• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BRAND AWARENESS DAN COSTUMER BONDING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG OBJEK WISATA PADA OBJEK WISATA DI KABUPATEN MERANGIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BRAND AWARENESS DAN COSTUMER BONDING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG OBJEK WISATA PADA OBJEK WISATA DI KABUPATEN MERANGIN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 Jurnal Ekopendia Vol. 5 N0.1 Juli 2020 Hal. 1-10

PENGARUH BRAND AWARENESS DAN COSTUMER BONDING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG OBJEK WISATA PADA OBJEK WISATA DI

KABUPATEN MERANGIN

MUKHLIS YUNUS, S.E., M.M

PIPS, STKIP YPM Bangko, Jl.Jend.Sudirman KM.02 Pematang Kandis Bangko email : yunus.mukhlis@gmail.com

Abstract

This study aims to determine how much the influence of Brand Awareness and Customer Bonding on the Behavior of visitors to tourist objects in tourist objects in Merangin Regency. The population in this study were all visitors to tourist attractions in Merangin Regency with the provisions of Non Probability Sampling with the approach incidental sampling where in from population members was suitable as a source of data totaling 96 respondents. The research hypothesis was tested by using the approach Structural Equation Model (SEM) using the smart PLS software. The results of this study found that there is a significant positive influence between Customer Bonding on Visitor Behavior of tourist attractions in Merangin Regency of 0.819 at α = 0.05 and there is no significant influence between the influence of Brand Awareness on Visitor Behavior of tourist attractions in Merangin Regency of 0.110 at α = 0.05.

Keywords : Brand Awareness, Customer Bonding, Behavior of visitors to tourist objects

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Brand Awareness dan

Costumer Bonding Terhadap Perilaku Pengunjung objek wisata Pada Objek wisata di Kabupaten

Merangin. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung objek wisata di Kabupaten Merangin dengan ketentuan pengambilan sampel Non Probability Sampling dengan pendekatan

Insidental Sampling dimana dalam pengambilan sampel dari anggota populasi secara

kebetulan/incidental yang cocok sebagai sumber data yang berjumlah 96 orang responden. Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan pendekatan Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan software smart PLS. Hasil penelitian ini menemukan bahwa Adanya pengaruh positif yang signifikan antara Costumer Bonding terhadap Perilaku Pengunjung objek wisata di Kabupaten Merangin sebesar 0,819 pada α = 0.05 dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh Brand Awareness terhadap Perilaku Pengunjung objek wisata di Kabupaten Merangin sebesar 0.110 pada α = 0.05.

(2)

2 Jurnal Ekopendia Vol. 5 N0.1 Juli 2020 Hal. 1-10

PENDAHULUAN

Dengan semakin berkembangnya beberapa aspek ekonomi pada era globalisasi tentu diikuti juga dengan perkembangan di dunia usaha yang bergerak dibidang objek wisata yang tersebar diseluruh indonesia, salah satunya di daerah Kabupaten Merangin. Seiring dengan meningkatnya kemakmuran ekonomi yang dipicu oleh revolusi industri, ikut mendorong terjadinya pergeseran tren perilaku pengunjung objek wisata terhadap cara pandang dalam memilih objek wisata.

Tren perilaku pengunjung objek wisata ini telah mendorong para investor untuk melakukan perubahan-perubahan dalam menginvestasikan dananya yang ditunjukkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pengunjung objek wisata akan tempat wisata, tetapi juga memberikan pemenuhan keinginan pengunjung objek wisata dalam selera objek wisata.

Kabupaten Merangin merupakan sebuah wilayah yang berada di provinsi Jambi. Dengan pergeseran trend perilaku pengunjung objek wisata, merubah sudut pandang investor dalam melakukan pengembangan objek wisatanya. Perubahan tersebut dapat kita lihat bagaimana investor melakukan investasi pada objek wisata yang berbasiskan keindahan alam bukan lagi berpikir membuat sebuah pusat belanja modern/mall. Tempat belanja disulap menjadi sentra pusat oleh-oleh yang berbasis ekonomi kerakyatan dalam bentuk usaha kecil dan menengah.

Menurut Peter (1999) dalam proses perilaku pengunjung objek wisata, perilaku konsumen memiliki empat kerangka, yaitu (1) Affect (afeksi) dan cogntion (kognisi), (2) behavior (perilaku), (3) lingkungan, dan (4) strategi pemasaran. Keempat elemen tersebut merupakan gambaran dari proses kerangka kerja perilaku pengunjung objek wisata. Affect (afeksi) dan cognition (kognisi), proses afeksi dan muncul akibat

adanya tanggapan psikologis yang dimiliki pengunjung objek wisata terhadap rangsangan lingkungan dan kejadian yang berlangsung.

Hal ini membuat investor melakukan strategi pemasaran produk/jasa untuk menarik pengunjung objek wisata dalam memilih dan mengunjungi tempat wisata yang mereka kelola. Menurut Shinta (2011) Dalam melakukan strategi pemasaran produk/jasa dan jasa harus memperhatikan terhadap produk/jasa baik untuk produk/jasa baru maupun pengembangan produk/jasa yang sudah ada antara lain: Product line (Lini produk/jasa), Product development,

Product diversivication, dan Product life cycle (plc). Dalam melakukan strategi

pemasaran objek wisata harus memperhatikan bagaimana brand awareness (kesadaran merek) objek wisata dan branding nama tempat wisata agar pengunjung objek wisata dapat mengenal objek wisata mereka.

Keller (2003) menjelaskan bahwa

Brand awareness merupakan kemampuan

pengunjung objek wisata mengidentifikasi suatu merek pada kondisi yang berbeda, dapat dilakukan dengan pengenalan merek dan pengingatan kembali terhadap suatu merek tertentu. Kesadaran merek diciptakan dan ditingkatkan dengan cara meningkatkan keakraban merek melalui paparan berulang sehingga pengunjung objek wisata merasa mengenal merek tersebut.

Selain brand awareness (kesadaran merek) dari pengunjung objek wisata akan merek objek wisata ada hal penting lainnya dalam strategi pemasaran produk/jasa untuk menarik pengunjung objek wisata dalam memilih dan mengunjungi tempat wisata yang mereka kelola yaitu adalah ikatan pelanggan. Apabila objek itu sendiri memiliki ikatan pelanggan (Costumer

Bonding ) yang kuat, maka pengunjung

objek wisata akan selalu datang ke objek wisata tersebut untuk dijadikan pilihan

(3)

3 Jurnal Ekopendia Vol. 5 N0.1 Juli 2020 Hal. 1-10

pengunjung objek wisata untuk destiasi wisatanya.

Alrubaiee dan Al-Nazer (2010) mengatakan customer bonding merupakan suatu ikatan dimensi hubungan bisnis yang menghasilkan dua pihak (pembeli dan penjual/pengelola) yang bertindak secara terpadu menuju tujuan yang diinginkan serta saling menguntungkan untuk pembeli dan penjual/pengelola. Dalam hal tersebut maka muncul Loyalitas pengunjung pelanggan yang diakibatkan pengunjung objek wisata merasa nyaman dalam menggunakan produk/jasa tersebut.

Pengaruh brand awareness terhadap perilaku pembelian pengunjung objek wisata pernah dibuktikan oleh Timpal dan Dkk (2016) yang menyimpulkan bahwa

brand awareness adalah kesanggupan

seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat bahwa merek merupakan bagian dari kategori tertentu. Hal ini juga telah dibuktikan bahwa brand awareness secara parsial diduga berpengaruh terhadap perilaku pengunjung objek wisata yaitu keputusan pembelian. Selain brand

awareness, customer bonding pernah

dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Mizana (2010) customer bonding

berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian pengunjung objek wisata sehingga pengunjung objek wisata loyal.

Kedua variabel tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menimbulkan sebuah ikatan antara pengunjung objek wisata dengan penjual/pengelola serta kesadaran bagi pengunjung objek wisata terhadap produk/jasa yang ditawarkan oleh penjual/pengelola. Dalam perilaku pengunjung objek wisata terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pengunjung objek wisata bahkan sebelum pengunjung objek wisata menentukan melakukan pembelian tersebut pengunjung

objek wisata memiliki tiga tahap yang dimana dalam tahap tersebut pengunjung objek wisata melakukan penelitian terhadap produk/jasa tersebut apakah cocok terhadap kebutuhan yang dibutuhkan oleh pengunjung objek wisata.

Setelah pengunjung objek wisata merasa cocok maka akan melakukan pembelian, setelah itu pengunjung objek wisata akan mengevaluasi produk/jasa tersebut apakah produk/jasa tersebut sesuai dengan ekspetasi pengunjung objek wisata. Jika pengunjung objek wisata merasa sudah sesuai ekspetasi maka pengunjung objek wisata memiliki kesadaran terhadap produk/jasa tersebut. Selain memiliki kesadaran terhadap produk/jasa tersebut pengunjung objek wisata juga akan memiliki ikatan terhadap penjual/pengelola karena produk/jasa yang diinginkan pengunjung objek wisata bisa dimaksimalkan oleh penjual/pengelola.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penjelasan (Survey

explanatory confirmatory) pengujian

hipotesa dengan maksud untuk mencari pengaruh antara dua variabel bebas dan satu variabel terikat dimana Brand Awareness dan Costumer Bonding (sebagai

variable bebas) yang mempengaruhi Peilaku Pengunjung objek wisata (variable terikat) pengunjung pada objek wisata di Kabupaten Merangin. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non

Probability Sampling dengan pendekatan

Insidental Sampling dimana dalam

pengambilan sampel dari anggota populasi secara kebetulan/incidental yang cocok sebagai sumber data.

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan pendekatan Structural

Equation Model (SEM) dengan

menggunakan software samart PLS. Partial

Least Square (PLS) adalah model

(4)

4 Jurnal Ekopendia Vol. 5 N0.1 Juli 2020 Hal. 1-10

komponen atau varian (Variance). Menurut ghozali (2008) PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis covarince menjadi berbasis varian. SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas/teori sedangkan PLS lebih bersifat predictive

model.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis deskripsi ini merupakan analisa terhadap variable Costumer Bonding

dan Brand Awareness dan Perilaku

Pengunjung objek wisata, dimana untuk melakukan analisa akan dilakukan berdasarkan dari hasil responden pada masing-masing pertanyaan setiap variabel.

1. Variabel Perilaku Pengunjung objek wisata

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Responden, dapat disajikan distribusi frekuensi untuk variabel Perilaku Pengunjung objek wisata sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Perilaku Pengunjung objek wisata (Y)

Sumber: Pengolah data Deskriptif, 2020

Dari Tabel tersebut diperoleh informasi bahwa skor rata-rata skor variabel Perilaku Pengunjung objek wisata adalah (3,56)) dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar (71,18). Hal ini menunjukkan bahwa variabel Perilaku Pengunjung objek wisata pengunjung objek wisata di Kabupaten Merangin termasuk dalam kriteria baik. Dengan demikian kondisi Perilaku Pengunjung objek wisata pengunjung objek wisata di Kabupaten Merangin sudah sesuai dengan harapan namun harus tetap ditingkatkan lagi.

2. Variabel Costumer Bonding

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Responden di Kabupaten Merangin dapat disajikan distribusi frekuensi untuk variabel Costumer Bonding sebagai berikut:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Costumer Bonding (X1)

Sumber: Pengolah data Deskriptif, 2020

Dari Tabel diatas diperoleh informasi bahwa skor rata-rata skor variabel Costumer

Bonding (3.65) dengan tingkat capaian

responden (TCR) sebesar (73,01%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel Costumer

Bonding termasuk dalam kriteria baik.

Dengan demikian Costumer Bonding

Responden di Kabupaten Merangin dalam kondisi baik.

3. Variabel Brand Awareness

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Responden di Kabupaten Merangin, dapat disajikan distribusi frekuensi untuk variabel Brand Awareness sebagai berikut.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Brand Awareness (X2)

Sumber: Sumber: Pengolah data Deskriptif, 2020

Dari Tabel diatas diperoleh informasi bahwa skor rata-rata skor variabel Brand Awareness adalah (4,22) dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar (84,38). Hal ini menunjukkan bahwa variabel Brand

Awareness termasuk dalam kriteria sangat

(5)

5 Jurnal Ekopendia Vol. 5 N0.1 Juli 2020 Hal. 1-10

Awareness pada objek wisata di Kabupaten

Merangin dinilai sangat baik.

Selanjutnya setelah dilakukan penilaian terhadap tingkat capaian responden perlu dilakukan pengolahan data menggunakan metode SEM berbasis Partial

Least Square (PLS) dengan 2 tahapan untuk

menilai Fit Model yaitu Outer model (untuk melihat uji validitas dan relibilitas varian)

dan inner model (Pengujian model

structural) dari sebuah model penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: Outer Model

Validitas Varian

1. Perilaku Pengunjung objek wisata

Variabel Perilaku Pengunjung objek wisata dalam hal ini memiliki jumlah item pernyataan atau butir pertanyaan sebanyak 15 item yang disimbolkan dengan PK dan dimulai PK1 sampai dengan PK9, berikut hasil pengujian (Gambar 1).

Hasil pengolahan dengan menggunakan SMART PLS 3.0

memperlihatkan nilai outer model atau korelasi antara item pernyataan dengan variabel laten atau konstruk yang secara umum sudah memenuhi Convergent Validity. Nilai korelasi untuk

masing-masing indikator tersebut belum di atas nilai yang dianjurkan yakni sebesar 0,70, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut dapat dikatakan belum layak atau belum valid

Gambar 1. Outer Model (Uji Validitas) Variabel Perilaku Pengunjung objek wisata

Berdasarkan outer loading diatas maka item PK1 dan PK2 harus dikeluarkan dari model karena memiliki loading kurang

dari 0,7. Selanjutnya model kita re-estimasi kembali dengan membuang ke-2 item pernyataan yang tidak valid dan setelah itu dilakukan pengujian ulang dengan hasil sebagai berikut (Gambar 2).

Hasil pengujian ulang memperlihatkan nilai outer model atau korelasi antara item pernyataan dengan variabel laten, setelah dilakukan revisi terhadap model terlihat semua item pernyataan semua telah memiliki nilai

Convergent Validity besar dari 0,70,

sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item variabel telah valid atau layak. (Ghozali, 2006). Dengan demikian semua item yang ada memang telah valid dan layak mewakili variabel Perilaku Pengunjung objek wisata untuk pengujian lebih lanjut.

Gambar 2. Pengulangan Outer Model (Uji Validitas) Variabel Perilaku Pengunjung objek

wisata

2. Costumer Bonding

Untuk variabel Costumer Bonding dalam hal ini memiliki jumlah item pernyataan atau butir pertanyaan sebanyak 16 item yang disimbolkan dengan CB dimulai dari CB1 sampai dengan CB16, berikut hasil pengujian :

Dari pengolahan data dengan menggunakan SMART PLS 3.0

memperlihatkan nilai outer model atau korelasi antara item pernyataan dengan variabel laten atau konstruk yang secara umum belum memenuhi Convergent Validity. Dimana hasil pengolahan masih

menemukan satu item pernyataan yang masih belum layak atau valid dikarenakan

(6)

6 Jurnal Ekopendia Vol. 5 N0.1 Juli 2020 Hal. 1-10

memiliki nilai Convergent Validity < 0,7 yaitu pada item CB4 dan CB16.

Gambar 3. Outer Model (Uji Validitas) Variabel Costumer Bonding

Untuk itu item ini harus dikeluarkan dari model dan setelah itu dilakukan pengujian ulang dengan hasil sebagai berikut:

Hasil pengujian ulang memperlihatkan nilai outer model atau korelasi antara item pernyataan dengan variabel laten, setelah dilakukan revisi terhadap model terlihat semua item pernyataan semua telah memiliki nilai

Convergent Validity > 0,70, sehingga dapat

disimpulkan bahwa semua item variabel telah valid atau layak (Ghozali, 2006). Dengan demikian semua item yang ada memang telah valid dan layak mewakili variabel Costumer Bonding untuk pengujian lebih lanjut.

Gambar 4. Pengulangan Outer Model (Uji Validitas) Variabel Costumer Bonding

3. Brand Awareness

Untuk variabel Brand Awareness dalam hal ini memiliki jumlah item pernyataan atau butir pertanyaan sebanyak 12 item yang disimbolkan BA dimulai dari BA1 sampai dengan BA7, berikut hasil pengujian :

Dari pengolahan data dengan menggunakan SMART PLS 3.0

memperlihatkan nilai outer model atau korelasi antara item pernyataan dengan

variabel laten atau konstruk yang secara umum sudah memenuhi Convergent Validity.

Gambar 4 Outer Model (Uji Validitas) Variabel Brand Awareness

Dimana hasil pengolahan tidak terdapat item pernyataan yang masih belum layak atau valid dikarenakan memiliki nilai

Convergent Validity > 0,70. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa semua item variabel telah valid atau layak (Ghozali, 2006). Dengan demikian semua item yang ada memang telah valid dan layak mewakili variabel Brand Awareness pada pengujian berikutnya.

b. Uji Reliabilitas untuk semua variabel

Setelah diketahui tingkat kevalidan data, maka langkah berikut adalah mengetahui tingkat kehandalan data atau tingkat reliabel dari masing-masing variabel yang ada melalui nilai composite reliability yang dihasilkan dengan perhitungan PLS untuk masing-masing konstruk. Nilai suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai composite reliability > 0,70 (Werts et

al. 1979 dalam Ghozali, 2006). Hasil uji

reliabilitas disajikan pada tabel :

Tabel 4 Hasil Pengujian Reliability Variabel

Cronbach's Alpha rho_A Composite Reliability Average Variance Extracted (AVE) Brand Awareness 0.919 0.924 0.936 0.677 Costumer Bonding 0.965 0.967 0.968 0.686 Perilaku Pengunjung objek wisata 0.957 0.958 0.964 0.795

Sumber: Output SMART PLS 3.0

Hasil pengujian pada tabel 4 menunjukkan bahwa seluruh variabel penelitian yang meliputi Perilaku Pengunjung objek wisata, Costumer

(7)

7 Jurnal Ekopendia Vol. 5 N0.1 Juli 2020 Hal. 1-10

mempunyai nilai AVE t e la h be sar d ar i > 0,5 da n n ila i Composite Reliability di atas 0,70 sebagai nilai cutoff, dan nilai Cronbachs Alpha besar dari 0,7. Dengan demikian semua konstruk atau variabel penelitian ini sudah menunjukkan sebagai pengukuran yang fit, hal ini berarti bahwa semua item pertanyaan yang digunakan telah valid dan reliabel.

Inner Model

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk seperti yang telah dihopetesiskan dalam penelitian ini. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan

R-Square untuk konstruk dependen, Stone-Geiser Q-square test untuk predictive relevance, Uji-t serta signifikansi dari

koefisien parameter jalur struktural.

Nilai koefisien pengaruh langsung dari masing-masing variabel ditunjukan oleh arah satu panah dari variabel eksogen tertentu kevariabel endogen.

Gambar 5. Model FIT

Pengaruh Costumer Bonding dan Brand Awareness Terhadap Perilaku Pengunjung objek

wisata

Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-Square untuk setiap variabel laten dependen. Perubahan nilai R-Square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif. Tabel 5 merupakan hasil estimasi

R-Square dengan Visual-PLS.

Pada tabel 5 menunjukkan R-Square konstruk Perilaku Pengunjung objek wisata adalah sebesar 0,752 atau sebesar 75,2 %

yang merupakan gambaran pengaruh yang diberikan oleh variabel Costumer Bonding dan Brand Awareness , dapat juga diartikan bahwa masih terdapat variabel lain sebesar 24,8 % yang tidak terdapat dalam model penelitian ini.

Tabel 5. Nilai R Square

R Square R Square Adjusted Perilaku Pengunjung objek wisata 0.752 0.747

Sumber: Output SMART PLS 3.0

Semakin tinggi R-Square maka semakin besar kemampuan variabel independen atau eksogen tersebut dalam menjelaskan variabel dependen atau endogen sehingga semakin baik persamaan struktural yang terbentuk.

Pengujian Structural Equation Modelling (SEM) dengan SMART PLS 3.0

Metode analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan Structural Equation Modelling (SEM). Pengujian dilakukan

dengan bantuan program SMART PLS 3.0 versi 3. Hasil pengujian PLS Algoritma diperoleh sebagai berikut:

Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Batas untuk menolak menerima hipotesis yang diajukan Adalah ±1,96, dimana apabila nilai t-statistik berada pada rentang nilai -1,96 dan 1,96 maka hipotesi akan ditolak atau dengan kata lain menerima hipotesis null (H0).

Gambar 6 Model FIT Boostroping

(8)

8 Jurnal Ekopendia Vol. 5 N0.1 Juli 2020 Hal. 1-10

Hasil Analisis Outer Model

Berikut ini pada tabel 6 disajikan

Output Outer Model dari program SMART

PLS 3.0 untuk inner weigths yang

menggambarkan nilai koefisien path, standar error dan t-statistik. Sebagai estimasi untuk pengujian model struktural.

Tabel 6. Pengaruh Langsung Variabel Eksogen terhadap Variabel Endogen

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) T Statistics (|O/STDEV|) P Values BA -> PK 0.110 0.112 0.068 1.629 0.104 CB -> PK 0.819 0.822 0.045 18.019 0.000

Sumber: Output SMART PLS 3.0

Dari tabel diatas, secara berurutan dapat dsijelaskan sebagai berikut, Original

Sample (O) adalah skor beta standardize

yang digunakan untuk melihat sifat prediksi variabel independen (eksogen) terhadap variabel dependen (endogen), bersifat positif atau negatif. Sample mean adalah nilai rerata sampel yang dihasilkan dari proses iterasi.

Standar Deviasi dan Standar Error adalah

tingkat penyimpangan standar dari suatu distribusi penyampelan dalam suatu metode pengukuran atau estimasi, sedangkan t-statistik adalah parameter signifikansi efek prediksi antar variabel laten yang diukur berdasarkan rule of thumb jenis hipotesis, yaitu >1,96 untuk hipotesis two-tailed dan >1,64 untuk hipotesis one-tailed.

Hasil Analisis Pengaruh Langsung

Sementara itu pengaruh langsung dan tidak langsung serta total variabel Costumer Bonding mampu berperan dalam memaksimalkan pengaruh Brand Awareness dan Costumer Bonding terhadap Perilaku Pengunjung objek wisata, akan dilihat nilai pengaruh variabel langsung dan total, berikut penjelasan pada tabel 7 dibawah ini:

Tabel. 7 Pengaruh Langsung (direct effect)

Uraian Direct effect Keputusan

Pengaruh Brand Awareness terhadap Perilaku Pengunjung

objek wisata

0,110 Hipotesis Ditolak Pengaruh Costumer Bonding

terhadap Perilaku Pengunjung objek wisata

0,819 Hipotesis Diterima

Sumber: Output SMART PLS 3.0

Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Interpretasi terhadap hasil estimasi dengan SEM bisa dilakukan setelah asumsi-asumsi terhadap model dipenuhi. Pengujian hipotesis yang diajukan, dapat dilihat dari besarnya nilai t-statistik. Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan adalah ±1,96, dimana apabila nilai t-statistik berada pada rentang nilai -1,96 dan 1,96 maka hipotesis akan ditolak atau dengan kata lain menerima hipotesis null (H0).

Berdasarkan hasil analisis PLS (Inner Model) pada tabel 6 dan 7 serta gambar 6 dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Hipotesis Pertama yaitu Costumer

Bonding berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Pengunjung objek wisata di Kabupaten Merangin.

Hipotesis pertama penelitian ini dimaksudkan untuk melihat apakah

Costumer Bonding berpengaruh signifikan

terhadap peningkatan Perilaku Pengunjung objek wisata di Kabupaten Merangin. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Original sample dari SMART PLS 3.0. Berikut hasil pengujian yang disajikan pada tabel 2.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program SMART PLS 3.0 sebagaimana disajikan pada tabel 6 diketahui bahwa terdapat pengaruh variabel

Costumer Bonding terhadap Perilaku

Pengunjung objek wisata, nilai koefisien beta (original sample) adalah 0.819 dan nilai t hitung 18.019 diatas nilai t tabel (1,96) yang berarti hipotesis pertama yang diajukan diterima. Hal ini berarti jika Costumer

(9)

9 Jurnal Ekopendia Vol. 5 N0.1 Juli 2020 Hal. 1-10

akan meningkatkan Perilaku Pengunjung objek wisata sebesar 0.819. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Costumer Bonding memberikan pengaruh

signifikan terhadap peningkatan Perilaku Pengunjung objek wisata .

2. Hipotesis Kedua yaitu Brand Awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Pengunjung objek wisata di Kabupaten Merangin.

Hipotesis kedua penelitian ini dimaksudkan untuk melihat apakah Brand

Awareness berpengaruh signifikan terhadap

peningkatan Perilaku Pengunjung objek wisata di Kabupaten Merangin. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Original sample dari SMART PLS 3.0 3.0. Berikut hasil pengujian yang disajikan pada tabel 2.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program SMART PLS 3.0 sebagaimana disajikan pada tabel 2 diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh variabel Brand Awareness terhadap Perilaku Pengunjung objek wisata. Hal ini dapat diketahui bahwa nilai koefisien beta (original sample) adalah 0.110 dan nilai t hitung 1.629 dibawah nilai t tabel (1,96) yang berarti Ho ditolak pada level error/signifikansi 5% (0,05) dan hipotesis keduayang diajukan ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Brand

Awareness tidak berpengaruh signifikan

terhadap peningkatan Perilaku Pengunjung objek wisata.

Kesimpulan

Penelitian ini mengenai Pengaruh

Costumer Bonding dan Brand Awareness

terhadap Perilaku Pengunjung objek wisata dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, ditemukan beberapa jawaban yang disimpulkan sebagai berikut:

1. Pada hipotesis pertama, penelitian empiris ini menemukan terdapat

pengaruh yang signifikan antara pengaruh Costumer Bonding terhadap Perilaku Pengunjung objek wisata dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Merangin sebesar 0.110 pada α = 0.05. Dengan demikian dapat dikatakan jika

Costumer Bonding memiliki kontribusi

yang baik dan kuat dalam meningkatkan perilaku pengunjung objek wisata pengunjung objek wisata di Kabupaten Merangin.

2. Pada hipotesis kedua, penelitian empiris ini menemukan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh Brand

Awareness terhadap Perilaku

Pengunjung objek wisata pengunjung objek wisata di Kabupaten Merangin sebesar 0,819 pada α = 0.05. Dengan demikian dapat dikatakan jika Brand

Awareness tidak memiliki kontribusi

yang baik dan kuat dalam meningkatkan perilaku pengunjung objek wisata pengunjung objek wisata di Kabupaten Merangin.

Saran

Berdasarkan keterbatasan dan kelemahan sebagaimana yang diuraikan diatas, peneliti menyarankan perbaikan penelitian yang akan datang, sebagai berikut:

1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai Pengaruh Brand Equity dalam meningkatkan Perilaku Pengunjung objek wisata pengunjung wisata di Kabupaten merangin. Hal ini diharapkan, hasil penelitian dapat mengupas secara mendalam mengenai factor-faktor Brad Equity yang memiliki pengaruh yang kuat dalam meningkatkan Perilaku Pengunjung objek wisata pengunjung wisata di Kabupaten Merangin.

2. Penelitian yang akan datang diharapkan untuk dapat memperluas model dalam penelitian ini untuk menemukan

(10)

factor-10 Jurnal Ekopendia Vol. 5 N0.1 Juli 2020 Hal. 1-10

faktor yang mempengaruhi Perilaku Pengunjung objek wisata diluar dari variabel yang peneliti gunakan pada penelitian ini, sehingga pada massa yang akan datang model penelitian yang dihasilkan akan lebih baik lagi

Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak pengelola objek wisata di Kabupaten Merangin dan STKIP YPM Bangko, karena atas dukungannya penulis dapat menyelesaikan jurnal ini.

Daftar Pustaka

Alrubaiee, L., & Al-Nazer, N. 2010. Investigate the impact of relationship marketing orientation on customer loyalty: The customer’s perspective. International Journal of Marketing, Vol. 2 No. 1, pp 155–174

Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2005, Service, Quality & Satisfaction, Yogyakarta : ANDI Ghozali, Imam. (2008). Structural Equation

Modelling, Edisi II, Semarang: Universitas Diponegoro,

Griffin, Jill. (2009). Customer Loyalty, 8th edition. Jakarta : Erlangga.

Hoare, Rui Jin, & Butcher, Ken. (2008). Do Chinese cultural values affect customer satisfaction/loyalty?, Vol. 20 Iss: 2 pp. 156 – 171. Retrieved from Emerald Insight Journals Database

Keller, Kevin Lane. (2003). Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity. New Jersey: Prentice Hall

Nicky, Timpal. 2016. Pengaruh Brand Awareness dan Brand attitude terhadap keputusan pembelian Handphone merek nokia (Studi kasus di Kota Manado) Vol 16 No 1

Nuzula, mizana. 2010. Pengaruh curtomer bonding terhadap loyalitas pelanggan

matahari club card di matahari departemen store java mall Semarang: Jurnal Psikologi vol 1 no 1.

Pemasaran.Jilid kedua, Edisi Keempat. Terjemahan Damos Sihombing dan Peter Remy Yossi Pasla. Jakarta: Erlangga

Peter, J. Paul & Jerry C. Olson. (1999). Consumer Behavior, Perilaku konsumen dan Strategi

Shinta, Agustina. 2011. Manajemen Pemasaran. Malang: UB Press

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Perilaku  Pengunjung objek wisata (Y)
Tabel  5. Nilai R Square

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil elektroforesis (Gambar 1) maka dilakukan pengukuran berat molekul standar melalui pengukuran nilai RF dengan memplotkan dalam kurva

Berkaitan dengan hal ini dilakukan penelitian di desa Tajungwidoro Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik, yang mayoritas mata pencaharianya adalah para petani tambak, pada

Dari pemasalahan tersebut memunculkan gagasan untuk mengembangkan aplikasi media pembelajaran bahasa Arab dengan berbasis android yang berisi percakapan dengan kartun

Judul Tugas Akhir : Persepsi Pengunjung terhadap Objek Wisata De Tjolomadoe di..

Berdasarkan hasil penilaian responden terhadap faktor strategis eksternal, maka peluang utama bagi industri kecil kerajinan genteng di Kabupaten Kebumen adalah

Na podlagi tega so spodaj podana nekatera priporočila glede zagotavljanja kakovosti podatkov v podatkovnih skladiščih: • kvaliteta podatkov ni projekt, je proces, ki traja, •

Objek wisata yang ditawarkan ini adalah objek wisata alami yang berupa pantai, dan objek wisata buatan yaitu agrowisata buah naga yang menarik perhatian

Jawaban dari responden dengan tingkat kepuasan rendah pada pengaruh pelayanan pada obyek wisata malino highlands ber jumlah 10 orang persentase 10% (gabungan jawaban