• Tidak ada hasil yang ditemukan

t pk 1007176 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t pk 1007176 chapter3"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Atas dasar pada pertimbangan bahwa sifat penelitian ini tertuju pada

pemecahan masalah yang ada pada bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu, maka

pada penelitian penulis terapkan dengan metode deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan

gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. (Suharsimi: 1990).

Dengan demikian jelaslah bahwa metode deskriptif adalah suatu metode

yang berusaha menjelaskan atau mendeskriptifkan keadaan subjek atau objek

yang tertuju pada usaha menggambarkan suatu gejala gejala secara lengkap

terhadap masalah yang hendak diteliti dan dipergunakan langkah langkah atau

prosedur yang tepat dengan maksud agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Menurut Sugiyono (2009: 3) secara umum pengertian metode penelitian

adalah sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Tujuan daripada penelitian ini difokuskan pada penyusunan desain bahan

ajar bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan

penguasaan kosa kata siswa. Hasil daripada penelitian ini berupa desain bahan

ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan yang selanjutnya terhadap

desain bahan ajar tersebut dilakukan verifikasi oleh para ahli dibidang kurikulum

(2)

telah dirancang peneliti. Sehingga pendekatan penelitian ini adalah dengan

mengaplikasikan Metodologi Delphi.

Adapun dasar bagi penelitian ini dalam menggunakan Metode Delphi

adalah adanya kesesuaian Metode Delphi berkaitan dengan pemanfaatan

pendapat para ahli dengan tujuan adalah untuk memperoleh kesepakatan dengan

para ahli yang memiliki nilai reliabilitas tinggi terhadap pengusaan kurikulum dan

bahasa Inggris melalui serangkaian questionnaire yang disertai pemberian

feedback terhadap kesepakatan tersebut. Sebagaimana di jelaskan Linstone,

Harold A et al. (2002), bahwa pada awalnya konsep Delphi bertujuan untuk

memperoleh kesepakatan para ahli yang memiliki nilai reliabilitas tinggi melalui

serangkaian questionnaire yang disertai pemberian feedback terhadap kesepakatan

tersebut.

Pengertian metode Delphi menurut Linstone Harold A et al. (2002) adalah

metode strukturisasi terhadap proses komunikasi kelompok dalam membahas

masalah-masalah yang kompleks. Metode Delphi yang pada awalnya digunakan

pada bidang pertahanan AS kemudian berkembang pula pada bidang manajemen

atau riset lainnya, ini dikarenakan ada kebutuhan untuk menggabungkan informasi

subjektif (seperti analisa resiko) kedalam model evaluasi untuk membahas

masalah-masalah kompleks yang mendera masyarakat; seperti lingkungan,

kesehatan, transportasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, maka saat ini teknik

Delphi digunakan di berbagai bidang. Metode Delphi yang berasal dari organisasi

non-profit, kemudian selanjutnya Delphi merambah ke pemerintahan, industri dan

(3)

Menurut Linstone Harold A et al. (2002) ada empat langkah dalam Delphi,

yaitu:

1. Studi Pendahuluan: Eksplorasi subjek yang sedang dibahas, di mana

setiap individu memberikan informasi tambahan yang dianggap sesuai.

2. Tahap Mendesain: Proses pemahaman kelompok dalam memandang

sebuah isu (apakah anggota kelompok ada yang setuju atau tidak?)

3. Verifikasi: Jika anggota melontarkan ketidaksepahaman dalam

memandang suatu isu, maka dibahaslah alasan di balik ketidaksepahaman

tersebut. Dengan kata lain, evaluasi terhadap alasan ketidaksetujuan.

4. Menganalisa (Evaluasi akhir): Ini dilakukan manakala kita telah

menganalisa seluruh informasi yang terkumpul sementara evaluasi itu

sendiri telah mendapatkan feedback.

B. Prosedur Penelitian

Berdasarkan pada metodologi penelitan delphi diatas, maka penelitian ini

terdiri atas 4 prosedur atau langkah kegiatan. Secara rinci langkah-langkah

(4)

Gambar 3.1

Bagan Prosedur Penelitian menurut Linstone Harold A et al. (2002) a. Kajian Literatur:

Bahasa Inggris Untuk Anak Usia Dini

- Karakter Siswa Sekolah Dasar - Pembelajaran Berbasis Lingkungan kelas satu saat ini, meliputi:

- Bahan ajar/ materi Pembelajaran bahasa Inggris kelas satu - Penilaian

(5)

1. Studi Pendahuluan

a. Kajian Literatur

Tahapan ini diawali dengan kegiatan kajian terhadap dokumentasi teoritis

berupa kajian kepustakaan terhadap teori-teori yang berkaitan dengan

pengembangan bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk

meningkatkan penguasaan kosa kata siswa serta hasil penelitian yang relevan.

b. Survey Lapangan

Tahapan ini peneliti lakukan untuk mengetahui kondisi pembelajaran

bahasa Inggris pada jenjang Sekolah Dasar kelas satu di gugus III UPTD

Cihampelas Kabupaten Bandung Barat yang meliputi, kesiapan guru bahasa

Inggris dalam merencanakan pembelajaran (RPP), bahan ajar/ materi

pembelajaran bahasa Inggris kelas satu, strategi pembelajaran yang digunakan

guru dalam proses pembelajaran, dan penilaian yang dipergunakan guru bahasa

Inggris pada umumnya di gugus III UPTD Cihampelas Kabupaten Bandung Barat.

Adapun teknik yang peneliti gunakan dalam mengidentifikasi permasalahan di

lapangan melalui metode survey dengan teknik wawancara, seperti pendapat

Donaldson & Scannel (1993 : 37-41) menyebutkan ada sembilan cara atau teknik

yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, yaitu: (1)

wawancara formal, (2) observasi/ pengamatan, (3) survey, (4) tes, (5) wawancara

informal, (6) laporan dari pimpinan, (7) pemeriksaan catatan, (8) panitia

penasehat, (9) penelitian/ riset formal. Survey dalam bidang pendidikan dan

kurikulum dapat dilakukan terhadap guru untuk mengumpulkan data mengenai

kepedulian mereka terhadap masalah-masalah pendidikan, kinerja mereka dalam

(6)

pelaksanaan tugas-tugas administratif, pengabdian dan kerjasama dengan

masyarakat, dll (Sukmadinata, 2009: 83).

Kegiatan pengumpulan data pendahuluan melalui survey dengan

wawancara dapat dipergunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk studi

pendahuluan dengan maksud menemukan permasalahan yang akan diteliti, dan

juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari jumlah

respondennya sedikit/ kecil. (Sugiyono, 2009: 194). Wawancara dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu dengan wawancara terstruktur dan wawancara tidak

terstruktur. Untuk keperluan penelitian ini peneliti menggunakan kedua cara

tersebut kepada para guru bahasa Inggris dan guru kelas satu di gugus III UPTD

Cihampelas Kabupaten Bandung Barat dengan pertimbangan mereka adalah para

fasilitator yang senantiasa mengajar di kelas satu sehingga mereka memahami

bagaimana permasalahan-permasalahan yang dihadapi khususnya dalam hal bahan

ajar/ materi pembelajaran bahasa Inggris di kelas satu.

Selanjutnya setelah peneliti mengetahui kondisi di lapangan, peneliti

mengambil kesimpulan bahwa adanya kesenjangan antara kondisi bahan ajar/

materi pembelajaran bahasa Inggris kelas satu dilapangan dengan bahan ajar/

materi pembelajaran bahasa Inggris kelas satu yang diharapkan. Adanya

perbedaan kesenjangan tersebut menandakan adanya permasalahan yang dihadapi

para guru bahasa Inggris kelas satu khususnya pada permasalahan belum

tersedianya bahan ajar/ materi pembelajaran bahasa Inggris kelas satu yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran dikelas satu tingkat SD. Untuk mengatasi

(7)

bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan

kosakata siswa di Kabupaten Bandung Barat.

2. Tahap Penyusunan Desain Bahan Ajar

a. Penyusunan Draft Awal Bahan Ajar Bahasa Inggris Kelas Satu Berbasis

Lingkungan Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa

Pada langkah ini penulis menentukan pengembangan bahan ajar berbasis

lingkungan pada pembelajaran bahasa Inggris SD kelas satu yang akan mampu

meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa yang lebih efektif dari

bahan ajar yang sudah ada, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Mendesain bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sesuai

dengan standar isi pembelajaran SD kelas satu. Pembelajaran tematik

merupakan pembelajaran yang dikembangkan di kelas satu saat ini.

(2) Mengimplementasikan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan pada

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pembelajaran tematik kelas

satu yang disesuaikan dengan ruang lingkup pembelajaran bahasa Inggris

untuk SD kelas satu.

(3) Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bahan ajar

bahasa Inggris berbasis lingkungan pada tema-tema pembelajaran. Tema

pembelajaran terdiri dari 13 bab, yang terdiri dari 6 bab pada semester 1

dan 7 bab pada semester 2, tema-tema tersebut adalah sebagai berikut:

Semester 1 Semester 2

- Bab 1 Part of Body - Bab 7 Fruits

- Bab 2 My family - Bab 8 Number

(8)

- Bab 4 Part of House - Bab 10 Days

- Bab 5 Things in the kitchen - Bab 11 Shapes

- Bab 6 Foods and Drinks - Bab 12 Things in the Classroom

- Bab 13 Things on the Sky

(4) Mengembangkan teknik sajian yang tepat pada pengembangan bahan ajar

bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan yang mampu

meningkatkan penguasaan kosakata siswa.

Didasarkan pada kajian teori di bab II dalam pengembangan bahan ajar/

materi pembelajaran bahasa Inggris SD/ MI, teknik yang digunakan dalam

pengembangan bahan ajar berbasis lingkungan yang dikembangkan dalam

penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1) Teknik menyampaikan kosakata baru melalui visual (gambar), katalog,

gesture (gerakan isyarat), kosakata yang sudah diketahui dicari

persamaannya dan dari penutur asli.

2) Teknik teaching series dan word sequence, yaitu flascard, clock face,

chalkboard, transparency.

3) Siswa mulai dimotivasi untuk mempresentasikan kosakata yang sudah

dipelajari.

Teknik yang dikembangkan untuk meningkatkan penguasaan kosakata

bahasa Inggris siswa adalah sebagai berikut:

1) Vocabulary checklist: mengecek kembali dengan cara memberikan tes

pada siswa terhadap kosa kata yang telah dipelajari;

2) Word searchs: mencari atau menunjukkan kosa kata berdasarkan

(9)

3) Crosswords: memberikan latihan pada siswa untuk mengisi teka teki

silang.

b. Penyusunan Instrumen

Untuk keperluan penelitian ini penulis menyusun instrumen berupa

kuesioner untuk dipergunakan para ahli dalam menilai dan memberikan masukan

terhadap bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk

meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang telah dikembangkan oleh peneliti.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 199). Adapun kisi-kisi dari angket

yang akan penulis buat berupa pernyataan berdasarkan kepada indikator-indikator

yang menjadi komponen dalam suatu pengembangan bahan ajar bahasa Inggris

untuk SD kelas satu dan teknik penguasaan kosakata. Kuesioner tersebut

bertujuan untuk mendapatkan penilaian dari para ahli kurikulum dan bahasa

Inggris mengenai kesesuaian di dalam isi secara keseluruhan dari desain

pengembangan bahan ajar yang telah disusun penulis. Adapun kisi-kisi daripada

instrumen tersebut meliputi:

(1) Aspek Materi, meliputi kriteria:

1) Kesesuaian materi dengan kurikulum yang berlaku, dengan indikator;

(a) kesesuaian materi dengan tujuan yang berlaku

(b) kesesuaian materi dengan topik yang disarankan

(c) muatan materi dengan fokus keterampilan berbahasa

(d) muatan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan karakteristik

(10)

(e) muatan latihan yang berkaitan dengan tujuan yang disarankan

2) Kesesuaian materi dengan karakteristik pembelajar, dengan indikator;

(a) muatan visualisasi yang sejalan dengan lingkungan siswa

(b) muatan visualisasi yang sejalan dengan topik

(c) muatan visualisasi yang variatif

(d) muatan visualisasi yang jelas, tegas dan berwarna

(e) muatan kegiatan bermain yang sejalan dengan topik yang berkait

dengan dunia siswa SD

(f) muatan materi yang berkaitan kegiatan (activity-based)

3) Seleksi dan organisasi materi sesuai dengan pemahaman pembelajar,

dengan indikator;

(a) muatan kosakata yang konkrit

(b) muatan kosakata yang berkait dengan pengalaman pembelajar

(c) muatan organisasi materi secara sirkular dan topikal

(2) Aspek Penyajian, meliputi kriteria:

1) Tujuan penyajian pembelajaran dinyatakan secara jelas, dengan

indikator;

(a) sajian tujuan pembelajaran pada setiap unit

(b) arahan pembelajaran pada penguasaan keterampilan berbahasa

2) Penyajian unit dilakukan secara sirkular dan topikal, dengan indikator;

(a) sajian bahan ajar secara topikal

(11)

3) Penyajian bahan ajar tiap unit dilakukan melalui kegiatan fisik, dengan

indikator;

(a) sajian bahan ajar melalui berbagai kegiatan fisik

(b) sajian bahan ajar dengan visualisasi kegiatan

(c) sajian bahan ajar yang berkait dengan situasi lingkungan fisik

pembelajar

4) Penyajian bahan ajar secara terintegrasi dan sesuai dengan

karakteristik pembelajar, dengan indikator;

(a) sajian keterkaitan keterampilan berbahasa, sekurang-kurangnya

dua keterampilan

(b) sajian bahan ajar yang beranjak dari bahasa lisan pada kelas rendah

dan berlanjut ke bahasa tulis pada kelas tinggi

(c) sajian unsur bahasa (lafal, ejaan, kosakata, struktur) yang

dihubungkan dengan keterampilan berbahasa

(d) sajian bahan ajar dari yang global dan mengerecut ke yang lebih

kecil

5) Penyajian bahan ajar mendorong pembelajar secara aktif dan kreatif,

dengan indikator;

(a) tuntutan aktivitas pembelajar untuk mendengar, berbicara,

membaca dan menulis pada tingkatannya

(b) dorongan pembelajar untuk aktif berkomunikasi

(c) dorongan pembelajar untuk kreatif berbahasa dengan

(12)

(d) dorongan pembelajar menggunakan bahasa sambil bermain dan

beraktivitas fisik

6) Latihan disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa

berkomunikasi (verbal dan non-verbal) dan menunjang pencapaian

tujuan dalam kurikulum, dengan indikator;

(a) latihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

melafalkan

(b) latihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menggunakan kosakata dan ujaran

(c) latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan menyimak

(d) latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan berbicara

(e) latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan membaca

(f) latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan menulis

sederhana.

(3) Aspek Penguasaan Kosakata, didasarkan pada teori penguasaan kosakata

yang dikembangkan Tarigan (2011) yang disesuaikan dengan

pengembangan penguasaan kosakata untuk siswa SD yakni sebagai

berikut:

1) Penyajian kosakata dasar (basic vocabulary) dengan indikator;

(a) Sajian istilah kekerabatan

(b) Sajian nama-nama bagian tubuh

(c) Sajian kata ganti (diri, penunjuk)

(d) Sajian kata bilangan pokok

(13)

(f) Sajian kata keadaan pokok

(g) Sajian kata benda-benda universal.

2) Penyajian Catur Cara Uji Kosakata dengan indikator;

(a) Sajian uji identifikasi kata (identification)

(b) Sajian uji pilihan berganda kata (multiple choice)

(c) Sajian uji menjodohkan kata (Matching)

(d) Sajian uji memeriksa kata (Checking).

3. Tahap verifikasi/ validasi

Mengenai tahapan validasi ini, Sugiyono (2009: 414) berpendapat bahwa

validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan

produk, dalam hal ini metode mengajar yang baru secara rasional akan lebih

efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi ini

masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta di lapangan.

Selanjutnya dijelaskan pula mengenai proses validasi dengan cara: validasi produk

dapat dilakukan dengan diskusi dengan pakar dan ahli lainnya, maka akan dapat

diketahui kelemahannya, kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi

dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah

peneliti yang akan menghasilkan produk tersebut. (Sugiyono, 2009: 414).

Dalam pengertian metode Delphi bahwa validasi dilakukan dengan

pemanfaatan pendapat para ahli dengan tujuan adalah untuk memperoleh

kesepakatan dengan para ahli yang memiliki nilai reliabilitas tinggi terhadap

pengusaan kurikulum dan bahasa Inggris melalui serangkaian questionnaire yang

disertai pemberian feedback terhadap kesepakatan tersebut. Sebagaimana di

(14)

Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka pada tahap validasi ini peneliti

membuat questionnaire yang akan diisi oleh oleh para ahli kurikulum dan bahasa

Inggris untuk menilai kesesuaian antar komponen dalam bahan ajar yang telah

dikembangkan penulis. Hasil penilaian dari para ahli kemudian dianalisis untuk

menjadi masukan (feedback) bagi penyempurnaan kurikulum yang telah disusun

sebelumnya.

4. Analisis Draft Bahan Ajar Bahasa Inggris SD Kelas Satu Berbasis

Lingkungan untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa

Pada tahap ini penulis melakukan analisis terhadap draft bahan ajar

bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan

penguasaan kosakata siswa melalui kuesioner yang telah diberi penilaian dan

masukan oleh para ahli kurikulum dan bahasa Inggris. Terhadap angket dianalisis

dengan skala likert. Menurut Sugiyono (2009: 134) skala likert dipergunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan

secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Berdasarkan hasil dari penghitungan tingkat persetujuan terhadap bahan ajar

bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan

kosakata siswa yang di desain serta masukan dari para ahli kurikulum pelatihan

tersebut penulis melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap draft tersebut

(15)

5. Perbaikan Desain Draft

Setelah desain produk divalidasi melalui penilaian para ahli, maka akan

diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi

dengan cara memperbaiki desain. Peneliti disini bertugas memperbaiki desain

tersebut.

6. Melakukan uji coba terbatas

Setelah dihasilkan draft pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis

lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang

telah dilakukan validasi dan revisi oleh para ahli, penulis melakukan uji coba

terbatas terhadap draft tersebut untuk mengukur tingkat efektifitas draft bahan ajar

terhadap peningkatkan penguasaan kosakata siswa yang dilakukan pada siswa SD

kelas satu.

Metode penelitian yang digunakan dalam uji coba terbatas digunakan

metode penelitian Pre-Experimental Design (One-Group Pretest-Postest Design).

Menurut Sugioyono (2009: 109) dikatakan pre-experimrntal design, karena desain

ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Dalam desain ini masih

terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya terhadap

variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu

bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi, karena

(16)

Desain One-Group Pretest-Postest Design dapat digambarkan seperti

berikut:

o

1 = nilai pretest (sebelum menggunakan

draft bahan ajar berbasis lingkungan)

o

2 = nilai posttest (setelah menggunakan

bahan ajar berbasis lingkungan)

Pengaruh bahan ajar berbasis lingkungan terhadap peningkatan penguasaan kosakata siswa = (

o

2

o

1

)

C. Populasi dan Sampel

Untuk memperoleh data dalam suatu penelitian maka diperlukan sumber

data yang disebut populasi, seperti dikemukakan Sudjana (1989: 6) bahwa:

"Populasi adalah totalitas yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran

kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan

sifatnya".

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subyek

yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dankemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1997 :57),

sedangkan Menurut Nawawi (1985: 141) pengertian dari populasi itu adalah

totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran

kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai

sekumpulan objek yang lengkap.

Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang

dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap

hidup, dan sebagainya yang menjadi pusat perhatian dan menjadi sumber data

(17)

penelitian. Sedangkan pengertian sampel seperti dijelaskan Winarno Surachmad

(1989: 3), bahwa: "Sampel adalah penarikan sebagian dari populasi untuk

mewakili seluruh populasi."

Dari kedua pendapat tersebut, bahwa yang dikatakan populasi adalah

keseluruhan jumlah sumber data yang hendak di pelajari atau dikenal penelitian,

sedangkan yang dinamakan sampel adalah merupakan sebagian dari populasi yang

mewakili daripada populasi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa populasi dan sampel, merupakan

dua pengertian yang harus dibedakan secara jelas dan tegas, sebab keduanya

mempunyai pengertian yang berbeda, namun saling berkaitan.

Target populasi dalam penelitian ini yaitu siswa SD kelas satu dan guru

bahasa Inggris di Kabupaten Bandung Barat.

Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan purposive sa mpling

artinya bahwa penentuan sampel mempertimbangkan kriteria tertentu yang telah

dibuat terhadap objek yang sesuai dengan tujuan penelitian dalam hal ini

penelitian dilakukan pada SD kelas satu di gugus III UPTD Cihampelas yang

terdiri dari tujuh SD.

Sampel yang dipilih untuk melaksanakan uji coba terbatas terhadap draft

pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu untuk

meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang telah divalidasi oleh para ahli

yakni siswa SDN 1 Cihampelas Kabupaten Bandung Barat kelas satu yang terdiri

(18)

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui teknik survey, dokumentasi, kuesioner, teknik

wawancara dan uji coba terbatas pada hasil pengembangan draft. Survey dengan

teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh pendapat-pendapat dari para nara

sumber mengenai permasalahan yang dihadapi oleh para guru bahasa Inggris di

Kabupaten Bandung Barat saat ini terutama dalam bahan ajar bahasa inggris SD

kelas satu sehingga diketahui bagaimana situasi dan kondisi pembelajaran yang

saat ini terjadi di lapangan, teknik dokumentasi untuk memperoleh

sumber-sumber literatur yang akan mendukung kajian terhadap teori yang akan

dipergunakan serta untuk memperoleh deskripsi materi pengembangan bahan ajar

berbasis lingkungan secara rasional dan tersrtuktur serta memiliki nilai validitas

yang tinggi. Teknik kuesioner dipergunakan untuk memperoleh penilaian dan

masukan dari para ahli terhadap desain bahan ajar yang dirancang oleh peneliti.

Sedangkan uji coba terbatas pada hasil pengembangan produk yang telah

dilakukan validasi oleh para ahli dan revisi sebelumnya dilakukan dengan tujuan

untuk mendapatkan informasi apakah bahan ajar yang dikembangkan tersebut

lebih efektif dan efisien dalam meningkakan penguasaan kosakata bahasa Inggris

siswa dibandingkan bahan ajar yang lain.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui teknik kuesioner, yakni berupa penilaian para

ahli kurikulum dan bahasa Inggris kemudian dianalisis dengan menggunakan

skala likert. Menurut Sugiyono (2009: 134) skala likert dipergunakan untuk

(19)

fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara

spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Agar jawaban dari setiap item pertanyaan dalam penelitian ini dapat

analisis, maka setiap item jawaban diberi skor berupa angka. Adapun skor untuk

item jawaban adalah sebagai berikut:

1. Sangat baik diberi skor 5

2. Baik diberi skor 4

3. Cukup diberi skor 3

4. Tidak baik diberi skor 2

5. Sangat tidak baik diberi skor 1

Adapun kisi-kisi instrumen penilaian draft bahan ajar yang telah di desain

adalah sebagai berikut:

ASPEK KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN

Materi  Kesesuaian materi

dengan kurikulum yang berlaku

1. Memuat materi sesuai dengan tujuan yang berlaku

2. Memuat materi sesuai dengan topik yang disarankan

3. Memuat materi dengan fokus keterampilan berbahasa

4. Memuat kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan karakteristik siswa SD (activity-based; hands-on activity; circular; topic-based)

5. Memuat latihan yang berkaitan dengan tujuan yang disarankan

 Kesesuaian materi dengan karakteristik pembelajar

6. Memuat visualisasi yang sejalan dengan lingkungan siswa

7. Memuat visualisasi yang sejalan dengan topik

8. Memuat visualisasi yang variatif 9. Memuat visualisasi yang jelas, tegas dan

berwarna

10. Memuat kegiatan bermain yang sejalan dengan topik yang berkait dengan dunia siswa SD

11. Memuat materi yang berkaitan kegiatan (activity-based)

(20)

materi sesuai dengan pemahaman

pembelajar

13.Memuat kosakata yang berkait dengan pengalaman pembelajar

14.Memuat organisasi materi secara sirkular dan topikal

Penyajian  Tujuan penyajian pembelajaran dinyatakan secara jelas

15.Menyebut tujuan pembelajaran pada setiap unit

17.Menyajikan bahan ajar secara topikal 18.Menyajikan bahan ajar secara berulang dan

berkaitan

 Penyajian bahan ajar tiap unit dilakukan melalui kegiatan fisik

19.Menyajikan bahan ajar melalui berbagai kegiatan fisik

20.Menyajikan bahan ajar dengan visualisasi kegiatan

21.Menyajikan bahan ajar yang berkait dengan situasi lingkungan fisik pembelajar

23.Menyajikan bahan ajar yang beranjak dari bahasa lisan pada kelas rendah dan berlanjut ke bahasa tulis pada kelas tinggi

24.Menyajikan unsur bahasa (lafal,ejaan, kosakata, struktur) yang dihubungkan dengan keterampilan berbahasa

25.Menyajikan bahan ajar dari yang global dan mengerecut ke yang lebih kecil

 Penyajian bahan ajar mendorong

pembelajar secara aktif dan kreatif

26.Menuntut aktivitas pembelajar untuk mendengar, berbicara, membaca dan menulis pada tingkatannya

27.Mendorong pembelajar untuk aktif berkomunikasi

28.Mendorong pembelajar untuk kreatif berbahasa dengan menggunakan situasi konkrit

29.Mendorong pembelajar menggunakan bahasa sambil bermain dan beraktivitas fisik

 Latihan disajikan

30.Latihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melafalkan 31.Latihan diberikan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menggunakan kosakata dan ujaran

32.Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan menyimak

33.Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan berbicara

34.Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan membaca

35.Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan menulis sederhana

Tabel 3.1

(21)

Data yang diperoleh melalui uji coba terbatas hasil pengembangan draft

yang telah dilakukan validasi oleh para ahli dan revisi sebelumnya, yakni berupa

penilaian hasil pretest-postest, postest dilaksanakan setelah diberikan perlakuan

terhadap sampel penelitian dengan menggunakan draft bahan ajar bahasa Inggris

berbasis lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata

siswa yang kemudian dianalisis dengan menggunakan t-test dengan formula

sebagai berikut:

Keterangan:

t : t-test

: Jumlah hasil pretest

: Jumlah hasil postest

�� : Jumlah hasil standar defiasi

Keterangan:

SD : Standar Deviasi

: Jumlah hasil posttest dikurangi pretest

N : Jumlah sampel

Keterangan:

��

: Jumlah Standar Defiasi

SD : Standar Defiasi n : Jumlah sampel

t =

x1

− x 2 SD

SD = � − � −

(22)

Keterangan:

DF : Lefel signifikasi

n : Jumlah sampel

F. Analisis Hasil Penelitian

Pada tahapan ini peneliti melakukan pengolahan terhadap data yang

diperoleh melalui hasil validasi produk dan uji coba terbatas produk. Semua data

yang terhimpun, baik berupa hasil penilaian para ahli pengembang kurikulum dan

ahli bahasa Inggris maupun hasil uji coba terbatas produk kesemuanya diolah

yang selanjutnya dipergunakan untuk penyempurnaan desain bahan ajar bahasa

Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata

siswa. Setiap data yang diperoleh dari validasi produk dianalisis berdasarkan

komponen aspek yang dinilai sesuai kisi-kisi. Kemudian dihitung tingkat

persetujuannya terhadap bahan ajar yang didesain. Besarnya tingkat persetujuan

dinyatakan dalam bentuk prosentase persetujuan.

Untuk melakukan analisis terhadap semua hasil penelitan, baik terhadap

data hasil studi pendahuluan, penilaian dari para ahli kurikulum dan bahasa

Inggris, peneliti melakukan expert opinion, yaitu kegiatan mengkonsultasikan

semua temuan yang berkaitan dengan penelitian ini kepada ahli pengembangan

kurikulum dan bahasa Inggris juga kepada pembimbing penelitian ini. Kegiatan

ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dan saran yang lebih baik bagi

perbaikan penelitian ini secara keseluruhan. Dengan harapan penelitian ini akan

menghasilkan produk bahan ajar yang dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah.

Gambar

Gambar 3.1  Bagan Prosedur Penelitian
Tabel 3.1  Kisi-kisi Instrumen Penilaian Draft Bahan Ajar

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

77.885.367.329,61 (tujuh puluh tujuh milyar delapan ratus delapan puluh lima juta tiga ratus enam puluh tujuh ribu tiga ratus dua puluh sembilan koma enam puluh satu rupiah)

masyarakat yang bersifat majemuk dalam struktur sosial, budaya (multikulural) maupun bahwa jati diri bangsa adalah.. watak kebudayaan ( cultural character ) yang berfungsi

PERBANDINGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMAN19 BANDUNG. Universitas

Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan akar semai mangrove sejati Ceriops tagal (Perr.) C.B.Rob pada berbagai salinitas ini diteliti di rumah kaca, Fakultas Pertanian,

As reflected in the general objectives above, the scope of this course involve the basic knowledge of writing and its components. The

Pada tabel 2 dapat dilihat hasil analisis statistik dengan Spearman Rho Correlation didapatkan nilai koefisien korelasi 0,679 dan p=0,031 yang berarti bahwa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh terhadap budgetary slack, kecukupan anggaran memoderasi hubungan antara

Manajemen biaya proyek sendiri merupakan suatu proses atau kegiatan yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan dapat diselesaikan dalam