• Tidak ada hasil yang ditemukan

TABEL VII. 1DATA PENETAPAN LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH KABUPATEN BLORA TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TABEL VII. 1DATA PENETAPAN LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH KABUPATEN BLORA TAHUN 2014"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VII

RENCANA

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

7.1.

SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

7.1.1.

Kondisi Eksisting

7.1.1.1.

Kondisi Eksisting Kawasan Kumuh

Kondisi eksisting kawasan kumuh di Kabupaten Blora perlu dilakukan penanganan,

sehingga kondisi RSH (Rumah Sederhana Sehat) dapat terwujud. Adapun kawasan perumahan dan

permukiman kumuh di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL VII. 1DATA PENETAPAN LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

KABUPATEN BLORA TAHUN 2014

No

Nama Lokasi

Luas (Ha)

Lingkup Administratif

Kategori

RT/RW

Kelurahan/Desa

Kecamatan

1

Tempelan

6,35

01,02/03

Tempelan

Blora

Sedang

2

Kunden

3,11

01,02/03

Kunden

Blora

Sedang

3

Kauman

2,66

02/02

Kauman

Blora

Sedang

4

Kedungjenar

3,46

01/02

Kedungjenar

Blora

Sedang

5

Bangkle

7,11

01/03

Bangkle

Blora

Sedang

6

Beran

6,31

01/01

Beran

Blora

Sedang

7

Karangjati

8,61

11/01

Karangjati

Blora

Sedang

8

Cepu

3,11

01,02,03,04,05/02

Cepu

Cepu

Berat

9

Balun

2,31

04/14, 07/15

Balun

Cepu

Berat

10

Tambakromo

5,11

01,02,03,04/01

Tambakromo

Cepu

Berat

11

Kunduran

3,12

04,05,06/02

Kunduran

Kunduran

Sedang

12

Ngawen

10,04

03/01,01/02

Ngawen

Ngawen

Sedang

13

Pilang

4,85

05/02

Pilang

Randublatung

Sedang

TOTAL

66,15

Sumber : Keputusan Bupati Blora Nomor 663/886 Tahun 2014, Tanggal 15 Desember 2014

Penetapan kawasan kumuh diatas, dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas

terhadap perumahan dan permukiman kumuh di Kabupaten Blora. Selain itu, basis data kawasan

kumuh yang ada jugadigunakan sebagai baseline perencanaan pembangunan menuju target

universal acses

100-0-100. Selain kawasan kumuh, keberadaan rumah tidak layak huni juga perlu

menjadi perhatian khusus dalam penanganan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman.

Adapun kondisi ketersediaan sarana rumah di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL VII. 2 DATA KONDISI SARANAPERUMAHAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2014

No

Kecamatan

Rumah Tidak Layak Huni

Rumah Layak Huni

Rumah Mewah

1

Blora

6.090

11.394

5.300

2

Jepon

3.643

13.336

230

(2)

No

Kecamatan

Rumah Tidak Layak Huni

Rumah Layak Huni

Rumah Mewah

4

Bogorejo

394

296

124

5

Sambong

1.266

6.041

362

6

Cepu

2.692

19.799

893

7

Kebungtuban

3.981

11.081

1.177

8

Kradenan

554

13.522

342

9

Jati

775

14.930

566

10

Banjarejo

7.060

10.035

81

11

Tunjungan

2.963

11.001

193

12

Ngawen

5.398

13.062

465

13

Kunduran

5.812

14.624

2.098

14

Japah

2.895

9.987

300

15

Todanan

4.935

13.896

1.097

16

Randublatung

12.171

7.800

500

Jumlah

69.347

174.620

14.194

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum (Seksi Perumahan), 2014

7.1.1.2.

Kondisi Eksisting Permukiman Perdesaan

Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,

termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan

ekonomi.Kegiatan yang menjadi ciri kawasan perdesaan meliputi tempat permukiman perdesaan,

kegiatan pertanian, kegiatan terkait pengelolaan tumbuhan alami, kegiatan pengelolaan sumber

daya alam, kegiatan pemerintahan, kegiatan pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Permukiman

perdesaan di Kabupaten Blora secara rinci tersebar di wilayah yang mempunyai ciri kawasan

perdesaan potensial sebagai berikut :

a.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Jati, meliputi : Pelem, Singget, Gabusan, Doplang, dan

Tobo.

b.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Randublatung, meliputi : Sambongwangan, Temulus,

Sumberejo, Kutukan, Kediren, Wulung, dan Kadengan.

c.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Kradenan, meliputi :Sumber, dan Nglungger.

d.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Kedungtuban, meliputi : Ketuwan, Sidorejo, Wado, Pulo,

dan Sogo.

e.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Cepu, meliputi : Kapuan, Mulyorejo, dan Nglanjuk.

f.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Sambong, meliputi : Gadu.

g.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Jiken, meliputi : Nglebur, Bleboh, dan Genjahan.

h.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Bogorejo, meliputi : Gombang, Karanganyar, Karang,

Tempurejo, dan Nglengkir.

i.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Jepon, meliputi : Brumbung, Turirejo, Semampir,

Tempellemahbang, Seso, Balong, Geneng, Nglarohgunung, Gersi, Gedangdowo, dan

Puledagel.

j.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Blora, meliputi :Kamolan, Patalan, Tambaksari,

Purwosari, Ngadipurwo, Sendangharjo, dan Plantungan.

k.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Banjarejo, meliputi : Mojowetan dan Sendangwungu.

l.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Tunjungan, meliputi :Adirejo, Tunjungandan Keser.

m.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Japah, meliputi :Ngrambitan, Pengkolrejo, Padaan dan

(3)

n.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Ngawen, meliputi :Rowobungkul, Bandungrojo,

Sendangrejo, Talokwahmojo, Trembulrejo, Gondang, Berbak, Sarimulyo, Sendangmulyo dan

Wantilgung.

o.

Permukiman perdesaan di Kecamatan Kunduran, meliputi :Kemiri, Kodokan, Sonokidul, Sempu,

Ngilen, Blumbangrejo, Tawangrejo, Klokah, Jetak, Muraharjo, Jagong, Gagaan, Sambiroto dan

Karanggeneng.

p.

Permukiman

perdesaan

di

Kecamatan

Todanan,

meliputi

:Pelemsengir,

Tinapan,

Kedungwungu, Ngumbul, Kacangan, Cokrowati, Bedingindan Ledok.

Sedangkan permukiman perdesaan yang ada di Kabupaten Blora, yang merupakan desa

yang tertinggal pembangunannya dibandingkan dengan wilayah lain. Berdasarkan Rancangan

Perda RTRW Tahun 2017 – 2036, sebaran desa yang tertinggal tersebut adalah :

1.

Kecamatan Jati

Desa tertinggal meliputi : Desa Bangkleyan, Jegong, Randulawang, dan Pengkoljagong

Desa sangat tertinggal meliputi : Desa Gempol dan Kepoh

2.

Kecamatan Randublatung

Desa tertinggal meliputi : Desa Gembyungan, Bekutuk, Plosorejo, Jeruk, dan Kalisari

Desa sangat tertinggal meliputi : Desa Tlogotuwung, Bodeh, Tanggel, dan Ngliron

3.

Kecamatan Kradenan

Desa tertinggal meliputi : Megeri, Nglebak, Getas, Nginggil, Ngrawoh, Mojorembun, dan

Medalem

4.

Kecamatan Kedungtuban

Desa tertinggal meliputi : Desa Gondel, Jimbung,Panolan, Klagen, Kemantren, Tanjung,

Bajo, Ngraho, dan Kedungtuban

Desa sangat tertinggal meliputi : Desa Nglandeyan, Kalen, dan Galuk

5.

Kecamatan Cepu

Desa tertinggal meliputi : Desa Gadon, Ngloram, Cabean, Jipang, Getas, Sumberpitu,

Kentong, dan Mernung

6.

Kecamatan Sambong

Desa tertinggal meliputi : Desa Sambong, Biting, Brabowan, dan Ledok

Desa sangat tertinggal meliputi : Desa Temengeng, Sambongrejo, Gagakan, dan Giyanti

7.

Kecamatan Jiken

Desa tertinggal meliputi : Desa Nglobo, Cabak, Janjang, Ketringan, Singonegoro, Jiworejo,

dan Bangoan

8.

Kecamatan Jepon

Desa tertinggal meliputi : Desa Blungun, Semanggi, Ngampon, Jomblang, Palon, Bangsri,

Sumurboto, Kemiri, Kawengan, Bacem, Jatirejo, Soko,dan Waru

9.

Kecamatan Blora

Desa tertinggal meliputi : Desa Jepangrejo, Pelem, Purworejo, Andongrejo, Jejeruk,

Temurejo, Tempurejo, Tempuran, dan Ngampel

10.

Kecamatan Tunjungan

Desa tertinggal meliputi : Desa Kedungrejo, Nglangitan, Sitirejo, Sukorejo, Kalangan,

Tawangrejo, Gempolrejo, Sambongrejo, Kedungringin, Tambahrejo, Tutup, dan Tamanrejo

(4)

11.

Kecamatan Banjarejo

Desa tertinggal meliputi : Desa Jatisari, Klopoduwur, Sidomulyo, Balongsari, Bacem,

Wonosemi, Sendanggayam, Sumberagung, Gedongsari, Balongrejo, Karangtalun,

Kembang, Sembongin, Plosorejo, dan Buluroto

Desa sangat tertinggal meliputi : Desa Jatiklampok dan Kebonrejo

12.

Kecamatan Ngawen

Desa tertinggal meliputi : Desa Plumbon, Punggursugih, Wantilgung, Bogowanti,

Sambongrejo, dan Karangjong

Desa sangat tertinggal meliputi : Desa Gedebeg, Sambonganyar, Kendayaan, Bergolo,

Kedungsatriyan, Karangtengah, Jetakwanger, Sumberejo, Sendangagung, Semawur,

Bradag, Gotputuk, dan Srigading

13.

Kecamatan Kunduran

Desa tertinggal meliputi : Desa Botoreco, Buloh, Cungkup, Plosorejo, Bakah, Kalangrejo,

Bejirejo, Balong, Ngawenombo, Sendangwates,dan Kedungwaru

14.

Kecamatan Todanan

Desa tertinggal meliputi : Desa Bicak, Gondoriyo, Kembang, Wukirsari, Karanganyar,

Kedungbacin, Prigi, Candi, Ketileng, Sambeng, Sendang, Sonokulon, Dalangan, Dringo,

Gunungan, dan Kajengan

15.

Kecamatan Bogorejo

Desa tertinggal meliputi : Desa Prantaan, Bogorejo, Gembol, Gayam, dan Sendangrejo

Desa sangat tertinggal meliputi : Desa Sarirejo, Jeruk, Gandu, dan Jurangjero

16.

Kecamatan Japah

Desa tertinggal meliputi : Desa Harjowinangun, Tengger, Krocok, Ngapus, Dologan,

Tlogowungu, Beganjing, Bogorejo, Wotbakah, Bogem, Sumberejo, Ngiyono, dan Gaplokan

7.1.1.3.

Kondisi Eksisting Permukiman Perbatasan

Wilayah Kabupaten Blora mempunyai daerah perbatasan dengan kabupaten lain, baik itu

di wilayah Provinsi Jawa Tengah atapun di wilayah Provinsi Jawa Timur. Daerah perbatasan

tersebut yaitu :

a.

Daerah perbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah

(Sebelah Utara), Kabupaten Grobogan (Sebelah Timur) Provinsi Jawa Tengah.

b.

Daerah perbatasan Kabupaten Bojonegoro (Sebelah Selatan) dan Kabupaten Ngawi (Sebelah

Barat) Provinsi Jawa Timur.

Permukiman perbatasan di Kabupaten Blora merupakan wilayah permukiman yang terdapat di

wilayah perbatasan. Berdasarkan wilayah perbatasan diatas, dapat diketahui bahwa permukiman

perbatasan di Kabupaten Blora tersebar di beberapa desa/kecamatan yaitu :

a.

Daerah perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah :

1)

Kabupaten Rembang

Kecamatan Japah : Desa Kalinanas, Gaplokan, dan Ngiyono.

Kecamatan Tunjungan : Desa Tunjungan, Kedungrejo, Gempolrejo, Nglangitan, dan

Sitirejo.

Kecamatan Blora : Desa Ngampel, dan Plantungan.

Kecamatan Jepon : Desa Waru.

(5)

Kecamatan Bogorejo : Desa Jurangjero, Gandu dan Sendangrejo.

2)

Kabupaten Pati

Kecamatan Todanan : Desa Sendang, Karanganyar, Candi, Gondoriyo, Ledok, dan

Kedungbacin.

3)

Kabupaten Grobogan

Kecamatan Todanan : Desa Bicak, Pelemsengir, Prigi, Sambeng, Seno Kulon,

Kedungwungu, dan Tinapan.

Kecamatan Kunduran : Desa Kedungwaru, Sendangwates, Gagaan, Ngilen, Plososari,

Ungkup dan Botoreco.

Kecamatan Jati : Desa Gabusan dan Singget.

b.

Daerah perbatasan dengan Jawa Timur (Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Ngawi)

Kecamatan Jati : Desa Bangklean dan Gempol.

Kecamatan Kradenan : Desa Getas, Nglebak, Megeri, Nginggil, Ngrawoh, Mendenrejo,

Medalem, Nglungger, dan Giyanti.

Kecamatan Kedungtuban : Desa Ketuwan, Jumbung, Panolan,

Kecamatan Cepu : Desa Gadon, Ngloram, Jipang, Getas, Sumberpitu, Nglanjuk, Balun,

Cepu, Ngelo, dan Ngroto.

Kecamatan Sambong : Desa Biting, Brabawon, dan Giyanti.

Kecamatan Jiken : Desa Bleboh dan Ketringan.

Kecamatan Bogorejo : Desa Sendangrejo.

7.1.1.4.

Kondisi Eksisting Permukiman Di Daerah Rawan Bencana

Berdasarkan RPJMD Kabupaten Blora 2016-2021 dan Rancangan Perda RTRW Kabupaten

Blora, kawasan rawan bencana yang ada di Kabupaten Blora berupa rawan longsor, rawan banjir

dan kawasan rawan kekeringan. Permukiman di daerah rawan bencana di Kabupaten Blora

merupakan permukiman yang secara eksisting terdapat di daerah kerawanan bencana di

Kabupaten Blora. Adapun sebaran kawasan permukiman yang terdapat di daerah rawan longsor

sebagai berikut.

a.

Kawasan permukiman pada kawasan yang memiliki kerawanan terhadap bencana tanah

longsor meliputi kawasan permukiman yang tersebar di Kecamatan Kedungtuban, Kecamatan

Cepu, Kecamatan Sambong, Kecamatan Jiken, Kecamatan Japah, Kecamatan Jepon,

Kecamatan Blora, Kecamatan Todanan dan Kecamatan Bogorejo.

b.

Kawasan permukiman pada wilayah yang termasuk dalam kawasan rawan banjir meliputi

kawasan permukiman yang tersebar di Kecamatan Cepu, Kecamatan Kedungtuban, Kecamatan

Kradenan, Kecamatan Sambong, Kecamatan Jiken, Kecamatan Randublatung dan Kecamatan

Blora.

c.

Kawasan permukiman pada wilayah yang rawan kekeringan meliputi kawasan permukiman

yang tersebar di Kecamatan Jati, Kecamatan Randublatung, Kecamatan Kedungtuban,

Kecamatan Cepu, Kecamatan Sambong, Kecamatan Jiken; Kecamatan Bogorejo; Kecamatan

Jepon; Kecamatan Blora; Kecamatan Banjarejo; Kecamatan Tunjungan; Kecamatan Japah;

Kecamatan Ngawen; Kecamatan Kunduran. Kawasan yang paling ekstrim mengalami

kekeringan, yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Tunjungan, Kecamatan

Sambong, Kecamatan Jepon, dan Kecamatan Ngawen.

(6)

d.

Kawasan permukiman pada wilayah yang rawan angin topan meliputi kawasan permukiman

yang tersebar di Kecamatan Randublatung; Kecamatan Kedungtuban; dan Kecamatan Jiken.

7.1.2.

Potensi dan Tantangan Pengembangan Kawasan Permukiman

Potensi dan tantangan tangangan pengembangan kawasan permukiman yang terdapat di

Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL VII. 3 IDENTIFIKASI POTENSI DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN

PERMUKIMAN KABUPATEN BLORA

No

Potensi

Tantangan

1.

Aspek Teknis

Tersedianyapotensi lahan pengembangan kawasan

permukiman baru.

Adanya potensi tumbuh dan berkembangnya

Kasiba-Lisiba di Kabupaten Blora.

Adanya potensi program pembangunan perumahan

yang ditangani oleh pemerintah pusat atau provinsi.

Perlunya pengembangan rumah pada lokasi-lokasi

potensi pengembangan perumahan dan permukiman

baru termasuk Kasiba dan Lisiba.

Perlunya peningkatan cakupan pelayanan rumah

layak huni kepada masyarakat. berpenghasilan

rendah.

Perlunya peningkatan koordinasi dengan pemerintah

pusat (Kemenpera) dan SKPD kabupaten/provinsi

dalam

mendukung

programpenyediaan

pembangunan perumahan.

2.

Aspek Pembiayaan dan Kelembagaan

Adanya potensi pola pembiayaan pembangunan

perumahan oleh pihak pemerintah, swasta dan

masyarakat.

Adanya potensi pembiayaan program pembangunan

perumahan yang ditangani oleh pemerintah pusat

atau provinsi.

Adanya potensi kelembagaan yang menangani

pengembangan

perumahan

dan

kawasan

permukiman di Kabupaten Blora, misalnya Dinas

Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya meliputi :

-

Seksi Perumahan;

-

Seksi Tata Bangunan Dan Lingkungan; dan

-

Seksi Sarana Prasarana Permukiman.

Perlunya peningkatan pengembangan

sumber-sumber pembiayaan dalam kegiatan rehabilitasidan

pembangunan rumah baik dari pihak pemerintah,

swasta dan masyarakat.

Perlunya penyediaan perumahan RSH dengan harga

jual

yang

bisa

dijangkauoleh

masyarakat

berpenghasilan rendah.

Perlunya pengembangan kapasitas kelembagaan

(pelatihan, bimbingan teknis, dan pembinaan) serta

perangkat

organisasi

penyelenggara

dalam

memenuhi standar pelayanan minimal di bidang

pembangunan perumahan dan permukiman di

Kabupaten Blora.

Perlunya koordinasi antar SKPD Kabupaten terkait

dalam penyediaan perumahan dan penyediaan PSU

(Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum) sehingga

terwujud kondisi perumahan yang diikuti dengan

penyediaan PSU.

Peningkatan alternatif sumber-sumber pembiayaan

melalui kerjasama dengan pihak swasta dalam

proses penyediaan perumahan dan permukiman.

3.

Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta

Adanya potensi pembangunan perumahan yang

diselenggarakan oleh pihak pemerintah, swasta dan

masyarakat.

Tingginya permintaan kebutuhan tempat tinggal

khususnya di Kecamatan Cepu dan Blora.

Adanya peran serta masyarakat dalam proses

pembangunan rumah dalam pelaksanaan program

BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya).

Promosi kepada pihak swasta dan pihak lain terkait

program-program yang akan dilakukan dalam

penyediaan dan pengembangan perumahan dan

permukiman.

Perlunya penyediaan perumahan RSH mengingat

tingginya permintaan kebutuhan tempat tinggal,

khususnya rumah dengan harga jual yang bisa

dijangkauoleh masyarakat berpenghasilan rendah.

Masih adanya penduduk dengan tingkat pra

sejahtera,

sehingga

berpengaruh

terhadap

kemampuan dan peran serta masyarakat untuk

memperbaiki rumah dan kualitas bangunan tempat

tinggal mereka.

Pengembangan bentuk-bentuk kerjasama antar

pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak

terkait lainnya dalam pelaksanaan pembangunan

rumah layak huni dan PSU dilingkungan permukiman

tersebut.

Peningkatan pemahaman kepada pemerintah daerah

bahwa pembangunan infrastruktur permukiman saat

ini menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan

(7)

No

Potensi

Tantangan

kabupaten/kota.

Perlunya peningkatan peran serta masyarakat dalam

proses perencanaan, pembangunan, monitoring,

evaluasi pemeliharaan program pengembangan

permukiman di Kabupaten Blora.

4.

Aspek Lingkungan Permukiman

Adanya potensi permukiman tradisional yang di huni

oleh kelompok masyarakat samin dan memiliki

karakteristik sosial-budaya yang kuat

Adanya embrio penyediaan sarana dan utilitas umum

(PSU) permukiman pada lokasi-lokasi potensi

pengembangan

perumahan

dan

kawasan

permukiman baru.

Pentingnya pencapaian penyediaan rumah layak

huni yang didukung dengan PSU (Prasarana, Sarana

dan

Utilitas

Umum)dengan

tetap

mempertimbangkan

aspek

pembangunan

berkelanjutan.

Perlunya penyelenggaraan penyediaan prasarana,

sarana dan utilitas umum (PSU) permukiman secara

sinergis sesuai dengan rencana induk sistem PSU di

lingkungan

permukiman

dalam

mendukung

terwujudnya lingkungan permukiman yang layak

huni dan nyaman.

Perlunya pembangunan RSH dan prasarana sarana

dasar di lingkungan permukiman, khususnya pada

daerah

tertinggal/

terpencil,

dan

kawasan

perbatasan di Kabupaten Blora.

Sumber : Tim Penyusun, 2016

7.1.3.

Pemetaan dan Evaluasi Program-Program Yang Telah Dilaksanakan Di

Kabupaten Blora

Pemetaan dan evaluasi program-program terkait dengan pembangunan kawasan

permukiman baik di perkotaan maupun perdesaan yang terdapat di Kabupaten Blora dapat

diketahui berdasarkan program-program yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Blora. Adapun

program-program tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL VII. 4 PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN BLORA

No

Program Dan Kegiatan

Urusan

SKPD

Evaluasi Capaian Kinerja

Tahun 2015

1

Program Bantuan Khusus

kepada

Desa

dan

Kelurahan

Pemugaran Rumah

Pemberdayaan

Masyarakat

dan

Desa

Badan

Pemberdayaan

Masyarakat

Perempuan dan

Keluarga

Berencana

Sumber

anggaran

dari

APBD

Kabupaten

Blora

dengan

Alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.904.000.000,-

realisasi

anggaran

sebesar

Rp.

1.690.500.000,- prosentase 88,79%.

Tingkat pencapaian SPM/realisasi serta

capaian kinerja dalam penyelenggaraan

Tugas Pembantuan dimaksud adalah

terlaksananya

pemugaran

rumah

dalam rangka menyediakan rumah

layak huni bagi masyarakat.

Tahun 2014

1

Program

Pengembangan

Perumahan

Penyusunan

Perda

Bangunan

Gedung

(Operasional Tim Teknis

Penyusunan

Perda

Bangunan Gedung).

Perumahan

Dinas Pekerjaan

Umum

Lingkungan pemukiman kumuh adalah

persentase antara Luas lingkungan

permukiman kumuh sebesar 27 Ha

dibagi

Luas

wilayah

sebesar

182.058.797

Ha.

Capaian

Kinerja

sebesar 0,00148%; dan

Rumah layak huni adalah persentase

antara Jumlah rumah layak huni

sebanyak

174.101

rumah

dibagi

Jumlah seluruh rumah di wilayah

Pemda yang bersangkutan sebanyak

248.717 rumah capaian kinerja sebesar

70%.

Capaian

kinerja

tersebut

mengalami kenaikan sebesar 12,24%

dibandingkan tahun 2013 sebesar

57,76%.

2

Program Bantuan Khusus

kepada

Desa

dan

Pemberdayaan

Masyarakat

dan

Badan

Pemberdayaan

Sumber

anggaran

dari

APBD

(8)

No

Program Dan Kegiatan

Urusan

SKPD

Evaluasi Capaian Kinerja

Kelurahan

Pemugaran Rumah

Desa

Masyarakat

Perempuan dan

Keluarga

Berencana

anggaran sebesar Rp. 1.396.500.000,-

realisasi

anggaran

sebesar

Rp.

1.249.500.000,- prosentase 89,47%.

Tingkat pencapaian SPM/realisasi serta

capaian kinerja dalam penyelenggaraan

Tugas Pembantuan dimaksud adalah

terlaksananya

pemugaran

rumah

dalam rangka menyediakan rumah

layak huni bagi masyarakat.

Tahun 2013

1

Program

Pengembangan

Perumahan

Pembangunan

Gedung

BPMPP (Lanjutan).

Peningkatan

fasilitas

Gedung BPMPP.

Perumahan

Dinas Pekerjaan

Umum

Sumber

anggaran

dari

APBD

Kabupaten

Blora

dengan

Alokasi

anggaran sebesar Rp. 210.000.000,-

realisasi

anggaran

sebesar

Rp.

206.440.100,- prosentase 98,30%.

Pencapaian

adalah

1

Paket

Pembangunan Gedung BPMPP

Sumber

anggaran

dari

APBD

Kabupaten

Blora

dengan

Alokasi

anggaran sebesar Rp. 210.000.000,-

realisasi

anggaran

sebesar

Rp.

198.958.100,- prosentase 94,74%.

Pencapaian

adalah

1

Paket

Peningkatan fasilitas Gedung BPMPP

2

Program Bantuan Khusus

kepada

Desa

dan

Kelurahan

Pemugaran Rumah

Pemberdayaan

Masyarakat

dan

Desa

Badan

Pemberdayaan

Masyarakat

Perempuan dan

Keluarga

Berencana

Sumber

anggaran

dari

APBD

Kabupaten

Blora

dengan

Alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.732.000.000,-

realisasi

anggaran

sebesar

Rp.

1.732.000.000,- prosentase 100 %.

Tingkat pencapaian SPM/realisasi serta

capaian kinerja dalam penyelenggaraan

Tugas Pembantuan dimaksud adalah

terlaksananya

pemugaran

rumah

dalam rangka menyediakan rumah

layak huni bagi masyarakat.

Tahun 2012

1

Program Bantuan Khusus

kepada

Desa

dan

Kelurahan

Pemugaran Rumah

Pemberdayaan

Masyarakat

dan

Desa

Badan

Pemberdayaan

Masyarakat

Perempuan dan

Keluarga

Berencana

Sumber

Anggaran

dari

APBD

Kabupaten

Blora

dengan

Alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.732.000.000,-

realisasi

anggaran

sebesar

Rp.

1.732.000.000,- prosentase 100 %.

Tingkat

Pencapaian

SPM/Realisasi

kegiatan

adalah

terlaksananya

pemugaran rumah tidak layak huni.

Tahun 2011

1

Program

Pengembangan

Perumahan

Monitoring, evaluasi, dan

pelaporan.

Perumahan

Dinas Pekerjaan

Umumn

Sumber

anggaran

dari

APBD

Kabupaten

Blora

dengan

Alokasi

anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-

realisasi

anggaran

sebesar

Rp.

9.345.000,- prosentase 18,69%.

Pencapaian

adalah

terlaksananya

Monev,

tersedianya

dokumen

pelaporan

Tahun 2010

1

Program

Pengembangan

Perumahan

Penetapan

Kebijakan

Strategi dan Program

Perumahan

Perumahan

Dinas

Perumahan,

Pertanahan Dan

Tata Ruang

Sumber

anggaran

dari

APBD

Kabupaten

Blora

dengan

Alokasi

anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-

realisasi

anggaran

sebesar

Rp.

144.470.000,- prosentase 96,30%.

Pencapaian adalah terwujudnya Buku

RP4D : Laporan Pendahuluan Laporan

Antara, Laporan Akhir BK RP4D, Keping

CD

(9)

Selain program diatas, dalam pembangunan kawasan permukiman di Kabupaten Blora

juga terdapat program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Adapun data BSPS Tahun

2014 dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL VII. 5DATA BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA (BSPS) KABUPATEN BLORA

TAHUN ANGGARAN 2014

No

Kelurahan/Desa

Unit

Bantuan (Rp.)

Jumlah Bantuan (Rp.)

1

Jurangjero

82

7.500.000

615.000.000

2

Sarirejo

165

7.500.000

1.237.500.000

3

Nglengkir

288

7.500.000

2.160.000.000

4

Tempurejo

142

7.500.000

1.065.000.000

5

Blora dan Kunduran

2

7.500.000

15.000.000

679

5.092.500.000

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum (Seksi Perumahan), 2014

7.1.4.

Analisis

Kebutuhan

Program

dan

Kegiatan

Pengembangan

Kawasan

Permukiman

Analisis kebutuhan program dan kegiatan dalam pengembangan kawasan permukiman

secara rinci dapat dilihat pada uraian berikut :

(10)

7.2.4.1.

Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

Sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL VII. 6 SASARAN PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

No

Uraian Sasaran Program

Total

Luas Kawasan

Sasaran Program

Keterangan

Tahun I

Tahun II

Tahun III

Tahun IV

Tahun V

I

Kawasan Kumuh Perkotaan

65,15Ha

(13 lokasi)

5 lokasi

4 lokasi

4 lokasi

-

-

Luas Kawasan Kumuh sesuai dengan

SK Bupati Blora No.663/886/2014

II

Kawasan Permukiman Perdesaan

-

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Permukiman Perdesaan Potensial

16

kecamatan

(90 desa)

30 desa

30 desa

30 desa

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Permukiman Perdesaan Tertinggal dan sangat

tertinggal

16

kecamatan

(176 desa)

50 desa

50 desa

25 desa

25 desa

26 desa

Lampiran V Rancangan Perda RTRW

Kabupaten Blora Tahun 2017-2036

III

Kawasan Permukiman Khusus (Rawan Bencana)

-

Permukiman Perbatasan

13 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 3 kecamatan 2 kecamatan 2 kecamatan

-

Permukiman rawan bencana

16 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 3 kecamatan 3 kecamatan 2 kecamatan

-

Sumber : SK Bupati Blora No.663/886/2014, Perda Nomor 18 tahun 2011, dan Analisis, 2016

7.2.4.2.

Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

Usulan kebutuhan program pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL VII. 7 USULAN KEBUTUHAN PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

No

Kawasan Permukiman

Luas

Kawasan

Rencana Program

Keterangan

Tahun I

Tahun II

Tahun III

Tahun IV

Tahun V

I

Kawasan Kumuh Perkotaan

66,15 Ha

1.

Kawasankumuh Cepu

3,11 Ha Peningkatan

Kualitas

Permukiman

Kumuh

2.

Kawasankumuh Balun

2,31 Peningkatan

Kualitas

Permukiman

Kumuh

3.

Kawasankumuh Tambakromo

5,11 Peningkatan

Kualitas

Permukiman

Kumuh

(11)

No

Kawasan Permukiman

Luas

Kawasan

Rencana Program

Keterangan

Tahun I

Tahun II

Tahun III

Tahun IV

Tahun V

Kualitas

Permukiman

Kumuh

5.

Kawasankumuh Kunden

3,11

Peningkatan

Kualitas

Permukiman

Kumuh

6.

Kawasankumuh Kauman

2,66

Peningkatan

Kualitas

Permukiman

Kumuh

7.

Kawasankumuh Kedungjenar

3,46

Peningkatan

Kualitas

Permukiman

Kumuh

8.

Kawasankumuh Bangkle

7,11

Peningkatan

Kualitas

Permukiman

Kumuh

9.

Kawasankumuh Beran

6,31

Peningkatan

Kualitas

Permukiman

Kumuh

10.

Kawasankumuh Karangjati

8,61

Peningkatan

Kualitas

Permukiman

Kumuh

11.

Kawasankumuh Kunduran

3,12

Peningkatan

Kualitas

Permukiman

Kumuh

12.

Kawasankumuh Ngawen

10,04

Peningkatan

Kualitas

Permukiman

Kumuh

13.

Kawasankumuh Pilang

4,85

Peningkatan

Kualitas

Permukiman

Kumuh

(12)

No

Kawasan Permukiman

Luas

Kawasan

Rencana Program

Keterangan

Tahun I

Tahun II

Tahun III

Tahun IV

Tahun V

1.

Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial

16 kecamatan

(90 desa)

Program

Pembangunan

Infrastruktur

Kawasan

Permukiman

Perdesaan

Program

Pembangunan

Infrastruktur

Kawasan

Permukiman

Perdesaan

Program

Pembangunan

Infrastruktur

Kawasan

Permukiman

Perdesaan

Program

Pembangunan

Infrastruktur

Kawasan

Permukiman

Perdesaan

Potensial

2.

Kawasan Permukiman Perdesaan tertinggal dan

sangat tertinggal

16 kecamatan

(176 desa)

Program

Pembangunan

Infrastruktur

Kawasan

Permukiman

Perdesaan

Program

Pembangunan

Infrastruktur

Kawasan

Permukiman

Perdesaan

Program

Pembangunan

Infrastruktur

Kawasan

Permukiman

Perdesaan

Program

Pembangunan

Infrastruktur

Kawasan

Permukiman

Perdesaan

Program

Pembangunan

Infrastruktur

Kawasan

Permukiman

Perdesaan

Program

Pembangunan

Infrastruktur

Kawasan

Permukiman

Perdesaan

Tertinggal

III

Kawasan Permukiman Khusus

1.

Kawasan Perbatasan kabupaten

13 kecamatan

Penataan dan

pengembangan

kawasan

perbatasan

kabupaten

Penataan dan

pengembangan

kawasan

perbatasan

kabupaten

Penataan

dan

pengembangan

kawasan

perbatasan

kabupaten

Penataan

dan

pengembangan

kawasan

perbatasan

kabupaten

2.

Kawasan Rawan Bencana

16 kecamatan

Penanganan

kawasan rawan

bencana

Penanganan

kawasan rawan

bencana

Penanganan

kawasan rawan

bencana

Penanganan

kawasan rawan

bencana

Penanganan

kawasan rawan

bencana

Penanganan

kawasan

rawan

bencana

Sumber : Analisis, 2016

7.2.4.3.

Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

(13)

TABEL VII. 8 USULAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

No Kode Akun

Output

Lokasi Vol Satuan Tahun

Sumber Pembiayaan (RP) x Juta Rupiah Readiness Criteria

Indikator Output

Rincian APBN AK APBD PROV APBD KAB BUMD PS SR DED/ FS AMDAL/

UKL/UPL Lahan Pengelola

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

2412 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

2412.001 Peraturan Pengembangan Permukiman

2412.001.001 1 Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman

1 Penyusunan Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Kab. Blora 1 Kegiatan 2017 200

2 Perencanaan Teknik (DED) (1). Master Plan dan FS Proposal Rusunawa Kec. Cepu 1 Laporan 2017 350 100 50 v

(1). Master Plan dan FS Proposal Rusunawa Kec. Blora 1 Laporan 2018 350 100 50 v

2412.002 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Permukiman 2412.002.001 1 Pendampingan Penyusunan NSPK 1 Studi Kasiba – Lisiba Kab. Blora 1 Laporan 2018 200

2 Penyusunan AMDAL Rusunawa Kec. Cepu 1 Laporan 2017 300 v

3 Penyusunan AMDAL Rusunawa Kec. Blora 1 Laporan 2018 300 v

4 Studi Identifikasi rumah tidak layak huni Kab. Blora 1 Laporan 2017 200

2412.002.002 2 Penyusunan Kebijakan, Strategi dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman 1 Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Kec. Cepu, Balun, Tambakromo, Tempelan, Kunden, Kauman, Kedungjenar, Bangkle 8 Laporan 2017 800 v 2 Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Kec. Beran, Karanjati, Kunduran, Ngawen, Pilang 5 Laporan 2018 500

v 3 Penyusunan perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh Kab. Blora 1 Laporan 2018 100 v

2412.002.003 3 Pembinaan, Pengawasan dan Kemitraan Penyelenggaraan Pengembangan Kawasan Permukiman 1 Pengawasan dan pengendalian pembangunan permukiman baru (RSH) Kab. Blora 1 Kegiatan 2017 50 v

2 Pengawasan dan pengendalian pembangunan permukiman baru (RSH) Kab. Blora 1 Kegiatan 2018 50 v

3 Pengawasan dan pengendalian pembangunan permukiman baru (RSH) Kab. Blora 1 Kegiatan 2019 50 v

4 Pengawasan dan pengendalian pembangunan permukiman baru (RSH) Kab. Blora 1 Kegiatan 2020 50 v

5 Pengawasan dan pengendalian pembangunan permukiman baru (RSH) Kab. Blora 1 Kegiatan 2021 50 v

6 Peningkatan kemampuan teknis aparat perencana Kab. Blora 1 Kegiatan 2017 170 v

7 Peningkatan kemampuan teknis aparat perencana Kab. Blora 1 Kegiatan 2018 170 v

8 Peningkatan kemampuan teknis aparat perencana Kab. Blora 1 Kegiatan 2019 170 v

9 Peningkatan kemampuan teknis aparat perencana Kab. Blora 1 Kegiatan 2020 170 v

10 Peningkatan kemampuan teknis aparat perencana Kab. Blora 1 Kegiatan 2021 170 v

11 Monitoring dan Evaluasi Program Permukiman Kab. Blora 1 Laporan 2017 20 v

12 Monitoring dan Evaluasi Program Permukiman Kab. Blora 1 Laporan 2018 20 v

13 Monitoring dan Evaluasi Program Permukiman Kab. Blora 1 Laporan 2019 20 v

14 Monitoring dan Evaluasi Program Permukiman Kab. Blora 1 Laporan 2020 20 v

15 Monitoring dan Evaluasi Program Permukiman Kab. Blora 1 Laporan 2021 20 v

2412.003 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan 2412.003.001 1 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh 1 Program lingkungan sehat perumahan/ Permukiman Kab. Blora 68.647 rumah 2017 23.130 v

2 Program lingkungan sehat perumahan/ Permukiman Kab. Blora 67.947 rumah 2018 27.435 v

3 Program lingkungan sehat perumahan/ Permukiman Kab. Blora 67.247 rumah 2019 27.435 v

4 Program lingkungan sehat perumahan/ Permukiman Kab. Blora 66.547 rumah 2020 27.435 v

5 Program lingkungan sehat perumahan/ Permukiman Kab. Blora 65.847 rumah 2021 27.435 v

6 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Cepu Cepu, Kec. Cepu 3,11 Ha 2017 350 100 50 v

7 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Balun Balun, Kec. Cepu 2,31 Ha 2017 350 100 50 v

8 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Tambakromo Tambakromo, Kec. Cepu 5,11 Ha 2017 350 100 50 v

9 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Tempelan Tempelan, Kec. Blora 6,35 Ha 2018 350 100 50 v

10 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Kunden Kunden, Kec. Blora 3,11 Ha 2018 350 100 50 v

11 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Kauman Kauman, Kec. Blora 2,66 Ha 2018 350 100 50 v

12 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Kedungjenar Kedungjenar, Kec. Blora 3,46 Ha 2018 350 100 50 v

13 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Bangkle Bangkle, Kec. Blora 7,11 Ha 2018 350 100 50 v

14 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Beran Beran, Kec. Blora 6,31 Ha 2019 350 100 50 v

15 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Karangjati Karangjati, Kec. Blora 8,61 Ha 2019 350 100 50 v

16 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Kunduran Kunduran, Kec. Kunduran 3,12 Ha 2019 350 100 50 v

17 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Ngawen Ngawen, Kec. Ngawen 10,04 Ha 2019 350 100 50 v

18 Peningkatan kualitas permukiman kumuh Pilang Pilang, Kec. Pilang 4,85 Ha 2019 350 100 50 v

2412.003.002 2 Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan Ha 1 Pengembangan lingkungan permukiman Kauman Kauman, Kec. Blora 1 Kawasan 2018 200 v

2 Pengembangan lingkungan permukiman Beran Beran, Kec. Blora 1 Kawasan 2018 200 v

3 Pembangunan Rusunawa Kec. Cepu (1). Penyediaan lahan matang untuk lokasi pembangunan Rusunawa Kec. Cepu 1,4 Ha 2018 10.500 3.000 1.500 v v (2). Penyediaan instalasi air bersih dan listrik Kec. Cepu 1 Paket 2018 600 300 100 v v (3). Pembangunan PSD dan PSU Rusunawa Kec. Cepu 1 Paket 2018 4.000 v v (4). Pembangunan Tower Gedung Rusunawa Kec. Cepu 2 TB 2018 7.500 v v 4 Pembangunan Rusunawa (1). Penyediaan lahan matang untuk lokasi pembangunan Rusunawa Kec. Blora 1,4 Ha 2019 10.500 3.000 1.500 v v (2). Penyediaan instalasi air bersih dan listrik Kec. Blora 1 Paket 2019 600 300 100 v v (3). Pembangunan PSD dan PSU Rusunawa Kec. Blora 1 Paket 2019 4.000 v v (4). Pembangunan Tower Gedung Rusunawa Kec. Blora 2 TB 2019 7.500 v v 5 Pembangunan infrastruktur kawasan cepat tumbuh Kab. Blora 1 Paket 2019 500

2412.003.003 3 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Nelayan - - - - - - - - 2412.004 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan 2412.004.001 1 Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Perdesaan Potensial 1 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kab. Blora 30 desa 2019 274.350 v

2 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kab. Blora 30 desa 2020 274.350 v

3 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kab. Blora 30 desa 2021 274.350 v

4 Program Pembangunan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial Kab. Blora 30 desa 2019 11.200 3.200 1.600 v

5 Program Pembangunan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial Kab. Blora 30 desa 2020 11.760 3.360 1.680 v

(14)

No Kode Akun

Output

Lokasi Vol Satuan Tahun

Sumber Pembiayaan (RP) x Juta Rupiah Readiness Criteria

Indikator Output

Rincian APBN AK APBD PROV APBD KAB BUMD PS SR DED/ FS AMDAL/

UKL/UPL Lahan Pengelola

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

2412.004.002 2 Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Perdesaan Tertinggal -

1 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kab. Blora 50 desa 2017 457.250 v

2 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kab. Blora 50 desa 2018 457.250 v

3 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kab. Blora 25 desa 2019 228.625 v

4 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kab. Blora 25 desa 2020 228.625 v

5 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kab. Blora 26 desa 2021 237.770 v

6 Program Pembangunan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Tertinggal dan sangat tertinggal Kab. Blora 50 desa 2017 18.667 5.333 2.667 v

7 Program Pembangunan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Tertinggal dan sangat tertinggal Kab. Blora 50 desa 2018 19.600 5.600 2.800 v

8 Program Pembangunan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Tertinggal dan sangat tertinggal Kab. Blora 25 desa 2019 20.580 5.880 2.940 v

9 Program Pembangunan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Tertinggal dan sangat tertinggal Kab. Blora 25 desa 2020 21.609 6.174 3.087 v

10 Program Pembangunan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Tertinggal dan sangat tertinggal Kab. Blora 26 desa 2021 22.689 6.483 3.241 v

2412.004.003 3 Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah 2412.005 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus 2412.005.001 1 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perbatasan 1 Penataan dan pengembangan kawasan perbatasan kabupaten Kec. Cepu, Sambong, Jiken, Blora 4 Kawasan 2018 500 v v 2 Penataan dan pengembangan kawasan perbatasan kabupaten Kec. Jati, Kradenan, Kedungtuban 3 Kawasan 2019 400 v v 3 Penataan dan pengembangan kawasan perbatasan kabupaten Kec. Bogorejo, Todanan, Kunduran 3 Kawasan 2020 400 v v 4 Penataan dan pengembangan kawasan perbatasan kabupaten Kec. Japah, Todanan, Jepon 3 Kawasan 2021 400 v v 2412.005.002 2 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Pulau-Pulau Kecil Terluar - 2412.005.003 3 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana dan Kawasan Tertentu 2412.006 Infrastruktur Berbasis Masyarakat 2412.006.001 1 Program Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman 1 Program Pengembangan Kesehatan Lingkungan Kab Blora 1 Kabupaten 2017 460 v

2 Program Pengembangan Kesehatan Lingkungan Kab Blora 1 Kabupaten 2018 475 v

3 Program Pengembangan Kesehatan Lingkungan Kab Blora 1 Kabupaten 2019 500 v

4 Program Pengembangan Kesehatan Lingkungan Kab Blora 1 Kabupaten 2020 550 v

5 Program Pengembangan Kesehatan Lingkungan Kab Blora 1 Kabupaten 2021 600 v

6 Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Kab Blora 30 Paket 2017 450 v

7 Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Kab Blora 30 Paket 2018 450 v

8 Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Kab Blora 30 Paket 2019 450 v

9 Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Kab Blora 30 Paket 2020 450 v

10 Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Kab Blora 30 Paket 2021 450 v

2412.007 Pembangunan Percontohan Kota Baru 2412.007.001 Perintisan Inkubasi Kota Baru - 2412.994 Layanan Perkantoran 1 Pelayanan Administrasi Perkantoran Kab Blora 1 Kegiatan 2017 175 v

2 Pelayanan Administrasi Perkantoran Kab Blora 1 Kegiatan 2018 190 v

3 Pelayanan Administrasi Perkantoran Kab Blora 1 Kegiatan 2019 200 v

4 Pelayanan Administrasi Perkantoran Kab Blora 1 Kegiatan 2020 210 v

5 Pelayanan Administrasi Perkantoran Kab Blora 1 Kegiatan 2021 220 v

6 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kab Blora 1 Kegiatan 2017 150 v

7 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kab Blora 1 Kegiatan 2018 150 v

8 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kab Blora 1 Kegiatan 2019 150 v

9 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kab Blora 1 Kegiatan 2020 160 v

10 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kab Blora 1 Kegiatan 2021 170 v

Jumlah PKP 193.738 - 47.658 2.597.344 - - -

(15)

7.2.

SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

7.2.1.

Kondisi Eksisting Penataan Bangunan Dan Lingkungan

A.

Peraturan Daerah Terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan

Penataan bangunan dan lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan,

melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan bangunan dan lingkungan/

kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan gedung

dan lingkungan secara optimal, yang terdiri atas proses perencanaan teknis dan pelaksanaan

konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung dan

lingkungan. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

yang diikuti dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengaturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung serta beberapa

Pedoman Menteri Pekerjaan Umum yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan gedung,

maka diperlukan pengaturan tentang bangunan gedung diwilayah Kabupaten Blora.

Untuk saat ini Kabupaten Blora telah memiliki Perda Bangunan Gedung, yang diharapkan

dapat menjadi pedoman penyelenggaraan bangunan gedung sesuai dengan tata bangunan dan

lingkungan, serta keandalan gedung yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kesadaran

masyarakat akan pentingnya penyelenggaraan bangunan gedung yang handal dan menjamin

keselamatan, kenyamanan serta mewujudkan keserasian dan pelestarian lingkungan. Adapun

substansi peraturan perundangan yang terkait pengembangan penataan bangunan dan lingkungan

di Kabupaten Blora sebagai berikut:

TABEL VII. 9 PERATURAN DAERAH TERKAIT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

DI KABUPATEN BLORA

No

Peraturan Perundangan Terkait PBL

Amanat

Jenis Produk

Pengaturan

No./

Tahun

Tentang

1.

Undang-undang (UU)

No.28

/2002

Bangunan

Gedung

Undang-undang ini mengatur ketentuan tentang bangunan

gedung

yang

meliputi

fungsi,

persyaratan,

penyelenggaraan, peran masyarakat, dan pembinaan.

Bangunan gedung diselenggarakan berlandaskan asas

kemanfaatan,

keselamatan,

keseimbangan,

serta

keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.

Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk:

1.

mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan

sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan

selaras dengan lingkungannya;

2.

mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung

yang menjamin keandalan teknis bangunan gedung

dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan

kemudahan;

3.

mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan

bangunan gedung.

2.

Peraturan

Pemerintah (PP)

No.36/

2005

Peraturan

Pelaksanaan

UU Bangunan

Gedung

Undang-undang ini menguraikan tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Gedung.

3.

Peraturan

Daerah

(Perda)

No

1/2016

Bangunan

Gedung

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002

tentang Bangunan Gedung, maka setiap daerah wajib

memiliki Perda Bangunan Gedung.

Bangunan Gedung merupakan salah satu wujud fisik

pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, pengaturan

Bangunan Gedung tetap mengacu pada pengaturan

penataan

ruang

sesuai

dengan

peraturan

perundangundangan. Untuk menjamin kepastian dan

ketertiban hukum dalam penyelenggaraan Bangunan

Gedung, setiap Bangunan Gedung harus memenuhi

persyaratan administratif dan persyaratan teknis Bangunan

(16)

No

Peraturan Perundangan Terkait PBL

Amanat

Gedung.

Peraturan Daerah Kabupaten Blora No. 1 Tahun 2016

tentang Bangunan Gedung mengatur :

1.

Ketentuan Umum

2.

Asas, Tujuan Dan Ruang Lingkup

3.

Fungsi Dan Klasifikasi Bangunan Gedung

4.

Persyaratan Bangunan Gedung

5.

Persyaratan Bangunan Gedung Adat, Bangunan

Gedung Semi Permanen, Bangunan Gedung Darurat,

Dan Bangunan Gedung Yang Berlokasi Di Daerah

Berpotensi Bencana

6.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung

7.

Tim Ahli Bangunan Gedung

8.

Peran Masyarakat

9.

Pembinaan

10.

Sanksi Administratif

11.

Penyidikan

12.

Ketentuan Pidana

13.

Ketentuan Peralihan

14.

Ketentuan Penutup

Sumber : Tim Penyusun, 2016

B.

Penataan Lingkungan Permukiman

Beberapa kondisi eksisting terkait dengan penataan lingkungan permukiman yang ada di

Kabupaten Blora, meliputi :

TABEL VII. 10 PENATAAN KAWASAN TRADISIONAL/BERSEJARAH DAN RTH PUBLIK

DI KABUPATEN BLORA

Kawasan Tradisional/Bersejarah

RTH Publik

Penanganan

Kebakaran

Nama Kawasan

DukunganInfras

truktur CK

Lokasi/Nama

RTH

LuasRTH

(Ha)

Instansi

Prasarana

Kebakaran

a.

Situs Ngandong berada di

Kecamatan Kradenan;

b.

Situs

Jigar

berada

di

Kecamatan Kradenan;

c.

Situs

Sunggun

berada

di

Kecamatan Kradenan;

d.

Situs Sembungan berada di

Kecamatan Kradenan;

e.

Situs

Medalem

berada

di

Kecamatan Kradenan;

f.

Situs

Parengan

berada

di

Kecamatan Kradenan;

g.

Situs

Kuwung

berada

di

Kecamatan Kradenan;

h.

Situs

Getas

berada

di

Kecamatan Kradenan;

i.

Situs Goa Sentono berada di

Kecamatan Kradenan;

j.

Situs Kedinding berada di

Kecamatan Kedungtuban;

k.

Situs Mulyorejo berada di

Kecamatan Cepu;

l.

Situs

Ngloram

berada

di

Kecamatan Cepu;

m.

Situs Goa Kidang berada di

Kecamatan Todanan;

n.

Situs

Soronini

berada

di

Kecamatan Todanan;

o.

Situs

Blungun

berada

di

Kecamatan Jepon;

p.

Situs Gembyungan berada di

Kecamatan Randublatung;

q.

Situs Kuthukan berada di

Kecamatan Randublatung;

Pengaturan

perubahan

ukuran

dan

bentuk

bangunan;

pengembangan

kegiatan

kepariwisataan;

Pengaturan

lingkungan

sekitar kawasan

cagar budaya.

a.

Taman Seribu

Lampu

JL.

RSU dan Jl.

Ronggolawe

2,4

b.

Taman

Pertigaan

Jl

Hayam Wuruk

dan

Jl

Gadahmada

0,003

(17)

Kawasan Tradisional/Bersejarah

RTH Publik

Penanganan

Kebakaran

Nama Kawasan

DukunganInfras

truktur CK

Lokasi/Nama

RTH

LuasRTH

(Ha)

Instansi

Prasarana

Kebakaran

r.

Situs Gedangbecici berada di

Kecamatan Randublatung;

s.

Situs

Bengir

berada

di

Kecamatan Tunjungan;

t.

Situs Pengging Tapaan berada

di Kecamatan Banjarejo;

u.

Situs Sumur Pitu berada di

Kecamatan Banjarejo;

v.

Situs

Kamolan

berada

di

Kecamatan Blora;

w.

Situs

Gersi

berada

di

Kecamatan Blora;

x.

Situs

Botoreco

berada

di

Kecamatan Ngawen; dan

y.

Situs

Janjang

berada

di

Kecamatan Jiken.

z.

cagar budaya lainnya tersebar

di wilayah Daerah.

Sumber : RTRW Kabupaten Blora

dan

Masterplan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Blora

C.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

Dalam sistem pengelolaan keuangan negara, bangunan gedung negara dan rumah negara

termasuk dalam barang milik negara, yaitu semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten mempunyai kewajiban dan

tanggung jawab untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung

negara dan dalam pengelolaan rumah negara.

Dalam proses pelaksanaan tertib penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara

masih sering dijumpai permasalahan terkait dengan Harga Satuan Bangunan Gedung Negara

(HSBGN). Hingga saat ini, masih banyak kabupaten/kota yang belum mengeluarkan penetapan

harga standar pembangunan bangunan gedung negara termasuk Kabupaten Blora. Adapun kondisi

eksisting terkait dengan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara yang ada di

Kabupaten Blora, dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL VII. 11 PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA

KABUPATEN BLORA

No

Nama Bangunan Gedung Negara

Fungsi

Bangunan

Status

Kepemilikan

Kondisi

Bangunan

1.

Gedung Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

Khusus

Kabupaten

Baik

2.

Gedung Kantor Dinas Kesehatan

Khusus

Kabupaten

Baik

3.

Gedung Kantor Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan Dan

Perikanan

Khusus

Kabupaten

Baik

4.

Gedung Kantor Dinas Kehutanan

Khusus

Kabupaten

Baik

5.

Gedung Kantor Dinas Pekerjaan Umum

Khusus

Kabupaten

Baik

6.

Gedung Kantor Dinas Perhubungan,Pariwisata, Kebudayaan,

Komunikasi Dan Informatika

Khusus

Kabupaten

Baik

7.

Gedung Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Dan

Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah

Khusus

Kabupaten

Baik

8.

Gedung Kantor Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi Dan Sosial

Khusus

Kabupaten

Baik

9.

Gedung Kantor Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral

Khusus

Kabupaten

Baik

10.

Gedung Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Khusus

Kabupaten

Baik

11.

Gedung Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset

Daerah

Khusus

Kabupaten

Baik

12.

Gedung Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Khusus

Kabupaten

Baik

13.

Gedung Kantor Badan Kepegawaian Daerah

Khusus

Kabupaten

Baik

14.

Gedung Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan

Keluarga Berencana

Gambar

TABEL VII. 3 IDENTIFIKASI POTENSI DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN  PERMUKIMAN KABUPATEN BLORA
TABEL VII. 4 PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN BLORA  No  Program Dan Kegiatan  Urusan    SKPD  Evaluasi Capaian Kinerja
TABEL VII. 10 PENATAAN KAWASAN TRADISIONAL/BERSEJARAH DAN RTH PUBLIK  DI KABUPATEN BLORA
TABEL VII. 11 PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA   KABUPATEN BLORA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kerja sama tersebut, Balai Bahasa Sulawesi Selatan berperan sebagai Perpanjangan tangan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan

Governance terhadap kinerja keuangan, yang variabelnya terdiri dari kepemilikan institusional, dewan komisaris, komite audit, dan kualitas audit terhadap kinerja keuangan

Penelitian yang dilakukan ini yang menggunakan Metode Aras dalam hal Pemberian keputusan berdasarkan kriteria yang di tentukan dengan menggunakan rumus yang

33.Suatu studi tentang pengetahuan, yang dihubungkan dengan alam, struktur dan keaslian pengetahuan, dimana mengekspresikan pengetahuan dalam tiga bentuk, yaitu secara

Apabila skor Min yang diperoleh berada pada tingkat yang tinggi (3.51 hingga 5.00) menunjukkan bahwa remaja muslim memiliki pemahaman yang baik terhadap proses

Hasil evaluasi dari validasi ahli materi yang dilakukan 2 tahap terlihat perbandingan nya pada gambar grafik di atas yang terdapat peningkatan dari semua aspek

apabila dilihat dari jumlah desa contoh jumlah desa yang tahan pangan di kabupaten Sidoardjo lebih banyak dibandingkan 2 kabupaten lainnya, karena jumlah desa

Setelah dilakukan uji Anova dan dilanjutkan dengan uji LSD terbukti bahwa pemberian fraksi heksan maupun fraksi metanol ekstrak biji pepaya lokal Bali yang masih muda