• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH NU ASWAJA TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KORELASI POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH NU ASWAJA TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

i

KORELASI POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP

PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH NU ASWAJA

TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd )

Oleh :

Sulimah

NIM. 11414003

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364

Website:http//www.salatiga.ac.id e-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id SKRIPSI

KORELASI POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MADRASAH

TSANAWIYAHNU ASWAJA TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017-2018

Disusun Oleh: Sulimah NIM. 11414003

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Rabu, 28 Maret 2018 dan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji KetuaPenguji : Siti Rukhayati, M.Ag

NIP. 19770403 200312 2003 Sekretaris : Imam Mas Arum, M.Pd

19790507 201101 1008 Penguji I : Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

(4)

iv DEKLARASI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sulimah

NIM : 11414003

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Ekstensi

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Salatiga,

Yang menyatakan

(5)

v MOTTO

ْمِهِسُفْ ن َأِب اَم اْوُرِّ يَغُ ي َّتََّح ٍمْوَقِب اَم ُرِّ يَغُ ي َلَ َللها َّنِا

Sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

(Q.S. Ar-Ra’d : 11)

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S Al- Insyirah: 6). “ Kebahagiaan adalah kesederhanaan dan ketenangan hati, keberhasilan adalah

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayahku tersayang yang telah tiada yang pesan terakhirnya memotivasi saya untuk bisa menyelesaikan kuliah sampai tamat dan ibundaku tersayang, yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang dan motivasi dalam kehidupanku.

2. Suamiku tercinta yang selalu menemani, mendampingi dalam kondisi suka dan duka walaupun kondisi sakit tetap mengijinkan saya untuk bisa menyelesaikan kuliah.

3. Putra-putriku (Afwan,Aura) tersayang yang telah menjadi pelipur lara diwaktu penulis kehilangan semangat dan menjadikan motivasi untuk bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu.

4. Kakak-kakak kandungku (MbakKiswati, SP, Mas Gustoyo, A,Md.P dan Mas Sutiyono,S.Pd) yang tiada henti memberikan motivasi dan bantuan finansial sehingga proses penempuhan gelar Sarjana bisa tercapai.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam, pemberi petunjuk dan daya kepada manusia.

Atas ijin Allah SWT skripsi dengan judul “Korelasi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Nu Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018” dapat

penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.

Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajaran agama Islam.

Penulisan skripsi inipun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. 2. Dekan FTIK IAIN Salatiga Bapak Suwardi, M.Pd

(8)
(9)

ix ABSTRAK

Sulimah. 2018, Korelasi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017-2018. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Imam Mas Arum, M.Pd.

Kata Kunci: polaasuh orang tuadanprestasibelajar

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pola asuh orang tua, bagaimana tingkat prestasibelajar, serta adakah korelasi yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyah NU AswajaTengaran Tahun Pelajaran 2017-2018.

Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (Field research) artinya sebuah studi penelitian yang mengambil data autentik secara obyektif / studi lapangan. Sedangkan pendekatan yang penulis pergunakan adalah kuantitatif. Analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik. Penulis menggunakan analisis deskriptif, dengan menggunakan teknik prosentase. Selanjutnya untuk mencari ada tidaknya hubungan antara pola asuh orang tua dengan hasil prestasi belajar peserta didik di sekolah, penulis menggunakan teknik statistic korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi pola asuh tergolong dalam 2 variasi adalah sebagai berikut: Pola asuh orang tua dalam katagori tinggi 64,3%. Pola asuh orang tua dalam katagori rendah 35,7%. Hal ini berarti mayoritas masuk dalam katagori tinggi.Variasi prestasi peserta didik tergolong 2 katagori yaitu Prestasi belajar dalam katagori tinggi 53,6%. Prestasi belajar dalam katagori rendah 46,4%. Ini berarti mayoritas prestasi belajar peserta didik masuk katagori tinggi.

(10)

x 1.

DAFTAR ISI

SAMPULLEMBAR BERLOGO IAIN SALATIGA

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN………..…...iii

HALAMAN DEKLARASI ... ...iv

1. Pengertian PolaAsuh Orang Tua………...10

2. DasarPolaAsuh Orang Tua………..…12

3. Bentuk-BentukPolaAsuh Orang Tua………...……....15

4. PengertianPrestasi……….21

5. PengertianBelajar………..23

(11)

xi

1. EvaluasiHasilBelajar………...……...25

2. Faktor-Faktor yang MempengaruhiPrestasiBelajar………...30

3. PengaruhPolaAsuh Orang TuaTerhadapPrestasi BelajarSiswa………..…38

A. KajianPustaka………..………....40

B. HipotesisPenelitian……….…….41

BAB III METODE PENELITIAN………...……...43

A. JenisPenelitian……….…...43

B. LokasidanWaktuPenelitian………...……….…43

C. PoulasidanSampel……….………..……...….43

D. VariabelPenelitian………...….…44

E. InstrumenPenelitian……….………….…44

F. MetodePengumpulan Data……….…..68

G. TeknikAnalisis Data………...69

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA………..71

A. Deskripsi Data...………...71

B. Analisis Data……….……...72

1. Analisis Data PolaAsuh Orang Tua………..……...72

2. Analisis Data PrestasiPesertaDidik………76

BAB V PENUTUP... …85

A. Kesimpulan ... ….85

B. Saran ... ….86

DAFTAR PUSTAKA………....88 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada tanggal 17 Juli sampai dengan 17 September 2017 peneliti waktu itu mendapat tugas PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) dari Kampus di MTs. NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang. Di MTs NU Aswaja Tengaran selain menjalankan tugas sebagai pratikan peneliti mengamati berbagai persoalan yang ada di sekolah itu. Dan berkomunikasi langsung dengan pendidik dan tenaga kependidikan bagaimana cara menangani permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan peserta didik .

(13)

2

terjadi kesinambungan proses pendidikan antara apa yang didapat di lembaga belajar (sekolah) dan di rumah.

Banyak orang tua peserta didik di MTs NU Aswaja Tengaran yang masih mempunyai anggapan bahwasanya proses pendidikan, pencapaian prestasi belajar dan pembentukan kepribadian anak hanya tanggung jawab para guru dan tenaga kependidikan di sekolah. Para orang tua disibukkan dengan berbagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya yang kemudian berimbas pada kurangnya perhatian terhadap prestasi putra putrinya. Lebih lanjut mereka beranggapan implementasi perhatian adalah pemenuhan kebutuhan materi semata. Mereka pergi ke sekolah hanya apabila di panggil pihak sekolah kalau ada anaknya yang mempunyai kasus di sekolah entah karena sering membolos atau adanya pelanggaran lainnya.

(14)

3

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh pola asuh orang tua dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa, kiranya tepat jika peneliti mengkaji lebih jauh dengan mengadakan penelitian yang berjudul : KORELASI POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH NU ASWAJA TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017 – 2018.

B. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini dapat peneliti rumuskan berdasarkan variabel-variabel di atas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pola asuh orang tua siswa Madrasah Tsanawiyah NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Kelas VIII Tahun Pelajaran 2017 – 2018? 2. Bagaimana tingkat prestasi belajar siswa Madrasah Tsanawiyah NU

Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Kelas VIII Tahun Pelajaran 2017 – 2018 ?

(15)

4 C. Tujuan Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah dan mengena, maka peneliti menuliskan tujuan yang ingin dicapai, yaitu :

1. Untuk menemukan pola asuh orang tua siswa di Madrasah Tsanawiyah NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Kelas VIII Tahun Pelajaran 2017 - 2018?

2. Untuk menemukan prestasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Kelas VIII Tahun Pelajaran 2017 - 2018?

3. Untuk menemukan korelasi pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017 - 2018?

D. Manfaat Hasil Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan maka, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat diantaranya :

1. Secara Teoritis

(16)

5 2. Secara Praktis

Dengan penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya :

1. Bagi orang tua, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola asuh yang sesuai dengan kondisi anak guna meningkatkan prestasi belajar putra putrinya.

2. Bagi sekolah, untuk mengetahui betapa pentingnya peran orang tua dalam korelasi terhadap prestasi belajar siswa.

3. Bagi peneliti, hasil dari apa yang diteliti dari sekolah dan dari berbagai sumber buku dapat menambah wawasan yang berkenaan dengan masalah metodologi pola asuh dan prestasi belajar siswa.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran judul di atas, maka perlu adanya pembatasan permasalahan yang akan penulis teliti, sehingga tidak terjadi pembiasan dalam permasalahan. Dalam hal ini, ada beberapa hal yang perlu diketahui maksud dari istilah dalam judul di atas, yaitu :

1. Korelasi

(17)

6 2. Pola asuh

Menurut Imam Al-Ghazali metode melatih, mendidik, menjaga anak merupakan perkara yang penting dan paling utama. Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang suci merupakan perhiasan yang berharga. Bila ia dilatih untuk mengerjakan kebaikan, ia akan tumbuh menjadi orang yang baik dan bahagia di dunia akhirat. Sebaliknya, bila ia dibiarkan mengerjakan keburukan dan dibiarkan begitu saja,ia akan hidup sengsara. Dengan demikian pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua untuk mendidik anak supaya terwujud anak yang mempunyai akhlak mulia baik di hadapan manusia maupun Allah. Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya, sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberikan peraturan kepada anak, cara memberikan hadiah dan hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritas dan cara orang tua memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan anak, mendidik dan mengajarkan akhlak yang baik serta menjaga dari teman – teman yang buruk dan memberi keteladanan. Dengan demikian yang disebut dengan pola asuh orang tua adalah bagaimana cara mendidik orang tua terhadap anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

(18)

7

alat pendidikan. Dalam situasi seperti ini yang diharapkan muncul dari anak adalah efek-instruksional yakni respon-respon anak terhadap aktivitas pendidikan itu.

Pendidikan secara tidak langsung adalah berupa contoh atau keteladanan kehidupan sehari-hari baik tutur kata sampai adat kebiasaan dan pola hidup, hubungan antara orang tua dengan keluarga, masyarakat, hubungan suami istri. Semua ini secara tidak sengaja telah membentuk situasi dimana anak selalu bercermin terhadap kehidupan sehari-hari dari orang tuanya (Syaikh Jamal Abdurrahman, 2013 : xvii).

3. Prestasi Belajar Siswa

Sari Yunita dalam bukunya Tips Membuat Anak Suka Belajar dan Berprestasi (2010 : 71) mendefinisikan prestasi sebagai berikut :

Dalam konteks perkembangan anak, prestasi tidak cuma tercermin dari nilai akademik di sekolah. Tapi, setiap langkah positif yang mengarah pada peningkatan dan kemampuan.” Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin.

(19)

8

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran (Sari Yunita , 2010 : 71).

Prestasi belajar yang penulis maksud dalam proposal penelitian ini adalah rata-rata keseluruhan prestasi belajar siswa dari ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan semester yang tertuang dalam raport hasil prestasi pada semester pertama tahun pelajaran 2017-2018.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini disusun dalam lima bab, yang secara sistematis dijabarkan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan. Pada bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II Landasan Teori. Pada bab ini diuraikan berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian tentang : Pengertian pola asuh orang tua, dasar pola asuh orang tua, bentuk-bentuk pola asuh, pengertian prestasi, pengertian belajar siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, evaluasi hasil belajar, korelasi pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

(20)

9

Bab IV Deskripsi dan Analisi Data. Pada bab ini akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul dengan pentahapan yaitu deskripsi data dan analisi data yang berisi analisis data.

Menganalisa pola asuh orang tua sebagai variabel bebas yang diberi simbul x, menganalisa prestasi hasil belajar siswa sebagai variabel terkait yang diberi simbol y, menganalisa korelasi antara pola asuh orang tua dengan hasil prestasi belajar siswa atau hubungan x dan y.

(21)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

Setiap anak terlahir dalam keadaan tidak berdaya untuk mendidik dirinya sendiri. Ia membutuhkan bantuan orang tua dalam upaya mendidik dirinya sampai tumbuh dewasa, berkembang secara wajar menjadi pribadi yang mandiri.

Dalam pembahasan ini akan difokuskan pada pola asuh orang tua, prestasi belajar anak dan pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak. Adapun masalah yang akan di bahas meliputi :

1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

(22)

11

dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberikan peraturan kepada anak, cara memberikan hadiah dan hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritas dan cara orang tua memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan anak, mendidik dan mengajarkan akhlak yang baik serta menjaga dari teman – teman yang buruk dan memberi keteladanan. Dengan demikian yang disebut dengan pola asuh orang tua adalah bagaimana cara mendidik orang tua terhadap anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Cara mendidik secara langsung artinya bentuk-bentuk asuhan orang tua yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian, kecerdasan dan ketrampilan yang dilakukan secara sengaja baik berupa perintah, larangan, hukuman, penciptaan situasi maupun pemberian hadiah sebagai alat pendidikan. Dalam situasi seperti ini yang diharapkan muncul dari anak adalah efek-instruksional yakni respon-respon anak terhadap aktivitas pendidikan itu.

Pendidikan secara tidak langsung adalah berupa contoh atau keteladanan kehidupan sehari-hari baik tutur kata sampai adat kebiasaan dan pola hidup, hubungan antara orang tua dengan keluarga, masyarakat, hubungan suami istri. Semua ini secara tidak sengaja telah membentuk situasi dimana anak selalu bercermin terhadap kehidupan sehari-hari dari orang tuanya (Syaikh Jamal Abdurrahman, 2013 : xvii).

(23)

12

secara mental dan materi sehingga bisa mendidik, merawat, memelihara, mengarahkan anak-anak dengan pola pengasuhan yang baik dan benar. Seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

2. Dasar Pola Asuh Orang Tua

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa anak terlahir ke dunia dalam keadaan lemah, tidak berdaya sehingga membutuhkan orang lain untuk mendidik dan membesarkannya sampai tumbuh dewasa. Maka, terletak pada orang tua beban tanggung jawab itu sepenuhnya. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

ر يرر ا ع

هع ىوي وىوم ل د ل مه وو ا يهع للها ه ع لله ىا قا ل قا ا ع للها ا ضر

لاع م ا ج نو سبه ل ر ,لا ,ء ميهيىا ا ن ا مد ,اناسجيموا ,انا وهي هاوباف , رطفىا

)ىراخيىا هاور(

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah

yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. Seperti juga binatang

buas menghasilkan kumpulannya. Apakah engkau merasakan adanya

perbedaan?” (Kumpulan Materi Hadis 3 Semester 5, 2016 :3).

(24)

13

Untuk mengasuh dan mendidik anak-anak adalah suatu hal yang mutlak, sejak mereka dapat mengenali apa saja yang dapat mereka kenali, mereka yang masih suci itu harus diberikan pendidikan yang tepat yang selanjutnya akan mewarnai seluruh bagian lukisan jiwa mereka.

Suatu persoalan yang timbul dalam merealisasikan pendidikan untuk anak-anak itu umumnya berkisar pada : …“ Apa yang harus diberikan kepada mereka dan cara mana yang harus dipakai”. Dalam hal ini tentu

saja orang tua harus menyadari bahwa anak mempunyai kemampuan dan potensi yang berbeda dengannya. Oleh karena itu metode yang diterapkan juga harus disesuaikan dengan kemampuan dan potensi anak dan harus menyadari bahwa belajar adalah sebuah proses.

Menurut Muhammad Tholhah Hasan, ada tiga (3) tujuan dalam mendidik anak-anak, yaitu: membentuk manusia-manusia yang beriman, berilmu dan beramal (Muhammad Tholhah Hasan, 2005 : 15-17)

Pertama: Untuk membentuk manusia-manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah, agar dengan demikian mereka betul-betul menjadi orang-orang beradab, dan berbudi luhur. Sesuai firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab.

Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia

(25)

14

(Departemen Agama RI, 1994 : 670).

Budi dan akhlak manusia hanya dapat dijamin keluhurannya jika di dalam hatinya terdapat keimanan dan rasa takwa kepada Allah SWT, dan suatu generasi hanya dapat dijamin kejayaannya jika di dalam jiwa mereka terpancar budi yang luhur.

Kedua: Untuk mewujudkan manusia-manusia yang berilmu sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi bahwa menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim.

بهط ناف ينصىاب وىو مه,ىاويهطا قا مهوو ايهع للها هع بى ىا ع كهم ب سنأ ع

قهييىا هاور( مهسم لد هع ,هيواف ضيرف مه,ىا

(

Dan Anas bin Malik, Nabi Muhammad saw berkata: carilah ilmu

walaupun sampai ke negeri Cina, maka sesungguhnya mencari ilmu

adalah wajib bagi setiap muslim” (Buku Hafalan hadist dan doa harian untuk RA (K3RA), 2010 : 13).

(26)

15

Bagi orang tua maupun pendidik perlu mengambil sikap yang bijaksana dan hati-hati, membimbing dengan tepat yang bertujuan agar mereka tidak biasa melakukan sikap yang buruk, tetapi dalam membatasi sikap mereka tersebut tidak boleh berlebihan, kita harus memaklumi bahwa mereka bukan kita, umur dan kesadaran mereka juga bukan umur dan kesadaran kita. Oleh karena itu orang tua (pendidik) harus mendidik, membimbing dan menjaga anak-anak sesuai dengan kondisi mereka, agar mereka dapat berkembang dengan baik sampai mereka mampu menemukan dirinya sendiri dan bertanggungjawab atas tindakannya sendiri.

Dengan demikian, apabila telah lahir atau hadir seorang anak dalam keluarga maka sekaligus pula orang tua mengemban tugas untuk mengasuh dan mendidiknya. Orang tua secara sadar wajib membimbing anaknya hingga mencapai kedewasaan dan kemudian hari mampu mandiri.

3. Bentuk-bentuk Pola Asuh Orang Tua

(27)

16 a. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter merupakan cara mendidik anak dengan menggunakan “gaya otoritatif" yaitu dengan memasang banyak

pembatasan dan mengharapkan ketaatan kaku tanpa memberi penjelasan kepada anak-anak (Agoes Dariyo, 2004 : 97).

Orang tua yang otoriter mengasuh anak-anak mereka dengan aturan-aturan yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Anak jarang di ajak berkomunikasi dan bertukar fikiran dengan orang tua, orang tua menganggap bahwa semua sikapnya sudah benar sehingga tidak perlu dipertimbangkan dengan anak.

Pola asuh otoriter juga ditandai dengan penggunaan hukuman yang keras, lebih banyak menggunakan hukuman badan, anak juga diatur segala keperluan dengan aturan yang ketat dan masih tetap diberlakukan meskipun sudah menginjak usia dewasa.

(28)

17

warna pakaian yang cocok, memilihkan teman-teman untuk bermain, macam sekolah yang harus dimasuki. Anak yang dibesarkan dalam suasana semacam ini akan besar dengan sifat yang ragu-ragu, lemah kepribadian dan tidak sanggup mengambil keputusan tentang apa saja (Zakiah Darajat, 1978 : 52).

Perlakuan orang tua yang kaku, juga menyebabkan anak merasa tertekan dan terikat atau merasa diremehkan. Bahkan mungkin menyebabkan terjadinya pertentangan antara anak dan orang tuanya, atau dengan anggota keluarga lainnya, bahkan mungkin dengan teman temannya. Keadaan itu semua menyebabkan kegelisahan dan tidak stabilnya perasaan anak (Zakiah Daradjat,1978 : 150).

b. Pola Asuh Demokratis

(29)

18

Sutari Imam Barnadib berpendapat bahwa mendidik anak yang baik tidak karena paksaan, tetapi karena kesadaran. Biasanya anak meniru apa yang dilihatnya dan kurang senang terhadap perintah larangan. Orang tua harus obyektif, tidak boleh terlalu melindungi atau membiarkannya (Sutari Imam Barnadib, 1984 : 122)

Orang tua harus menyadari bahwa anak harus diberi peluang untuk melakukan eksplorasi kreatif atas ketertarikan individu dan bakat mereka, sambil belajar ketrampilan dan konsep yang dihargai melalui ragam potensi kecerdasan yang dimiliki. Tidak semua anak menunjukkan profil kecerdasan maupun ketertarikan yang sama.

Oleh karena itu, orang tua harus mengetahui keinginan anak-anak mereka. Dengan demikian proses pencerdasan yang dilakukan, mampu mendorong dan mengasah kapasitas individualnya secara optimal. Anak-anak akan merasa senang dan antusias dalam mengembangkan potensinya.

c. Pola Asuh Permisive

(30)

19

Orang tua yang permisif penuh dengan empati bagi anak-anak mereka dan mereka memberitahukan kepada anak bahwa apapun yang mereka alami, ayah dan ibu memperbolehkannya.

Masalahnya adalah, orang tua permisif seringkali cenderung tidak terampil atau tidak bersedia memberikan bimbingan kepada anak-anak mereka. Orang tua mempunyai sedikit kesadaran tentang bagaimana menolong anak-anak mereka untuk belajar. Mereka tidak mengajarkan bagaimana memecahkan masalah kepada anak dan banyak yang merasa kesulitan menentukan batas-batas tentang tingkah laku.

Ini semua karena mereka beranggapan bahwa apa yang dilakukan oleh anak adalah benar dan tidak perlu mendapat teguran, arahan atau bimbingan (Agoes Dariyo, 2004 : 78).

Cara mendidik yang demikian mungkin dapat diterapkan kepada orang dewasa yang sudah matang pemikirannya, tetapi tidak sesuai jika diberikan kepada anak-anak, karena pada dasarnya ada tiga (3) aspek kebutuhan dasar anak, yaitu :

1) Pengasuhan

(31)

20 2) Kasih Sayang

Kasih sayang dan perhatian dan orang tua dan anggota keluarga yang lain akan menciptakan ikatan batin yang enak yang amat penting untuk tumbuh kembang anak.

3) Pengasahan

Pengasahan (stimulasi) adalah tindakan perangsangan dan latihan-latihan terhadap kecerdasan anak. Tujuan dan stimulasi adalah membantu anak agar mencapai tingkat perkembangan yang baik dan optimal. Stimulasi ini penting untuk perkembangan mental psikososial anak seperti budi pekerti, kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreatifitas, kepribadian dan produktivitas (Mimi Doe & Marsha Walch, 2001 : 247-248).

Perlakuan orang tua yang terlalu membiarkan anak berbuat sesuka hati, dengan sedikit kekangan dapat menciptakan suatu rumah tangga yang berpusat pada anak. Jika sikap permisif ini tidak berlebihan, ia mendorong anak untuk menjadi cerdik, mandiri dan berpenyesuaian sosial yang baik. Sikap ini juga menumbuhkan rasa percaya diri, kreativitas dan sikap matang.

(32)

21

Dari keseluruhan pembahasan tentang pola asuh tersebut diatas, peneliti berasumsi bahwa pola yang kedua yaitu pola demokratis merupakan pola pengasuhan yang ideal kaitanya dengan responden penelitian ini.

Pola ini juga menjadikan anak menjadi berkembang sesuai dengan tahapan-tahapan belajarnya serta dapat mendorong anak untuk dapak mengembangkan dirinya sendiri.

4. Pengertian Prestasi

Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, misalnya dalam kesenian, olahraga, pendidikan begitu juga belajar. Prestasi berarti hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya) (Surayin, 2014 : 410).

Menurut istilah prestasi adalah bukti kebenaran keberhasilan usaha yang dicapai (W.S Winkel, 1986 : 162). Menurut pengertian ini prestasi adalah sesuatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan aktifitas belajar.

Prestasi adalah hasil belajar yang telah dicapai dan dapat dinyatakan dalam angka-angka maupun dengan kata-kata (Syaifuddin Anwar, 1992 : 13)

(33)

22

Prestasi belajar juga berarti hasil yang telah dicapai oleh murid sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka, huruf, atau tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang telah dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu (M.Buchori, 1985 : 178).

Berdasarkan pendapat diatas prestasi belajar juga merupakan hasil belajar yang dicapai oleh setiap siswa setelah mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar baik itu berupa angka maupun kata-kata dalam jangka waktu tertentu.

Untuk memperoleh prestasi belajar yang diharapkan maka ada kriteria untuk menentukan tingkat keberhasilan atau prestasi belajar. Menurut Sari Yuanita, ada dua kriteria yang dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan hasil belajar yaitu :

a. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya

b. Kriteria ditinjau dari sudut hasil yang dicapainya (Sari Yuanita, 2010 : 118).

(34)

23

Oleh karena itu di dalam memberikan nilai sebagai tolok ukur keberhasilan siswa, hendaknya menyangkut tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga hasilnya merupakan perwujudan prestasi yang sebenarnya. Karena prestasi yang sebenarnya adalah mengandung kompleksitas yang menyangkut berbagai macam pola tingkah laku sebagai hasil dari belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil perkembangan belajar siswa baik secara akademik maupun nonakademik dan proses setiap langkah positif yang mengarah pada peningkatan dan kemampuan diri.

5. Pengertian belajar

Belajar bagi manusia merupakan suatu yang sangat penting, karena dengan belajar kemajuan sesuatu dapat tercapai. Dan karena belajar pula, manusia dapat menghadapi berbagai masalah dan tantangan hidup.

Dalam hal menuntut ilmu (belajar) dalam hadits diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah bahwa belajar adalah kewajiban bagi setiap muslim.

مه,ىا بهط م ص للها قوور لىا ل قا كهىام ب سنا ع

)ا ام با هاور ( مهسم لد هع ا صيرف

Artinya : Dari Anas bin Malik ra., Berkata rasulullah SAW :

(35)

24

Berdasarkan pernyataan tersebut, menunjukkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan sehingga semua orang wajib untuk menuntutnya. Berangkat dari uraian tentang arti penting belajar, maka selanjutnya akan diterangkan tentang pengertian belajar.Untuk memastikan pengertian belajar secara obyektif adalah sulit, karena masalah belajar adalah masalah yang sangat pelik dan kompleks. Oleh karena itu banyak ahli berbeda dalam mengemukakan pendapatnya namun dari perbedaan pendapat tersebut dapatlah diambil suatu pengertian atau kesamaan secara esensil untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang arti belajar maka akan diterangkan beberapa definisi tentang belajar : Belajar berasal dari kata ajar yang berarti barang apa yang dikatakan kepada orang supaya diketahui atau dituruti. Sedangkan menurut istilah belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku baru berkat pengalaman dan latihan (Oemar Hamalik, 1983 : 21).

Dalam literatur yang lain diterangkan. Menurut Chaplin dalam

(36)

25

kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai akibat latihan dan pengalaman secara khusus (Muhibbin Syah, 1995 : 89).

Menurut Sholeh Abdul Azis dan Abdul Aziz Abdul Majid.

“Belajar adalah suatu perubahan di dalam pemikiran siswa yang

dihasilkan dari pengalaman terdahulu kemudian menimbulkan perubahan baru dalam pemikiran siswa” (Shaleh Abdul Aziz, Abdul Aziz Abdul

Majid, 1968 : 169).

(37)

26 6. Evaluasi Hasil Belajar

Dalam pelaksanaan pendidikan khususnya kegiatan belajar mengukur banyak hal-hal yang harus diperhatikan. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, juga harus diperhatikan bagaimana kita bisa mengetahui berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar. Oleh karena itu diperlukan suatu alat untuk bisa mengukurnya yaitu dengan evaluasi.

Evaluasi adalah merupakan suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan memperoleh kepastian mengenai keberhasilan belajar anak didik dan memberikan masukan kepada guru mengenai yang dilakukan dalam pengajaran (Chabib Thoha, 1990 : 1).

(38)

27 Jenis-jenis alat evaluasi

Pada umumnya alat evaluasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tes dan non tes.

a. Tes

Menurut Chabib Thoha (1990 : 2) pengertian tes lebih ditekankan pada penggunaan alat pengukuran.

Sedangkan Sumadi Suryabrata memberikan pengertian tes adalah pertanyaan - pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah–perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana testee menjawab pertanyaan- pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standar atau testee yang lain (Sumadi Suryabrata, 1984:22). Tes yang sudah distandarisasi ialah tes yang telah mengalami proses validitas (ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan) untuk suatu tujuan tertentu dan sekelompok siswa tertentu.

Tes terutama digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar mengajar.

(39)

28 1) Tes Penempatan

Tes penempatan adalah tes untuk mengukur kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik, kemampuan tersebut dapat dipakai meramalkan kemampuan peserta didik pada masa mendatang, sehingga kepadanya dapt dibimbing, diarahkan atau ditempatkan pada jurusan yang sesuai dengan kemampuan dasarnya.

2) Tes Formatif

Tes formatif diselenggarakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, diselenggarakan secara periodik, yang isinya mencakup semua unit pelajaran yang telah diajarkan.Tujuan utamanya untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar, dimana bisa dipakai untuk memperbaiki dan menyempurnakannya

3) Tes Sumatif

(40)

29

bagi peserta didik, misalnya untuk penentuan kenaikan kelas, kelulusan sekolah, dan membuat keputusan lainnya yang terkait dengan kepentingan peserta didik.

4) Tes Diagnostic

Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui sebab kegagalan peserta didik dalam belajar. Oleh karena itu dalam menyusun butir-butir soal seharusnya menggunakan item yang memiliki tingkat kesukaran rendah. Dan tes diagnostik dapat digunakan untuk kepentingan lain sesuai dengan terapi yang ingin dilakukan terhadap peserta didik. Contohnya untuk kepentingan seleksi, kepentingan pemilihan jabatan dan lapangan studi, psikoterapi, bimbingan dan penyuluhan (Chabib Thoha,1990 : 46-49).

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, tes terdiri dari dua yaitu : a). Tes tertulis

Tes adalah tes yang soal dan jawaban yang diberikan oleh peserta didik berupa bahasa tulisan. Bentuk tesnya yaitu obyektif dan uraian.

b). Tes lisan

(41)

30

berfikir siswa dalam memecahkan suatu masalah, mempertangungjawabkan pendapat dan penguasaan materi. c). Tes perbuatan atau tindakan

Tes perbuatan atau tindakan adalah tes dimana respon atau tindakan, tingkah laku kongkrit. Alat yang digunakan untuk melakukan tes ini adalah observasi atau pengamatan terhadap tingkah laku tersebut (Chobib Thoha, 1990 : 54,59,63).

b. Non Tes, digunakan untuk menilai aspek tingkah laku. Dilihat dari segi pelaksanaannya, non tes berupa :

1) Wawancara

Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak artinya responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan (Suharmi Arikunto,1995 : 27).

2) Observasi

(42)

31 3). Riwayat Hidup

Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, akan dapat ditarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari obyek yang dinilai (Suharmi Arikunto, 1995 : 28).

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar tiap-tiap individu tidak sama, ketidaksamaan itu disebabkan oleh banyak hal atau faktor. Faktor-faktor itulah yang mempengaruhi individu dalam belajarnya, sehingga ia dapat belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali.

Sebelum membicarakan lebih jauh tentang faktor yang mempengaruhi belajar, perlu dikemukakan lebih dahulu syarat-syarat agar kita dapat belajar dengan baik, antara lain :

a. Kesehatan jasmani, badan yang sehat, tidak mengalami gangguan penyakit tertentu, cukup vitamin dan seluruh fungsi badan berjalan dengan baik.

b. Rohani yang sehat, tidak berpenyakit syaraf, tidak mengalami gangguan emosional

(43)

32

d. Tempat belajar menyenangkan, cukup udara, cukup matahari, cukup penerangan.

e. Tidak tersedianya bahan dan alat-alat yang diperlukan dalam belajar akan turut menghambat belajar (Sumadi Suryabrata, 1995 : 249). Selain syarat-syarat tersebut masih banyak faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a). Faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek, yaitu: 1) aspek fisiologi 2) aspek psikologi (Haryu Islamuddin, 2012 : 182 – 188).

1) Aspek Fisiologis

Yakni kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang memadai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

2) Aspek Psikologis

(44)

33

a) Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa.

Intelegensi pada umumya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

Tingkat kecerdasan siswa tidak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses. b) Minat dan konsentrasi dalam belajar

(45)

34

c) Motivasi (pemberian dorongan)

Seseorang itu akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, dan ini merupakan prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi.

Keinginan akan menimbulkan suatu dorongan, rangsangan kekuatan atau motivasi dalam diri individu yang bersangkutan untuk berusaha keras memperoleh atau mencapai apa yang diinginkan. Semakin kuat motivasi seseorang untuk meraih suatu prestasi. Semakin kuat pula potensinya dalam usaha mencapai prestasi yang didambakan.

d) Bakat

Kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Mengarahkan pendidikan dan pemberian pelajaran dengan paksaan tanpa memperhatikan bakat anak menjauhkan anak dari kemungkinan tercapainya tujuan yang diharapkan. e) Kesiapan (readiness) untuk belajar

(46)

35

mental untuk belajar disertai harapan keterampilan yang dimiliki dan latar belakang untuk mengerjakan sesuatu. f) Faktor waktu dan disiplin dalam belajar.

Maksudnya adalah membiasakan diri mengatur waktu belajar dengan baik, disertai rasa disiplin yang tinggi, sehingga meskipun kemampuan seseorang itu rata-rata asalkan belajarnya teratur dan disiplin dalam menggunakan waktu maka akan mendapatkan hasil belajar yang baik. Dan pada seseorang yang berkemampuan tinggi akan tetapi kurang disiplin dan tidak teratur belajarnya maka akan mendapatkan hasil yang kurang memuaskan.

g) Belajar dengan tujuan dan pengertian

Tujuan yang dimaksud di sini adalah tujuan belajar pada waktu si subyek akan belajar. Dengan tujuan yang jelas, maka proses belajar akan lebih terarah dan membuahkan hasil yang maksimal.

Demikianlah uraian mengenai faktor psikologi yang dapat mempengaruhi belajar seseorang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar akan berhasil dengan baik dan optimal bila ketujuh faktor tersebut bisa sama-sama dimanfaatkan secara optimal, baik dan benar.

b) Faktor eksternal siswa

(47)

36 1) Faktor Lingkungan Sosial

Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial dalam belajar adalah manusia atau yang paling utama adalah pembimbing atau guru yang mengarahkan dan membimbing dalam belajar. Faktor-faktor ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:

a). Faktor Lingkungan Keluarga

Yaitu meliputi faktor orang tua, saudara dan keadaan sosial ekonomi keluarga. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dalam kehidupan anak, oleh sebab itu diharapkan hubungan mereka yakni antara anak dengan orang tua diharapkan selalu terbuka dan dekat dengan anak sehingga anak tidak punya kekhawatiran untuk m e n ya t a ka n k e s u l i t a n - ke s u l i t a n ya n g d i h a d a p i .

Pendidikan keluarga adalah fundamental atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak di sekolah maupun dalam masyarakat. b) Faktor dalam Lingkungan Pendidikan Formal

(48)

37

sering dikatakan bahwa keberhasilan belajar itu banyak ditentukan oleh metode yang tepat, kurikulum yang memadai dan guru yang cakap.

Dari variabel guru yang paling dominan dalam mempengaruhi kualitas pengajaran adalah profesionalisme guru baik di bidang kognitif, sikap maupun perilaku. c) Faktor dari Masyarakat

Yaitu meliputi massa media, kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

2) Faktor Lingkungan Non Sosial

Kelompok faktor-faktor ini boleh dikata tidak terbilang jumlahnya yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar selain manusia, misalnya :

a. Keadaan alam, seperti cuaca, udara, waktu dan sebagainya b. Tempat belajar yang dipakai seperti letak pergedungan

untuk belajar.

c. Alat-alat yang dipakai dalam belajar Misalnya : buku bacaan, alat-alat tulis dan alat peraga lainnya.

(49)

38

perbuatan belajar secara maksimum (Haryu Islamuddin, 2012 : 189-192).

Itulah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar dan keberhasilan belajar seseorang, dimana tentunya masih ada faktor penunjang lainnya yang tidak peneliti bahas dalam skripsi ini.

Jadi dapat disimpulkan bahwa keberhasilan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang disebutkan diatas, untuk memcapai prestasi yang maksimal siswa harus bisa mengoptimalkan faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar itu dengan baik dan benar.

8. Korelasi pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa

Sikap orang tua sangat besar hubungannya dengan prestasi belajar dan kemandirian anak, karena anak akan berorientasi dan beridentifikasi dengan pola hidup keluarga. Keluarga mempunyai posisi penting dalam mengembangkan kepribadian anak, karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang dapat menjalankan berbagai fungsi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk didalamnya fungsi pendidikan baik mental maupun fisik.

(50)

39

orang tua terhadap anaknya yakni: pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisive sebagaimana yang telah dijabarkan di atas. Dari ketiga jenis pola asuh di atas masing-masing mempunyai konsekuensi yang akan diterima oleh si anak dalam keluarga tersebut sehingga setiap orang tua harus memilih dan rnemilah mana yang paling cocok untuk anak-anaknya.

Pada dasarnya, ketiga pola asuh tersebut dapat dipilih orang tua sesuai dengan kondisi anak masing-masing agar anak dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

Hal ini sesuai dengan pendapat Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh dalam bukunya Psikologi Perkembangan mengatakan bahwa “Apabila

lingkungan (keluarga) yang melatarbelakangi perkembangan anak itu lebih kondusif dalam mengembangkan potensi secara maksimal, akan terjadi perkembangan yang positif. Apabila lingkungan (keluarga) yang melatarbelakangi perkembangan anak itu lebih destruktif maka akan terjadi sebaliknya, yaitu perkembangan yang negatif. (Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, 2005 : 135).

(51)

40

Dengan demikian, semua cara pendidikan pola asuh orang tua mempengaruhi sikap anak dalam mencapai prestasi belajar di sekolah maupun di luar sekolah. Bahkan pemerintah waktu Menteri Pendidikan dan Kebudayaannya Bapak Anis Baswedan menganjurkan orang tua untuk bisa menjadi mitra dengan sekolah di mana anak-anak sedang menuntut ilmu. Orang tua bisa terlibat dengan kegiatan di sekolah dengan tujuan agar lebih memahami progam sekolah, dapat menyelaraskan kegiatan anak di rumah, memberi masukan untuk kemajuan sekolah, mengikuti kemajuan belajar anak dan memberikan dukungan untuk kemajuan anak dan bisa membantu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi sekolah. Jadi, pola asuh orang tua menurut peneliti sangat berkorelasi terhadap prestasi belajar siswa baik secara akademik maupun nonakademik.

B. Kajian Pustaka

Di dalam regestrasi jurnal IAIN Salatiga yang ditulis oleh Sri Suparwi pada tahun 2014 dengan judul Perilaku Bullying Siswa Ditinjau Dari Persepsi PolaAsuh Otoriter Dan Kemampuan Berempati. Vol 8 mengatakan bahwa ada empat jenis pola asuh orang tua yaitu : pola asuh otoriter, otoriatif, permisif, dan pola asuh tidak terlibat

a.Pola Asuh Otoriter

(52)

41

dan menghukum anak secara membabi buta dan keras atas pelanggaran yang dilakukan oleh anak (Sri Suparwi, 2014: 159-179, 165).

b.Pola Asuh Autoritatif

Pola Asuh Autoritatif memadukan penghargaan terhadap individualis anak dengan upaya membentuk nilai sosial secara perlahan. Orangtua yang menerapkan pola asuh outoritatif akan memperlakukan anaknya dengan penuh kehangatan, responsive, orang tua terlibat secara efektif, dan orangtua memberikan batasan yang tepat dan pengharapan yang sewajarnya atas perkembangan perilaku anak mereka.

c.Pola Asuh Permisif

Pola Asuh Permisif merupakan pola asuh yang menekankan ekspresi diri dan regulasi diri. Orangtua yang menerapkan pola asuh permisif terlihat memiliki peran orangtua yang lemah dan orangtua menerapkan disiplin kepada anaknya tidak konsisten dan mendorong anak untuk mengekspresikan keinginannya secara bebas. Orangtua membiarkan anaknya untuk mengontrol kegiatannya sendiri dan hanya memberi sedikit tuntutan kepada anaknya. Orangtua jarang menghukum, hangat dan tidak mengontrol.

d.Pola Asuh Tidak Terlibat

(53)

42 Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar secara umum dapat dimaknai sebagai pengukuran perubahan perilaku yang bersifat afektif, kognitif, maupun psikomotorik dalam bentuk penilaian oleh pengajar atau guru (Rofiq Faudy Akbar, 2014 : 241).

Jadi menurut peneliti bahwa pola asuh orang tua terhadap anak itu bermacam-macam dimana realita di masyarakat penerapannya bisa dikatagorikan pola asuh yang mana yang akhirnya bisa mempengaruhi perkembangan dan prestasi belajar anak.

C. Hipotesis Penelitian

Untuk memperoleh jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, maka penulis perlu menuliskan hipotesis. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, kemudian memberi teori sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah kebenaran) (Amin Amirullah, 2013 : 54 ).

Berdasarkan landasan teori tersebut di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah : ”Ada pengaruh antara prestasi siswa yang

mendapatkan pola asuh dari orang tua secara baik dengan siswa yang tidak mendapatkan pola asuh dari orang tua secara baik dalam prestasi belajarnya”.

(54)

43 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasakan jenis penelitiannya maka penelitian ini bersifat Field research artinya sebuah studi penelitian yang mengambil data autentik secara obyektif/ studi lapangan. Sedangkan pendekatan yang penulis pergunakan adalah kuantitatif. Yang lebih menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Dan pada dasarnya pendekatan kuantitatif ini peneliti lakukan dalam rangka pengujian hipotesis dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan akan diperoleh signifikan hubungan antara variabel yang peneliti teliti (Amin Amirullah, 2013 : 71).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian yaitu pesrta didik kelas VIII di MTs NU Aswaja, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Waktu Penelitian yaitu pada hari Selasa, 12 Desember 2017.

C. Populasi

(55)

44

sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi. Lebih lanjut Muhammad Idris mengatakan bahwa untuk mengambil sampel sebagai ancer-ancer adalah apabila subyeknya kurang dari 100 maka dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Pengambilan sampel penelitian ini digunakan teknik random sampling yaitu proses pemilihan sampel sedemikian rupa, sehingga semua orang dalam populasi mempunyai kesepakatan kebebasan yang sama untuk di wakili sebagai sampel (Muhammad Idris, 2009 : 97, 107). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII Madrasah Tsyanawiyah NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017 - 2018 yang berjumlah 35 siswa sampel yang diambil sebanyak 80% orang yang dianggap representatif jadi subyek yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah 28 orang. Jadi yang diteliti adalah populasinya sebagian besar.

D. Variabel Penelitian

Supaya penelitian ini berhasil dan jelas harus ditentukan variabel. Dimana peneliti menentukan pola asuh orang tua sebagai variabel bebas yang diberi simbul x, prestasi hasil belajar siswa sebagai variabel terkait yang diberi simbol y, Menganalisa korelasi atau hubungan antara pola asuh orang tua terhadap hasil prestasi belajar siswa atau hubungan x dan y.

E. Instrumen Penelitian

(56)

45 I. Petunjuk Pengisian

1. Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini bacalah basmalah terlebih dahulu

2. Tulis identitas Anda

a. Nama : ………

b. Jenis Kelamin : ………

c. Nama Orang Tua : ………

1) Ayah : ………

2) Ibu : ………

d. Alamat : ………

3. Bacalah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan cermat dan pilihlah salah satu jawaban yang telah tersedia. Yang paling sesuai menurut Anda dengan cara memberi tanda silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, dan d. 4. Obyektifitas Anda dalam menjawab pertanyaan merupakan sesuatu yang

sangat berarti dalam penelitian

5. Kerahasiaan Anda dalam menjawab akan selalu di jaga 6. Selama bekerja dan terima kasih

II. Instrumen Penelitian Tentang Pola Asuh Orang Tua

1. Apa yang orang tua Anda lakukan terhadap jadwal belajar Anda? a. mengatur semua jadwal belajar

(57)

46

2. Bagaimana sikap orang tua Anda terhadap setiap kegiatan Anda? a. mengawasi dengan ketat setiap kegiatan anak

b. menunjang dan mendorong setiap kegiatan anak

c. membiarkan saya mengatur dan melakukan sendiri setiap kegiatannya tanpa pengawasan

3. Bagaimana sikap orang tua Anda ketika Anda menyelesaikan tugas sekolah?

a. memberi saran-saran khusus tentang penyelesaian tugas tersebut b. menemaninya dan ketika dalam kesulitan, orang tua mencoba untuk

membantu

c. membiarkan saya menyelesaikan tugas sekolah sendiri

4. Bagaimana sikap orang tua Anda ketika Anda ingin melakukan sesuatu? a. membolehkannya dengan menyatakan pada Anda bahwa saya

dihukum jika berbuat salah

b. meyakinkan pada saya bahwa orang tua menghargai apa yang ingin di coba dilakukan dan apa yang dihasilkan

c. membolehkannya, semua terserah saya

5. Bagaimana sikap orang tua Anda ketika Anda berhasil melakukan sesuatu?

a. membanggakan saya

(58)

47

6. Apakah orang tua Anda selalu menikmati kebersamaan dengan Anda ketika ada waktu luang.

a. ya, menikmati b. sangat menikmati c. biasa-biasa saja

7. Bagaimana sikap orang tua Anda ketika Anda mempunyai pendapat yang sama dengan pendapatnya?

a. membanggakan saya

b. memuji saya dengan sungguh-sungguh c. membiarkan saya berpendapat apapun

8. Bagaimana sikap orang tua Anda ketika Anda mempertanyakan keputusan orang tua?

a. tidak membolehkan anak mempertanyakan keputusan orang tua b. menjawab pertanyaan anak seperlunya

c. membolehkan anak bertanya apapun yang ingin diketahui.

9. Apa yang orang tua Anda lakukan ketika Anda dalam masa liburan sekolah?

a. mengatur jadwal kegiatan anak selama liburan sekolah b. menikmati kebersamaan selama anak libur

(59)

48

10.Bagaimana sikap orang tua Anda ketika Anda berisik? a. memarahinya, anak tidak boleh berisik

b. menasehati agar anak tidak berisik

c. membiarkan anak berbuat sesuka hatinya

11.Apakah orang tua Anda selalu membatasi dalam melakukan sesuatu? a. ya, selalu

b. kadang-kadang c. tidak pernah

12.Apakah orang tua Anda lakukan ketika Anda terlambat pulang? a. memarahi

b. mencoba menanyakan sebabnya c. membiarkan saja

13.Apakah orang tua Anda selalu menyuruh Anda belajar ketika ada waktu luang?

(60)

49

14.Bagaimana sikap orang tua Anda mempunyai pendapat sendiri yang tidak sesuai dengan pendapat Anda?

a. memarahi, karena anak tidak boleh membantah kepada orang tua b. menghargai pendapat dan mendorong anak untuk bisa

mengungkapkan dengan jelas

15.membiarkan anak berpendapat apapun Apakah orang tua Anda selalu bertanya ketika Anda ingin pergi bersama teman-teman Anda?

a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah

16.Apa yang orang tua Anda lakukan ketika Anda menunda waktu untuk menyelesaikan tugas?

a. memaksa untuk menyelesaikan segera

b. menasehati dan mengatakan bahwa menyelesaikan tugas lebih awal lebih baik

c. membiarkan begitu saja, sama terserah anak

17.Apakah orang tua Anda selalu memaksakan pendapatnya kepada Anda? a. ya, selalu

(61)

50

18.Apa yang orang tua Anda lakukan ketika Anda mendapat nilai ulangan yang rendah?

a. memarahi

b. menasehati supaya belajar lebih giat lagi c. membiarkan saja

19.Apa yang orang tua Anda lakukan ketika Anda merasa ragu dalam meraih cita-cita Anda?

a. menyatakan bahwa saya harus berhasil, tidak boleh gagal b. mengajarkan saya untuk berusaha mencapai keberhasilan

c. berhasil atau gagal semua terserah anak, orang tua tidak perlu pusing 20.Apa yang orang tua Anda lakukan ketika Anda belajar sambil menonton

TV?

a. memarahi

(62)

51 TABEL I DATA RESPONDEN

No Nama

Jenis Kelamin

KELAS

L P

1 ACMAD ANAJIB V VIII A

2 ADINDA NAAIFATUL. N V VIII A

3 ANINTYA PANGESTI V VIII A

4 ARIF RIZKY .H V VIII A

5 ARIF ARDIANSYAH V VIII A

6 DEWI NOVITA . A V VIII A

7 DIYAH MAKARIMA .A V VIII A

8 DWI UMAZAH V VIII A

9 EKO WAHYU. S V VIII A

10 NABILA MADARINA. O V VIII A

11 NURUL LATIFATUN. N V VIII A

12 RIKA PRADITA. SN V VIII A

13 RHAUDHATUL JANNAH V VIII A

14 VISKA UMI. K V VIII A

15 SAFINA FADIYAH. A V VIII A

16 SAFITRI AMALIA. S V VIII A

(63)

52

No Nama

Jenis Kelamin

KELAS

L P

18 MUHAMMAD GAGAH. R V VIII A

19 YANUAR . A V VIII A

20 ALFITRI MIRANTI V VIII B

21 ARI DWIYANA V VIII B

22 ARDHI HANAFI V VIII B

23 ADRIAN DWI PUTRA V VIII B

24 ARIYONO V VIII B

25 DANIK AUDY SAFITRI V VIII B

26 MUHAMMAD LILIK V VIII B

27 MONICA VIRA YULITA V VIII B

28 MEILDA. R V VIII B

Untuk mendapatkan data Pola Asuh Orang Tua , dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang diberikan kepada responden. Dalam angket tersebut terdiri dari 20 soal dengan tiga pilihan jawaban. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwasanya jawaban dari masing masing item pada angket merupakan pencerminan dari 3 jenis pola asuh orang tua (demokratis, otoriter dan permisive).

(64)

53

Untuk mendapatkan data prestasi siswa peneliti menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan mencari dokumen rata –rata hasil belajar (raport) semester ganjil tahun pelajaran 2017 -2018 dari setiap responden.

Adapun data yang diperoleh dari hasil angket tentang pola asuh orang tua dan pretasi belajar siswa adalah sebagai berikut :

a. Data tentang jawaban angket pola asuh orang tua.

Adapun data penyebaran angket dapat dilihat sebagai berikut : TABEL II

JAWABAN ANGKET TENTANG POLA ASUH ORANG TUA

No Jawaban Jumlah skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 A B C

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 2

4

1 C A C B C B A C A A A A A C A A A C A A 12 2 6

2 A C B C B A C A A A A A C A A A C A A A 13 2 5

3 A C A A A A A C A A A C A A A A B A B A 15 2 3

4 A A A A A C A A A C A A A A B A B A A C 17 1 2

5 A A A A A A A A A A C A A A C A A A A C 17 - 3

6 A A A A A C A A A C A A A A B A B A A A 17 1 2

7 B A A A A A A C A A A A A A A A B A B A 16 3 1

8 A C A A A A A C A A A C A A A A B A B A 15 2 3

9 A A A A A C A A A C A A A A A A A A A A 18 - 2

10 A A A A A C A A B C A A A A B A B A A C 14 3 3

11 A A A A A C A A A A A A A A B A B A A A 17 2 1

(65)

54

13 B C C C B C B A A B A A B A A A A A C A 10 5 5

14 B A A B A A C A C A C A C A A A C A C C 11 2 7

15 B A A B A A C A C A A C C A C A A A C C 11 2 7

16 A A A A A C A A A A A A A A B A B A A A 17 2 1

17 A A A A A C A A A A A A A A B B A A A A 17 2 1

18 A C A A A A A C A A A C A A A A B A B A 15 3 2

19 C B A C A C C A C B C A A A A A C A A A 11 2 7

20 B A A A B A A A C C A A B A A A A A A A 15 3 2

21 A C A A A A A C A A A C A A A A B A B A 15 3 2

22 A C A A C A C C A C B C A A A A A A A A 14 1 6

23 A A A A A C A C B A C A C C A C B C A A 11 2 7

24 A A A A C A C A C A A C A C C A C B C A 11 1 8

25 A A C A A A C A A C A A A C A C A C B A 14 1 5

26 A A A A A A A A B A A A A C A A A A A B 17 2 1

27 A C A A A A A C A A A C A A A A B A B A 15 3 2

(66)

55 TABEL III

NILAI ANGKET POLA ASUH ORANG TUA

NO NO ITEM

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

(67)

56

18 5 1 5 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 3 5 3 5 19 1 3 5 1 5 1 1 5 1 3 1 5 5 5 5 5 1 5 5 5 20 3 5 5 5 3 5 5 5 1 1 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 21 5 1 5 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 3 5 3 5 22 5 1 5 5 1 5 1 1 5 1 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 23 5 5 5 5 5 1 5 1 3 5 1 5 1 1 5 1 3 1 5 5 24 5 5 5 5 1 5 1 5 1 5 5 1 5 1 1 5 1 3 1 5 25 5 5 1 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 1 5 1 5 1 3 5 26 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 3 27 5 1 5 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 3 5 3 5 28 5 5 5 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 5 5 5 3 5 5 5

b. Data tentang Hasil Pretasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs. NU Aswaja Tengaran.

(68)

57

TABEL IV

Nilai rata-rata Raport Responden Semsester 1 Tahun Pelajaran 2017 - 2018

No Nilai

1 73

2 73

3 80

4 90

5 85

6 86

7 85

8 73

9 89

10 68

11 90

12 76

13 65

14 67

15 65

16 86

17 82

(69)

58

19 65

20 80

21 80

22 78

23 68

24 68

25 73

26 90

27 86

28 84

c. Skor Jawaban Tiap Item

a). Memberi nilai tiap item angket dengan penilaian 1) Jawaban A mendapat nilai 5

2) Jawaban B mendapat nilai 3 3) Jawaban C mendapat nilai 1 b). Mencari lebar interval

Ki Xr Xt

I(  )1

(70)

59

Diberikan untuk memberikan keterangan pola asuh sebagai berikut : 1) Tinggi dengan kategori A (baik)

2) Sedang dengan kategori B (cukup) Hasil Angket

1). Angket pola asuh orang tua

TABEL V

KLASIFIKASI JUMLAH JAWABAN DAN JUMLAH SKOR

(71)

60 No

Klasifikasi Jumlah Jawaban

Jumlah Skor Tiap

Item Skor Total

A B C 3 2 1

1 2 3 4 5 6 7 8

13 10 3 7 50 9 7 64

14 15 3 1 75 9 1 85

15 11 2 7 55 6 7 68

16 17 2 1 85 6 1 92

17 15 2 3 75 6 3 84

18 15 3 2 75 9 2 86

19 15 1 2 75 3 2 80

20 15 3 2 75 9 2 86

21 15 3 2 75 9 2 86

22 14 1 5 70 3 5 78

23 11 2 7 55 6 7 68

24 15 1 2 75 3 2 80

25 16 2 5 80 3 2 85

26 17 2 1 85 6 1 92

27 15 3 2 75 6 2 83

28 14 1 5 70 3 5 78

(72)

61

= 14,5 dibulatkan menjadi 15

Dari hasil tersebut kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui sejauh mana tingkat pola asuh orang tua dengan menggolongkan tingkatan dalam 2 kategori tinggi dan rendah.

TABEL VI

INTERVAL POLA ASUH ORANG TUA

(73)

62

Dengan demikian dapat diketahui bahwa :

1) Pola asuh orang tua dalam kategori tinggi mendapat nilai antara 79 – 93 sebanyak 18 orang.

2) Pola asuh orang tua dalam kategori rendah mendapat nilai antara 64 - 78 sebanyak 10 orang.

Kemudian dilihat dalam tabel nominasi A (tinggi), dan B (rendah) untuk mengetahui pola asuh orang tua.

TABEL VII

NOMINASI POLA ASUH ORANG TUA

No Skor Nilai Nominasi

1 72 Rendah

2 76 Rendah

3 84 Tinggi

4 90 Tinggi

5 88 Tinggi

6 90 Tinggi

7 86 Tinggi

8 72 Rendah

9 92 Tinggi

(74)

63

No Skor Nilai Nominasi

11 92 Tinggi

12 74 Rendah

13 64 Rendah

14 85 Tinggi

15 68 Rendah

16 92 Tinggi

17 84 Tinggi

18 86 Tinggi

19 80 Tinggi

20 86 Tinggi

21 86 Tinggi

22 78 Rendah

23 68 Rendah

24 80 Tinggi

25 85 Tinggi

26 92 Tinggi

(75)

64

No Skor Nilai Nominasi

28 78 Rendah

b). Hasil prestasi belajar siswa

TABEL VIII

Nilai rata-rata Raport Responbden Semsester 1 Tahun Pelajaran 2017 - 2018

No Nilai

1 73

2 73

3 80

4 90

5 85

6 86

7 85

8 73

9 89

10 68

11 90

12 76

13 65

(76)

65

15 65

16 86

17 82

18 76

19 65

20 80

21 80

22 78

23 68

24 68

25 73

26 90

27 86

28 84

Dari data di atas dapat dicari interval dengan menggunakan rumus :

Ki Xr Xt

I(  )1

(77)

66

Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui besar tingkat prestasi bealajar siswa dalam kategori tinggi, dan rendah.

TABEL IX

Dengan demikian menurut informasi dari data di atas dapat diketahui bahwa:

1). Prestasi belajar dalam kategori tinggi mendapat nilai antara 78 – 90 sebanyak 15 siswa.

2). Prestasi belajar dalam kategori rendah mendapat nilai antara 65 – 77 sebanyak 13 siswa.

Gambar

TABEL I DATA RESPONDEN
TABEL II
TABEL III NILAI  ANGKET  POLA  ASUH  ORANG  TUA
TABEL IV
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan, maka penelitian tentang optimasi parameter respon mesin cetak sistem injeksi perlu dilakukan dengan prosedur terpadu yang

[r]

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari

Gambar diatas menunjukkan bahwa pada Juli 2017 terjadi peningkatan impor nonmigas, hal tersebut dikarenakan bulan sebelumnya Papua Barat tidak melakukan

Ada beberapa hal positif yang dapat dilihat dari penggunaan gadget yaitu: mempermudah menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, memberikan berbagai macam informasi diseluruh

The development of science and technology caused a revolution in teaching and learning(Kertayasa&Sukayasa, 2013).For example, in PISA(Programme for International

Sampai tahun 2013, jumlah tenaga kependidikan untuk menunjang kegiatan administrasi akademik, administrasi keuangan dan kepegawaian serta administrasi umum pada

• Seperti halnya dalam masyarakat Sunda terutama dalam adat Kasepuhan Banten Kidul, di masyarakat Kasepuhan Citorek, dodol adalah sajian yang wajib hadir dalam setiap upacara