• Tidak ada hasil yang ditemukan

FRAKSI HEKSAN DAN FRAKSI METANOL EKSTRAK BIJI PEPAYA MUDA DAPAT MENGHAMBAT SPERMATOSIT PRIMER PAKHITEN MENCIT JANTAN (Mus musculus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FRAKSI HEKSAN DAN FRAKSI METANOL EKSTRAK BIJI PEPAYA MUDA DAPAT MENGHAMBAT SPERMATOSIT PRIMER PAKHITEN MENCIT JANTAN (Mus musculus)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FRAKSI HEKSAN DAN FRAKSI METANOL EKSTRAK BIJI PEPAYA MUDA DAPAT MENGHAMBAT SPERMATOSIT PRIMER PAKHITEN MENCIT JANTAN (Mus

musculus)

HEXANE FRACTION AND METHANOL FRACTION OF UNRIPE PAPAYA SEED EXTRACT (CARICA PAPAYA, LINN) INHIBITS PRIMARY PAKHITEN

SPERMATOCYTE OF MALE MICE (Mus musculus) Bagus Komang Satriyasa*

Bagian Farmakologi FK UNUD Denpasar-Bali ABSTRAK

Fraksi heksan ekstrak biji papaya muda mengandung tiga golongan zat aktif yaitu golongan glikosida, alkaloid dan golongan triterpenoid yang diperkirakan mempunyai efek antifertilitas, walupun mekanisme kerjanya belum jelas. Penelitian dilakukan di Animal Laboratory Unit Bagian Farmakologi Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana, dan Laboratorium Patologi Balai Penyidikan dan Pengujian Veterian (BPPV) Wilayah VI Denpasar Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian. Rancangan penelitian yang digunakan ialah ‘’ Pre-test post-test control group design’’. Penelitian ini memakai 30

ekor mencit jantan strain balb C, umur sekitar 12 minggu dengan berat 20-22 gram, kemudian dikelompokkan secara random menjadi 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 10 ekor. Satu kelompok kontrol (P0 = yang diberikan aquabides), dan dua kelompok perlakuan (P1 = kelompok perlakuan yang diberikan fraksi heksan ekstrak biji papaya muda 20 mg/20 gram/hari, P2 = kelompok perlakuan yang diberikan fraksi metanol ekstrak biji papaya muda 20 mg/20 gram/hari). Setelah 36 hari perlakuan lalu dilakukan pemeriksaan testis mencit. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov Goodnees of Fit test, uji homogenitas, dan uji anova.

Didapatkan hasil bahwa fraksi heksan maupun fraksi metanol ekstrak biji papaya muda dapat menurunkan jumlah sel spermatosit primer pakhiten secara sangat bermakna (p < 0,01). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fraksi heksan dan fraksi methanol ekstrak biji pepaya muda dapat menurunkan jumlah rata-rata sel spermatosit primer pakiten pada mencit jantan.

Kata kunci : Fraksi heksan ekstrak biji pepaya muda, fraksi metanol ekstrak biji pepaya muda, spermatosit primer pakhiten, mencit jantan

ABSTRACT

Hexane fraction of unripe papaya seed extract contains glycosides, alkaloid and triterpenoids, which is assumed has an anti fertility effect, so it can be used as a male contraceptive, although the mechanism of action is not yet clear.Research is conducted at Animal Laboratory Unit Department of Pharmacology Faculty of Medicine University of Udayana, and Laboratorium Patologi Balai Penyidikan dan Pengujian Veterian (BPPV) Wilayah VI Denpasar Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian. This study used the pre-test and post-test control group design, using 30 male mice of balb C strain, aged 12 weeks, weight 20-22 gram, subsequently grouped by random into 3 groups each consisting of 10 male mice. One control group (P0 = control group) was given double distilled water, and two treatment groups (P1 = treatment group) was given fraction of the hexane extract of young Carica papaya seed 20 mg/20gram/day, (P2 = treatment group) was given fraction of the methanol extract of young Carica papaya seed 20 mg/20 gram/day). After 36 days of treatment, evaluation of the testis, of the male mice was conducted.Data were analysed by normality test of Kolmogorov Smirnov Goodness of Fit, homogeneity test, and Anova test. This study showed that cells of primary pakhiten spermatocyte decreased significantly (p < 0,01). It is concluded that hexan fraction and methanol fraction of unripe carica papaya seeds extract can decrease spermatocyte of primary pakhiten of male mice (mus musculus).

Keywords : Fraction hexane extract of young Carica papaya seeds, fraction methanol extract of young Carica papaya seeds, primary pakhiten spermatocyte, male mice.

(2)

PENDAHULUAN

Untuk menghindari terjadinya ledakan jumlah penduduk, maka program keluarga berencana (KB) dijadikan program nasional di Indonesia. Agar program keluarga berencana tersebut berhasil, maka program keluarga berencana harus dilakukan oleh semua pihak baik pria maupun wanita. Pada kenyataannya, program keluarga berencana masih didominasi oleh wanita sedangkan pria belum banyak berpartisipasi. Peranan pria dalam program KB sangat penting karena biasanya pria lebih dominan sabagai penentu kebijaksanaan dalam keluarga.

Meskipun kontrasepsi berhasil untuk wanita, bukan berarti pria sama sekali tidak bisa ikut ambil bagian dalam program KB dengan salah satu kontrasepsi yang memang efektif utuk pria (Hartono, 1996; Sumaryati, 2004). Salah satu alasan rendahnya partisipasi pria dalam keluarga berencana karena kontrasepsi pria yang tersedia sangat terbatas jenisnya. Masalah tersebutlah yang menjadi landasan mengapa perkembangan teknologi kontrasepsi perlu lebih mengarah pada pria (Wilopo, 2006). Sampai sekarang metode kontrasepsi pria yang ada adalah pantang berkala, senggama terputus (coitus interuptus), penggunaan kondom, dan vasektomi (Sumaryati, 2004; Moeloek, 2002).

Untuk menemukan obat kontrasepsi pria dari bahan alam yang ideal masih mengalami banyak kendala, mengingat bahwa obat kontrasepsi pria yang ideal harus memenuhi syarat-syarat antara lain: dapat menimbulkan keadaan azoospermia total; mudah digunakan; tidak menimbulkan efek samping dan efek toksik; tidak mengganggu libido maupun perilaku seksual serta bersifat reversible (Herrera et al. 1984; Sutyarso dkk, 1992). Kontrasepsi pria yang ada saat ini sangat terbatas, sehingga diupayakan pengembangan obat-obat kontrasepsi pria yang ideal, salah satu di antaranya dengan mencari bahan alternatif dari bahan-bahan alam. Biji pepaya muda merupakan salah satu bahan alam yang mempunyai khasiat antifertilitas. Dari beberapa penelitian ekstrak biji pepaya muda yang telah dilakukan sebagai antifertilitas pada binatang percobaan, penelitian ekstrak metanol biji pepaya muda telah dilakukan dan

mempunyai efek antifertilitas (Lohiya el al. 2005)

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa fraksi heksan dan fraksi metanol ekstrak biji pepaya muda mempunyai efek spermatosit primer. Jika penelitian ini hasilnya bermakna, maka fraksi heksan dan fraksi metanol ekstrak biji pepaya muda lokal Bali kemungkinan dapat digunakan sebagai bahan kontrasepsi yang baru.

METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan

Ekstraksi dan fraksionasi senyawa metabolit sekunder biji pepaya

Buah pepaya yang masih muda umur kira-kira 12 minggu, yang sudah kering kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk., kemudian diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan metanol PA sekitar 2,5 liter. Setelah 24 jam metanol ekstrak biji pepaya dipisahkan dengan cara disaring, kemudian pada residu/ ampas ditambahkan pelarut metanol yang baru untuk proses ekstraksi berikutnya. Proses ekstraksi ini dilakukan berulang kali sampai semua komponen senyawa/metabolit sekunder terekstraksi (ekstraksi yang dilakukan sebanyak 7 kali). Semua metanol ekstrak biji pepaya yang diperoleh diuapkan dengan penguap putar vakum hingga mendapatkan ekstrak kental metanol. Ekstrak kental metanol yang diperoleh tersebut selanjutnya dilarutkan dalam metanol-air (7:3) dengan volume 500 ml yang kemudian difraksionasi dengan 200 ml pelarut heksan PA menggunakan 3 buah corong pisah 500 mL. Lapisan heksan dipisahkan dan ditambahkan heksan baru pada lapisan metanol-air. Proses fraksionasi dengan heksan ini dilakukan berulang kali sampai mendapatkan heksan ekstrak semaksimal mungkin mengandung metabolit sekunder non polar. heksan ekstrak ini kemudian diuapkan dengan penguap putar vakum pada suhu 40 0C

sampai diperoleh ekstrak kental heksan (Cordell et al. 1981).

Jalannya penelitian

Penelitian ini ialah penelitian eksperimental dengan rancangan Pre-test Post-test Control Group Design7. Penelitian

(3)

ini dilakukan didua tempat yaitu: (1). Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, tempat pemeliharaan mencit, pengambilan testis mencit setelah selesai perlakuan; (2). Laboratorium Patologi Balai Penyidikan dan Pengujian Veterian (BPPV) Wilayah VI Denpasar Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, tempat pemeriksaan spermatosit primer pakhiten.

Sebanyak tiga puluh ekor mencit jantan Balb-C, kemudian dikelompokkan secara simple random sampling menjadi tiga kelompok:

1. Kelompok kontrol (P0), terdiri dari 10 ekor mencit jantan (5 ekor mencit dibunuh pada awal percobaan, sisanya 5 ekor lagi diberikan akuabides per oral sebanyak 0,5 ml selama 36 hari);

2 Kelompok perlakuan 1 (P1), terdiri dari 10 ekor mencit jantan (5 ekor mencit dibunuh pada awal percobaan, sisanya 5 ekor lagi diberikan fraksi heksan ekstrak biji pepaya muda per oral dengan dosis 20 mg/20grbb/hari sebanyak 0,5 ml selama 36 hari);

3. Kelompok perlakuan 2 (P2), terdiri dari 10 ekor mencit jantan (5 ekor mencit dibunuh pada awal percobaan, sisanya 5 ekor lagi diberikan fraksi metanol ekstrak biji pepaya muda per oral dengan dosis 20 mg/20grbb/hari sebanyak 0,5 ml selama 36 hari).

Pada awal percobaan dari masing-masing kelompok diambil 5 ekor mencit secara acak kemudian mencit dibunuh, testisnya diambil untuk pemeriksaan sel-sel spermatosit primer pakhiten. Setelah perlakuan selama 36 hari, kelompok kontrol, kelompok perlakuan pertama (yang diberikan fraksi heksan ekstrak biji pepaya muda) dan kelompok perlakuan kedua (yang diberikan fraksi metanol ekstrak biji pepaya muda) diambil lagi masing-masing 5 ekor mencit untuk diambil testisnya untuk pemeriksaan spermatosit primer pakhiten. Data yang diperoleh dari pemeriksaan terhadap 60 tubulus (30 tubulus dari testis kanan dan 30 tubulus dari testis kiri). Evaluasi dilakukan pada stadium VII siklus spermatogenesis mencit. Data kuantitatif: dihitung jumlah

sel-sel spermatosit primer pakhiten. Data yang diperoleh dianalisis sebagai berikut:

1 Analisis deskriptif untuk menyajikan data dari masing-masing kelompok percobaan; 2 Analisis normalitas untuk mengetahui

distribusi data yang diperoleh sebelum perlakuan;

3 Analisis homogenitas untuk mengetahui varians dari data sebelum perlakuan;

4. Analisis Anova untuk mengetahui perbadaan rerata antar kelompok;

5 Analisis komparasi untuk mengetahui perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan;

6. Derajat kemaknaan ditetapkan dengan α≤

0,05.

HASIL PENELITIAN

Analisis Normalitas Data dan Uji Homogenitas Varians

Hasil pengujian didapatkan bahwa, data untuk setiap variabel yang meliputi jumlah sel-sel spermatosit primer pakhiten sebelum perlakuan terletak pada distribusi yang normal dan homogen (p>0,05).

Analisis Variabel Tergantung setelah Perlakuan

Hasil analisis data dengan uji oneway Anova dan LSD (Least Significant Difference) antar kelompok terlihat seperti pada tabel 1 dan 2, sedangkan grafik histogram seperti pada gambar 1.

Peran Fraksi Heksan dan Fraksi Methanol Ekstrak Biji Pepaya Muda terhadap Jumlah Sel Spermatosit Primer Pakhiten

Hasil analisis uji oneway Anova didapatkan jumlah sel spermatosit primer pakhiten pada kelompok kontrol adalah 1080, pada kelompok perlakuan pertama adalah 710, pada kelompok perlakuan kedua adalah 980. Perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan pertama sebesar 370, dan dengan kelompok perlakuan kedua sebesar 100, terjadi penurunan jumlah sel spematosit primer pakhiten. Kelompok perlakuan pertama dengan kelompok perlakuan kedua terdapat juga perbedaan, kelompok perlakuan pertama lebih kecil lagi 270 dibandingkan kelompok

(4)

perlakuan kedua. Ketiga kelompok mempunyai perbedaan yang sangat bermakna (p=0,000). Hasil analisis terlihat seperti pada tabel 1.

Hasil analisis LSD (Least Significant Difference) didapatkan jumlah sel spermatosit primer pakhiten kelompok kontrol berbeda

sangat bermakna dengan kelompok perlakuan pertama (p=0,000) dan dengan kelompok perlakuan kedua (p=0,002). Kelompok perlakuan pertama dengan kelompok perlakuan kedua terdapat perbedaan yang sangat bermakna (p=0,000) seperti pada tabel 2.

Tabel 1. Hasil uji oneway Anova jumlah sel spermatosit primer pakhiten pada mencit Balb-C setelah diberikan 0,5

ml fraksi heksan dan fraksi metanol ekstrak biji pepaya muda selama 36 hari Variabel Perlakuan n Mean F p Sper. Primer Pakhiten Kontrol 5 1080,00

Fr. Eks. heksan 5 710,00 115,68 0,000* Fr. eks. Metanol 5 980,00

The mean difference is significant at the .05 level

Tabel 2. Resume hasil uji LSD (Least Significant Difference) jumlah spermatosit primer pakhiten pada mencit

Balb-C setelah diberikan 0,5 ml fraksi heksan dan fraksi metanol ekstrak biji pepaya muda selama 36 hari

Dependent Variable (I) kelompok (J) kelompok Mean Difference (I-J) p

Spermatosit primer

pakhiten kelompok kontrol kelompok heksan 370,0000* 0,000

kelompok metanol 100,0000* 0,002

kelompok heksan kelompok metanol -270,0000* 0,000 • The mean difference is significant at the .05 level

0 200 400 600 800 1000 1200 spermatosit primer Kontrol Heksan Metanol

Gambar 1 Histogram jumlah sel spermatosit primer pakhiten pada mencit Balb-C setelah diberikan 0,5 ml fraksi heksan dan fraksi metanol ekstrak biji papaya muda selama 36 hari.

(5)

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa fraksi heksan maupun metanol ekstrak biji pepaya muda terbukti dapat menurunkan jumlah rat-rata sel spermatosit primer pakhiten. Jumlah sel spermatosit primer pakhiten pada kelompok pertama adalah 710, pada kelompok yang kedua adalah 980, sedangkan pada kelompok kontrol adalah 1080. Setelah dilakukan uji Anova dan dilanjutkan dengan uji LSD terbukti bahwa pemberian fraksi heksan maupun fraksi metanol ekstrak biji pepaya lokal Bali yang masih muda dapat menurunkan jumlah rata-rata sel spermatosit primer pakhiten secara sangat bermakna (p<0.01).

Penurunan sel-sel spermatosit pakhiten tersebut kemungkinan disebabkan oleh zat-zat aktif yang terkandung dalam fraksi heksan maupun fraksi methanol ekstrak biji pepaya muda. Zat-zat aktif yang terkandung dalam biji pepaya tersebut bisa berefek sitotoksik, anti androgen atau berefek estrogenik. Efek sitotoksik ini akan menyebabkan metabolisme sel spermatogenik terganggu (Lohiya et al. 2002). Gangguan metabolisme sel spermatogenik bisa juga disebabkan oleh efek sitotoksik dari alkaloid yang terkandung dalam biji pepaya (Arsyad, 1999). Penurunan jumlah spermatosit primer pakhiten ini diduga karena kadar hormon estradiol (E2) maupun hormon progesteron (P4) yang tinggi terdapat dalam fraksi metanol dan heksan ekstrak biji pepaya muda. Kedua hormon tersebut akan menyebabkan terganggunya sekresi FSH dan LH. Estradiol akan menyebabkan penekanan terhadap hipotalamus dan hipofisis anterior sehingga menyebabkan GnRH dan hormon gonadotropin (FSH dan LH) terhambat. FSH juga berperan penting dalam menunjang tahap pematangan maupun reduksi meiosis dari spermatosit primer pakhiten (Turek, 2005). Hormon estrogen tersebut mengakibatkan degenerasi terhadap epitel tubulus seminiferus. Jika sel-sel epitel tubulus seminiferus mengalami degenerasi maka proses spermatogenesis akan terganggu (Granner et al. 1997). Sedangkan hormon progesteron akan menghambat sekresi FSH yang mengakibatkan gangguan proses spermatogenesis(Golub et al. 2004).

Penurunan sel-sel spermatosit pakhiten tersebut mungkin juga karena terjadi penurunan hormon gonadotrofin (FSH dan LH) dan hormon testosteron. Penurunan hormon-hormon tersebut menyebabkan terjadi gangguan metabolisme pada sel spermatogenik di dalam tubulus seminiferus (Dupan et al. 1993; Turek, 2005). Penurunan sel spermatosit ini mungkin juga karena terganggunya fungsi dari sel Sertoli sehingga menyebabkan suplai laktat dan piruvat menurun, laktat dan piruvat tersebut merupakan sumber energi dari spermatosit primer pakhiten. Dengan menurunnya laktat dan piruvat akan menghambat sintesis serta aktifitas enzim laktat dehydrogenase (LDH-X) pada spermatosit primer pakhiten. Apabila LDH-X terhambat maka metabolisme sel spermatosit primer pakhiten akan terhambat dan akhirnya akan berdegenerasi (Jutte et al. 1981). Proses perubahan spermatosit primer menjadi spermatosit sekunder dan membentuk spermatid diatur oleh hormon testosteron dan FSH (Santen, 1994; Mc lachlan et al. 1994). Penurunan FSH dan testosteron tersebut akan menyebabkan hambatan dalam pengangkutan glukosa ke dalam sel spermatosit, yang mengakibatkan sintesis protein spermatosit juga terganggu (Johnson and Eveirrit, 1990; Nakamura and Hall, 1997).

Sel spermatosit pakhiten sangat sensitif ferhadap pengaruh luar dan cendrung mengalami kerusakan setelah meiosis pertama, pada saat terjadinya pindah silang antara kromosom yang homolog ((Johnson and Eveirrit, 1990; Mc Lachlan et al. 1994). Pemberian ekstrak klroform biji pepaya dapat menyebabkan terjadinya penurunan secara signifikan sel spermatosit, kehilangan organel-organel sitoplasma dan terjadi kerusakan membran sel. Bila sel-sel spermatosit mengalami kerusakan dan mengalami degenerasi maka sel spermatosit ini akan difagositosis oleh sel Sertoli sehingga menyebabkan jumlah sel spermatosit berkurang (Lohiya et al. 2002). Pemberian MCP 1 dan ECP 1 (biji pepaya yang telah dimurnikan) selama 90 hari didapatkan terjadinya vacuolisasi dari spermatosit dan hilangnya sel spermatosit. Dilaporkan bahwa kedua bahan tersebut (MCP 1 dan ECP 1)

(6)

yang berasal dari biji pepaya efektif sebagai kontrasepsi pada rat jantan karena bersifat reversibel dan tanpa efek samping (Lohiya et al. 2005). Pemberian ekstrak air biji pepaya pada rat jantan yang diberikan secara oral selama 3 minggu tidak terlihat spermatosit maupun spermatozoa (Ucha et al. 2001).

Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian fraksi heksan dan fraksi metanol ekstrak biji pepaya dapat menurunkan jumlah rata-rata spermatosit primer pakhitan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan dapat disimpulkan bahwa fraksi heksan dan fraksi metanol ekstrak biji pepaya muda menurunkan sel spermatosit primer pakhiten dengan sangat bermakna.

SARAN

1 Perlu dilakukan penelitian pada binatang tentang efek samping dari pemberian fraksi heksan ekstrak biji pepaya muda. 2 Perlu dilakukan penelitian pada binatang

tentang efek reversibilitas dari pemberian fraksi heksan ekstrak biji pepaya muda. 3 Perlu dilakukan penelitian pemberian fraksi

heksan ekstrak biji pepaya muda terhadap manusia, apabila penelitian tarhadap binatang percobaan sudah dianggap cukup UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Prof. dr. D.P. Widjana, DAP&E, Sp. Par.K, sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada saya sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dr. I Wayan Harsana, MS. sebagai Kepala Bagian Farmakologi pada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah memberikan ijin menggunakan Animal Laboratory Unit sehingga penelitian ini bisa selesai dengan baik. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya ucapkan kepada Pusat Riset dan Makanan, Badan POM Jakarta yang telah memberikan biaya untuk membiayai penelitian ini. Saya juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus

kepada Drh. Anton Budiantono, M.Si sebagai Koordinator Laboratorium Patologi Veteriner BPPV VI Denpasar yang telah memberikan bantuan tempat, saran dan prasarana dalam penelitian ini.

KEPUSTAKAAN

Arsyad KM. Terapi Medis Infertilitas Pria. Post Graduate Course. Penatalaksanaan Infertilitas Pria dan Analisis Sperma. Puslit Kesehatan Reproduksi Lemlit Unair bekerja sama dengan Litbangkes Depkes RI Surabaya, 1999. Campbell DT and Stanley JD. Experimental and

Experiment quasi Experimental Design for Reasarch. Chicago 1968.

Dupan MR. and Campana. Phisiopathology of Spermatogenesis Arrest. Fertil. Steril. 1993; 60 (6) : 37-51.

Granner DK. Hormon Gonad. In: Murry RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell V W Editors. Harper's Biochemistry 24111 Ed (Terjemahan) Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC 1997; 582- 597.

Golub MS, Kaufman FL, Campbell MA, Hong Li.. Progesterone Hazard Identification. In: Evidence on the Developmental and Reproductive Toxicity of Progesterone 2004.

Hartono H. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. 1996; 10-56.

Herrera CL, Ramos EV. & Villanueva BA. Philippine Plants as Possible Sources of Antifertility Agents. The Philippine Journal of Science 1984; 91 – 129.

Johnson M. and Eviritt. Essensial Reproduction. 3 nd Edition. Blackwell Sci. Pub. Oxford London, Edinburg 1990; 221-32

Jutte NHPM, Grootegoedja, Rommerts FFG, Van Der Mollen, HJ. Exogenous Lactate is Essential for Metabolic Activities in Isolated Spermatocytes and Spermatogenesis. J. Reprod. Fert 1981; 62: 399-405.

Lohiya, N.K., Pradyumna, K., Mishra, N., Pathak, B., Manivannan, S., Bhande, S., Panneerdoss and Sriram, S. 2005. “Efficacy Trial on The Purified Compound of The

Carica Papaya for Male Contraception In

Albino Rat”. Reproductive Toxicology. Vol. 20 : 135-148

(7)

Lohiya NK, Manivannan B, Mishra PK, Pathak N, Sriram S, Bhande SS, Panerdoss, S. Chloroform Extrac of Carica Papaya Seeds Induces Long-Term Reversible Azoospermia In Langur Monkey. Asian J of Androl. 2002; 4 (1): 17-26.

Mc Lachlan RL, Wreford NG, Weachem SJ, de Kretser DM. and Robertson D.M. Effect of Testosterone on Spermatogenic Cell Population in Rat. Biol. reprod. 1994; (51): 945-955.

Moeloek N. Perkembangan Kontrasepsi Pria Pertemuan Ilmiah Tahunan XIV Perkumpulan Andrologi Indonesia. Denpasar 2002; 11-14.

Nakamura M. and Hall PF. Efects 5-Thio-D-Glucose on Proteins Synhesis Invitro by Various Types of Cells from the Testis. J. Reprod. 1997; 49: 95-97.

Sumaryati A. Tahun Ini KB Pria Mulai Digalakkan. Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional 2004. (cited 2005 Oct

26). Available from: http://www.bkkbn.go.id/article_detail.php.

Sutyarso, Soeradi, Suhana, Nur Asikin. Pengaruh Fraksi Buah Pare Terhadap Perkembangan Sel–sel Spermatogenik Tubulus Seminiferus Mencit Jantan dan Masa Pemulihannya. Maj. Kedok Indonesia. 1992; Vol. 42. No. 7. Santen RJ. The Testis. Endocrinology and

Metabolism 1994; 885-910

Soehadi K. Spermatogenesis. Prosiding Kongres Spermatologi. Pandi 1979; 42: 97-103. Turek PJ. Hypothalamic-Pituitary-Gonadal (HPG)

Axis and Control of Spermatogenesis. In: Endocrine evaluation. Male Reproductive Laboratory Departement of Uroligy Universitas of California at San Francisco. San Francisco, California.2005; 12-20. Ucha – Nwachi EO, Ezeokoli DC, Adogwa AO,

Offiah VN. Effect of Water Extract of

Carica papaya Seed on the Germinal

Epitelium of the Seminiferous Tubules of Sprague Dewley Rats. Kaibogaku Zasahi. 2001; 76 ( 6 ) : 517-521.

Wilopo SA. Perkembangan Teknologi Kontrasepsi Pria Terkini. Gema Pria 2006. (cited 2006 Jun 18). Available from:

Gambar

Tabel 1. Hasil uji oneway Anova jumlah sel spermatosit primer pakhiten pada mencit Balb-C setelah diberikan 0,5  ml fraksi  heksan dan fraksi metanol ekstrak biji pepaya muda selama 36 hari

Referensi

Dokumen terkait

1. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian yakni data produksi meliputi total produk yang diproduksi dan biaya yang dikeluarkan sampai produk tersebut terjual. Menghitung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui degradabilitas bahan kering, bahan organik dan serat kasar ransum dengan berbagai level bagasse dalam pakan komplit secara

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga

melakukan memiliki membuat memiliki memiliki memiliki mengantar memiliki Memiliki Kurir ID Kurir Nama No_Telp Alamat_Tinggal Email Password Plat_Nomor Jenis Spd_Motor Merk

Dan kegiatan perkuliahannya diakhiri dengan melakukan penelitian yang dijadikan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Jumlah Lapisan pada Proses Pelapisan Aluminium

Jaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang saling berhubungan satu sama lain untuk melakukan komunikasi data dengan menggunakan protokol

● Mengumpulkan data tentang Teknik mendesain dan menyampaikan slide dari buku lks atau dari internet ● Mengolah berdasarkan Teknik mendesain dan menyampaikan slidemenggunakan

Vaksin untuk Leptospirosis pada manusia telah kaitan yang erat dengan patogenesis bakteri. Hal ini dikembangkan di beberapa negara termasuk Jepang. dibuktikan