i
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG
DILAKUKAN
HOME CARE
DI WILAYAH
KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI
CITRA BANGUNTAPAN BANTUL
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
AYU PUTRI UTAMI
NIM 201210201155
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
’
AISYIYAH
ii
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG
DILAKUKAN
HOME CARE
DI WILAYAH
KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI
CITRA BANGUNTAPAN BANTUL
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Disusun Oleh :
AYU PUTRI UTAMI
NIM 201210201155
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
iv
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT
KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN
HOME CARE
DI WILAYAH KERJA RUMAH
SAKIT UMUM RAJAWALI CITRA
BANGUNTAPAN BANTUL
Ayu Putri Utami2, Warsiti3
INTISARI
Latar Belakang : kecemasan pada lanjut usia yang dilakukan home care ini dimana dipengaruhi berbagai faktor dalam kehidupannya seperti mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. kecemasan lanjut usia mengakibatkan kemunduran fungsi fisiologis dan penurunan fungsi psikososial, sehingga dukungan keluarga merupakan hal yang dibutuhkan oleh lanjut usia, menjadi landasan dasar penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dengan terjadinya kecemasan pada lanjut usia yang dilakukan home care.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada lansia yang dilakukan home care di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul.
Metode Penelitian : Penelitian jenis non eksperimen (survey atau observasional), menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel penelitian usia lanjut yang dilakukan home care yang berjumlah 30 responden. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner dukungan keluarga dan Halminton Anxiety Rating Scale
(HARS). Analisa data menggunakan uji korelasi kendall tau (𝛕)
Hasil Penelitian : Dukungan keluarga yaitu pada katagori sedang yaitu sebanyak 18 responden (60%). Sebagian besar tingkat kecemasan pada lansia yaitu pada katagori sedang yaitu sebanyak 18 responden (60%). hasil uji statistik kendall tau diperoleh nilai 0,283 dan nilai signifikan(p) 0,038.Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan dukungan keluarga pada kecemasan lansia.
Kesimpulan: Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada lansia yang dilakukan home care di wilayah kerja Rumah Sakit Rajawali Citra Bangun Tapan Bantul.
Saran:Keluarga pasien diharapkan memberikan dukunga kepada lansia, dukungan yang selama ini sudah diberikan dipertahankan atau ditingkatkan.
Kata Kunci : Dukungan keluarga, Tingkat kecemasan, home care.
Daptar Pustaka : 17 buku(tahun 1991-2012), 2 Skripsi, 3 Website Jumlah halaman : xiii, 70 halaman, 3 gambar, 7 tabel, 9 lampiran
1
Judul Skripsi 2
Mahasiswa ilmu keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta 3
Latar Belakang Masalah
Lansia adalah seorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun atau
lebih, baik yang secara fisik berkemampuan (potensial) maupun karena sesuatu hal
tidak lagi berperan secara aktif dalam pembangunan (tidak potensial) (Depkes,
2003).
Meningkatnya jumlah lanjut usia membutuhkan penanganan yang serius
karena secara alamiah lanjut usia itu mengalami penurunan baik dari segi fisik,
biologis, maupun mentalnya. Tidak terlepas dari masalah ekonomi, sosial dan budaya
sehingga perlu adanya peran serta keluarga dan adanya peran sosial dalam
penanganan. Menurunnya fungsi beberapa organ lansia menjadi rentan terhadap
penyakit yang bersifat akut dan kronis. Ada kecenderungan terjadi penyakit
degeneratif, penyakit metabolik, gangguan psikososial dan penyakit infeksi
meningkat (Nugroho, 2008).
Lansia yang mengalami gangguan kecemasan, dapat mengganggu kondisi
kesehatan dan mengganggu kegiatan sehari-hari. Kondisi mental yang sehat dan aktif
di butuhkan untuk mempertahankan daya pikir dan mencegah dari perasaan cemas
dan depresi (Maryam, 2008).
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak
memiliki objek yang spesifik. Ansietas dialami secara subyektif dan
dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006).
Hawari (2006) menyebutkan beberapa gejala yang timbul akibat kecemasan,
yaitu perasan khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, gangguan tidur,
gangguan konsentrasi, dan keluhan somatik.
Dampak kecemasan pada lansia homecare lambat laun mengakibatkan
kemunduran fungsi fisiologis Lebih dari (80%) penduduk usia lanjut sehingga
menimbulkan penyakit fisik seperti sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem
neuromuskuler, sistem gastrointestinal dan sistem saluran perkemihan yang
mengganggu fungsi mandirinya. sedangkan dengan penurunan fungsi psikososialnya
sebanyak (50, 55%) meliputi merasa tidak berharga, depresi, bunuh diri, sehingga
mengakibatkan penyakit yang diderita menjadi komplikasi (Woroasih, 2012).
Dampak cemas dapat menyebabkan beberapa akibat yang berhubungan
sejahtera serta bermanfaat, perlu di dukung oleh lingkungan yang kondusif baik
pada tingkat keluarga maupun masyarakat (Suardiman,2001).
Keluarga sebagai komponen yang terdekat dan mempunyai keterkaitan
emosional yang kuat dengan lansia merupakan sumber dukungan yang paling
penting bagi lansia dalam memasimalkan kualitas hidupnya. Bagi lansia, terutama
yang tidak mempunyai pasangan hidup adanya orang ke dua, yaitu keluarga menjadi
hal yang sangat penting untuk dapat memberikan dukungan moral / moral suppot
dalam proses hidupnya (Kuntjoro, 2002).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 25
september 2013 data di Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul
yang dilakukan Home Care, didapatkan data jumlah pasien lansia periode januari
sampai november 2013 yaitu 330 pasien .
Masalah timbulnya kecemasan pada lansia yang dilakukan home care ini
merupakan suatu masalah yang sangat kompleks dimana dipengaruhi berbagai faktor
dalam kehidupannya. Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik Rumah
Sakit Rajawali citra Bantul kurang lebih 65% pasien lansia yang dilakukan home
care mengalami tingkat kecemasan.
Hasil wawancara pada 10 orang lansia terdapat 8 lansia menyatakan gelisah,
gemeter, adanya gangguan saat tidur, sakit kepala, berdebar-debar, sulitnya
berkonsentrasi dalam menghadapi suatu masalah dan berkeringat dingin. Kondisi
lansia yang bertempat tingal di rumah tersebut, mereka kurang mendapatkan
perhatian dari keluarga, hal ini disebabkan oleh kesibukan masing–masing. Dengan
Kondisi fisik yang menurun seperti menderita penyakit, berkurangnya fungsi
pendengaran, penglihatan, maupun gerak fisik dan usia semangkin tua, sudah tidak
dianggap dan diperhatikan lagi oleh keluarganya. Hal tersebut juga dapat
menimbulkan keterasingan dan ketakutan pada lansia, sehingga lansia merasa sudah
tidak berguna lagi dan hanya menyusahkan keluarganya saja. Sedangkan 2 pasien
sisanya bersikap cuek, santai, tidak mengalami keluhan akibat cemas terhadap
penurunan fungsi fisik dan kurang nya dukungan keluarga.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat merumuskan permasalahannya sebagai berikut: “Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia home care di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul” ?
Tujuan Penelitian
Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada
lansia yang dilakukan home care di wilayah Rumah Sakit Umum Rajawali Citra
Banguntapan Bantul.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui dukungan keluarga pada lansia yang dilakukan home care di
wilayah kerja Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul.
b. Diketahui tingkat kecemasan pada lansia yang dilakukan home care di wilayah
kerja Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul.
Metode Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah non eksperimen yaitu
rancangan atau desain penelitian yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (Sugiyono, 2007).
pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu
metode pengambilan data yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan
subjek yang berbeda (Arikunto,2010). Pada penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui hubungkan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada usia
lanjut yang dilakukan home care.
Definisi Operasional
1. Dukungan keluarga adalah skor jawaban responden terhadap bantuan yang
didapatkan responden dari keluarga ( suami, istri, anak) setiap hari yang
berbentuk semua sikap, tindakan dan penghargaan yang diberikan, yang terdiri
dari dukungan informasional, emosional, instrumental dan penghargaan.
2. Tingkat kecemasan pada lansia yaitu jawaban perasaan subyektif yang tidak
menyenangkan sebagai respon adanya ancaman psikis pada lansia diukur dengan
menggunakan alat ukur (instrument) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating
Scale for Anxiety (HRS-A), skala pengukurannya yaitu skala ordinal.
Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah obyek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmojo, 2005).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang dilakukan home care
dan berusia diatas 60 tahun yang bersedia menjadi responden, bagi responden
yang tidak dapat membaca dapat dibantu untuk membacakan dan menuliskan
jawaban yang dimiliki oleh responden di Rumah Sakit Rajawali Citra Bantul
yang berjumlah 330 pasien.
2. Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian diperoleh sebesar 30 responden Pada
penelitian ini pengambilan besar sampel ditentukan dengan consecutive
sampling dan menggunakan rumus. Menurut Sugiyono (2011), consecutive
sampling adalah semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan
dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Pada penelitian, penelitian mengadopsi terhadap instrumen dari penelitian
terdahulu yaitu Nindiwati (2011) yang berjudul Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kecemasan pada Lansia di Dusun Bibis, Lumbungrejo, Tempel, oleh karena
itu penelitian tidak melakukan uji Validitas dan reliabilitas.
Nilai alpha dari kuesioner dukungan keluarga adalah 0,952 sehingga
kuesioner dukungan keluarga dinyatakan sudah layak untuk digunakan. Sedangkan
kuesioner tingkat kecemasan menggunakan kuesioner yang sudah baku yaitu dari
(HARS) Hamilton Rating Scala for Anxiety.
Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan teknik komputerisasi
program SPSS dengan uji statistik non parametis yang digunakan untuk mencari
hubungan dan menguji hipotesa antara dua variabel bila datanya ordinal yaitu
Bila 𝛕 > 0 berarti ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Dan jika 𝛕 =
0 berarti tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedua variabel
tersebut.
Untuk membuktikan apakah koefisien itu dapat diberlakukan dimana
sampel tersebut diambil, maka perlu uji signifikan dengan menggunakan rumus z
(Sugiono, 2006). Bila harga z hitung lebih besar dari z table, maka koefisien korelasi
yang ditentukan adalah signifikan (Sugyiono, 2006).
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Tabel 4.4 Tabulasi silang Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan lansia yang dilakukan home care di wilayah kerja Rumah Sakit Umum
Rajawali Citra Banguntapan Bantul.
Berdasarkan table4.4 diatas menunjukkan bahwa dukungan keluarga dengan
tingkat kecemasan lansia yang dilakukan home care sebagian besar 13 responden
(43.3%) dukungan keluarga sedang mengalami cemas sedang, namun ada 1
responden yang dukungan kurang tidak cemas, dan dukungan tinggi cemas berat.
Berdasarkan hasil penelitian yang diuji dengan statistik uji Kendall Tau
dengan tingkat kecemasan lansia home care di wilayah kerja Rumah Sakit Umum
Rajawali Citra Banguntapan Bantul diperoleh nilai signifikansi (probabilitas) sebesar
0,038 yang nilainya lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (0,038 < 0,05). Sehingga
dari hasil statistik tersebut dapat disimpulkan hipotesis penelitian ini diterima yang
artinya ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia home
care di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul
dengan besar korelasi sebesar 0,283 memiliki tingkat keeratan hubungan antar
variabel dalam tingkatan rendah.
Dukungan keluarga termasuk dalam kategori sedang sehinga didapat tingkat
kecemasang yang sedang juga sebesar 13 (43,4%). Hasil penelitian tersebut sesuai
dengan teori Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu
individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan
bertambah dan motivasi untuk mengahadapi masalah yang terjadi akan meningkat.
Selain itu ada faktor eksternal lainnya yaitu Dukungan social sebagai sumber koping,
dimana kehadiran orang lain dapat membantu seseorang mengurangi kecemasan, dan
juga ancaman integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan
terhadap kebutuhan dasar (penyakit yang diderita, trauma fisik, kehilangan serta dan
status atau peran. (Stuart & Sunden, 1998)
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
Nindiawati (2011) Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kecemasan pada lansia di
Dusun Bibis, Lumbungrejo, Tempel.Diketahui jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 93 responden bahwa dukungan keluarga tertinggi yaitu sedang sebesar 64
orang (68,8%), dan Sebagian besar responden mengalami kecemasan yaitu cemas
sedang 46 orang (49,5%), Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lansia
membutuhkan dukungan keluarga khusus interaksi sosial guna menghadapi
perubahan sebagai akibat proses penuaan.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang berjudul “Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia home care di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul” dapat ditarik
1. Dukungan keluarga lansia home care sebagian besar 18 orang (60%) termasuk
dalam kategori sedang.
2. Tingkat kecemasan lansia home care mayoritas memiliki kecemasan sedang
sebanyak 18 orang (60%).
3. Ada antara Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia home
care di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul.
Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,038.
Saran
1. Bagi kepala bagian home care di Rumah Sakit Rajawali Citra Banguuntapan
Bantul penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai masukan untuk
membuat peraturan dalam menggunakan pelayan perawatan homa care bahwa
keluarga tetap mendampingi keluarga nya dalam penatalaksanaan asuhan
keperawatan pada responden atau lansia sehingga tidak menyerahkan penuh
kepada perawat.
2. Bagi keluarga pasien lansia, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
untuk memberikan perawatan pada pasien lansia. Selain itu dapat memberikan
masukan bahwa dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh pasien untuk
mengurangi kecemasan dan mempercepat proses kesembuhan pasien.
3. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai referensi ataupun acuan tentunya
dengan memperhatikan kelemahan dan keterbatasan penelitian untuk
mengendalikan variabel pengganggu dan pengunaan instrumen mampu dengan
Daftar Pustaka
Arikunto. 2010. prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Rineka cipta, Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi
Petugas Kesehatan. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Keluarga.
Kuntjoro S Z. 2002. Dukungan sosial pada Lansia
http://www.e-psikologi.com/epsi/artikeldi Akses 29 september 2013.
Maryam. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Nindiwati, R. 2011. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kecemasan pada Lansia
Di Dusun Bibis, Lumbungrejo, Tempel. Skripsi Tidak Dipublikasikan Stikes’ Aisyiyah Yogyakarta.
Notoatmojo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik edisi ke-2. Jakarta : EGC.
Stuart, G.W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: egc.
Suedirman, Siti P., DIY : Propinsi Lansia, Diakses tanggal 12 Desember 2013,
www.indomedia.com
Sugiyono. 2006. Sttistik untuk penelitian. CV Alfabeta; Bandung