KANDUNGAN TIMBAL DALAM KARKAS BURUNG DARA
(
COLUMBA LIVIA
) GORENG YANG DIJUAL
DI Jl. KELUD RAYA SEMARANG DAN RISIKO KONSUMSINYA
LEAD CONTENT IN CARCASS OF FRIED PIGEON (
COLUMBA
LIVIA
) SOLD ALONG THE KELUD RAYA STREET SEMARANG
AND ITS CONSUMPTION RISK
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian
Oleh :
VEGA CITRAWATI 04.70.0142
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2009
GOD BLESS
Kebiasaan berpikirlah yang membentuk kerangka hidup kita. Bahkan hal ini lebih berpengaruh terhadap kita dibanding hubungan sosial kita yang akrab. Teman – teman akrab kita tidak banyak berhubungan dengan pembentukan kehidupan kita seperti halnya pemikiran yang kita miliki.
J. W. Teal
Sejarah telah menunjukkan bahwa pemenang – pemenang terkenal biasanya menemui hambatan yang menyakitkan sebelum mereka berhasil. Mereka berhasil sebab mereka tidak berkecil hati karena kegagalan – kegagalan mereka. B. C. Forbes
KANDUNGAN TIMBAL DALAM KARKAS BURUNG DARA
(
COLUMBA LIVIA
) GORENG YANG DIJUAL
DI Jl. KELUD RAYA SEMARANG DAN RISIKO KONSUMSINYA
LEAD CONTENT IN CARCASS OF FRIED PIGEON (
COLUMBA
LIVIA
) SOLD ALONG THE KELUD RAYA STREET SEMARANG
AND ITS CONSUMPTION RISK
Oleh :
VEGA CITRAWATI NIM : 04.70.0142
Program Studi : Teknologi Pangan Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan
Di hadapan sidang penguji pada tanggal :
Semarang,
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata
Pembimbing I Dekan
Prof. Dr. Ir. Budi Widianarko, M.Sc. Ita Sulistyawati, S.TP., M.Sc.
Pembimbing II
Inneke Hantoro, S.TP.,M.Sc.
RINGKASAN
Kualitas udara dalam beberapa kota terancam karena perkembangan industri. Fenomena ini juga terjadi di Semarang. Burung dara dikenal sebagai bioindikator polusi udara, khususnya polusi timbal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi Pb dalam burung dara goreng yang dijual di area kota Semarang. Sampel menggunakan tiga burung dara yang diambil dari tiga warung sepanjang Jalan kelud. Konsentrasi Pb ditentukan dengan menggunakan Flame Atomic Absorption Spectrofotometer (F-AAS). Survei konsumsi dilakukan pada 100 orang responden. Berdasarkan pada data konsumsi dan konsentrasi logam, maka dapat diketahui jumlah asupan logam. Perbandingan antara asupan logam perminggu (WI) dan Maximum Tolerable Weekly Intake (MTWI) dari Pb, diketahui sebagai Hazard Quotient (HQ) yang digunakan untuk memperkirakan konsumen pria dan wanita yaitu 0,07 – 0,28 and 0,1 – 0,39. Jumlah Maksimal Konsumsi (JMK) untuk kepala, dada, sayap, paha dan ampela konsumen pria yaitu 892,86 g, 1035,03 g, 738,64 g, 912,92 g, 2901,79 g. Jumlah Maksimal Konsumsi (JMK) untuk kepala, dada, sayap, paha dan ampela konsumen wanita yaitu 755,49 g, 875,79 g, 625 g, 772,47 g, 2455,36 g. Hasil ini mengindikasikan bahwa burung dara goreng yang dijual oleh warung di sepanjang Jalan Kelud dikontaminasi oleh Pb, tetapi masih berada di bawah nilai HQ.
SUMMARY
Air quality in many cities has been threatened by the urban and industrial development. This phenomenon also takes place in Semarang. Pigeon has been recogniced as a useful bioindicator for air pollution, especially lead pollution. This study aims at understanding the Pb concentration in fried pigeon sold in an urban area of Semarang. A sample of three fried pigeons were collected from three street vendors along the Kelud Street. The concentrations of Pb were determined using Flame Atomic Absorption Spectrofotometer (F-AAS). A consumption survey was also conducted among 100 respondents. Based on consumption and metal concentrations data, the amount of metal intake can be calculated. The ratio between the Weekly Intake (WI) and the Maximum Tolerable Weekly Intake (MTWI) of Pb, known as Hazard Quotient (HQ) were estimated for male and female consumers, i.e. 0.07 – 0.28 and 0.1 – 0.39. Accordingly the Maximum Consumption Level (MCL) for head, breast, wings, leg and gizzard among male consumers could be found, i.e. 892.86 g, 1035.03 g, 738.64 g, 912.92 g, 2901.79 g respectively. Accordingly the Maximum Consumption Level (MCL) for head, breast, wings, leg and gizzard among female consumers could be found, i.e. 755.49 g, 875.79 g, 625 g, 772.47 g, 2455.36 g respectively. These result indicate that the fried pigeons sold by vendors along the Kelud Street were contaminated by Pb but the current consumption level still leads to a low HQ value.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Yesus Kristus) atas segala rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi. Banyak pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan mengenai pengujian logam burung dara goreng. Skripsi ini dilakukan guna memperluas pengetahuan calon Sarjana Teknologi Pertanian. Hal ini tidak terlepas dari pengarahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah sangat membantu dalam kelancaran dan penulisan laporan Skripsi ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. Ita Sulistyawati, STP. MSc selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian.
2. Prof. Dr. Ir. Budi Widianarko, MSc selaku pembimbing pertama yang memberi pengarahan dan bimbingan.
3. Inneke Hantoro, STP. MSc selaku pembimbing kedua yang memberi pengarahan dan bimbingan.
4. Mas F. Soleh selaku laboran Ilmu Pangan yang telah memberi pengarahan dan bantuan selama penelitian.
5. Segenap dosen yang telah membagikan ilmu serta pengarahan.
6. Seluruh laboran dan karyawan Tata Usaha Fakultas Teknologi Pertanian yang telah memberi pengarahan.
7. Orang tua yang telah membiayai, membimbing dan memotivasi. 8. Kakak, abang dan adik yang telah memotivasi.
9. Teman mahasiswa/i jurusan.
10.Semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik yang sangat membantu dalam penelitian dan penyusunan laporan Skripsi ini yang tidak dapat Penulis ucapkan satu persatu.
Tiada Gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan Penulis, dimana hal tersebut bukan merupakan faktor kesengajaan, oleh
karena itu berbagai kritik dan saran dari para pembaca dan semua pihak sangat Penulis harapkan.
Akhir kata, Penulis berharap semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit pengetahuan bagi para pembaca dan pihak – pihak yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI 2.3.1 Destruksi Sampel………... 2.3.2 Analisa Logam dengan AAS……… 2.4 Evaluasi Risiko Konsumsi………... 2.4.1 Survey Tingkat Konsumsi Burung Dara... 2.4.2 Perhitungan Hazard Quotient (HQ) dan Jumlah Maksimum Konsumsi (JMK)... 2.5 Analisa Data………... 3. HASIL PENELITIAN……….
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Parameter analisis Atomic Absorption Spectrophotometer... Tabel 2. Nilai Maximum Tolerable Weekly Intake (MTWI) dan Upper Limit of the Safe Range (ULSR) untuk logam Pb...
Tabel 3. Berat sampel burung dara yang diambil dari tiga warung di Jl. Kelud Raya... Tabel 4. Tabel Distribusi Kelompok Konsumsi Burung Dara... Tabel 5. Tabel Distribusi Frekuensi Konsumsi Burung Dara... Tabel 6. Tabel Distribusi Konsumsi Bagian Karkas Burung Dara... Tabel 7. Evaluasi Tingkat Risiko Konsumsi Burung Dara pada Pria... Tabel 8. Evaluasi Tingkat Risiko Konsumsi Burung Dara pada Wanita... Tabel 9. Evaluasi Tingkat Risiko Konsumsi Burung Dara Lima Kali Seminggu
11
13
14 14 15 15 19 19 20
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Burung Dara Goreng Tenda Biru... Gambar 2. Burung Dara Goreng Sami Seneng... Gambar 3. Burung Dara Goreng Bang Zuri... Gambar 4. Kandungan Logam Pb dalam bagian – bagian karkas burung dara....
9 9 10 16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. KUISIONER... Lampiran 2. KONSUMSI BURUNG DARA... Lampiran 3. KANDUNGAN Pb dalam BURUNG DARA... Lampiran 4. NILAI GIZI BURUNG DARA...
30 32 34 38