

dilanjutkan mauidhoh hasanah dan doa penutup), Setiap 1

bulan sekali tempatnya berpindah di masjid/musholla yang

berada di desa prawoto, pembaiatan setiap 2 bulan sekali dan

(69)

“kegiatan Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA (acaranya

pembacaan dzikir tahlil, pembacaan sholawat simtudduror,

dilanjutkan mauidhoh hasanah dan doa penutup), Setiap 1

bulan sekali keliling di masjid/musholla yang berada di desa

prawoto, acara pembaiatan setiap 2 bulan sekali, menghadiri

majelis lainnya” (AP/15-07-2017/21.00)

“rutinan majelis dzikir dan sholawat LATISA setiap malam

jum’at kalau tidak ada halangan (acaranya pembacaan dzikir

tahlil, pembacaan sholawat simtudduror, dilanjutkan

mauidhoh hasanah dan doa penutup), Setiap 1 bulan sekali

tempatnya berpindah di masjid/musholla yang berada di desa

prawoto, pembaiatan setiap 2 bulan sekali.. menghadiri

pengajian atau majelis dzikir sholawat yang lain” (MI/15

-07-2017/22.00)

“kegiatan rutinan maulid majelis dzikir dan sholawat LATISA

malam jum’at (acaranya pembacaan dzikir tahlil, pembacaan

sholawat simtudduror, dilanjutkan mauidhoh hasanah dan doa

penutup), Setiap 1 bulan sekali tempatnya berpindah di

masjid/musholla yang berada di desa prawoto, pembaiatan

setiap 2 bulan sekali. menghadiri pengajian atau sholawatan

yang lain” (MJ/13-072017/22.00)

“kegiatan yang sering saya ikuti yaitu rutinan setiap malam

Referensi

Dokumen terkait

Tapi lagi-lagi itu bukan sebuah jaminan untuk aku dapat berubah lebih baik, sebab walaupun cacat dirku bisa membentuk sebuah genk baru yang kita beri

(diameter 2-5 mm) dari tujuh varietas yang dapat menghasilkan umbi mini dengan nisbah perbanyakan berkisar 6,07 (Cipanas) dan 13,22 (Merbabu) ditunjang dengan teknik produksi

Kepercayaan adalah tempat mulai menghargai kemungkinan- kemungkinan kreatif pada keragaman dan konflik manusia secara utuh. Makin panjang radius kepercayaan, makin

Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume IV-2/W4, 2017 ISPRS Geospatial Week 2017, 18–22 September 2017,

Seperti yang telah kita ketahui bahwa sistem hubungan internasional bersifat anarki sehingga seperti tanpa aturan, siapa yang mempunyai power (kekuatan) yang

Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat evaluasi, pengolahan dan penggunaan hasil evaluasi

dengan Asas dan Tujuan Penanaman Modal, Bidang Usaha dan Bentuk Badan Usaha, Kebijakan Penanaman Modal Daerah, Penyelenggaraan Pelayanan Penanaman Modal, Hak, Kewajiban